Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

FOTOGRAMETRI

Dosen Pengampu:
Drs. Rudi Hartono, M.Si

ACARA III
PERHITUNGAN TITIK PARALAKS

Disusun Oleh:

Nama : Nuke Aulia Saputri


NIM : 210722611261
Off/Tahun : G/2021

PROGRAM STUDI S1 GEOGRAFI


DEPATRTEMEN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2023
ACARA III

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengenal foto udara dan menggunakan stereoskop.
2. Mahasiswa diharapkan dapat membuat peta sederhana dengan alat stereoskop.
3. Mahasiswa dapat melakukan interpretasi foto udara.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Bahan
a. Foto udara stereo
2. Alat
a. Stereoskop
b. Paralax bar
c. Kertas manilla
d. Kertas transparan
e. Spidol OHP

III. LANDASAN TEORI


Menurut (Wolf, 1989) fotogrametri adalah seni, ilmu dan teknologi untuk memperoleh
informasi mengenai objek fisik dan lingkungan melalui proses perkaman, pengukuran dan
interpretasi gambar fotografik juga pola radiasi energi elektromagnetik.Sedangkan, menurut
(Edward dan James 2004) fotogrametri diartikan sebagai sebuah proses untuk memperoleh
informasi metris mengenai sebuah objek melalui pengukuran yang dibuat pada hasil foto baik
dari udara maupun dari permukaan tanah. Interpretasi foto didefinisikan sebagai ekstraksi dari
informasi kualitatif mengenai foto udara dari sebuah objek oleh analisis visual manusia dan
evaluasi fotografi. Untuk mengukur tinggi objek pada citra satelit, biasanya digunakan metode
fotogrametri. Metode ini melibatkan penggunaan foto atau gambar yang diambil oleh satelit dan
kemudian dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang bentuk dan dimensi benda atau
permukaan bumi yang diamati.
Foto udara dan fotogrametri memiliki hubungan yang erat karena foto udara adalah salah
satu sumber data yang digunakan dalam fotogrametri.Foto udara adalah rekaman fotografis
obyek di atas permukaan tanah yang pengambilannya dilakukan dari udara (Suharsana, 1999).
Foto udara pada umunya dibedakan atas foto vertikal dan foto condong. Data dari foto udara
sangat berguna dalam berbagai bidang, seperti pemetaan, survei, pemantauan lingkungan, dan
perencanaan kota. Dalam fotogrametri, foto udara digunakan untuk membuat peta atau model
tiga dimensi dari wilayah yang diambil gambarnya. Foto udara ini kemudian diolah
menggunakan perangkat lunak fotogrametri untuk mengukur jarak, luas, dan ketinggian objek
yang terdapat dalam foto udara tersebut. Selain itu, foto udara juga dapat digunakan untuk
melakukan pemetaan, termasuk membuat ortofoto atau peta topografi.
Dalam kesimpulannya, foto udara dan fotogrametri saling terkait erat karena foto udara
adalah salah satu sumber data yang digunakan dalam fotogrametri. Foto udara memberikan
gambaran yang luas dan detil tentang wilayah yang diambil gambarnya, sedangkan fotogrametri
menggunakan foto udara untuk menghasilkan informasi tentang objek dan wilayah yang diukur.
Dasar teori foto udara didasarkan pada prinsip optik dan geometri, yang menjelaskan bagaimana
kamera dan objek saling berinteraksi untuk menghasilkan gambar. Prinsip optik pada dasarnya
menjelaskan bagaimana cahaya bergerak dan dipantulkan dari objek ke kamera. Cahaya yang
dipantulkan dari objek masuk melalui lensa kamera dan membentuk gambar pada film atau
sensor kamera. Kualitas gambar yang dihasilkan tergantung pada kualitas lensa kamera, resolusi
film atau sensor kamera, serta faktor lainnya seperti kondisi cuaca dan waktu pengambilan foto.
Paralaks adalah perubahan posisi suatu objek ketika dilihat dari dua titik pandang yang
berbeda (Yanuar, 2016). Dalam ilmu fisika dan astronomi, paralaks digunakan untuk mengukur
jarak antara dua objek di luar angkasa atau di Bumi. Paralaks trigonometri adalah perubahan
sudut yang terlihat dari dua posisi pengamat yang berbeda terhadap objek yang diamati. Dalam
kasus ini, objek diamati dianggap sebagai titik dan jarak antara dua posisi pengamat dianggap
sebagai dasar (baseline) untuk mengukur paralaks. Paralaks trigonometri ini biasanya dinyatakan
dalam satuan derajat, menit atau detik busur.

IV. LANGKAH KERJA


1. Menentukan posisi pengamat dengan cara melihat koordinat geografis atau koordinat kartesius..
2. Mengukur sudut antara posisi objek saat pengamat berada di dua posisi yang berbeda. Sudut ini
disebut sudut paralaks.
3. Memperkirakan ukuran objek yang diamati dengan membandingkan ukuran objek dengan
ukuran landmark yang diketahui pada citra.
4. Menghitung jarak antara objek dan pengamat menggunakan rumus trigonometri yang berkaitan
dengan sudut paralaks. Rumus yang digunakan tergantung pada sistem koordinat yang
digunakan.
5. Periksa akurasi hasil pengukuran dan perhitungan paralaks dengan membandingkannya dengan
nilai yang diharapkan atau standar.
6. Periksa akurasi hasil pengukuran dan perhitungan paralaks dengan membandingkannya dengan
nilai yang diharapkan atau standar, selanjutnya gunakan data sebagai bahan analisis.
V. HASIL
A. Identifikasi objek

No Nama Rona Tekstur Pola Bentuk Bayangan Ukuran Asosiasi

1. Pabrik Terang Halus - Persegi Ada - -


2. Masjid Terang Halus - Persegi Ada - Berasosiasi dengan
pemukiman

B. Basis foto
Jarak P1 dan P2 lembar foto (B1) = 7 cm
Jarak P1 dan P2 lembar foto (B2) = 5,6 cm
Basis foto (b) ?
b = (B1 + B2) / 2
b = (7 + 5,6) / 2
b = 6,3 cm
Jadi basis foto adalah 6,3 cm

C. Menentukan paralaks sumbu


 Objek A (Pabrik)
Diketahui :
Jarak objek A ke foto1 (xa1) = -3 ,9 cm
Jarak objek A ke foto2 (xa2) = 3 cm
Ditanya : Paralaks (Px)… ?
Dijawab : Px = xa1 - xa2
: Px = -3,9 - 3 cm
: Px = -6,9 cm
 Objek B (Masjid)
Diketahui :
Jarak objek A ke foto1 (xb1) = -2,3 cm
Jarak objek A ke foto2 (xb2) = 4,1 cm
Ditanya : Paralaks (Px)…?
Dijawab : Px = xb1 - xb2
: Px = -2,3 - 4,1 cm
: Px = - 6,4 cm
D. Menentukan beda tinggi
 Tinggi terbang (H) =fxs
= 4,4 x 5000
= 22.000 cm
 Basis foto = 6,3 cm
 Beda paralaks (Delta P) = -6,9 - (-6,4) = 0,5
Ditanya beda tinggi (h) ? = H / b x delta P
h = 22.000 / 6,3 x 0,5
h = 3,492 x 0,5
h = 1746 cm
h = 17,46 m

PEMBAHASAN

Titik paralaks merupakan suatu titik pada objek atau benda yang diamati melalui dua
sudut pandang yang berbeda pada pengambilan foto atau gambar. Titik ini dapat digunakan
untuk menentukan jarak atau ketinggian suatu objek dengan menggunakan metode
fotogrametri.Penentuan titik paralaks dapat didapat dengan cara menentukan basis foto terlebih
dahulu, basis foto dapat dilihat dari jarak antara dua titik pandang pada dua foto yang diambil
secara berurutan. Dalam kasus ini, jarak P1 dan P2 pada lembar foto pertama (B1) adalah 7 cm
dan jarak P1 dan P2 pada lembar foto kedua (B2) adalah 5,6 cm. Setelah penentuan basis foto
dapat dilanjutkan dengan penentuan paralaks sumbu dari dua objek, yaitu objek A (pabrik) dan
objek B (masjid). Paralaks sumbu adalah perbedaan jarak pada objek ketika dilihat dari dua titik
pandang yang berbeda. Objek pertama (Pabrik) dengan hasil -6,9 cm dan objek kedua (Masjid)
dengan hasil - 6,4 cm. Penentuan paralaks sumbu digunakan untuk menghitung penentuan beda
paralaks. Beda paralaks dihitung dengan cara mengurangi objek pertama dengan objek kedua.
Selanjutnya apabila diketahui nilai, maka dimasukkan kedalam rumus sehingga nilai total
penentuan beda tinggi ialah 17,46 meter.

Dalam proses penentuan titik paralaks, dilakukan pengamatan pada objek dari dua posisi
atau sudut pandang yang berbeda. Titik paralaks kemudian dapat ditemukan pada objek yang
memiliki perbedaan posisi ketika diamati dari dua sudut pandang tersebut. Titik paralaks ini
kemudian digunakan untuk menghitung jarak atau ketinggian suatu objek. Untuk menentukan
titik paralaks pada pengambilan foto udara, biasanya dilakukan dengan memanfaatkan dua buah
foto udara yang diambil dari posisi dan sudut pandang yang berbeda. Kemudian dilakukan
pencocokan atau penggabungan kedua foto tersebut dengan menggunakan perangkat lunak
khusus, sehingga didapatkan titik paralaks yang dapat digunakan untuk mengukur jarak atau
ketinggian objek yang diamati.
VI. KESIMPULAN

Penentuan paralaks sumbu digunakan untuk menghitung penentuan beda paralaks. Beda
paralaks dihitung dengan cara mengurangi objek pertama dengan objek kedua. Selanjutnya
apabila diketahui nilai, maka dimasukkan kedalam rumus sehingga nilai total penentuan beda
tinggi ialah 17,46 meter. Dalam proses penentuan titik paralaks, dilakukan pengamatan pada
objek dari dua posisi atau sudut pandang yang berbeda. Titik paralaks kemudian dapat
ditemukan pada objek yang memiliki perbedaan posisi ketika diamati dari dua sudut pandang
tersebut.
VII. REFERENSI

Atkinson. 1996. Close Range Photogrametry and Machine Vision. Whittles Publishing. Scotland,

United Kingdom

Cahyono, A.B. dan Hapsari, H.H. 2008. Petunjuk Praktikum Fotogrametri 1. Laboratorium

Fotogrametri. Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS.

Wolf, P.R. 1974. Elemen Fotogrametri Dengan Interpretasi Foto Udara dan Penginderaan Jauh.

Madison : McGraw-Hill.

Yanuar, Felix E.W. 2016. Laporan praktikum fotogrametri dasar. Yogyakarta. Fakultas Geografi.

Universitas Gajah Mada


VIII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai