PENDAHULUAN
menjadi PERPPU adalah hak prerogatif Presiden selaku kepala negara dan juga
memaksa, hak prerogatif ini tertuang dalam Pasal 22 ayat (1) Undang-Undang
Dasar 1945.
itu, Perppu dapat pula melaksanakan perintah UUD NKRI Tahun 1945. Pasal 1
1
Maruarar Siahaan, Uji Konstitusional Peraturan Perundang-undangan negara kita: Masalah dan
Tantangan, Jurnal Konstitusi Vol.VII No.4 Tahun 2010, hlm.36
Kedudukan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPPU) di Indonesia
sering menjadi kontroversi, baik dari segi pembentukannya maupun dari segi
pelaksanaannya. Hal ini mengingat bahwa sistem hukum Indonesia lebih cenderung ke
Menurut penjelasan UUD 1945, Perppu perlu diadakan agar keselamatan negara dapat
dijamin pemerintah dalam keadaan yang genting. Dengan demikian, tahapan penerbitan
sebagai parameter adanya “kegentingan yang memaksa” bagi Presiden untuk menetapkan
Perppu, yaitu:
3. Kekosongan hukum tersebut tidak dapat diatasi dengan cara membuat Undang-
undang secara prosedur bisa karena akan memerlukan waktu yang cukup lama
Saat ini, Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang menimpa negara-
2
https://law.uad.ac.id/menilik-pasal-kontroversi-pada-perppu-nomor-1-tahun-2020-dalam-perspektif-hukum-
pidana/
mengambil keputusan untuk menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tentu
saja, pembatasan kegiatan masyarakat dalam rangka pemutusan mata rantai covid-19 tersebut
berimplikasi melemahnya aktifitas dunia usaha. Bahkan tidak dapat dipungkiri, akibat
pandemi ini banyak pelaku usaha yang harus gulung tikar dan terpaksa memberhentikan
pekerjanya.
Pemerintah menanggapi keadaan ini sebagai hal ikhwal kegentingan yang memaksa
untuk mengatur stabilitas keuangan negara yang terdampak pandemi. Pengaturan tersebut
Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan
Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid- 19) dan/atau Dalam Rangka
Sistem Keuangan yang selanjutnya diterapkan menjadi Undang-Undang No.2 Tahun 2020
tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid- 19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi
menjadi Undang-Undang.
Sejak dikeluarkannya, perppu ini menuai berbagai tanggapan oleh seluruh lapisan
umum. Beberapa masyarakat memberikan tanggapan positif karena perppu ini menjadi dasar
Namun tak sedikit para ahli, pakar hukum, dan pengamat konstitusi yang mengecam
keberadaan perppu ini terutama terhadap ketentuan Pasal 27 yang seakan memberikan
impunitas bagi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Bahkan, keresahan atas perppu
Hal ini dikarenakan Pasal 27 perppu tersebut menegaskan beberapa ketentuan. Pertama,
mengenai ketentuan kerugian negara. Kedua, KSSK tidak dapat dituntut secara pidana
Berdasarkan latar belakang, penulis tertarik untuk mengkaji guna penyusunan skripsi
dengan judul “Analisis Yuridis Undang-Undang No.2 Tahun 2020 tentang Penetapan
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid- 19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi
1. Apakah dasar penerbitan Perppu No.1 Tahun 2020 tentang “Kebijakan Keuangan
Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (Covid- 19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang
2. Apakah makna ketentuan Pasal 27 ayat (1) Perppu No.1 Tahun 2020 sesuai secara
hukum?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui ketentuan Perppu No.1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan
Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease
2019 (Covid- 19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan
Hasil Penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
bidang hukum pada umumnya yang didapat atau diperoleh. Memberikan suatu
tambahan untuk dapat dibaca dan dipelajari lebih lanjut khususnya oleh mahasiswa
Fakultas Hukum.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan data dan informasi mengenai bidang
ilmu yang diperoleh. Hasil penelitian diharapkan dapat memeberikan masukan serta
pengetahuan bagi pihak yang berkompeten dan berminat pada hal yang sama.
Untuk menjamin suatu kebenaran, maka dalam suatu penelitian harus menggunakan
metode yang tepat, karena hal tersebut merupakan pedoman dalam rangka melakukan analisis
terhadap data hasil penelitian. Berikut beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini.
yang meliputi:
1. Pendekatan perundang-undangan (statute approach), yaitu sebagai metode
regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang diteliti. Hasil dari
telaah itu merupakan suatu argumen untuk memecahkan isu yang dihadapi. 3
penelitian seperti ini, digunakan pendekatan yang berangkat dari suatu teori, gagasan
empiris.4
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah yuridis normatif diartikan sebagai
dan mengumpulkan data-data dari literatur yang membahas mengenai Undang-Undang No.2
Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid- 19) dan/atau Dalam Rangka
Data yang telah terkumpul selanjutnya akan dianalisis, analisis diarahkan untuk
menjawab rumusan masalah yang diajukan. Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan,
3
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media, Jakarta,2010, hlm.18
4
Elisabeth Nurhaini Butarbutar, Metode Penelitian Hukum, PT Refika Aditama, Bandung 2018, hlm.75
5
Ibid, hlm.83
maka selanjutnya dapat disimpulkan. Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap
Sumber bahan hukum yang digunakan oleh penulis dalam hal ini diperoleh dari
- Bahan hukum primer, yakni bahan hukum yang mengikat, antara lain : Undang-
2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid- 19) dan/atau Dalam
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid- 19) dan/atau Dalam Rangka
- Sumber bahan hukum sekunder, yakni bahan hukum yang memberikan petunjuk
yang berkaitan dengan pokok masalah dalam studi ini, baik dalam berbentuk buku-
buku, makalah-makalah, laporan penelitian, arikel, surat kabar dan lain sebagainya
yang terkait dengan Perppu No.1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara
dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease
- Sumber bahan hukum tersier, yakni bahan hukum yang memberikan petunjuk atau
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti Kamus
Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penyusunan data ini adalah
juga ketentuan-ketentuan dasar hukum yang mengatur tentang penelitian ini dan teknik
analisis bahan hukum. Dengan menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu memaparkan teori-
teori dan dasar hukum yang berkaitan dengan Undang-Undang No.2 Tahun 2020 tentang
Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid- 19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman
Undang-Undang.
Teknik pengolahan data yang akan digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan
memeriksa, meneliti data yang telah diperoleh baik data primer, sekunder dan tersier untuk
menjamin apakah data dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan kenyataan. Pengolahan
sehingga memudahkan untuk dilakukan analisis data. Analisis data dilakukan setelah semua
data yang dibutuhkan terkumpul, kemudian dilakukan pemeriksaan kemudian data diolah dan
c. Melakukan telaah isu hukum yang diajukan berdasarkan bahan-bahan yang telah
dikumpulkan;
kesimpulan.