I. Tujuan
Untuk menguji iluminasi di dalam ruang dengan modifikasi luasan bukaan pada
fasad.
Dalam Salah satu teori Arsitektur, Marcus Pollio Vitruvius dalam bukunya “De
Architectura” mengungkapkan bangunan yang baik harus memenuhi kriteria
keindahan/Venustas, Kekuatan/Firmitas dan Kegunaan/Utilitas. Keindahan dapat
tercapai dalam tangkapan visual. Kenyamanan visual secara spontan merupakan
penilaian pengguna bangunan terhadap ruang yang dipergunakan. Kenyamanan
visual dapat dicapai salah satunya dengan pencahayaan yang baik. Cahaya
merupakan media penghubung antara manusia dengan objek di sekitarnya. Tanpa
cahaya manusia tidak dapat melihat objek di sekitarnya, namun pencahayaan yang
berlebihan akan mengganggu manusia dalam melihat sebuah objek.
Oleh karena itu pada pembahasan kali ini akan di lakukan pengujian pencahayaan
alami pada suatu ruang tempat tinggal untuk dapat menganalisis apakah ruangan
tersebut termasuk ke dalam bangunan/ ruang yang ideal untuk di huni atau tidak.
III. Alat
2. Kertas HVS A4
4. Gorden
Dalam analisis ini gorden merupakan alat utama dalam menutup arah
datangnya cahaya hal ini dikarenakan material pembentuk gorden
berupa kain memiliki bentuk yang solit dalam menahan cahaya.
Warna dari gorden yang digunakan berupa warna merah dengan
motif bunga yang berwarna putih, hitam, dan abu-abu. Untuk ukuran sekitar ± 120
cm x 80 cm dengan tebal kain 3 mm
III. Bahan
1. Kamar Kos
Identifikasi Bangunan
Pengukuran cahaya dengan menggunakan Aplikasi Lux di lakukan pada hari Selasa
tanggal 5 November 2020 pada jam 13 : 43 – 13 : 51 Dengan kondisi cuaca pada
hari tersebut sedikit mendung dan awan yang tebal sehingga kondisi cahaya sedikit
kurang terang.
2. Titik Pengujian
POTONGAN SAMPING
Titik 1.1
POTONGAN SAMPING
Titik 1.2
POTONGAN SAMPING
Titik 1.3
DENAH
TERANG KURANG TERANG
SANGAT KURANG
POTONGAN SAMPING
Titik 2.1
POTONGAN SAMPING
Titik 2.2
POTONGAN SAMPING
Titik 2.3
DENAH
TERANG (-) KURANG TERANG
Melakukan pengukuran nilai Lux pada waktu yang sama dan membagi beberapa zona
Seperti : zona depan, tengah (kiri), dan belakang (kanan) pada jendela utuh dan pada saat
modifikasi/pengurangan luas jendela
3. Perhitungan Nilai WWR
(Jendela Utuh)
Diketahui :
Lebar : 250 cm
: 6,75 m2
Menghitung Luas
Luas : 1,397 m2
1,397
WWR :
6,75
: 0.207 21 % (Jendela utuh)
3. Perhitungan Nilai WWR
(Jendela Modifikasi)
Diketahui :
Lebar : 250 cm
: 3,04 m2
Menghitung Luas
Luas : 1,397 m2
1,397
WWR :
3,04
: 0.460 46 % (Jendela modifikasi)
4. Perhitungan Nilai FF
(Jendela Utuh)
Diketahui :
WWR : 21 %
OF :1
FFs : WWR x VT x OF
FFs ; 21 % x 0.89 x 1
FFs : 0,19
Contoh :
1,397
: 0,699 x 100 % = 69,9 %
2,00
Lalu untuk hasil dari perhitungan Feasibility Factor terhadap bangunan jendela
yang utuh juga belum termasuk ke dalam luas jendela yang ideal yang mengartikan
bahwa cahaya di ruangan tersebut sangat minim dan kurang pada waktu tersebut.
Hal ini dikarenakan WWR Jendela yang masih kurang luas serta faktor objek
penghalang yang sebaiknya lebih luas dan faktor pendukung lainnya adalah arah
orientasi bangunan yang menghadap cahaya
Contoh :
VI. Kesimpulan