Anda di halaman 1dari 10

49

Rancang Bangun Perangkat Lunak Analisis Penyerapan Radiasi Matahari


Pada Selubung Bangunan
Sahat Erwin Gemayel Siagian

Program Magister Teknik Elektro


Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
e-mail: erwingemayel@gmail.com

Abstract– Penelitian ini merancang suatu perangkat gedung hemat energi di Indonesia yang sesuai dengan
lunak analisis penyerapan radiasi matahari pada Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk gedung hemat
selubung bangunan bertujuan memodelkan dan energi melalui pengembangan building code hemat
memprediksi dengan cepat dan handal nilai dari radiasi energi serta pengembangan software rancangan gedung
matahari yang diperlukan secara real time dan serta hemat energi. Salah satu building code untuk konservasi
menunjang kriteria perancangan, konservasi energi dan energi pada gedung adalah tentang konservasi energi
rekomendasi dari selubung bangunan pada bangunan selubung bangunan pada gedung
gedung yang optimal, sehingga penggunaan energi Selubung bangunan adalah sebuah bangunan yang
dapat effisien tanpa harus mengurangi dan atau menutupi sebuah bangunan atau struktur dari atas.
mengubah fungsi bangunan, kenyamanan dan Selubung bangunan memiliki fungsi untuk melindungi
produktivitas kerja. Bentuk penelitian yang digunakan bagian bawahnya dari penerimaan radiasi matahari yang
adalah studi literatur dan diaplikasikan dengan riset masuk melalui selubung bangunan.
eksperimental pembuatan perangkat lunak. Panas yang diterima dalam sebuah bangunan
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi untuk disebabkan oleh kalor yang diterima oleh bangunan
mengetahui pentingnya perangkat lunak analisis melalui radiasi matahari. Radiasi matahari berkait erat
penyerapan radiasi matahari pada selubung bangunan dengan sudut matahari, yang menunjukkan kedudukan
dan studi dokumenter (documentary study) dengan matahari pada suatu waktu tertentu. Kedudukan pada
mempelajari buku-buku, majalah, skripsi, pencarian di suatu tempat di bumi memiliki pengaruh terhadap
internet serta referensi yang relevan. Penelitian ini radiasi matahari. Kedudukan ini kemudiannya
menghasilkan perangkat lunak yang memiliki fungsi dinyatakan dengan orientasi terhadap sinar matahari.
utama yaitu melakukan perhitungan dan memodelkan Keadaan permukaan di mana sinar matahari yang jatuh
serta memprediksi dengan cepat nilai dari radiasi juga dipengaruhi oleh sudut permukaan selubung
matahari yang diperlukan secara real time dimana bangunan.
selubung bangunan yang digunakan dalam pemodelan Provinsi Kalimantan Barat terletak di garis katulistiwa,
ini meliputi bidang horisontal, bidang vertikal, semi sehingga mempunyai sumber energi surya yang
silinder, dan kubah. Perbandingan data diffuse berlimpah dengan intensitas radiasi matahari rata-rata
radiation antara data BMKG dan Software Analisis sekitar 4.8 kWh/m2 per hari. Dengan berlimpahnya
Surya v.1 Kota Pontianak menunjukkan rata-rata sumber energi surya yang belum dimanfaatkan secara
perbedaan 4.65%, data direct radiation menunjukkan optimal, sedangkan di sisi lain ada sebagian wilayah di
rata-rata perbedaan 6.33% dan data global radiation Provinsi Kalimantan Barat yang belum terlistriki karena
menunjukkan rata-rata perbedaan sebesar 5.20%. Hasil tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN, sehingga
pengujian perhitungan secara dan perhitungan diperlukan perhitungan penyerapan radiasi matahari di
menggunakan perangkat lunak menunjukkan hasil yang suatu daerah guna dapat merancang Pembangkit Listrik
sama seperti yang diharapkan. Tenaga Surya (PLTS) dengan sistemnya sebagai salah
satu pembangkit listrik alternatif.
Keywords– Rancang bangun, Radiasi matahari,
2. Landasan Teori
Selubung bangunan
Bumi kita menerima energi hampir secara
keseluruhan berasal dari matahari melalui radasi, oleh
1. Pendahuluan
sebab itu matahari berpengaruh dominan terhadap iklim.
Konservasi energi merupakan agenda global untuk Spektrum radiasi sinar matahari seperti pada
mengurangi emisi CO2 sebesar 50-80% untuk gambar II.1 berada dalam rentang antara 290
pencegahan peningkatan suhu bumi sebanyak 2o C pada hingga 2300 nm (nanometer = 10 -9) Berdasarkan
tahun 2050. Beberapa upaya standar konservasi energi persepsi rata-rata manusia, radiasi dapat kita
yaitu konservasi energi pada perancangan konservasi kategorikan ke dalam :
energi pada bangunan. 1. Radiasi Ultra-violet, 290 hingga 380 nm,
Menurut Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan menghasilkan efek fotokimia, bleaching, sunburn,
dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber dsb.
Daya Mineral, perlu adanya program gedung hemat 2. Cahaya yang terlihat, 380 (violet) hingga 700 nm
energi ditujukan untuk mendorong pembangunan (merah).

Jurnal ELKHA Vol.5, No 1, Maret 2013


50

3. Radiasi infra merah pendek, 700 hingga 2300 menggunakan satuan MJ/m2 (megajoule per meter
nm, radiasi panas dengan beberapa efek fotokimia. persegi).
2.1 Perhitungan Jumlah Radiasi Matahari
Radiasi sinar matahari biasanya dihitung dari
besarnya fluks energi yang dinamakan irradiance
(G) dan dinyatakan dalam satuan W/m2 . Jika
jumlah radiasi diukur per satuan luas, maka besarnya
Gambar 1. Spektrum cahaya matahari energi ini dinamakan irradiation (D). Jika besarnya
Distribusi energi dari radiasi bervariasi menurut fluks dari 1 W/m2 diukur dalam 1 jam, maka besarnya
altitude, sebab dalam hal ini terdapat efek energi adalah 1 Wh/m2 = 3600 J (Joule). Jika iradians
penyaringan dari atmosfer. Beberapa gelombang pendek rata-rata (G) dalam satu jam adalah 1 W/m , maka
diserap oleh atmosfer dan di-radiasi-kan kembali dalam besarnya iradiasi (D) selama 1 jam adalah 1 Wh/m =
bentuk gelombang yang lebih panjang, sebagai 3600 J/m2
contoh infra merah panjang memiliki panjang di atas 10 Kedua pengukuran di atas selalu melibatkan
000 nm. perhitungan pada bidang horizontal, dan selalu
Karena Efisiensi penyinaran dari radiasi energi terdiri dari dua komponen, radiasi sinar secara
tergantung pada komposisi spektral, tidak ada kaitan langsung dan radiasi difus. Mula-mula radiasi
yang tetap antara intensitas radiasi dan efeknya menuju permukaan horizontal secara langsung,
terhadap pencahayaan. Akan tetapi, sebagai pedoman kemudian bidang akan menyebarkan radiasi melalui
umum, nilai dari 100 lumen/watt dapat digunakan refleksi menuju atmosfer bumi.
untuk radiasi matahari. Hal ini berarti illuminasi yang Permukaan selain bidang horizontal juga akan
diberikan adalah 100 lux untuk setiap intensitas W/m menerima radiasi dari pantulan permukaan tanah.
atau 100.000 lux per kW/m Radiasi selalu diukur pada bidang normal, yaitu tegak
Pada tanggal 21 Maret dan 23 September area di lurus terhadap sinar datang radiasi. Besarnya radiasi
sepanjang Equator berada pada posisi normal teradap matahari juga dapat diukur pada berbagai bidang yang
sinar matahari. Untuk seluruh kawasan di bumi memiliki kemiringan, yaitu jika bidang tersebut
berada pada periode equinox yaitu mengalami waktu diketahui besar sudut kemiringannya dan
siang dan malam hari yang relatif sama panjang. orientasinya.
Gambar 2 di bawah ini menunjukkan bahwa Istilah subskrip yang digunakan dalam perhitungan
dengan adanya kemiringan sumbu bumi sebesar 23,50 iradians (G) dan iradiasi (D) adalah:
terhadap bidang normal, maka beberapa kawasan di Subskrip pertama:
muka bumi mengalami perbedaan musim, dan di h - pada bidang horizontal
kawasan kutub utara terdapat perbedaan yang n - tegak lurus terhadap bidang normal
signifikan terhadap lamanya waktu siang dan malam p - pada bidang yang ditentukan
dalam setahun v - pada bidang vertikal (orientasi ditentukan)
tanpa subskrip pertama artinya terhadap suatu bidang
Subskrip kedua :
b - sinar (langsung)
d - disebarkan (diffuse)
r - dipantulkan (reflected)
tanpa subskrip kedua artinya nilai total
Data pengukuran radiasi lokal yang sesungguhnya
diperlukan untuk mengetahui besarnya radiasi matahari
Gambar 2. Hubungan posisi antara bumi dan matahari secara spesifik akibat pengaruh kondisi langit.
Pengukuran yang dapat digeneralisasi ialah hanya untuk
2.1. Pengukuran Radasi Sinar Matahari mengetahui nilai radiasi pada saat kondisi langit cerah,
Alat rekam sinar matahari sederhana akan mencatat yaitu pada saat perolehan panas maksimal. Hal ini dapat
durasi sinar matahari, yang dapat ditunjukkan dalam diketahui apabila posisi altitude matahari diketahui.
beberapa jam sehari, seperti mencari rata-rata dalam Untuk mencari jumlah radiasi pada bidang yang
sebulan. Alat ukur radiasi sinar matahari bervariasi, memiliki kemiringan, nilai yang dicari ialah iradians-
mulai dari solarimeter, heliometer, actinometer dan nya. Rumus untuk mencari nilai ini menggunakan
pyranometer digunakan untuk menghitung jumlah rumus iradians versi Szokolay.
radiasi matahari dalam satuan Btu/ft2h, dalam satuan
kcal/m2h, atau dalam satuan internasional dalam watt
per meter persegi (W/m2). Satuan ini merupakan
intensitas instant, seperti pengukuran energi yang
datang per meter persegi dari suatu permukaan per
detik. W/m2 = J/m2s, seperti W = J/s). Jika dihitung
dalam satu hari penuh, maka total yang diterima
51

Tabel 1. Nilai iradians matahari terhadap altitude di bawah kecerahan, sehingga dapat ditetapkan besarnya radiasi
kondisi langit cerah untuk suatu lokasi tertentu.
Sudut deklinasi adalah posisi latitud dari matahari
terhadap permukaan bumi pada saat tengah hari, yang
merupakan fungsi dari waktu dalam setahun dan
dihitung :

2.8
Besaran Sudut Jam dimana letak matahari di langit
dinyatakan dengan sudut jam, yaitu nol untuk tengah
hari (waktu dimana matahari terletak pada posisi
tertinggi di langit), nilai negatif untuk pagi dan positif
Rumus ini memiliki beberapa tahap, yaitu: untuk sore.
Iradians pada bidang tertentu dapat dicari, jika iradians 2.9
terhadap bidang normal diketahui(Gnb) : dengan ts adalah waktu matahari dalam jam ts = 12
Gpb = G nb x cos  . 2.1 untuk tengah siang. Persamaan tersebut diasarkan pada
kenyataan bahwa matahari bergerak 15° per jam.
Jika iradians pada bidang horizontal (Ghb) diketahui: Waktu yang sering digunakan (waktu sipil) tidak selalu
Gnb = G hb / cos (90 - ) = G hb / sin  2.2 sama dengan waktu matahari. Relasi antara kedua waktu
Maka : dihitung sebagai berikut:
Gpb = Ghb (cos  / sin ) 2.3 ..................
Difus atau penyebaran iradians pada bidang miring 2.10
akan bergantung pada proporsi kondisi langit di mana
bidang terekspos sinar matahari. Jika sudut kemiringan dengan
bidang adalah , maka: tc : waktu sipil dalam jam
Gpd = Ghd (1 + cos ) / 2 2.4 Lloc : longitud (letak bujur) untuk lokasi (Lloc < 0
0 untuk barat, (Lloc > 0 untuk timur).
Pada sudut kemiringan 0 , koefisien adalah (1+1) / Tc : daerah waktu lokal dalam jam dari GMT
2 = 1, dan pada sudut 900(vertikal) adalah (1+0) / E : penyamaan waktu dalam jam.
2 = 0.5. Oleh karena itulah permukaan vertikal Waktu penyamaan adalah faktor untuk
hanya memperoleh separuh dari nilai penyebaran memperhitungkan efek orbit bumi yang bersifat eliptis.
iradiasi bidang horizontal.
Nilai iradians pantulan (reflected) pada bidang miring
tergantung dari kebalikan sudut kemiringan dan
… 2.11
reflektansi () dari permukaan tanah, dan total
iradians pada bidang horizontal. maka: dengan
Gpr = =  G h (1 - cos ) / 2 2.5
2.12
Di mana reflektansi,
 = 0.2 untuk permukaan tanah yang gelap, seperti bila Sudut datang radiasi surya untuk suatu permukaan
tertutup oleh vegetasi, dan juga untuk iklim moderat dihitung sbb:
serta iklim tropis lembab. COS θ = SIN δ SIN φ COS β
 = 0.7 untuk tanah yang tandus, pasir, dan juga untuk - SIN δ COS φ SIN β COS γ
iklim panas kering, maka nilai total iradians pada bidang COS δ COS φ COS β COS ω
yang memiliki kemiringan adalah : COS δ SIN φ SIN β COS γ COS ω
Gp = Gpb + Gpd + Gpr 2.6 + COS δ SIN β SIN γ SIN ω 2.13
= Ghb cos β / sin γ + [Ghd (1 + cos ) / 2] + [ G dimana:
β : sudut kemiringan permukaan
h (1 - cos ) / 2]
γ : azimut permukaan
Atau pada bidang vertikal:
G v = [G hb (cos  / sin )] + [0.5 G hd] +
φ : latitud
δ : deklinasi
[ 0.5 G h] 2.7 ω : sudut jam
Untuk mengetahui skala radiasi pada bidang normal
dan horizontal, maka diperlukan grafik skala radiasi. Untuk bidang yang dipasang horisontal (β = 0),
Skala radiasi ini penggunaanya ialah dengan cara di diperoleh:
- overlay terhadap sun-path dan dengan solar radiation COSθ z ά COSφ COSδ COSω ฀ SINφ SINδ 2.14
overlays.
Besaran Sudut Latitud merupakan spesifikasi lokasi Nilai radiasi untuk bidang normal terhadap arah radiasi
tempat pada permukaan bumi. Nilai latitud merupakan surya pada atmosfer teratas (radiasi ekstraterestrial)
variabel penting dalamperhitungan energi surya, yang dihitung dengan:
digunakan untuk menentukan nilai radiasi dari indeks 2.15
52

dengan n adalah hari ke-n dalam setahun (1 untuk Tabel 2. Radiasi matahari di kota Pontianakk
tanggal 1 Januari dan 365 untuk 31 Desember), Gsc =
1,367 kW/m2 adalah konstanta surya. Sehingga nilai
radiasi ekstra terestrial untuk bidang datar adalah:
2.16

dengan θz adalah sudut Zenit.


COSθ z ά COSφ COSδ COSω ฀ SINφ SINδ 2.17
dengan
φ : sudut latitud
δ : sudut deklinasi
ω : sudut jam
Nilai total radiasi ekstraterestrial untuk setiap meter
persegi dapat diperoleh dengan integrasi persamaan Go
dari sejak matahari terbit sampai terbenam. Hasil 3.1Selubung Bangunan
integrasi diperoleh: Selubung Bangunan (building envelope) adalah
penutup bagian atas dari bangunan, termasuk
……………… 2.18 rangka yang mendukungnya. Selubung bangunan harus
memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut [5] :
dengan ωs adalah sudut jam ketika matahari terbenam 1. Berlaku hanya untuk komponen dinding dan atap
dihitung dengan: pada bangunan gedung yang dikondisikan (mempunyai
COSω s ά − TANφ TANδ 2.19 sistem tata udara)
Nilai rerata jam radiasi ekstraterestrial diperoleh dengan 2. Perpindahan termal menyeluruh untuk dinding dan
integrasi untuk setiap jam yaitu: atap tidak boleh melebihi nilai perpindahan termal
menyeluruh yaitu tidak melebihi 35 W/m2
2.20 Selubung bangunan memiliki peran penting dalam
menjawab masalah iklim dan penghematan energi,
seperti radiasi matahari, hujan, kecepatan angin ,
2.21 tingginya kelembaban serta pemanfaatan potensi alam
antara lain dengan memanfaatakan cahaya alami untuk
dengan ω1 sudut jam awal dan ω2 akhir. penerangan ruang serta penghawaan alami baik melalui
dan faktor awan dinding maupun atap , serta memilih material yang
3. Analisa Data Iklim Indonesia [18] memiliki perambatan panas relatif kecil Faktor panas
yang berasal dari luar bangunan akan masuk kedalam
Daerah Kalimantan merupakan daerah curah hujan ruang melalui selubung bangunan, baik melalui dinding
cukup tinggi. Hutan dan sungai yang cukup menyebar di maupun atap yang merupakan beban pendingin yang
pulau membuat kelembaban relatif tinggi. Daerah tepi harus dinetralisir oleh sistem pendingin (AC) dengan
pantai relatif panas, terutama Pontianak yang dilalui menggunakan energi. [17]
garis 0 derajat katulistiwa. Untuk itu dalam rangka pemikiran penghematan energi,
maka perolehan panas tersebut harus dibatasi.
Perambatan panas (Heat Transfer) adalah proses
perpindahan kalor dari benda yang lebih panas ke benda
yang kurang panas. Terdapat tiga cara perambatan panas
1. Perambatan Panas konduktif : perpindahan panas dari
benda yang lebih panas ke benda yang kurang panas
melalui kontak (sentuhan).
1. Perambatan panas konvektif : perpindahan panas
dari benda yang lebih panas ke benda yang kurang panas
melalui aliran angin (atau zat alir lainnya)
2. Perambatan panas radiatif: perpindahan panas dari
benda yang lebih panas ke benda yang kurang panas
dengan cara pancaran.
Gambar 3. Topografi pulau Kalimantan
53

memodelkan hasil perhitungan analisis penyerapan


radiasi matahari pada selubung bangunan. Fasilitas
lainnya dapat dilihat pada menu perangkat lunak.

Gambar 4. Selubung bidang horisontal

Gambar 5. Selubung bidang vertikal

Gambar 7. Bagan Alir Pemodelan

Gambar 6. Selubung semi silinder

3. Rancang Bangun Perangkat Lunak Analisis


Penyerapan Radiasi Matahari Pada Selubung
Bangunan
Penelitian ini merancang suatu perangkat lunak
analisis penyerapan radiasi matahari pada selubung
bangunan yang dapat memodelkan penyerapan radiasi
matahari pada berbagai contoh selubung bangunan.
Selubung bangunan yang digunakan dalam pemodelan
ini meliputi Bidang Horisontal, Bidang Vertical, Semi
Silinder dan Kubah. Parameter yang ditinjau dalam
pengolahan data analisis penyerapan radiasi matahari ini
meliputi : area absorbtansi radiasi matahari, faktor
radiasi matahari (Solar Factor = SF), yaitu radiasi total,
radiasi langsung dan radiasi difuse.
Perangkat Lunak Analisis Penyerapan Radiasi Matahari
Pada Selubung Bangunan bertujuan memodelkan dan
memprediksi dengan cepat dan handal nilai dari radiasi
matahari yang diperlukan secara real time.
Fasilitas yang terdapat dalam perangkat lunak ini antara
lain menampilkan langkah-langkah penyelesaian dan
54

Gambar 11. Tampilan menu hari

Gambar 12. Tampilah menu waktu


Gambar 8. Bagan Alir Pemodelan 5. Pengujian dan Perbandingan Hasil Perangkat
Lunak dengan Data Intensitas Radiasi Matahari
4.1 Menu Utama Perangkat Lunak Analisis Surya V.1 bulanan di Kota Pontianak, Putussibau, Sintang dan
Form menu utama (main program) dirancang Ketapang selama setahun
menggunakan form standard dari Visual Basic 6.0. Pengujian perangkat lunak analisis penyerapan radiasi
Didalamnya terdapat menu Metode, Lokasi, Hari, matahari pada selubung bangunan dengan data intensitas
Waktu, Pilihan, Objek menu menggunakan form tab dari radiasi matahari di kota Pontianak mengambil contoh
Visual Basic 6.0 yang mempermudah dalam dengan menggunakan selubung bangunan semi silinder.
penyelesaian langkah demi langkah. Gambarnya dapat Faktor awan (Cloud Faktor) diambil nilai nol (0) sangat
dilihat seperti dibawah ini. cerah (clearsky) agar mendapatkan hasil pengukuran
yang optimal. Data intensitas

Gambar 9. Tampilan menu utama perangkat lunak analisis Gambar 13. Peta Kalimantan Barat pada Terrain Map Google
penyerapan radiasi matahari pada selubung bangunan
BMKG Automatic Weather Station Online
Untuk menguji apakah hasil perhitungan menggunakan
perangkat lunak ini sama dengan atau mendekati
perhitungan iklim data di Kota Pontianak, Putussibau,
Sintang dan Ketapang. dapat kita lihat pada tabel
perbandingan berikut.
Informasi Geografis [15]

Gambar 10. Tampilan menu lokasi


55

Tabel 4. Data radiasi matahari bulanan Badan Meteorologi,


Klimatologi dan Geofisika wilayah Siantan (Pontianak),
Putussibau, Sintang dan Ketapang

Tabel 5.Global, diffuse dan direct normal radiation (radiasi


Gambar 14. Hasil simulasi pengujian pada kota Pontianak, langsung) matahari di kota Pontianak
Putussibau, Sintang dan Ketapang
Tabel 3. Data radiasi matahari bulanan perangkat lunak
analisis surya

5.1 Pengujian dan Perbandingan Hasil Perangkat


Lunak dengan Data Intensitas Radiasi Matahari di
Kota Pontianak bulanan selama setahun
Pengujian perhitungan radiasi matahari bulanan di
kota Pontianak, Putussibau, Sintang dan Ketapang
dilakukan dengan membandingkan data hasil perangkat
lunak analisis penyerapan radiasi matahari dengan data
yang diambil dari situs Badan Meteorologi dan
Geofisika wilayah Siantan (Pontianak), AWS
Putussibau, AWS Sintang dan AWS Rahadi Oesman
Ketapang. Pengamatan dengan menggunakan perangkat
lunak Analisis Surya pada selama setahun dapat diliat
pada tabel berikut.
Tabel 6. Perbandingan besarnya radiasi Matahari G antara data
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dan data
menggunakan Software Analisis Surya v.1

Perbandingan Besarnya Radiasi Matahari G


antara Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika dan Data Menggunakan Software
Analisis Surya V1.0
Data Badan
500 Meteorologi,
461,34 477
461,34 459,43
450 450 Klimatologi dan
413,23 430
400 400 Geofisika tahun
350 1986-2005
SINTANG
PONTIANA

PUTUSSIB

KETAPANG

Data Menggunakan
KOTA
KOTA
KOTA

KOTA

Software Analisis
AU
K

Surya V1,0

Gambar 15. Perbandingan besarnya radiasi matahari


56

Perbandingan Data Diffuse Radiation Antara Data BMKG 1986-2005


5. Hasil pengujian perhitungan secara manual dan
dan Software Analisis Surya v.1 Kota Pontianak perhitungan penggunakan perangkat lunak
100 menunjukkan hasil yang sama seperti yang
80 Data BMKG 1986-2005
60 diharapkan.
40 Data Sowftware Analisis Surya
20 v.1 6. Kelemahan dari perangkat lunak ini adalah belum
0
adanya tools yang dapat langsung memposisikan

r
ri
F e ri

Ag uli
ni
et

r
ril

O er
ei

ov er
be

be
a

ua

Se stu
Ju
Ap
ar

b
J

ob
nu

em
dengan tepat nilai dari latitude dan altitude sesuai

em

m
br

kt
Ja

se
pt

De
N
keinginan user di peta, belum tersedianya
Perbandingan Data Direct Radiation Antara Data
BMKG 1986-2005 dan Software Analisis Surya v.1 kemampuan untuk melakukan perhitungan
Kota Pontianak
pemanasan, pendinginan, air, pencahayaan, dan
500
400
Data Badan
Meteorologi, beban konsumsi energi dan biaya untuk suatu
300 Klimatologi dan
200 Geofisika tahun
1986-2005
bangunan tinggal atau komersial serta tidak
100
0 Data Menggunakan
Software Analisis
tersedianya database iklim dan radiasi untuk kota-
i
et ei li r
ar Ju
r
be
Ja
nu M
ar M
pt
em
be
No
ve
m
Surya V1,0
kota yang berada di Indonesia dan dunia
Se

Gambar 16. Perbandingan data direct radiation Referensi


Perbandingan Data Global Radiation Antara Data
BMKG 1986-2005 dan Software Analisis Surya v.1 [1]. Mahyuzir, Tavri D. , Pengantar Analisis dan
Kota Pontianak
Perancangan Perangkat Lunak Lunak, PT. Elex Media
200 Data Badan Komputindo,Jakarta. 1991
Meteorologi,
150
Klimatologi dan
100 Geofisika tahun [2]. Pressman, Roger S., Rekayasa Perangkat Lunak
1986-2005
50
Data Menggunakan
Pendekatan Praktisi Buku Satu, Andi dan McGraw-Hill
0
ri et ei li r r
Software Analisis Book Co, Yogyakarta. 2002
a ar Ju be be Surya V1,0
nu M
em
Ja M em
pt ov
Se N [3]. Birchfield, Stan, Element Of Software Engineering,
Clemson University
Gambar 17. Perbandingan data global radiation
[4]. Kurniadi, Adi, 2000, Pemrograman Visual Basic 6.0,
2nd ed, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Dari hasil pengujian yang dilakukan, perhitungan secara
[5]. Badan Standardisasi Nasional. Konservasi energi
manual dan dengan menggunakan perangkat lunak
selubung bangunan pada bangunan gedung. SNI 03-
analisis penyerapan radiasi matahari pada selubung 6389-2000, Jakarta, Indonesia. 2000.
bangunan diperoleh hasil yang sama. hal ini
menunjukkan bahwa perangkat lunak analisis [6]. Jurnal Insinyur Mesin., SNI 03 - 6389 - 2000 :
penyerapan radiasi matahari pada selubung bangunan Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan
dapat digunakan dengan baik, cepat dan mudah gedung, diakses tanggal 3 Oktober 2012.
[7]. Loekita, Sandra, Analisis Konversi Energi Melalui
6. Kesimpulan
Selubung Bangunan, Dimensi Teknik Sipil Volume 9,
1. Perangkat lunak ini memiliki fungsi utama yaitu Universitas Kristen Petra. Surabaya. 2007
melakukan perhitungan dan memodelkan serta [8]. Aziz, Azwan, Pengaruh Material Pada Selubung
memprediksi dengan cepat nilai dari radiasi matahari Bangunan, Fakultas Teknik Universitas Indonesia,
yang diperlukan secara real time Jakarta. 2009
2. Selubung bangunan yang digunakan dalam
[9]. Jamala, Nurul., Husnah Rahim., Ramli Rahim.,
pemodelan ini meliputi Bidang Horisontal, Bidang Pengaruh Orientasi Bangunan Terhadap Temperatur
Vertikal, , Semi Silinder, dan Kubah Ruangan, Jurnal Penelitian Enjinering Vo. 9, No. 3
3. Perbandingan data diffuse radiation antara data September – Desember 2003
BMKG dan Software Analisis Surya v.1 Kota
[10]. Yahiaoui, Azzedine, dkk. Cooling Load Calculation and
Pontianak menunjukkan rata-rata perbedaan 4.65%.
Principles, Countinuing Education and Development,
Perbandingan data direct radiation antara data New York
BKMG dan Software Analisis Surya v.1 Kota
Pontianak menunjukkan rata-rata perbedaan 6.33% [11]. Waddel. Cassie., Karasekar. Shruti, Solar Gain and
dan Perbandingan data global radiation antara data Cooling Load Comparison Using Energy Modeling
Software, Fourth National Conference of IBPSA-USA,
BMKG dan Software Analisis Surya v.1 Kota
New York. 2010
Pontianak menunjukkan rata-rata perbedaan sebesar
5.20% [12]. de Dear , Richard J. Thermal comfort in naturally
4. Perbedaan hasil pengujian antara perhitungan ventilated buildings: Revisions to ASHRAE Standard 55,
menggunakan perangkat lunak dan data dari Badan Elsevier Journal Energy and Building. 2002
Meteorologi dan Geofisika Kalimantan Barat [13]. Laodi, Abdel Azis., Climatic Desain Information.
dimungkinkan karena penggunaan tools dan metode Elsevier Journal Energy and Building. 2000
pengiriman perhitungan yang terekam pada
[14]. Fountain, M., Huizenga, C. A Thermal Sensation
pengujian. Prediction Software Tool for Use by The Profession,
Centre For The Build Enviroment, UC Barkley, 2007
57

Jurnal ELKHA Vol.5, No 1, Maret 2013


58

Jurnal ELKHA Vol.5, No 1, Maret 2013

Anda mungkin juga menyukai