Anda di halaman 1dari 9

AGORA: Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti ISSN 1411-9722 (Print)

Vol. 21 No. 1 Juli 2023: 20-28 ISSN 2622-500X (Online)


DOI: https://doi.org/10.25105/agora.v21i1.14925

PENERAPAN ARSITEKTUR SURYA PASIF PADA


BANGUNAN HUNIAN VERTIKAL
(Kasus Studi : Greenhost Boutique Hotel)

APPLICATION OF PASSIVE SOLAR ARCHITECTURE IN


VERTICAL RESIDENTIAL BUILDINGS
(Case Study: Greenhost Boutique Hotel)

Ahmad Riyan Budiman1, Anisa Anisa*2


1,2
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta
*e-mail: anisa@umj.ac.id
AGORA Vol 21 No 1 Juli 2023
Diterima: 07 09 2022 | Direvisi: 11 01 2023 | Disetujui: 25 03 2023 | Diterbitkan: 30 07 2023

ABSTRAK
Secara geografis, Indonesia merupakan salah satu negara yang dilintasi garis khatulistiwa.
Berdasarkan hal tersebut, Indonesia mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun dengan
skala yang cukup tinggi. Sayangnya, Sinar matahari yang cukup tinggi di Indonesia seringkali
membuat penghuni bangunan merasa tidak nyaman. Hal ini disebabkan antara lain minimnya
bukaan sirkulasi udara dan sirkulasi cahaya, sehingga berdampak pada penggunaan AC yang
berlebihan. Contoh di lingkungan sekitar adalah pada bangunan hunian vertikal. Banyak
solusi yang bisa mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya ialah dengan solusi hemat
energy dan menekankan desain surya pasif. Sistem Arsitektur Surya Pasif memanfaatkan
teknik energi surya pada bangunan melalui perancangan arsitektur. Penelitian menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Pendekatan dilakukan secara deduktif dengan memahami teori
surya pasif yang diaplikasikan pada suatu contoh kemudian didapatlah kesimpulan yang
bersifat komprehensif. Langkah yang dilakukan pada analisis adalah mengidentifikasi lalu
menganalisis dari kasus yaitu bangunan Greenhost Boutique Hotel. Hasil dari penelitian ini
adalah Tiga bagian konsep pada arsitektur surya pasif dapat di terapkan pada bangunan
hunian vertical, dengan ketentuan yang memperhatikan beberapa hal yaitu : (1) orientasi
bangunan; (2) penempatan bukaan; (3) pemakaian material; (4) desain bangunan yang bisa
mengatur pencahayaan alami dan sirkulasi udara pada bangunan. Tiga konsep yang
dimaksud, yaitu sistem pemanasan, sistem pencahayaan, dan sistem pendinginan dapat
diaplikasikan dengan memberikan elemen-elemen pada dinding, selubung, maupun sekitar
bangunan. Elemen-elemen yang dimaksud antara lain, pencahayaan dan penghawaan alami
dengan sistem silang, pembentukan daerah bayangan, dan penataan vegetasi.

Kata Kunci: arsitektur surya pasif, sistem pemanasan, sistem pencahayaan, sistem
pendinginan
ABSTRACT
Geographically, Indonesia is one of the countries crossed by the equator. Based on this,
Indonesia gets sunshine throughout the year on a fairly high scale. Unfortunately, the high
sunlight in Indonesia often makes building occupants feel uncomfortable. This is due, among
other things, to the lack of openings for air circulation and light circulation, which results
in excessive use of air conditioners. Examples in the surrounding environment are vertical
residential buildings. Many solutions can overcome this problem, one of which is energy-
saving solutions and emphasizes passive solar design. Passive Solar Architecture Systems

20
Agora: Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti,
Volume 21, Nomor 1, Juli 2023

utilize solar energy techniques in buildings through architectural design. Research using
descriptive qualitative method. The approach is carried out deductively by understanding
the passive solar theory that is applied to an example and then a comprehensive conclusion
is obtained. The steps taken in the analysis are to identify and then analyze the case, namely
the collective hotel building. The results of this study are that three parts of the concept of
passive solar architecture can be applied to vertical residential buildings, with provisions
that pay attention to several things, namely: (1) building orientation; (2) placement of
openings; (3) use of materials; (4) building design that can regulate natural lighting and air
circulation in buildings. The three concepts in question, namely the heating system, lighting
system, and cooling system can be applied by adding elements to the walls, envelope, or
around the building. The elements in question include natural lighting and ventilation with
a cross system, forming shadow areas, and arranging vegetation.

Keywords: passive solar architecture, heating system, lighting system, cooling system

A. PENDAHULUAN menerapkan arsitektur surya pasif. Arsitektur


surya pasif akan berdampak positif pada
Semakin tingginya kesadaran masyarakat efisiensi energi.
dunia akan pentingnya mendirikan hunian
atau bangunan lainnya yang ramah lingkungan Secara umum efisiensi energi dapat dilihat
dan memanfaatkan cahaya matahari alami melalui 3 hal yaitu : (1) arah hadap bangunan
semakin memperkaya ragam arsitektur. terhadap lintasan matahari; (2) optimalisasi
Bangunan modern yang menjadikan faktor ini bukaan untuk pencahayaan (kenyamanan
sebagai pertimbangan dikenal dengan sebutan visual) dan penghawaan (kenyamanan
Arsitektur Surya. Jika arsitektur gaya lama termal); (3) elemen pada bangunan yang
mengandalkan banyak modifikasi untuk mengalirkan kalor serta ventilasi silang.
melindungi diri dari berbagai faktor iklim (Anisa, 2022)
seperti hujan, terik matahari, angin. Arsitektur
Surya yang memanfaatkan tenaga matahari Lintasan matahari di lokasi yang dilalui garis
untuk memenuhi kebutuhan akan energi listrik khatulistiwa tepat simetris diantara sisi yang
yang efisien (lebih hemat energi), kencang dan menghadap selatan dan utara. Hal ini berarti
udara panas tropis, arsitektur surya dibuat bangunan yang tepat berada di garis
dengan mengintegrasikan pemanfaatan energi khatulistiwa akan memperoleh sinar matahari
surya dengan teknik bangunan modern yang dengan jumlah yang tepat sama dalam 12
mengarah ke matahari. memiliki ruang bulan pada sisi utara dan sisi selatannya.
sirkulasi udara yang baik, serta memiliki Semakin ke selatan lokasi suatu tempat
tipologi arsitektur yang mendukung relative terhadap garis khatulistiwa,
konservasi energi. penyinaran matahari di sisi utara bangunan
akan lebih besar dibandingkan sisi selatannya.
Konsep bangunan ramah lingkungan tercipta Bangunan yang berada di sekitar khatulistiwa
melalui konstruksi dari tahap pelaksanaan, harus diusahakan untuk menerima kalor dari
perencanaan, dan penggunaan produk matahari seminimal mungkin dan melepaskan
konstruksi ramah lingkungan, efisien dalam kalor dari matahari semaksimal mungkin.
penggunaan sumber daya dan energi, biaya (Karyono, 2016).
yang rendah, serta mencermati kesehatan dan
kenyamanan penghuninya yang Ketika sinar matahari mengenai bangunan,
bersinambungan. (Karuniastuti, 2015). Salah materialnya dapat memantulkan,
satu konsep yang dapat mewujudkan meneruskan, atau mengabsorbsi radiasi
bangunan ramah lingkungan yaitu dengan matahari karena sifat morfologi, lokasi dan

21
Ahmad Riyan Budiman: Penerapan Arsitektur Surya Pasif Pada Bangunan Hunian Vertikal (Kasus Studi :
Greenhost Boutique Hotel) (20-28)

fisik bahan material. Panas yang dihasilkan vertikal dengan penerapan desain surya
oleh matahari menyebabkan pergerakan pasif pada bangunannya. Hal inilah yang
udara yang dapat diprediksi pada ruang melatarbelakangi pentingnya karena itu
yang dirancang (Bilgic, 2003). perlu adanya penelitian “Kajian konsep
arsitektur surya pasif pada bangunan
Desain arsitektur surya pasif terbagi hunian vertikal”
menjadi akses masuk sinar matahari,
ventilasi silang, hingga penerapan shading B. STUDI PUSTAKA
yang efektif yang diintegrasikan dengan
sistem energi tambahan terbarukan dan Desain surya pasif merupakan pendekatan
ramah lingkungan. Konstruksi arsitektur yang penting dengan cara memanfaatkan
pasif di Indonesia umumnya material bangunan dan efek pencahayaan
mengusahakan susunan bangunan yang matahari alami untuk mewujudkan
didesain untuk menanggulangi paparan lingkungan yang nyaman bagi penghuni
sinar matahari langsung tanpa (Kachadorian, 1997). Penerapan konsep
mengesampingkan kebutuhan penerangan arsitektur surya pasif memprioritaskan
alami. Manfaat cahaya matahari tetap penggunaan energi udara dan matahari
terserap, namun radiasi panasnya yang yang bisa diterapkan pada bangunan
membahayakan dapat diminimalisir. dengan menerapkan bukaan yang tepat dan
material yang dapat menyimpan dan
Pertambahan penduduk terus meningkat membaurkan panas dalam bangunan serta
dalam kehidupan perkotaan, sedangkan memberikan suasana sejuk pada bangunan
lahan untuk perumahan di perkotaan (Bumi dan Satwikasari, 2021). Dalam
mahal, semakin sulit, dan terbatas, penerapannya, desain surya pasif meliputi
sehingga penduduk perkotaan mau tidak desain jendela, dinding, dan lantai untuk
mau tinggal di kawasan perumahan yang membalas reaksi energi panas matahari dan
padat (Suhaeni, 2011). Jika kepadatan penghawaan angin. Sistem surya pasif ini
pada suatu kota sudah semakin tidak melibatkan sistem mekanik dan listrik
meningkat, maka hunian landed house lainnya (Niles, 1980).
tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan
akan perumahan (Horianto dan Atmoko, Terdapat tiga cara dasar sistem
2014). Perumahan vertikal memiliki pencahayaan alami: a) Sidelighting,
kapasitas tinggi dan dapat merealisasikan Elemen bukaan berupa jendela; b)
ruang terbuka hijau di lingkungan vertikal Toplighting, Elemen bukaan yang berada
(Tania dan Fermanto, 2022). Sehingga di atas bangunan; c) Pencahayaan inti,
keberadaan hunian vertikal menjadi solusi Elemen bukaan yang berada di atas
keterbatasan lahan perumahan. Hunian bangunan 2 atau lebih lantai. Desain
vertikal (Vertical Dwellings) termasuk pencahayaan ini menjadi suatu cara untuk
dalam arsitektur vertikal yang bersifat menanggulangi kurangnya pencahayaan
‘parasit’ dimana bukan hanya soal bentuk, alami pada bangunan (Gunawan dan
ketinggian, ataupun tipologi namun juga Satwikasari, 2021).
menekankan konteks dimana arsitektur
tersebut tumbuh (Carten, 2014). Arsitektur surya pasif berkaitan juga
dengan arsitektur bioklimatik. Prinsip
Indonesia yang merupakan negara dengann desain arsitektur bioklimatik tidak lain
kepadatan penduduk tinggi dan beriklim adalah memperhatikan kondisi iklim,
tropis menciptakan korelasi antara hunian hemat energi, dan peduli lingkungan.

22
Agora: Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti,
Volume 21, Nomor 1, Juli 2023

Prinsip-prinsip desain bioklimatik harus Hasil penelitian ini berupa interpretasi atau
memperhatikan 5 aspek, diantaranya penafsiran terhadap data tentang penerapan
adalah penentuan orientasi bangunan, prinsip arsitektur surya pasif yang diterapkan
membuat ruang transisi, desain pada pada bangunan greenhost Boutique Hotel.
dinding, hubungan dengan lanskap, dan Penelitian dimulai dengan mengkaji teori
penggunaan alat bayang pasif. (Fahri dan arsitektur surya pasif dan hunian vertikal.
Satwikasari, 2022). Selanjutnya melakukan observasi untuk
mendapatkan analisa penerapan desain surya
C. METODE PENELITIAN pasif dengan parameter sistem pemanasan,
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif sistem pencahayaan, dan sistem pendinginan.
Kemudian hasil akhir berupa penerapan
kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif atau
konsep surya pasif pada kasus.
kuasi kualitatif merupakan penelitian dengan
bantuan teori atau pustaka di awal proses
D. HASIL PENELITIAN
hingga pengumpulan data. Sedangkan analisis
dilakukan secara kualitatif. Teori yang Greenhost Boutique Hotel merupakan
digunakan pada penelitian ini adalah teori bangunan hotel lima lantai yang terletak di
tentang arsitektur surya pasif, yaitu sistem Kota Yogyakarta. Hotel ini tergolong dalam
pemanasan (kenyamanan termal), sistem bangunan yang ramah lingkungan terlihat dari
pencahayaan (kenyamanan visual), dan sistem penerapan efisiensi, efektivitas dan
pendinginan (kenyamanan penghawaan). Tiga optimalisasi menjadi kunci dasar perencanaan
perancangannya. Greenhost Boutique Hotel
sistem tersebut digunakan sebagai alat dalam
berlokasi pada daerah Prawirotaman
mendeskripsikan data secara kualitatif.
Yogyakarta, yang dikenal sebagai kawasan
berkumpulnya komunitas seni serta kominitas
Analisis pada penelitian ini menggunakan kreatif. Greenhost Boutique Hotel dirancang
metode penelitian kualitatif dengan beberapa senyaman mungkin agar para tamu merasakan
tahapan analisis. Data yang didapatkan baik ketenangan, dapat dilihat dari sistem
berupa gambar, foto, maupun hasil wawancara pengoptimalan pada sirkulasi udara dan
harus ditranskrip dalam bentuk deskriptif pencahayaan alami. Selain itu, Greenhost
sebelum dianalisis. Hal ini sesuai dengan Boutique Hotel mengangkat tema khusus
analisis data kualitatif secara manual yaitu city farming, dengan cara mengandalkan
(MDAP). pertanian kota di dalam bangunan.

Dalam proses menganalisis dilakukan melalui Parkir area pada Greenhost Boutique Hotel
langkah-langkah sebagai berikut : (1). berada langsung di depan lobby bangunan,
Mengkaji dan memahami teori-teori tentang sehingga menutupi fasade dan main entrance
arsitektur surya pasif; (2). Mengumpulkan lobby hotel. Terjadi perbedaan level
konsep Arsitektur Surya Pasif yang akan ketinggian antara area parkir dan area lobby.
digunakan sebagai landasan untuk Lobby hotel didesain semi outdoor dengan
menganalisis objek studi kasus; (3). tidak menggunakan penghawaan buatan dan
Mengidentifikasi dan mendeskripsikan studi hanya menggunakan sedikit pencahayaan
kasus, hal-hal yang berkaitan dengan konsep buatan di malam hari. Pada area lobby
arsitektur surya pasif; (4). Menafsirkan lantainnya tidak menggunakan keramik hanya
temuan dari deskripsi penerapan konsep menggunakan acian semen. Plafond
Arsitektur Surya Pasif menggunakan konsep industrialis dengan cara

23
Ahmad Riyan Budiman: Penerapan Arsitektur Surya Pasif Pada Bangunan Hunian Vertikal (Kasus Studi :
Greenhost Boutique Hotel) (20-28)

mengeksposnya, sehingga penggunjung dapat Hotel. Jadi pada saat siang hari dinding akan
melihat langsung cara kerja dari instalasi air. menyimpan hawa panas dari matahari untuk
Selain itu, agar terlihat menarik pada plafond menghangatkan suhu di dalam ruangan, dan
yang terekspos diberikan tanaman gantung pada saat malam hari suhu menurun panas
menggunakan bahan bekas yang sulit terurai akan di lepaskan secara bertahap.
dijadikan sebagai wadahnya. Dinding lobby
menggunakan material batu yang disusun D.1.2. Penghawaan Alami Pada bangunan
secara vertikal maupun horizontal agar Greenhost Boutique Hotel
terkesan artistik.
system pemanasan yang di hasilkan dari Masa
Termal yang mana di realisasikan pada
elemen dinding berfungsi menyimpan hawa
panas matahari pada saat siang hari agar
menghangatkan suhu di dalam ruangan.
Untuk mengantisipasi suhu panas dalam
ruangan yang berlebihan, maka di gunakan
salah satu prinsip dari arsitektur surya pasif,
yaitu penghawaan alami yang di realisasikan
oleh bukaan. Bukaan berfungsi untuk
Gambar 1. Greenhost Boutique Hotel menyejukkan serta mengontrol suhu panas di
dalam ruangan agar tidak berlebihan. Jadi
D.1. Sistem pemanasan (Kenyamanan masa termal yang di realisasikan pada dinding
Thermal) Arsitektur Surya Pasif pada bangunan yang berfungsi untuk menyimpan
bangunan Greenhost Boutique Hotel. hawa panas dari matahari di kontrol dengan
system penghawaan alami yang di
Sistem pemanasan (Kenyamanan Termal) realisasikan pada bukaan agar suhu di dalam
Kenyamanan termal adalah sebuah kondisi di ruangan tetap sejuk, tidak terlalu panas, dan
mana secara psikologis, fisiologis, dan pola tetap di suhu normal.
perilaku seseorang merasa nyaman untuk
melakukan aktivitas dengan suhu tertentu di
sebuah lingkungan.Secara teori, manusia
memiliki kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan termal. Dimana system pemanasan
(Kenyamanan Termal) pada bangunan
Greenhost Boutique Hotel ialah sebagai
berikut:

D.1.1. Masa Termal Pada bangunan Gambar 2. Bukaan, Ventilasi, dan Vegetasi
Greenhost Boutique Hotel system pemanasan
(kenyamanan termal) nya menggunakan dari
salah satu prinsip arsitektur surya pasif, yaitu D.1.3. Shading
Masa Termal, dimana masa termal ini Salah satu prinsip arsitektur surya pasif ialah
berfungsi sebagai menyimpan hawa panas Shading, berfungsi untuk menepis panas dari
dari matahari untuk menghangatkan suhu di matahari yang berlebihan masuk ke dalam
dalam ruangan, yang mana penyimpanan bangunan, sehingga suhu di dalam bangunan
panas matahari itu di realisasikan pada elemen tidak terlalu panas. Terdapat shading pada
dinding pada bangunan Greenhost Boutique bangunan Greenhost Boutique Hotel untuk

24
Agora: Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti,
Volume 21, Nomor 1, Juli 2023

manghalangi panas dari matahari masuk ke Pada bangunan Greenhost Boutique Hotel
dalam bangunan, sehingga suhu di dalam untuk system pencahayaannya menggunakan
ruangan tetap terkontrol dengan baik. salah satu prinsip dari arsitektur surya pasif
D.1.4. Vegetasi yaitu Shading, yang bertujuan untuk menepis
Vegetasi merupakan salah satu prinsip dari panas yang di hasilkan dari sinar matahari
arsitektur surya pasif, yang bertujuan untuk tetapi hanya mengambil keuntungan cahaya
menciptakan keteduhan di luar bangunan serta dari matahari untuk pencahayaan alaminya di
bisa juga memberikan keteduhan di dalam bangunan ini
bangunan, selain itu vegetasi juga bisa
berfungsi untuk meneduhi dinding, dan
jendela dari paparan sinar matahari. Pada
gambar di bawah ini ialah contoh vegetasi di
luar bangunan yang bertujuan untuk meneduhi
dinding, jendela agar terhindari dari paparan
panas matahari sehingga suhu di dalam
ruangan tetap terkontrol dengan baik, serta
untuk menyejukan bagian luar bangunan.
Gambar 4. Shading pada bangunan
D.2. Sistem Pencahayaan (Kenyamanan
Visual) Arsitektur Surya Pasif pada Greenhost
D.2.3. Vegetasi
Boutique Hotel.
System pencahayaan dari Greenhost Boutique
Hotel menggunakan salah satu prinsip dari
Dalam arsitektur surya pasif pencahayaan
arsitektur surya pasif, yaitu Vegetasi yang
sinar matahari adalah bentuk pemanfaatan
selain berfungsi untuk memberikan
dalam mendesain sebuah bangunan dimana
memberikan keteduhan di dalam dan di luar
akan memberikan pencahyaan alami,
bangunan, vegetasi juga berfungsi untuk
pencahyaan alami dari sinar matahari dapat
memberikan kenyamanan visual. Di dalam
masuk ke dalam bangunan melalui dari
bangunan Greenhost Boutique Hotel tepatnya
bukaan.
berada di bawah toplighting terdapat vegetasi
D.2.1. Bukaan Pada bangunan Greenhost
yang sengaja di tanami bertujuan untuk
Boutique Hotel memiliki bukaan pada bagian
memberikan kenyamanan visual dari nuansa
toplighting yang berada di tengah tengah atap
alaminya.
bangunan serta memiliki bukaan di sekeliling
bangunannya untuk memasukan pencahayaan
alami ke dalam bangunan, sehingga bangunan
tersebut tidak mengandalkan pencahayaan
dari energy listrik tetapi hanya memanfaatkan
sinar matahari untuk penerangannya pada saat
siang hari.

Gambar 3. Letak Bukaan Gambar 5. Vegetasi di dalam bangunan

D.2.2.Shading

25
Ahmad Riyan Budiman: Penerapan Arsitektur Surya Pasif Pada Bangunan Hunian Vertikal (Kasus Studi :
Greenhost Boutique Hotel) (20-28)

D.3. Sistem Pendinginan (Penghawaan Layout bangunan dibuat mengelilingi void


Udara) Arsitektur Surya Pasif pada Greenhost yang besar untuk menjadi sirkulasi udara dan
Boutique Hotel. pencahayaan alami. Bangunan di buat
Pada sebuah bangunan penghawaan berjarak dengan tembok pagar agar
merupakan item yang penting untuk meminimalisir gangguan terhadap tetangga
diperhatikan seperti halnya di bangunan yang berdekatan, ini juga untuk menjamin
Greenhost Boutique Hotel, karena untuk semua ruang mendapatkan cross
merencanakan kenyaman di musim dingin dan ventilation.Ketinggian level dasar bangunan
pada musim panas ketika mendesain surya ditentukan berdasarkan keinginan untuk tidak
pasif pertimbangan yang harus di ambil ialah membuang tanah galian keluar site. Air
kondisi iklim local, shading dan kondisi limbah dilakukan filterisasi dikelola dalam
angin. Bentuk yang paling sederhana pada site digunakan untuk penyiraman tanaman.
elemen pendinginan surya pasif dapat Selain itu dilakukan pengelolaan energi listrik
mencakup peneduh atau overhang pada secara efisien dan optimal (memanfaatkan
jendela, pohon peneduh, massa termal dan energi gravitasi untuk distribusi air secara
juga strategi ventilasi. Berikut ialah System vertikal, mengurangi/menurunkan spesifikasi
Pendinginan (Penghawaan Udara) pada beberapa pemakaian alat elektonik dalam
bangunan Greenhost Boutique Hotel: interior kamar hotel seperti refrigenerator dan
AC). Selain itu secara umum material yang
D.3.1. Shading digunakan dalam bangunan ini (eksterior dan
Perangkat peneduh (shading) pada bangunan interior) di upayakan secara optimal
Greenhost Boutique Hotel dapat memberikan memanfaatkan material reuse, recycle, reduce
perlingdungan pada area bukaan untuk juga material reject.
mengurangi cahaya yang menyilaukan dan
panas matahari yang berlebih pada musim D.3.4. Vegetasi Vegetasi merupakan salah
panas, tapi masih memungkinkan matahari satu prinsip dari arsitektur surya pasif, yang
menembus bangunan pada musim dingin. bertujuan untuk menciptakan keteduhan di
luar bangunan serta bisa juga memberikan
D.3.2. Masa Termal keteduhan di dalam bangunan, selain itu
Masa termal dapat digunakan dalam vegetasi juga bisa berfungsi untuk meneduhi
pendingan surya pasif untuk menyerap panas dinding, dan jendela dari paparan sinar
hingga suhu dalam ruangan menjadi sedang matahari, sehingga udara di dalam ruangan
selama musim panas yang di realisasikan oleh dan luar bangunan tetap sejuk.
dinding. Massa termal akan menyerap panas
matahari di siang hari dan mendinginkannya
pada malam hari menggunakan ventilasi.

D.3.3. Ventilasi
Pada iklim dimana suhu dalam ruangan lebih
tinggi dari pada suhu luar ruangan, ventilasi
udara teknik pendinginan yang paling cocok.
Ventilasi pada dinding di posisikan
menghadap angin yang berhembus, serta pada
Gambar 6. vegetasi di luar bangunan
ventilasi yang berlawanan untuk menciptakan
pergantian udara agar bisa keluar masuk
secara bergantian.

26
Agora: Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti,
Volume 21, Nomor 1, Juli 2023

E. KESIMPULAN elemen pada kasus penelitian menunjukkan


integrasi antara ketiga sistem ini pada desain
Sistim Arsitektur Surya Pasif (passive solar bangunan sehingga arsitektur surya pasif
system) merupakan suatu teknik pemanfaatan dapat lebih optimal.
energi surya secara langsung dalam bangunan
tanpa atau seminimal mungkin menggunakan DAFTAR PUSTAKA
peralatan mekanis, melalui perancangan
elemen elemen arsitektur (lantai, dinding, Anisa, A, “The Kudus Traditional House
atap, langit langit, aksesoris bangunan) as a Potential Tropical Building
bertujuan untuk kenyamanan manusia Design for Climate Action.” Journal
(mengatur sirkulasi udara alamiah, pengaturan Sustainability Science and
temperatur dan kelembaban, kontrol radiasi Resources, Vol 3 (2022).
Alexander Carlen, M. G,” Vertical
matahari, penggunaan insulasi termal).
Dwellings,” Swedia: Lund School of
Architecture, 2014.
Arsitektur surya pasif memiliki konsep yang
Bilgic, S. ”Passive Solar Design Strategies
di bagi menjadi tiga bagian, yaitu pertama
For Buildings”, 2003.
pemanasan, ke dua pendinginan, ke tiga
Bumi, B,R., Satwikasari, A,F, ”Kajian
pencahayaan. Tiga bagian konsep tersebut
Konsep Arsitektur Surya Pasif Pada
dapat di terapkan pada bangunan hunian
Bangunan Mall K11 Art Mashanghai /
vertical, dengan ketentuan yang
Kokaistudio,” Seminar Nasional Sains
memperhatikan beberapa hal yaitu : (1)
dan Teknologi 2021, Fakultas Teknik
orientasi bangunan; (2) penempatan bukaan;
Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17
(3) pemakaian material; (4) desain bangunan
November 2021
yang bisa mengatur pencahayaan alami dan
Fahri, M dan Satwikasari, A,F., “Kajian
sirkulasi udara pada bangunan.
Konsep Arsitektur Bioklimatik pada
Bangunan Punggol Waterway Terrace,
Sistem Pemanasan pada arsitektur surya pasif
Singapura. Agora Vol 20 No 2
ditujukan untuk memberikan kenyamanan
Desember 2022
termal, pada kasus penelitian hal ini
Gunawan, W, and Satwikasari, A,F, . Wawan,
ditunjukkan dengan masa termal pada bagian
and S Anggana,” Konsep Arsitektur
atap bangunan, penggunaan penghawaan
Surya Pasif pada Bangunan Masjid Raja
alami pada selubung bangunan, memberikan
Haji Fisabilillah di Malaysia,” Jurnal
shading sebagai daerah pembayangan dan
LINEARS, Maret, 2021 Vol. 4, No. 1,
penataan vegetasi di sekitar bangunan.
Hal. 43-49
Horianto, N, L., Atmoko, T, U., “Hubungan
Sistem pencahayaan pada arsitektur surya
Antara Kepadatan Manusia dengan
pasif berkaitan dengan kenyamanan visual,
Kehidupan di Rumah Susun,.” Laporan
antara lain pada kasus terlihat pada bukaan
Tugas Akhir Teori Perumahan Kota.
pada bagian atas dan samping bangunan yang
2014. Program Studi Arsitektur,
berguna untuk memasukkan cahaya,
Departemen Arsitektur, Fakultas
pengaturan cahaya dengan menyediakan
Teknik,Universitas Indonesia.
daerah bayangan yang terbentuk dari adanya
Karyono, T, H, “Arsitektur Tropis : Bentuk,
shading pada selubung bangunan, dan
teknologi, kenyamanan dan Penggunaan
vegetasi di sekitar bangunan. Energi.” Penerbit Erlangga, 2016
Karuniastuti, N, " Bangunan Ramah
Sistem pendinginan berkaitan dengan Lingkungan," Swara Patra, Majalah
penghawaan udara pada bangunan. Beberapa Ilmiah PPSDM Migas, 5(1), 2015.

27
Ahmad Riyan Budiman: Penerapan Arsitektur Surya Pasif Pada Bangunan Hunian Vertikal (Kasus Studi :
Greenhost Boutique Hotel) (20-28)

Kachadorian, J” The Passive Solar House:


Using Solar Design to Cool and Heat
Your Home,” Chelsea Green,
Publishing, 2006.
P. W. Niles and K. L,”Passive Solar
Handbook,” California Energy
Commission, Sacramento (USA), Tech.
Rep., 1980.
Suhaeni,H., “Kepadatan Penduduk dan
Hunian Berpengaruh Terhadap
Kemampuan Adaptasi Penduduk di
Lingkungan Perumahan Padat,” Jurnal
Permukiman, Vol. 6 No. 2 Agustus 2011
: 93-99.
Tania, C, K,. dan Fermanto,L,. ”Perancangan
Hunian Vertikal Sebagai Tempat
Tinggal, Berkreasi, dan Berinspirasi,”
Jurnal Stupa Vol. 4, No. 1, April 2022.
hlm: 257-270

28

Anda mungkin juga menyukai