KEPENTINGAN?
KABINET WANGSABATIH
• dalam hal ihwal kegentingan memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah
sebagai pengganti undang-undang.
• Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam
persidangan berikut.
• Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu harus dicabut
Dengan kata lain PERPPU itu merupakan peraturan yang ditandatangani oleh Presiden kemudian
diundangkan, setelah itu Perppu diajukan didalam sidang DPR yang selanjutnya, dalam bentuk
pengajuan RUU tentang Penetapan Perppu menjadi Undang-Undang. Pembahasan RUU tentang
penetapan Perppu menjadi Undang-Undang dilaksanakan dengan DPR hanya
dapat menerima atau menolak Perppu yang diajukan. Jika Perppu ditolak DPR, maka Perpu tersebut
harus dicabut dan harus dinyatakan tidak berlaku, dan Presiden mengajukan RUU tentang Pencabutan
Perppu tersebut, yang dapat pula mengatur segala akibat dari penolakan tersebut
dilihat dari hierarki peraturan perundang-undangan bahwa PERPPU merupakan bentuk peraturan
perundang-undangan yang sangat memiliki pengaruh besar terhadap kebijakan, kegiatan dan situasi
Pemerintah dalam mengeluarkan Perppu tentang Cipta Kerja menyampaikan konsideran yang
mendasari keputusan pentingnya Perppu tentang Cipta Kerja dengan 7 alasan sebagai berikut :
1. Bahwa untuk mewujudkan tujuan pembentukan Pemerintah Negara Indonesia dan mewujudkan
masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara perlu melakukan berbagai upaya untuk
memenuhi hak warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan melalui
cipta kerja;
3. Bahwa untuk mendukung cipta kerja diperlukan penyesuaian berbagai aspek pengaturan yang
berkaitan dengan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan
menengah, peningkatan ekosistem investasi. dan percepatan proyek strategis nasional, termasuk
peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja;
4. Bahwa pengaturan yang berkaitan dengan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan koperasi
dan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem investasi, dan percepatan proyek
strategis nasional, termasuk peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja yang tersebar di
berbagai Undang-Undang sektor saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan hukum untuk percepatan
cipta kerja sehingga perlu dilakukan perubahan;
5. Bahwa upaya perubahan pengaturan yang berkaitan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan
koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem investasi, dan percepatan
proyek strategis nasional, termasuk peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja dilakukan
melalui perubahan Undang-Undang sektor yang belum mendukung terwujudnya sinkronisasi dalam
menjamin percepatan cipta kerja, sehingga diperlukan terobosan dan kepastian hukum untuk dapat
menyelesaikan berbagai permasalahan dalam beberapa Undang-Undang ke dalam satu Undang-Undang
secara komprehensif dengan menggunakan metode omnibus;
7. Bahwa dinamika global yang disebabkan terjadinya kenaikan harga energi dan harga pangan,
perubahan iklim (climate change), dan terganggunya rantai pasokan (supply chain) telah menyebabkan
terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi dunia dan terjadinya kenaikan inflasi yang akan
berdampak secara signifikan kepada perekonomian nasional yang harus direspons dengan standar
bauran kebijakan untuk peningkatan daya saing dan daya tarik nasional bagi investasi melalui
transformasi ekonomi yang dimuat dalam Undang-Undang tentang Cipta Kerja
Dalil yang disampaikan pemerintah tidak memenuhi syarat dapat dikeluarkannya suatu Perppu
dengan situasi keadaan yang genting dan ihwal tetapi pemerintah menyampaikan bentuk ketakutan dan
kekhwatiran atas kondisi ekonomi bangsa Indonesia yang sedang dihadapi namun Perppu dinilai tidak
menjadi suatu kebijakan yang bijak melainkan terdapat banyak kepentingan yang disembunyikan alih-
• Adanya kebutuhan mendesak untuk menyelesaikan masalah hukum secara cepat berdasarkan
undang-undang;
• Undang-undang yang dibutuhkan tersebut belum ada sehingga terjadi kekosongan hukum, atau
sudah ada tapi tidak memadai;
• Kekosongan hukum tersebut tidak bisa diatasi dengan cara membuat undang-undang sesuai
prosedur biasa karena akan membutuhkan waktu yang lama, sedangkan keadaan yang
mendesak perlu kepastian untuk diselesaikan.
Berdasarkan konsideran pemerintah mengenai 7 alasan yang dipaparkan masih tidak memenuhi ketiga
syarat parameter yang ditentukan oleh Mahkamah Konstitusi dan apabila dianalisis secara terperinci,
dapat diasimpulkan bahwa penerbitan Perppu Cipta Kerja tidak memenuhi ketiga prinsip yang
diperlukan. Terkait dengan urgensi yang ditekankan, Presiden tidak memberikan penjelasan yang
memadai tentang alasan yang mendasari diterbitkannya Perppu tersebut dan kegintingan yang
bagaimana akan dihadapi sehingga harusnya diterbitkan Perppu. Apabila alasan yang diberikan adalah
kekosongan hukum, maka hal tersebut tidak dapat dibenarkan karena Putusan Mahkamah Konstitusi
menegaskan bahwa Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja masih berlaku, namun
dengan catatan harus diperbaiki dalam jangka waktu dua tahun sebelum akhirnya dinyatakan tidak
konstitusional secara permanen. Selain itu, Perppu tersebut tidak disahkan secara resmi dalam rapat
paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia selama sidang tahun 2022, dan keputusan
diambil oleh Badan Legislatif yang merupakan bagian dari alat kelengkapan legislatif, dan tidak
mencerminkan suara seluruh anggota dewan. Terakhir, berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang Dasar 1945, jika poin satu dan dua tidak terpenuhi, maka secara otomatis Perppu Cipta
Kerja harus dicabut dan tidak memiliki kekuatan hukum yang tetap
Pada pasal ini tidak adanya pembatasan mengenai peran Outsourcing yang dilakukan oleh
perusahaan dan tidak adanya pembatasan mengenai jenis pekerjaan yang dapat memakai outsourcing
seperti yang termuat pada UU ketenagakerjaan sebelumnya . Akan tetapi di ketentuan yang diatur oleh
Perppu Cipta Kerja aturan mengenai jenis-jenis pekerjaan yang dapat di outsourcing dihapuskan
sehinggaakan menimbulkan tanda tanya bagi pekerja kalau di Perppu semua jenis pekerjaan dapat di
alih dayakan (outsourcing)
Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam
pasal 77 ayat (2) harus memenuhi syarat :
Pada pasal ini terdapat perubahan pada batasan minimal lembur yang sebelumnya 3 jam dalam 1 hari
dan 14 jam selama 1 minggu menjadi 4 jam selama 1 hari dan 18 jam selama seminggu pasal menambah
jam lembur yang mana pasal ini tidak memerhatikan kesehatan dari buruh atas kesehatan fisik dengan
beban jam kerja yang tinggi
Waktu istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a wajib diberikan kepada pekerja / buruh
paling sedikit meliputi :
a) Istirahat antara jam kerja, paling sedikit setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam
terus menerus, dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja; dan
b) Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
Pada pasal ini memuat mengenai ketetapan hak istirahat bagi pekerja yang hanya 1 hari dalam
seminggu dengan kata lain pekerja diwajibkan untuk bekerja selama 6 hari seminggu
Pada pasal 88C Menyangkut pengupahan yang ditentukan oleh kondisi perekonomian daerah
tersebut, ini adalah pasal yang dapat memicu permasalahan dikarenakan setiap saat upah dari pekerja
dapat menjadi sangat kecil ketika perekonomian daerah tersebut merosot , padahal tidak adanya
korelasi antara perekonomian daerah dengan kinerja pekerja sehingga upah pekerja juga harus turun
5. Pasal 156, berisi mengenai hak dan kewajiban dari perusahaan terkait Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) Pasal ini menjadi salah satu isu utama yang membutuhkan perhatian serius, mengingat klausul
pesangon yang tercantum dalam Perppu memiliki nominal yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan
batas minimal yang diatur dalam ketentuan sebelumnya. Berdasarkan ketentuan sebelumnya, pekerja
akan berhak atas pesangon dengan nominal dua kali lipat lebih besar daripada jumlah yang diatur dalam
Perppu, serta menerima uang penghargaan apabila diberhentikan oleh perusahaan, Jika dillustrasikan
menggunakan aturan sebelumnya, ketika seorang karyawan yang telah bekerja 8 tahun, maka
perusahaan wajib membayar pesangonnya sebesar 9 bulan upah
[1] L. F. Nola, "POLEMIK PERPPU NOMOR 2 TAHUN 2022 TENTANG CIPTA KERJA DARI ASPEK
KETENAGAKERJAAN," Info Singkat, vol. XV, 2023.
[2] M. UNAS, "IHWAL KEGENTINGAN MEMAKSA PERPU NOMOR 2 TAHUN 2022 TENTANG CIPTA
KERJA," 2023.
[3] "MK: Inkonstitusional Bersyarat, UU Cipta Kerja Harus Diperbaiki dalam Jangka Waktu Dua Tahun,"
Mahkamah konstitusi Republik Indonesia, 25 November 2021. [Online]. Available:
https://translate.google.co.id/?sl=id&tl=en&text=maret&op=translate. [Accessed 23 March 2023].