PENDAHULUAN
1.2.7 Solar scope; alat untuk mengetahui kedalaman bayangan yang terjadi pada
bangunan
cos
d = x ..m
Dimana :
d = kedalaman bayangan
x = lebar atap naungan
= sudut altitud bazis fasade
= sudut azimut bazis fasade
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
…… m
=
= (1 x 2,659)
= 2,659 m
Dimana :
d =
d =
d =
d =
d = 3,479
maka dari hasil percobaan kedalaman bayangan dapat dilaporkan:
d = d d
d = 2,659 4,79
d = 7,138
…… m
=
=
=
= (1 x 4,47)
= 4,47 m
Dimana :
d =
d =
d =
d =
d = 5,36
maka dari hasil percobaan kedalaman bayangan dapat dilaporkan:
d = d d
d = 4,45 5,36
d = 10,01
…… m
=
= (1 x 1,56)
= 1,56 m
3.7. Nilai ketidakpastian Mutlak
Dimana :
maka
d =
d =
d =
d =
d = 1,486
maka dari hasil percobaan kedalaman bayangan dapat dilaporkan:
d = d d
d = 1,56 1,486
d = 3,026
…… m
= lebar atap naungan
= 1 m
= sudut altitude BF
= 68o
= sudut azimut BF
= 37o
=
= (1 x 3,101)
= 3,101 m
Dimana :
d =
d =
d =
d =
d = 4,149
maka dari hasil percobaan kedalaman bayangan dapat dilaporkan:
d = d d
d = 3,101 4,149
d = 7,25
…… m
= lebar atap naungan
= 1 m
= sudut altitude BF
= 70o
= sudut azimut BF
= 35o
=
= (1 x 3,353)
= 3,353 m
Dimana :
d =
d =
d =
d =
d = 2,0975
maka dari hasil percobaan kedalaman bayangan dapat dilaporkan:
d = d d
d = 3,3536 2,0975
d = 5,4
…… m
= lebar atap naungan
= 1 m
= sudut altitude BF
= 62o
= sudut azimut BF
= 62o
=
= (1 x 4,008)
= 4,008 m
Dimana :
d =
d =
d =
d =
d = 4,96
maka dari hasil percobaan kedalaman bayangan dapat dilaporkan:
d = d d
d = 4,008 4,96
d = 8,968
BAB IV
PEMBAHASAN
VI. Interpretasi Pembayangan yang terjadi pada maket dan pembayangan dengan
menggunakan penggambaran
Pembayangan yang terjadi pada maket dan pembayangan yang terjadi
dengan menggunakan penggambaran mempunyai beberapa perbedaan. Pada
pembayangan maket dengan menggunakan solar scope dijam :
10.00 Pembayangan yang terjadi kurang lebih 2 m seperti pada gambar (a)
Sedangkan pembayangan dengan menggunakan penggambaran seperti gambar (b)
BAB V
KESIMPULAN
VI. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pembayangan pada bangunan bertujuan agar
seorang mahasiswa dapat mendisain bentuk naungan yang dapat melindungi ruang
dalam dari radiasi matahari dan itu sangat tergantung dari besar naungan, bentuk
naungan serta tingginya bangunan. Lebar naungan yang terlalu kecil menyebabkan
radiasi matahari yang masuk dalam ruangan begitu banyak dan ini bisa
menyebabkan ketidaknyamanan pada suatu ruang.
Dengan memperhitungkan faktor diatas, maka besarnya radiasi matahari yang
masuk dalam ruangan bisa diatur. Radiasi matahari yang harus dihindari adalah
radiasi matahari di jam 10.00 sampai dengan jam 15.00. Jika besar dan bentuk
naungan telah bisa meredam masuknya radiasi matahari di jam yang tak dinginkan,
maka naungan yang digunakan sudahlah baik.
V.2.3 Begitu juga terhadap pembayangan yang terjadi pada pukul 15.00 dengan lebar atap
1 m bisa membayangi semua dinding pada fasade selatan walaupun pada fasade
barat pembayangan yang terjadi tidak menutupi semua dinding, namun untuk
mengantisipasinya dan tanpa harus menambah beberapa ornamen untuk
menghalau radiasi matahari, kita bisa mengantisipasi radiasi matahari langsung
dengan cara; Pada dinding kita beri warna cat yang bisa meredam panasnya
matahari seperti warna puti keabu-abuan atau lainnya sedangkan untuk
mengantisipasi radiasi langsung terhadap jendela bisa di gunakan dengan memakai
pelindung atap (konsol). Adapun pembayangan yang terjadi, seperti pada gambar
dibawah ini.
V.2.4 Saran
1. Sebaiknya alat yang digunakan dijaga dan dirawat, sehingga alat ini nantinya bisa
digunakan lagi oleh praktikan lainnya.
2. Alangkah baiknya, jika alat solar scope yang di gunakan adalah alat solar scope
yang sesungguhnya.
V.3. Ayat-ayat yang berhubungan dengan percobaan
Surat : Al-Mursalat ayat : 30
DAFTAR PUSTAKA
1. Al Qur’an dan terjemahan, surat Al Mursalat : 30. PT. Karya Toha Putra, Semarang
2. Satwiko Prasasto, 2004, Fisika Bangunan, Andi Yogyakarta, Yogyakarta.
3. Mangunwijaya, Y.B. 1994. Fisika Bangun, Djambatan, Jakarta.
4. Suhana, S,MT, 2004 – 2005, Fisika Bangunan, UMI, Makassar.
II. I. Istilah dan Pengertian Dalam Pencahayaan
Satwiko Prasasto.2004. Fisika Bangunan, Andi Yogyakarta, Yogyakarta.
Cahaya adalah gelombang magnet-elektro yang mempunyai panjang antara
380 hingga 700 m dengan urutan warna ungu, nila, biru, hijau, kuning, jingga,
merah. Sinar adalah berkas cahaya yang mengarah kesuatu tujuan.
Cahaya matahari mempunyai gelombang antara 290 hingga 2300 m. cahaya
langit adalah cahaya bola langit. Cahaya inilah yang dipakai untuk penerangan alami
ruangan, bukan sinar langsung matahari. Sinar matahari langsung akan sangat
menyilaukan dan membawa panas sehingga tidak dipakai untuk menerangi ruangan.
1. Arus cahaya : banyak cahaya yang dipancarkan kesegala arah oleh sebuah sumber
cahaya persatuan waktu
2. Intensitas cahaya : kuat cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah sumber cahaya ke
arah tertentu.
3. Iluminan : banyak arus cahaya yang datang
4. Limunan : intensitas cahaya yang dipancarkan, dipantulkan, atau diteruskan oleh
satu unit bidang yang diterangai.
Tambahkan komentar
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
Feb
20
BAB I
PENDAHULUAN
Mahasiswa dapat mendisain bentuk naungan yang dapat melindungi ruang dalam dari radiasi
matahari.
Feb
20
Nov
12
makassar monorail
Monorel adalah sebuah metro atau rel dengan jalur yang terdiri dari rel tunggal, berlainan
dengan rel tradisional yang memiliki dua rel paralel dan dengan sendirinya, kereta lebih lebar
daripada relnya. Biasanya rel terbuat dari beton dan roda keretanya terbuat dari karet,
sehingga tidak sebising kereta konvensional
Tipe monorel ==
Apr
9
BAB I
PENDAHULUAN
Mahasiswa dapat mendisain bentuk naungan yang dapat melindungi ruang dalam dari radiasi
matahari.
1.1.2.1 Mahasiswa dapat menghitung pembayangan yang terjadi akibat radiasi matahari.
Apr
8
pinrang
Apr
8