PENERANGAN ALAMI
KELOMPOK 2
I MADE AGUNG SADHANA YASAPUTRA (202262121048)
DESAK PUTU CYNTHIA ANGGITA PURNAMA (202262121051)
NI NYOMAN AYU SRIWINI (202262121053)
I MADE KRESNA UTAMA PUTRA (202262121060)
MARSHARLEEN WIJAYA (202262121064)
NYOMAN MAHA AYUNING TRI CAHAYA P. (202262121071)
I KETUT OPPA ARISTIAWAN (202262121075)
I KADEK ARTHA PRATAMA ANTARA (202262121082)
NI PUTU BEIBY MALIKA (202262121085)
KELAS A2
1. DEFINISI
Penerangan alami (daylighting) adalah penggunaan cahaya yang bersumber dari alam
untuk penerangan. Sumber energi cahaya utama adalah adalah matahari. Adapun sumber lain
(dengan intensitas cahaya yang lemah), yaitu hewan seperti kunang-kunang dan pantulan cahaya
matahari dari bulan. Selain penerangan alami ada pula kebalikan dari penerangan alami yaitu
pencahayaan buatan (artifcial lighting) dimana sebagai sumber cahaya adalah sistem cahaya,
dengan sumber energi listrik, gas, dan minyak bumi.
2. KARAKTERISTIK CAHAYA
Sinar merupakan berkas cahaya yang mengarah ke suatu tujuan, sedangkan cahaya adalah
arus gelombang pendek sempit dari radiasi elektromagnetik 土 360-770 nm (1 nanometer 10-9 m).
Cahaya semua gelombang akan terlihat sebagai warna putih. Perbedaan panjang gelombang akan
menentukan jenis warnanya dan mata manusia peka terhadap perbedaan tersebut. Panjang
gelombang (wavelength) (Lambda) dari spektrum/rentang warna cahaya yang terlihat:
1. 360 s/d 420 nanometer = ungu/violet
2. 420 s/d 495 nanometer = biru
3. 495 s/d 566 nanometer = hijau
4. 566 s/d 589 nanometer = kuning
5. 589 s/d 627 nanometer = jingga
6. 627 s/d770 nanometer = merah
Visible light adalah cahaya yang terlihat oleh mata manusia. Dari semua spektrum warna,
mata manusia paling peka terhadap panjang gelombang 566 nanometer.
Radiasi energi cahaya memperlihatkan karakteristik ganda yaitu sebagai berikut :
a) Partikel-partikel energi seperti photonarakteristik ganda yaitu sebagai berikut. Photon
adalah paket energi yang sangat kecil, yang dikeluarkan ketika partikel bermuatan
melepas energi.
b) Gelombang osilasi (fluktuasi) medan listrik dan medan magnet. Kedua gelombang ini
berjalan saling tegak lurus dan tegak lurus terhadap arah rambat gelombang.
• Jumlah Cahaya (Luminous Energy) (Q) adalah energi cahaya yang dipancarkan
sumber cahaya.
• Arus Cahaya (Luminous Flux) Arus cahaya/luminous flux (O: theta) adalah jumlah
cahaya (Q) per satuan waktu(t). Arus cahaya memancar ke segala arah dari sumber
cahaya, seperti dari suatu titik tengah bola ke seluruh bidang permukaan bola.
Jendela adalah bukaan cahaya vertikal pada fasad bangunan dengan posisi dekat
dengan bidang kerja, yang dapat difungsikan sebagai bukaan udara. Integrasikan fungsi
bukaan cahaya sebagai bukaan udara, tetapi tidak harus semua bukaan cahaya difungsikan
sebagai bukaan udara maka diperlukan desain bukaan dengan kemampuan buka tutup yang
fleksibel sesuai dengan kebutuhan.
b) Clerestory Window
Cerestory window adalah bukaan cahaya vertikal pada fasad bangunan dengan pos
jauh dari bidang kerja di atas jendela, yang difungsikan untuk membantu perolehancahaya
pada ruang.
c) Skylight
Skylight adalah bukaan cahaya besar pada atap bangunan. Berdasarkan bentuknya,
terdapat beberapa tipe skylight yaitu skylight datar, segitiga, dan lengkung. Skylight
diterapkan sebagai atap ruang berdimensi besar seperti atrium ya berada di tengah
bangunan. Jenis kaca yang digunakan harus dipilih dengan tepat agar tidak menimbulkan
masalah kenyamanan Agar cahaya dari skylight dapat bukaan udara. Jadi, sloped glazing
terdiri atas bertambah terang tetapi tidak menyilaukan, beberapa jendela fleksibel yang
dapat dibuka tepat di bawah bukaan cahaya skylight dapat tutup antara kondisi vented dan
fixed. dilengkapi dengan pemantul (reflector), sehingga diperoleh faktor refleksi dalam dan
arah cahaya yang menyebar (diffuse).
d) Sloped Glazing
Sloped glazing adalah bukaan cahaya miring pada fasad bangunan. Jenis
kaca yang digunakan harus dipilih dengan tepat agar tidak menimbulkan masalah
kenyamanan. Desain sloped glazing dapat berupa bukaan cahaya yang terintegrasi
dengan berupa bukaan cahaya yang tak terintegrasi dengan bukaan udara termal.
e) Atap Gergaji (Sawtooth Roof)
Atap gergaji adalah bukaan cahaya miring pada atap yang biasa digunakan pada
tipologi bangunan industri agar dengan ketebalan bangunan yang besar cahaya tetap dapat
masuk ke tengah bangunan. Tetapi, saat ini atap gergaji telah mulai ditinggalkan karena
telah ditemukan teknik aktif dalam pengadaan cahaya pada bangunan berbentang lebar.
f) Sumur Cahaya (Lightwell)
Sumur cahaya adalah bukaan cahaya sempit pada atap bangunan yang dilengkapi
shaft dan difungsikan untuk memasukkan cahaya alami dari atap bangunan hingga ke level
lantai di bawahnya yang membutuhkan penerangan alami. Lightwell dapat berfungsi juga
sebagai sumur udara (cool well) jika bukaan cahaya pada atap berfungsi sebagai bukaan
udara.
12. TEKNIK AKTIF PADA PENERANGAN ALAMI
Wujud bukaan cahaya pada teknik aktif penerangan alami meliputi:
a) Light shelf
Light shelf adalah sistem penerangan alami yang menggunakan bidang pemantul
(reflector) pada fasad bangunan dengan posisi pemasangan tertentu, agar dengan sudut
pantul yang terjadi diperoleh cahaya matahari tak langsung (indirect sunlight) yang tidak
menyilaukan. Posisi light shelf dapat di dalam atau di luar bangunan. Jika di luar bangunan,
light shelf dapat memberikan pembayangan pada bukaan cahaya. Besar sudut pantul pada
light shelf dan plafon ruang tergantung dari sudut jatuh sinar matahari yang berubah
sepanjang waktu. Energi radiasi panas matahari ikut masuk lewat bukaan cahaya dan Ikut
terpantul dalam ruang maka light shelf kurang disarankan untuk iklim tropis.
b) Prismatic Skylight
Prismatic skylight adalah skylight yang dilengkapi rotating mirror, sehingga dapat
diperoleh cahaya hasil pantulan yang lebih terang dari sekadar skylight (luminansi
bertambah hingga 35%), tetapi Tidak menimbulkan silau karena arah cahayanya menyebar
(diffuse). Cermin dapat berotasi sesuai dengan sudut jatuh sinar matahari, karena terdapat
sun-tracker/ controller yang bergerak dengan energi cahaya matahari (energi disuplai solar
cell yang terpasang pada controller tersebut). Agar cahaya dapat difokuskan pada rotating
mirror, digunakan dome yang berfungsi sebagai lensa luar (outer lens). Lalu lensa dalam
(inner lens) yang terpasang pada rangka akan menyebarkan arah cahaya yang masuk ke
dalam ruang/bangunan.
c) Fiber-Optic
Fiber-optic adalah sistem penerang alami yang menggunakan serat optik sebagai
alat transmisi energi cahaya dari pengumpul (collector) cahaya matahari di atap bangunan
menuju lampu yang terpasang di dalam ruang bangunan. Serat optik terbuat dari beberapa
lapis plastik yang memiliki kerapatan massa berbeda, sehingga dengan indeks bias cahaya
yang terjadi, cahaya matahari tersebut tidak dapat keluar begitu saja dari jalur transmisi.
Fiber-optic bersifat fleksibel. Kabelnya dapat dibelokkan dan jarak tempuh transmisinya
cukup panjang. dapat menjangkau bagian dalam bangunan yang tidak langsung berada di
bawah atap. Berikut contoh penerapan reflector pada Passenger Terminal Building 3
Changi Airport di Singapura yang menggunakan atap datar. Reflector terbuat dari
aluminium yang terintegrasi menjadi suatu sistem penerangan cahaya alami yang terpasang
pada atap, bersama komponen 'Butterflies Louvres' dan skylight. Titik pemasangan sistem
penerangan ini tersebar hampir merata pada seluruh bidang permukaan atap.
d) Reflector
Reflector adalah sistem penerangan alami menggunakan pemantul agar di dalam ruang/
bangunan dapat diperoleh cahaya terang hasil pemantulan yang tak menyilaukan. Posig
reflector terpasang di dalam bangunan maka penambahan kuat penerangan berasal dari faktor
refleksi dalam. Kondisi pemasangan reflector adalah fixed (tak dapat digerakkan). Berikut
contoh penerapan reflector pada Passenger Terminal Bulding 3 Changi Airport di Singapura
yang menggunakan atap datar. Reflector terbuat dari aluminium yang terintegrasi menjadi suatu
sistem penerangan cahaya alami yang terpasang pada atap, bersama komponen 'Butterflies
Louvres' dan skylight. Titik pemasangan sistem penerangan ini tersebar hampir merata pada
seluruh bidang permukaan atap.
e) Light Tube/Tubular Daylighting Device (TDD)
Contoh lain penerapan reflector yaitu nada bangunan Stansted Airport di London karya
Norman Foster. Reflector terpasang pada sistem penerangan yang terintegrasi dengan struktur
bangunan (trees column/kolom pohon yang masing-masing menyangga atap bentang lebar
seluas 18 m x 18 m per modul) dan sistem utilitas (service pod yang terpasang di setiap titik
modul struktur kolom pohon tersebut).
f) Heliostat
Heliostat adalah sistem penerangan alami yang menggunakan alat heliostat (berupa
rotating reflector) dan fixed reflector agar di dalam ruang/bangunan dapat diperoleh cahaya
terang hasil pemantulan yang tak menyilaukan. Heliostat dapat Bergerak menyesuaikan dengan
lintasan matahari karena pada sistem penerangan ini telah terpasang micoprocessor di alat
control system. Cahaya matahari yang diterima oleh heliostat dipantulkan ke arah fixed
reflector, lalu fixed reflector tersebut memantulkan cahaya yang diterimanya ke dalam
bangunan. Agar diperoleh luminansi yang lebih besar, heliostat dapat dilengkapi reflector
tambahan yang terpasang pada plafon Heliostat dapat dintegrasikan dengan light tube. Setelah
dipantulkan oleh fixed reflector, cahaya matahari dikonsentrasikan agar masuk dalam
tabung/pipa untuk ditransmisikan keruang yang berada di tengah bangunan
KESIMPULAN :
Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang berasal dari alam, yang secara alami tersedia
di alam. Contohnya : sinar matahari, bulan dan bintang bintang. Setiap cahaya memiliki
karakteristik ganda seperti photonarakteristik dan gelombang osilasi (fluxtuasi). Setiap cahaya
dapat di ukur menggunakan parameter cahaya. Setiap aktivitas dan kelangsungan hidup manusia
membutuhkan cahaya baik alami maupun buatan. Maka dari itu dalam mendesign suatu bangunan
perlu diperhatikan bagaimana cara agar suatu ruangan mendapatkan cahaya yang baik.