ABSTRAK
Secara geografis, Indonesia merupakan salah satu negara yang dilintasi garis khatulistiwa.
Berdasarkan hal tersebut, Indonesia mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun dengan
skala yang cukup tinggi. Sayangnya, Sinar matahari yang cukup tinggi di Indonesia seringkali
membuat penghuni bangunan merasa tidak nyaman. Hal ini disebabkan antara lain minimnya
bukaan sirkulasi udara dan sirkulasi cahaya, sehingga berdampak pada penggunaan AC yang
berlebihan. Contoh di lingkungan sekitar adalah pada bangunan hunian vertikal. Banyak
solusi yang bisa mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya ialah dengan solusi hemat
energy dan menekankan desain surya pasif. Sistem Arsitektur Surya Pasif memanfaatkan
teknik energi surya pada bangunan melalui perancangan arsitektur. Penelitian menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Pendekatan dilakukan secara deduktif dengan memahami teori
surya pasif yang diaplikasikan pada suatu contoh kemudian didapatlah kesimpulan yang
bersifat komprehensif. Langkah yang dilakukan pada analisis adalah mengidentifikasi lalu
menganalisis dari kasus yaitu bangunan Greenhost Boutique Hotel. Hasil dari penelitian ini
adalah Tiga bagian konsep pada arsitektur surya pasif dapat di terapkan pada bangunan
hunian vertical, dengan ketentuan yang memperhatikan beberapa hal yaitu : (1) orientasi
bangunan; (2) penempatan bukaan; (3) pemakaian material; (4) desain bangunan yang bisa
mengatur pencahayaan alami dan sirkulasi udara pada bangunan. Tiga konsep yang
dimaksud, yaitu sistem pemanasan, sistem pencahayaan, dan sistem pendinginan dapat
diaplikasikan dengan memberikan elemen-elemen pada dinding, selubung, maupun sekitar
bangunan. Elemen-elemen yang dimaksud antara lain, pencahayaan dan penghawaan alami
dengan sistem silang, pembentukan daerah bayangan, dan penataan vegetasi.
Kata Kunci: arsitektur surya pasif, sistem pemanasan, sistem pencahayaan, sistem
pendinginan
ABSTRACT
Geographically, Indonesia is one of the countries crossed by the equator. Based on this,
Indonesia gets sunshine throughout the year on a fairly high scale. Unfortunately, the high
sunlight in Indonesia often makes building occupants feel uncomfortable. This is due, among
other things, to the lack of openings for air circulation and light circulation, which results
in excessive use of air conditioners. Examples in the surrounding environment are vertical
residential buildings. Many solutions can overcome this problem, one of which is energy-
saving solutions and emphasizes passive solar design. Passive Solar Architecture Systems
20
Agora: Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti,
Volume 21, Nomor 1, Juli 2023
utilize solar energy techniques in buildings through architectural design. Research using
descriptive qualitative method. The approach is carried out deductively by understanding
the passive solar theory that is applied to an example and then a comprehensive conclusion
is obtained. The steps taken in the analysis are to identify and then analyze the case, namely
the collective hotel building. The results of this study are that three parts of the concept of
passive solar architecture can be applied to vertical residential buildings, with provisions
that pay attention to several things, namely: (1) building orientation; (2) placement of
openings; (3) use of materials; (4) building design that can regulate natural lighting and air
circulation in buildings. The three concepts in question, namely the heating system, lighting
system, and cooling system can be applied by adding elements to the walls, envelope, or
around the building. The elements in question include natural lighting and ventilation with
a cross system, forming shadow areas, and arranging vegetation.
Keywords: passive solar architecture, heating system, lighting system, cooling system
21
Ahmad Riyan Budiman: Penerapan Arsitektur Surya Pasif Pada Bangunan Hunian Vertikal (Kasus Studi :
Greenhost Boutique Hotel) (20-28)
fisik bahan material. Panas yang dihasilkan vertikal dengan penerapan desain surya
oleh matahari menyebabkan pergerakan pasif pada bangunannya. Hal inilah yang
udara yang dapat diprediksi pada ruang melatarbelakangi pentingnya karena itu
yang dirancang (Bilgic, 2003). perlu adanya penelitian “Kajian konsep
arsitektur surya pasif pada bangunan
Desain arsitektur surya pasif terbagi hunian vertikal”
menjadi akses masuk sinar matahari,
ventilasi silang, hingga penerapan shading B. STUDI PUSTAKA
yang efektif yang diintegrasikan dengan
sistem energi tambahan terbarukan dan Desain surya pasif merupakan pendekatan
ramah lingkungan. Konstruksi arsitektur yang penting dengan cara memanfaatkan
pasif di Indonesia umumnya material bangunan dan efek pencahayaan
mengusahakan susunan bangunan yang matahari alami untuk mewujudkan
didesain untuk menanggulangi paparan lingkungan yang nyaman bagi penghuni
sinar matahari langsung tanpa (Kachadorian, 1997). Penerapan konsep
mengesampingkan kebutuhan penerangan arsitektur surya pasif memprioritaskan
alami. Manfaat cahaya matahari tetap penggunaan energi udara dan matahari
terserap, namun radiasi panasnya yang yang bisa diterapkan pada bangunan
membahayakan dapat diminimalisir. dengan menerapkan bukaan yang tepat dan
material yang dapat menyimpan dan
Pertambahan penduduk terus meningkat membaurkan panas dalam bangunan serta
dalam kehidupan perkotaan, sedangkan memberikan suasana sejuk pada bangunan
lahan untuk perumahan di perkotaan (Bumi dan Satwikasari, 2021). Dalam
mahal, semakin sulit, dan terbatas, penerapannya, desain surya pasif meliputi
sehingga penduduk perkotaan mau tidak desain jendela, dinding, dan lantai untuk
mau tinggal di kawasan perumahan yang membalas reaksi energi panas matahari dan
padat (Suhaeni, 2011). Jika kepadatan penghawaan angin. Sistem surya pasif ini
pada suatu kota sudah semakin tidak melibatkan sistem mekanik dan listrik
meningkat, maka hunian landed house lainnya (Niles, 1980).
tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan
akan perumahan (Horianto dan Atmoko, Terdapat tiga cara dasar sistem
2014). Perumahan vertikal memiliki pencahayaan alami: a) Sidelighting,
kapasitas tinggi dan dapat merealisasikan Elemen bukaan berupa jendela; b)
ruang terbuka hijau di lingkungan vertikal Toplighting, Elemen bukaan yang berada
(Tania dan Fermanto, 2022). Sehingga di atas bangunan; c) Pencahayaan inti,
keberadaan hunian vertikal menjadi solusi Elemen bukaan yang berada di atas
keterbatasan lahan perumahan. Hunian bangunan 2 atau lebih lantai. Desain
vertikal (Vertical Dwellings) termasuk pencahayaan ini menjadi suatu cara untuk
dalam arsitektur vertikal yang bersifat menanggulangi kurangnya pencahayaan
‘parasit’ dimana bukan hanya soal bentuk, alami pada bangunan (Gunawan dan
ketinggian, ataupun tipologi namun juga Satwikasari, 2021).
menekankan konteks dimana arsitektur
tersebut tumbuh (Carten, 2014). Arsitektur surya pasif berkaitan juga
dengan arsitektur bioklimatik. Prinsip
Indonesia yang merupakan negara dengann desain arsitektur bioklimatik tidak lain
kepadatan penduduk tinggi dan beriklim adalah memperhatikan kondisi iklim,
tropis menciptakan korelasi antara hunian hemat energi, dan peduli lingkungan.
22
Agora: Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti,
Volume 21, Nomor 1, Juli 2023
Prinsip-prinsip desain bioklimatik harus Hasil penelitian ini berupa interpretasi atau
memperhatikan 5 aspek, diantaranya penafsiran terhadap data tentang penerapan
adalah penentuan orientasi bangunan, prinsip arsitektur surya pasif yang diterapkan
membuat ruang transisi, desain pada pada bangunan greenhost Boutique Hotel.
dinding, hubungan dengan lanskap, dan Penelitian dimulai dengan mengkaji teori
penggunaan alat bayang pasif. (Fahri dan arsitektur surya pasif dan hunian vertikal.
Satwikasari, 2022). Selanjutnya melakukan observasi untuk
mendapatkan analisa penerapan desain surya
C. METODE PENELITIAN pasif dengan parameter sistem pemanasan,
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif sistem pencahayaan, dan sistem pendinginan.
Kemudian hasil akhir berupa penerapan
kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif atau
konsep surya pasif pada kasus.
kuasi kualitatif merupakan penelitian dengan
bantuan teori atau pustaka di awal proses
D. HASIL PENELITIAN
hingga pengumpulan data. Sedangkan analisis
dilakukan secara kualitatif. Teori yang Greenhost Boutique Hotel merupakan
digunakan pada penelitian ini adalah teori bangunan hotel lima lantai yang terletak di
tentang arsitektur surya pasif, yaitu sistem Kota Yogyakarta. Hotel ini tergolong dalam
pemanasan (kenyamanan termal), sistem bangunan yang ramah lingkungan terlihat dari
pencahayaan (kenyamanan visual), dan sistem penerapan efisiensi, efektivitas dan
pendinginan (kenyamanan penghawaan). Tiga optimalisasi menjadi kunci dasar perencanaan
perancangannya. Greenhost Boutique Hotel
sistem tersebut digunakan sebagai alat dalam
berlokasi pada daerah Prawirotaman
mendeskripsikan data secara kualitatif.
Yogyakarta, yang dikenal sebagai kawasan
berkumpulnya komunitas seni serta kominitas
Analisis pada penelitian ini menggunakan kreatif. Greenhost Boutique Hotel dirancang
metode penelitian kualitatif dengan beberapa senyaman mungkin agar para tamu merasakan
tahapan analisis. Data yang didapatkan baik ketenangan, dapat dilihat dari sistem
berupa gambar, foto, maupun hasil wawancara pengoptimalan pada sirkulasi udara dan
harus ditranskrip dalam bentuk deskriptif pencahayaan alami. Selain itu, Greenhost
sebelum dianalisis. Hal ini sesuai dengan Boutique Hotel mengangkat tema khusus
analisis data kualitatif secara manual yaitu city farming, dengan cara mengandalkan
(MDAP). pertanian kota di dalam bangunan.
Dalam proses menganalisis dilakukan melalui Parkir area pada Greenhost Boutique Hotel
langkah-langkah sebagai berikut : (1). berada langsung di depan lobby bangunan,
Mengkaji dan memahami teori-teori tentang sehingga menutupi fasade dan main entrance
arsitektur surya pasif; (2). Mengumpulkan lobby hotel. Terjadi perbedaan level
konsep Arsitektur Surya Pasif yang akan ketinggian antara area parkir dan area lobby.
digunakan sebagai landasan untuk Lobby hotel didesain semi outdoor dengan
menganalisis objek studi kasus; (3). tidak menggunakan penghawaan buatan dan
Mengidentifikasi dan mendeskripsikan studi hanya menggunakan sedikit pencahayaan
kasus, hal-hal yang berkaitan dengan konsep buatan di malam hari. Pada area lobby
arsitektur surya pasif; (4). Menafsirkan lantainnya tidak menggunakan keramik hanya
temuan dari deskripsi penerapan konsep menggunakan acian semen. Plafond
Arsitektur Surya Pasif menggunakan konsep industrialis dengan cara
23
Ahmad Riyan Budiman: Penerapan Arsitektur Surya Pasif Pada Bangunan Hunian Vertikal (Kasus Studi :
Greenhost Boutique Hotel) (20-28)
mengeksposnya, sehingga penggunjung dapat Hotel. Jadi pada saat siang hari dinding akan
melihat langsung cara kerja dari instalasi air. menyimpan hawa panas dari matahari untuk
Selain itu, agar terlihat menarik pada plafond menghangatkan suhu di dalam ruangan, dan
yang terekspos diberikan tanaman gantung pada saat malam hari suhu menurun panas
menggunakan bahan bekas yang sulit terurai akan di lepaskan secara bertahap.
dijadikan sebagai wadahnya. Dinding lobby
menggunakan material batu yang disusun D.1.2. Penghawaan Alami Pada bangunan
secara vertikal maupun horizontal agar Greenhost Boutique Hotel
terkesan artistik.
system pemanasan yang di hasilkan dari Masa
Termal yang mana di realisasikan pada
elemen dinding berfungsi menyimpan hawa
panas matahari pada saat siang hari agar
menghangatkan suhu di dalam ruangan.
Untuk mengantisipasi suhu panas dalam
ruangan yang berlebihan, maka di gunakan
salah satu prinsip dari arsitektur surya pasif,
yaitu penghawaan alami yang di realisasikan
oleh bukaan. Bukaan berfungsi untuk
Gambar 1. Greenhost Boutique Hotel menyejukkan serta mengontrol suhu panas di
dalam ruangan agar tidak berlebihan. Jadi
D.1. Sistem pemanasan (Kenyamanan masa termal yang di realisasikan pada dinding
Thermal) Arsitektur Surya Pasif pada bangunan yang berfungsi untuk menyimpan
bangunan Greenhost Boutique Hotel. hawa panas dari matahari di kontrol dengan
system penghawaan alami yang di
Sistem pemanasan (Kenyamanan Termal) realisasikan pada bukaan agar suhu di dalam
Kenyamanan termal adalah sebuah kondisi di ruangan tetap sejuk, tidak terlalu panas, dan
mana secara psikologis, fisiologis, dan pola tetap di suhu normal.
perilaku seseorang merasa nyaman untuk
melakukan aktivitas dengan suhu tertentu di
sebuah lingkungan.Secara teori, manusia
memiliki kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan termal. Dimana system pemanasan
(Kenyamanan Termal) pada bangunan
Greenhost Boutique Hotel ialah sebagai
berikut:
D.1.1. Masa Termal Pada bangunan Gambar 2. Bukaan, Ventilasi, dan Vegetasi
Greenhost Boutique Hotel system pemanasan
(kenyamanan termal) nya menggunakan dari
salah satu prinsip arsitektur surya pasif, yaitu D.1.3. Shading
Masa Termal, dimana masa termal ini Salah satu prinsip arsitektur surya pasif ialah
berfungsi sebagai menyimpan hawa panas Shading, berfungsi untuk menepis panas dari
dari matahari untuk menghangatkan suhu di matahari yang berlebihan masuk ke dalam
dalam ruangan, yang mana penyimpanan bangunan, sehingga suhu di dalam bangunan
panas matahari itu di realisasikan pada elemen tidak terlalu panas. Terdapat shading pada
dinding pada bangunan Greenhost Boutique bangunan Greenhost Boutique Hotel untuk
24
Agora: Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti,
Volume 21, Nomor 1, Juli 2023
manghalangi panas dari matahari masuk ke Pada bangunan Greenhost Boutique Hotel
dalam bangunan, sehingga suhu di dalam untuk system pencahayaannya menggunakan
ruangan tetap terkontrol dengan baik. salah satu prinsip dari arsitektur surya pasif
D.1.4. Vegetasi yaitu Shading, yang bertujuan untuk menepis
Vegetasi merupakan salah satu prinsip dari panas yang di hasilkan dari sinar matahari
arsitektur surya pasif, yang bertujuan untuk tetapi hanya mengambil keuntungan cahaya
menciptakan keteduhan di luar bangunan serta dari matahari untuk pencahayaan alaminya di
bisa juga memberikan keteduhan di dalam bangunan ini
bangunan, selain itu vegetasi juga bisa
berfungsi untuk meneduhi dinding, dan
jendela dari paparan sinar matahari. Pada
gambar di bawah ini ialah contoh vegetasi di
luar bangunan yang bertujuan untuk meneduhi
dinding, jendela agar terhindari dari paparan
panas matahari sehingga suhu di dalam
ruangan tetap terkontrol dengan baik, serta
untuk menyejukan bagian luar bangunan.
Gambar 4. Shading pada bangunan
D.2. Sistem Pencahayaan (Kenyamanan
Visual) Arsitektur Surya Pasif pada Greenhost
D.2.3. Vegetasi
Boutique Hotel.
System pencahayaan dari Greenhost Boutique
Hotel menggunakan salah satu prinsip dari
Dalam arsitektur surya pasif pencahayaan
arsitektur surya pasif, yaitu Vegetasi yang
sinar matahari adalah bentuk pemanfaatan
selain berfungsi untuk memberikan
dalam mendesain sebuah bangunan dimana
memberikan keteduhan di dalam dan di luar
akan memberikan pencahyaan alami,
bangunan, vegetasi juga berfungsi untuk
pencahyaan alami dari sinar matahari dapat
memberikan kenyamanan visual. Di dalam
masuk ke dalam bangunan melalui dari
bangunan Greenhost Boutique Hotel tepatnya
bukaan.
berada di bawah toplighting terdapat vegetasi
D.2.1. Bukaan Pada bangunan Greenhost
yang sengaja di tanami bertujuan untuk
Boutique Hotel memiliki bukaan pada bagian
memberikan kenyamanan visual dari nuansa
toplighting yang berada di tengah tengah atap
alaminya.
bangunan serta memiliki bukaan di sekeliling
bangunannya untuk memasukan pencahayaan
alami ke dalam bangunan, sehingga bangunan
tersebut tidak mengandalkan pencahayaan
dari energy listrik tetapi hanya memanfaatkan
sinar matahari untuk penerangannya pada saat
siang hari.
D.2.2.Shading
25
Ahmad Riyan Budiman: Penerapan Arsitektur Surya Pasif Pada Bangunan Hunian Vertikal (Kasus Studi :
Greenhost Boutique Hotel) (20-28)
D.3.3. Ventilasi
Pada iklim dimana suhu dalam ruangan lebih
tinggi dari pada suhu luar ruangan, ventilasi
udara teknik pendinginan yang paling cocok.
Ventilasi pada dinding di posisikan
menghadap angin yang berhembus, serta pada
Gambar 6. vegetasi di luar bangunan
ventilasi yang berlawanan untuk menciptakan
pergantian udara agar bisa keluar masuk
secara bergantian.
26
Agora: Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti,
Volume 21, Nomor 1, Juli 2023
27
Ahmad Riyan Budiman: Penerapan Arsitektur Surya Pasif Pada Bangunan Hunian Vertikal (Kasus Studi :
Greenhost Boutique Hotel) (20-28)
28