Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu proses dimana dalam pelaksanaannya


melibatkan berbagai aspek untuk menunjang keberhasilan pengembangan potensi
diri yang ada pada peserta didik, baik itu aspek kognitif, aspek apektif, dan aspek
psikomotorik. Pendidikan juga menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia
karena dengan pendidikan manusia akan selalu memiliki pengetahuan, sikap, dan
kebiasaan yang sesuai dengan norma-norma yang ada. Hal ini sejalan dengan
pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang
menyatakan bahwa pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
sesorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, bab 1, pasal 1, tentang system


pendidikan Nasional, “ bahwa pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Sistem

Menurut Udin Syaefudin Sa'ud, M.Ed,. Ph.D (2009:48) Pendidikan terdiri atas
sekumpulan aktivitas yang merupakan suatu proses dan membentuk suatu sistem, yaitu
sistem aktivitas pendidikan. Sistem aktivitas pendidikan mencakup aktivitas-aktivitas
perencanaan kurikulum, perencanaan sumber daya, strategi program pembelajaran,
interprogramming komunikasi sekolah, pelatihan pelayanan guru dan evaluasi

Pendekatan sistem adalah prosedur langkah demi langkah yang digunakan dalam
memecahkan masalah bisnis atau upaya untuk melakukan pemecahan masalah yang
dilakukan dengan melihat masalah yang ada secara menyeluruh dan melakukan analisis
secara sistem.

Jadi Pendekatan sistem adalah cara pandang atau cara berfikir menggunakan
konsep-konsep sistem dalam memecahkan suatu masalah. Ini memberikan suatu
kerangka untuk menggambarkan faktor lingkungan internal yang digabungkan secara
keseluruhan.

Pendekatan ini dilaksanakan untuk menghindari kesalahan dalam mengambil


kesimpulan dan keputusan dari masalah yang dihadapi. Pendekatan sistem merupakan
suatu proses yangm melahirkan suatu pemikiran dimana dalam pemecahan suatu
masalah terlebih dahulu dilaksanakan identifikasi, pemecahannya dipilih dari beberapa
alternatif, metode dan alat dicari dan diterapkan, hasil dievaluasi dan direvisi yang
diperlukan terhadap seluruh bagian dari sistem tersebut.

Pengertin pendekatan sistem Menurut Reja Mudyaharjo (2011:40) pendekatan


sistem adalah cara-cara berfikir dan bekerja yang menggunakan konsep-konsep dari
sistem yang relevan dalam memecahkan masalah. Menurut Reja Mudyaharjo (2011:41)
Pada awalnya pendekatan sistem di gunakan dalam bidang teknik, tetapi pada akhir
3

tahun 1950 dan awal 1960-an, pendekatan sistem mulai diaplikasikan dalam bidang
pendidikan seperti merumuskan masalah, analisis kebutuhan, analisis masalah, desain
metode, dan materi instruksional pelaksanaan secara eksperimental, menilai dan
merevisi dan sebagainya.

Pendekatan sistem diperlukan apabila kita menghadapi suatu masalah yang


kompleks sehingga diperlukan analisa terhadap permasalahan tadi, untuk memahami
hubungan bagian dengan bagian lain dalam masalah tersebut, serta kaitan antara
masalah tersebut dengan masalah lainnya. Tata kerja pendekatan sistem menelaah
masalah-masalah pendidikan dari berbagai sudut pandang hingga menghasilkan
beberapa alternatif. Penyelesaian masalah dipilih dari alternatif. Pendekatan sistem juga
memadukan pola berpikir penyelesaian masalah dengan segi efisiensi.

B. Teori Sistem

Landasan Teori adalah hal-hal yang berupa teori-teori itu sendiri dalam hal ini
landasan teori sistem dan pendekatan sistem. Menurut Immegart dalam Pidharta (2009:
27)” sistem merupakan suatu keseluruhan yang memiliki bagian-bagian yang tersusun
secara sistematis, bagian-bagian itu terelasasi satu dengan yang lain, serta peduli
terhadap konteks lingkungannya”. Sedangkan Menurut Hall dalam Mardi
(2012:1)“Sistem adalah sekelompok, dua atau lebih komponen yang saling berkaitan
yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama”. Dan Sistem menurut Miarso
(2012)”adalah perpaduan antara sejumlah komponen yang masing-masing mempunyai
fungsi sendiri, namun saling berkaitan untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu
lingkungan yang komplek, dengan ciri-ciri: adanya tujuan yang telah ditentukan, adanya
komponen, adanya keterpaduan antara semua komponen, adanya keterbukaan,
terjadinya transformasi, adanya mekanisme kendali yang mengatur kekompakan fungsi
masing-masing-masing komponen”. Sedangkan menurut Mulyadi (1993)”Sistem adalah
sekelompok unsur yang berhubungan satu dengan lainnya yang berfungsi bersama-sama
mencapai tujuan tertentu”.

Adapun dari definisi dirincikan kembali bahwa sistem adalah:


4

1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur


2. Unsur –unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan
3. Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem
4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.

Dari pendapat – Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah satu-
kesatuan yang memiliki komponen-komponen atau unsur-unsur yang saling
berhubungan dan memiliki fungsi masing-masing guna mencapai tujuan sistem.

Menurut Pidharta ada 4 ciri umum sistem yaitu:

(1) Sistem merupakan satu kesatuan yang Holistik,

(2) Memiliki bagian –bagian yang tersusun sistematis dan Hierarki ,

(3) Bagian-bagian itu berelasi satu dengan yang lain, dan

(4) konsen terhadap konteks lingkungannya.

Menurut Philip H.Coombs (Depdikbud, 1984/1985:68) yaitu : Ada 12 komponen


pokok sistem pendidikan

1. Tujuan dan prioritas, fungsinya untuk mengarahkan kegiatan sistem


2. Anak didik, fungsinya belajar hingga mencapai tujuan pendidikan
3. Pengelolaan, fungsinya merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan, dan
menilai sistem
4. Struktur dan jadwal, fungsinya mengatur waktu dan mengelompokkan anak
didik berdasarkan tujuan tertentu
5. Isi/kurikulum, fungsinya sebagai bahan yang harus dipelajari anak didik
6. Pendidik/guru, fungsinya menyediakan bahan, menciptakan kondisi belajar, dan
menyelenggarakan pendidikan
5

7. Alat bantu belajar, fungsinya memungkinkan proses belajar mengajar menarik,


lengkap, dan bervariasi
8. Fasilitas, fungsinya sebagai tempat terselenggaranya pendidikan
9. Teknologi, fungsinya mempermudah atau memperlancar pendidikan
10. Pengawasan mutu, fungsinya membina peraturan dan standar pendidikan
11. Penelitian, berfungsi mengembangkan pengetahuan, penampilan sistem, dan
hasil kerja sistem
12. Biaya, berfungsi sebagai petunjuk efisiensi system

C. Karakteristik Sistem

Karakteristik berasal dari kata "characteristic" yang berarti sifat yang khas. Atau
bisa diambil pengertian bahwa karakteristik adalah suatu sifat khas yang membedakan
dengan yang lain.

Kenyataannya menunjukkan bahwa kita belum memiliki teori-teori pendidikan


yang khas yang sesuai dengan budaya bangsa. Kita sedang mulai membangunnya.
Teori pendidikan kita masih dalam proses pengembangan (Sanusi, 1989).

Dalam buku Pengantar Pendidikan, Redja Mudyahardjo (hal.191) membagi empat


bagian Karakteristik Pendidikan Nasional Indonesia.

1. Karakteristik sosial budaya

2. Karakteristik dasar dan fungsi

3. Karakteristik tujuan

4. Karakteristik kesisteman (sistemik)

Karakteristik Sistem yaitu :

1. Keseluruhan bersifat primer,bagian-bagian bersifat sekunder


6

2. Integrasi adalah kondisi saling hubungan antara bagian-bagian


3. Bagian-bagian membentuk sebuah keseluruhan
4. Bagian-bagian memainkan peranan mereka dalam kesatuannya untuk mencapai
tujuan dari keseluruhan
5. Sistem Pendidikan & Sistem Pendidikan Nasional
Menurut UU republik Indonesia no.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan
nasional adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan ,
pengajaran, atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Sistem pendidikan
nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pengertian yang 1ebih jelas mengenai
pendidikan, pendidikan na-siona1 dan sistem pendidikan nasiona1 dapat dijumpai
dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam
undang-undang ini pendidikan didefinisikan sebagai “Usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” ( Pasal 1, ayat 1 ).

Pendidikan nasional didefinisikan sebagai “pendidikan yang berdasarkan


Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman. (pasal 1 ayat 2 ). Sedangkan yang dimaksud dengan sistem
pendidikan nasional adalah “keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait
secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional” (pasal 1 ayat 3 ). Jadi
dengan demikian, sistem (pendi-dikan nasiona1 dapat dianggap sebagai jaringan satuan-
satuan pendidikan yang dihimpun secara terpadu dan dikerahkan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.

Jika pendidikan nasional kita benar-benar merupakan suatu sistem, maka ia


setidak-tidaknya memiliki tiga unsur pokok tersebut. Di samping itu, komponen-
komponen sistem tersebut harus berhubungan dan berinteraksi secara terpadu. Adapun
komponen pokok dalam sistem pendidikan yaitu: tujuan dan prioritas, anak didik (
7

siswa ), pengelolaan, struktur dan jadwal, isi kurikulum, pendidik (guru alat bantu
belajar, fasilitas, teknologi, pengawasan mutu, penelitian dan biaya.

Realisasi pelaksanaan undang-undang mengenai sistem pendidikan nasional


secara utuh akan masih memerlukan waktu. Perlu disadari bahwa UU No. 20 Tahun
2003 tidak mungkin dapat mengatur semua kegiatan pendidikan yang terjadi di
lapangan. Undang-undang pendidikan nasional hanya mampu memberikan arah, dan
mem-berikan prinsip-prinsip dasar untuk menuju arah tersebut, serta mengatur
prosedurnya secara umum. Realitas pe1aksanan pendidikan di lapangan akan banyak
ditentukan oleh petugas yang berada di barisan paling depan, yaitu guru, kepala sekolah
dan tenaga-tenaga kependidikan lainnya.

Pendidikan kita sekarang ini setidak-tidaknya sedang dihadapkan pada empat


masalah besar: masalah mutu, masalah pemerataan, masalah motivasi, dan masalah
keterbatasan sumberdaya dan sumberdana pendidikan.

 Pola motivasi sebagian besar peserta didik lebih bersifat maladaptif daripada
adaptif.
 Kualitas proses dan hasil pendidikan belum merata di seluruh tanah air.
 Pendidikan kita sekarang, juga masih dihadapkan pada berbagai kendala, khususnya
kendala yang berkaitan dengan sarana/prasarana, sumber dana dan sumber daya.
Usaha untuk mendemokratiskan serta memeratakan kesempatan memperoleh
pendidikan yang berkualitas antara lain dapat dilakukan dengan menstandardisasikan
fasilitas lembaga penyelenggara pendidikan dan menye1enggarakan kewajiban belajar.
Semua lembaga pendidikan yang sejenis perlu diusahakan agar memiliki fasilitas
pendidikan yang setara dan seimbang: antara lain dalam bentuk gedung yang memadai,
perlengkapan serta peralatan belajar yang mencukupi, kualifikasi guru dan satuan
pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan nyata. Standarisasi fasilitas dan kondisi
pendidikan diharapkan dapat menghasilkan standarisasi mutu. Dengan cara ini pada
saatnya nanti , anak-anak yang berdomisili di luar Jawa tidak banyak lagi yang
menginginkan bersekolah di Jawa, karena mutu pendidikan di daerah mereka setara atau
malahan lebih tinggi dibandingkan dengan mutu pendidikan di Jawa.
8

Kewajiban belajar merupakan upaya lain untuk mendemokratiskan kesempatan


memperoleh pendidikan. Melalui kewajiban belajar yang dise-lenggarakan dan dibiayai
oleh negara, semua anak Indonesia akan mempe-roleh kesempatan untuk rnengikuti
pendidikan sampai pada usia atau tingkat pendidikan tertentu. Melalui kewajiban belajar
usaha untuk menaikkan tingkat pendidikan sebagian besar warga-negara dapat
dilakukan secara lebih cepat.

Menurut UU RI No.2 1989 ”pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan


kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat bangsa indonesia dalam
upaya mewujutkan tujuan nasional.”
9

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsep pendekatan suatu sistem dalam pendidikan adalah jaringan kerja


prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sistem juga
seperangkat elemen yang berbentuk kegiatan atau suatu prosedur atau bagian
pengolahanyang mencari suatu tujuan-tujuan bersama dengan mengoperasikan data
atau barang pada waktu tertentu untuk menghasilkan.

Teori sistem pendekatan dalam pendidikan merupakan suatu keseluruhan yang


memiliki bagian-bagian yang tersusun secara sistematis, bagian-bagian itu terelasasi
satu dengan yang lain, serta peduli terhadap konteks lingkungannya sekolah maupun
instansi pendidikan

Karakteristik sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu


mempunyai komponen, batas sistem, lingkungan luar sistemm, penghubung,
masukan, keluaran, tujuan.
10

Reference

Udin Syaefudin Sa'ud, M.Ed,. Ph.D. Prof. Dr. Abin Syamsuddin Makmun, M.A,
Perencanaan. Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya Bandung, Cetakan keempat Oktober
2009

Arifin, M. 2011.ilmupendidikanislam. jakarta: Bumi Aksara.

Pidarta, M. (2009). Landasan Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Mulyadi. (1993). sistem Akuntansi. Yogyakarta: STIE ( sekolah Tinggi penerbiatan


sekolah tinggi ilmi Ekonomi YKPN).

Mardi. (2011). Sistem Informasi Akuntansi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Miarso, Y. (2011). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group.

Mudyahardjo, Redja. 2010. Pengantar Pendidkan. Suatu Studi Awal Tentang Dasar
Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rajawalki Pers.

Anda mungkin juga menyukai