Abstract– Penelitian ini merancang suatu perangkat gedung hemat energi di Indonesia yang sesuai dengan
lunak analisis penyerapan radiasi matahari pada Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk gedung hemat
selubung bangunan bertujuan memodelkan dan energi melalui pengembangan building code hemat
memprediksi dengan cepat dan handal nilai dari radiasi energi serta pengembangan software rancangan gedung
matahari yang diperlukan secara real time dan serta hemat energi. Salah satu building code untuk konservasi
menunjang kriteria perancangan, konservasi energi dan energi pada gedung adalah tentang konservasi energi
rekomendasi dari selubung bangunan pada bangunan selubung bangunan pada gedung
gedung yang optimal, sehingga penggunaan energi Selubung bangunan adalah sebuah bangunan yang
dapat effisien tanpa harus mengurangi dan atau menutupi sebuah bangunan atau struktur dari atas.
mengubah fungsi bangunan, kenyamanan dan Selubung bangunan memiliki fungsi untuk melindungi
produktivitas kerja. Bentuk penelitian yang digunakan bagian bawahnya dari penerimaan radiasi matahari yang
adalah studi literatur dan diaplikasikan dengan riset masuk melalui selubung bangunan.
eksperimental pembuatan perangkat lunak. Panas yang diterima dalam sebuah bangunan
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi untuk disebabkan oleh kalor yang diterima oleh bangunan
mengetahui pentingnya perangkat lunak analisis melalui radiasi matahari. Radiasi matahari berkait erat
penyerapan radiasi matahari pada selubung bangunan dengan sudut matahari, yang menunjukkan kedudukan
dan studi dokumenter (documentary study) dengan matahari pada suatu waktu tertentu. Kedudukan pada
mempelajari buku-buku, majalah, skripsi, pencarian di suatu tempat di bumi memiliki pengaruh terhadap
internet serta referensi yang relevan. Penelitian ini radiasi matahari. Kedudukan ini kemudiannya
menghasilkan perangkat lunak yang memiliki fungsi dinyatakan dengan orientasi terhadap sinar matahari.
utama yaitu melakukan perhitungan dan memodelkan Keadaan permukaan di mana sinar matahari yang jatuh
serta memprediksi dengan cepat nilai dari radiasi juga dipengaruhi oleh sudut permukaan selubung
matahari yang diperlukan secara real time dimana bangunan.
selubung bangunan yang digunakan dalam pemodelan Provinsi Kalimantan Barat terletak di garis katulistiwa,
ini meliputi bidang horisontal, bidang vertikal, semi sehingga mempunyai sumber energi surya yang
silinder, dan kubah. Perbandingan data diffuse berlimpah dengan intensitas radiasi matahari rata-rata
radiation antara data BMKG dan Software Analisis sekitar 4.8 kWh/m2 per hari. Dengan berlimpahnya
Surya v.1 Kota Pontianak menunjukkan rata-rata sumber energi surya yang belum dimanfaatkan secara
perbedaan 4.65%, data direct radiation menunjukkan optimal, sedangkan di sisi lain ada sebagian wilayah di
rata-rata perbedaan 6.33% dan data global radiation Provinsi Kalimantan Barat yang belum terlistriki karena
menunjukkan rata-rata perbedaan sebesar 5.20%. Hasil tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN, sehingga
pengujian perhitungan secara dan perhitungan diperlukan perhitungan penyerapan radiasi matahari di
menggunakan perangkat lunak menunjukkan hasil yang suatu daerah guna dapat merancang Pembangkit Listrik
sama seperti yang diharapkan. Tenaga Surya (PLTS) dengan sistemnya sebagai salah
satu pembangkit listrik alternatif.
Keywords– Rancang bangun, Radiasi matahari,
2. Landasan Teori
Selubung bangunan
Bumi kita menerima energi hampir secara
keseluruhan berasal dari matahari melalui radasi, oleh
1. Pendahuluan
sebab itu matahari berpengaruh dominan terhadap iklim.
Konservasi energi merupakan agenda global untuk Spektrum radiasi sinar matahari seperti pada
mengurangi emisi CO2 sebesar 50-80% untuk gambar II.1 berada dalam rentang antara 290
pencegahan peningkatan suhu bumi sebanyak 2o C pada hingga 2300 nm (nanometer = 10 -9) Berdasarkan
tahun 2050. Beberapa upaya standar konservasi energi persepsi rata-rata manusia, radiasi dapat kita
yaitu konservasi energi pada perancangan konservasi kategorikan ke dalam :
energi pada bangunan. 1. Radiasi Ultra-violet, 290 hingga 380 nm,
Menurut Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan menghasilkan efek fotokimia, bleaching, sunburn,
dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber dsb.
Daya Mineral, perlu adanya program gedung hemat 2. Cahaya yang terlihat, 380 (violet) hingga 700 nm
energi ditujukan untuk mendorong pembangunan (merah).
3. Radiasi infra merah pendek, 700 hingga 2300 menggunakan satuan MJ/m2 (megajoule per meter
nm, radiasi panas dengan beberapa efek fotokimia. persegi).
2.1 Perhitungan Jumlah Radiasi Matahari
Radiasi sinar matahari biasanya dihitung dari
besarnya fluks energi yang dinamakan irradiance
(G) dan dinyatakan dalam satuan W/m2 . Jika
jumlah radiasi diukur per satuan luas, maka besarnya
Gambar 1. Spektrum cahaya matahari energi ini dinamakan irradiation (D). Jika besarnya
Distribusi energi dari radiasi bervariasi menurut fluks dari 1 W/m2 diukur dalam 1 jam, maka besarnya
altitude, sebab dalam hal ini terdapat efek energi adalah 1 Wh/m2 = 3600 J (Joule). Jika iradians
penyaringan dari atmosfer. Beberapa gelombang pendek rata-rata (G) dalam satu jam adalah 1 W/m , maka
diserap oleh atmosfer dan di-radiasi-kan kembali dalam besarnya iradiasi (D) selama 1 jam adalah 1 Wh/m =
bentuk gelombang yang lebih panjang, sebagai 3600 J/m2
contoh infra merah panjang memiliki panjang di atas 10 Kedua pengukuran di atas selalu melibatkan
000 nm. perhitungan pada bidang horizontal, dan selalu
Karena Efisiensi penyinaran dari radiasi energi terdiri dari dua komponen, radiasi sinar secara
tergantung pada komposisi spektral, tidak ada kaitan langsung dan radiasi difus. Mula-mula radiasi
yang tetap antara intensitas radiasi dan efeknya menuju permukaan horizontal secara langsung,
terhadap pencahayaan. Akan tetapi, sebagai pedoman kemudian bidang akan menyebarkan radiasi melalui
umum, nilai dari 100 lumen/watt dapat digunakan refleksi menuju atmosfer bumi.
untuk radiasi matahari. Hal ini berarti illuminasi yang Permukaan selain bidang horizontal juga akan
diberikan adalah 100 lux untuk setiap intensitas W/m menerima radiasi dari pantulan permukaan tanah.
atau 100.000 lux per kW/m Radiasi selalu diukur pada bidang normal, yaitu tegak
Pada tanggal 21 Maret dan 23 September area di lurus terhadap sinar datang radiasi. Besarnya radiasi
sepanjang Equator berada pada posisi normal teradap matahari juga dapat diukur pada berbagai bidang yang
sinar matahari. Untuk seluruh kawasan di bumi memiliki kemiringan, yaitu jika bidang tersebut
berada pada periode equinox yaitu mengalami waktu diketahui besar sudut kemiringannya dan
siang dan malam hari yang relatif sama panjang. orientasinya.
Gambar 2 di bawah ini menunjukkan bahwa Istilah subskrip yang digunakan dalam perhitungan
dengan adanya kemiringan sumbu bumi sebesar 23,50 iradians (G) dan iradiasi (D) adalah:
terhadap bidang normal, maka beberapa kawasan di Subskrip pertama:
muka bumi mengalami perbedaan musim, dan di h - pada bidang horizontal
kawasan kutub utara terdapat perbedaan yang n - tegak lurus terhadap bidang normal
signifikan terhadap lamanya waktu siang dan malam p - pada bidang yang ditentukan
dalam setahun v - pada bidang vertikal (orientasi ditentukan)
tanpa subskrip pertama artinya terhadap suatu bidang
Subskrip kedua :
b - sinar (langsung)
d - disebarkan (diffuse)
r - dipantulkan (reflected)
tanpa subskrip kedua artinya nilai total
Data pengukuran radiasi lokal yang sesungguhnya
diperlukan untuk mengetahui besarnya radiasi matahari
Gambar 2. Hubungan posisi antara bumi dan matahari secara spesifik akibat pengaruh kondisi langit.
Pengukuran yang dapat digeneralisasi ialah hanya untuk
2.1. Pengukuran Radasi Sinar Matahari mengetahui nilai radiasi pada saat kondisi langit cerah,
Alat rekam sinar matahari sederhana akan mencatat yaitu pada saat perolehan panas maksimal. Hal ini dapat
durasi sinar matahari, yang dapat ditunjukkan dalam diketahui apabila posisi altitude matahari diketahui.
beberapa jam sehari, seperti mencari rata-rata dalam Untuk mencari jumlah radiasi pada bidang yang
sebulan. Alat ukur radiasi sinar matahari bervariasi, memiliki kemiringan, nilai yang dicari ialah iradians-
mulai dari solarimeter, heliometer, actinometer dan nya. Rumus untuk mencari nilai ini menggunakan
pyranometer digunakan untuk menghitung jumlah rumus iradians versi Szokolay.
radiasi matahari dalam satuan Btu/ft2h, dalam satuan
kcal/m2h, atau dalam satuan internasional dalam watt
per meter persegi (W/m2). Satuan ini merupakan
intensitas instant, seperti pengukuran energi yang
datang per meter persegi dari suatu permukaan per
detik. W/m2 = J/m2s, seperti W = J/s). Jika dihitung
dalam satu hari penuh, maka total yang diterima
51
Tabel 1. Nilai iradians matahari terhadap altitude di bawah kecerahan, sehingga dapat ditetapkan besarnya radiasi
kondisi langit cerah untuk suatu lokasi tertentu.
Sudut deklinasi adalah posisi latitud dari matahari
terhadap permukaan bumi pada saat tengah hari, yang
merupakan fungsi dari waktu dalam setahun dan
dihitung :
2.8
Besaran Sudut Jam dimana letak matahari di langit
dinyatakan dengan sudut jam, yaitu nol untuk tengah
hari (waktu dimana matahari terletak pada posisi
tertinggi di langit), nilai negatif untuk pagi dan positif
Rumus ini memiliki beberapa tahap, yaitu: untuk sore.
Iradians pada bidang tertentu dapat dicari, jika iradians 2.9
terhadap bidang normal diketahui(Gnb) : dengan ts adalah waktu matahari dalam jam ts = 12
Gpb = G nb x cos . 2.1 untuk tengah siang. Persamaan tersebut diasarkan pada
kenyataan bahwa matahari bergerak 15° per jam.
Jika iradians pada bidang horizontal (Ghb) diketahui: Waktu yang sering digunakan (waktu sipil) tidak selalu
Gnb = G hb / cos (90 - ) = G hb / sin 2.2 sama dengan waktu matahari. Relasi antara kedua waktu
Maka : dihitung sebagai berikut:
Gpb = Ghb (cos / sin ) 2.3 ..................
Difus atau penyebaran iradians pada bidang miring 2.10
akan bergantung pada proporsi kondisi langit di mana
bidang terekspos sinar matahari. Jika sudut kemiringan dengan
bidang adalah , maka: tc : waktu sipil dalam jam
Gpd = Ghd (1 + cos ) / 2 2.4 Lloc : longitud (letak bujur) untuk lokasi (Lloc < 0
0 untuk barat, (Lloc > 0 untuk timur).
Pada sudut kemiringan 0 , koefisien adalah (1+1) / Tc : daerah waktu lokal dalam jam dari GMT
2 = 1, dan pada sudut 900(vertikal) adalah (1+0) / E : penyamaan waktu dalam jam.
2 = 0.5. Oleh karena itulah permukaan vertikal Waktu penyamaan adalah faktor untuk
hanya memperoleh separuh dari nilai penyebaran memperhitungkan efek orbit bumi yang bersifat eliptis.
iradiasi bidang horizontal.
Nilai iradians pantulan (reflected) pada bidang miring
tergantung dari kebalikan sudut kemiringan dan
… 2.11
reflektansi () dari permukaan tanah, dan total
iradians pada bidang horizontal. maka: dengan
Gpr = = G h (1 - cos ) / 2 2.5
2.12
Di mana reflektansi,
= 0.2 untuk permukaan tanah yang gelap, seperti bila Sudut datang radiasi surya untuk suatu permukaan
tertutup oleh vegetasi, dan juga untuk iklim moderat dihitung sbb:
serta iklim tropis lembab. COS θ = SIN δ SIN φ COS β
= 0.7 untuk tanah yang tandus, pasir, dan juga untuk - SIN δ COS φ SIN β COS γ
iklim panas kering, maka nilai total iradians pada bidang COS δ COS φ COS β COS ω
yang memiliki kemiringan adalah : COS δ SIN φ SIN β COS γ COS ω
Gp = Gpb + Gpd + Gpr 2.6 + COS δ SIN β SIN γ SIN ω 2.13
= Ghb cos β / sin γ + [Ghd (1 + cos ) / 2] + [ G dimana:
β : sudut kemiringan permukaan
h (1 - cos ) / 2]
γ : azimut permukaan
Atau pada bidang vertikal:
G v = [G hb (cos / sin )] + [0.5 G hd] +
φ : latitud
δ : deklinasi
[ 0.5 G h] 2.7 ω : sudut jam
Untuk mengetahui skala radiasi pada bidang normal
dan horizontal, maka diperlukan grafik skala radiasi. Untuk bidang yang dipasang horisontal (β = 0),
Skala radiasi ini penggunaanya ialah dengan cara di diperoleh:
- overlay terhadap sun-path dan dengan solar radiation COSθ z ά COSφ COSδ COSω SINφ SINδ 2.14
overlays.
Besaran Sudut Latitud merupakan spesifikasi lokasi Nilai radiasi untuk bidang normal terhadap arah radiasi
tempat pada permukaan bumi. Nilai latitud merupakan surya pada atmosfer teratas (radiasi ekstraterestrial)
variabel penting dalamperhitungan energi surya, yang dihitung dengan:
digunakan untuk menentukan nilai radiasi dari indeks 2.15
52
dengan n adalah hari ke-n dalam setahun (1 untuk Tabel 2. Radiasi matahari di kota Pontianakk
tanggal 1 Januari dan 365 untuk 31 Desember), Gsc =
1,367 kW/m2 adalah konstanta surya. Sehingga nilai
radiasi ekstra terestrial untuk bidang datar adalah:
2.16
Gambar 9. Tampilan menu utama perangkat lunak analisis Gambar 13. Peta Kalimantan Barat pada Terrain Map Google
penyerapan radiasi matahari pada selubung bangunan
BMKG Automatic Weather Station Online
Untuk menguji apakah hasil perhitungan menggunakan
perangkat lunak ini sama dengan atau mendekati
perhitungan iklim data di Kota Pontianak, Putussibau,
Sintang dan Ketapang. dapat kita lihat pada tabel
perbandingan berikut.
Informasi Geografis [15]
PUTUSSIB
KETAPANG
Data Menggunakan
KOTA
KOTA
KOTA
KOTA
Software Analisis
AU
K
Surya V1,0
r
ri
F e ri
Ag uli
ni
et
r
ril
O er
ei
ov er
be
be
a
ua
Se stu
Ju
Ap
ar
b
J
ob
nu
em
dengan tepat nilai dari latitude dan altitude sesuai
em
m
br
kt
Ja
se
pt
De
N
keinginan user di peta, belum tersedianya
Perbandingan Data Direct Radiation Antara Data
BMKG 1986-2005 dan Software Analisis Surya v.1 kemampuan untuk melakukan perhitungan
Kota Pontianak
pemanasan, pendinginan, air, pencahayaan, dan
500
400
Data Badan
Meteorologi, beban konsumsi energi dan biaya untuk suatu
300 Klimatologi dan
200 Geofisika tahun
1986-2005
bangunan tinggal atau komersial serta tidak
100
0 Data Menggunakan
Software Analisis
tersedianya database iklim dan radiasi untuk kota-
i
et ei li r
ar Ju
r
be
Ja
nu M
ar M
pt
em
be
No
ve
m
Surya V1,0
kota yang berada di Indonesia dan dunia
Se