Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AGAMA

BAGAIMANA MEMBANGUN ARGUMENT TENTANG


KARAKTERISTIK AJARAN AGAMA ISLAM DI ERA INDUSTRI
4.0

DISUSUN OLEH

KELOMPOK IX

NAMA NIM
AHMAD RIZAL 21059030300
CUT ZAHRA SYAMILA 21059030300
M. FIRDAUS 21059030300
DERMAWAN 21059030300
SIDQI YASIR 1805903030059

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH,ACEH BARAT
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul bagaimana membangun argument tentang
karakteriktik ajaran islam di era industry 4.0

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
     Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah konsep teknologi Tentang konsep
sistem serta hubungan dengan teknologi ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Alue Peunyareng, 21 Maret 2022

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
KOVER.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalaah ...........................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................3
2.1 Pengertian islam menurut ajaran......................................................3
2.2 Pengertian Karakteristik Ajaran Islam............................................4
2.3 Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Industri 4.0 ..................8
2.4 Ajaran Islam: Perspektif Unity dan Diversity of Religion...............10
BAB III PENUTUP..................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................12
DAFTAR PUSAKA..................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karakteristik tiap ajaran agama-agama memiliki perbedaan masing masing


sesuai dengan pemikiran dan pemahaman terhadap al-Kitab yang dipelajari sebagai
dasarnya dalam beragama. Islam pun mempunyai karakteristik sendiri, berbeda
dengan agama lain di dunia. Studi tentang karakteristik ajaran Islam tidaklah mudah,
karena ruang lingkup permasalahan yang sangat luas. Mengenai karakteristik ajaran
Islam yang berhubungan dengan bidang-bidang yang ada dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya dalam bidang kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, politik dan
sebagainya. Karakteristik tersebut dapat kita lihat dalam sumber ajaran al-Qur‟an dan
Hadis. Kedua sumber ini memberi karakteristik tersendiri dalam bidang-bidang
tersebut yang berguna bagi kehidupan umat manusia sepanjang masa. Ajaran Islam
memiliki konsepsi yang khas dan dapat dikenali dengan berbagai bidang
keilmuannya. Perbedaan karakteristik dalam Islam menunjukkan keragaman yang
luas, akan tetapi umat Islam mempunyai konsepsi jiwa persatuan umat “rahmatan lil
„alamin”. Islam sebagai agama yang memiliki banyak dimensi, yaitu mulai dimensi
keimanan, akal pikiran, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, sampai pada
kehidupan rumah tangga dan masih banyak lagi dimensi-dimensi lainnya. Untuk
memahami berbagai dimensi ajaran Islam tersebut jelas memerlukan berbagai
pendekatan yang digali dari berbagai referensi atau ilmu.
Karena pedoman dan/atau dasar ajaran Islam untuk kehidupan umat Muslim
adalah al-Qur‟an1 dan hadis2 yang mana di dalamnya terdapat berbagai petunjuk
tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara
lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya. Umat Muslim dituntut memiliki
kecakapan dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai dalam ajaran
agama Islam secara kaffah (sempurna) dalam bentuk perilakunya sebagai reprentasi

1
dari nilai-nilai (values) keislaman seseorang dalam kehidupan bernegara dan
berbangsa.

Dalam tulisan ini, saya akan mencoba untuk mendeskripsikan karakteristik


ajaran Islam. Pemahaman yang secara tepat akan domain ini untuk mendukung
kelangsung hidup umat Islam sehingga dapat dijadikan sebagai way of life
(pandangan hidup) di tengah-tengah kesatuan (unity) dan keragaman (diversity)
dalam beragama.

1.2 Rumusan Masaalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan islam menurut ajaran

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan karakteristik ajaran islam

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam dan Industri 4.0

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Ajaran Islam Perspektif Unity dan Diversity
of Religion
1.3 Tujuan
1.3.1 Dapat memahami dengan benar apa yang dimaksud dengan
islam menurut ajaran
1.3.2 Dapat mengetahui karakteristik ajaran islam
1.3.3 Dapat memahami apa itu pendidikan agama isla dan industry 4.0
1.3.4 Dapat memahami apa itu ajaran islam perpektif unity dan diversity
of regioin

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian islam menurut ajaran


Secara etimologi, kata islam berasal dari Bahasa Arab, yakni Aslama, Yuslimu
Islaman yang berarti keselamatan. Kata ini juga bias dibentuk dari tiga susunan huruf
yaitu sin, lam, dan mim. Dalam Al-Qur’an kata-kata yang dibentuk dari huruf tersebut
memiliki banyak makna yaitu :

1. As-salmu yang berarti damai yang termaktub dalam Al-Qur’an surah Anfaal:61

‫ُوا لِلس َّْل ِم فَا َج ْنحْ لَها َ َوتَ َو َّك َل َعلَى آهَّلل ِ إنَّهُ هُ َو آا َّس ِمي ُع ْآل َعلِ ِيم‬
ْ ‫َواِن َجنَح‬

Terjemah : “ Dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah


kepadanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya dialah yang Maha
mendengar lagi Maha Mengetahui “.[1]           

2. Aslama yang bermakna pasrah terdapat pada Al-Qur’an An-Nisa ayat 125, yang
artinya adalah “ Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang
ikhlas menyerahkan diri kepda Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan
ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayangan-Nya.[2]
3. Saliim sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an Asy-Syu’ra ayat 89
4. Salamun yang berarti selamat, yang berada dalam Al-qur’am Surah Maryam ayat
47.

Kata islam menurut istilah adalah mengacu kepada agama yang bersumber pada
wahyu yang datang dari Allah SWT,. Bukan dari manusia, dan bukan pula berasal
dari Nabi Muhammad SAW. Posisi nabi dalam agama islam diakui sebagai yang
ditugasi oleh Allah untuk menyebarkan ajaran islam terssebut kepada umat manusia.
Dalam proses ajaran islam, nabi terlibat dalam memberi keterangan, penjelasan,
uraian, dan contoh prakteknya. Namun keterlibatan inni masih dalam batas-batas

3
yang dibolehkan tuhan. Dengan demikian, secara istilah islam adalah nama bagi suatu
agama yang berasal dari Allah SWT.[3]  

Kata islam tidak mempunyai hubungan dengan orang tertentu atau dari
golongan manusia dari suatu negeri. Kata islam adalah nama yang diberikan oleh
Tuhan sendiri. Hala demikian dapat dipahami dari petunjuk ayat-ayat Al-Qur’an yang
diturunkan oleh Allah SWT.

Selanjutnya dilihat dari segi ajarannya, Islam adalah agama yang sepanjang
srejarah manusia. Agama dari seluruh nabi dan rosul yang pernah diutus oleh Allah
SWT., pada bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok manusia. Islam itulah agama
bagi Adam as, Nabi Ya’kub, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, dan nabi Isa as.
Hal demikian dapat dipahami dari yat-ayat yang terdapat di dalam Al-Qur’an yang
menegaskan bahwa nabi tersebut termasuk orang yang berserah diri kepada Allah.
Namun demikian perlu ditegaskan, bahwa meskipun para nabi tersebut telah
meyatakan diri, akan tetapi agama yang mereka anut itu bukan bernama agama islam.
Misi agama yang mereka anut adalah islam, tetapi agama yang mereka bawa
namanya dikaitkan dengan nama daerah atau nama penduduk yang menganut agama
tersebut. Agama yang dibawa oleh Nabi Isa as misalnya, meskipun misinya
penyerahan diri kepada Allah (Islam), tetapi nama agama tersebut adalah Kristen,
yaitu nama yang dinisbahkan kepada Yesus Kristus sebagai pembawa agama tersebut,
atau agama Nasrani, yaitu naama yang dinisbahkan kepada tempat kelahiran Nabi Isa,
yaitu Nazaret.

2.2 Pengertian Karakteristik Ajaran Islam

Karakteristik ajaran islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh
setiap muslim dengan berpedoman pada Al-qur’an dan Hadist. Dari berbagai sumber
tentang islam yang ditulis para tokoh, diketahui bahwa islam memiliki karakteristik
yang khas, yang dapat dikenali melalui konsepsinya dalam ajrannya. Karakter
tersebut anatara lain :

4
1. Dalam bidang akidah

Karakteristik Islam yang dapat dikeetahui melalui bidang akidah ini bahwa akidah
islam bersifat murni baik dalam isinya maupun prosesnya. Yang diyaniki daan diakui
sebagai Tuhan yang wajib disembah hanya Allah.  Keyakinan tersebut sedikitpun
tidak boleh diberikan kepada yang lain, karena akan berakibat musyrik yang
berdampak pada motivasi kerjaa yang tidak sepenuhnya didasarkan atas panggilan
Allah. dalam prosesnya keyakinan tersebut harus langsung, tidak boleh melalui
perantara.

 Akidah dalam islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai Tuhan
yang wajib disembah; ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat yaitu
menyatakan tiada Tuhan selain allah, dan bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan-
Nya; perbuatan dengan amal sholeh. Akidah demikian itu mengandung arti bahwa
dari orang yang beriman tidak adaa rasa dalam hati; atau ucapan dimulut dan
perbuatan melainkan secara keseluruhan menggambarkan iman kepada Allah, yakni
tidak ada niat, ucapan dan perbuatan yang dikemukakan oleh yang beriman itu
kecuali yang sejalan dengan kehendak Allah.[5] 

2. Dalam bidang agama

Menurut Nurcholis Madjid dalam bukunya yang berjudul Islam Doktrin dan
Peradapan. Beliau berbicara tentang karakteristik ajaran islam dalam bidang agama,
islam mengakui adanya Pluralisme. Pluralisme menurut Nurcholis adalah sebuah
aturan Tuhan yang tidak akan berubah, sehingga tidak mungkin untuk dilawan atau
diingkari.[6] Dan islam adalah agama yang kitab sucinya dengan tegas mengakui hak
agama lain, kecuali yang berdasarkan paganisme dan syirik, untuk hidup dan
menjalankan ajran masing-masing dengan penuh kesungguhan.

Karakteristik ajaran islam dalam bidang gama tersebut disamping mengkui


adanya pluralism sebagai suatu kenyataan, juga mengkui adanya universalisme, yakni
mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat baik dan

5
mengajak pada keselamatan.[7] Dengan demikian, karakteristik ajaaran islam dalam
visi keagamaannya bersifat toleran, pemaaaf, tidak memaksakan, dam saling
menghargai kaarenaa dalam pluralisme agama tersebut terdapat unsur kesamaan yaitu
pengabdian pada Tuhan.

3. Dalam bidang ibadah

Secara harfiah berarti bakti manusia kepada Allah SWT, karena didorong dan
dibangkitkan oleh aqidah tauhid. Majeis Tarjih Muhammadiyah dengan agak lengkap
mendefinisikan ibadah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan
mentaati segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya dan mengamalkan
segala yang dizinkan-Nya. Ibadah ada yang umum dan ada yang khusus. Yang umum
ialah segala amalan yang diinkan oleh Allah. Allah sedangkan yang khusus ialah apa
yang telah ditetapkan Allah akan perincian-perinciannya, tingkat dan cara-cara yang
tertentu.

Ibadah yang dibahas dalam bagiaan ini adalah dalam arti yang nomer dua,
yaitu ibadah khusus. Dalam yurisprudensi Islam telah ditetapkan bahwa dalam urusan
ibadah tidak boleh ada “kreatifitas”, sebab yang mengcreate atau membentuk suatu
ibadah dalam islam dinilai sebagai bid’ah yang dikutuk Nabi sebagai
kesesatan. Bilangan sholat lima waktu serta tata cara mengerjakannya, ketentusn
ibadah haji dan tata cara mengerjakannya mislanya adalah termasuk masalah ibadah
yang tata cara dan mengerjakannyatela ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Ketentuan ibadah demikian itu termasuk salah satu  bidang ajaran islam dimana
akal manusia tidak perlu campur tangan, melainkan hak dan otoritas Tuhan
sepenuhnya.

4.  Dalam bidang pendidikan

Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang, laki-laki atau
prempuan dan berlangsung sepanjang hayat. Dalam bidang pendidikan islam
memiliki rumusan yang jelas dalam tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana dan lain

6
sebagainya. Semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini dapat dari kandungan
surat al-Alaq. Di dalam Al-Qur’an dapat djumpai berbagai metode pendidikan,
seperti metode ceramah, Tanya jawab, diskusi demonstrasi, penugasan, teladan,
pembiasaan, karya wisata, cerita, hukuman, nasihat dan lain sebagainya.

5. Dalam bidang sosial

Karakteristik ajaran islam dibidang sosial ini, Islam menjunjung tinggi tolong
menolong, saling menasihati, kesetiakawanan, kesamaan derajat, tenggang rasa dan
kebersamaan. Ukuran ketinggian derajat manusia dalam pandangan islam bukan
ditentukan oleh nenek moyangya, kebangsaannya, warna kulit, bahasa, jenis kelamin,
dan lain sebagainya yang berbau rasialis. Kualitas dan ketinggian derajat seseorang
ditentukan oleh ketakwaannya yang ditunjukkan oleh prestasi kerjanya yang
bermanfaat bagi manusia.

6. Dalam bidang ekonomi

Karakteristik ajaran islam yang selanjutnya dapat dari konsepsinya dalam bidang


kehidupan yang harus dilakukan. Urusan di dunia dikejar dalam rangka mengejar
kehidupan akhirat, kehidupan akhirat dapat dicapai dengan dunia. Pandangan islam
mengenai kehidupan di bidang ekonomi itu dicerminkan dalam ajaran fiqih yang
menjelaskan bagaimana menjelaskan sesuatu usaha ataupun ajaran islam mengenai
berzakat juga dalam konteks berekonomi.

7. Dalam bidang kesehatan

Ciri khas islam selanjutnya dapat dilihat dari konsepnya mengenai kesehatan.
Ajaran islam memegang prinsip pencegaham yang lebih dari pada penyembuhan.
Prinsip ini berbunyi al-wiqayah khairmin al-‘laj.[12] Untuk menuju pada upaya
pencegahan tersebut, islam menekankan segi kebersihan lahir dan batin. Kebersihan
lahir dapat mengambil bentuk kebersihan tempat tinggal, lingkungan sekitar, badan,
pakaian, makanan, minuman, dan lain sebagainya.

7
8. Dalam bidang politik

Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 156 terdapat perintah mentaati ulil


amri terjemahannya termasuk penguasa di bidang politik, pemerintah dan agama.
Dalam hal ini islam tidak menerangkan atau meyuruh ketaatan yang buta. Tetapi
menghendaki suatu ketaatan yang kritis dan selektif, maksudnya adalah jika
pemimpin tersebut berpegang teguh kepada tuntunan Allah SWT., dan Rasul-Nya
maka kita patut mentaatinya, tetapi jika pemimpin tersebut bersebelahan dan
bertentangan dengan kehendak Allah SWT., dan Rasul-Nya maka boleh dikritik atau
diberi saran agar kembali ke jalan yang benar denga cara-cara yang persuasif. Dan
jika pemimpin tersebut juga tidak meghiraukan, boleh saja untuk tidak dipatuhi.

9. Dalam bidang pekerjaan

Atas dasar ini maka kerja yang dikehendaki Islam adalah kerja yang bermutu,
terarah kepada pengabdian kepada Allah SWT., dan kerja yang bermanfaat bagi
orang lain. Untuk itu islam tidak menekankan pada banyaknya pekerjaaan, tetapi pada
kualitas manfaat kerja.

2.3 Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Industri 4.0

Pendidikan agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran-ajaran agama


Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya
setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan
ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta
menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi
keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat.

Menurut H.M. Arifin, pendidikan Islam berarti sistem pendidikan yang


dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai
dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak
kepribadiannya. Dengan kata lain, manusia yang mendapatkan pendidikan Islam

8
harus mampu hidup di dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagaimana
diharapkan oleh cita-cita Islam. Dengan demikian pengertian pendidikan Islam
adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang
dibutuhkan oleh hamba Alloh, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi
seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi.

Sedangkan pendidikan agama Islam menurut M. Ainur Rosyid adalah


proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, alam sekitar, dan
masyarakatnya dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai
profesi diantara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.

Revolusi industri terdiri dari dua (2) kata yaitu revolusi dan industri.
Revolusi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berarti perubahan yang
bersifat sangat cepat, sedangkan pengertian industri adalah usaha pelaksanaan
proses produksi. Sehingga jika dua (2) kata tersebut dipadukan bermakna suatu
perubahan dalam proses produksi yang berlangsung cepat perubahan

cepat ini tidak hanya bertujuan memperbanyak barang yang diproduksi


(kuantitas), namun juga meningkatkan mutu hasil produksi (kualitas).

Revolusi Industri adalah perubahan besar dan radikal terhadap cara manusia
memproduksi barang. Perubahan besar ini tercatat sudah terjadi tiga kali, dan saat
ini kita sedang mengalami revolusi industri yang keempat.

Istilah Revolusi industri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis


Anguste Blanqui di pertengahan abad ke-19. Revolusi industri ini pun sedang
berjalan dari masa ke masa. Dekade terakhir ini sudah dapat disebut memasuki fase
keempat 4.0. Perubahan fase ke fase memberi perbedaan artikulatif pada sisi
kegunaannya. Fase pertama (1.0) bertempuh pada penemuan mesin yang
menitikberatkan (stressing ) pada mekanisasi produksi. Fase kedua (2.0) sudah
beranjak pada etape produksi massal yang terintegrasi dengan quality control dan
standarisasi. Fase ketiga (3.0) memasuki tahapan keseragaman secara massal yang

9
bertumpu pada integrasi komputerisasi. Fase keempat (4.0) telah menghadirkan
digitalisasi dan otomatisasi perpaduan internet dengan manufaktur

2.4 Ajaran Islam: Perspektif Unity dan Diversity of Religion

Representasi dari konsep dan karakteristik ajaran Islam di atas, Islam


merujuk pada peradaban dan berorientasi dunia. Islam tidak hanya sebuah agama
yang menurut makna modern yang terbatas. Karena pandangan orang Islam tentang
dunia selalu terpadu dan menyeluruh, dengan komitmen beragama yang dipandang
sebagai inti darimana semua hal lain berasal, hampir tidak mungkin membuat garis
(pemisah) antara sisi pengalaman Islam yang agamis (religious) dengan sisi yang
tidak agamis. Para pakar Islam menganggap perbedaan semacam itu tidak benar,
mengamati budaya tradisional dunia Islam yang semakin kuat penolakannya
terhadap perbedaan tersebut. Meskipun dalam beberapa tahun terakhir sekularisme
dan pandangan sekuler merasuki pemikiran Islam, namun sebagian besar umat Islam
tidak mudah menerimanya. Pemikir-pemikir Islam mengadopsi sejumlah cara untuk
menghindari implikasi radikal sekularisme.

Untuk itu, diperlukan adanya upaya sungguh-sungguh untuk merubah aspek-


aspek kehidupan sosial, meskipun akan menimbulkan transformasi besar dalam
masyarakat Islam tradisional. Masalah yang dihadapi dalam upaya memahami
konsep Islam disebabkan luasnya konsep, fakta yang ada, dan keragaman tingkat
pemahaman di antara umat Islam sendiri.21 Max Weber, menyatakan keberadaan
agama di ruang sosial dalam bukunya “The sociology of Religion” bahwa bagi Islam,
konsep organik dengan seluruh kompleks masalahnya ini agak jauh dari perhatian
karena penolakannya terhadap universalisme, membuat stratifikasi sosial idealnya
terdiri atas orang beriman dan tidak di mana yang pertama mendominasi yang kedua.
Dari aspek-aspek yang kompleks pada kubu Islam, munculnya pemikiran
yang berbeda dalam mengkaji aspek, seperti aspek keagamaan, historis, filosofis dan
sosiologis, sehingga Islam memiliki karakteristik ajaran Islam dalam bidang agama,
budaya dan peradaban. Akumulasi dari berbagai budaya yang diilhami spirit al-
Qur‟an dan al-Hadist ini menjadi peradaban Islam yang besar menjadi peradaban

10
besar masyarakat dunia. Dari semuanya hal tersebut merupakan simbolitas dari
budaya yang dimiliki oleh umat Islam, maka dengan berberapa aspek tadi
mendeskripsikan bahwa Islam sebagai inspirasi dari peradabannya. Islam
mengajarkan bagi para pemeluknya untuk bersikap saling terbuka, seperti: (1) Islam
tidak menerima seluruh jenis dan kebudayaan tanpa adanya selektif atau berdasarkan
pemilihan terlebih dahulu, dan (2) Islam mendorong manusia agar memiliki ilmu
pengetahuan dengan cara menggunakan akalnya untuk berpikir, merenung, dan
sebagainya.
Memang dan seharusnya tidak perlu mengherankan, bahwa Islam selaku
agama besar terakhir, mengklaim sebagai agama yang memuncaki proses
pertumbuhan dan perkembangan agama-agama dalam garis tersebut. Tetapi harus
diingat, bahwa justru penyelesaian terakhir yang diberikan Islam sebagai agama
terakhir untuk persoalan keagamaan itu ialah ajaran pengakuan akan hak agama-
agama itu untuk berada dan dilaksanakan.
Upaya mencari titik temu antara berbagai kelompok agama, apapun bentuk
eksoteriknya (tata cara beribadah, tempat ibadah, ungkapan-ungkapan bahasa agama,
dan peradaban yang bersifat simbolik lainnya). Inilah sifat esoterik agama, sekaligus
menjadi jantung semua agama (the heart of religions). Kendati demikian, agama
memiliki kesatuan dalam berbagai agama-agama dengan bentuk ritual-ritualnya.

11
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan

Islam adalah agama yang sepanjang srejarah manusia. Agama dari seluruh
nabi dan rosul yang pernah diutus oleh Allah SWT., pada bangsa-bangsa dan
kelompok-kelompok manusia. Islam itulah agama bagi Adam as, Nabi Ya’kub, Nabi
Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, dan nabi Isa as. Hal demikian dapat dipahami dari
yat-ayat yang terdapat di dalam Al-Qur’an yang menegaskan bahwa nabi tersebut
termasuk orang yang berserah diri kepada Allah.

Pendidikan Islam berarti sistem pendidikan yang dapat memberikan


kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan
nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya. Dengan
kata lain, manusia yang mendapatkan pendidikan Islam harus mampu hidup di
dalam kedamaian dan kesejahteraan sebagaimana diharapkan oleh cita-cita Islam

12
DAFTAR PUSAKA

http://makalahkampus15.blogspot.com/2017/12/makalah-karakteristik-ajaran-
islam.html

https://www.academia.edu/45125129/
MAKALAH_KARAKTERISTIK_AJARAN_ISLAM

https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-malang/
jurnalisme/makalah-sumber-dan-karakteristik-ajaran/12468997

http://mudirulachmad.blogspot.com/2016/06/makalah-karakteristik-ajaran-
islam.html

13

Anda mungkin juga menyukai