NIM : P07226119032
Prodi : Sarjana Terapan Promosi Kesehatan
Mata Kuliah : Hygiene Industri
Dosen Pengampu : Emelia Tonapa, M.Kes
B. Riwayat Penyakit
Jika memiliki riwayat penyakit mata di keluarga, maka semakin besar risiko untuk
terkena gangguan penglihatan. Cara penurunan gen mata minus, plus, silinder adalah
irregular penetration (penetrasi tidak beraturan) yang artinya dapat diturunkan pada
tingkat 1, langsung dari bapak/ibu pada anak atau pada keturunan tingkat 2 atau 3 dan
seterusnya, dapat pula pada anak laki-laki maupun perempuan.
C. Lamanya Melihat
Mata memerlukan waktu untuk melihat suatu objek kerja agar lebih fokus, objek
kerja yang terlalu kecil dan dengan bentuk yang sangat rumit akan memerlukan waktu
yang lama agar penglihatan lebih fokus.
D. Jarak Pandang dan Sudut Pandang
Mata manusia mempunyai garis sudut pandang normal sebesar 15° dan dapat
melebar sampai 60°. Sedangkan kemampuan mata normal untuk dapat membaca huruf
hasil printer sejauh kurang lebih 400 (± 50) mm. Pekerja yang bekerja dengan komputer
direkomendasikan jauhnya lapang pandang antara 350-700 mm.
E. Masa Kerja
Masa kerja merupakan waktu seseorang mulai melakukan pekerjaannya. Masa
kerja dapat diartikan sebagai sepenggalan waktu yang agak lama dimana
seseorang/tenaga kerja masuk suatu wilayah tempat usaha sampai batas waktu tertentu
(WHO dalam Rusinta, 1992).
Masa kerja merupakan kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja di suatu
tempat. Menurut Tulus (1992), secara garis besar masa kerja dapat dikategorikan
menjadi tiga, yaitu:
1) Masa kerja baru : kurang dari 6 tahun
2) Masa kerja sedang : 6 hingga 10 tahun
3) Masa kerja lama : lebih dari 10 tahun
Semakin lama seseorang bekerja dengan kondisi yang tidak memadai semakin
besar terjadinya risiko yang timbul. Contoh jika penerangan yang menerangi di tempat
kerja tidak memadai dan semakin lama bekerja pada kondisi tersebut akan berakibat
gangguan mata yang dikeluhkan oleh tenaga kerja dan dapat mempengaruhi ketajaman
penglihatan mata.
G. Faktor Penerangan
Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan seseorang
tenaga kerja melihat pekerjaan dengan teliti, cepat, dan tanpa upaya yang tidak perlu,
serta membantu menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan (Suma’mur 1995).
Penerangan yang baik dapat memberikan keuntungan pada tenaga kerja, yaitu
peningkatan produksi dan menekan biaya, memperbesar kesempatan dengan hasil
kualitas yang meningkat, menurunkan tingkat kecelakaan, memudahkan pengamatan
dan pengawasan, mengurangi ketegangan mata, mengurangi terjadinya kerusakan
barang-barang yang dikerjakan (Wardhani, 2004).
Penerangan yang kurang baik ditandai oleh cahaya yang tidak cukup, cahaya
yang menyilaukan, penyebaran yang tidak merata dan ketidakcocokan warna dapat
menyebabkan kelelahan mata dan sakit kepala. Selain itu penerangan yang kurang baik
juga dapat mengurangi efisiensi kerja dan merupakan penyebab yang biasa dari
kecelakaan kerja (Hersusanto, 1995). Penerangan yang buruk dapat berakibat
kelelahan mata, memperpanjang waktu kerja, keluhan pegal di daerah mata dan sakit
kepala di sekitar mata, kerusakan indra mata dan kelelahan mental. Timbulnya
kelelahan pada mata mengakibatkan berkurangnya daya dan efisiensi kerja,
menimbulkan kelelahan kerja serta meningkatkan kecelakaan kerja (Wardhani, 2004).
DAFTAR PUSTAKA
Haeny, Noer. 2009. Analisis Faktor Risiko Keluhan Subjektif Kecelakan Mata Pada Radar
Controller di PT Angkasa Pura II (Persero) Cabang Utama Bandara Soekarno-
Hatta. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
Hersusanto, 1995. Hand Out Penyakit Akibat Kerja. Program Studi Ilmu Pengetahuan Mata
Fakultas Kedokteran UGM. Yogyakarta.
Manggali, Rizki Retno. 2019. Analisis Kuat Penerangan Pada Laboratorium di Smk Negeri 1
Karangdadap Kabupaten Pekalongan. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Rusinta, 1992. Hubungan antara Paparan Debu Kapas di Rudang Kerja, Masa Kerja dan
Usia dengan Gejala Byssinosis Tenaga Kerja Bagian Spinning Weaving dan
Perkantoran di PT Cambrics Primissima Medari Sleman. KTI Jurusan Kesehatan
Lingkungan. Tidak Diterbitkan.
Suma’mur, PK. 1995. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: PT Toko Gunung
Agung.
Tulus M.A, 1992. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wardhani, M., Mahanani, S., Eviyanti, W. Editor Purwanto, W. 2004. Evaluasi Kebisingan,
Temperatur dan Pencahayaan. Proceding Seminar Nasional Ergonomi 2.
Yogyakarta.
Wibiyanti, Puspa Indah. 2008. Kajian Pencahayaan Pada Industri Kecil Pakaian Jadi dan
Pembuatan Tas di Perkampungan Industri Kecil. Skripsi. Depok: Universitas
Indonesia.