Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

(ANALISIS VARIANS- ANAVA)

DOSEN PENGAMPU:
(Prof. Dr. F LEWAKABESSY, M.Pd)

Disusun Oleh :
EDY RUPILELE

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur Kehadiran Tuhan Yang Maha kuasa,

penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dalam bentuk maupun

isinya yang sangat sederhana.

Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu tugas Mata

Kuliah “S T A T I S T I K” penyusun menyadari bahwa makalah ini terwujud berkat

adanya dorongan dan bantuan dari pihak untuk membantu menyelesaikan makalah

ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,

untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan. Semoga

makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun para pembaca.

Ambon, 02 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………2

C. Tujuan………………………………………………………………………….2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian AnalisisVarians……..……………………………………………3

B. Bagaiman analisis varians (ANOVA) 1 jalan ………………………………4

C. Bagaimana analisis varians (ANOVA) 2 jalan………………………………8

BAB III. P E N U T U P

A. KESIMPULAN…………………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..14

LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sering kali dalam melakukan suatu penelitian kita menghadapi banyak rata-rata

(lebih dari dua rata-rata). Apabila kita mengambil langkah pengujian perbedaan rata-

rata tersebut satu persatu (dengan t test) akan maka akan memakan banyak waktu dan

tenaga. Di samping itu, kita akan menghadapi risiko salah yang besar. Untuk itu, telah

ditemukan cara analisis yang mengandung kesalahan lebih kecil da dapat menghemat

waktu serta tenaga yaitu dengan ANOVA (Analisys of variances). Secara umum,

analisis varians menguji dua varians (atau ragam) berdasarkan hipotesis nol bahwa

kedua varians itu sama. Varians pertama adalah varians antar contoh (among

samples) dan varians kedua adalah varians di dalam masing-masing contoh (within

samples). Dengan ide semacam ini, analisis varians dengan dua contoh akan

memberikan hasil yang sama dengan uji-t untuk dua rata-rata (mean). Analisis of

variance atau ANOVA merupakan salah satu teknik analisis multivariate yang berfungsi

untuk membedakan rerata lebih dari dua kelompok data dengan cara membandingkan

variansinya. Analisis varian termasuk dalam kategori statistik parametrik. Sebagai alat

statistika parametrik, maka untuk dapat menggunakan rumus ANOVA harus terlebih

dahulu perlu dilakukan uji asumsi meliputi normalitas, heterokedastisitas, dan random

sampling. Seperti yang dikatakan oleh Agustinus Bandur dalam bukunya “Penelitian

Kuantitatif-Desain Dan Analisis Data Dengan SPSS”, analisys of variance (ANOVA)

dapat digunakan dalam situasi ketika kita memiliki satu variabel interval atau rasio

sebagai variabel dependen dan satu atau lebih variabel nominal atau ordinal sebagai

1
variabel dependen. Analisis varian dapat dilakukan untuk menganalisis data yang

berasal dari berbagai macam jenis dan desain penelitian. Analisis varian banyak

membantu kita utamanya dalam penelitian-penelitian yang banyak melibatkan

pengujian komparatif yaitu menguji variabel terikat dengan cara membandingkannya

pada kelompok-kelompok sampel independen yang diamati. Selain itu analisis varian

saat ini banyak juga banyak dimanfaatkan dalam penelitian survey dan penelitian

eksperimen.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengertian analisis varians (ANOVA)?

2. Bagaimana analisis varians (ANOVA) 1 jalan?

3. Bagaimana contoh penyelesaian soal analisis varians (ANOVA) 1 jalan?

4. Bagaimana analisis varians (ANOVA) 2 jalan?

C. TUJUAN

1. Untuk menjelaskan pengertian analisis varians (ANOVA).

2. Untuk menjelaskan analisis varians (ANOVA) 1 jalan.

3. Untuk menjelaskan contoh penyelesaian soal analisis varians (ANOVA) 1 jalan.

4. Untuk menjelaskan analisis varians (ANOVA) 2 jalan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Varians (ANOVA)

Analisis varians pertama kali diperkenalkan oleh Sir Ronald Fisher (Bapak Statistika

Modern). Dalam prakteknya, analisis varians dapat menggunakan uji hipotesis (lebih sering

dipakai) maupun pendugaan (estimasi khususnya di bidang genetika terapan). Analisis varian

dapat dilakukan untuk menganalisis data yang berasal dari berbagai macam jenis dan desain

penelitian.[1]

Analisis varians atau dalam bahasa Inggris Analisys of Variance disingkat ANOVA,

merupakan teknik analisis untuk penelitian komparatif. Analisis varians bertujuan untuk

mempelajari atau menguji hipotesis yang menyatakan perbedaan parameter rata-rata variabel

kriterium untuk lebih dari dua kelompok atau sampel, baik dalam penelitian eksperimen dengan

rancangan simple randomzed design dan group-within treatmen design maupun dalam

penelitian exposfacto atau causal-comparative. Esensi dari ANOVA bukan pada pengujian

perbedaan rata-rata tetapi pada pengujian perbedaan varians.

Menurut E. T. Russeffendi (1993), konsep yang mendasari ANOVA adalah varians dari

skor yang bertumpuh pada dua buah sumber. Pertama varians antar kelompok yaitu varians

yang disebabkan oleh perlakuan dan kedua varians dalam kelompok, yaitu varians yang

disebabkan oleh kekeliruan pemilihan sampel. Dengan demikian, ANOVA mempelajari apakah

perbedaan antara dua kelompok atau lebih secara potensial disebabkan oleh varians antar

kelompok perlakuan atau karena varians kekeliruan pemilihan sampel.

Anova yang kita pelajari kali ini mencakup 2 macam, yaitu anova 1 jalan (One Way

Anova) yang merupakan ANOVA yang didasarkan pada pengamatan satu kriteria atau satu

faktor yang menimbulkan variasi. Dan yang kedua adalah anova dua jalan (Two Way

Anova) yang merupakan anova yang didasarkan pada pengamatan dua kriteria atau dua faktor

yang menimbulkan variasi.

ANOVA bisa dikatakan sebagai salah satu teknik penelitian statistik yang sering

digunakan oleh banyak peneliti karena memiliki dua kegunaan yakni:

1. ANOVA akan membantu kita untuk menganalisis data dari hasil desain penelitian

eksperimental.

2. ANOVA akan membantu kita untuk melihat hubungan sebab akibat. Hal inilah yang

membedakan t-test dengan ANOVA dengan correlation dan multi-regretion. Dalam

kedua tes statistic yang disebutkan terakhir, kita bisa menguku hubungan sebab akibat

pada variable independen dan dependen.[3]

3
B. Analisis Varians (ANOVA) 1 Jalan

ANOVA Satu Arah atau disebut juga One-way Analysis of Variance adalah jenis uji

statistik yang membandingkan varians dalam rata-rata grup dalam sampel sambil

mempertimbangkan hanya satu variabel atau faktor independen. Ini adalah tes berbasis

hipotesis, yang berarti bahwa ini bertujuan untuk mengevaluasi beberapa teori yang saling

eksklusif tentang data kita.

Misalnya, Anda dapat menggunakan ANOVA Satu Arah untuk memahami apakah

kinerja ujian berbeda berdasarkan tingkat kecemasan ujian di antara siswa, membagi siswa

menjadi tiga kelompok independen (Siswa dengan stres rendah, sedang dan tinggi). Selain itu,

penting untuk menyadari bahwa ANOVA Satu Arah merupakan statistik uji omnibus dan tidak

dapat memberi tahu Anda grup tertentu mana yang secara statistik berbeda secara signifikan

satu sama lain.

ANOVA Satu Arah membandingkan tiga atau lebih dari tiga kelompok kategori untuk

menentukan apakah ada perbedaan di antara mereka. Dalam setiap kelompok harus ada tiga

atau lebih pengamatan (ini berarti tingkat kecemasan ujian), dan dan rata-rata sampel yang

dibandingkan. Ketika Anda memilih untuk menganalisis data Anda menggunakan ANOVA Satu

Arah, bagian dari proses tersebut melibatkan pemeriksaan untuk memastikan bahwa data yang

ingin Anda analisis benar-benar dapat dianalisis menggunakan ANOVA Satu Arah.

Asumsi ANOVA Satu Arah adalah sebagai berikut:

1. Variabel dependen berskala interval atau rasio (data continous)

2. Tidak terdapat outlier (pencilan) pada variabel dependen

3. Variabel independen terdiri dari tiga atau lebih kelompok kategori

4. Tidak ada hubungan antara observasi di setiap kelompok atau antar kelompok itu sendiri

5. Variabel dependen terdistribusi secara normal untuk setiap kategori variabel independen

Format data untuk pengujian ANOVA adalah sebagai berikut.

Grub 1 Grub 2 … Grub i … Grub k


x11 x21 … xi1 … xk1
… …
⋮ ⋮ ⋱ ⋮ ⋱ ⋮
x1n x2n … xin xkn
T1. T2. … Ti … Tk
Ti. adalah total semua pengamatan dari kelompok data ke-i.i.
T.. adalah total semua pengamatan seluruh kelompok data

4
Uji ANOVA Satu Arah berdasarkan pada:

1. Hipotesis
H0 : μ1 = μ2 = ⋯ = μk (tidak ada perbedaan mean dalam kelompok kategori)
H1 : sedikitnya ada satu mean yang berbeda dalam kelompok kategori
2. Statistik Uji
Tabel Anova
Sumber Variasi Jumlah kuadrat Derajat bebas Rata- rata Fhitung
Kuadrat
Antar kelompok SSB K–1 MSB Fh
(between
Dalam
kelompok SSW K (n – 1) MSw
(within
Total SST nk-1

Uraian umus :
R

SSB = T

SST = ∑ − …

SSW = SST - SSB

MSB =

MSw = ( )

Fh =

dimana kk adalah jumlah kelompok kategori dan nn jumlah data dalam


kelompok kategori.

3. Kaidah Keputusan
Jika nilai Fh < Ftabel , maka H0 diterima
Jika nilai Fh ≥ Ftabel maka H0 ditolak
4. Kesimpulan
Jika H0 diterima maka tidak ada perbedaan mean dalam kelompok kategori.
Jika Ho ditolak maka ada perbedaan mean dalam kelompok kategori.

C. Menjelaskan Contoh Penyelesaian Soal Analisis Varians (ANOVA) 1 Jalan

Anova Satu Arah (One Way Anova) – seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa

Analysis of variance atau Anova merupakan salah satu metode analisis statistika yang

digolongkan ke dalam kelompok statistik inferensial.

5
Contoh Soal

Misalkan kita ingin mengetahui apakah tiga program persiapan ujian yang berbeda

menghasilkan nilai rata-rata yang berbeda pada ujian tertentu atau tidak dengan nilai x = 5%.

Untuk menguji ini, kami merekrut 30 siswa untuk berpartisipasi dalam studi dan membaginya

menjadi tiga kelompok. Siswa di setiap kelompok secara acak ditugaskan untuk menggunakan

salah satu dari tiga program persiapan ujian selama tiga minggu ke depan untuk

mempersiapkan ujian. Pada akhir tiga minggu, semua siswa mengikuti ujian yang sama. Nilai

ujian untuk setiap kelompok ditunjukkan di bawah ini.

Grub 1 Grub 2 Grub 3

85 91 79

86 92 78

88 93 88

75 85 94

78 87 92

94 84 85

98 82 83

79 88 85

71 95 82

80 96 81

Penyelesaian

Persoalan di atas dapat diselesaikan dengan langkah seperti yang telah disebutkan

sebelumnya yaitu menentukan hipotesis, menghitung statistik uji, menetapkan kaidah

keputusan dan menarik kesimpulan.

1. Hipotesis

H0 : μ1 = μ2 = μ3

H1 : setidaknya ada satu mean yang berbeda

2. Statistik Uji

Penyelesaian penghitungan statistik uji dapat dilakukan dengan Microsoft Excel.

 Dari soal di atas di ketahui banyak kelompok 3 (k = 3) dan banyaknya data masing –

masing kelompok adalah 10 (n1 = n2 = n3 = 10). Selanjutnya hitung T1., T1. Dan T1

menggunakan rumus di bahw ini:

6
T1 = ∑ 1
= 85+86+88 + 5+78+94+98+79+71 + 80
7
= 834
T2 = ∑ 3
= 91+92+93 +85+87+84+82+88+95+96
= 893
T3 = ∑ 3
= 79+78+88+94+92+85+83+85+82+81
= 847
Tampilan dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut .
X1j X2j X3j

85 91 79

86 92 78

88 93 88

75 85 94

78 87 92

94 84 85

98 82 83

79 88 85

71 95 82

80 96 81

834 893 847

Selanjutnya di hit ng kompone


u n
T =T +T +T
22 2
= 834 + 893 +847
= 2210414

T... = ∑

= 85+86+ …+82+81

= 2574

 Hasil dari perhitunga n komponen- komponen di atas kita gunakan untuk menghitung
SSB,SSW,SS .
T
SSB = ∑ -

= (2210414) −
( )( )

= 221041,4 – 220849,2
= 192,2

7
.
SST = ∑ ∑ -

= 222142 - (
)( )

= 222142 -220849,2

= 1292,8

SSw = SST- SSB

= 1292,8-192,2

= 1292,8

 Hitung MSB dan MSW


MSB =
,
=
MSW = ( )
,
=
( )
= 47, 88
 Hitung Fh Fh =

= ,
= 2,005
3. Kaidah Keputusan
Jika nilai Fh < F0,05(2,27), maka H0 diterima
Jika nilai Fh ≥ F0,05(2,27), maka H0
ditelok
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai Fh = 2,005 dan F0,05(2,27) = 0,0514,
sehingga Fh ≥ F0,05(2,27),maka H0 di telok yang berarti bahwa ada perbedaan mean dalam
tiga program persiapan ujian.

D. ANALISIS VARIANS 2 JALAN.


Jika pada anova satu jalur kita dapat mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
beberapa variabel bebas dengan sebuah variabel terikat dan masing- masing variabel tidak
mempunyai jenjang: maka dalam anova dua jalur kita ingin mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan beberapa variabel bebas dengan sebuah variabel terikatnya dan masing-masing
variabel mempunyai dua jenjang atau lebih. Banyaknya jenjang yang dimiliki variabel bebas
dan variabel terikat ini menentukan nama dari anovanya. Misalnya variabel bebas
mempunyai jenjang dua buah dan variabel terikatnya mempunyai jenjang dua buah pula,maka
anovanya ditulis ANOVA 2 x 2. (Usman, Husaini.2006. Pengantar Statistika. Jakarta:PT Bumi
Aksara).
Anova dua arah dengan interaksi merupakan anova jenis ketiga dan juga terakhir
dibahas untuk materi anova. jenis lainnya yaitu anova satu arah dan anova dua arah tanpa
interaksi. untuk anova dua arah dengan interaksi ini sedikit agak rumit dalam perhitungannya
tapi yang penting adalah konsep dari anova dua arah dengan interaksi. konsepnya hampir
sama jika ingin membandigkan dengan anova lainnya.
Anova digunakan untuk melihat perbandingan rata-rata beberapa kelompok
biasanya lebih dari dua kelompok. Anova dua arah digunakan pada kelompok yang digunakan
berasal dari sampel yang sama tiap kelompok. sama disini diartikan berasal dari
8
kategori yang sama. Jadi, bisa disimpulkan Pertama yang perlu dilihat tujuannya
membandingkan rata-rata kelompok lebih dari dua. Kedua Sampel yang digunakan
merupakan sampel yang sudah dikategorikan per kelompok sama. Konsep ketiga yang perlu
dimengerti adalah setiap kelompok tersebut dilakukan pengulangan pengujian. ini seperti
menggabung anova satu arah dan anova dua arah tanpa interkasi.
1. Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis varians (anova):
a. Data berdistribusi normal, karena pengujiannya menggunakan uji F-
Snedecor
b. Varians atau ragamnya homogen, dikenal sebagai homoskedastisitas,
karena hanya digunakan satu penduga (estimate) untuk varians dalam contoh
c. Masing-masing contoh saling bebas, yang harus dapat diatur dengan
perancangan percobaan yang tepat
d. Komponen-komponen dalam modelnya bersifat aditif (saling menjumlah).
2. Langkah-langkah melakukan uji hipotesis dengan Anova Dua Arah
Dalam penelitian yang dilakukan penulis bertujuan untuk menguji perbedaan
rata-rata skor dengan 2 variabel bebas, maka pengujian hipotesis penelitian yang
digunakan adalah analisis of varians (ANAVA) dua arah. Adapaun langkah-
langkahnya yaitu, Supardi (2013:350).

a. Mengelompokan skor hasil belajar matematika berdasarkan kategori 2x2 seperti tabel
berikut:

Tabel
Desain ANOVA dua arah Faktorial 2x2
Variabel K
K-1 K-2 K-3
Variabel B
B-1 Y11 Y12 Y10
B-2 Y21 Y22 Y20
Y01 Y02 Y00

b. Membuat tabel statistik deskriptif untuk masing-masing kelompok data.


Tabel statistik deskriptif ini berisi harga-harga untuk setiap unsur yang diperlukan
dalam
ANOVA sebagai berikut:
Tabel
Format statistik Deskriptif untuk ANOVA DUA ARAH
A-1 A-2

B-1
B-2
Keterangan :
ny = banyaknya subyek dalam kelompok
Y = rerata sor untuk masing-masing kelompok
∑ = jumlah skor dalam setiap kelompok
∑ = jumlah kuadrat setiap skor dalam kelompok

c. Membuat tabel rangkuman ANAVA Dua Arah. Data dalam tabel statistik deskriptif di atas,
diolah untuk mendapatkan rangkuman tabel ANOVA berikut:

Tabel : Format Rangkuman Rjk (ANAVA UJI HIPOTESIS)

Ft
0,05 0,01
Sumber Varians DB JK RJK Fh
Antar Kolom (AK) db(AK) Ft(AK) Ft(AK)
JK( Ak) RJK (Ak) Fh(Ak)
Antar Baris (AB) db(AB) Ft(Ab) Ft(Ab)
JK (Ab) RJK (Ab) Fh (Ab)
Interaksi (I) db(I) JK(I) RJK(I) Fh (I) Ft(I) Ft(I)
Antar Kelompok (A) db(A) JK(A) RJK(A) Fh (A) Ft(A) Ft(A)
Dalam Kelompok (D) db(D) JK(D) RJK(D) - - -
Total direduksi (TR) db(TR) JK(TR) RJK(TR) - - -
Retara/Koreksi (R) db(R) JK(R) RJK(R) - - -
Total db(T) JK(T) - - - -
d. Cara menentukan d b, JK, RJK, Fh dan Ft.
Menentukan derajat kebebasan (db), jumlah kuadrat (JK), varians (RJK) dan Fhitung
(Fh) serta Ftabel (Ft) untuk pengisian shell dalam tabel rangkuman ANOVA di
atas, diperoleh sebagai berikut :
1) Menentukan derajat kebabasan
a. db (Ak) = k – 1
b. db (Ab) = b – 1
c. db (I) = (k – 1)(b – 1)
d. db (A) = k.b – 1
e. db (D) = n00 – k.b
f. db (TR) = n00 – 1
g. gdb (R) = 1
h. db (T) = n00
2) Menentukan jumlah kuadrat (JK)
a. JK (T) = ∑
(∑ )
b. JK (R) =

c. JK(TR) = JK(T) –JK(R)


10
10
d. .. (∑

) 2 (∑ ) (∑ )
JK (A) = + + +)- JK(R)
(∑ ) (∑ )
e. JK (Ak) = + + JK(R)
(∑ ) (∑ )
f. JK(Ab)= + + JK(R)

g. JK(I) = JK(A) =JK(Ak)- JK(Ab)


3. Menentukan Variansb (S2 atau RJK
2 )(
a. Rjk(Ak)=S (Ak)= ( )
2 (
b. Rjk(Ab) = S (Ab)= ( )

2 ( )
c. Rjk (I) = S (I)= ()

2 ( )
d. Rjk(A) = S (A) = ( )

2 ( )
e. Rjk (D) = S = ( )

4. Menentukan nilai F hitung (Fh)


( )
a. Fh (AK) = ( )

( )
b. Fh (Ab) = ( )
( )
c. Fh (I) = ( )

( )
d. Fh (A) = ( )

Menentukan Nilai F tabel (Ft) = (a,db1,db2)

Catatan : db1 = db pembilang = K -1

db2 = db Penyebut = n-1

k = jumlah kolom /baris/perlakuan/kelompok

n = jumlah data/sampel

e. Pengujian Hipotesis dan penarikan Kesimpulan


1. Untuk Varians antar Kolom (Ak) atau Hipotesis 1.
kriteria pengujian hipotesis :
- Tolak H0 dan terima H1:
Jika Fh> Ft
- Terima H0 dan tolak H1:
Jika Fh< Ft
2. Untuk varians Baris (Ab) atau hipotesis 2
kriteria pengujian hipotesis
- Tolak H0 dan terima H1:
Jika Fh> Ft
- Terima H0 dan tolak H1:
Jika Fh< Ft
3. Untuk varians interaksi kolom dan baris (I) atau Hipotesis
kriteria pengujian hipotesis
- Tolak H0 dan terima H1:
Jika Fh> F1
f. Uji Lanjut
Uji lanjut di lakukan untuk mengetahui perbedaan masing – masing Kelompok
dengan menggunakan Uji Tukey (karena data per kelompok sama). Uji lanjut
dilakukan jika dalam pengujian hipotesis diperoleh interaksi yang signifikan.

Langkah – langkah uji lanjut dilakukan sebagai berikut :

1. Menentukan nilai Q hitung (Qh)


Denga rumus :
n| | | |
Qh = ( )
=

Keterangan :
n = jumlah data dalam ok
kelomp
RJK(D) = varians dala
m kelompok
Untuk n per kelompok =
( )/n
Untuk n per perlakuan = ( )/n
2. Menentukan nilai Q tabel (Qt)
Untuk a = 0,05,n =db dan jumlah kelompok k:
Qt = Q (0,05 : n/k)
3. Pengujian hipotesis uji lanjut dan penarikan kesimpulan kriteria pengujian hipotesis
kriteria pengujian hipotesis
- Tolak H0 (terima H1) jika Qh>Qt
- Terima H0 dan tolak H1 jika Fh <F1
g. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut :
a. Ho : Int. A x B = 0
H1 : Int. A x B≠ 0
b. Ho : µA1= µA2
H1 : µA1 ≠m µA2
c. Ho : µB1= µB2
H1 : µB1≠ µB2
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anava atau Anova adalah anonim dari analisis varian terjemahan
dari analysis of variance, sehingga banyak orang yang menyebutnya dengan
anova. Anova merupakan bagian dari metoda analisis statistika yang
tergolong analisis komparatif (perbandingan) lebih dari dua rata-rata.
Uji anova satu arah adalah untuk membandingkan lebih dari dua rata-
rata. Sedangkan gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi.
Maksudnya dari signifikansi hasil penelitian (anava satu jalur). Jika terbukti
berbeda berarti kedua sampel tersebut dapat digeneralisasikan, artinya data
sampel dianggap dapat mewakili populasi.
Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
bahwa anava atau analisis varians, merupakan analisis komparatif lebih dari
dua variabel, yang muncul dikarenakan adanya beberapa jenis varians,
digunakan untuk menguji kemampuan generalisasi, artinya, data sampel
dapat mewakili populasi.
Konsep analisis varians didasarkan pada konsep distribusi F dan
biasanya dapat diaplikasikan untuk berbagai variabel yang amati. Dalam
perhitungan statistik, analisi variansi sangat dipengaruhi asumsi-asumsi
yang digunakan seperti kenormalan dari distribusi, hoogenitas variansi dan
kebebasan dari kesalahan.

13
13
DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina Tri. (2004). Psikologi Belajar. Semarang : UPT


UNNES Press. Ali dkk. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta : PT.Bumi
Aksara
Arikunto Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

14
14
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS
Volume 4, No 2, September 2017 (142-152)
Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/hsjpi

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK MODEL PROBLEM BASED LEARNING,


PROBLEM SOLVING, DAN INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN IPS
Depict Pristine Adi * 1, Muhsinatun Siasah Masruri 1
1
Universitas Negeri Yogyakarta
1
Jl. Colombo No. 1, Depok, Sleman 55281, Yogyakarta, Indonesia
* Corresponding Author. Email: pdepik@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keefektifan antara pembelajaran: (1)
antara model Problem-Based Learning, Problem Solving, dan Inquiry; (2) model Problem-Based
Learning dan model Problem Solving; (3) model Problem-Based Learning dan model Inquiry; dan
(4) model Problem Solving dan model Inquiry. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kuantitatif jenis eksperimen semu dengan posttest-only control group design yang sudah
dimodifikasi sesuai dengan quasi-experimental research. Pengumpulan data menggunakan cara
dokumentasi yaitu berupa jumlah peserta didik, nilai rapot sebagai skor awal, perangkat
pembelajaran, dan tes hasil belajar. Analisis data menggunakan one way anava pada taraf
signifikansi
0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
saintifik model Problem-Based Learning, Problem Solving, dan Inquiry terdapat perbedaan
keefektifan. Hasil analisis yang menyatakan hipotesis nihil diterima hanya terdapat dalam
pengujian hipotesis yang kedua, yakni tidak terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik
dengan model Problem- Based Learning dan Problem Solving; sedangkan pengujian hipotesis
ketiga menunjukkan terdapat perbedaan keefektifan pendekatan saintifik model Problem-Based
Learning dan Inquiry; hepotesis keempat menunjukkan terdapat perbedaan keefektifan pendekatan
saintifik model Problem Solving dan Inquiry.
Kata kunci: keefektifan pendekatan saintifik, PBL, PS, Inquiry

THE EFFECTIVENESS OF SCIENTIFIC APPROACH OF PROBLEM BASED LEARNING,


PROBLEM SOLVING, AND INQUIRY IN TEACHING AND LEARNING SOCIAL STUDIES
Abstract
This research aims to reveal: (1) the differences among Problem-Based Learning, Problem
solving, and Inquiry; (2) the effectiveness of Problem-Based Learning and Problem Solving model;
(3) the effectiveness of Problem-Based Learning and Inquiry model; and (4) the effectiveness of
Problem Solving and Inquiry model. This research was quantitative research with quasi experiment
as a method. It used the post test-only control group design modified in accordance with the quasi-
experimental reseacrh. The research data were obtained through documentation of the number of
learners, raport book score as the initial score, learning devices, and evaluation. The data analysis
technique was one way ANOVA at the significance level of 0.05. The results show that there is a
significance difference in learning by using the scientific approach of Problem-Based Learning,
Problem Solving, and Inquiry. The null hypothesis is accepted in the second hypothesis testting.
There is no effectiveness difference in the scientific approach with the model of Problem-Based
Learning and Problem Solving; in the third hypothesis testing, there is an effectiveness difference in
the scientific approach with the model of Problem-Based Learning and Inquiry; and in the fourth
hypothesis testing, there is an effectiveness difference in the scientific approach with the model of
Problem Solving and Inquiry.
Keywords: the effectiveness of scientific approach, PBL, PS, Inquiry

Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS


ISSN: 2356-1807 (print) ISSN: 2460-7916 (online)
Keefektifan Pendekatan Saintifik Model Problem ...
143
Depict Pristine Adi, Muhsinatun Siasah Masruri

Pendahuluan amatan, penalaran, penemuan, pengabsahan,


Kegiatan pembelajaran harus memi- dan penjelasan tentang suatu kebenaran.
liki kualitas interaksi yang baik sehingga pe- Pada faktor pendidik, masalah yang
serta didik mampu mencapai tujuan pembel- terjadi adalah kemampuan pengelolaan kelas
ajaran dengan baik. Hal ini berbanding yang belum memadai, metode pembelajaran
terbalik dengan keadaan yang terjadi di belum bervariasi, pendekatan pembelajaran
sekolah yang menjadi objek penelitian ini. be- lum saintifik, dan belum terjadi
Hasil obsevasi yang dilakukan oleh peneliti keseimbangan
selama bulan Agustus tahun 2015 di SMPN 1 antara beban belajar dan alokasi waktu. Hasil
Sumberbaru, SMPN 3 Tanggul, dan SMPN 1 observasi mengungkapkan bahwa pendidik ju-
Sumberbaru Kabupaten Jember bagian Barat ga memperoleh tugas selain mengajar, sehing-
menunjukkan bahwa dalam Kegiatan ga pendidik sering meninggalkan kelas. Orga-
pembelajaran IPS ter- dapat beberapa masalah nisasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MG-
yang fundamental, se- hingga tujuan MP) kurang maksimal dalam meningkatakan
pembelajaran tidak dapat terca- pai secara kompetensi pendidik sehingga pendidik
optimal. kurang
Permasalahan ini diasumsikan akibat termapil dalam membuat variasi dan menggu-
dari tiga sebab yaitu, kegiatan pembelajaran, nakan model-model pembelajaran. Se-lain itu,
pendidik, dan peserta didik. Pada kegiatan pendekatan saintifik belum begitu dikenal oleh
pem- belajaran, yang menjadi permasalahan pendidik karena sosialisasi dari belum sampai
adalah belum ada keterpaduan materi, dan keplosok-plosok yang jauh dari jangkauan.
pengguna- an tema-tema yang kurang sesuai Pada faktor peserta didik, permasalah-
dengan kon- disi dan situasi. Data hasil an yang terjadi adalah pada daya serap peserta
observasi yang dila- kukan peneliti didik kurang memadai, motivasi belajar ren-
menunjukkan bahwa buku dan sumber belajar dah, konsentrasi peserta didik terpecah karena
yang digunakan oleh pendidik belum jumlah peserta didik melampaui kapasitas
menunjukkan keterpaduan materi pem- rom-
belajaran sehingga memaksa pendidik untuk bongan belajar. Hal ini berakibat pada kurang
melakukan pembelajaran dengan disiplin ilmu efektivitasnya proses pembelajaran sehingga
yang konvensional. hasil belajar peserta didik banyak yang belum
Permasalahan utama dalam dunia pen- memenuhi Kriteria Kelulusan Minimum
didikan adalah bagaimana cara pendidik (KKM). Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar
meng- peserta didik yang berupa nilai formatif, su-
gunakan pendekatan pembelajaran tersebut, matif, dan nilai rapot. Hasil observasi menun-
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai jukkan bahwa hasil belajar peserta didik lebih
se- cara menyeluruh, efektif, dan efisien. dari 50% berada di batas bawah sesuai KKM
Banyak untuk formatif, dan 40% berada di bawah rata-
teori yang menjelaskan tentang pendekatan rata, yang mengakibatkan 25% nilai rapot
pembelajaran, seperti tulisan Syaiful & Aswan peserta didik berada dibawah rata-rata kelas.
(2010, pp. 53-69) bahwa pendekatan dalam Untuk mengatasi masalah-masalah
pembelajaran meliputi: pendekatan behavioris- yang terjadi dalam proses pembelajaran, diper-
tik, pendekatan kelompok, pendekatan bervari- lukan suatu inovasi yang mampu membuat sis-
asi, pendekatan edukatif, pendekatan wa merasa dilibatkan secara langsung selama
keagama- an, dan pendekatan kebermaknaan. proses pembelajaran. Salah satunya dengan
Semua pen- dekatan tersebut sesuai dengan menerapkan pendekatan saintifik dalam proses
karakteristik umum peserta didik pada saat ini, pembelajaran sehingga siswa terlibat secara
akan tetapi para pendidik belum seluruhnya langsung dan lebih aktif selama proses
dapat mene- rapkan secara efektif dan efisien. pembel- ajaran. Seperti yang dihasilkan dari
Pendekatan saintifik (scientific ap- penelitian Johnston (Hillman, 2003, p. 8) yang
proach) merupakan pendekatan yang meng- menun- jukkan bahwa pembelajaran
arah pada kompleksitas dalam kegiatan pem- Problem Based Learning merupakan
belajaran. Paradigma pendekatan saintifik pembelajaran yang tidak membosankan dan
mengarah ke dalam berbagai hal, seperti yang menjadikan peserta didik merasa tidak
dikatakan Sudarwan (Majid, 2014 p.194) bah- terasingkan didalam pembel- ajaran. Hal ini
wa pendekatan saintifik merupakan pendekat- dikarenakan peserta didik sibuk dengan
an yang bercirikan penonjolan dimensi peng- pembentukan konsep secara sendiri.
Tidak hanya itu, penelitian Gok &
Silay (2010) juga menunjukkan bahawa Pro-
Harmoni Sosial Jurnal Pendidikan IPS
Volume 4, No 2, September 2017
144 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

blem Solving lebih efektif pada pembelajaran lain untuk menyelesaikan masalah tersebut
kooperatif daripada pengajaran tradisional. sampai dengan mendapatkan solusi.
Begitu pula dengan hasil penelitian Balim Disamping model Problem Based
(2009, p.16) menunjukkan bahwa penerapan Learning dan Problem Solving, IPS juga dapat
model pembelajaran Inquiry merupakan salah dipelajari dengan model Inquiry. Dua pende-
satu dari berbagai metode pengajaran di mana katan ini merupakan pendekatan ilmiah yang
peserta didik aktif mengikuti panduan dapat diterapkan dalam pemebelajaran dengan
pendidik mereka, hal ini diyakini dapat melibatkan peserta didik dalam merumuskan
meningkatkan keberhasilan pembelajaran pertanyaan yang mengarahkan untuk melaku-
lebih daripada me- tode pengajaran tradisional kan investigasi dalam upaya membangun pe-
yang sering laku- kan. Hasil penelitian ini ngetahuan dan makna baru (Sani, 2014, p. 88).
sesuai dengan pene- litian lain yang dilakukan Berdasarkan uraian yang telah disam-
oleh Abdi (2014, p. paikan tersebut maka tujuan penelitian ini un-
40) mengungkapakan bahwa berdasarkan te- tuk mengetahui: (1) mengetahui perbedaan ke-
muan-temuan penelitian, dapat dikatakan bah- efektifan antara model Problem Based Learn-
wa ada perbedaan yang signifikan antara ting- ing, Problem Solving, dan Inquiry ; (2) menge-
kat pencapaian peserta didik yang mendapat- tahui perbedaan keefektifan model Problem
kan perlakuan model pembelajaran Inquiry Based Learning dan model Problem Solving,
dan peserta didik yang menggunakan metode (3) mengetahui perbedaan keefektifan model
peng- ajaran tradisional. Problem Based Learning dan model Inquiry-
Di sisi lain, Sani (2014, p. 54) men- (4) mengetahui perbedaan keefektifan model
jelaskan bahwa pendekatan saintifik merupa- Problem Solving dan model Inquiry- .
kan metode ilmiah yang digunakan pendidik Manfaat dari hasil penilitian ini dapat
dalam kegiatan pembelajaran untuk mengupa- menjelaskan perbedaan keefektifan model pro-
yakan peserta didik dapat menguasai materi blem based learning (PBL), problem solving
pembelajaran melalui kegiatan mengamati, (PS), dan Inquiry dalam pembelajaran IPS di
menanya, mengumpulkan informasi, menalar, SMP Negeri Kabupaten Jember bagian Barat.
menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan Selain itu, berdasarkan karakteristik model
ilmu yang didapatkannya. Dengan demikian pembelajaran tersebut dapat diperoleh infor-
peserta didik mampu menelaah materi pem- masi tentang keunggulan dan kelemahan mo-
belajaran dengan sendirinya. Sampai saat ini del-model pembelajaran tersebut. Sehingga
model pembalajaran yang banyak digunakan dapat dijadikan sebagai acuan bagi pendidik
oleh pendidik adalah metode ceramah. Dengan dalam menentukan model pembelajaran yang
metode ceramah peserta didik cenderung sesuai dengan materinya. Kemudian hasil pe-
bosan dan malas-malasan sehingga perlu nelitian dapat memprediksi kesulitan-kesulitan
adanya akti- vitas peserta didik yang dilandasi belajar peserta didik dalam rangka
kegiatan ilmiah, yaitu: model pembelajaran menentukan model pembelajaran yang akan
berbasis masalah, penyelesaian masalah, dan digunakan le- bih lanjut serta dapat berfungsi
Inquiry . Menurut Borrow (Huda, 2013, p. sebagai bahan pertimbangan bagi pendidik
271) pem- belajaran berbasis masalah atau dalam menentu- kan model terkait dengan
problem based learning (PBL) adalah model materi dan waktu yang tersedia agar
pembelajaran yang didasarkan pada suatu pembelajaran berjalan efek- tif dan efisien.
masalah diperoleh melalui proses menuju
pemahaman akan reso- lusi suatu masalah.
Metode Penelitian
Masalah tersebut diperte- mukan pertama-
tama dalam proses pembel- ajaran.
Pembelajaran penyelesaian masalah Penelitian ini menggunakan metode
yang sering dikenal Problem Solving (PS) penelitian kuantitatif jenis eksperimen semu
adalah model pemebelajaran yang mengarah dengan Desain Posttest-only Control Group
pada pemecahan masalah secara langsung oleh Design yang sudah dimodifikasi sesuai dengan
peserta didik (Huda, 2013, p. 275). Meskipun Quasi-Experimental Research. Penelitian ini
hampir sama dengan Problem Based Learning dilaksanakan pada bulan Februari sampai
(PBL) akan tetapi Problem Solving mengarah Maret 2016, tahun ajaran 2015/2016 dan
kepada model pemecahan masalah dan pen- dilakukan di Kabupaten Jember bagian Barat
didik memberikan masukan adanya metode pada kelas VIII di SMPN 1 Semboro, SMPN 3

Volume 4, No 2, September 2017


Keefektifan Pendekatan Saintifik Model Problem ...
145
Depict Pristine Adi, Muhsinatun Siasah Masruri

Tanggul, SMPN 1 Sumberbaru sebagai kelas validitas rasional mengacu pada pendapat ahli
eksperimen. Populasi dalam penelitian ini (expert judgment). Dalam penelitian ini vali-
adalah tiga kelas yang dipilih dari masing- ditas rasional digunakan pada instrumen ang-
masing sekolah yakni dari Kelas VIII C ket jenis kecerdasan, sikap nasionalisme, dan
SMPN tes hasil belajar dengan mempertimbangkan
1 Semboro, VIII F SMPN 3 Tanggul, VIII A catatan dan saran dari expert judgment.
SMPN 1 Sumberbaru, dengan jumlah 113 pe- Sebuah item dikatakan valid apabila
serta didik yang memiliki proporsi berikut. mempunyai dukungan besar terhadap skor to-
tal. Sebuah item memiliki validitas yang tinggi
Tabel 1. Populasi Penelitian jika skor pada item mempunyai kesejajaran
No Kelas/Sekolah Jumlah de- ngan skor total. Kesejajaran ini dapat
1 SMP N 1 Semboro 40 diartikan dengan korelasi sehingga untuk
2 SMP N 3 Tanggul 37 mengetahui validitas item digunakan rumus
3 SMP N 1 Sumberbaru 36 korelasi. Se- hingga uji validitas menggunakan
Jumlah 113 rumus kore- lasi biserial (Arikunto, 2015,
p.90-93) berikut.
Pengambilan sampel dalam penelitian Mp Mt p
ini menggunakan teknik proportional sam-  pbi 
pling (sampel proporsional) yakni pengam- St q
bilan sampel secara proporsional sehingga
semua anggota dalam populasi mempunyai Keterangan:
probabilitas atau kesempatan yang sama untuk
 pbi = koefisien korelasi biserial
dipilih menjadi sampel apabila memiliki kri- Mp = rerata sekor dari subjek yang
teria yang telah ditentukan menjawab betul dari item yang dicari
Berdasarkan distribusi nilai pada per- validitasnya.
sentase kurva standar, peneliti mengambil Mt = rerata skor total
sam- pel dengan persentase kurva standar St = standar deviasi dari skor total
13,53% dan 34,13% sehingga diperoleh p = proporsi siswa yang menjawab benar
sampel setiap kelas sebesar 23 peserta didik banyak siswa yang benar
yang diperoleh
dengan cara proporsional pada kelas eksperi- (p = )
jumlah seluruh siswa
men sesuai dengan teknik pengambilan sampel
yang sudah ditentukan dalam penelitian ini. q = proporsi siswa yang menjawab salah
Dalam penelitian ini teknik pengum- (q = 1 – p)
pulan data yang digunakan adalah dokumen-
tasi. Data yang dikumpulkan untuk dokumen- Setelah memperoleh nilai kemudian
tasikan berupa jumlah peserta didik, nilai yang dikonsultasikan dengan tabel korelasi product
digunakan sebagai data awal penelitian yaitu moment dengan taraf kepercayaan 95%. Jika
nilai Rapot, silabus pembelajaran, rencana lebih besar dari rtabel maka soal tersebut
pelaksanaan pembelajaran, kisi-kisi posttest, dikatakan valid.
tes hasil belajar. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai
Validasi instrumen yang digunakan taraf kepercayaan kepercayaan tinggi jika tes
dalam penelitian ini dilakukan dengan dua ca- tersebut dapat memberikan hasil yang tetap
ra, yakni validitas rasional, dan validaitas butir atau ajeg. Reliabilitas menunjuk kepada ke-
soal. ajegan pengukuran. Keajegan suatu hasil tes
Validitas rasional dalam penelitian ini adalah apabila dengan tes yang sama diberikan
menggunakan validitas isi (content validity) kepada kelompok siswa yang berbeda, atau tes
dan validitas konstruk (construct validity) Ber- yang berbeda diberikan pada kelompok yang
kaitan dengan pertanyaan “sejauh mana item sama akan memberikan hasil yang sama. Jadi,
tes mencakup keseluruhan materi atau bahan berapa kalipun dilakukan tes dengan instrumen
yang ingin diukur”. Sejauh mana suatu tes me- yang reliabel akan memberikan data yang
sama. Untuk memperoleh reliabilitas soal
miliki bukti validitas ini ditetapkan menurut
pres- tasi belajar digunakan rumus KR-20
analisis rasional terhadap isi tes, yang penilai-
(Arikunto,
annya didasarkan atas pertimbangan subjektif
individual. (Mardapi, 2012, p.18). Penentuan 2015, pp. 100-115) sebagai berikut.

Harmoni Sosial Jurnal Pendidikan IPS


Volume 4, No 2, September 2017
146 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

homogenitas) yang memberikan hasil bahwa


S pq
2
n
r11 = ( )( 2 ) sampel homogeny dan data setiap kelompok
n1 S sampel terdistribusi normal. Untuk itu dapat
dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan
Keterangan: anova 1 arah. Untuk itu dapat dilakukan uji
r11 = reliabilitas instrumen hipotesis dengan menggunakan anova 1 arah
n = banyaknya butir pertanyaan dengan persamaan sebagai berikut.
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi n p 2
adalah akar varians) X     Yij n
 Yij
 
p = proporsi subjek menjawab soal dengan p
i 1 j 1
 A   i 1 
benar
n
q = proporsi subjek menjawab soal dengan  n p

2 j 1
n p
 j 1Yij 
salah
Y 2
 i 1 [ AS ]  ij
(q = 1- p) Y    j 1

np

i 1

 pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q


SSTO = [AS] – [Y]
Setelah memperoleh nilai kemudian SSBG = [A] – [Y]
dikonsultasikan dengan tabel korelasi product SSWG = [AS] – [A]
moment dengan taraf kepercayaan 95%. Jika
lebih besar dari rtabel maka soal tersebut dikata- Tabel ANAVA untuk rancangan acak
kan reliabel. lengkap seperti pada Tabel 2.
Teknik analasis dalam peneilitian ini
adalah dengan melakukan uji asumsi berupa Tabel 2. Rancangan ANAVA
uji Source SS Df MS F Ftabel
normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.
Uji prasyarat merupakan uji normalitas dan uji Between SSBG p-1 SSBG/ MSBG/ F(0,05; p-1; p(n-1))
homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk groups (p-1) MSWG
mengetahui data berdistribusi normal atau ti- Within SSWG p(n-1) SSWG/ - -
dak sehingga langkah selanjutnya tidak me- groups p(n-1)
nyimpang dari kebenaran dan dapat dipertang- Total SSTO np-1 - - -
gungjawabkan. Data yang akan diuji normali-
tasnya pada penelitian ini adalah nilai posttest Kriteria pengujian hipotesis pada taraf
yang diperolah pada akhir pembelajaran. Nilai signifikan 0.05 adalah jika F hitung ≤ F tabel
tersebut akan diuji dengan menggunakan uji maka Ho diterima, sebaliknya jika F hitung >
normalitas saphiro wilk menggunakan alat F tabel maka Ho ditolak. Nilai F dapat diper-
banntu aplikasi analisis data dengan ketentuan oleh dari tabel distributif. Kriteria pengujian
kriteria : jika probabilitas lebih besar dari taraf hipotesis alternatif (Ha) diterima pada taraf
signifikansi (p>0.05), maka data berdistribusi sig- nifikan 0.05 adalah jika F hitung > F
normal. tabel, sebaliknya jika F hitung ≤ F tabel maka
Uji Homogenitas dilakukan untuk me- Ha ditolak (Sugiyono, 2013, p.139).
nentukan homogen atau tidaknya varians data Peneliti juga menggunakan alat bantu
yang diperoleh. Data yang digunakan untuk analisis untuk menguji hipotesis dengan meng-
uji gunkan uji anava 1 jalur dengan ketentuan kri-
homogenitas varians hasil posttest peserta di- teria: jika probabilitas lebih besar daripada ta-
dik. Untuk menguji homogenitas ini raf signifikansi (p>0.05), maka terpaksa H0 di-
digunakan metode Bartlett dengan statistik uji terima dan Ha ditolak. Begitu pula apabila pro-
Chi Kua- drat menggunakan alat bantu babilitas lebih kecil daripada taraf signifikansi
aplikasi analisis dengan ketentuan kriteria : (p<0.05), maka terpaksa Ha ditolak dan H0
jika probabilitas le- bih besar dari taraf diterima
signifikansi (p>0.05), maka data homogen.
Pada uji hipotesis digunakan anova 1 Hasil Penelitian dan Pembahasan
arah yang merupakan Jenis Uji Statistika
Parametrik yang bertujuan untuk mengetahui Deskripsi Hasil Penelitian
apakah terdapat perbedaan rata-rata antara dua Deskripsi data merupakan gambaran
atau lebih kelompok sampel. Sebelumnya data yang diperoleh untuk mendukung pemba-
telah dilakukan uji prasyarat (uji
normalitas dan
Volume 4, No 2, September 2017
Keefektifan Pendekatan Saintifik Model Problem ...
147
Depict Pristine Adi, Muhsinatun Siasah Masruri

hasan hasil penelitian. Secara umum data di- Tabel 4. Distribusi Data Nilai Rapot
sajikan setelah mendapatkan treatment berupa Kelompok Sampel
model Problem Based Learning, Problem
Deskripsi Treatment
Solving, dan Inquiry yang diterapkan pada
P BL PS ID
masing-masing kelompok sampel. Sampel da- jumlah 1897 1864 1864
lam penelitian ini ditentukan berdasarkan hasil rata-rata 82.48 81.04 81.04
analisa nilai rapot pada semester sebelumnya. standar deviasi 2.87 2.16 2.31
Pengambilan sampel menggunakan teknik varians data 8.26 4.68 5.32
pro- portional sampling (sampel proporsional) nilai tertinggi 86 87 87
yak- nilai terendah 78 78 78
ni pengambilan sampel secara proporsional
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Adapun untuk menentukan sampel dilakukan Ketiga kelompok sampel kemudian
dengan membuat rentang data nilai peserta diberikan treatment berupa penerapan pende-
didik. Selanjutnya, berdasarkan kurva normal katan saintifik dengan model Problem-Based
standar, diambil peserta didik dengan rentang Learning, Problem Solving, dan Inquiry. Sete-
nilai tertentu (tidak terlalu tinggi dan tidak lah diberikan treatment dilakukan posttest atau
terlalu rendah) untuk dijadikan sampel. evaluasi akhir untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik. Instrument tes hasil belajar beru-
pa soal tertulis dengan 10 soal pilihan ganda.
Sebelum tes ini diberikan kepada siswa, terle-
bih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabi-
litas terhadap instrument tes. Tes pilihan ganda
diuji validitas rasional dan validitas butir soal
atau vakliditas item, kemudian soal yang valid
diuji reliabilitasnya menggunakan uji KR-20.
Uji validitas butir soal atau validitas
Gambar 1. Kurva Normal Standar item dilakukan terhadap 40 siswa. Sehingga
ni-
Tabel 3. Distribusi Nilai Rapot Peserta Didik lai rtabel adalah 0,312. Butir soal dikatakan
Populasi valid apabila memiliki nilai r lebih besar dari
rtabel.
Berdasarkan hasil uji validitas, dari 15 soal pi-
lihan ganda yang tersedia ada 10 soal yang
No % Nilai A Nilai B Nilai C valid dan 5 soal yang tidak valid. Sedangkan
Kurva un-tuk uji reliabilitas berdasarkan 10 soal yang
Normal
valid, diperoleh nilai r sebesar 0,76 yang ber-
1 2.7 % 75-77 14 75-77 10 76-78 13 arti nilai ini lebih besar dari rtabel sehingga
2 13.53% 78-80 6 78-80 12 79-81 13 instrument soal dikatakan reliabel.
3 34.13% 81-83 8 81-83 8 82-84 8
4 34.13% 84-86 9 84-86 2 85-87 2 Tabel 5. Validitas Soal Pilihan Ganda
5 13.53% 87-89 0 87-89 1 88-90 0
Nomor Nilai Keterangan Jumlah soal
6 2.7 % 90-92 3 90-92 3 91-93 1
soal rhitung Valid Tidak valid
Keterangan: 1 -0.06 Tidak Valid 10 5
2 -0.01 Valid
A : ASMPN 1 Semboro
3 0.23 Tidak Valid
B : BSMPN 3 Tanggul 4 0.52 Tidak Valid
C : SMPN 1 Suberbaru 5 0.22 Valid
6 0.24 Valid
Berdasarkan distribusi nilai pada per- 7 0.19 Valid
sentase kurva standar, peneliti mengambil 8 0.36 Valid
sam- pel dengan persentase kurva standar 9 0.39 Valid
13,53% dan 34,13% sehingga diperoleh 10 0.43 Valid
sampel setiap kelas sebesar 23 peserta didik 11 0.20 Tidak Valid
untuk dijadikan kelas eksperimen dengan 12 0.47 Valid
13 0.43 Valid
distribusi data seperti Tabel 4.
14 0.48 Valid

Harmoni Sosial Jurnal Pendidikan IPS


Volume 4, No 2, September 2017
148 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

15 0.38 Tidak Valid normal Proses uji normalitas tersebut seleng-


Soal yang sudah valid dan reliabel ke- kapnya dapat dilihat pada lampiran.
mudian digunakan untuk mengukur hasil bel- Uji homogenitas yang dilakukan yaitu
ajar siswa setelah diberikan treatment. Berda- dengan menggunakan uji homogenitas Bartlett
sarkan hasil dari tes ini dapat diketahui ke- karena jumlah kelompok sampel yang diujikan
efektifan pembelajaran model Problem Based lebih dari 2 kelompok sampel. Dengan taraf
Learning, Problem Solving, dan Inquiry pada signifikan 5% atau a = 0.05. Hasil output dari
peserta didik setelah diberikan treatment. aplikasi pengolah data disajikan dalam Tabel
Hasil dari tes hasil belajar dapat 8.
dides- kripsikan sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas Data Hasil
Tabel 6. Deskripsi Hasil Tes Hasil Belajar Belajar (posttest)
(posttest)
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Deskripsi PBL PS Inquiry
1.563 2 66 .217
Rata-rata 76.96 76.52 80.22
Standar deviasi 5.17 4.87 5.53 Berdasarkan Tabel 8, tampak bahwa
Varians 26.68 23.72 30.63 signifikansi yang diperoleh adalah 0,217 dan
Skor maksimum ideal 85 85 90 bernilai lebih dari 0,05. Ini menunjukkan bah-
Skor minimum ideal 70 65 70 wa sampel dinyatakan homogen.
Uji asumsi berikutnya adalah uji hipo-
Dari deskripsi hasil belajar tersebut tesis. Pada hipotesis pertama untuk meng-
dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagai identifikasi perbedaan keefektifan penerapan
berikut: model pembelajaran Problem Based Learning,
Problem Solving, dan Inquiry terhadap hasil
belajar peserta didik, maka dirumuskan hipo-
tesis sebagai berikut :
Ha= Terdapat perbedaan hasil belajar antara
peserta didik yang belajar dengan model
Problem Based Learning, Problem Solving,
dan Inquiry atau H_a: μ_i≠μ_j dengan i≠j.
Untuk kebutuhan analisis maka di-
Gambar 2. Diagram Hasil Belajar (posttest) rumuskan hipotesis nihil sebagai berikut:
H0= Tidak terdapat perbedaan hasil belajar
antara peserta didik yang belajar dengan
Uji normalitas menggunakan uji model Problem Based Learning, Problem
Saphiro Wilk dengan bantuan aplikasi peng- Solving, dan Inquiry atau H_0:
olah data. Uji normalitas Saphiro Wilk ini di- μ_PBL=μ_ps=μ_(I-D)
gunakan karena merupakan analisis univariat
dengan jumlah sampel pada setiap perlakuan < Tabel 9. Hasil Uji Anova Satu Jalur pada
30 dengan taraf signifikansi 5% atau a = 0.05. Hipotesis 1
Goal
Sum of df Mean F Sig
Untuk uji normalitas disajikan dalam Table 7. Square Square
Betwee 281.420 2 140.710 4.182 0.20
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Data Hasil Groups
Belajar (posttest) Within 2220.783 66 33.648
Groups
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Total 2502.203 68
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa
.104 69 .059 .979 69 .315
nilai signifikasi yang diperoleh < 0.05, sehing-
ga H0 ditolak. Dengan kata lain, dapat disim-
Berdasarkan Tabel 7, tampak bahwa pulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
signifikansi yang diperoleh adalah 3.15 dan antara peserta didik yang belajar dengan model
bernilai lebih dari 0,05 sehingga ketiga kelom- Problem Based Learning, Problem Solving,
pok sampel memiliki data yang terdistribusi dan Inquiry .

Volume 4, No 2, September 2017


Keefektifan Pendekatan Saintifik Model Problem ...
149
Depict Pristine Adi, Muhsinatun Siasah Masruri

Untuk kebutuhan hipotesis yang ke- Tabel 11. Hasil Uji Anova Satu Arah pada
dua, akan dilakukan analisis untuk mengiden- Hipotesis 3
tifikasi perbedaan keefektifan penerapan mo- Goal
Sum of df Mean F Sig
del pembelajaran Problem Based Learning dan Square Square
Problem Solving terhadap hasil belajar peserta Betwee 253.565 1 253.565 6.960 .011
didik, maka dirumuskan hipotesis sebagai Groups 1603.043 44 36.433
Within 1856.609 45
berikut : Groups
Ha= Terdapat perbedaan hasil belajar antara Total
peserta didik yang belajar dengan model
Problem Based Learning dan Problem Hasil analisis data menunjukkan bahwa
Solving, nilai signifikasi yang diperoleh < 0.05,
atau H_a: μ_PBL≠μ_ps. sehingga H0 ditolak. Dengan kata lain, dapat
Untuk kebutuhan analisis maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil
dirumuskan hipotesis nihil sebagai berikut: belajar antara peserta didik yang belajar
H0= Tidak terdapat perbedaan hasil belajar dengan model Problem Based Learning dan
antara peserta didik yang belajar dengan Inquiry .
model Problem Based Learning dan Problem Untuk kebutuhan hipotesis yang
Solving atau H_0: μ_PBL=μ_ps keempat, akan dilakukan analisis untuk
mengidentifikasi perbedaan keefektifan
Tabel 10. Hasil Uji Anova Satu Arah pada penerapan model pembelajaran Problem
Hipotesis 2 Solving dan Inquiry terhadap hasil belajar
Goal
Sum of df Mean F Sig peserta didik, maka dirumuskan hipotesis
Square Square sebagai berikut:
Betwee 11.500 1 11.500 .389 .536 Ha= Terdapat perbedaan hasil belajar antara
Groups peserta didik yang belajar dengan model
Within 1299.478 44 29.534
Problem Solving dan Inquiry , atau H_a:
Groups
Total 1310.978 45 μ_PS≠μ_(I-D)
Untuk kebutuhan analisis maka
Hasil analisis data menunjukkan bahwa dirumuskan hipotesis nihil sebagai berikut:
nilai signifikasi yang diperoleh > 0.05, H0 = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar
sehingga H0 tidak dapat ditolak. Dengan kata antara peserta didik yang belajar dengan model
lain, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat Problem Solving dan Inquiry atau H_0:
perbedaan hasil belajar antara peserta didik μ_PS=μ_(I-D)
yang belajar dengan model Problem Based
Learning dan Problem Solving. Tabel 12. Hasil Uji Anova Satu Arah pada
Untuk kebutuhan hipotesis yang ketiga, Hipotesis 4
akan dilakukan analisis untuk Goal
mengidentifikasi
Sum of df Mean F Sig
perbedaan keefektifan penerapan model Square Square
pembelajaran Problem Based Learning dan Betwee 157.065 1 157.065 4.490 .040
Inquiry terhadap hasil belajar peserta didik, Groups
maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Within 1539.043 44 34.978
Ha= Terdapat perbedaan hasil belajar antara Groups
peserta didik yang belajar dengan model Total 1696.109 45
Problem Based Learning dan Inquiry , atau
H_a: μ_PBL≠μ_(I-D) Hasil analisis data menunjukkan bah-
Untuk kebutuhan analisis maka wa nilai signifikasi yang diperoleh < 0.05, se-
dirumuskan hipotesis nihil sebagai berikut: hingga H0 ditolak. Dengan kata lain, dapat
H0= Tidak terdapat perbedaan hasil belajar disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil
antara peserta didik yang belajar dengan belajar antara peserta didik yang belajar de-
model Problem Based Learning dan Inquiry ngan model Problem Solving dan Inquiry .
atau H_0: μ_PBL=μ_(I-D) Sesuai dengan harapan dari peraturan
pemerintah tentang pendidikan, inovasi dalam
bidang pembelajaran termasuk pembelajaran
IPS di tingkat SMP memang sangat dibutuh-
Harmoni Sosial Jurnal Pendidikan IPS
Volume 4, No 2, September 2017
150 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

kan. Inovasi dalam proses belajar mengajar sa- eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti me-
lah satunya adalah inovasi yang bisa dilakukan nerapkan model pembelajaran PBL pada kelas
oleh pendidik dalam penerapan suatu model eksperimen di SMPN 1 Semboro, model pem-
pembelajaran. Namun, terdapat permasalahan belajaran PS di SMPN 3 Tanggul, dan model
yang signifikan yaitu penerapan suatu model pembelajaran Inquiry di SMPN 1 Sumberbaru.
pembelajaran yang ada tidak dapat menjamin Untuk mengetahui perbedaan keefek-
keberhasilan dan keefektifan untuk diterapkan tifan dari ketiga model yang diterapkan dilaku-
pada setiap pokok bahasan. Oleh karena itu kan uji statistik dengan uji One way anova.
perlu dilakukan uji coba eksperimen dengan Da- lam penelitian ini, terdapat tiga kelompok
menggunakan beberapa model pembelajaran. sam-
Dalam penelitian ini, diterapkan pen- pel yang diujikan sehingga uji One way anova
dekatan saintifik model PBL, PS, dan Inquiry ini sesuai dalam penggunaannya untuk meng-
pada materi pokok pranata sosial sebagai uji keefektifan dari model yang diterapkan.
upaya pengendalian sosial pada peserta didik Berdasarkan hasil analisis One way
kelas anova, diperoleh nilai probabilitas lebih besar
VIII SMP Negeri 1 Semboro, SMP Negeri 3 dari taraf signifikansi. Dengan demikian, ber-
Tanggul, dan SMP Negeri 1 Sumberbaru. Be- arti hipotesis nol (H0) penelitian yang berbunyi
berapa hal yang diselidiki dalam penelitian ini “tidak terdapat perbedaan keefektifan pembel-
diantaranya adalah mendeskripsikan keefektif- ajaran antara peserta didik yang belajar dengan
an dari ketiga model pembelajaran dalam pen- model Problem Based Learning dengan Pro-
dekatan saintifik dan menentukan adanya per- blem Solving, dan Inquiry ” ditolak. Dengan
bedaan keefektifan dari masing-masing model demikian dapat dikatakan bahwa terdapat per-
pembelajaran dalam pendekatan saintifik. Be- bedaam keefektifan dari belajar dengan per-
rikut ini akan disampaikan pembahasan dari lakuan model Problem Based Learning,
masalah yang telah diselidiki. Problem Solving dan Inquiry .
Pertama membahas tentang perbeda- Kedua membahas tentang Perbedaan
an keefektifan pendekatan saintifik model keefektifan pembelajaran peserta didik yang
Pro- belajar dengan model Problem Based
blem Based Learning, Problem Solving, dan Learning
Inquiry dan model Problem Solving
Salah satu dasar pemikiran dilakukan- Penelitian ini juga menguji perbedaan
nya penelitian ini adalah masih rendahnya keefektifan antara model PBL dan PS. Dari
prestasi belajar peserta didik di SMP Negeri kedua model tersebut tentu memiliki karak-
Kabupaten Jember Bagian Barat. Salah satu teristik pembelajaran berbasis masalah dan
faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi pembelajaran berbasis penyelesaian masalah.
belajar peserta didik adalah kurangnya variasi Kedua model pemebelajaran ini memiliki
dan inovasi pembelajaran di dalam kelas. kemiripan karakteristik yang berbasis pada
Pem- belajaran di kelas masih berpusat pada masalah sebagai objek pembelajaran. Dengan
guru sehingga menyebabkan peserta didik adanya kemiripan karakteristik inilah yang
kurang aktif. Untuk itu diperlukan inovasi ingin digali peneliti sehingga dapat diketahui
yang bisa membuat peserta didik merasa tidak ada atau tidaknya perbedaan keefektifan dari
bosan se- hingga menjadi aktif selama kedua model tersebut.
pembelajaran. Sa- lah satunya dengan Ada atau tidaknya perbedaan keefek-
menerapkan model pem- belajaran yang tifan dari kedua model tersebut dianalisis dari
bervariasi. Pada penelitian ini, model yang hasil posttest peserta didik. Nilai posttest di-
digunakan adalah model Problem Based dapatkan setelah peneliti menerapkan setiap
Learning (PBL), Problem Solving (PS), dan model pembelajaran pada kelas eksperimen
Inquiry . Dari ketiga model tersebut tentu de-
memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik ngan perlakuan model pembelajaran Problem
inilah yang ingin digali peneliti sehingga dapat Based Learning pada kelas eksperimen di
diketahui ada atau tidaknya perbedaan keefek- SMPN 1 Semboro, model pembelajaran Pro-
tifan dari ketiga model tersebut. blem Solving di SMPN 3 Tanggul.
Ada atau tidaknya perbedaan keefek- Untuk mengetahui perbedaan keefek-
tifan dari ketiga model tersebut dianalisis dari tifan dari kedua model yang diterapkan di-
hasil posttest peserta didik. Nilai posttest dida- lakukan uji statistik dengan uji One way
patkan setelah peneliti menerapkan masing- anova. Berdasarkan hasil analisis One way
masing model pembelajaran pada kelas-kelas Anova,
diperoleh nilai probabilitas lebih besar dari
Volume 4, No 2, September 2017
Keefektifan Pendekatan Saintifik Model Problem ...
151
Depict Pristine Adi, Muhsinatun Siasah Masruri

taraf signifikansi yakni 0.536 > 0.05. Dengan nya perbedaan keefektifan dari kedua model
demikian, berarti hipotesis nol (H0) penelitian tersebut. Ada atau tidaknya perbedaan keefek-
yang berbunyi “tidak terdapat perbedaan ke- tifan dari kedua model tersebut dianalisis dari
efektifan pembelajaran antara peserta didik hasil posttest peserta didik yang didapatkan
yang belajar dengan model Problem Based setelah peneliti menerapkan perlakuan pada
Learning dengan Problem Solving” dengan se- tiap model pembelajaran pada kelas
terpaksa diterima. Dengan demikian dapat di- eksperi- men dengan perlakuan model
katakan bahwa keefektifan dari belajar dengan pembelajaran PS pada kelas eksperimen di
model Problem Based Learning dengan SMPN 3 Tanggul, model pembelajaran Inquiry
Problem Solving sama. di SMPN 1 Sum- berbaru.
Ketiga membahas tentang perbedaan Dengan diketahui terdapat dua kelom-
keefektifan pembelajaran peserta didik yang pok sampel yang diujikan peneliti mengguna-
belajar dengan model Problem Based kan uji One way anova untuk menguji keefek-
Learning tifan dari model yang diterapkan. Berdasarkan
dan model Inquiry hasil analisis One way anova tersebut
Dari kedua pembahasan sebelumnya, diperoleh nilai probabilitas lebih besar dari
peneliti juga menguji perbedaan keefektifan taraf signi- fikansi yakni 0.040 < 0.05. Dapat
antara model PBL dan Inquiry . Dari kedua diartikan bah-
model tersebut tentu memiliki karakteristik wa hipotesis nol (H0) penelitian yang berbunyi
pembelajaran berbasis masalah dan pembel- “tidak terdapat perbedaan keefektifan pembel-
ajaran berbasis menemukan. Ada atau ajaran antara peserta didik yang belajar dengan
tidaknya perbedaan keefektifan dari kedua model PS dan Inquiry ” ditolak, sehingga
model terse- but dianalisis dari hasil posttest dapat
peserta didik. Nilai posttest didapatkan setelah dikatakan bahwa terdapat perbedaan keefektif-
peneliti me- nerapkan setiap model an dari belajar dengan perlakuan model PS dan
pembelajaran pada ke- las eksperimen dengan Inquiry.
perlakuan pembelajar- an model PBL pada Secara umum dari uraian di atas, dapat
kelas eksperimen di SMPN dikatakan bahwa pembelajaran dengan meng-
1 Semboro, pembelajaran model In-quiry di gunakan pendekatan saintifik model PBL, PS,
SMPN 1 Sumberbaru. dan Inquiry memiliki perbedaan keefektifan.
Dengan diketahui terdapat dua kelom- Akan tetapi dalam hasil analisis yang kedua
pok sampel yang diujikan peneliti mengguna- yaitu mencari perbedaan keefektifan pembel-
kan uji One way anova untuk menguji keefek- ajaran model PBL dan PS diketahui terdapat
tifan dari model yang diterapkan. Berdasarkan kesamaan keefektifan hal ini kemungkinan di-
hasil analisis One way anova tersebut karenakan kemiripan karakteristik dari kedua
diperoleh nilai probabilitas lebih besar dari model pembelajaran yakni sama-sama meni-
taraf signi- fikansi yakni 0.011< 0.05. Dapat tikberatkan pada keaktifan peserta didik dalam
diartikan bah- wa hipotesis nol (H0) penelitian menemukan dan menyelesaikan permasalahan
yang berbunyi “tidak terdapat perbedaan yang ada dalam lingkup materi upaya pranata
keefektifan pembel- ajaran antara peserta sosial dalam penanggulangan penyimpangan
didik yang belajar dengan model PBL dan sosial.
Inquiry ” ditolak. Sehingga da- pat dikatakan
bahwa terdapat perbedaan ke- efektifan dari
Simpulan
belajar dengan perlakuan model PBL dengan
Inquiry . Berdasarkan hasil analisis data dan
Keempat membahas tentang Perbeda- pembahasan, maka dapat disimpulkan bebera-
an keefektifan pembelajaran peserta didik pa hal sebagai berikut: (1) Terdapat perbedaan
yang keefektifan pembelajaran yang signifikan an-
belajar dengan model Problem Solving dan tara peserta didik yang belajar dengan model
model Inquiry Problem Based Learning di SMPN 1 Semboro,
Untuk yang terakhir peneliti juga Problem Solving di SMPN 3 Tanggul, dan In-
menguji perbedaan keefektifan antara model quiry di SMPN 1 Sumberbaru, (2) Tidak
PS dan Inquiry . Dari kedua model tersebut terda- pat perbedaan keefektifan pembelajaran
me- yang signifikan antara peserta didik SMPN 1
miliki perbedaan karakteristik yaitu pembela- Sem- boro yang belajar dengan model
jaran berbasis pada penyelesaian masalah dan Problem Based Learning dan Peserta didik
pembelajaran berbasis pada konsep menemu- SMPN 3
kan. Karakteristik inilah yang ingin digali pe-
neliti sehingga dapat diketahui ada atau tidak-
Harmoni Sosial Jurnal Pendidikan IPS
Volume 4, No 2, September 2017
152 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

Tanggul yang belajar dengan model Problem pembelajaran untuk memilih dan/atau menela-
Solving, (3) Terdapat perbedaan keefektifan ah pendekatan saintifik model Problem based
pembelajaran yang signifikan antara peserta learning, Problem Solving, dan Inquiry se-
didik SMPN 1 Semboro yang belajar dengan bagai model pembelajaran yang mampu me-
model Problem Based Learning dan peserta ningkatkan keefektifan pembelajaran IPS; (3)
di- dik SMPN 1 Sumberbaru dengan model Perlu adanya penelitian lanjutan untuk
pem- belajaran Inquiry, (4) Terdapat menguji keefektifan pendekatan saintifik
perbedaan ke- efektifan pembelajaran yang model Pro- blem Based Learning, Problem
signifikan antara peserta didik SMPN 3 Solving, dan Inquiry dengan melibatkan aspek
Tanggul yang belajar dengan model Problem lain sebagai kontrolnya, seperti sikap dan
Solving dan peserta didik SMPN 1 keterampilan peserta didik.
Sumberbaru dengan model pembelajaran
Inquiry . Daftar Pustaka
Hasil penelitian ini juga menunjukkan
Abdi, A. (2014). The effect of inquiry-based
bahwa untuk meningkatkan efektivitas dalam
learning method on students’
kegiatan pembelajaran, peserta didik menda-
academic achievement in science
patkan perlakuan yang tidak seperti sehingga
course. Universal Journal of
peserta didik mendapatkan stimulus baru dan
Educational Research, 2(1).
mampu memberikan respon baik atas stimulus
yang diberikan oleh pendidik, hal ini dapat Arikunto, S. (2015). Dasar-dasar evaluasi
diketahui dari pernyataan bahwa peserta didik pendidikan. (2nd Ed.). Jakarta: Bumi
dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya Aksara.
men- dengarkan pendidik dalam menjelaskan Balim, A., G. (2009). The effects of discovery
materi pembelajaran, akan tetapi juga learning on students’ success and
mengkonstruk sendiri pemahaman dari apa inquiry learning skills. Egitim
yang dijelaskan oleh pendidik. Arastirmalari-Eurasian Journal of
Penelitian ini juga memiliki keterba- Educational Research, 35.
tasan penelitian hal ini dapat diketahui dengan Mardapi, D. (2012). Pengukuran penilaian &
adanya permasalahan dilapangan seperti wila- evaluasi pendidikan. Yogyakarta:
yah sekolah yang terletak pada pusat keramai- Nuha Litera.
an, perbedaan sikap, dan motivasi peserta
Gok, T & Silay, T. (2010). The effects of
didik problem solving strategies on
dalam proses pembelajaran untuk mencapai
students’ achievement, attitude and
hasil yang lebih baik; Jam pelajaran yang di- motivation. Lat. Am. J. Phys. Educ.
berikan sekolah untuk peneliti bersifat merata 4(1).
dan beragam dari jam pertama sampai dengan
jam terakhir, dimana menurut peneliti cukup Hillman, W. (2003). Learning how to learn:
mempengaruhi suasana pembelajaran di dalam problem based learning. Australian
kelas; Populasi penelitian yang terdiri dari tiga Journal of Teacher Education, 28(2).
sekolah yang berbeda, sehingga walaupun se- Huda, M. (2014). Model-model pengajaran
cara umum dapat dikatakan setara, akan tetapi dan pembelajaran. Yogyakarta:
tiga sekolah yang berbeda tidak akan mungkin Pustaka Pelajar.
setara sepenuhnya, terutama dalam proses Majid, A. (2014). Pembelajaran tematik
pembelajaran pada masing-masing sekolah terpadu. Bandung: Remaja
Berdasarkan simpulan dan implikasi Rosdakarya.
yang telah dikritisi dengan keterbatasan pe- Sani, R. A. (2014). Pembelajaran saintifik
nelitian, maka dapat dikemukakan saran-saran untuk implementasi Kurikulum 2013.
sebagai berikut: (1) Pendekatan saintifik Jakarta: Bumi Aksara.
model
Problem Based Learning, Problem Solving, Sugiyono. (2013). Statistika untuk penelitian.
dan Inquiri melalui penelitian ini telah me- Bandung: Alfabeta.
nunjukkan hasil yang berbeda dalam keefektif- Syaiful & Aswan. (2010). Strategi belajar
an pembelajaran. Pendidik pada pembelajaran mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
IPS disarankan untuk menggunakan pendekat-
an saintifik sebagai alternatif pendekatan da-
lam pembelajaran IPS; (2) Pendidik perlu pula
memperhatikan kompetensi dasar dan tujuan
Volume 4, No 2, September 2017
Keefektifan Pendekatan Saintifik Model Problem ...
153
Depict Pristine Adi, Muhsinatun Siasah Masruri

Harmoni Sosial Jurnal Pendidikan IPS


Volume 4, No 2, September 2017

Anda mungkin juga menyukai