Anda di halaman 1dari 20

DAYLIGHT FEASIBILITY

2020-Modul 3
Fisika Bangunan 1
Daylight Feasibility

TUJUAN
1. menentukan seberapa banyak cahaya yang
diinginkan untuk masuk ke dalam ruang
2. Apakah penggunaan jendela akan mendukung
kenyamanan pengguna ruang/bangunan dan
meningkatkan produktivitas kerja
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan Daylight Feasibility (1)

1. Penempatan jendela sebaiknya


mempertimbangkan pemanfaatan
cahaya siang hari. Bangunan yang
terletak di kawasan
perkotaan/perkampungan akan
mengalami sedikit kesulitan untuk
bisa mendapatkan cahaya matahari.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan Daylight Feasibility (2)
• Penggunaan kaca pada jendela, harus
mempertimbangkan kualitas kaca dalam
meneruskan cahaya matahari.
Penggunaan kaca hitam pada jendela
akan menghambat masuknya cahaya ke
dalam bangunan.
• Pemanfaatan cahaya siang akan
menghemat penggunaan lampu (energi
listrik) dalam bangunan, sehingga
sebaiknya menggunakan lampu-lampu
yang dapat diatur intensiitas cahayanya
(dengan dimmer) atau mematikan lampu
jika tidak digunakan untuk penghematan
energi.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan Daylight Feasibility (3)

• Mengatur intensitas masuknya cahaya dalam


bangunan sesuai dengan kebutuhan pengguna,
misalnya untuk ruang kelas membutuhkan
cahaya alami yang cukup terang tetapi tidak
menyilaukan untuk aktivitas belajar.

• Daylight feasibility/kelayakan untuk menghitung


cahaya siang diterapkan pada setiap kebutuhan
ruang dalam bangunan. Setiap ruang
membutuhkan cahaya siang dalam kapasitas
yang berbeda-beda. Misalnya, ruang-ruang
dengan orientasi sama, dengan memperhatikan
faktor pantulan tanah, faktor langit.
DAYLIGHT MEASUREMENTS

Daylight/cahaya siang dapat dihitung dengan 2 metode yaitu:

a. LUMINOUS QUANTITIES (flux, illuminance), i.e., by a set of outdoor


conditions and calculating the resulting interior illuminances;

b. RELATIVE VALUES (the Daylight Factor) which compare indoor to


outdoor illuminance. For a given position, this factor is constant under
widely varying outdoor lighting conditions.

6
7
DAYLIGHT FACTOR

In architecture, a daylight factor (DF) is the ratio of the light level


inside a structure to the light level outside the structure.

8
DAYLIGHT FACTOR

9
Eo Ei
10
LATIHAN SOAL

1. DIKETAHUI DF = 0,6. Dengan kondisi langit cerah Eo =


18.000Lux. Berapakah iluminasi terukur pada ruang dalam di
saat tersebut?

2. DIKETAHUI kondisi langit mendung dengan Eo = 5.000Lux.


Iluminasi terukur pada ruang dalam di saat tersebut adalah
640 lux. Berapakah Daylight Factor?

11
WINDOW WALL RATIO (WWR)

▪ Merupakan perbandingkan dari luas bukaan/jendela


terhadap luas dinding permukaan pada fasade
jendela tersebut

▪ Menurut Koenigsberger, WWR yang terbaik untuk


iklim tropika basah (warm humid tropics) adalah 40-
80%.
▪ Orientasi bangunan adalah Utara-Selatan dan massa
bangunan memanjang pada arah Timur-Barat.

12
WINDOW WALL RATIO (WWR)

• Merupakan perbandingkan dari luas bukaan/jendela terhadap luas


dinding permukaan pada fasade jendela tersebut.

WWR = TOTALTOTAL
LUAS JENDELA PADA SEBUAH FASAD
LUAS DINDING

• Menurut Koenigsberger, WWR yang terbaik untuk iklim tropika basah


(warm-humid tropics) adalah 40-80%.
• Orientasi bangunan adalah Utara-Selatan dan massa bangunan
memanjang pada arah Timur-Barat.
Step 1:
Calculate the predicted window-to-wall ratio (WWR) for a typical bay
or office
Window-to-Wall Ratio (WWR) adalah luas area yang tertutup kaca (area jendela
dikurangi tebal rangka jendela atau ~80% dari total bukaan), dibagi dengan luasan
total area dinding bangunan disebut
WWR = NET GLAZING AREA : GROSS EXTERIOR WALL AREA

35%, jika tipe bangunan tidak diketahui atau luas bukaan normal
50%, untuk jendela yang besar-besar dan luas
25%, untuk jendela atas
Step 2
Make a preliminary glazing selection and note the
visible transmittance (VT)
Step 3
Estimate the obstruction factor (OF)

• Biasanya letak bidang kerja dari jendela atau dari tengah-tengah posisi
jendela max. adalah 3.3 m.
• Bila jendela yang seharusnya meneruskan cahaya siang matahari, tidak
dapat meneruskan cahaya karena adanya faktor penghalang (misalnya,
tembok pagar, vegetasi, pembayangan dari bangunan lain, dll), maka
area kerja menerima cahaya kurang optimal, sehingga fungsi jendela
untuk memasukkan cahaya berkurang karena adanya faktor penghalang
tersebut atau disebut sebagai the obstruction factor (OF).
Select the obstruction factor (OF) as shown in diagram
Step 4: Calculate the feasibility factor

Feasibility Factor (FF) = WWR x VT x OF

Jika FF ≥ 0.25 maka daylighting atau pencahayaan siang patut


dipertimbangkan untuk penghematan energi dalam bangunan

Jika FF < 0.25, hal yang perlu diperhatikan adalah memperluas bukaan
jendela, mengurangi OF dan/atau menggunakan kaca dengan nilai VT
yang lebih tinggi.
Contoh soal 1
Pada dinding sisi selatan sebuah fasad bangunan terdapat 2 buah jendela dengan
ukuran masing-masing 80x130 cm dan dilengkapi juga dengan jendela atas dengan
ukuran masing-masing 42x80 cm.

Jika diketahui tinggi dinding


80 cm
adalah 3.30 m dan
42 cm panjangnya adalah 6.00 m,
3.3 m
a) Berapakah WWR fasad tsb?
b) Misal diketahui WWR adalah
130 cm
31%, tentukanlah lebar
jendela, jika tinggi jendela dan
jendela atas dianggap tetap!
6m
Contoh Soal 2
Sebuah bangunan satu lantai seperti terlihat pada gambar, WWR dinding
sisi utara (3x10 m) adalah 25% dan sisi barat (3x3 m) memiliki WWR = 40%
Kuat penerangan di dalam bangunan disyaratkan
min. 200 Lux, jika diketahui pada saat tersebut
cahaya terang langit (Eo) adalah 10.000 Lux,
3m a) Berapakah nilai DF?
b) Hitunglah feasibility factor untuk tiap jendela,
jika menggunakan kaca single pane clear,
3m VT=0.89 dan jendela terhalang sebagian
dengan nilai OF=0.85
10m
c) Apakah pemanfaatan cahaya siang pada
dinding sisi utara cukup layak (feasible)?
Bagaimana strategi untuk meningkatkan nilai
FF?

Anda mungkin juga menyukai