Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

HUKUM TATA PEMERINTAHAN

DI SUSUN OLEH :

NAMA : DONI SAPUTRA

NIM : C1G121047

KELAS :A

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2023
PERBEDAAN UNDANG-UNDANG DAN PERPU

Undang-undang atau legislasi adalah hukum yang telah disahkan oleh badan legislatif
atau unsur ketahanan yang lainnya. Sebelum disahkan, undang-undang disebut sebagai
rancangan Undang-Undang. Undang-undang berfungsi untuk digunakan sebagai
otoritas, untuk mengatur, untuk menganjurkan, untuk menyediakan (dana), untuk
menghukum, untuk memberikan, untuk mendeklarasikan, atau untuk membatasi
sesuatu.

Suatu undang-undang biasanya diusulkan oleh anggota badan legislatif (misalnya


anggota DPR), eksekutif (misalnya presiden), dan selanjutnya dibahas di antara anggota
legislatif. Undang-undang sering kali diamendemen (diubah) sebelum akhirnya
disahkan atau mungkin juga ditolak.

Undang-undang dipandang sebagai salah satu dari tiga fungsi utama pemerintahan yang
berasal dari doktrin pemisahan kekuasaan. Kelompok yang memiliki kekuasaan
formal untuk membuat legislasi disebut sebagai legislator (pembuat undang-undang),
sedangkan badan yudikatif pemerintah memiliki kekuasaan formal untuk menafsirkan
legislasi, dan badan eksekutif pemerintahan hanya dapat bertindak dalam batas-batas
kekuasaan yang telah ditetapkan oleh hukum perundang-undangan.

Perpu dibentuk oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa. Apabila
Perpu sebenarnya adalah Peraturan Pemerintah dan Peraturan Pemerintah adalah
peraturan perundang-undangan untuk melaksanakan UU, maka Perpu adalah
peraturan perundang-undangan yang dibentuk dalam hal ihwal Kegentingan yang
Memaksa, untuk melaksanakan undang-undang. Namun karena Peraturan Pemerintah
ini diberi kewenangan sama dengan UU, maka dilekatkan istilah “pengganti UU”. UU
merupakan peraturan yang mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945. Maka Perpu
merupakan Peraturan Pemerintah yang dibentuk dalam hal ihwal Kegentingan yang
Memaksa untuk mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945.

Pembentukan peraturan perundang-undangan pada umumnya meliputi tahapan


perencanaan, penyusunan, pengesahan atau penetapan dan pengundangan. Perpu yang
sejatinya dibentuk dalam Kegentingan yang Memaksa meniscayakan tahapan
perencanaan tidak dilakukan, karena keadaannya bersifat tidak terduga, tidak
terencana. Pasal 58 Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014, menguraikan tata cara
penyusunan rancangan Perpu dengan menekankan hal ihwal Kegentingan yang
Memaksa dalam Pasal 57.

Sebagai salah satu jenis peraturan perundang-undangan, Perpu juga harus bersumber
pada Pancasila dan UUDNRI 1945 sebagai sumber dari segala sumber hukum negara
dan hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan serta selayaknya juga dapat
menjadi sumber hukum peraturan perundang-undangan yang lebih rendah.
Berdasarkan konsep bahwa Perpu merupakan suatu peraturan yang dari segi isinya
seharusnya ditetapkan dalam bentuk undang-undang, tetapi karena keadaan
kegentingan memaksa ditetapkan dalam bentuk peraturan pemerintah maka
kedudukan Perpu yang paling rasional dalam hierarki peraturan perundang-undangan
adalah sejajar dengan undang-undang.
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2022 TENTANG CIPTA KERJA.

1. Alasan dibuatnya peraturan ini adalah bahwa untuk mewujudkan tujuan pembentukan
Pemerintah Negara Indonesia dan mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera,
adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara perlu melakukan berbagai upaya untuk memenuhi hak
warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yzrng layak bagi kemanusiaan melalui
cipta kerja;
2. Cipta Kerja adalah upaya penciptaan kerja melalui usaha kemudahan, pelindungan,
dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan
ekosistem investasi dan kemudahan berusaha, dan investasi Pemerintah Pusat dan
percepatan proyek strategis nasional.
3. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang ini dibentuk dengan tujuan untuk:
menciptakan dan meningkatkan lapangan kerja dengan memberikan kemudahan,
pelindungan, dan pemberdayaan terhadap Koperasi dan UMK-M serta industri dan
perdagangan nasional sebagai upaya untuk dapat menyerap tenaga kerja Indonesia
yang seluas-luasnya dengan tetap memperhatikan keseimbangan dan kemajuan
antardaerah dalam kesatuan ekonomi nasional;
4. Pasal 88E
(1) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88C ayat (l) dan ayat (2)
berlaku bagi Pekerja/Buruh dengan masa kerja kurang dari I (satu) tahun pada
Perusahaan yang bersangkutan.
(2) Pengusaha dilarang membayar Upah lebih rendah dari Upah minimum.
5. Ditetapkan dijakarta pada tanggal 30 desember 2022 oleh presiden republik indonesia
joko widodo
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NO 94 TAHUN 2021 TENTANG
DISIPLIN PEGAWAINEGERI SIPIL

1. Alasan dibuatnya peraturan ini adalah bahwa untuk melaksanankan ketentuan pasal
86 ayat (4) undang-undang No 5 Tahun 2014 tntang aparatur sipil negara, perlu
menetapkan peraturan pemerintah tentang disiplin pegawai negeri sipil;
2. Pegawai negeri sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara indonesia
yang telah memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai aparatur sipil negara
secara tetap oleh pejabat pembinan kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.
3. Peraturan tentang disiplin PNS bertujuan untuk menjamin tata tertib dan kelancaran
tugas PNS itu sendiri, sehingga dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya
sebagai aparatur pemerintahan dapat berjalan semestinya yang pada akhirnya dapat
mendukung pembangunan diindonesia.
4. Pasal 41
PNS yang melanggar ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang
lzin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil (lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 13, Tambahan lrmbaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3250) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 1990 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 10
Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 61, Tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3424ll, dijatuhi salah satu jenis Hukuman Disiplin
berat berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.
5. Disahkan dijakarta pada tanggal 31 agustus 2021 oleh presiden republik indonesia
joko widodo
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2022
TENTANG PENYELENGGARAAN ASEAN PARA GAMES XI TAHUN 2022

1. Alasan dibuatnya peraturan ini adalah bahwa sehubungan dengan penetapan


Indonesia oleh Board of Gouernors Meeting ASEAN Para Sporfs Federation pada
tanggal 16 Februari2O22 sebagai tuan rumah ASEAN Para Games XI Tahun 2022,
perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Penyelenggaraan ASEAN Para Games
Xl Tahun 2022;
2. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan
menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Panitia Nasional Penyelenggaraan ASEAN Para Games XI
Tahun 2022 Indonesia ASEAN Para Games Organizing Committee, yang selanjutnya
disebut Panitia Nasional INASPOC adalah panitia yang dibentuk untuk
mempersiapkan dan melaksanakan ASEAN Para Games XI Tahun 2022.
3. Penyelenggaraan ASEAIV Para Games XI Tahun 2022 bertujuan untuk tercapai
sukses penyelenggaraan, penyediaan prasarana dan sarana, prestasi, dan berdampak
pada pemulihan ekonomi.
4. Pasal 16
(1) Pendanaan yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan ASEAIV Para Games
XI Tahun 2022 menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah.
(2) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari: a. anggaran
pendapatan dan belanja negara melalui bagian anggaran kementerian/lembaga
terkait Tahun 2022; b. anggaran pendapatan dan belanja daerahTahun 2022; dan c.
sumber lain yang sah dan tidak mengikat, sesuai dengan ketentuan peraturan
perrrndangundangan.
5. Ditetapkan dijakarta pada tanggal 17 juni 2022 oleh presiden republik indonesia joko
widodo
PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOMOR 1 TAHUN 2020
TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS
ELEKTRONIK

1. Alasan dibuatnya peraturan ini adalah bahwa untuk memberikan kepastian hukum
penyelenggaraan pemerintah daerah berbasis elektronik maka diperlukan landasan
hukum sebagai arah dalam Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik di Provinsi Sulawesi Tenggara;
2. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah oleh
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah m enurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaim ana dim aksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
3. Peraturan Daerah ini bertujuan mewujudkan sistem penyelenggaraan pemerintahan
daerah berbasis elektronik bagi terciptanya Tata Kelola Pemerintahan yang baik.
4. Pasal 5
Sasaran penyelenggaraan Sistem Pem erintahan Berbasis Elektronik adalah:
a. terselenggaranya sistem pem erintahan daerah yang berbasis elektronik;
b. terwujudnya penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik dalam proses
penyelenggaraan manajem en Pem erintahan Daerah;
c. terlaksananya peningkatan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan
Organisasi Perangkat Daerah yang terpadu dan terintegrasi untuk menghasilkan
pelayanan publik yang akuntabel;
d. terlaksananya arahan kepada pemangku kepentingan tentang tata laksana
perencanaan, pengelolaan dan pem anfaatan teknologi informasi dan komunikasi;
dan
e. terwujudnya masyarakat Sulawesi Tenggara yang memiliki aksesibilitas publik
terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
5. Ditetapkan dikendari pada tanggal 17 maret 2020 oleh gubernur sulawesi tenggara Ali
Mazi.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA NOMOR 7 TAHUN 2022 TENTANG
PENYESUAIAN NAMA JALAN DAN PENOMORAN RUMAH/BANGUNAN DI
KABUPATEN KOLAKA

1. Alasan dibuatnya peraturan daerah kabupaten kolaka No 7 Tahun 2022 tentang


penyesuaian nama jalan dan penomoran rumah/bangunan di kabupaten kolaka adalah
bahwa kabupaten kolaka sebagai daerah otonom mempunyai kewenangan dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
rangka memudahkan memperoleh informasi dan komunikasi tentang identitas nama
jalan dan penomoran rumah/bangunan di kabupaten kolaka
2. Pemerintah daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah yang memimpin pelaksaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenngan
daerah otonom.
3. Maksud penyesuaian nama jalan dan penomoran rumah/bangunan adalah dalam
rangka mengidentifikasi, menerbitkan dan menyesuaikan kembali nama jalan dan
nomor rumah/bangunan baik yang sudah ada, maupun jalan dan rumah/bangunan
yang baru agar memberikan rasa manfaat kepada masyarakat
4. pasal 8
(1) Pemberian Nomor Rumah dan/atau Bangunan masing-masing mengikuti nama
jalan yang telah ditetapkan secara berurut dengan nomor ganjil dimulai nomor
atau angka 1 dan seterusnya berada pada lajur sebelah kanan jalan, dan nomor
genap dimulai nomor atau angka 2 dan seterusnya berada pada lajur sebelah kiri
jalan;
(2) Pemberian nomor Rumah/Bangunan kewenangan Pemerintah Daerah;
(3) Nomor Rumah/Bangunan harus tercatat pada registrasi kependudukan pada
tingkat pemerintahan setempat.
(4) Nomor Rumah/Bangunan dipasangkan plat nomor yang jelas.
5. Ditetapkan di kolaka pada tanggal 11 maret 2022 oleh bupati kolaka Ahmad Safei

Anda mungkin juga menyukai