Anda di halaman 1dari 74

`

BUPATI BANGGAI
PROVINSI SULAWESI TENGAH

PERATURAN BUPATI BANGGAI


NOMOR 5 TAHUN 2023

TENTANG

PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI


APARATUR SIPIL NEGARA

BUPATI BANGGAI,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 58 ayat (3) Peraturan


Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pemberian
Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6322);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN


PENGHASILAN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

1
Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:


1. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang
bekerja pada instansi Pemerintah.
2. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga Negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN
secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki jabatan
Pemerintahan.
3. Tambahan Penghasilan Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut TPP
adalah tambahan penghasilan yang diberikan kepada ASN di lingkup
Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
4. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak
dan kewajiban daerah.
5. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas tanggung jawab,
wewenang dan hak seorang pegawai.
6. Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok Jabatan tinggi pada instasni
pemerintah.
7. Pejabat Pimpinan Tinggi adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan
Pimpinan Tinggi.
8. Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas
berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan
pembangunan.
9. Pejabat Administrasi adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan
Administrasi pada instansi pemerintah.
10. Jabatan Pelaksana adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas
pelaksanaaan kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan
pembangunan.
11. Pejabat Pelaksana adalah sekelompok pegawai ASN yang bertanggung jawab
melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan
dan pembangunan.
12. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas
berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan
tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta
bersifat mandiri dan kenaikan pangkatnya disyaratkan dengan angka kredit.
13. Pejabat Fungsional adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan Fungsional
pada instansi pemerintah.
14. Pejabat Pelaksana Tugas yang selanjutnya disi]ngkat Plt. Adalah Pelaksana
tugas rutin dari pejabat definitif yang berhalangan tetap.
15. Pejabat Pelaksana Harian yang selanjutnya disingkat Plh. adalah Pelaksana
Harian melaksanakan tugas rutin dari pejabat definitif
yang berhalangan sementara.
16. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK
adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat
berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.

2
17. E-kinerja adalah suatu sistem yang digunakan untuk melakukan proses
pencatatan kinerja pegawai negeri sipil, khususnya di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Banggai.
18. Badan Pemeriksa Keuangan yang selanjutnya disingkat BPK adalah lembaga
Negara dalam sistem Ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang
memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan.
19. Nilai Jabatan adalah nilai kumulatif dari faktor jabatan yang mempengaruhi
tinggi rendahnya jenjang jabatan berdasarkan informasi jabatan.
20. Kelas Jabatan adalah tingkatan jabatan struktural maupun jabatan fungsional
dalam satuan organisasi yang digunakan sebagai dasar pemberian besaran
tunjangan.
21. Basic Tambahan Penghasilan Pegawai adalah nilai rupiah yang diberikan
untuk setiap kelas jabatan, yang dihitung berdasarkan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku;
22. Evaluasi jabatan adalah suatu proses untuk menilai suatu jabatan secara
sistematis dengan menggunakan kriteria-kriteria yang disebut sebagai faktor
jabatan terhadap informasi faktor jabatan untuk menentukan nilai jabatan
dan kelas jabatan.
23. Tingkat Kehadiran adalah jumlah kehadiran PNS dalam satu bulan yang
disahkan oleh pejabat yang berwenang.
24. Indikator Kinerja adalah ukuran keberhasilan yang menggambarkan
terwujudnya kinerja, tercapainya hasil program dan hasil kegiatan.
25. Indikator Kinerja Utama adalah ukuran keberhasilan yang menggambarkan
kinerja utama organisasi sesuai dengan tugas fungsi serta mandat (Core
Business) yang diemban.
26. Indikator Kinerja Individu adalah ukuran keberhasilan yang menggambarkan
kinerja pegawai berdasarkan tugas fungsi atau tugas jabatan sesuai
tanggungjawab yang diberikan.
27. Capaian Kinerja adalah Realisasi kinerja sesuai dengan target yang ditetapkan
dalam indikator kinerja.
28. Hukuman adalah hukuman disiplin yang dijatuhkan kepadaPNS karena
melanggar peraturan disiplin pegawai negeri sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
29. Cuti di Luar Tanggungan Negara adalah cuti yang diberikan kepada PNS yang
telah bekerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun secara terus-menerus,
karena alasan pribadi yang penting dan mendesak sehingga tidak bisa masuk
kerja, dengan jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang
paling lama 1 (satu) tahun.
30. Cuti Bersalin adalah cuti yang diberikan kepada PNS yang mengalami
persalinan pertama, kedua, dan ketiga, dengan jangka waktu 1 (satu) bulan
sebelum persalinan dan 2 (dua) bulan sesudah persalinan.
31. Cuti Sakit adalah adalah cuti yang diberikan kepada PNS yang mengalami
sakit lebih dari 14 (empat belas) hari, dengan jangka waktu paling lama 1 (satu)
tahun dan dapat ditambah paling lama 6 (enam) bulan.
32. Cuti karena alasan penting adalah hak PNS untuk tidak masuk kerja yang
diizinkan oleh Pejabat yang berwenang karena ibu, bapak, isteri/suami, anak,
adik, kakak, mertua atau menantu sakit atau meninggal dunia, atau PNS yang
bersangkutan melangsungkan perkawinan pertama atau karena alasan
lainnya untuk jangka waktu sesuai ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
33. Cuti besar adalah cuti dalam rangka melaksanakan kegiatan keagamaan.

3
34. Cuti Tahunan adalah waktu cuti yang diberikan kepada ASN yang dapat
digunakan sesuai kondisi dan keperluan ASN yang waktunya berhak
mendapatkan satu hari cuti dalam sebulan atau dua belas hari dalam
setahun.
35. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang
selanjutnya disebut BKPSDM adalah Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia.
36. Instansi Pembina adalah Instansi pembina jabatan fungsional.
37. Hari adalah hari kerja.
38. Daerah adalah Kabupaten Banggai.
39. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Banggai.
40. Bupati adalah Bupati Banggai.
41. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Banggai.
42. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Banggai.
43. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah.

BAB II
PRINSIP PEMBERIAN TPP
Pasal 2

Pemberian TPP menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut :


a. Kepastian hukum dimaksudkan bahwa pemberian TPP mengutamakan
landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan.
b. Akuntabel dimaksudkan bahwa TPP dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
c. Proporsionalitas dimaksudkan pemberian TPP mengutamakan keseimbangan
antara hak dan kewajiban pegawai.
d. Efektif dan efisien dimaksudkan bahwa pemberian TPP sesuai dengan target
atau tujuan dengan tepat waktu sesuai dengan perencanaan kinerja yang
ditetapkan.
e. Keadilan dan kesetaraan dimaksudkan bahwa pemberian TPP harus
mencerminkan rasa keadilan dan kesamaan untuk memperoleh kesempatan
akan fungsi dan peran sebagai ASN.
f. Kesejahteraan dimaksudkan bahwa pemberian TPP diarahkan untuk
menjamin kesejahteraan ASN.
g. Optimalisasi dimaksudkan bahwa pemberian TPP sebagai hasil optimalisasi
pagu anggaran belanja Pemerintah Daerah.

BAB III
PENETAPAN BESARAN TPP
Pasal 3

(1) Penetapan besaran TPP didasarkan pada parameter sebagai berikut:


a. Kelas Jabatan;
b. Indeks Kapasitas Fiskal Daerah;
c. Indeks Kemahalan Konstruksi; dan
d. Indeks Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
(2) Perhitungan besaran TPP berdasarkan parameter sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menggunakan rumus sebagai berikut :

4
Besaran Tunjangan Kinerja Badan Pemeriksa Keuangan per Kelas Jabatan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan kali indeks kapasitas fiskal
daerah kali indeks kemahalanKonstruksi kali Indeks Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah.

BAB IV
KRITERIA PEMBERIAN TPP
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4

(1) Tambahan Penghasilan diberikan sesuai Kelas Jabatan.


(2) Besaran TPP per Kelas Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
berdasarkan kriteria:
a. beban Kerja;
b. prestasi kerja;
c. kondisi kerja;
d. tempat bertugas;
e. kelangkaan profesi; dan
f. pertimbangan objektif lainnya.

Bagian Kedua
Pemberian TPP Berdasarkan Beban Kerja
Pasal 5

(1) TPP berdasarkan beban kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
huruf a diberikan kepada ASN yang dalam melaksanakan tugas melampaui
beban kerja normal paling rendah 112,5 jam perbulan (seratus dua belas koma
lima jam perbulan) atau batas waktu normal paling rendah 170 jam perbulan
(seratus tujuh puluh jam perbulan).
(2) Besaran persentase TPP berdasarkan beban kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sesuai kemampuan keuangan daerah dari besaran basic TPP.
(3) Besaran TPP ASN tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Bagian Ketiga
Pemberian TPP Berdasarkan Prestasi Kerja
Pasal 6

(1) TPP berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
huruf b diberikan kepada ASN yang memiliki prestasi kerja sesuai bidang
keahliannya atau inovasi dinilai oleh Tim Penilai Kinerja Perangkat Daerah yang
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(2) Besaran persentase TPP berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sesuai kemampuan keuangan daerah dari besaran basic TPP.
(3) Besaran TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.
Bagian Keempat
Pemberian TPP Berdasarkan Kondisi Kerja
Pasal 7

5
(1) Kriteria TPP berdasarkan kondisi kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (2) huruf c diberikan kepada ASN yang dalam melaksanakan tugas
dan tanggungjawab memiliki resiko tinggi berupa resiko kesehatan, keamanan
jiwa dan lainnya.
(2) Rincian Kriteria TPP berdasarkan kondisi kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), adalah seluruh ASN yang melaksanakan tugas pada kriteria sebagai
berikut :
a. pekerjaan yang berkaitan langsung dengan penyakit menular;
b. pekerjaan yang berkaitan langsung dengan bahan kimia
berbahaya/radiasi/bahan radioaktif;
c. pekerjaan yang berisiko dengan keselamatan kerja;
d. pekerjaan yang berisiko dengan aparat pemeriksa dan penegak hukum;
e. pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya dibutuhkan analis atau jabatan yang
setingkat namun tidak ada pejabat pelaksananya; dan/atau
f. pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya sudah didukung oleh jabatan
fungsional dan tidak ada Jabatan Struktural dibawahnya.
(3) Besaran persentase TPP berdasarkan Kondisi Kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sesuai Kemampuan Keuangan Daerah dari besaran basic TPP.
(4) Besaran TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan satu kesatuan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati
ini.
(5) Pemberian TPP dengan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
didukung dengan Fakta yang diyakini kebenarannya yang diurai sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

Bagian Kelima
Pemberian TPP Berdasarkan Tempat Bertugas
Pasal 8

(1) TPP berdasarkan tempat bertugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(2) huruf c diberikan kepada ASN yang dalam melaksanakan tugasnya berada di
daerah yang memiliki tingkat kesulitan tinggi dan daerah terpencil.
(2) Tingkat kesulitan tinggi dan daerah terpencil berdasarkan pada Indeks TPP
tempat bertugas, yang didapatkan dari perbandingan Indeks Kesulitan Geografis
Kantor Berada dibagi Indeks Kesulitan Geografis terendah di wilayah Kabupaten.
(3) Besaran TPP berdasarkan tempat bertugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebesar paling tinggi 50% (lima puluh persen) dari besaran basic TPP apabila
Indeks TPP tempat bertugas di atas 1,50 (satu koma lima puluh).

Bagian Keenam
Pemberian TPP Berdasarkan Kelangkaan Profesi
Pasal 9

6
(1) Kriteria TPP berdasarkan kelangkaan profesi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (2) huruf e diberikan kepada ASN yang dalam melaksanakan tugas
pada kriteria sebagai berikut :
a. Keterampilan dan/atau Keahlian yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini
khusus; dan
b. Kualifikasi Pegawai Pemda sangat sedikit/hampir tidak ada yang bisa
memenuhi pekerjaan dimaksud.
(2) TPP berdasarkan kelangkaan profesi diberikan kepada ASN yang melaksanakan
tugas pada :
a. Jabatan Pimpinan Tertinggi di Pemerintah Daerah;
b. Dokter Spesialis (termasuk CPNS);
c. Analis Kebijakan Madya;
d. Analis Kebijakan Utama; dan
e. ASN Kelas Jabatan 1 (satu), Kelas Jabatan 2 (dua), Kelas Jabatan 3 (tiga) dan
Kelas Jabatan 4 (empat).
(3) Besaran TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan satu kesatuan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.
(4) Pemberian TPP Kelangkaan Profesi dapat diberikan kepada Dokter Ahli yang
sedang menjalankan Tugas Belajar atas perintah Pimpinan.
(5) Pemberian TPP Kelangkaan Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus
didukung dengan Fakta yang diyakini kebenarannya yang diurai sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

Bagian Ketujuh
Pemberian TPP Berdasarkan Pertimbangan Objektif Lainnya
Pasal 10

(1) TPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf f diberikan kepada
Perangkat Daerah yang :
a. menghasilkan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
b. melakukan pengelolaan keuangan daerah; dan/atau
c. Tim Pelaksanaan TPP ASN Pemerintah Daerah.
(2) Pemberian TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan
Insentif Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana yang diamanatkan
dalam peraturan perundang-undangan.
(3) Besaran TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB V
KLASIFIKASI PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN
Pasal 11

(1) TPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) diberikan berdasarkan Beban
Kerja atau kelas jabatan berbasis kedisiplinan/presensi elektronik.
(2) Kelas jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
(3) TPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a diberikan
berdasarkan jabatan dengan mempertimbangkan beban tugas/cakupan
tugas/kompleksitas tugas ASN.

7
(4) TPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b diberikan
berdasarkan capaian kinerja ASN yang meliputi ;
a. Capaian kinerja atas aktivitas/kegiatan harian dan/atau mingguan dan/atau
bulanan yang dilaksanakan ASN selama jam kerja dan diluar jam kerja
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan;
b. Capaian kinerja atas perjanjian kinerja/kontrak kinerja yang dinilai/diukur
setiap bulanan dan/atau tribulanan, baik capaian kinerja proses (hasil kerja
dari bawahan/sundulan) maupun kinerja individu output/outcome.
c. Aktivitas/kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a yang
dilaksanakan pada hari sabtu dan minggu dihitung menjadi komponen
tambahan penghasilan berdasarkan kinerja dengan ketentuan maksimal
aktifitas/kegiatan per hari 5 (lima) jam.

Pasal 12

(1) TPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf c
dapat diberikan kepada seluruh ASN yang terdiri dari kelompok jabatan
Pimpinan Tinggi Pratama dan Jabatan Administrasi berdasarkan kelas jabatan
masing-masing ASN.
(2) Jabatan Administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. Jabatan Administrator;
b. Jabatan Pengawas; dan
c. Jabatan Pelaksana.
(3) TPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf e diberikan kepada
Sekretaris Kabupaten, Analis Kebijakan Madya, Dokter Spesialis/Ahli dan
Kelompok Jabatan Kelas 1, Kelas 2, Kelas 3 dan Kelas 4.
(4) TPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c,
huruf d, huruf e dan huruf f dapat diberikan kepada ASN kelompok jabatan
fungsional dengan ketentuan kelas jabatan disesuaikan atau disetarakan dengan
kelompok jabatan pelaksana dan/atau jabatan struktural yang mempunyai nilai
bobot jabatan setingkat.
(5) Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri dari :
a. Jabatan fungsional keahlian;
b. Jabatan fungsional keterampilan.
(6) Pembayaran besaran TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (3), dan ayat
(4) dibayarkan sesuai dengan kelas jabatan yang ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.

Pasal 13

TPP tidak diberikan kepada:


a. ASN yang diberhentikan untuk sementara atau dinonaktifkan;
b. ASN yang diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat;
c. ASN yang dipekerjakan/diperbantukan pada instansi/lembaga Negara dan/atau
lembaga lainnya di luar Pemerintah Daerah;
d. ASN yang ditugaskan sebagai Kepala Sekolah, Guru dan Pengawas Sekolah;
e. SN yang tidak melaksanakan tugas/jabatan/pekerjaan tertentu pada Pemerintah
Daerah berdasarkan pernyataan dari atasan langsungnya;
f. ASN yang diberhentikan dan sedang mengajukan banding administratif serta
tidak diizinkan masuk bekerja atau mengajukan gugatan kepada Pengadilan Tata
Usaha Negara;

8
g. ASN yang menjalani Cuti Di Luar Tanggungan Negara;
h. ASN yang dalam bebas tugas untuk menjalani Masa Persiapan Pensiun; dan
i. ASN Daerah lain dan Instansi Vertikal yang berstatus pegawai titipan.

Pasal 14

(1) Kepala Perangkat Daerah menunjuk/menetapkan ASN dalam Jabatan


Pelaksana dengan Keputusan Kepala Perangkat Daerah.
(2) Penunjukkan/penetapan ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berdasarkan hasil Analisis Jabatan.
(3) Penunjukkan/penetapan ASN dalam Jabatan Fungsional di lingkungan
Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan pada
Peraturan Instansi Pembina.

BAB VI
PENILAIAN PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 15

Pembayaran TPP setiap bulan dinilai berdasarkan :


a. aspek Produktifitas Kerja; dan
b. aspek disiplin Kerja.

Pasal 16

(1) Penilaian produktifitas kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a


sebesar 60 % (enam puluh persen) dari Besaran TPP.
(2) Penilaian disiplin kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b sebesar
40 % (empat puluh persen) dari Besaran TPP.

Bagian Kedua
Penilaian Produktifitas Kerja
Pasal 17

(1) Penilaian Produktifitas Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a


dilakukan penilaian melalui Aplikasi E-Kinerja.
(2) Penilaian Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. uraian tugas jabatan;
b. indikator kinerja utama;
c. perjanjian kinerja; atau
d. indikator kinerja individu.
(3) Setiap ASN wajib melaporkan produktifitas kerja mengacu pada pelaksanaan
tugas dan uraian jabatan/kinerja.
(4) Penilaian produktifitas kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
atasan langsung sebagai pejabat penilai mempertimbangkan adanya laporan
gratifikasi.
(5) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinilai atasan langsung sebagai
pejabat penilai produktifitas kerja melalui Aplikasi E-Kinerja.

Pasal 18

9
(1) Produktifitas kerja sesuai laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat
(4) dihitung berdasarkan capaian indikator kinerja proses sebagai berikut :
a. > 60% (enam puluh persen) kategori Baik;
b. > 40% (empat puluh persen) kategori Cukup;
c. > 30% (tiga puluh persen) kategori Sedang; dan
d. 0 sampai dengan 30 % (tiga puluh persen) Kategori Kurang.
(2) Besaran TPP Produktifitas kerja sebagai berikut :
a. Capaian kinerja proses kategori Baik sebesar 100 % (seratus persen) dari
nilai produktifitas kerja;
b. Capaian kinerja proses kategori Cukup sebesar 75 % (tujuh puluh lima
persen) dari nilai produktifitas kerja;
c. Capaian kinerja proses kategori Sedang sebesar 50 % (lima puluh persen)
dari nilai produktifitas kerja;
d. Capaian kinerja proses kategori Kurang sebesar 25 % (dua puluh lima
persen) dari nilai produktifitas kerja;
(3) ASN yang tidak masuk kerja atau secara nyata tidak melaksanakan tugas
diberikan nilai produktifitas kerja sebesar 0 % (nol persen).
(4) ASN yang melaksanakan tugas dinas luar diberikan nilai TPP produktifitas kerja
sebesar 100 % (seratus persen).

Pasal 19

(1) Setiap ASN wajib melaksanakan tugas paling kurang 5 (lima) jam atau 300
menit per Hari.
(2) ASN yang melaksanakan tugas tetapi tidak membuat laporan Produktifitas kerja
dianggap tidak melaksanakan tugas, diberikan nilai produktifitas kerja sebesar
0% (nol persen).
(3) Aspek Produktifitas Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a
dihitung berdasarkan pada Prestasi Kerja Pegawai dalam 1 (satu) bulan.

Bagian Ketiga
Penilaian Disiplin Kerja
Pasal 20

Disiplin kerja ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b ditentukan


berdasarkan indikator kehadiran ASN, meliputi:
a. Tidak masuk bekerja;
b. Tidak apel pagi dan apel sore;
c. Terlambat masuk bekerja; dan
d. Pulang sebelum waktunya.

Pasal 21

(1) ASN tidak masuk bekerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf a
dengan Alasan/keterangan yang sah meliputi:
a. menjalankan tugas dinas dalam wilayah Kabupaten yang dibuktikan dengan
Surat Perintah Tugas dari pimpinan;

10
b. menjalankan tugas dinas luar yang dibuktikan dengan Surat Perintah Tugas
dari pimpinan;
c. sakit/dirawat di rumah sakit atau pusat kesehatan masyarakat yang
dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Rumah Sakit atau Pusat Kesehatan
Masyarakat tempat dirawat;
d. cuti Melahirkan; dan
e. cuti tahunan, cuti karena alasan penting atau cuti besar alasan keagamaan.
(2) ASN Tidak masuk bekerja tanpa alasan/keterangan yang sah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikenakan Pengurangan TPP sebesar 4,5 % (empat koma
lima persen) per hari dari Nilai TPP disiplin kerja.
(3) ASN tidak masuk kerja dengan alasan Keterangan yang sah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak dikenakan Pengurangan TPP yang dibuktikan
dengan surat pernyataan tanggung jawab mutlak dari kepala Perangkat Daerah.
Pasal 22

(1) Tidak apel pagi dan apel sore pada hari kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 20 huruf b dikenakan pengurangan tingkat kehadiran sebesar 0,5 % (nol
koma lima persen) setiap ketidakhadiran dari nilai TPP disiplin kerja.
(2) Ketentuan tidak apel pagi dan apel sore sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berlaku secara mutatis mutandis bagi ASN yang tidak mengikuti upacara dan
kerja bakti/senam; dan
(3) Apel pagi dan apel sore pada hari kerja dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Pasal 23

ASN terlambat masuk bekerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf c


dikenakan pengurangan TPP disiplin kerja sebagai berikut :
a. Terlambat 1 (satu) menit sampai dengan 31 (tiga puluh satu) menit sebesar 0,5
% (nol koma lima persen).
b. Terlambat > 31 (tiga puluh satu) menit sampai dengan 61 (enam puluh satu)
menit sebesar 1 % (satu persen).
c. Terlambat > 61 (enam puluh satu) menit sampai dengan 91 (sembilan puluh satu)
menit sebesar 1,25 % (satu koma dua puluh lima persen).
d. Terlambat > 91 (sembilan puluh satu) menit sampai dengan 195 (seratus
sembilan puluh lima) menit sebesar 1,50 % (satu koma lima puluh persen).
e. Terlambat > 195 (seratus sembilan puluh lima) menit dianggap tidak masuk
kerja.

Pasal 24

ASN pulang sebelum waktunya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf d atau
tidak melakukan absen sore dikenakan pemotongan sebesar 1,50 % (satu koma lima
puluh persen).

Pasal 25

(1) Prestasi kehadiran/aktivitas ASN setiap bulan dicetak melalui Sistem Informasi
Manajemen Kinerja Kehadiran Pegawai/Mesin Absensi Elektronik.
(2) Dalam hal terjadi kendala teknis/kerusakan pada Sistem Informasi Manajemen
Kinerja Kehadiran Pegawai/Mesin Absensi Elektronik atau jaringan
interkoneksi absensi dapat dilakukan secara manual disertai surat pernyataan

11
tanggung jawab mutlak dari Kepala Perangkat Daerah dan Surat Keterangan
Kerusakan Jaringan Interkoneksi dari Dinas yang membidangi urusan
Komunikasi dan Informatika yang di laporkan kepada Sekretaris Kabupaten
dengan jangka waktu maksimal 3 (tiga) hari.
(3) Dalam hal terjadi kendala karena pemadaman listrik, absensi dapat dilakukan
secara manual dengan mencantumkan jam masuk atau pulang yang dilaporkan
kepada Dinas yang membidangi urusan Komunikasi dan Informatika dengan
jangka waktu maksimal 24 (dua puluh empat) jam.
(4) Kerusakan/Kendala Teknis pada Mesin Absensi Elektronik harus segera
diperbaiki dan/atau diganti dengan Alat/Mesin yang baru paling lambat 60
(enam puluh) hari sejak surat pernyataan tanggung jawab mutlak dilaporkan
kepada Sekretaris Daerah.
(5) Dalam hal setelah 60 (enam puluh) hari sejak kerusakan mesin tidak diperbaiki
dan/atau di ganti dengan alat/mesin yang baru maka dilakukan penundaan
pembayaran TPP pada bulan berikutnya.

Bagian Keempat
Hukuman Disiplin dan Menambah Hari Cuti Bersama
Pasal 26

Selain pengurangan TPP disiplin kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21


sampai dengan Pasal 24, Pengurangan TPP disiplin kerja juga dilakukan karena
alasan :
a. hukuman disiplin; dan
b. menambah hari Cuti Bersama.

Pasal 27

(1) ASN yang dijatuhi Hukuman Disiplin Tingkat Ringan berupa sanksi:
b. teguran lisan sebesar 20% (dua puluh persen) selama 2 (dua) bulan;
c. teguran tertulis sebesar 20% (dua puluh persen) selama 3 (tiga) bulan; dan
d. pernyataan tidak puas secara tertulis sebesar 20% (dua puluh persen)
selama 4 (empat) bulan.
(2) ASN yang dijatuhi Hukuman Disiplin Tingkat Sedang berupa sanksi :
a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun dikenakan
pemotongan sebesar 30% (tiga puluh persen) selama 5 (lima) bulan;
b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun dikenakan pemotongan
sebesar 30% (tiga puluh persen) selama 6 (enam) bulan; dan
c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun dikenakan
pemotongan sebesar 30% (tiga puluh persen) selama 7 (tujuh) bulan.
(3) ASN yang dijatuhi Hukuman Disiplin Tingkat Berat berupa sanksi:
a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun dikenakan
pemotongan sebesar 40% (empat puluh persen) selama 8 (delapan) bulan;
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
dikenakan pemotongan sebesar 40% (empat puluh persen) selama 9
(sembilan) bulan; dan
c. pembebasan dari jabatan dikenakan pemotongan sebesar 40% (empat puluh
persen) selama 10 (sepuluh) bulan.
(4) Pengurangan TPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3)
dikenakan pemotongan terhitung sejak bulan berikutnya sejak keputusan
penjatuhan Hukuman Disiplin dinyatakan berlaku.

12
Pasal 28

Setiap ASN yang menambah hari Cuti Bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal
26 huruf b dikenakan Pengurangan Besaran TPP sebesar 5% (lima persen) per hari

BAB VII
CARA MENGHITUNG NILAI
Pasal 29

Penghitungan besaran nilai TPP yang diterima merupakan nilai bersih sebelum pajak
yang diterima setiap ASN sebagai hasil penghitungan nilai TPP setelah dikurangi
dengan :
a. Pengurangan aspek produktifitas kerja;
b. Pengurangan aspek disiplin kerja; dan/atau
c. Pengurangan hukuman disiplin dan menambah hari cuti bersama.

Pasal 30

(1) Nilai TPP produktifitas kerja setiap bulan diperoleh dengan rumus sebagai
berikut :
a. total persentase hasil produktifitas kerja 1 (satu) bulan dibagi jumlah Hari
Kerja sama dengan kategori capaian kinerja proses sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (2); dan
b. persentase capaian kinerja proses sebagaimana dimaksud pada huruf a
dikali TPP produktifitas kerja.
(2) Nilai TPP disiplin kerja setiap bulan diperoleh dengan rumus :
a. Total persentase aspek disiplin kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
sampai dengan Pasal 23 dikali dengan Nilai TPP disiplin kerja; dan
b. TPP disiplin kerja kurang hasil perhitungan sebagaimana dimaksud pada
huruf a.

Pasal 31

Rumus perhitungan besaran TPP yang diterima ASN sebelum pajak sebagai berikut:
TPP = {(Persentase Disiplin Kerja + Persentase Produktivitas kerja) - (presentase
pemotongan ) x Nilai TPP} + TPP Tambahan

Pasal 32

Nilai pengurang hukuman disiplin dan menambah hari cuti Bersama diperoleh
dengan mengalikan jumlah persentase pengurangan dengan Besaran TPP.

Pasal 33

Jumlah Pengurangan TPP paling tinggi 100 % (seratus persen).

BAB VIII
HARI KERJA DAN JAM KERJA
Pasal 34

13
(1) Hari kerja ASN yakni Hari Senin sampai dengan Hari Jumat, kecuali ASN yang
bekerja pada Perangkat Daerah Pelayanan Umum.
(2) Hari kerja ASN yang bekerja pada Perangkat Daerah Pelayanan Umum yakni
hari Senin sampai dengan Hari Minggu.
(3) Jam Kerja ASN yang bekerja di Pelayanan Kesehatan (Rawat Inap/Tindakan
Medis) diatur dengan Keputusan Kepala Perangkat Daerah.

Pasal 35

(1) Jam Kerja ASN, kecuali pada Perangkat Daerah Pelayanan Umum sebagai
berikut :
a. Hari Senin sampai dengan Hari Kamis Jam 07.45 sampai dengan Jam 16.00;
dan
b. Hari Jumat jam 07.30 sampai dengan jam 16.30.
(2) Jam istirahat ASN, kecuali ASN pada Perangkat Daerah Pelayanan Umum
sebagai berikut :
a. Hari Senin sampai dengan Hari Kamis Jam 12.00 sampai dengan Jam 13.00;
dan
b. Hari Jumat jam 11.30 sampai dengan jam 13.30.
(3) Jam Kerja ASN pada Perangkat Daerah Pelayanan Umum ditetapkan oleh
Kepala Perangkat Daerah mengacu pada Jam Kerja per minggu.

Pasal 36

(1) Setiap ASN wajib melakukan rekam kehadiran secara elektronik paling kurang
2 (dua) kali setiap hari kerja.
(2) Waktu rekam kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yakni :
a. Pagi pada Hari Senin-Kamis jam 06.00 wita sampai dengan 11.00 wita; dan
Jumat jam 06.00 Wita sampai dengan 10.45.
b. Sore pada hari senin sampai hari kamis jam 16.00 wita sampai dengan 18.00
wita, hari jumat jam 16.30 wita sampai dengan jam 18.00 wita.
(3) Rekam Kehadiran secara manual dilakukan untuk apel pagi, apel sore, kerja
bakti/senam dan upacara pada hari kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal
22.
(4) Dalam hal kondisi tempat kerja suatu Unit Perangkat Daerah terpisah dari
Kantor Induk dari Perangkat Daerah yakni pada Dinas Pendidikan, Dinas
Tanaman Pangan Hortikultura dan Pertanian, serta UPTD/UPTD Kesehatan
maka absen kehadiran dapat dilakukan secara manual paling kurang 2 (dua)
kali setiap hari kerja yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Perangkat
Daerah.
(5) Format daftar hadir secara manual tercantum dalam Lampiran IV yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 37

(1) Presensi apel pagi, apel sore, kerja bakti/senam dan upacara pada hari kerja
dilakukan ditempat pelaksanaan apel pagi, apel sore, kerja bakti/senam dan
upacara.
(2) Jadwal waktu melakukan rekam kehadiran secara elektronik atau
menandatangani daftar hadir secara manual pada bulan puasa ditetapkan
dengan Keputusan Bupati.

14
(3) Jadwal Waktu melakukan rekam kehadiran secara elektronik atau
menandatangani daftar hadir secara manual pada Perangkat Daerah Pelayanan
Umum ditetapkan oleh Kepala Perangkat Daerah masing-masing.

BAB IX
PELAPORAN PRODUKTIFITAS KERJA
Pasal 38

(1) Setiap ASN yang berhak menerima TPP wajib membuat laporan produktifitas
kerja setiap hari dan menyampaikan kepada atasan langsung yang diinput
melalui aplikasi E-Kinerja.
(2) Laporan produktifitas kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
pelaksanaan produktifitas kerja untuk waktu paling kurang 5 (lima) jam per
Hari.

Pasal 39

(1) Laporan produktifitas kerja dinilai oleh atasan langsung secara berjenjang
sebagai berikut:
a. ASN Jabatan Pelaksana selain Jabatan Fungsional dinilai oleh Pejabat
Pengawas dan ASN Jabatan Pelaksana yang tidak memiliki atasan langsung
Pejabat Pengawas maka dinilai oleh Pejabat Administrator;
b. Pejabat Pengawas dinilai oleh Pejabat Administrator;
c. Pejabat Administrator dinilai oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama;
d. Asisten dan Staf Ahli dinilai oleh Sekretaris Kabupaten; dan
e. Kepala Perangkat Daerah, Direktur UPT RSUD dan Sekretaris Kabupaten
dinilai oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.
(2) Dalam hal Pejabat Pembina Kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e berhalangan maka diberikan kewenangan kepada pejabat yang
berwenang untuk menilai Laporan Produktifitas Kerja dari Pejabat Pimpinan
Tinggi Pratama.
(3) Laporan produktifitas kerja Jabatan Fungsional berlaku ketentuan sebagai
berikut:
a. Pejabat Administrator atau Koordinator Jabatan Fungsional menilai Jabatan
Fungsional Ahli Muda dan Jabatan Fungsoional Pertama; dan
b. Kepala Perangkat Daerah menilai Koordinator Jabatan Fungsional dan
Jabatan Fungsional Madya.
(4) Penilaian atas kinerja pelaksanaan tugas dalam Produktifitas Kerja dinilai
berdasarkan kuantitas waktu, kualitas dan pencapaian target harian serta
kesesuaian antara kegiatan tugas jabatan/kinerja proses bulanan dengan
uraian kinerja proses harian.

BAB X
PEMBAYARAN TPP
Bagian Kesatu
Pembayaran TPP untuk PNS
Pasal 40

(1) Terhadap PNS yang mengalami mutasi ke Perangkat Daerah/Unit Kerja lain
dibawah tanggal 15, maka pemberian TPP Pegawai dibebankan pada Perangkat

15
Daerah/Unit Kerja tempat bertugas yang baru, dengan memperhatikan
ketersediaan anggaran pada Perangkat Daerah/Unit Kerja dimaksud.
(2) Apabila PNS yang mengalami mutasi ke Perangkat Daerah/Unit Kerja lain dalam
pelaksanaan tugasnya lebih banyak di Perangkat Daerah/Unit Kerja yang lama
(Perangkat Daerah/Unit Kerja sebelum mutasi) pada bulan berkenaan, maka
pemberian TPP dibebankan pada Perangkat Daerah/Unit Kerja yang lama
(Perangkat Daerah/Unit Kerja sebelum mutasi).
(3) Apabila pada Perangkat Daerah/Unit Kerja tempat bertugas yang baru
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum tersedia atau tidak cukup tersedia
anggaran, maka pemberian TPP dibebankan pada Perangkat Daerah/Unit Kerja
tempat bertugas yang lama sampai tersedianya alokasi anggaran di Perangkat
Daerah/Unit Kerja tempat bertugas yang baru.
(4) PNS Pindahan dari Pemerintah Pusat, Provinsi, Provinsi lain atau
Kabupaten/Kota diberikan TPP berdasarkan kriteria Beban Kerja dan/atau
prestasi kerja apabila:
a. gaji PNS yang bersangkutan telah dibayarkan dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah;
b. dibuktikan dengan surat pernyataan melaksanakan tugas yang
ditandatangani oleh Kepala Perangkat Daerah; dan
c. telah memenuhi jangka waktu mengabdi selama 1 (satu) tahun pada
Pemerintah Daerah.
(5) Dikecualikan sebagaimana ketentuan dalam ayat (4) huruf c bagi PNS Pindahan
yang definitif memangku jabatan Struktural dan/atau Jabatan Fungsional yang
disetarakan.
(6) PNS yang beralih ke Fungsional pemberian TPP dibuktikan dan terhitung sejak
tanggal surat pernyataan melaksanakan tugas yang ditandatangani oleh Kepala
Perangkat Daerah.
(7) Bagi PNS Fungsional Guru yang beralih ke jabatan Pelaksana pemberian TPP
diberikan pada tahun berikutnya.

Bagian Kedua
Pembayaran TPP untuk Plt, Plh dan Pj Kepala Desa
Pasal 41

(1) PNS yang ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) atau Pelaksana Harian (Plh.)
diberikan tambahan TPP, yang menjabat dalam jangka waktu paling singkat 1
(satu) bulan kelender.
(2) Tambahan TPP sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), yaitu:
a. pejabat atasan langsung atau atasan tidak langsung yang merangkap
sebagai Plt. atau Plh. atau penjabat menerima tambahan TPP, ditambah 20%
(dua puluh persen) dari TPP dalam Jabatan sebagai Plt. atau Plh. atau
penjabat pada Jabatan yang dirangkapnya yang pembebanan anggarannya
pada Perangkat Daerah yang dirangkapnya;
b. pejabat setingkat yang merangkap Plt. atau Plh. Atau penjabat Jabatan lain
menerima TPP yang lebih tinggi, ditambah 20% (dua puluh persen) dari TPP
PNS yang lebih rendah pada Jabatan Definitif atau Jabatan yang
dirangkapnya yang pembebanan anggarannya pada Perangkat Daerah yang
dirangkapnya;
c. pejabat satu tingkat di bawah pejabat definitif yang merangkap sebagai Plt.
atau Plh. atau penjabat hanya menerima TPP pada Jabatan TPP PNS yang

16
tertinggi yang pembebanan anggarannya pada Perangkat Daerah yang
dirangkapnya;
d. pejabat yang merangkap sebagai Pj Kepala Desa menerima TPP sesuai
besaran basic TPP, ditambah tunjangan Kepala Desa; dan
e. TPP tambahan bagi Pegawai yang merangkap sebagai Plt, Plh dan/atau Pj
kepala desa dibayarkan terhitung mulai tanggal menjabat sebagai Plt. atau
Plh. atau penjabat.
(3) PNS yang ditunjuk sebagai Pj Kepala Desa menerima TPP sesuai besaran basic
TPP, ditambah tunjangan Kepala Desa.

Bagian Ketiga
Pembayaran TPP Bagi PPPK
Pasal 42

TPP diberikan bagi PPPK yang telah melaksanakan tugas selama 1 (satu) Tahun sejak
diangkat menjadi PPPK.

Bagian Keempat
Persyaratan Pencairan TPP
Pasal 43

(1) Pencairan TPP ASN dilaksanakan setelah mendapatkan Surat Rekomendasi dari
Sekretaris Kabupaten Banggai.
(2) Persyaratan Administrasi Yang wajib dipenuhi Perangkat Daerah untuk
mendapatkan Surat Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. Laporan Pelaksanaan dan Reviu Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja
pada Aplikasi E-ANJAB & E-ABK Sistem Informasi Monitoring dan
Pelaksanaan Anggaran (Simona) KEMENDAGRI dan Evaluasi Jabatan pada
aplikasi Sistem Hasil Evaluasi Jabatan (Sihebat) KEMENPAN RB;
b. Surat Keterangan Pelaporan LHKPN dan LHKASN dari Inspektorat Daerah
Kabupaten Banggai;
c. Surat Keputusan Kepala Perangkat Daerah terkait Besaran TPP ASN; dan
(3) Persyaratan pencairan TPP ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,
huruf c dan huruf d di Verifikasi oleh perangkat daerah dan di Validasi melalui
aplikasi E-Kinerja oleh Bagian Organisasi Sekretariat Daerah.

Pasal 44

(1) Bagi ASN yang memiliki temuan untuk mengembalikan Kerugian Daerah atau
Kerugian Negara oleh Pemeriksa dari Badan Pemeriksa Keuangan, Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Inspektorat Provinsi dan Inspektorat
Kabupaten dilakukan Pemotongan untuk melunasi nilai temuan sebesar 75%
(tujuh puluh lima persen) setiap bulan dari total nilai TPP.
(2) Bagi ASN yang mutasi Jabatan/Mutasi Tugas yang membawa barang milik
Daerah dari instansi asal dilakukan penundaan pembayaran TPP.
(3) Kepala Perangkat Daerah yang menyetujui pembayaran TPP bagi ASN yang
melanggar ketentuan ayat (1) dan ayat (2) tanpa adanya izin dari pejabat yang
berwenang dilakukan penundaan pembayaran TPP.

17
(4) Dikecualikan ASN yang memiliki Izin dari Pejabat yang berwenang untuk
pengelolaan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetap
dibayarkan TPP.

Bagian Keempat
Mekanisme Pembayaran TPP
Pasal 45

(1) TPP dibayarkan sebanyak 12 (dua belas) bulan.


(2) Dalam hal persediaan dana tidak mencukupi, TPP dibayarkan di bawah jumlah
12 (dua belas) bulan.
(3) Pemerintah Daerah dapat memberikan TPP bulan ke 13 dan bulan ke 14 dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan Daerah sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 46

(1) Permintaan pembayaran TPP diajukan pada bulan berikutnya paling lambat
tanggal 15 (lima belas), kecuali untuk bulan Desember diajukan dalam bulan
berjalan.
(2) Pembayaran TPP dilakukan dengan mekanisme pembayaran Non Tunai.
(3) Pembayaran Non Tunai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
pada rekening Bank yang ditunjuk.
(4) Penatausahaan dan pertanggungjawaban TPP dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
(5) Pembayaran TPP dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang dihitung
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(6) Pengajuan Pembayaran TPP oleh Perangkat Daerah dilakukan secara
keseluruhan untuk seluruh ASN yang terdaftar pada Perangkat Daerah yang
mengajukan pembayaran TPP.

BAB XI
PENDANAAN
Pasal 47

TPP dilaksanakan dalam batas anggaran sebagaimana tercantum dalam Dokumen


Pelaksanaan Anggaran pada masing-masing Perangkat Daerah berikut
perubahannya.
Pasal 48

Pemberian TPP dibebankan pada APBD Kabupaten Banggai.

BAB XII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 49

(1) Kepala Perangkat Daerah dan Unit Perangkat Daerah wajib melaksanakan
pengendalian, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas ASN di
lingkungan kerjanya masing-masing.

18
(2) Kepala Perangkat Daerah dan Unit Perangkat Daerah dalam melaksanakan
pengendalian, pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disertai dengan pemberian sanksi.
(3) Selain pemberian sanksi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun
2021 tentang Disiplin ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ASN juga
dikenakan sanksi berupa pengurangan TPP menurut Peraturan Bupati ini.

BAB XIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 50

(1) TPP Sekretaris Daerah diberikan lebih besar dari pejabat dan pegawai pada
perangkat daerah lainnya.
(2) TPP yang diberikan kepada :
a. Sekretariat Daerah;
b. Inspektorat;
c. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
d. Badan Perencanaan Pembangunan, Pengembangan dan Penelitian Daerah;
e. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Lebih besar dari Perangkat Daerah lain.

Pasal 51

(1) Bagi ASN yang meninggal dunia pada bulan berkenaan tetap diberikan TPP
sebesar 100% (seratus persen) tanpa memperhatikan aspek produktifitas kerja
dan disiplin kerja dibuktikan dengan surat keterangan kematian.
(2) TPP bagi ASN yang meninggal dunia diberikan dan diterima oleh ahli waris
dengan berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan.

BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 52

(1) ASN Pindahan yang telah menyelesaikan Masa Tunggu Pembayaran dan/atau
masih menjalani Masa Tunggu Pembayaran tetap dibayarkan TPP berdasarkan
ketentuan Peraturan Bupati sebelumnya.
(2) Bagi Pejabat Struktural dan Fungsional yang mengalami kenaikan pangkat
dan/atau kenaikan jabatan setelah persetujuan pembayaran TPP tahun
berkenaan maka pembayaran TPP mengacu pada pangkat dan/atau jabatan
sebelumnya dan selanjutnya akan disesuaikan setelah mendapat persetujuan
pembayaran dari Kementerian terkait.

BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 53

Jangka waktu pemberian TPP yang diatur dalam Peraturan Bupati ini berdasarkan
jangka waktu berlakunya Peraturan Daerah Kabupaten Banggai tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Banggai.

Pasal 54

19
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku Peraturan Bupati Banggai Nomor 4
Tahun 2022 tentang Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Daerah (Berita Daerah Kabupaten Banggai Tahun 2022 Nomor 2619),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 55

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Banggai.

Ditetapkan di Luwuk
pada tanggal 14 Maret 2023

BUPATI BANGGAI,

AMIRUDIN
Diundangkan di Luwuk
pada tanggal 14 Maret 2023

SEKRETARIS KABUPATEN BANGGAI,

ABDULLAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANGGAI TAHUN 2023 NOMOR 2740

20
LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI BANGGAI
NOMOR : 5 TAHUN 2023
TENTANG : PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN
PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

BESARAN TPP ASN LINGKUP PEMERINTAH DAERAH NOMOR

PERANGKAT DAERAH :
KELAS
NO NAMA JABATAN SEKRETARIAT DAERAH/ KETERANGAN
JABATAN DINAS/BADAN/ SEKRETARIAT DPRD/
INSPEKTORAT DAERAH/ BAPPEDA
BRSUD/ KECAMATAN
& LITBANG/ BPKAD/ BKPSDM TENTANG

:
I. BESARAN BASIC TPP ASN

PEMBERI
Jumlah (Rp) Jumlah (Rp) AN
I. JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA TAMBAHA
N
SEKRETARIS DAERAH 15 18,188,000 -
1 PENGHAS
INSPEKTUR 14 13,850,000 -
ILAN
2

ASISTEN PADA SETDA, KEPALA


BADAN/KEPALA DINAS/ SEKRETARIS 14 12,692,000 10,100,000
3
DPRD/DIREKTUR/KASAT

STAF AHLI BUPATI/SEKRETARIS BRSUD 13 9,972,000 8,550,000 BAGI


4
PEGAWAI
II. JABATAN ADMINISTRASI - - APARATU
R SIPIL
NEGERI

21
1. Jabatan Administrator - -

KEPALA BAGIAN, SEKRETARIS


1. INSPEKTORAT/BADAN/DINAS, CAMAT, 12 9,228,000 8,050,000
INSPEKTUR PEMBANTU

KABAG PADA SETWAN, KABID dan


2. 11 7,042,000 5,850,000
SEKRETARIS CAMAT

2. Jabatan Pengawas - -

1. LURAH 9 - 4,000,000

KASUBAG/KEPALA SUB
2. 9 4,574,000 3,671,000
BIDANG/KEPALA SEKSI

KASUBAG/KEPALA SUB
3. 8 3,858,000 3,140,000
BIDANG/KEPALA SEKSI

3. Jabatan Pelaksana - -

1. PELAKSANA 7 2,927,000 2,130,000

2. PELAKSANA 6 2,543,000 2,070,000

3. PELAKSANA 5 2,363,000 1,920,000

4. PELAKSANA 4 - 1,250,000

5. PELAKSANA 3 1,038,000 1,030,000

6. PELAKSANA 1 677,000 658,000

III. JABATAN FUNGSIONAL - -

1. JF Ahli Utama 14 12,692,000 10,100,000

22
2. JF Ahli Utama 13 9,972,000 8,550,000

3. JF Ahli Madya 12 9,534,000 8,050,000

4. JF Ahli Madya 11 7,042,000 5,850,000

5. JF Ahli Muda/ Terampil 10 6,068,000 5,080,000

6. JF Ahli Muda/ Terampil 9 4,574,000 3,671,000

7. JF Ahli Pertama / Terampil 8 3,858,000 3,140,000

8. JF Penyelia 8 3,858,000 3,140,000

9. JF Terampil Pelaksana Lanjutan 7 2,927,000 2,130,000

10. JF Terampil Pelaksana 6 2,543,000 2,070,000

11. JF Terampil Pelaksana Pemula 5 2,363,000 1,920,000

II. BESARAN TPP ASN BERDASARAKAN KONSISI KERJA


KELAS
NO NAMA JABATAN JUMLAH (Rp) PD/UNIT KERJA KETERANGAN
JABATAN

JABATAN TINGGI PRATAMA, JABATAN ADMINISTRASI, JABATAN PENGAWAS, JABATAN FUNGSIONAL SERTA JABATAN PELAKSANA PADA SKPD TERTENTU

SEKRETARIS DAERAH 15 PADA SETDA CATATAN PENTING:


1 1,245,000
ASISTEN /INSPEKTUR/ PADA OPD SETDA,
INSPEKTORAT,
KEPALA BADAN/ KEPALA
14 BAPPEDA&LITBANG/
2 DINAS/DIREKTUR 967,000 DINKES/BAPENDA/B
BRSUD/KASAT/FUNGSIONAL PKAD/SATPOL PP/ a) Untuk tenaga kesehatan pada BRSUD dan Dinkes
dibayarkan Hanya Fungsional kesehatan yang bertugas khusus
STAF AHLI BUPATI/
13 PADA OPD SETDA, pada unit Laboratorium, radiologi, unit/ruang penyakit
3 SEKRETARIS BRSUD 868,000 menular, transfusi darah/bank darah, IGD, dan ruang isolasi
PADA BAG ORTAL,
Covid pada Rumah sakit daerah
HUKUM, ADM
KABAG/SEKRETARIS/IRBAN/F
12 PEMBANGUNAN,
4 UNGSIONAL 694,000 UMUM, PBJ/
INSPEKTORAT/BPKA

23
D/BAPPEDA/BAPEND
A/DINKES/SATPOL
PADA
SETDA/INSPEKTORA b) Untuk Pelaksana yang mempunyai tugas jabatan penjaga
KABID/FUNGSIONAL 11 T/BPKAD/BAPPEDA/ pintu air, ajudan, sekretaris pribadi, pengemudi, binatu, dan
5 536,000 BAPENDA/DINKES/S penjaga keamanan
ATPOL PP
PADA SETDA
INSPEKTORAT/BPKA
FUNGSIONAL 10 D/BAPPEDA/BAPEND
6 466,000 A/DINKES/SATPOL
PP
PADA BAG ORTAL,
HUKUM, ADM
PEMBANGUNAN,
KASUBAG/KASUBID/FUNGSIO UMUM, PBJ/
9 c) Untuk OPD Setda (BAG ORTAL, HUKUM, ADM
7 NAL 406,000 INSPEKTORAT/BPKA
D/BAPPEDA/BAPEND PEMBANGUNAN, UMUM, PBJ), BPKAD, BAPPEDA, BAPENDA,
A/DINKES/SATPOL INSPEKTORAT (NON AUDITOR/P2UPD)
PP
PADA BAG ORTAL,
HUKUM, ADM
PEMBANGUNAN,
KASUBAG/KASUBID/FUNGSIO UMUM, PBJ/
8
8 NAL 326,000 INSPEKTORAT/BPKA
D/BAPPEDA/BAPEND
A/DINKES/SATPOL
PP
PADA BAG ORTAL,
HUKUM, ADM
PEMBANGUNAN,
UMUM, PBJ/
PELAKSANA/ FUNGSIONAL 7 d) Dapat dibayarkan jika teranggarkan pada DPA SKPD masing
9 287,000 INSPEKTORAT/BPKA
D/BAPPEDA/BAPEND
A/DINKES/SATPOL
PP
PADA BAG ORTAL,
HUKUM, ADM
PEMBANGUNAN,
UMUM, PBJ/
PELAKSANA 6
10 250,000 INSPEKTORAT/BPKA
D/BAPPEDA/BAPEND
A/DINKES/SATPOL
PP

24
PADA BAG ORTAL,
HUKUM, ADM
PEMBANGUNAN,
UMUM, PBJ/
PELAKSANA 5
11 208,000 INSPEKTORAT/BPKA
D/BAPPEDA/BAPEND
A/DINKES/SATPOL
PP
PADA BAG ORTAL,
HUKUM, ADM
PEMBANGUNAN,
UMUM, PBJ/
PELAKSANA 4
12 121,000 INSPEKTORAT/BPKA
D/BAPPEDA/BAPEND
A/DINKES/SATPOL
PP
PADA BAG ORTAL,
HUKUM, ADM
PEMBANGUNAN,
UMUM, PBJ/
PELAKSANA 3 INSPEKTORAT/BPKA
13 100,000 D/BAPPEDA/BAPEND
A/DINKES/SATPOL
PP/PUPR/SELURUH
OPD

PADA BAG ORTAL,


HUKUM, ADM
PEMBANGUNAN,
UMUM, PBJ/
PELAKSANA 2
14 85,000 INSPEKTORAT/BPKA
D/BAPPEDA/BAPEND
A/DINKES/SATPOL
PP

PADA BAG ORTAL,


HUKUM, ADM
PEMBANGUNAN,
UMUM, PBJ/
PELAKSANA 1
15 65,000 INSPEKTORAT/BPKA
D/BAPPEDA/BAPEND
A/DINKES/SATPOL
PP/ SELURUH OPD

25
BESARA KONDISI KERJA BAGI ASN DI BRSUD

1 JABATAN FUNGSIONAL 11 351,000

JABATAN FUNGSIONAL 10 304,800

JABATAN FUNGSIONAL 9 220,260


PADA RUANGAN PPI
JABATAN FUNGSIONAL 8 188,400 DAN RUANGAN UNIT
TRANSFUSI DARAH DI
JABATAN FUNGSIONAL DAN BRSUD
7 127,000
PELAKSANA
JABATAN FUNGSIONAL DAN
6 124,200
PELAKSANA
JABATAN FUNGSIONAL DAN
5 115,200
PELAKSANA
2 JABATAN FUNGSIONAL 11 409,500

JABATAN FUNGSIONAL 10 355,600


PADA RUANGAN
JABATAN FUNGSIONAL 9 256,970 BOUGENVIL,
EDELWEIS, TULIP,
JABATAN FUNGSIONAL 8 219,800 SAKURA,
FLAMBOYAN,
JABATAN FUNGSIONAL DAN FORENSIK, SERUNI,
7 149,100
PELAKSANA JIWA, TERATAI
JABATAN FUNGSIONAL DAN
6 144,900
PELAKSANA
JABATAN FUNGSIONAL DAN
5 134,400
PELAKSANA
3 JABATAN FUNGSIONAL 11 468,000

JABATAN FUNGSIONAL 10 406,400 PADA RUANGAN


ASOKA DAN
JABATAN FUNGSIONAL 9 293,680 RUANGAN CEMPAKA

JABATAN FUNGSIONAL 8 251,200

26
JABATAN FUNGSIONAL DAN
7 170,400
PELAKSANA
JABATAN FUNGSIONAL DAN
6 165,600
PELAKSANA
JABATAN FUNGSIONAL DAN
5 153,600
PELAKSANA
4 JABATAN FUNGSIONAL 11 526,500

JABATAN FUNGSIONAL 10 457,200

JABATAN FUNGSIONAL 9 330,390


PADA RUANGAN
JABATAN FUNGSIONAL 8 282,600 ANGGREK DAN
RUANGAN DOKTER
JABATAN FUNGSIONAL DAN IGD
7 191,700
PELAKSANA
JABATAN FUNGSIONAL DAN
6 186,300
PELAKSANA
JABATAN FUNGSIONAL DAN
5 172,800
PELAKSANA
5 JABATAN FUNGSIONAL 11 585,000

JABATAN FUNGSIONAL 10 508,000

JABATAN FUNGSIONAL 9 367,100 PADA RUANGAN HD,


PONEK, MAWAR, IBS,
JABATAN FUNGSIONAL 8 314,000 ICU/ICCU,
RADIOLOGI, LAB,
JABATAN FUNGSIONAL DAN PERINATOLOGI
7 213,000
PELAKSANA
JABATAN FUNGSIONAL DAN
6 207,000
PELAKSANA
JABATAN FUNGSIONAL DAN
5 192,000
PELAKSANA
6 JABATAN FUNGSIONAL 11 643,500 PADA RUANGAN
PERAWAT IGD,
ISOLASI,LAUNDRY &
JABATAN FUNGSIONAL 10 558,800 CSSD, IPRS, SANITASI

27
JABATAN FUNGSIONAL 9 403,810

JABATAN FUNGSIONAL 8 345,400


JABATAN FUNGSIONAL DAN
7 234,300
PELAKSANA
JABATAN FUNGSIONAL DAN
6 227,700
PELAKSANA
JABATAN FUNGSIONAL DAN
5 211,200
PELAKSANA
III. BESARAN TPP ASN BERDASARKAN KELANGKAAN PROFESI
KELAS
NO NAMA JABATAN JUMLAH (Rp) KETERANGAN
JABATAN

SEKRETARIS DAERAH 15 SETDA


1 10,960,000
PELAKSANA 4 Seluruh OPD
2 537,000
PELAKSANA 3 Seluruh OPD
3 718,000
PELAKSANA 1 Seluruh OPD
4 1,051,000
ANALIS KEBIJAKAN UTAMA 14 SETDA
5 3,669,000
6 ANALIS KEBIJAKAN MADYA 12 953,400 SETDA

DOKTER SPESIALIS 9 - 14 UPT. RSUD


7 20,000,000
ASISTEN DOKTER SPESIALIS 10 - 14 UPT. RSUD
8 3,250,000

BUPATI BANGGAI,

AMIRUDIN

28
LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI BANGGAI
NOMOR : 5 TAHUN 2023
TENTANG : PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN
PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

NOMOR

KRITERIA PEMBERIAN TPP BERDASARKAN KONDISI KERJA


:
NO UNIT KERJA NAMA JABATAN DESKRIPSI KONDISI KERJA KONDISI PERSE
KERJA NTASE
1 SEKRETARI Sekretaris Daerah Sebagai Struktural tertinggi TENTANG
Sangat 40
AT DAERAH di Pemerintah Daerah, Ketua Tinggi
TAPD,Kepala BPBD yang :
berpotensi sangat tinggi
resiko dengan APH PEMBERI
2 Bagian 1. Kepala Bagian 1.Sebagai Tim TAPD Rendah 10
AN
Organisasi Organisasi 2.Sebagai Perumus dan
TAMBAHA
2. Analis Kebijakan Perancang awal pemberian
N
Muda Bagian TPP ASN
Organisasi 3.Bertugas melakukan PENGHAS
3. Jabatan perhitungan indeks ILAN
Pelaksana Kelas penyelenggaraan
7 – 1 Pada pemerintahan daerah serta
Bagian mengidentifikasi jabatan-
Organisasi jabatan yang masuk dalam
kriteria beban kerja,prestasi BAGI
kerja,kondisi PEGAWAI
kerja,kelangkaan profesi
APARATU
dan/atau pertimbangan
R SIPIL
objektif lainnya.
NEGERI
3 Bagian 1. Kepala Bagian 1. Sebagai Tim TAPD Rendah 10
Administrasi Adm. 2. Sebagai Tim Evaluasi
Pembangun Pembangunan dan Pengawasan Realisasi
an 3. Analis Anggaran (TEPRA)
Kebijakan 3. Tim Pengendalian dan
Muda Bagian Pengawasan
Adm.Pembang Pembangunan Daerah.
unan. 4. Tim Penyusun Standar
4. Jabatan Harga Kebupaten
Pelaksana
Kelas 7 -1
pada Bagian

29
Adm.Pembang
unan
4 Bagian PBJ 1. Kepala Bagian 1. Resiko berupa intimidasi Rendah 10
PBJ fisik dan psikis dari
2. Kepala Sub Stakeholder Pengadaan
Bagian yang tidak puas dengan
Pengelolaan hasil Pemilihan Penyedia
Pengadaan Barang/Jasa yang
Barang dan dilakukan.
Jasa 2. Resiko sebagai pihak yang
3. Pengelola dimintai keterangan oleh
Pengadaan Pemeriksa / APID
Barang/Jasa. (Inspektorat, BPK) terkait
4. Jabatan dengan Proses Pemilihan
Pelaksana Kelas Penyedia Barang/Jasa
7 -Kelas1 pada yang dilakukan.
Bagian PBJ 3. Resiko tersangkut Proses
Hukum oleh Penegak
Hukum terkait Proses
Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa yang
dilakukan.

5 Bagian 1. Kepala Bagian 1. Penyempurnaan Produk Rendah 10


Hukum Hukum Hukum Daerah yang
2. Fungsional dilahirkan sehingga
Kesalahan dalam
Perancang
Memasukkan Materi
Peraturan Muatan yang bertentangan
Perundang dengan Ketentuan yang
Undangan lebih tinggi berakibat
3. Jabatan dibatalkannya Produk
Pelaksana Kelas Hukum dimaksud.
7 sampai 2. Memberikan Pendapat
Hukum / Legal Opini
dengan Kelas 1
kepada Pimpinan Daerah
Bagian Hukum atau Perangkat Daerah
yang membutuhkan yang
mana ketika salah
memberikan
Pertimbangan Hukum
dapat berdampak Hukum
yang bias menjadi
Permasalahan Hukum.
3. Memediasi Permasalahan
Hukum Non Litigasi yang
berdampak jika salah
memberi Solusi dapat
terjadi Perselisihan
Hukum atau

30
Permasalahan Hukum
yang baru.
4. Permasalahan Hukum
yang terjadi di setiap
Perangkat Daerah selalu
meminta Bantuan Hukum
pada Bagian Hukum.
5. Saat Pemeriksaan BPK
ataupun oleh Aparat
Penegak Hukum selalu
Bagian Hukum diminta
Pendapat atau menjadi
Saksi.

6 Bagian Kepala Bagian Jabatan ini Bertanggung Rendah 10


Umum Umum Jawab atas segala bentuk
Perencanaan Pengadaan
kebutuhan Rumah Tangga
Pimpinan sehingga beresiko
dengan APH dan BPK

7 INSPEKTOR Inspektur Sebagai Quality Assurance Sangat 35


AT DAERAH Inspektorat Daerah untuk setiap kebijakan, Tinggi
program, kegiatan yang ada
di pemerintah daerah yang
berpotensi sangat tinggi
resiko dengan APH
Inspektur 1. Jabatan yang bersentuhan Sedang 25
Pembantu langsung dengan APH
Pengaduan dan 2.jabatan ini melakukan
Investigasi Perhitungan Kerugian
Keuangan Negara
3.jabatan ini melakukan
pemeriksaan khusus atas
aduan masyarakat
4.jabatan ini melakukan
pemeriksaan khusus atas
permintaan APH
5.jabatan ini malakukan
koordinasi dengan APH
Inspektur 1.jabatan ini bertanggung sedang 25
Pembantu Wilayah jawab penuh kepada
I sampai dengan IV inspektur terhadap
pelaksanaan pengawasan
intern audit di wilayah
kerjanya
2. jabatan ini bertanggung
jawab penuh kepada

31
inspektur terhadap
pelaksanaan pengawasan
intern reviu di wilayah
kerjanya
3. jabatan ini bertanggung
jawab penuh kepada
inspektur terhadap
pelaksanaan pengawasan
intern Evaluasi di wilayah
kerjanya
4. jabatan ini bertanggung
jawab penuh kepada
inspektur terhadap
pelaksanaan pengawasan
intern pemantauan
(monitoring) di wilayah
kerjanya
Sekretaris 1. jabatan ini secara Rendah 10
Inspektorat langsung berperan sebagai
ketua Tim Penyelesaian
Kerugian Daerah (TPKD)
2. jabatan ini secara
langsung bertanggung jawab
penuh kepada inspektur
terhadap pengelolaan data
temuan pengawasan

Pengawas 1. Jabatan ini bersingungan sedang 25


Penyelenggaran langsung dengan Pemeriksa
Urusan 2. Jabatan ini bersingungan
Pemerintahan langsung dengan APH
Daerah 3.Jabatan ini melaksanakan
tugas mandatory audit.
4.Jabatan ini dihadapkan
kepada resiko bekerja pada
tempat kerja yang tidak
umum dan wajib
melaksanakan tahapan
pengecekan fisik sehingga
beresiko mendapat serangan
atau kekerasan fisik.
5.jabatan ini beresiko
mendapatkan tekanan dari
internal sehingga berpotensi
mengalami gangguan
psikologis

32
Auditor 1. Jabatan ini bersingungan Sedang 25
langsung dengan Pemeriksa
2. Jabatan ini bersingungan
langsung dengan APH
3.Jabatan ini melaksanakan
tugas mandatory audit.
4.Jabatan ini dihadapkan
kepada resiko bekerja pada
tempat kerja yang tidak
umum dan wajib
melaksanakan tahapan
pengecekan fisik sehingga
beresiko mendapat serangan
atau kekerasan fisik.
5.jabatan ini beresiko
mendapatkan tekanan dari
internal sehingga berpotensi
mengalami gangguan
psikologis

Jabatan 1. jabatan ini secara Rendah 10


Pengawas langsung berperan sebagai
Anggota Tim pada kegiatan
di Inspektorat Daerah
2. Jabatan ini
bersingungan langsung
dengan APH
3. jabatan ini beresiko
mendapatkan tekanan dari
internal sehingga
berpotensi mengalami
gangguan psikologis

Jabatan 1. jabatan ini secara Rendah 10


Fungsional langsung berperan sebagai
Lainnya Anggota Tim pada kegiatan
di Inspektorat Daerah
2. Jabatan ini
bersingungan langsung
dengan APH
3. jabatan ini beresiko
mendapatkan tekanan dari
internal sehingga

33
berpotensi mengalami
gangguan psikologis

Jabatan 1. jabatan ini secara Rendah 10


Pelaksana Kelas langsung berperan sebagai
1-7 Anggota Tim Pada
Kegiatan Inspektorat
Daerah
2. Jabatan ini
bersingungan langsung
dengan APH
3. jabatan ini beresiko
mendapatkan tekanan dari
internal sehingga
berpotensi mengalami
gangguan psikologis

8 RUMAH Direktur RSUD 1. Selaku Penanggung Jawab Sangat 40


SAKIT UMUM Kab. Banggai terhadapa Seluruh Tinggi
UMUM Tindakan Medic maupun
DAERAH
Non Medic
2. Jabatan ini selaku
penanggung jawab
kesehatan dan
keselamatan kerja bagi
seluruh Pegawai RSUD
Kab. Banggai
3. Jabatan ini adalah
Jabatan yang bertanggung
jawab penuh atas
pemberlakuan standar
operasional Prosedur
Penyelenggaraan
Pelayanan RSUD
Seluruh Dokter Umum 1. Jabatan ini bersentuhan Sangat 40
Instalasi dan bersingunggan Tinggi
Pelayanan langsung dengan Pasien
Medic
yang dapat menularkan
Penyakit, Bahan Kimia,
Radiasi dan Radioaktif.
2. Jabatan ini memiliki
tanggung jawab atas
keselamatan dan
Kesehatan Pasien.

34
3. Pekerjaan ini beresiko
dengan Keselamatan Kerja.
Ruangan Radiografer 1. Jabatan ini bersentuhan Sedang 25
Radiologi dan bersingunggan
langsung dengan Pasien
yang dapat menularkan
Penyakit, Bahan Kimia,
Radiasi dan Radioaktif.
2. Jabatan ini memiliki
tanggung jawab atas
keselamatan dan
Kesehatan Pasien.
3. Pekerjaan ini beresiko
dengan Keselamatan Kerja.
Ruangan Pranata 1. Jabatan ini bersentuhan Sedang 25
Laboratorium Laboratorium dan bersingunggan
Kesehatan langsung dengan Pasien
yang dapat menularkan
Penyakit, Bahan Kimia,
Radiasi dan Radioaktif.
2. Jabatan ini memiliki
tanggung jawab atas
keselamatan dan
Kesehatan Pasien.
3. Pekerjaan ini beresiko
dengan Keselamatan Kerja.
Unit Teknisi Transfusi 1. Jabatan ini bersentuhan Sedang 25
Transfusi Darah dan bersingunggan
Darah dan langsung dengan Pasien
Ruangan yang dapat menularkan
Laboratorium
Penyakit, Bahan Kimia,
Radiasi dan Radioaktif.
2. Jabatan ini memiliki
tanggung jawab atas
keselamatan dan
Kesehatan Pasien.
3. Pekerjaan ini beresiko
dengan Keselamatan Kerja.
Ruangan Bidan 1. Jabatan ini bersentuhan Sedang 25
Mawar dan bersingunggan
Tulip, langsung dengan Pasien
Ponek, IBS, yang dapat menularkan
Perinatologi, Penyakit, Bahan Kimia,
Asoka, Radiasi dan Radioaktif.
Sakura, 2. Jabatan ini memiliki
tanggung jawab atas

35
keselamatan dan
Kesehatan Pasien.
3. Pekerjaan ini beresiko
dengan Keselamatan Kerja.
Ruangan Perawat 1. Jabatan ini bersentuhan Sangat 40
Forensik, dan bersingunggan Tinggi
IGD, HD, langsung dengan Pasien
Edelweis, yang dapat menularkan
Cempaka, Penyakit, Bahan Kimia,
Mawar, Radiasi dan Radioaktif.
Tulip, PPI, 2. Jabatan ini memiliki
IBS, tanggung jawab atas
ICU/ICCU, keselamatan dan
Anggrek, Kesehatan Pasien.
Teratai, 3. Pekerjaan ini beresiko
Perinatologi, dengan Keselamatan Kerja.
Sakura,
Seruni,
Bougen,
Flamboyan,
Jiwa, Unit
Transfusi
Darah
Ruangan Binatu 1. Jabatan ini bersentuhan Sedang 25
Laundy dan bersingunggan
langsung dengan Pasien
yang dapat menularkan
Penyakit, Bahan Kimia,
Radiasi dan Radioaktif.
2. Jabatan ini memiliki
tanggung jawab atas
keselamatan dan
Kesehatan Pasien.
3. Pekerjaan ini beresiko
dengan Keselamatan Kerja.
Ruangan Pengadministrasi 1. Jabatan ini bersentuhan Sedang 25
Laundry Umum dan bersingunggan
dan CSSD langsung dengan Pasien
yang dapat menularkan
Penyakit, Bahan Kimia,
Radiasi dan Radioaktif.
2. Jabatan ini memiliki
tanggung jawab atas
keselamatan dan
Kesehatan Pasien.

36
3. Pekerjaan ini beresiko
dengan Keselamatan Kerja.
Ruangan Operator Mesin 1. Jabatan ini bersentuhan Sedang 25
Radiologi, dan bersingunggan
IPRS dan langsung dengan Pasien
Sanitasi yang dapat terkena infeksi
Bahan Kimia, Radiasi dan
Radioaktif.
2. Pekerjaan ini beresiko
dengan Keselamatan Kerja.
Ruangan Pemulasaran 1. Jabatan ini bersentuhan Sedang 25
Forensik Jenazah dan bersingunggan
langsung dengan Pasien
yang dapat terkena
infeksi Bahan Kimia,
Radiasi dan Radioaktif.
2. Pekerjaan ini beresiko
dengan Keselamatan
Kerja.
Komite PPI Dokter dan 1. Jabatan ini bersentuhan
Perawat dan bersingunggan langsung
dengan Pasien yang dapat
terkena infeksi Bahan Kimia,
Radiasi dan Radioaktif.

2.Pekerjaan ini beresiko


dengan Keselamatan Kerja.

9 SATUAN Kepala Satuan 1. Jabatan ini adalah sebagai Sangat 40


POLISI penanggung jawab dari Tinggi
PAMONG seluruh tugas kegiatan
satuan
PRAJA DAN
2. Jabatan ini Memimpin
PEMADAM Penanganan dan
KEBAK pengamanan unjuk rasa
massa yang mengancam
keselamatan
3. Jabatan ini Memimpin
kegiatan operasi penertiban
pedagang kaki lima (PKL)
yang beresiko serangan Fisik
4. Jabatan ini Mendampingi
Bupati dalam rangka
pengawalan kunjungan kerja
dalam wilayah Kabupaten
5. Jabatan ini Memimpin
Satlinmas dalam rangka
pengamanan Pemilihan
umum (Pilpres,Pilcaleg
nasional dan Daerah,
Pemilhan Bupati dan

37
Pilkades yang beresiko terjadi
kerusuhan
Sekretaris Satuan 1. Jabatan ini penerima Rendah 10
Polisi Pamong Praja pendelegasian tugas dari
dan Pemadam kepala satuan
2. Mendampingi Kepala satuan
Kebakaran
dalam tugas pengamanan
unjuk rasa dan penertiban
Pedagang kaki lima (PKL)
Kepala Bidang 1. Jabatan ini bertanggung Sedang 25
Ketertiban Umum jawab penuh pada tugas
dan Ketenteraman penanganan unjuk rasa /
Demonstrasi massa yang
Masyarakat
beresiko dengan adanya
perlawanan dari massa yang
sering terjadi bentrok fisik
maupun serangan psikiologi
dari massa
2. Jabatan ini Melaksanakan
penertiban pedagang kaki
lima (PKL) baik di pasar-
pasar maupun di area/lokasi
yang bukan diperuntukan
untuk berjualan/berdagang
menurut perundang-
undangan daerah, hal ini
sering kali mendapat
perlawanan fisik maupun
psikiologi dari pedagang
3. Jabatan ini melaksanakan
tugas pengawalan dan
pengamanan pejabat daerah,
hal ini berisiko terjadinya
kecelakan lalu lintas yang
dapat mengancam nyawa
Melaksanakan operasi
penertiban peredaran minum
beralkohol, hal ini sering
terjadi perlawanan secara
fisik dari oknum masyarakat
dan petugas
Kepala Seksi 1. Jabatan ini Melaksanakan Sedang 25
Operasai dan tugas penanganan unjuk
Pengendalian rasa / Demonstrasi massa
yang beresiko dengan adanya
perlawanan dari massa yang
sering terjadi bentrok fisik
maupun serangan psikiologi
dari massa
2. Jabatan ini Melaksanakan
penertiban pedagang kaki
lima (PKL) baik di pasar-
pasar maupun di area/lokasi
yang bukan diperuntukan
untuk berjualan /berdagang
menurut perundang-
undangan daerah, hal ini
sering kali mendapat

38
perlawanan fisik maupun
psikiologi dari pedagang
3. Jabatan ini Melaksanakan
tugas pengawalan dan
pengamanan pejabat daerah,
hal ini berisiko terjadinya
kecelakan lalu lintas yang
dapat mengancam nyawa
Melaksanakan operasi
penertiban peredaran minum
beralkohol, hal ini sering
terjadi perlawanan secara
fisik dari oknum masyarakat
dan petugas
Petugas Penindakan 1. Jabatan ini Melaksanakan Sedang 25
tugas penanganan unjuk
rasa / Demonstrasi massa
yang beresiko dengan adanya
perlawanan dari massa yang
sering terjadi bentrok fisik
maupun serangan psikiologi
dari massa
2. Jabatan ini Melaksanakan
penertiban pedagang kaki
lima (PKL) baik di pasar-
pasar maupun di area/lokasi
yang bukan diperuntukan
untuk berjualan /berdagang
menurut perundang-
undangan daerah, hal ini
sering kali mendapat
perlawanan fisik maupun
psikiologi dari pedagang
3. Jabatan ini Melaksanakan
tugas pengawalan dan
pengamanan pejabat daerah,
hal ini berisiko terjadinya
kecelakan lalu lintas yang
dapat mengancam nyawa
Melaksanakan operasi
penertiban peredaran minum
beralkohol, hal ini sering
terjadi perlawanan secara
fisik dari oknum masyarakat
dan petugas
Pengadministrasi Jabatan ada dalam Tim Sedang 25
Umum Seksi Operasi untuk melaksanakan tugas
Dan Pengendalian 1. Melaksanakan tugas
penanganan unjuk rasa /
Demonstrasi massa yang
beresiko dengan adanya
perlawanan dari massa yang
sering terjadi bentrok fisik
maupun serangan psikiologi
dari massa
2. Melaksanakan penertiban
pedagang kaki lima (PKL) baik
di pasar-pasar maupun di
area/lokasi yang bukan

39
diperuntukan untuk berjualan
/berdagang menurut
perundang-undangan daerah,
hal ini sering kali mendapat
perlawanan fisik maupun
psikiologi dari pedagang
3. elaksanakan tugas
pengawalan dan pengamanan
pejabat daerah, hal ini
berisiko terjadinya kecelakan
lalu lintas yang dapat
mengancam nyawa
4. Melaksanakan operasi
penertiban peredaran minum
beralkohol, hal ini sering
terjadi perlawanan secara fisik
dari oknum masyarakat dan
petugas
Pengelola Data Jabatan ada dalam Tim Sedang 20
Kebijakan untuk melaksanakan tugas
Penindakan 1. Melaksanakan tugas
penanganan unjuk rasa /
Demonstrasi massa yang
beresiko dengan adanya
perlawanan dari massa yang
sering terjadi bentrok fisik
maupun serangan psikiologi
dari massa
2. Melaksanakan penertiban
pedagang kaki lima (PKL) baik
di pasar-pasar maupun di
area/lokasi yang bukan
diperuntukan untuk berjualan
/berdagang menurut
perundang-undangan daerah,
hal ini sering kali mendapat
perlawanan fisik maupun
psikiologi dari pedagang
3. Melaksanakan tugas
pengawalan dan pengamanan
pejabat daerah, hal ini
berisiko terjadinya kecelakan
lalu lintas yang dapat
mengancam nyawa
4. Melaksanakan operasi
penertiban peredaran minum
beralkohol, hal ini sering
terjadi perlawanan secara fisik
dari oknum masyarakat dan
petugas
Polisi Pamong Praja 1. Melaksanakan tugas Sedang 20
Muda penanganan unjuk rasa /
Demonstrasi massa yang
beresiko dengan adanya
perlawanan dari massa yang
sering terjadi bentrok fisik
maupun serangan psikiologi
dari massa

40
2. Melaksanakan penertiban
pedagang kaki lima (PKL) baik
di pasar-pasar maupun di
area/lokasi yang bukan
diperuntukan untuk berjualan
/berdagang menurut
perundang-undangan daerah,
hal ini sering kali mendapat
perlawanan fisik maupun
psikiologi dari pedagang
3. Melaksanakan tugas
pengawalan dan pengamanan
pejabat daerah, hal ini
berisiko terjadinya kecelakan
lalu lintas yang dapat
mengancam nyawa
4. Melaksanakan operasi
penertiban peredaran minum
beralkohol, hal ini sering
terjadi perlawanan secara fisik
dari oknum masyarakat dan
petugas
Polisi Pamong Praja 1. Melaksanakan tugas sedang 20
Terampil/Mahir penanganan unjuk rasa /
Demonstrasi massa yang
beresiko dengan adanya
perlawanan dari massa yang
sering terjadi bentrok fisik
maupun serangan psikiologi
dari massa
2. Melaksanakan
penertiban pedagang kaki lima
(PKL) baik di pasar-pasar
maupun di area/lokasi yang
bukan diperuntukan untuk
berjualan /berdagang menurut
perundang-undangan daerah,
hal ini sering kali mendapat
perlawanan fisik maupun
psikiologi dari pedagang
3. Melaksanakan tugas
pengawalan dan pengamanan
pejabat daerah, hal ini berisiko
terjadinya kecelakan lalu
lintas yang dapat mengancam
nyawa
4. Melaksanakan operasi
penertiban peredaran minum
beralkohol, hal ini sering
terjadi perlawanan secara fisik
dari oknum masyarakat dan
petugas
Pengadministrasi Jabatan ada dalam Tim Sedang 25
Umum Bidang untuk melaksanakan tugas
Trantibum 1. Melaksanakan tugas
penanganan unjuk rasa /
Demonstrasi massa yang
beresiko dengan adanya
perlawanan dari massa yang

41
sering terjadi bentrok fisik
maupun serangan psikiologi
dari massa
2. Melaksanakan penertiban
pedagang kaki lima (PKL) baik
di pasar-pasar maupun di
area/lokasi yang bukan
diperuntukan untuk berjualan
/berdagang menurut
perundang-undangan daerah,
hal ini sering kali mendapat
perlawanan fisik maupun
psikiologi dari pedagang
3. Melaksanakan tugas
pengawalan dan pengamanan
pejabat daerah, hal ini
berisiko terjadinya kecelakan
lalu lintas yang dapat
mengancam nyawa
4. Melaksanakan operasi
penertiban peredaran minum
beralkohol, hal ini sering
terjadi perlawanan secara fisik
dari oknum masyarakat dan
petugas
Kepala Seksi 1. Memimpin pelaksanaan tugas Sedang 25
Kertertiban Umum pengamanan / penjagaan
pada rumah-rumah jabatan,
gedung/kantor milik daerah,
obyek vital lainnya yang
beresiko adanya perlawanan
fisik dari oknum masyarakat
yang akan melakukan
tindakan pencurian atau
pengancaman terhadap
pejabat yang di jaga.
Di samping itu di perbantukan
pula dalam tugas :
2. Melaksanakan tugas
penanganan unjuk rasa /
Demonstrasi massa yang
beresiko dengan adanya
perlawanan dari massa yang
sering terjadi bentrok fisik
maupun serangan psikiologi
dari massa
3. Melaksanakan penertiban
pedagang kaki lima (PKL) baik
di pasar-pasar maupun di
area/lokasi yang bukan
diperuntukan untuk berjualan
/berdagang menurut
perundang-undangan daerah,
hal ini sering kali mendapat
perlawanan fisik maupun
psikiologi dari pedagang

Analis Keamanan Jabatan ada dalam Tim Sedang 20


untuk melaksanakan tugas

42
1. Melaksanakan tugas
penanganan unjuk rasa /
Demonstrasi massa yang
beresiko dengan adanya
perlawanan dari massa yang
sering terjadi bentrok fisik
maupun serangan psikiologi
dari massa
2. Melaksanakan penertiban
pedagang kaki lima (PKL) baik
di pasar-pasar maupun di
area/lokasi yang bukan
diperuntukan untuk berjualan
/berdagang menurut
perundang-undangan daerah,
hal ini sering kali mendapat
perlawanan fisik maupun
psikiologi dari pedagang
3. Melaksanakan tugas
pengawalan dan pengamanan
pejabat daerah, hal ini
berisiko terjadinya kecelakan
lalu lintas yang dapat
mengancam nyawa
4. Melaksanakan operasi
penertiban peredaran minum
beralkohol, hal ini sering
terjadi perlawanan secara fisik
dari oknum masyarakat dan
petugas
Pengelola Data Jabatan ada dalam Tim Sedang 20
Keamanan dan untuk melaksanakan tugas
Ketertiban 5. Melaksanakan tugas
penanganan unjuk rasa /
Demonstrasi massa yang
beresiko dengan adanya
perlawanan dari massa yang
sering terjadi bentrok fisik
maupun serangan psikiologi
dari massa
6. Melaksanakan penertiban
pedagang kaki lima (PKL) baik
di pasar-pasar maupun di
area/lokasi yang bukan
diperuntukan untuk berjualan
/berdagang menurut
perundang-undangan daerah,
hal ini sering kali mendapat
perlawanan fisik maupun
psikiologi dari pedagang
7. Melaksanakan tugas
pengawalan dan pengamanan
pejabat daerah, hal ini
berisiko terjadinya kecelakan
lalu lintas yang dapat
mengancam nyawa
8. Melaksanakan operasi
penertiban peredaran minum
beralkohol, hal ini sering

43
terjadi perlawanan secara fisik
dari oknum masyarakat dan
petugas
Pengadministrasi Jabatan ada dalam Tim Sedang 20
Umum Seksi untuk melaksanakan tugas
Ketertiban Umum 1. Melaksanakan tugas
penanganan unjuk rasa /
Demonstrasi massa yang
beresiko dengan adanya
perlawanan dari massa yang
sering terjadi bentrok fisik
maupun serangan psikiologi
dari massa
2. Melaksanakan penertiban
pedagang kaki lima (PKL) baik
di pasar-pasar maupun di
area/lokasi yang bukan
diperuntukan untuk berjualan
/berdagang menurut
perundang-undangan daerah,
hal ini sering kali mendapat
perlawanan fisik maupun
psikiologi dari pedagang
3. Melaksanakan tugas
pengawalan dan pengamanan
pejabat daerah, hal ini
berisiko terjadinya kecelakan
lalu lintas yang dapat
mengancam nyawa
4. Melaksanakan operasi
penertiban peredaran minum
beralkohol, hal ini sering
terjadi perlawanan secara fisik
dari oknum masyarakat dan
petugas
Petugas Keamanan Jabatan ada dalam Tim Sedang 20
untuk melaksanakan tugas
1. Melaksanakan tugas
pengamanan / penjagaan
pada rumah-rumah jabatan,
gedung/kantor milik daerah,
obyek vital lainnya yang
beresiko adanya perlawanan
fisik dari oknum masyarakat
yang akan melakukan
tindakan pencurian atau
pengancaman terhadap
pejabat yang di jaga.
Di samping itu di perbantukan
pula dalam tugas :
2. Melaksanakan tugas
penanganan unjuk rasa /
Demonstrasi massa yang
beresiko dengan adanya
perlawanan dari massa yang
sering terjadi bentrok fisik
maupun serangan psikiologi
dari massa

44
3. Melaksanakan penertiban
pedagang kaki lima (PKL) baik
di pasar-pasar maupun di
area/lokasi yang bukan
diperuntukan untuk berjualan
/berdagang menurut
perundang-undangan daerah,
hal ini sering kali mendapat
perlawanan fisik maupun
psikiologi dari pedagang

Kepala Bidang 1. Jabatan ini sangat berisiko Sangat 40


Pemadam Kebakaran pada saat melaksanakan Tinggi
dan Penyelamatan tugas operasi Pemadaman
Kebakaran dan Penyelamatan
dalam bencana kebakaran,
Evakuasi korban kebakaran.
Masyarakat yang datang
marah-marah di Tempat
Kejadian Kebakaran (TKK),
2. Jabatan ini mendapat
Perlawanan fisik dari
masyarakat yang tidak sabar
ingin cepat rumahnya yang
terbakar cepat di tanggulangi
atau di padamkan.
3. Jabatan ini sering mengalami
luka di bagian anggota tubuh
terkena lamparan benda
tumpul dan benda keras pada
saat masyarakat mengamuk.
4. Jabatan ini BeResiko
kecelakaan lalu lintas ketika
saat menuju ke Tempat
Kejadian Kebakaran (TKK).
Kepala Seksi 1. Jabatan ini sering di terlibat Sangat 25
Pencegahan dan dalam kegiatan penyuluhan Tinggi
Peningkatan SDM atau sosialisasi pencegahan
dan penanggulangan
kebakaran.
2. Jabatan ini Sering mendapat
perlawanan fisik dan
psikologi dari
3. Jabatan ini ikut dalam proses
pemadaman dan
penyelamatan
Pengadministrasi 1. Jabatan ini melaksankaan Sedang 25
Umum Seksi tugas di perbantukan dalam
Pencegahan dan kegiatan pencegahan dan
peningkatan SDM
Peningkatan SDM
2. Jabatan ini ikut dalam proses
pemadaman dan
penyelamatan
Penyuluh Bencana 1. Jabatan ini sering di Sedang 25
Kebakaran perbantukan dalam kegiatan
penyuluhan atau sosialisasi
pencegahan dan
penanggulangan kebakaran

45
pada ASN, karyawan, dan
masyarakat.
2. Jabatan ini Sering mengalami
luka bakar, luka memar,
sesaknya pernapasan, di
akibatkan karena saat
sosialisasi memperaktekkan
mengunakan bahan dan alat
seperti : kompor, gas LPG,
bahan bakar minyak dan alat
pemadam (APAR).

Analis Kebakaran 1. Jabatan ini ditugaskan dalam Sangat 40


kegiatan analisis pencegahan Tinggi
dan penanggulangan
kebakaran dan
penyelamatan.
2. Jabatan ini ikut dalam proses
pemadaman dan
penyelamatan
Kepala Seksi 1. Jabatan ini melaksanakan Sangat 40
Oprasional dan tugas penanganan Tinggi
Penyelamatan pemadaman kebakaran dan
penyelamatan korban
kebakaran.Penanganan dan
pengamanan masyarakat di
tempat kejadian kebakaran
(TKK) yang beresiko terjadi
kecelakaan tugas
2. Jabatan ini Melakukan tugas
pengontrolan dalam
pelaksanaan penyelamatan
korban
kebakaran.Menenangkan
masyarakat yang dalam
keadaan panik akibat korban
kebakaran.

Pranata Pemadam Jabatan ini melaksanakan Sangat 40


Kebakaran Tugas sebagai berikut : Tinggi
1. Melaksanakan tugas dalam
pemadaman kebakaran di
Tempat Kejadian Kebakaran
(TKK) dan Melaksanakan
tugas dalam penyelamatan
korban kebakaran yang
berakibat mengalami luka
bakar dan berat
2. Sering terjadi terkena
pukulan dan lemparan benda
tumpul, benda keras dari
masyarakat yang tidak puas
dengan pelayanan di saat
pemadaman kebakaran yang
menagalami luka fisik

Pengadministrasi Jabatan ini melaksanakan Sangat 40


Umum Seksi Tugas sebagai berikut : Tinggi

46
Operasional dan 1. Melaksanakan tugas dalam
Penyelamatan pemadaman kebakaran di
Tempat Kejadian Kebakaran
(TKK) dan Melaksanakan
tugas dalam penyelamatan
korban kebakaran yang
berakibat mengalami luka
bakar dan berat
2. Jabatan ini Sering
Mengalamin terkena pukulan
dan lemparan benda tumpul,
benda keras dari masyarakat
yang tidak puas dengan
pelayanan di saat
pemadaman kebakaran yang
menagalami luka fisik

Analis Kebakaran Jabatan ini ikut dalam proses Sangat 40


Muda pemadaman dan penyelamatan Tinggi
yang dapat menagalami
kecelakaan dan beresiko
mengalami luka bakar dan Luka
fisik
10 BADAN Kepala Badan Jabatan ini Sebagai Sangat 40
PENGELOL Bendahara Umum Daerah, Tinggi
AAN Kepala SKPKD, dan sebagai
KEUANGA Koordinator Pengelolan
Keuangan dan Pendapatan
N DAN
Pemda yang berisiko sangat
ASET
tinggi dengan APH
Sekretaris Badan Jabatan ini Sebagai Kuasa Rendah 10
BUD, sebagai Koordinator
informasi Keuangan Daerah,
Sebagai Tim TAPD dan
sebagai Tim TAPDesa
Analis Keuangan Jabatan ini sebagai PPK dan Rendah 10
Keuangan Pusat Tim TAPDesa
dan Daerah Muda
Perencana Muda Jabatan ini sebagai Rendah 10
Koordinator Perencanaan
Program
Kasubbag Umum Jabatan ini sebagai Tim Rendah 10
dan Kepegawaian TAPDes
Pengurus Barang Jabatan ini sebagai Anggota Rendah 10
Pengguna Informasi Keuangan Daerah
Pengolah Data Jabatan ini sebagai Anggota Rendah 10
Laporan Keuangan Informasi Keuangan Daerah
Bandahara Jabatan ini Sebagai Anggota Rendah 10
Pengeluaran PPKD Informasi keuangan Daerah
dan sebagai Tim TAPDes

47
Bendahara Jabatan ini Sebagai Anggota Rendah 10
Pengeluaran SKPD Informasi keuangan Daerah
dan sebagai Tim TAPDes
Pengadministrasi Jabatan ini Sebagai Anggota Rendah 10
Keuangan Informasi keuangan Daerah
dan sebagai Tim TAPDes
Pengadministrasi Jabatan ini Sebagai Anggota Rendah 10
Perencanaan dan Informasi keuangan Daerah
Program dan sebagai Tim TAPDes
Pengadministrasi Jabatan ini Sebagai Anggota Rendah 10
Umum Informasi keuangan Daerah
dan sebagai Tim TAPDes
Pengoah Data Jabatan ini Sebagai Anggota Rendah 10
Perencanaan Informasi keuangan Daerah
Kepala Bidang Jabatan ini bertindak Sedang 10
Anggaran sebagai Koordinator
penyusunan Perencanaan
Kebijakan dan Pelaksanaan
APBD, Sebagai Tim TAPD
dan Tim TAPDes
Kasubid Jabatan ini bertindak Sedang 25
Pengembangan sebagai sub Koordinator
Kebijakan Penyusun Perencanaan,
Pengelolaan Kebijakan dan Pelaksanaan
Keuangan APBD, Sebagai Tim TAPDes
Kasubid Jabatan ini bertindak Sedang 25
Perencanaan sebagai sub Koordinator
Anggaran Daerah Penyusunan Perencanaan,
Kebijakan dan Pelaksanaan
APBD, sebagai Tim TAPD dan
TAPDes
Analis Jabatan ini bertindak Rendah 10
Perencanaan sebagai Pelaksana
Anggaran Penyusunan Perencanaan,
Kebijakan dan Pelaksanaan
APBD, sebagai Tim TAPD
Pengelola Anggaran Jabatan ini sebagai Anggota Rendah 10
Penyusun Perencanaan,
Kebijakan dan Pelaksanaan
APBD dan Sebagai Tim TAPD
Penyusun Jabatan ini sebagai Anggota Rendah 10
Petunjuk Penyusun Perencanaan,
Pelaksanaan APBD Kebijakan dan Pelaksanaan
APBD, Sebagai Tim TAPD

48
Analis Aplikasi dan Jabatan ini sebagai Anggota Rendah 10
pengeolaan Sistem Penyusun Perencanaan,
Keuangan Kebijakan dan Pelaksanaan
APBD dan Sebagai Tim TAPD
Pengadministrasi Jabatan ini sebagai anggota Rendah 10
Anggaran penyusun Perencanaan,
Kebijakan dan Pelaksanaan
APBD dan sebagai Tim TAPD
Pengelolah Jabatan ini Sebagai Anggota Rendah 10
Anggaran Penyusun Perencanaan,
Kebijakan dan Pelaksanaan
APBD, Sebagai Tim TAPD
Kepala Bidang Aset Jabatan ini sebagai Sedang 25
Koordinator pelaksanaan
Kebijakan dan Pedoman
Pengelolaan Serta
Penghapusan Barang Milik
Daerah, sebagai Tim
TAPD,dan Tim TAPDesa
Penata Laksana Jabatan ini Sebagai Anggota Rendah 10
Barang Muda pelaksanaan Kebijakan dan
Pedoman Pengelolaan Serta
Penghapusan Barang Milik
Daerah, sebagai Tim
TAPD,dan Tim TAPDesa
Kasubid Jabatan ini Sebagai Sub. Sedang 25
Pengamanan, Koordinator pelaksanaan
Penyimpanan dan Kebijakan dan Pedoman
pemeliharaan Pengelolaan Serta
Penghapusan Barang Milik
Daerah, sebagai Tim TAPD
Kasubid Analisa Jabatan ini Sebagai sub. Sedang 25
Kebutuhan Koordinator pelaksanaan
Kebijakan dan Pedoman
Pengelolaan Serta
Penghapusan Barang Milik
Analis Standar Jabatan ini Sebagai anggota Rendah 10
Harga pelaksanaan Kebijakan dan
Pedoman Pengelolaan Serta
Penghapusan Barang Milik
Daerah
Analis Pengelolaan Jabatan ini Sebagai anggota Rendah 10
Kekayaan Daerah pelaksanaan Kebijakan dan
Pedoman Pengelolaan Serta
Penghapusan Barang Milik
Daerah

49
Pengelola Penataan Jabatan ini Sebagai anggota Rendah 10
Sarana dan pelaksanaan Kebijakan dan
Prasarana Pedoman Pengelolaan Serta
Penghapusan Barang Milik
Daerah
Pengelola Jabatan ini Sebagai anggota Rendah 10
pemamfaatan BMD pelaksanaan Kebijakan dan
Pedoman Pengelolaan Serta
Penghapusan Barang Milik
Daerah
Pengadministrasi Jabatan ini Sebagai anggota Rendah 10
Sarana dan pelaksanaan Kebijakan dan
Prasarana Pedoman Pengelolaan Serta
Penghapusan Barang Milik
Daerah
Kepala Bidang Jabatan ini sebagai Rendah 10
Akuntasi Koordinator Pelaksanaan
Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan,
Sebagai Tim TAPD dan
sebagai Tim TAPDesa,
Sebagai Tim MPPKD
Kasubbid Jabatan ini Sebagai Sub. Sedang 25
Kebijakan Akuntasi Koordinator Pelaksanaan
Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan,
Sebagai Tim TAPD dan
sebagai Tim TAPDesa
Kasubbid Evaluasi Jabatan ini Sub. Koordinator Sedang 25
dan Pelaporan Pelaksanaan Sistem
Keuangan Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan, Sebagai Tim
TAPD dan sebagai Tim
TAPDesa
Analis Bimbingan Jabatan ini Sebagai Anggota Rendah 10
Akuntansi Pelaksanaan Sistem
Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan

Analis Jabatan ini Sebagai Anggota Rendah 10


Penyelesaian LHP Pelaksanaan Sistem
Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan
Analis Laporan Jabatan ini Sebagai Anggota Rendah 10
Keuangan Pelaksanaan Sistem

50
Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan

Analis Keuangan Jabatan ini Sebagai Anggota Rendah 10


Koordinator Pelaksanaan
Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan
Pengelolah Data Jabatan ini Sebagai Anggota Rendah 10
Akuntansi Koordinator Pelaksanaan
Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan
Kepala Bidang Jabatan ini Sebagai Sedang 25
Perbendaharaan Koordinator Pengendali
Pelaksanaan APBD selaku
Kuasa BUD, Sebagai Tim
TAPD, Sebagai Tim TAPDesa
Kasubbid Jabatan ini Sebagai Sub. Sedang 25
Pegelolaan Kas Koordinator Pengendali
Daerah dan Pelaksanaan APBD selaku
Belanja Gaji Kuasa BUD, Sebagai Tim
TAPD, Sebagai Tim TAPDesa
Kasubid Jabatan ini Sebagai Sub. Sedang 25
Pengendalian Koordinator Pengendali
Belanja Daerah Pelaksanaan APBD selaku
dan Belanja Non Kuasa BUD, Sebagai Tim
Gaji TAPD, Sebagai Tim TAPDesa
Pengolah Data Jabatan ini Sebagai Anggota Rendah 10
Pengendali Pelaksanaan
APBD selaku Kuasa BUD,
Bendahara Jabatan ini Sebagai Anggota Rendah 10
Penerimaaan PPKD Pengendali Pelaksanaan
APBD selaku Kuasa BUD,

Pengadministrasi Jabatan ini Sebagai Anggota Rendah 10


Keuangan Pengendali Pelaksanaan
APBD selaku Kuasa BUD,
Pengolah Data Jabatan ini Sebagai Anggota Rendah 10
Laporan Kas Pengendali Pelaksanaan
APBD selaku Kuasa BUD,
Pengolah Daftar Jabatan ini Sebagai Anggota Rendah 10
Gaji Pengendali Pelaksanaan
APBD selaku Kuasa BUD,
AKPD Ahli Madya Jabatan ini Sebagai Rendah 10
Pengawas Sistem Akuntansi,
Sebagai Tim TAPD

51
AKPD ahli Muda Jabatan ini Sebagai Rendah 10
Pengawas Sistem
Penganggaran, Sebagai Tim
TAPD
11 DINAS Penjaga Pintu Air 1. Jabatan ini bertanggung Sedang 25
PEKERJAAN Jawab terhadap
UMUM DAN Pengelolaan Pintu Air yang
PENATAAN
rawan tergelincir dan
RUANG
terpeleset yang beresiko
mengalami Kecelakaan
2. Jabatan ini beresiko
tertindih Peralatan Pintu
Air yang berat pada saat
hujan/ banjir yang
berakibat cacat fisik
12 BADAN Kepala Badan 1. Jabatan ini Sebagai Wakil Sangat 40
PENDAPATAN Ketua 3 TAPD Tinggi
DAERAH 2. Jabatan ini Bertanggung
Jawab untuk setiap
Kebijakan Program, Kegiatan
dalam melakukan Pendataan,
Penetapan, dan Penagihan
yang besentuhan langsung
dengan masyarakat
Sekretaris Badan 1. Jabatan ini Sebagai Sedang 25
Sekretaris 3 TAPD
2. Jabatan ini Sebagai Ketua
dalam Tim Pemutahiran Data
Wajib Pajak bertagungjawab
menyelesaikan permasalahan
yang timbul dalam
pelaksanaan tugas
Pemutahiran Data Wajib
Pajak
Kasubag Umum Jabatan ini Saat melakukan Rendah 10
dan Kepegawaian penagihan tunggakan pajak,
petugas pajak sering membawa
setoran Cash hal ini beresiko
jika terjadi sesuatu dengan
dana tersebut
Analis Sumber Jabatan ini Saat melakukan Rendah 10
Daya Manusia penagihan tunggakan pajak,
Aparatur petugas pajak sering membawa
setoran Cash hal ini beresiko
jika terjadi sesuatu dengan
dana tersebut
Pengelola Jabatan ini Saat melakukan Rendah 10
Kepegawaian penagihan tunggakan pajak,
petugas pajak sering membawa
setoran Cash hal ini beresiko
jika terjadi sesuatu dengan
dana tersebut

52
Pengolah Data Jabatan ini Saat melakukan Rendah 10
penagihan tunggakan pajak,
petugas pajak sering membawa
setoran Cash hal ini beresiko
jika terjadi sesuatu dengan
dana tersebut
Pengadministrasi Jabatan ini Saat melakukan Rendah 10
Umum penagihan tunggakan pajak,
petugas pajak sering membawa
setoran Cash hal ini beresiko
jika terjadi sesuatu dengan
dana tersebut
Pengadministrasi Jabatan ini Saat melakukan Rendah 10
Persuratan penagihan tunggakan pajak,
petugas pajak sering membawa
setoran Cash hal ini beresiko
jika terjadi sesuatu dengan
dana tersebut
Analis Jabatan ini Saat melakukan Rendah 10
Perencanaan, penagihan tunggakan pajak,
Evaluasi dan petugas pajak sering membawa
setoran Cash hal ini beresiko
Pelaporan
jika terjadi sesuatu dengan
dana tersebut
Pengelola Laporan Jabatan ini Saat melakukan Rendah 10
Keuangan penagihan tunggakan pajak,
petugas pajak sering membawa
setoran Cash hal ini beresiko
jika terjadi sesuatu dengan
dana tersebut
Pengelola Jabatan ini Saat melakukan Rendah 10
Perjalanan Dinas penagihan tunggakan pajak,
petugas pajak sering membawa
setoran Cash hal ini beresiko
jika terjadi sesuatu dengan
dana tersebut
Pengelola Sarana Jabatan ini Saat melakukan Rendah 10
dan Prasarana penagihan tunggakan pajak,
Kantor petugas pajak sering membawa
setoran Cash hal ini beresiko
jika terjadi sesuatu dengan
dana tersebut
Pengelola Program Jabatan ini Saat melakukan Rendah 10
dan Kegiatan penagihan tunggakan pajak,
petugas pajak sering membawa
setoran Cash hal ini beresiko
jika terjadi sesuatu dengan
dana tersebut

53
Pengelola Data Jabatan ini Saat melakukan Rendah 10
Perencanaan penagihan tunggakan pajak,
Penganggaran petugas pajak sering membawa
setoran Cash hal ini beresiko
jika terjadi sesuatu dengan
dana tersebut
Pengadministrasi Jabatan ini Saat melakukan Rendah 10
Keuangan penagihan tunggakan pajak,
petugas pajak sering membawa
setoran Cash hal ini beresiko
jika terjadi sesuatu dengan
dana tersebut
Kabid Perencanaan 1. Jabatan ini Merumuskan Sedang 25
Dan Rancangan Perencanaan
Daerah dan Peraturan
Pengembangan Bupati serta SK terkait
Pendapatan pedoman teknis bidang
Daerah perpajakan / retribusi
daerah di butuhkan
ketelitian yang tinggi
sehingga apabila terjadin
kesalahan dalam
penyusunan akan
mengakibatkan ketidak
puasan Wajib Pajak dan
Wajib Retribusi
2. Jabatan ini Menjadi Anggota
Pemutahiran Data Wajib
Pajak beresiko mendapat
intervensi dari stakeholder
ketika mendata atau
melakukan pembaharuan
data objek pajak baru.
Secara berkala melakukan
perjalanan di Kota maupun
di Kecamatan sehingga
beresiko
3. Jabatan ini Ketika Badan
Pendapatan daerah di
periksan oleh BPK, KPK dan
Kejaksaan Bidang
Pendapatan Daerah sering di
mintai keterangan terkait
regulasi dan legalitas dalam
setiap tindakan Badan
Pendapatan dalam
melakukan penagihan di
masyarakat
Kasubid 1. Jabatan ini Merumuskan Sedang 25
Perencanaan Rancangan Perencanaan
Daerah dan Peraturan
Pendapatan Bupati serta SK terkait
Daerah pedoman teknis bidang
perpajakan / retribusi
daerah di butuhkan
ketelitian yang tinggi
sehingga apabila terjadin

54
kesalahan dalam
penyusunan akan
mengakibatkan ketidak
puasan Wajib Pajak dan
Wajib Retribusi
2. Jabatan ini Menjadi Anggota
Pemutahiran Data Wajib
Pajak beresiko mendapat
intervensi dari stakeholder
ketika mendata atau
melakukan pembaharuan
data objek pajak baru.
Secara berkala melakukan
perjalanan di Kota maupun
di Kecamatan sehingga
beresiko
3. Jabatan ini Ketika Badan
Pendapatan daerah di
periksan oleh BPK, KPK dan
Kejaksaan Bidang
Pendapatan Daerah sering di
mintai keterangan terkait
regulasi dan legalitas dalam
setiap tindakan Badan
Pendapatan dalam
melakukan penagihan di
masyarakat
Analis Jabatan ini Menjadi Anggota Rendah 10
Perencanaan Pemutahiran Data Wajib Pajak
beresiko mendapat intervensi
Strategis dari stakeholder ketika mendata
atau melakukan pembaharuan
data objek pajak baru. Secara
berkala melakukan perjalanan
di Kota maupun di Kecamatan
sehingga beresiko
Pengelola Bahan Jabatan ini Menjadi Anggota Rendah 10
Perencanaan Pemutahiran Data Wajib Pajak
beresiko mendapat intervensi
dari stakeholder ketika mendata
atau melakukan pembaharuan
data objek pajak baru. Secara
berkala melakukan perjalanan
di Kota maupun di Kecamatan
sehingga beresiko
Kasubid Jabatan ini Menjadi Anggota Sedang 20
Pengembangan Pemutahiran Data Wajib Pajak
Pajak Daerah beresiko mendapat intervensi
dari stakeholder ketika mendata
atau melakukan pembaharuan
data objek pajak baru. Secara
berkala melakukan perjalanan
di Kota maupun di Kecamatan
sehingga beresiko

55
Analis Penelitian Jabatan ini Menjadi Anggota Rendah 10
dan Pengembangan Pemutahiran Data Wajib Pajak
beresiko mendapat intervensi
dari stakeholder ketika mendata
atau melakukan pembaharuan
data objek pajak baru. Secara
berkala melakukan perjalanan
di Kota maupun di Kecamatan
sehingga beresiko
Pengelola Jabatan ini Menjadi Anggota Rendah 10
Perencanaan dan Pemutahiran Data Wajib Pajak
Pengembangan beresiko mendapat intervensi
dari stakeholder ketika mendata
Pendapatan
atau melakukan pembaharuan
Daerah
data objek pajak baru. Secara
berkala melakukan perjalanan
di Kota maupun di Kecamatan
sehingga beresiko
Pengelola Data dan Jabatan ini Menjadi Anggota Rendah 10
Potensi Pajak Pemutahiran Data Wajib Pajak
beresiko mendapat intervensi
dari stakeholder ketika mendata
atau melakukan pembaharuan
data objek pajak baru. Secara
berkala melakukan perjalanan
di Kota maupun di Kecamatan
sehingga beresiko
Pengadministrasi Jabatan ini Menjadi Anggota Rendah 10
Pajak Pemutahiran Data Wajib Pajak
beresiko mendapat intervensi
dari stakeholder ketika mendata
atau melakukan pembaharuan
data objek pajak baru. Secara
berkala melakukan perjalanan
di Kota maupun di Kecamatan
sehingga beresiko
Kepala Bidang 1. Jabatan ini Saat Sedang 20
Pelayanan, Pemeriksaan BPK ataupun
KPK Bidang Pelayanan,
Pelaporan dan
Pelaporan dan Konsultasi
Konsultasi selalu di mintai pertanggung
jawabannya terkait
penerimaan dan realisasi
pendapatan daerah
2. Jabatan ini Menjadi Anggota
Pemutahiran Data Wajib
Pajak beresiko mendapat
intervensi dari stakeholder
ketika mendata atau
melakukan pembaharuan
data objek pajak baru.
Secara berkala melakukan

56
perjalanan di Kota maupun
di Kecamatan sehingga
beresiko.
Kasubid Pelayanan 1. Jabatan ini Saat Sedang 20
Administrasi Pajak Pemeriksaan BPK ataupun
KPK Bidang Pelayanan,
Daerah
Pelaporan dan Konsultasi
selalu di mintai pertanggung
jawabannya terkait
penerimaan dan realisasi
pendapatan daerah
2. Jabatan ini Menjadi Anggota
Pemutahiran Data Wajib
Pajak beresiko mendapat
intervensi dari stakeholder
ketika mendata atau
melakukan pembaharuan
data objek pajak baru.
Secara berkala melakukan
perjalanan di Kota maupun
di Kecamatan sehingga
beresiko.

Analis Pelayanan Jabatan ini Menjadi Anggota Rendah 10


Pemutahiran Data Wajib Pajak
beresiko mendapat intervensi
dari stakeholder ketika mendata
atau melakukan pembaharuan
data objek pajak baru. Secara
berkala melakukan perjalanan
di Kota maupun di Kecamatan
sehingga beresiko.
Pengelolah Data Jabatan ini Menjadi Anggota Rendah 10
Pelayanan Pemutahiran Data Wajib Pajak
beresiko mendapat intervensi
dari stakeholder ketika mendata
atau melakukan pembaharuan
data objek pajak baru. Secara
berkala melakukan perjalanan
di Kota maupun di Kecamatan
sehingga beresiko.
Kasubid Pelaporan 1. Jabatan ini Saat Pemeriksaan Sedang 20
dan Pembukuan BPK ataupun KPK Bidang
Pelayanan, Pelaporan dan
Konsultasi selalu di mintai
pertanggung jawabannya
terkait penerimaan dan
realisasi pendapatan daerah
2. Jabatan ini Menjadi Anggota
Pemutahiran Data Wajib
Pajak beresiko mendapat
intervensi dari stakeholder
ketika mendata atau
melakukan pembaharuan

57
data objek pajak baru. Secara
berkala melakukan
perjalanan di Kota maupun di
Kecamatan sehingga beresiko.

Analis Monitoring,Jabatan ini Menjadi Anggota Rendah 10


Evaluasi dan Pemutahiran Data Wajib Pajak
Pelaporan beresiko mendapat intervensi
dari stakeholder ketika mendata
atau melakukan pembaharuan
data objek pajak baru. Secara
berkala melakukan perjalanan
di Kota maupun di Kecamatan
sehingga beresiko.
Pengelola Data Jabatan ini Menjadi Anggota Rendah 10
Pelayanan Pemutahiran Data Wajib Pajak
Perpajakan beresiko mendapat intervensi
dari stakeholder ketika mendata
atau melakukan pembaharuan
data objek pajak baru. Secara
berkala melakukan perjalanan
di Kota maupun di Kecamatan
sehingga beresiko.
Kabid Pengawasan 1. Jabatan ini Melakukan Sedang 20
dan Pengendalian Penagihan terhadap wajib
pajak yang menunggak,
Pendapatan Penagihan baru dan
Daerah Pendataan Objek Pajak Baru.
Beresiko mendapat perlakuan
tidak baik dari wajib pajak
dan mengalami kecelakaan
ketika melaksanakan tugas.
2. Jabatan Menjadi Anggota
Pemutahiran Data Wajib
Pajak sesuai SK dan beresiko
mendapat intervensi dari
stakeholder ketika mendata
atau melakukan
pembaharuan data objek
pajak baru
3. Jabatan ini Saat melakukan
penagihan tunggakan pajak,
petugas pajak sering
membawa setoran Cash hal
ini beresiko jika terjadi
sesuatu dengan dana
tersebut
Kasubid 1. Jabatan ini Melakukan Sedang 20
Pengawasan Pajak Penagihan terhadap wajib
pajak yang menunggak,
dan Retribusi Penagihan baru dan
Daerah Pendataan Objek Pajak Baru.
Beresiko mendapat perlakuan
tidak baik dari wajib pajak
dan mengalami kecelakaan
ketika melaksanakan tugas.

58
2. Jabatan Menjadi Anggota
Pemutahiran Data Wajib
Pajak sesuai SK dan beresiko
mendapat intervensi dari
stakeholder ketika mendata
atau melakukan
pembaharuan data objek
pajak baru
3. Jabatan ini Saat melakukan
penagihan tunggakan pajak,
petugas pajak sering
membawa setoran Cash hal
ini beresiko jika terjadi
sesuatu dengan dana
tersebut
Analis Pengawasan 1. Jabatan ini Melakukan Rendah 10
Penagihan terhadap wajib
pajak yang menunggak,
Penagihan baru dan
Pendataan Objek Pajak Baru.
Beresiko mendapat perlakuan
tidak baik dari wajib pajak
dan mengalami kecelakaan
ketika melaksanakan tugas.
2. Jabatan Menjadi Anggota
Pemutahiran Data Wajib
Pajak sesuai SK dan beresiko
mendapat intervensi dari
stakeholder ketika mendata
atau melakukan
pembaharuan data objek
pajak baru
3. Jabatan ini Saat melakukan
penagihan tunggakan pajak,
petugas pajak sering
membawa setoran Cash hal
ini beresiko jika terjadi
sesuatu dengan dana
tersebut
Penagih Retribusi 1. Jabatan ini Melakukan Rendah 10
Penagihan terhadap wajib
pajak yang menunggak,
Penagihan baru dan
Pendataan Objek Pajak Baru.
Beresiko mendapat perlakuan
tidak baik dari wajib pajak
dan mengalami kecelakaan
ketika melaksanakan tugas.
2. Jabatan Menjadi Anggota
Pemutahiran Data Wajib
Pajak sesuai SK dan beresiko
mendapat intervensi dari
stakeholder ketika mendata
atau melakukan
pembaharuan data objek
pajak baru
3. Jabatan ini Saat melakukan
penagihan tunggakan pajak,
petugas pajak sering

59
membawa setoran Cash hal
ini beresiko jika terjadi
sesuatu dengan dana
tersebut
Kasubid 1. Jabatan ini Melakukan Sedang 10
Pemeriksaan Pajak Penagihan terhadap wajib
pajak yang menunggak,
Daerah Penagihan baru dan
Pendataan Objek Pajak Baru.
Beresiko mendapat perlakuan
tidak baik dari wajib pajak
dan mengalami kecelakaan
ketika melaksanakan tugas.
2. Jabatan Menjadi Anggota
Pemutahiran Data Wajib
Pajak sesuai SK dan beresiko
mendapat intervensi dari
stakeholder ketika mendata
atau melakukan
pembaharuan data objek
pajak baru
3. Jabatan ini Saat melakukan
penagihan tunggakan pajak,
petugas pajak sering
membawa setoran Cash hal
ini beresiko jika terjadi
sesuatu dengan dana
tersebut
Analis 1. Jabatan ini Melakukan Rendah 10
Pemeriksaan Pajak Penagihan terhadap wajib
pajak yang menunggak,
Penagihan baru dan
Pendataan Objek Pajak
Baru. Beresiko mendapat
perlakuan tidak baik dari
wajib pajak dan mengalami
kecelakaan ketika
melaksanakan tugas.
2. Jabatan Menjadi Anggota
Pemutahiran Data Wajib
Pajak sesuai SK dan
beresiko mendapat
intervensi dari stakeholder
ketika mendata atau
melakukan pembaharuan
data objek pajak baru
3. Jabatan ini Saat melakukan
penagihan tunggakan pajak,
petugas pajak sering
membawa setoran Cash hal
ini beresiko jika terjadi
sesuatu dengan dana
tersebut
Pengolah Data 1. Jabatan ini Melakukan Rendah 10
Pemeriksaan Pajak Penagihan terhadap wajib
pajak yang menunggak,
Penagihan baru dan
Pendataan Objek Pajak
Baru. Beresiko mendapat

60
perlakuan tidak baik dari
wajib pajak dan mengalami
kecelakaan ketika
melaksanakan tugas.
2. Jabatan Menjadi Anggota
Pemutahiran Data Wajib
Pajak sesuai SK dan
beresiko mendapat
intervensi dari stakeholder
ketika mendata atau
melakukan pembaharuan
data objek pajak baru
3. Jabatan ini Saat melakukan
penagihan tunggakan pajak,
petugas pajak sering
membawa setoran Cash hal
ini beresiko jika terjadi
sesuatu dengan dana
tersebut
Juru Sita 1. Jabatan ini Melakukan Rendah 10
Penagihan terhadap wajib
pajak yang menunggak,
Penagihan baru dan
Pendataan Objek Pajak
Baru. Beresiko mendapat
perlakuan tidak baik dari
wajib pajak dan mengalami
kecelakaan ketika
melaksanakan tugas.
2. Jabatan Menjadi Anggota
Pemutahiran Data Wajib
Pajak sesuai SK dan
beresiko mendapat
intervensi dari stakeholder
ketika mendata atau
melakukan pembaharuan
data objek pajak baru
3. Jabatan ini Saat melakukan
penagihan tunggakan pajak,
petugas pajak sering
membawa setoran Cash hal
ini beresiko jika terjadi
sesuatu dengan dana
tersebut
Kabid Pendapatan 1. Jabatan ini Melakukan Sedang 20
Daerah Penilaian dan Penetapan
terhadap objek pajak
beresiko mendapat
intimidasi fisik dan psikis
dari wajib pajak yang merasa
tidak puas dengan penilaian
dan penetapan objek pajak
2. Jabatan ini Menjadi Anggota
Pemutahiran Data Wajib
Pajak beresiko mendapat
intervensi dari stakeholder
ketika mendata atau
melakukan pembaharuan
data objek pajak baru.

61
Secara berkala melakukan
perjalanan di Kota maupun
di Kecamatan sehingga
beresiko
Kasubid 1. Jabatan ini Melakukan Sedang 20
Pendaftaran dan Penilaian dan Penetapan
terhadap objek pajak
Pendataan Pajak beresiko mendapat
Daerah intimidasi fisik dan psikis
dari wajib pajak yang merasa
tidak puas dengan penilaian
dan penetapan objek pajak
2. Jabatan ini Menjadi Anggota
Pemutahiran Data Wajib
Pajak beresiko mendapat
intervensi dari stakeholder
ketika mendata atau
melakukan pembaharuan
data objek pajak baru.
Secara berkala melakukan
perjalanan di Kota maupun
di Kecamatan sehingga
beresiko
Analis Pendapatan Jabatan ini Menjadi Anggota Rendah 10
Daerah Pemutahiran Data Wajib Pajak
beresiko mendapat intervensi
dari stakeholder ketika mendata
atau melakukan pembaharuan
data objek pajak baru. Secara
berkala melakukan perjalanan
di Kota maupun di Kecamatan
sehingga beresiko
Pengolah Data Jabatan ini Menjadi Anggota Rendah 10
Pendataan, Pemutahiran Data Wajib Pajak
Pemetaan dan beresiko mendapat intervensi
Penilaian dari stakeholder ketika mendata
atau melakukan pembaharuan
data objek pajak baru. Secara
berkala melakukan perjalanan
di Kota maupun di Kecamatan
sehingga beresiko
Kasubid Penilaian 1. Jabatan ini Melakukan Sedang 20
dan Penetapan Penilaian dan Penetapan
terhadap objek pajak
Pajak Daerah beresiko mendapat
intimidasi fisik dan psikis
dari wajib pajak yang merasa
tidak puas dengan penilaian
dan penetapan objek pajak
2. Jabatan ini Menjadi Anggota
Pemutahiran Data Wajib
Pajak beresiko mendapat
intervensi dari stakeholder
ketika mendata atau
melakukan pembaharuan
data objek pajak baru.

62
Secara berkala melakukan
perjalanan di Kota maupun
di Kecamatan sehingga
beresiko
Analis Penilaian Jabatan ini Menjadi Anggota Rendah 10
Pemutahiran Data Wajib Pajak
beresiko mendapat intervensi
dari stakeholder ketika mendata
atau melakukan pembaharuan
data objek pajak baru. Secara
berkala melakukan perjalanan
di Kota maupun di Kecamatan
sehingga beresiko
Pengolah Data Jabatan ini Menjadi Anggota Rendah 10
Kebijakan Pemutahiran Data Wajib Pajak
Penilaian beresiko mendapat intervensi
dari stakeholder ketika mendata
atau melakukan pembaharuan
data objek pajak baru. Secara
berkala melakukan perjalanan
di Kota maupun di Kecamatan
sehingga beresiko
JF Analis Jabatan ini Menjadi Anggota Rendah 10
Keuangan Pusat Pemutahiran Data Wajib Pajak
dan Daerah Muda beresiko mendapat intervensi
dari stakeholder ketika mendata
atau melakukan pembaharuan
data objek pajak baru. Secara
berkala melakukan perjalanan
di Kota maupun di Kecamatan
sehingga beresiko
JF Perencana Jabatan Menjadi Anggota Rendah 10
Muda Pemutahiran Data Wajib Pajak
sesuai SK dan beresiko
mendapat intervensi dari
stakeholder ketika mendata
atau melakukan pembaharuan
data objek pajak baru
JF Penilai Jabatan ini Menjadi Anggota Rendah 10
Pemerintah Muda Pemutahiran Data Wajib Pajak
beresiko mendapat intervensi
dari stakeholder ketika mendata
atau melakukan pembaharuan
data objek pajak baru. Secara
berkala melakukan perjalanan
di Kota maupun di Kecamatan
sehingga beresiko

13 BADAN Kepala Badan 1. Jabatan ini bertanggung Sangat 40


PERENCANAAN,
jawab mempersiapkan Tinggi
PEMBANGUNAN
PENELITIAN DAN Dokumen RPJMD dan RKPD
serta Dokumen Perencanaan

63
PENGEMBANGA lainnya secara teliti dan
N DAERAH
memastikan Perangkat
Daerah mematuhi Dokumen
yang telah disusun oleh
Bappeda. Jabatan ini
beresiko tinggi karena
apabila terjadi
permasalahan hukum akibat
dari penyalahgunaan
kewenangan di perangkat
daerah, maka pemeriksaan
oleh Aparat Penegak Hukum
dimulai dari Pemeriksaan
Dokumen Perencanaan.
2. Jabatan ini sebagai
Pengguna Anggaran
3. Jabatan ini sebagai
Pengarah Tim
Pendampingan Inovasi dan
Perancangan Aplikasi
SINOVA Kab. Banggai
4. Jabatan ini sebagai
Penanggungjawab Tim
Penyusunan Profil
Pembangunan Daerah Kab.
Banggai
5. Jabatan ini sebagai Ketua
Tim Pelaksana Pembinaan
Data dan Informasi
Pembangunan Daerah Kab.
Banggai
6. Jabatan ini sebagai Ketua
Tim Pengelola Sistem
Informasi Pemeritah Daerah
(SIPD) Kab. Banggai
7. Jabatan ini sebagai
Penanggung Jawab Tim
Pelaksana Kegiatan
Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Rencana
Kerja Pemerintahan Daerah
Sekretaris Badan 1. Jabatan Sekretaris Bappeda Sedang 20
bersama Kepala Bappeda
bertanggungjawab
mempersiapkan Dokumen
RPJMD dan RKPD serta
Dokumen Perencanaan
lainnya secara teliti dan
memastikan Perangkat
Daerah mematuhi Dokumen
yang telah disusun oleh

64
Bappeda. Jabatan ini
beresiko tinggi karena
apabila terjadi
permasalahan hukum akibat
dari penyalahgunaan
kewenangan di perangkat
daerah, maka pemeriksaan
oleh Aparat Penegak Hukum
dimulai dari Pemeriksaan
Dokumen Perencanaan
2. Jabatan ini sebagai Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK)
3. Jabatan ini sebagai
Sekretaris Tim
Pendampingan Inovasi dan
Perancangan Aplikasi
SINOVA Kab. Banggai
4. Jabatan ini sebagai
Sekretaris Tim Penyusunan
Profil Pembangunan Daerah
Kab. Banggai
5. Jabatan ini sebagai
Sekretaris Tim Pelaksana
Pembinaan Data dan
Informasi Pembangunan
Daerah Kab. Banggai
6. Jabatan ini sebagai
Sekretaris Tim Pengelola
Sistem Informasi Pemeritah
Daerah (SIPD) Kab. Banggai
7. Jabatan ini sebagai
Sekretaris Tim Koordinator
Bidang Perencanaan Umum,
Bidang Sosial Budaya,
Bidang PMM, Bidang
Ekonomi, Bidang
Infrastruktur, dan Bidang
Litbang
Analis Keuangan 1. Jabatan ini sebagai Rendah 10
Keuangan Pusat koordinator dalam
dan Daerah Muda pengelolaan keuangan di
unit kerja dan beresiko pada
saat pemeriksaan tim
pemeriksa.
2. Jabatan ini sebagai anggota
Tim TAPD
Perencana Ahli 1. Jabatan ini melakukan Rendah 10
Muda Penyusunan Dokumen
RKPD di awali dengan
Mendampingi PD dalam

65
penginputan Program dan
Kegiatan pada apalikasi
SIPD-RI, selanjutnya
mendampingi Admin
Desa/Kelurahan guna
penginputan Usulan
Musrenbang, mendampingi
Admin DPRD guna
Penginputan usulan Reses
serta melakukan Verfikasi
Usulan-usulan tersebut.
2. Jabatan ini sebagai Anggota
Tim Penyusun RENJA dan
RENSTRA PD
Kasubbag Umum Jabatan ini bertanggungjawab Rendah 10
dan Kepegawaian dalam pemenuhan KP4 pegawai
dimana membutuhkan
ketelitian yang apabila ada
kekeliruan maka beresiko pada
pengembalian dan jika ada
pemeriksaan BPK akan menjadi
temuan. Jabatan ini juga
sebagai Tim TAPD
Bendahara Jabatan ini berhubungan Rendah 10
dengan pengelolaan keuangan
unit kerja dan jika ada
pemeriksaan maka intensitas
pekerjaan semakin besar dan
sangat beresiko dengan temuan
dan selisih yang dialami apabila
tidak terkelola dengan baik dan
beresiko dengan APH
Analis 1. Jabatan ini melakukan Rendah 10
Perencanaan, Penyusunan Dokumen
Evaluasi dan RKPD di awali dengan
Mendampingi PD dalam
Pelaporan
penginputan Program dan
Kegiatan pada apalikasi
SIPD-RI, selanjutnya
mendampingi Admin
Desa/Kelurahan guna
penginputan Usulan
Musrenbang, mendampingi
Admin DPRD guna
Penginputan usulan Reses
serta melakukan Verfikasi
Usulan-usulan tersebut.
2. Jabatan ini memastikan
bahwa usulan musrenbang
dan Usulan Reses yang telah
diakomodir dan di setujui

66
oleh Tim TAPD merupakan
usulan yang terdatabase
dalam aplikasi SIPD-RI
sehingga tidak ada usulan
yang kemudian muncul
tidak melalui Tahapan
Perencanaan.
3. Jabatan ini sebagai Admin
SIPD Kabupaten yang
beresiko dengan APH

Analis Jabatan ini sebagai Admin SIPD Rendah 10


Perencanaan yang beresiko dengan APH dan
Anggaran anggota admin TEPRA
Analis Jabatan ini sebagai anggota tim Rendah 10
Perencanaan Musrenbang yang secara
Sumber Daya berkala melakukan perjalanan
di Kota atau Kecamatan
Manusia
sehingga beresiko
Analis Data dan Jabatan ini sangat penting Rendah 10
Informasi perannya karena menyangkut
data dan informasi, dimana di
era modernisasi ini penggunaan
teknologi menjadi nomor satu.
Data dan informasi ini juga
sangat penting dalam
memberikan input terkait
pengambilan kebijakan.
Penyusun Laporan 1. Jabatan ini bertanggung Rendah 10
Keuangan jawab dalam penyusunan
Laporan Keuangan mulai
dari pencatatan, kesesuaian
antara jumlah transaksi
belanja beserta bukti rill
yang dilampirkan, karena
jika terjadi kesalahan sedikit
saja dalam keakuratan
pertanggungjawaban
pelaporan keuangan, maka
akan mengakibatkan selisih
dan pengembalian ke Kas
Daerah
2. Jabatan ini Melakukan
Tahapan Penyusunan RKPD,
diawali dengan
mendampingi PD dalam
penginputan Program dan
Kegiatan pada Aplikasi
SIPD-RI, selanjutnya
mendampingi Admin

67
Desa/Kelurahan guna
penginputan Usulan
Musrenbang, mendampingi
Admin DPRD guna
Penginputan usulan Reses
serta melakukan Verifikasi
Usulan-usulan tersebut.
3. Jabatan ini Memastikan
bahwa Usulan Musrenbang
dan Usulan Reses yang telah
diakomodir dan disetujui
oleh Tim TAPD merupakan
usulan yang terdatabase
dalam Aplikasi SIPD-RI
sehingga tidak ada usulan
yang kemudian muncul
tidak melalui Tahapan
Perencanaan

Pengadministrasi Jabatan ini sebagai anggota tim Rendah 10


Persuratan Musrenbang yang secara
berkala melakukan perjalanan
di Kota atau Kecamatan
sehingga beresiko
Pengadministrasi Jabatan ini sebagai anggota tim Rendah 10
Sarana dan Musrenbang yang secara
Prasarana berkala melakukan perjalanan
di Kota atau Kecamatan
sehingga beresiko.
Analis Klasifikasi Jabatan ini bertanggung jawab Rendah 10
Barang dalam pengelolaan barang milik
unit kerja sehingga beresiko
dalam kehilangan dan beresiko
dengan APH
Pengadministrasi Jabatan ini sebagai anggota Tim Rendah 10
Umum Musrenbang yang secara
berkala melakukan perjalanan
di Kota atau Kecamatan
sehingga beresiko.
Kepala Bidang Jabatan ini sebagai Pokja Sedang 20
Perencanaan bidang Koordinasi &
Pembangunan Konvergensi Stunting, Ketua
Manusia dan Tim TAPD Bidang Mitra PMM,
Sekretariat Kota Layak Anak,
Masyarakat
SDGS, Kabupaten Sehat, dan
Gender
Kepala Bidang Jabatan ini sebagai Koordinator Sedang 20
Infrastruktur dan PAMSIMAS dan PPSP, anggota
Lingkungan Hidup TAPD, dan Koordinator Lintas
Dinas terkait Program
Infrastruktur Lingkungan Hidup

68
Kepala Bidang Jabatan ini sebagai anggota Sedang 20
Perencanaan Sekretariat Tim Koordinasi
Pemerintahan dan Penanggulangan Kemiskinan
Daerah, anggota Sekretariat
Sosial Budaya
Komisi Daerah Lansia, anggota
Tim TAPD Kab, anggota Tim
TAPDesa, dan Bumdes
Kepala Bidang Jabatan ini sebagai koordinator Sedang 20
Perencanaan TAPD bidang mitra, sebagai
Ekonomi Anggota/Sekretaris Kegiatan
Satu Juta Satu Pekarangan
Kepala Bidang Jabatan ini sebagai Sekretaris Sedang 20
Perencanaan Tim Pengelola SIPD, sebagai
Umum, anggota Tim TAPD Kab, dan
Pengendalian dan sebagai anggota Tim TAPDesa
Evaluasi
Analis Rencana Jabatan ini sebagai anggota Rendah 10
Program dan SIPD, anggota tim SAKIP, dan
Kegiatan Sekretariat TAPD

Kepala Bidang 1. Kondisi kerja dari litbang Sedang 20


Penelitian, harus teliti dalam
Pengembangan dan pemanfaatan penelitian agar
Inovasi Daerah benar-benar termanfaatkan
dan bermanfaat kepada
masyarakat sehingga tidak
terjadi pemborosan uang
negara. Dari sisi inovasi,
perlunya mengawal inovasi
dari sisi perencanaan agar
tidak melanggar ketentuan
perundang-undangan yang
bisa berimplikasi hukum
2. Jabatan ini sebagai
Sekretaris tim koordinasi
penelitian dan
pengembangan daerah
3. Jabatan ini sebagai
Sekretaris Tim Inovasi
Daerah
Analis 1. Jabatan ini sebagai admin Rendah 10
Perencanaan SIPD
2. Jabatan ini sebagai anggota
Tim Musrenbang yang
secara berkala melakukan
perjalanan di Kota atau
Kecamatan sehingga
beresiko.

69
Analis 1. Jabatan ini berhubungan Rendah 10
Pengembangan dengan dinas atau mitra
Infrastruktur pengembangan infrastruktur
dan beresiko jika adanya
pemeriksaan yang
melitbatkan dinas terkait
yang salah merencanakan
konstruksi infrastruktur
2. Jabatan ini sebagai anggota
Tim Musrenbang yang
secara berkala melakukan
perjalanan di Kota atau
Kecamatan sehingga
beresiko
Analis 1. Jabatan ini berfungsi dalam Rendah 10
Pengembangan pengembangan wilayah dan
Wilayah beresiko jika dalam
pemeriksaan melibatkan
dinas yang berhubungan
dengan kewilayahan maka
jabatan ini menjadi
terperiksa karena
menyangkut dengan
perencanaannya
2. Jabatan ini sebagai anggota
Tim Musrenbang yang
secara berkala melakukan
perjalanan di Kota atau
Kecamatan sehingga
beresiko.
Peneliti Muda 1. Jabatan ini kondisi kerjanya Rendah 10
harus teliti dalam
pemanfaatan penelitian agar
benar-benar termanfaatkan
dan bermanfaat kepada
masyarakat sehingga tidak
terjadi pemborosan uang
negara. Dari sisi inovasi,
perlunya mengawal inovasi
dari sisi perencanaan agar
tidak melanggar ketentuan
perundang-undangan yang
bisa berimplikasi hukum
2. Jabatan ini sebagai anggota
tim penelitian dan
pengembangan daerah
3. Jabatan ini sebagai anggota
tim inovasi daerah
Penyusun 1. Jabatan ini sebagai anggota Rendah 10
Penelitian dan tim penelitian dan
Pengembangan pengembangan daerah

70
2. Jabatan ini sebagai anggota
tim inovasi daerah
3. Jabatan ini sebagai anggota
Tim Musrenbang yang
secara berkala melakukan
perjalanan di Kota atau
Kecamatan sehingga
beresiko
Analis Penelitian 1. Jabatan ini sebagai anggota Rendah 10
dan Pengembangan tim penelitian dan
pengembangan daerah
2. Jabatan ini sebagai anggota
tim inovasi daerah
3. Jabatan ini sebagai anggota
Tim Musrenbang yang
secara berkala melakukan
perjalanan di Kota atau
Kecamatan sehingga
beresiko
14 SELURUH Pengemudi Jabatan ini melaksanakan Sedang 20
OPD Tugas langsung di lapangan
yang beresiko mengalami
kecelakaan yang berakibat Luka
Fisik
Pramubakti Jabatan ini melaksanakan Sedang 20
tugas langsung dilapangan
seperti Membersihkan dan
Merapikan wilayah Luar Kantor
yang beresiko mengalami
kecelakaan kerja seperti terkena
Sayatan Parang dan mesin
pemotong rumput yang
mengakiatkan luka fisik

BUPATI BANGGAI,

AMIRUDIN

71
LAMPIRAN III : PERATURAN BUPATI BANGGAI
NOMOR : 5 Tahun 2023
TENTANG : PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN
PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

KRITERIA PEMBERIAN TPP BERDASARKAN NOMOR


KELANGKAAN PROFESI
:
NO UNIT KERJA NAMA JABATAN DESKRIPSI KELANGKAAN KET
PROFESI
1 SEKRETARIAT Sekretaris Daerah Jabatan Pimpinan Tertinggi TENTANG
di
DAERAH Pemerintah Daerah
2 UPT. RSU Dokter Spesialis Ketrampilan dan/atau
:
KAB.BANGGAI (termasuk CPNS) keahlian yang dibutuhkan
untuk pekerjaan ini khusus PEMBERI
3 SEKRETARIAT ANALIS Merupakan satu-satunyaAN
DAERAH KEBIJAKAN Jabatan Fungsional Ahli
TAMBAHA
UTAMA Utama di Kabupaten BanggaiN
PENGHAS
4 PERANGKAT PNS Kelas Jabatan Kualifikasi pegawai pemdaILAN
DAERAH 1 (satu), Kelas sangat sedikit/hampir tidak
Jabatan 2 (dua), ada yang bisa memenuhi
Kelas Jabatan 3 pekerjaan dimaksud
(tiga) dan Kelas
Jabatan 4 (empat) BAGI
PEGAWAI
APARATU
R SIPIL
NEGERI

BUPATI BANGGAI,

AMIRUDIN

72
LAMPIRAN IV : PERATURAN BUPATI BANGGAI
NOMOR :
TENTANG : PEMBERIAN TAMBAHAN
PENGHASILAN PEGAWAI
APARATUR SIPIL NEGARA

I. FORMAT DAFTAR HADIR MANUAL APEL PAGI DAN APEL SORE

DAFTAR HADIR APEL PAGI DAN APEL SORE

Hari/Tanggal : ………………….
Nama PD : ………………….

No Nama Lengkap / NIP Jabatan PAGI KeteranganSORE


Jam Absen Paraf Jam Absen Paraf
1 2 3 4 5 6 7

KEPALA PERANGKAT DAERAH

------------------------------------

73
II. FORMAT DAFTAR HADIR MANUAL UPACARA/KERJA BAKTI/SENAM

DAFTAR HADIR UPACARA/KERJA BAKTI/SENAM

Hari/Tanggal : ………………….
Nama PD : ………………….

No Nama Lengkap / Jabatan UPACAR KERJA SENA Keterang


NIP A BAKTI M an
(Paraf) (Paraf) (Paraf)
1 2 3 4 5 6 7

KEPALA PERANGKAT DAERAH

------------------------------------

BUPATI BANGGAI,

AMIRUDIN
74

Anda mungkin juga menyukai