Anda di halaman 1dari 36

Fisika Bangunan

Maria Lady Hendrik, ST. MT


3 sks
Solar Chart

 Diagram yang
memetakan pola
lintasan matahari.
 Perbedaan posisi
lintang setiap
lokasi di bumi akan
memiliki pola
lintasan matahari
yang spesifik.
Metode penggambaran
solar chart

Equidistant Stereographic
Spherical diagram
diagram diagram
FUNGSI SOLAR CHART

 Mengetahui posisi matahari (azimuth dan


altitude)
 Periode fasad terkena sinar matahari
 Sudut datang horizontal (SDH)
 Sudut datang vertikal (SDV)
 Periode pembayangan SPSM (sirip penangkal
sinar matahari)
KOMPONEN SOLAR CHART
Azimuth dan altitude
 Sudut azimuth () matahari (solar azimuth
angle) adalah sudut antara proyeksi lingkaran
tegak yang berpusat pada titik pelihat dan
melalui matahari dan titik utara. Azimuth
digunakan untuk menghitung faktor horizontal
bayangan. Skala : 0˚- 360 ˚.
 Solar altitude angle () yaitu sudut ketinggian
matahari yang digunakan untuk mengukur
faktor vertikal bayangan. Di ukur dari horizon
ke zenith. Skala 0˚- 90 ˚
Sudut pada desain SPSM

1. Sudut datang
 Sudut datang horizontal (SDH)
 Sudut datang vertikal (SDV)

2. Sudut bayangan
 Sudut bayangan horizontal
 Sudut bayangan vertikal
Sudut datang
Sudut datangnya sinar matahari pada
SPSM, besarnya berubah – ubah
tergantung orientasi fasad juga lintasan
matahari yang di dekat bumi.
- Sudut datang horizontal diterapkan pada
gambar denah.
- Sudut datang vertikal diterapkan pada
gambar potongan.
Sudut bayangan
Sudut yang dibentuk oleh desain SPSM
untuk menunjukkan sudut perlindungan
(pembayangan) pada desain. Besar sudut
bayangan tetap, selama desain SPSM
tidak diubah serta tidak tergantung
orientasi fasar dan perubahan sudut
datangnya sinar matahari.
SPSM horizontal  membentuk sudut
bayangan vertikal
SPSM vertikal  membentuk sudut
bayangan horizontal
Daylight factor :
Daylight factor atau faktor cahaya siang
hari, merupakan perbandingan iluminasi
(kuat terang cahaya) di luar ruangan
dengan iluminasi di dalam ruangan, yang
dinyatakan dengan rumus :
DF akan terpengaruh oleh 3 komponen :
komponen langit (Sky componen/SC),
komponen pantulan luar (External
reflected component/ERC), komponen
pantulan dalam (internal reflection/IRC)

DF = SC + ERC +IRC
Titik ukur = 1/3d (d =
kedalaman ruang)
Ketinggian bidang kerja
0.75 m
Window to wall ratio (WWR)

 
Daylight Feasibility
1. Tujuan dari penentuan Daylight
Feasibility: menentukan seberapa
banyak cahaya yang diinginkan untuk
masuk ke dalam ruang
2. Apakah penggunaan jendela akan
mendukung kenyamanan pengguna
ruang / bangunan dan meningkatkan
produktivitas kerja
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam menentukan Daylight
Feasibility
Penempatan jendela sebaiknya
mempertimbangkan pemanfaatan cahaya
siang hari.
Bangunan yang terletak di tengah-tengah
kawasan permukiman atau perkampungan
di perkotaan akan mengalami sedikit
kesulitan untuk mendapatkan cahaya
siang matahari, dikarenakan
pembayangan di sekitar kawasan.
 Faktor-faktor terkait Daylight Feasibility
• Penggunaan kaca pada jendela, harus mempertimbangkan
kualitas kaca dalam meneruskan cahaya matahari.
• Penggunaan kaca hitam pada jendela akan menghambat
masuknya cahaya ke dalam bangunan.
• Pemanfaatan cahaya siang akan menghemat penggunaan
lampu (energi listrik) dalam bangunan
• Penggunaan lampu-lampu yang dapat diatur intensitas
cahayanya (dengan dimmer) serta mematikan lampu jika
tidak digunakan merupakan tindakan cerdas untuk
penghematan energi.
 Atur intensitas masuknya cahaya sesuai kebutuhan pengguna:
untuk ruang kelas membutuhkan cahaya alami yang cukup
terang tetapi tidak menyilaukan untuk aktivitas belajar.
 Daylight feasibility/kelayakan untuk menghitung cahaya siang
diterapkan pada setiap kebutuhan ruang dalam bangunan.
 Setiap jenis ruang, aktifitas dan pengguna membutuhkan
cahaya siang dalam kapasitas yang berbeda.
 Langkah – langkah menghitung feasibility faktor
 Langkah 1 : hitung WWR (window to wall ratio)
 Langkah 2 : tentukan VT (visible transmitan/
tingkat kejernihan kaca) berdasarkan tabel di
bawah. Nilai VT sempurna = 1
 Langkah 3 : tentukan nilai OF (obstruction factor/ faktor
penghalang)
• Perhatikan letak bidang kerja dari jendela atau dari
tengah-tengah posisi jendela (as-jendela) max. adalah 3.3
m.
• Bila jendela yang seharusnya meneruskan cahaya siang
matahari, tidak dapat meneruskan cahaya karena adanya
faktor penghalang (contohnya adalah tembok pagar,
vegetasi, pembayangan dari bangunan lain, konstruksi
tinggi yang lain), maka area kerja menerima cahaya
kurang optimal, sehingga fungsi jendela untuk
memasukkan cahaya menjadi berkurang karena adanya
faktor penghalang tersebut (Obstruction Factor).
• Nilai OF terletak pada rentang 1-0,4 dan 0 jika sama sekali
terhalang dinding
Feasibility Factor (FF)= WWR
x VT x OF

Maka,
Jika diketahui nilai FF ≥ 0,25, maka
daylighting/pencahayaan siang patut
dipertimbangkan untuk penghematan energi
dalam bangunan.

Namun, jika FF < 0.25, hal yang perlu


diperhatikan adalah memperluas bukaan
jendela, mengurangi OF dan/atau
menggunakan kaca dengan nilai VT yang lebih
tinggi.
Soalhalaman 171
Denah p = 10 l= 5 tinggi = 3
Jendela = tinggi 2, lebar 2 ambang bawah
80cm
Penghalang, jarak 2,5 m, tinggi 2,5m

Anda mungkin juga menyukai