Abstract: Daylight was the only efficient source of light available for building.
Therefore, architecture was dominated by the goal of creating openings large enough
to distribute daylight to building interiors. It is important to understand the amount of
natural light penetration when outdoor obstruction are displaced in order to propose
optimum external shading strategies as design solutions. This paper presents a study
of the daylight factor and daylight contourt approaches and also investigates the
effect of outdoor obstruction displacement on natural-light penetration of a specific
room in higher-education building facility. The interior daylight illuminance data
were simulated and analyzed using Superlite 2.0. The result shows that several effects
of the external obstruction displacement as shading provider, depending on
transmitted natural-light penetration, which determine the better consideration option
in designing landscape surround building, especially in hot humid climates.
Abstrak: Sinar matahari merupakan sumber penerangan yang efisien bagi bangunan.
Tujuan utama dalam arsitektur adalah merancang bukaan pencahayaan yang cukup
besar bagi bangunan untuk mendistribusikan cahaya ke bagian dalam bangunan.
Sangat penting untuk mengetahui besar penetrasi penerangan alami yang masuk ke
dalam ruang bila di luar bangunan diletakkan suatu halangan sebagai salah satu solusi
disain dengan mengoptimalkan strategi perancangan pembayangan lingkungan.
Makalah ini membahas tentang kajian pendekatan faktor penerangan alami (daylight
factor) dan koefisien penerangan alami, serta mengamati pengaruh perletakan halangan
lingkungan terhadap penetrasi penerangan alami suatu ruang fasilitas pendidikan tinggi.
Data illuminasi penerangan interior disimulasikan dan dianalisa menggunakan software
Superlite 2.0. Hasil penelitian menunjukkan beberapa pengaruh perletakan halangan
lingkungan sebagai elemen pembayangan lingkungan berkaitan dengan penetrasi
cahaya alami, yang memberikan alternatif terbaik bagi perancangan lansekap di
sekeliling bangunan, khususnya di iklim tropis lembab.
2. Data Bangunan
Dimensi
Lebar (Dinding depan/Front-wall) 14,40 m
Kedalaman ruang 10,9 m
Tinggi 3,50 m
Elevasi 1,00 m
Orientasi Selatan (1800)
Jendela, jumlah 1
dimensi 12,80 x 1,80 m
Letak Overhang Selatan
Dimensi W=1,8 m
Reflectance 0.55
Internal Surface & Reflectance
Dinding Painted white, old = 0,55
Lantai Concrete = 0,40
Plafond Painted white, old = 0,55
3. Halangan Luar Bangunan/Outdoor Obstruction
Dimensi Selimut Bangunan/Façade H = 12 m H = 12 m
Letak dr grs tengah front-wall W = 21,6 m W = 21,6 m
Jarak Timur Barat
Reflectance 30.00 m 15.00 m
0,75 0,75
obstruction
Timur, di sebelah kiri garis tengah ruang. Do = 30.0 m
xo = -10.8
EKSISTING
0,75. Do = 15.0 m
xo = 10.8
MODIFIKASI
ho = 12.00 m
wo = 21.60 m
N N
W S
23.50 Latitude N
Equator Gambar 3. (b) Posisi Matahari pada Bulan
23.50 Latitude S
Maret jam 12.00
Solar declination 00
S S
21 Maret 21 September
Maret, 21
Jam 17.00
Gambar 2. Posisi Matahari dan Bumi pada sun altitude = 170
sun azimuth = 2700
Vernal Equinox E
N
Pada Gambar 3. (b) posisi matahari ruang pada bangunan eksisting dan modi-
pada jam 12.00 memungkinkan penetrasi fikasi.
cahaya menyebar/diffuse terbesar ke dalam
bangunan, bila dibandingkan pada jam- Bulan Maret, jam 6.00
jam lain. Pada jam 6.00, illuminasi akibat pe-
Berdasarkan analisa iklim yang di- nerangan alam pada bangunan eksisting
peroleh dengan simulasi menggunakan dan modifikasi di titik terjauh dari front-
Archipack, dapat disimpulkan ada per- wall (jarak 10,22 m) hanya mencapai 5
masalahan dan potensi dari iklim daerah ft-cd. Keduanya tidak memenuhi tingkat
studi yang termasuk dalam kategori iklim terang (illuminasi) yang direkomendasi-
tropis-lembab. Permasalahan iklim yang kan. Gambar 4. (a) menunjukkan bahwa
teridentifikasi adalah: (1) Sinar berlim- kondisi illuminasi pada bangunan eksis-
pah, dapat menimbulkan over-brightness/ ting lebih baik dibandingkan bangunan
glare, (2) Kondisi langit selalu berawan modifikasi, karena pada bangunan eksis-
(overcast) menimbulkan masalah pada ting terdapat area yang memenuhi standar
kuantitas penetrasi cahaya. Sedangkan illuminasi yang direkomendasikan, yaitu
potensi iklim yang dapat dimanfaatkan pada jarak 2,04 m dari dinding depan/
adalah: (1) sinar menyebar (diffuse), front-wall (pada aksis sebelah kiri grid).
sehingga kelebihan cahaya/silau (over- Sebaliknya, hasil simulasi pada kondisi
brigthness/glare) dapat dikurangi melalui bangunan modifikasi tidak menunjukkan
modifikasi pada reflektansi dan pemba- ada area yang memenuhi standar illumi-
yangan (shading) dari elemen-elemen di nasi yang direkomendasikan.
sekitar lingkungan, (2) orientasi bangunan
9
9
8
8
7
7
6
nodes
6
nodes
5
5
4
4
3
3
2
2
15.00-20.00
10.00-15.00 1
1
10.00-15.00
0.68
2.04
3.41
4.77
6.13
7.49
8.86
10.22
0.68
2.04
3.41
4.77
6.13
7.49
8.86
10.22
5.00-10.00 5.00-10.00
0.00-5.00 0.00-5.00
jarak dari front-wall jarak dari front-wall
9 9
8 8
7 7
6 6
nodes
nodes
5 5
4 4
3 3
150.00-200.00 2
2
100.00-150.00 1 100.00-150.00
1
0.68
2.04
3.41
4.77
6.13
7.49
8.86
10.22
0.68
2.04
3.41
4.77
6.13
7.49
8.86
10.22
50.00-100.00 50.00-100.00
Bulan Maret, jam 17.00 Seperti halnya pada jam 6.00, kedua-
Pada Gambar 4. (c), hasil simulasi nya tidak memenuhi tingkat terang (illu-
untuk jam 17.00, menggambarkan illumi- minasi) yang direkomendasikan. Kondisi
nasi akibat penerangan alam pada bangun- illuminasi pada bangunan eksisting lebih
an eksisting dan modifikasi di titik ter- baik dibandingkan bangunan modifikasi,
jauh dari front-wall (jarak 10,22 m) hanya karena pada bangunan eksisting area
mencapai 10 ft-cd, kurang dari standar yang memenuhi standar illuminasi yang
niali illuminasi yang direkomendasikan direkomendasikan lebih luas dibanding-
pada Tabel 3. kan pada bangunan modifikasi.
9 9
8 8
7 7
6
nodes
6
nodes
5
5
4
4
3
3
2
2
20.00-30.00
20.00-30.00 1
0.68
2.04
3.41
4.77
6.13
7.49
8.86
10.22
1 10.00-20.00
10.00-20.00
0.68
2.04
3.41
4.77
6.13
7.49
8.86
10.22
0.00-10.00
0.00-10.00 jarak dari front-wall
jarak dari front-wall
Menurut Simon Yanas dalam Krishan jadi suatu perhatian kritis pada disain
(2000), disebutkan bahwa sudut datang penerangan alami. Bahwa semakin besar
sinar matahari pada permukaan luar ba- nilai DF, maka semakin kecil perbedaan
ngunan bervariasi berdasarkan waktu, ekstrem brigthness antara keduanya. Arti-
lokasi/letak, dan kondisi site. Sehingga nya, kondisi illuminasi di dalam ruang
efek pada kondisi dalam bangunan (in- tidak jauh berbeda dengan kondisi illumi-
door) sangat bergantung pada disain nasi lingkungan di sekitar ruang atau
bangunan dan pola pemakaian ruang da- bangunan tersebut.
lam bangunan tersebut. Penentuan disain,
yaitu bentuk geometri, dimensi dan jenis Tabel 4. Daylight Factor and Glare Index
material dari elemen bangunan menjadi yang Direkomendasikan (Szokolay, 1980)
pertimbangan utama untuk mengendali- Type of DF Glare
Type of room
kan sinar matahari dan panas. building (%) index
Metode Analisa Daylight Factor (I) Libraries Shelves (+ arti- 1 -
ini pada mulanya dikembangkan oleh ficial ligthing)
Commission Internationale de l’Eclairage Reading Tables 1 22
(CIE) untuk kondisi langit yang seragam
(uniform sky conditions). Metode ini me- DF minimum sesuai dengan tipikal
nyatakan suatu persentase atau rasio dari ruang yang direkomendasikan dihitung
illuminasi horisontal ruang dalam (indoor) dengan perbandingan menurut Stein &
pada titik-titik yang selalu simultan de- Reynold dalam Beleher (http://www.arce.
ngan illuminasi horisontal ruang luar ku.edu/book/contents. html) adalah:
(outdoor).
Faktor penerangan alami, merupakan
(0,1) WindowsArea
perbandingan tingkat penerangan pada DF min =
suatu titik dari suatu bidang tertentu di FloorArea
dalam suatu ruangan terhadap tingkat
(0,1) 23,4
penerangan bidang datar di lapangan ter- DF min = 0,015
buka yang merupakan ukuran kinerja (14 ,4 10 ,9)
lubang cahaya ruangan tersebut, yang
meliputi 3 komponen, yaitu: (a) Kompo- DF minimum dari hasil simulasi pada
nen langit (faktor langit/FL), yaitu kom- kedua model bangunan adalah 0,68. Nilai
ponen penerangan langsung dari cahaya DF hasil simulasi lebih besar dari DF
langit, (b) Komponen refleksi luar (faktor tipikal minimum yaitu 0,015 (menurut per-
refleksi luar/FRL), yaitu komponen pene- hitungan sesuai rumus Stein & Reynold
rangan yang berasal dari refleksi benda- dalam Beleher). Hal ini menunjukkan
benda yang berada di sekitar bangunan bahwa penerangan alam pada ruangan
yang bersangkutan, dan (c) Komponen tersebut mencukupi atau memenuhi sya-
refleksi dalam (faktor refleksi dalam/ rat sepanjang tahun.
FRD), yaitu komponen penerangan yang Distribusi DF pada kedua model ba-
berasal dari refleksi permukaan-permuka- ngunan merata, dalam artian bahwa pada
an dalam ruangan, dari cahaya yang masuk titik terjauh dari front-wall (penetrasi
ke dalam ruangan akibat refleksi benda- cahaya) yaitu pada barisan titik dengan
benda di luar ruangan maupun dari jarak 10,22 m, nilai DF mencapai 2%.
cahaya langit Hal ini menunjukkan bahwa hasil simu-
Dalam metode Daylight Factor ini, lasi yang diperoleh memenuhi kriteria
perbandingan ‘relative brigthness’ antara DF yang direkomendasikan untuk ruang
interior (bidang kerja) dan jendela men- baca atau perpustakaan sebesar 1%.
Mahaputri, Studi Simulasi Model Penerangan Alami 209
10
8 8
7
6
6
nodes
DF (%)
5
4
4
3 2 10
7
s
de
2 4
no
6.00-8.00 0 1 6.00-8.00
1
0.68
2.04
3.41
4.77
6.13
7.49
8.86
10.2
0.68
2.04
3.41
4.77
6.13
7.49
8.86
10.22
4.00-6.00 4.00-6.00
2.00-4.00 2.00-4.00
jarak dari front-wall (m)
jarak dari front-wall (m) 0.00-2.00 0.00-2.00
Gambar 6. (a). Bangunan Eksisting (Maret, Jam 6.00, 12.00 dan 17.00)
10
8 8
7
6
6
nodes
DF (%)
5
4
4
3 2 10
7
s
de
2 4
no
0 1 6.00-8.00
1
0.68
2.04
3.41
4.77
6.13
7.49
8.86
10.2
6.00-8.00 4.00-6.00
0.68
2.04
3.41
4.77
6.13
7.49
8.86
10.22
4.00-6.00 2.00-4.00
jarak dari front-wall (m)
2.00-4.00 0.00-2.00
jarak dari front-wall (m)
0.00-2.00
Gambar 6. (b) Bangunan Modifikasi (Maret, Jam 6.00, 12.00 dan 17.00)
210 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 33, NO. 2, SEPTEMBER 2010: 201210