Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM STUDI PENCAHAYAAN

ALAMI DENGAN METODE WWR

Nama : Angga Ferdian Ticoalu


NIM : 61.18.0281
Dosen Pengajar : Christian N. Octarino, S.T., M.Sc.,
Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D
Patricia Pahlevi N., S.T., M.Eng.,
Sita Yuliastuti Amijaya, ST.,M.Eng.,.
Mata Kuliah : Fisika Bangunan

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA


FALKUTAS ARSITEKTUR & DESAIN
Pendahuluan

I. Tujuan

Untuk menguji iluminasi di dalam ruang dengan modifikasi luasan bukaan pada
fasad.

II. Landasan Teori

Dalam Salah satu teori Arsitektur, Marcus Pollio Vitruvius dalam bukunya “De
Architectura” mengungkapkan bangunan yang baik harus memenuhi kriteria
keindahan/Venustas, Kekuatan/Firmitas dan Kegunaan/Utilitas. Keindahan dapat
tercapai dalam tangkapan visual. Kenyamanan visual secara spontan merupakan
penilaian pengguna bangunan terhadap ruang yang dipergunakan. Kenyamanan
visual dapat dicapai salah satunya dengan pencahayaan yang baik. Cahaya
merupakan media penghubung antara manusia dengan objek di sekitarnya. Tanpa
cahaya manusia tidak dapat melihat objek di sekitarnya, namun pencahayaan yang
berlebihan akan mengganggu manusia dalam melihat sebuah objek.

Kondisi lingkungan yang nyaman bagi semua pengguna bangunan harus


diperhatikan dalam menyediakan pencahayaan alami pada bangunan di iklim tropis.
Kroelinger (2005) menunjukkan pada strategi pencahayaan alami harus dapat
mengurangi dan mengontrol tingkat radiasi matahari, terutama dari pencahayaan
samping dan atas, untuk mengatasi masalah penyebaran panas dengan cara
menyediakan alat pembayang dan meletakkan atau menyesuaikan ukuran jendela
agar mendapatkan sinar matahari tidak langsung dan juga mencegah paparan dari
arah timur atau barat. Desain pencahayaan alami juga bertujuan untuk mengetahui
bagaimana mengontrol kualitas dan kuantitas pencahayaan alami secara umum dari
berbagai sumber pada lokasi spesifik. Menurut Koenigsberger, WWR yang terbaik
untuk iklim tropika basah (warm humid tropics) adalah 40- 80%

Oleh karena itu pada pembahasan kali ini akan di lakukan pengujian pencahayaan
alami pada suatu ruang tempat tinggal untuk dapat menganalisis apakah ruangan
tersebut termasuk ke dalam bangunan/ ruang yang ideal untuk di huni atau tidak.
III. Alat

1. Aplikasi Lux Light Meter

Lux Meter adalah pengukur cahaya sederhana untuk mengukur


pencahayaan dengan menggunakan sensor cahaya perangkat Anda.
Intensitas cahaya ditampilkan dalam lux dan fc. Nilai intensitas
cahaya yang ditampilkan dalam aplikasi ini bersifat indikatif dan tergantung pada
pengguna perangkat. Beberapa perangkat tidak memiliki sensor cahaya sehingga
keakuratannya dapat bervariasi, Aplikasi ini dapat di download secara gratis di Play
Store

2. Kertas HVS A4

Menggunakan kertas HVS berukuran 297 mm x 210 mm berwarna


putih untuk media pendukung penutup cahaya matahari yang masuk
dari luar ke dalam ruang.

3. Alat Perekat Isolasi

Alat berikutnya berupa media perekat isolasi yang bewarna putih


transparan dengan ketebalan sekitar ± 2 mm yang nantinya sebagai
media pendukung dalam merekatkan kertas yang akan menutup area
sirkulasi cahaya

4. Gorden

Dalam analisis ini gorden merupakan alat utama dalam menutup arah
datangnya cahaya hal ini dikarenakan material pembentuk gorden
berupa kain memiliki bentuk yang solit dalam menahan cahaya.
Warna dari gorden yang digunakan berupa warna merah dengan
motif bunga yang berwarna putih, hitam, dan abu-abu. Untuk ukuran sekitar ± 120
cm x 80 cm dengan tebal kain 3 mm
III. Bahan

1. Kamar Kos

Bentuk bangunan Halaman depan bangunan

Pada bahan untuk uji coba menggunakan 1


ruang tempat tinggal berupa kamar kos yang
menghadap ke arah selatan dengan terdapat
teras jalan sepanjang 98.58 cm. Ruang ini
digunakan karena berada di bagian depan bangunan yang terdapat dengan banyak
tanaman vegetasi berupa pohon pisang dan singkong yang memiliki ketinggian
sekitar ± 3 meter dan letak yang berdekatan atau rapat.

Identifikasi Bangunan

Material : Dinding Batu bata


Lantai semen, plafon kayu,
kusen kayu, pintu kayu, jendela
kaca bening.

Warna : Putih, coklat dan biru

Bentuk : Kotak Persegi Panjang


IV. Prosedur Kerja

1. Pengukuran Kondisi Cahaya Di Luar Ruangan (Eo)

Gambar 1 Kondisi Cahaya (13 : 43 – 13 : 51 )

Pengukuran cahaya dengan menggunakan Aplikasi Lux di lakukan pada hari Selasa
tanggal 5 November 2020 pada jam 13 : 43 – 13 : 51 Dengan kondisi cuaca pada
hari tersebut sedikit mendung dan awan yang tebal sehingga kondisi cahaya sedikit
kurang terang.

Pengukuran cahaya di luar ruangan

PERCOBAAN PERCOBAAN PERCOBAAN


1 2 3

Gambar 2 Nilai Lux pada percobaan

Melakukan 3 kali percobaan pengukuran cahaya di luar selama 1 menit dengan


mengarahkan Aplikasi Lux ke arah matahari, Pada percobaan pertama cahaya yang
dihasilkan sekitar 6783 Lux dengan kondisi cahaya sedikit terang, Pada percobaan
kedua menghasilkan nilai cahaya sekitar 5534 Lux dengan kondisi awan pada saat
itu menutupi matahari Dan Pada percobaan ketiga menghasilkan nilai 6449 Lux
dengan kondisi awan melewati matahari.

2. Titik Pengujian

POTONGAN SAMPING
Titik 1.1

POTONGAN SAMPING
Titik 1.2

POTONGAN SAMPING
Titik 1.3

DENAH
TERANG KURANG TERANG

SANGAT KURANG

Gambar 3 Titik perhitungan jendela utuh

POTONGAN SAMPING
Titik 2.1

POTONGAN SAMPING
Titik 2.2

POTONGAN SAMPING
Titik 2.3

DENAH
TERANG (-) KURANG TERANG

SANGAT GORDEN & KERTAS


KURANG HVS A4

Gambar 4 Titik perhitungan jendela Modifikasi

Melakukan pengukuran nilai Lux pada waktu yang sama dan membagi beberapa zona
Seperti : zona depan, tengah (kiri), dan belakang (kanan) pada jendela utuh dan pada saat
modifikasi/pengurangan luas jendela
3. Perhitungan Nilai WWR

(Jendela Utuh)

Diketahui :

Ukuran jendela : 120 cm x 48 cm cm ( ada 2 )

Ukuran Ventilasi : 14 cm x 47.5 cm ( ada 2 ) + 14 cm x 80 cm

Tinggi Dinding : 270 cm

Lebar : 250 cm

Menghitung Fasad : 2,7 m x 2.5 m

: 6,75 m2

Ditanya : WWR Jendela.. ?

Menghitung Luas

Luas : 2 x (1.2 x 0.48) + 2 x ( 0,14 x 0,475 cm ) + ( 0,14 x 0.8 )

Luas : 1,152 + 0,113 + 0.112

Luas : 1,397 m2

Total Luas Jendela


Menghitung WWR : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 x 100%

1,397
WWR :
6,75
: 0.207 21 % (Jendela utuh)
3. Perhitungan Nilai WWR

(Jendela Modifikasi)

Diketahui :

Ukuran jendela : 120 cm x 48 cm cm ( ada 2 )

Ukuran Ventilasi : 14 cm x 47.5 cm ( ada 2 ) + 14 cm x 80 cm

Tinggi Dinding : 270 cm

Lebar : 250 cm

Menghitung Fasad : 2,7 m x 2.5 m

: 6,75 m2 x 45 % ( Wilayah yang ditutup)

: 3,04 m2

Ditanya : WWR Jendela.. ?

Menghitung Luas

Luas : 2 x (1.2 x 0.48) + 2 x ( 0,14 x 0,475 cm ) + ( 0,14 + 0.8 )

Luas : 1,152 + 0,012 + 0.112

Luas : 1,397 m2

1,397
WWR :
3,04
: 0.460 46 % (Jendela modifikasi)
4. Perhitungan Nilai FF

(Jendela Utuh)

Diketahui :

Dinding Selatan : 270 cm x 250 cm cm

WWR : 21 %

Kaca OVT : 0.89

OF :1

Ditanya : Feasibility Factor ?

FFs : WWR x VT x OF

FFs ; 21 % x 0.89 x 1

FFs : 0,19

:0,19 < 0.25

V. Analisis Hasil Penelitian

Berdasarkan perhitungan WWR dari hasil 2 percobaan terhadap 1 bangunan di atas,


luas jendela pada kamar kos percobaan 1 masih belum ideal untuk menyalurkan
cahaya ke dalam ruangan, Menurut Koenigsberger, WWR yang terbaik untuk iklim
tropika basah adalah 40- 80%, Dan seharusnya apa bila luas dinding berukuran
lebih kecil maka pencahayaan tersebut akan lebih optimal.

Contoh :

1,397
: 0,699 x 100 % = 69,9 %
2,00

Lalu untuk hasil dari perhitungan Feasibility Factor terhadap bangunan jendela
yang utuh juga belum termasuk ke dalam luas jendela yang ideal yang mengartikan
bahwa cahaya di ruangan tersebut sangat minim dan kurang pada waktu tersebut.
Hal ini dikarenakan WWR Jendela yang masih kurang luas serta faktor objek
penghalang yang sebaiknya lebih luas dan faktor pendukung lainnya adalah arah
orientasi bangunan yang menghadap cahaya

Contoh :

FFu : 71.4 % x 0,89 x 0.40

FFu : 0,25 ≥ 0,25

VI. Kesimpulan

Kesimpulannya dalam penelitian ini adalah ketika merancang atau mendesain


sebuah bangunan harus lebih memperhatikan dengan bentuk luasan jendela, luasan
dinding, dan pengaruh lainnya yang berupa objek penghalang dan jenis kaca yang
di gunakan hal tersebut bertujuan agar untuk pengguna ruangan merasa lebih
nyaman ketika berada di dalam, Sehingga ruangan tidak terasa panas akibat
pencahayaan yang berlebih maupun kurangnya cahaya yang berlebih.

Anda mungkin juga menyukai