Anda di halaman 1dari 17

FISIKA BANGUNAN

“Analisa Simulasi Thermal Transfer dan Pencahayaan pada Ruang Kepala


Laboratorium Rekayasa Energi dan Pengondisian Lingkungan Teknik
Fisika ITS”

Disusun Oleh :

Relita Shinta Maritho Hutagaol (5009201043)

Mutiara Rizki Maulida (5009211073)

Dosen :
Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA.

DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2023
1.1 Data Bangunan
● Alamat : Gedung E Departemen Teknik Fisika ITS
● Fungsi Ruangan : Ruang kerja kepala Laboratorium Rekayasa Energi dan
Pengondisian Lingkungan Departemen Teknik Fisika ITS
● Batas :
⮚ Utara : Sekretariat Himpunan Mahasiswa Teknik Fisika
⮚ Selatan : Ruang praktikum
⮚ Timur : Ruang praktikum
⮚ Barat : Gudang tempat penyimpanan terbuka
● Spesifikasi Ruangan :
⮚ Panjang : 2,96 m
⮚ Lebar : 2,95 m
⮚ Tinggi : 3,37 m
⮚ Tebal tembok : 4,5 cm
⮚ Tebal jendela : 3 mm
⮚ Panjang jendela : 2 m
⮚ Lebar jendela :1m
⮚ Panjang pintu : 1,99 m
⮚ Lebar pintu : 0,99 m

Gambar 1. 3D Perspektif Ruangan


2,96 m

2
,
9 U S
5
m

Gambar 2. Denah Ruangan

Gambar 3. Foto Ruangan Sisi Barat


Gambar 4. Foto Ruangan Sisi Timur

Gambar 5. Foto Ruangan Sisi Utara


Gambar 6. Instalasi Lampu pada Ruangan

1.2 Pencahayaan
Intensitas pencahayaan di tempat kerja dapaat didefinisikan sebagai ukuran kuantitas cahaya
yang menerangi benda-benda, obyek kerja, peralatan atau mesin dan proses produksi serta
lingkungan kerja. Kecukupan intensitas pencahayaan merupakan salah satu faktor yang penting di
tempat kerja. Intensitas pencahayaan yang tidak memadai berpotensi menimbulkan
ketidaknyamanan, gangguan kesehatan, dan kecelakaan kerja. Untuk itu diperlukan intensitas
pencahayaan yang memadai sesuai dengan jenis pekerjaan dan kondisi lingkungan, sehingga dapat
meningkatkan kenyamanan dan produktivitas kerja.
Bentuk dan orientasi jendela serta sumber cahaya alami dalam sebuah ruangan sangat penting
dalam desain ruangan untuk mencapai tingkat pencahayaan alami yang optimal. Bentuk jendela
pada ruangan yang dianalisa adalah persegi panjang dengan panjang 2 m serta lebar 1 m. orientasi
jendela adalah orientasi barat, dimana jendela yang menghadap ke barat akan memberikan cahaya
sore yang hangat. Standar pencahayaan yang tepat dapat berbeda tergantung pada jenis bangunan
dan penggunaannya. Standar pencahayaan dapat ditemukan dalam SNI yang berkaitan dengan
desain dan konstruksi bangunan, seperti SNI 03-6575-2001 tentang Tata Cara Perencanaan
Pencahayaan Alami di dalam Bangunan. Standar tersebut mendorong penggunaan pencahayaan
alami yang optimal untuk mengurangi konsumsi energi dan mendukung desain bangunan yang
memungkinkan pencahayaan alami semaksimal mungkin. Penggunaan cahaya alami secara optimal
sehingga minimal 30% luas lantai yang digunakan untuk bekerja mendapatkan intensitas cahaya
alami minimal sebesar 300 lux. Untuk ruang kerja memiliki standar minimal tingkat pencahayaan
sebesar 350 lux. Perhitungan dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan software. Gambaran
dari simulasi yang telah dilakukan adalah seperti gambar berikut.

1.3 Simulasi Pencahayaan pada DIALux Evo


Berikut ini merupakan hasil dari simulasi pencahayaan menggunakan software DIALux Evo
dengan desain dan komponen-komponen ruangan seperti aslinya pada pagi, siang, dan malam hari.

Gambar 7. 08:00 WIB


Berdasarkan dari hasil simulasi dengan menggunakan aplikasi Dialux Evo diperoleh rata- rata
pencahayaan pada pagi hari sebesar 588 Lux.

Gambar 8. 13:00 WIB


Berdasarkan dari hasil simulasi dengan menggunakan aplikasi Dialux Evo diperoleh rata- rata
pencahayaan pada siang hari sebesar 1259 Lux.

Gambar 9. 23:00 WIB

Berdasarkan dari hasil simulasi dengan menggunakan aplikasi Dialux Evo diperoleh rata- rata
pencahayaan pada malam hari sebesar 384 Lux dengan menggunakan pencahayaan buatan (lampu).
Profil pencahayaan dalam suatu ruangan sangat penting khususnya ruang kerja pada simulasi
ini, karena dapat memengaruhi produktivitas, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja. Pencahayaan
yang baik dapat mengurangi beberapa risiko seperti, kelelahan mata, meningkatkan fokus, dan
menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman.
Dari hasil simulasi yang telah dilakukan dengan software Dialux Evo, didapatkan hasil
pencahayaan sebagai berikut. Pencahayaan pada pagi hari pada pukul 07.00 WIB sebesar 588 Lux,
pencahayaan pada siang hari pada pukul 13.00 WIB sebesar 1259 Lux, dan pencahayaan pada malam
hari sebesar 384 Lux dengan menggunakan pencahayaan buatan (lampu). Berdasarkan SNI yang
telah ditentukan hasil simulasi menunjukkan bahwa nilai pencahayaan yang diperoleh berada di atas
nilai standar yang telah ditentukan, khusunya pada pencahayaan alami. Jika nilai intensitas cahaya
di dalam ruangan kerja di atas nilai yang diatur oleh SNI, hal tersebut mungkin disebabkan oleh
beberapa faktor seperti, penerangan alami yang berlebihan, pencahayaan alami dari cahaya matahari
yang berlebihan dapat meningkatkan intensitas cahaya di dalam ruangan, terutama jika tidak ada
kontrol yang efektif seperti tirai, gorden, atau penutup jendela. Untuk mengatasi masalah intensitas
pencahayaan alami di atas nilai SNI, terdapat beberapa solusi yang dapat menjadi pilihan.
Penggunaan bahan dan penutup jendela yang tepat, memilih bahan dan penutup jendela yang dapat
memaksimalkan pencahayaan alami tanpa mengorbankan efisiensi energi atau kenyamanan termal.
Tujuannya adalah untuk mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke dalam ruangan sehingga
menciptakan suasana yang lebih nyaman dan mengurangi panas yang berlebihan. Berikut beberapa
pilihan yang dapat menjadi pertimbangan yakni, tirai atau gorden dimana gorden berbahan tebal atau
dengan lapisan khusus dapat membantu mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke dalam ruangan,
memilih warna yang sedikit lebih gelap untuk meningkatkan efektivitas dalam mengurangi cahaya.
Kemudian, blinds atau tirai venetian yang terbuat dari kayu dapat membantu mengendalikan cahaya
dengan baik, serta dapat diatur pula untuk sudut bukaan tirai agar intensitas cahaya yang masuk dapat
terkontrol.

1.4 Simulasi Thermal Transfer pada Ansys


Simulasi untuk mengetahui thermal transfer yang terjadi pada ruangan dilakukan dengan
software ANSYS Student dengan simulasi menggunakan ANSYS Fluent. Simulasi ini
dilakukan dengan pembagian tiga bagian waktu, yaitu pagi, siang, dan malam. Pada detail
variasi simulasi dapat digambarkan dengan tabel berikut.

Tabel 1.1 Variasi Simulasi


Body Pagi 29 C (08:00- Siang 35 C (13:00- Malam 24 C (23:00-
09:00) 14:00) 24:00)

Inlet (Window) V : 50 m/s V : 50 m/s V : 70 m/s

Outlet (Exhaust-fan) P : 1 atm P : 2 atn P : 1,5 atm

Interior - - -

Group 1 (Arah Barat) T : 302 K T : 308 K T : 297 K

Group 2 (Arah T : 301 K T : 307 K T : 296 K


Selatan)

Group 3 (Arah T : 301 K T : 307 K T : 296 K


Timut)

Group 4 (Arah T : 301 K T : 307 K T : 296 K


Utara)

Group 5 (Tiang T : 302 K T : 308 K T : 297 K


ruangan)

Group 6 (Bagian T : 301 K T : 307 K T : 296 K


atas)
Dari simulasi yang telah dilakukan menggunakan ANSYS, maka berikut hasil simulasi ruangan
di pagi hari, siang hari, dan malam hari.

Gambar 10. Pagi, 08.00-09.00 WIB (Tampak dari sisi Utara)

Gambar 11. Pagi, 08.00-09.00 WIB (Tambak dari bawah)


Gambar 12. Pagi, 08.00-09.00 WIB (Tampak Timur)

Dilihat dari hasil simulasi (Gambar 10 sampai Gambar 12) menggambarkan ada udara di
bagian inlet yg masuk (jendela) dengan suhu yang relatif rendah. Akan tetapi jika dilihat dari bagian
lantai, adapun panas yg dirasakan. Hal ini bisa terjadi karena melihat desain ruangan yang cukup
kecil dengan sirkulasi udara yang menumpuk di satu titik. Sehingga di jam 08:00-09:00 bisa
dibilang adanya panas di ruangan namun cenderung ke suhu yang normal.

Gambar 13. Siang, 13.00-14.00 WIB (Tampak Depan)


Gambar 14. Siang, 13.00-14.00 WIB (Tampak Timur dan Selatan)

Gambar 15. Siang, 13.00-14.00 WIB (Tampak Bawah)


Suhu yang masuk (jendela) memberikan suhu ruangan menjadi tinggi. Adapun outlet
(exhaust fan) mengeleuarkan suhu dri dalam ruangan. Namun, jika lihat dari hasil simulasi, ruangan
ini memiliki suhu tinggi yang berputar di ruangan dan membuat ruangab memiliki suhu yang
relative tinggi. Pada siang hari berdasarkan simylasi, tidak adanya velocity udara atau angin yang
begitu significant, sehingga membuat ruangan akan semakin tinggi suhunya.
Pada malam hari, merupakan simulasi dengan suhu paling rendah. Di sini hasil sinulasi
menunjukkan adanya udara dingin yg masuk dan membuat semua sisi ruangan memiliki suhu yang
relatif rendah. Dilihat juga bahwa di langit-langit ruangan terdapat udara dingin yang menyelimuti
ruangan. Artinya, pada simulasi malam ini memiliki keadaan ruangan yang paling nyaman dengan
suhu 24 C.

Gambar 16. Malam, 23.00-24.00 (Tampak Utara)


Gambar 17. Malam, 23.00-24.00 (Tampak Utara)

Gambar 18. Malam, 23.00-24.00 (Tampak Bawah

Anda mungkin juga menyukai