Oleh:
Kelompok H
I Putu Darma Ruswara
(13312098)
Isni Rofiani
(13313007)
(13313021)
(13313048)
I.
KASUS
Asumsi: Sistem ideal tidak ada pengaruh dari luar, suhu ruangan dijaga tetap
22 C.
Pertanyaan:
1. Rasio bangunan manakah yang paling hemat energi (20 m x 45 m atau 30 m
x 30 m)? Menghadap ke arah mana?
2. Jika pada kasus ini digunakan kaca bening (clear glass 8 mm), bandingkan
hasil simulasi pada energy plus jika digunakan shgc sebesar 0, 8 dan 0, 4!
3. Bagaimana perbedaan pada hasil simulasi energy plus jika jam kerja diubah
menjadi 07.00 17.00?
II.
HASIL SIMULASI
Top view
Front view
Left/right view
ISO view
Top view
Front view
Left/right view
ISO view
Kasus 3: Jika jam kerja diubah menjadi pukul 07.00 -17.00 maka hasil
simulasinya adalah sebagai berikut
1. Pada bangunan dengan luas 20 m x 45 m
III.
PEMBAHASAN
Sesuai dengan hasil simulasi kelompok kami, maka jawaban dari
pertanyaan pada beberapa kasus di atas adalah:
1. Rasio luas bangunan yang paling hemat konsumsi energinya adalah
bangunan dengan luas 20 m x 45 m. Sesuai tabel hasil simulasi energy
plus pada kasus 1, bangunan dengan luas 30 m x 30 m mengkonsumsi
energi lebih besar (lebih boros) pada hampir semua source and site
energy, hanya pada total dan net site energy pada energy per
conditioned building area nilainya lebih kecil. Karena bangunan
memang sebaiknya berbentuk persegi panjang, dimana bentuknya
menguntungkan dalam sirkulasi udara dan penerapan ventilasi yang
akan mempengaruhi konsumsi energi. Untuk arah orientasi bangunan
sebaiknya diletakkan diantara lintasan matahari dan angin. Letak
gedung yang paling menguntungkan adalah apabila memilih arah dari
timur ke barat. Bukaan- bukaan menghadap selatan dan utara agar
tidak terpapar langsung sinar matahari.
2. Pada luas bangunan 20 m x 45 m tidak terjadi perubahan konsumsi
energy jika shgc diturunkan menjadi 0, 4. Tetapi pada 30 m x 30 m
terjadi perubahan, yaitu energi yang dikonsumsi mengalami
pengurangan, bisa dilihat pada tabel kasus 2. Karena dengan shgc 0, 4
adalah low emittance yang pasti berdampak pada penggunaan energi
yang lebih hemat.
3. Pada kasus ke 3 yaitu perubahan jam kerja dari 08.00 16.00 menjadi
07.00 -17.00 terjadi perbedaan yang cukup signifikan yaitu
bertambahnya konsumsi energi pada kedua rasio bangunan. Semakin
lama jam kerja maka pemakaian alat-alat listrik akan semakin banyak
dan tentu saja akan meningkatkan jumlah energi yang dikonsumsi.