RSUD H Abdurrahman Sayoeti adalah RS tipe D yang sudah beroperasional sejak Februari 2018,
dengan adanya pelayanan kesehatan tentunya akan berdampak pada tingkat pemakaian energi
listrik.. Sumber energi untuk memenuhi kebutuhan operasional rumah sakit memanfaatkan
daya dari PLN dan untuk mengantisipasi kelancaran pasokan energi listrik rumah sakit
menyediakan sumber listrik yang berasal dari mesin pembangkit (generator). Tingkat
pemakaian energy listrik RSUD H Abdurrahman Sayoeti diperuntukan terutama untuk :
Dalam hal ini konservasi energi yang dilakukan difokuskan pada AC dan lampu karena hal
tersebut memungkinkan untuk dilakukan pengontrolan pemakaian, penggantian peralatan dan
tidak termasuk kategori peralatan vital seperti halnya peralatan medis. Dari tahapan audit
energi diperoleh data bahwa nilai IKE (Intensitas Konsumsi Energi) adalah : 395
kwh/m2/tahun. (standar IKE pada bangunan rumah sakit Indonesia berdasarkan SEAN-USAID,
1982 disebutkan sebesar 380 kwh/m2/tahun). Indikasi ini menunjukkan konsumsi energi
elektrik pada RSUD H Abdurrahman Sayoeti termasuk boros energi.
Salah satu upaya untuk mengurangi permasalahan tersebut adalah upaya penerapan
pengelolaan energi atau manajemen energi. Berdasarkan laporan Departemen Energi Sumber
Daya Mineral, diidentifikasikan bahwa potensi melakukan konservasi energi di semua sektor
akan mempunyai peluang penghematan yang sangat besar yaitu antara 10% sampai dengan
30%. Penghematan ini dapat direalisasikan dengan cara yang mudah dengan sedikit atau tanpa
biaya. Oleh karena itu RSUD H Abdurrahman Sayoeti mengadakan analisa penggunaan energi
sehingga hasilnya dapat dijadikan acuan dalam perencanaan penghematan energi di masa yang
akan datang. Berikut Hasil analisis pengelolaan energi beserta rencana tindak lanjutnya.
Tabel 1. Analisis dan Rencana Tindak Lanjut Pengelolaan Energi RSUD H Abdurrahman Sayoeti
5 Pemilihan alat kesehatan dan alat Pemilihan alkes dan Pemilihan alkes dan elektronik yang
elektronik masih belum seluruhnya elektronik yang berprinsip berdaya rendah
mempertimbangkan hemat energi hemat energi Pencahaayaan dengan
menggunakan Lampu LED
6 Penggeloaan air yang belum tepat Perlu pengelolaan air 1. Menggunakan air secara
(sumber air dari PDAM dan masih yang efektif dan efisien efektif dan efisien sesuai
menggunakan pompa air dengan kebutuhan seperti
frekuensi sering) sehingga boros listrik mematikan air sehabis
dipakai
2. Menjatah pemakaian
/penggunaan air secara
konvensional seperti
penjadwalan pemakaian,
pemasangan water saving
dual flushing system di
toilet/kamar mandi
3. Mengembangkan dan
menerapkan inovasi teknologi
hemat air seperti: mendaur
ulang (menggunakan
kembali) air, menggunakan
meter pembatas air tanah,
menggunakan water saving
taps, menggunakan water
saving shower
7 Rumah sakit belum memiliki sistem Perlunya monitoring 1. Dibuat regulasi (SPO)
monitoring penggunaan energi listrik, penggunaan energi listrik monitoring pengelolaan
baik berupa pencatatan maupun di rs energi dan air RS
pengontrolan pemakaian energi listrik 2. Pembentukan tim audit
sehingga manajemen tidak mengetahui
pengelolaan energi listrik dan
bagian mana dalam rumah sakit sebagai
pengguna energi listrik terbesar. air RS yang ditetapkan
dengan SK Direktur