Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum ke-1 Hari/Tanggal : Jumat/31 Januari 2019

M. K. Agrometeorologi Asisten :
1. Rochmat Hidayat (G24160006)
2. Lediana Aghnia Fathia (G24160025)
3. Nabilla Lestari Anggayasti (G24160067)

ANALISIS SPEKTRUM RADIASI

Nama : Fanny Febrianti Kusumastuti


NIM : G24170034

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Matahari merupakan sumber kehidupan di bumi karena memancarkan
energinya dalam bentuk radiasi yang memiliki rentang panjang gelombang sangat
lebar. Posisi matahari dan kedudukan wilayah di permukaan bumi mempunyai
pengaruh terhadap potensi radiasi di suatu wilayah. Potensi ini dapat berubah
sewaktu-waktu bergantung pada kondisi atmosfer, posisi garis lintang, serta waktu
(Septiadi et al. 2009) sehingga diperlukan data informasi radiasi matahari.
Data radiasi matahari terbagi menjadi GSR, BSR, dan DSR. GSR (Global
Solar Radiation) atau radiasi global matahari terdiri dari komponen direct (BSR)
dan diffuse (DSR) (Danny et al. 2015). Ilmuwan dunia membaginya menjadi tiga
pita gelombang yaitu pita gelombang ultraviolet, infra merah, dan cahaya tampak.
Radiasi matahari pada tiga pita gelombang dikenal dengan nama radiasi global
matahari. Radiasi global matahari atau insolasi didefinisikan sebagai radiasi
matahari yang tiba di permukaan bumi persatuan luas dan waktu (Tjasyono 2004).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan menghitung total radiasi global dan radiasi
langsung untuk masing-masing selang spektrum panjang gelombang dari radiasi
matahari, membuat grafik antara panjang gelombang dengan spectral irradiance,
dan membandingkan hasil yang didapat dengan persentase distribusi Monteith dan
Unsworth.

METODOLOGI
Alat dan Bahan
Praktikum ini menggunakan alat dan bahan berupa laptop, software Microsoft
Excel dan Microsoft Word, data panjang gelombang, data spektral irradiance, dan data
radiasi menurut Monteith dan Unsworth.

Langkah Kerja

Mulai

Pada kolom spectral irradiance,


nilai radiasi diffuse dihitung

Pada kolom total radiasi, nilai


radiasi direct dan radiasi global
dihitung
Jumlahkan nilai radiasi direct dan
radiasi global sepanjang gelombang
pada kolom radiasi total

Persentase energi di permukaan bumi


dari total radiasi direct dan radiasi
global masing-masing dihitung

Grafik total radiasi direct dan radiasi global, grafik total radiasi dire

Selesai

Gambar 1 Diagram alir prosedur praktikum analisis spektrum radiasi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Radiasi global atau global radiation merupakan radiasi matahari pada tiga
pita gelombang yaitu pita gelombang ultraviolet, inframerah, dan cahaya tampak.
Radiasi matahari langsung (direct solar radiation) merupakan proporsi dari
radiasi matahari yang berbentuk hampir seperti garis lurus hingga mencapai
permukaan bumi dengan sudut 0,25o menuju inti matahari dan mencapai daerah
yang berorientasi tegak lurus arah radiasi. Sementara diffuse radiation merupakan
porsi radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi setelah terjadi
penghamburan tunggal atau berulang di atmosfer (Becker S 2001).
1.8000

Spectral Irradiance (W/m2/nm)


1.6000
1.4000
1.2000
1.0000
0.8000
0.6000
0.4000
0.2000
0.0000

Wavelenght (nm)

Direct Global

Gambar 2 Grafik Spectral irradiance

Analisis spektral merupakan suatu metode yang digunakan untuk


mengestimasi fungsi spektrum dari sebuah data runtun waktu (Maghfiroh et al.
2012). Spectral irradiance sendiri merupakan radiasi sebuah permukaan persatuan
panjang gelombang. Pada gambar 2 terdapat nilai spectral irradiance radiasi global
dan radiasi langsung. Direct radiation maupun global radiation hampir memiliki
nilai yang sama. Namun terlihat perbedaan yang mencolok pada panjang
gelombang 337 nm sampai 700 nm. Nilai spectral Irradiance pada radiasi global
lebih tinggi dibandingkan nilai pada radiasi langsung yaitu dengan nilai tertinggi
1.400 W/m2/nm pada radiasi langsung dan 1.600 W/m2/nm pada radiasi global.
Untuk nilai minimum spectral irradiance nya memiliki nilai yang sama yaitu
pada panjang gelombang 1150 nm, 1325 nm sampai 1475 nm, 1700 nm sampai
2070 nm dan 2445 nm.
1.8

Spectral Irradiance (W/m2/nm)


1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0

Wavelenght (nm)

Direct Global Diffuse


Gambar 3 Grafik total radiasi
Pada gambar 3 terdapat nilai spectral irradiance radiasi global, radiasi
langsung dan diffuse radiation. Nilai diffuse radiation sangat berbeda dengan nilai
radiasi global, radiasi langsung. Dapat dilihat bahwa nilai maksimumnya hanya
0,1 atau 100 W/m2/nm. Sangat berbeda dengan nilai maksimum dari radiasi
global dan radiasi langsung. Walaupun nilai spectral irradiance ketiganya berada
pada panjang gelombang yang sama yaitu 550 nm.

Tabel 1 Perbandingan hasil analisis dengan data Monteith & Unsworth

Distribusi energi
% Energi of menurut
Total radiation % Energi per
solar Monteith &
spektrum
Wavelength constant Unsworth
terhadap
(permukaan % Energi
radiasi global
Direct Global bumi) of solar W/m
2

constant
0-300 1,2 16,4
300-400 (UV) 30,1 45,5 4,588587018 2,213384102 7,8 106,5
400-700 (visible 374,1 429,1 43,22890397 27,5047454 39,8 543,7
& PAR)
700-1,500 395,4 423,1 42,62375248 29,07475601 38,8 530
>1,500 (near IR) 92,7 94,9 9,558756529 6,819690471 12,4 169,8
Jumlah 892,3 992,6 100 65,61257599 100 1366,4
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nilai persentase energy of solar
constant dan nilai persentase distribusi energi menurut Monteith dan Unsworth
1990 memiliki perbedaan atau selisih yang cukup jauh yaitu 34,4 %. Persentase
energy of solar constant hasil analisis lebih kecil dapat dikarenakan pengaruh dari
pengurangan intensitas irradiance pada atmosfer bumi berupa pemantulan oleh
atmosfer bumi, penyerapan zat-zat di dalam atmosfer seperti O3, H2O, CO2, dan
O2, pengurangan Rayleigh scattering, dan pengurangan karena Mie scattering
(Sinembela et al. 2004). Ketidaksamaan nilai persentase juga dimungkinkan
karena perbedaan metode maupun tingkat ketelitian dalam perhitungannya.
Tidak keseluruhan total dari radiasi matahari yang dapat dimanfaatkan
oleh bumi melainkan hanya ±50%. Hal ini disebabkan oleh adanya pemantulan
kembali radiasi tersebutt ke luar angkasa oleh permukaan bumi dan partikel di
atmosfer dengan persentase sekitar 30%. Sebanyak 20% sisanya diserap oleh gas-
gas penyusun atmosfer dan awan. Sebanyak 50% energi radiasi yang dapat
dimanfaatkan tersebut diserap sebagai bahang untuk memanaskan udara, laut, dan
tanah untuk penguapan dan sebesar 5% dari total radiasi datang juga dimanfaatkan
untuk proses fotosintesis (Yuliatmaja 2009). Seperti pada spektrum gelombang
PAR yang merupakan spektrum gelombang bagi tanaman untuk melakukan
fotosintesis. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa energy of solar constant
gelombang ini hanya bernilai 27,5% yang sampai ke permukaan bumi. Hal ini
dapat dikarenakan PAR memiliki persentase energi dari total solar constant
sebesar 21-46% (Sinclair dan Gardner 1998).

KESIMPULAN
Total radiasi langsung dan radiasi global untuk sinar UV (300 nm-400 nm)
adalah 30,1 W/m2 dan 45,5 W/m2. Total radiasi langsung dan radiasi global untuk
sinar Visible dan PAR (400 nm-700 nm) adalah 374,1 W/m 2 dan 429,1 W/m2.
Total radiasi langsung dan radiasi global untuk near IR (>1,500 nm) adalah 92,7
W/m2 dan 94,9 W/m2. Dengan total keseluruhan radiasi langsung dan radiasi
global adalah 892,3 W/m2 dan 992,6 W/m2.
Perbandingan persentase energy of solar constant dari hasil analisis dan
nilai persentase distribusi energi menurut Monteith dan Unsworth 1990 memiliki
perbedaan atau selisih yang cukup jauh yaitu 34,4 %. Persentase energy of solar
constant hasil analisis lebih kecil dapat dikarenakan pengaruh dari pengurangan
intensitas irradiance pada atmosfer bumi berupa pemantulan oleh atmosfer bumi,
penyerapan zat-zat di dalam atmosfer, pengurangan Rayleigh scattering, dan
pengurangan karena Mie scattering.

DAFTAR PUSTAKA
Becker S. 2001. Calculation of direct solar and diffuse radiation in Israel.
International Journal of Climatology. 21(2001): 1561–1576.
Danny HW, Lou SW, Lam JC. 2015. An analysis of global, direct and diffuse solar
radiation. Energy Procedia. 75(2015): 388-393.
Maghfiroh N, Hartatiati SS, Wahyuningsih N. 2012. Peramalan Jumlah
Wisatawan di Agrowisata Kusuma Batu Menggunakan Metode Analisis
Spektral. Jurnal Sains dan Seni ITS. 1(1): 40-44.
Sinclair TR, Gardner FP. 1998. Principles of Ecology In Plant Production.
Wallingford: CAB International.
Sinambela W, Musafar, Kaloka S. 2004. Hubungan variasi radiasi ultraviolet
matahari di permukaan bumi dan variasi aktivitas matahari selama fase
menurun siklus matahari ke-22. Jurnal LAPAN. 1: 195-202.
Tjasyono B. 2004. Klimatologi. Bandung(ID): Institut Teknologi Bandung.
Yuliatmaja MR. 2009. Kajian lama penyinaran matahari dan intensitas radiasi
matahari terhadap pergerakan semu matahari saat solstice di Semarang.
[Skripsi]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Semarang(ID): Universitas Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai