Anda di halaman 1dari 34

sKAIDAH EJAAN DAN MODEL PEMBELAJARANNYA

Penguasaan seseorang dalam menerapkan kaidah ejaan dalam tata tulis sangat penting. Kesalahan ejaan
dapat menimbulkan kesalahan persepsi pembaca terhadap gagasan yang dikemukakan oleh penulis. Oleh
karena itu, pada tulisan ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan kaidah ejaan yaitu: (1)
pemenggalan kata, (2) pemakaian huruf kapital dan huruf miring, (3) penulisan kata, (4) pemakaian tanda
baca, dan (5) penulisan unsur serapan, (6) contoh model pembelajarannya.
1. Pemenggalan Kata
1.1 Pemenggalan kata dasar dilakukan sebagai berikut.
a. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf vokal
itu.
Misalnya:
bu-at ru-ang ku-li-ah
b. Jika berbentuk diftong, pemenggalannya tidak pernah dipisahkan.
Misalnya:
au-la sau-da- ra am-boi
c. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di antara dua buah huruf
vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.
Misalnya:
ba-pak ba-rang mu-ta-khir
d. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara dua
konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah dipisahkan.
Misalnya:
man-di swas-ta Ap-ril
e. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara huruf
konsonan yang pertama dan huruf konsonan yan kedua.
Misalya:
in-stru-men ul-tra bang-krut
1.2 Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta
partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Misalnya:
main-an mem-buat-kan buang-lah
1.3 Bentuk dasar pada kata turunan sedapat mungkin tidak dipenggal jika pergantian baris.
Misalnya:
pergi-lah bukan per-gi-lah
me-rasa-kan bukan me-ra-sa-kan
1.4 Akhiran i tidak dipenggal jika pergantian baris.
Misalnya:
cintai bukan cinta-i
tulisi bukan tulis-i
1.5 Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat ber gabung dengan
unsur lain, pemenggalan itu dapat dilakukan (1) di antara unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan
itu.
Misalnya:
bio-grafi atau bi-o-gra-fi
intro-speksi atau in-tro-spek-si
2. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
2.1. Huruf Kapital
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya:
Mereka sedang belajar ketika kami datang.
Semangat juang orang Aceh perlu diteladani oleh semua orang.
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Naja bertanya, Kapan mereka datang?
Besok pagi, kata Akbar, dia akan berangkat.
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan Tuhan,
kitab suci, dan agama.
Misalnya:
Bimbinglah hamba-Mu, ya Allah, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
Mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam.
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang
diikuti nama orang.
Puteri bungsu Haji Abdurahaman sudah naik haji tahun lalu.
Semua penduduk di sini sangat menghormati Sultan Hamengkubuwono X.
5) Huruf kapital dipakai sebagai pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau
yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Selain wakil presiden, Menteri Pendidikan Nasional juga hadir di kota kita.Semua profesor hadir pada
Dies Natalis kecuali Profesor Nasrudin Hoja.
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
Zahra Aristya Nurazizan berambut keriting.
Naja sangat mengagumi Cut Nyak Din.
7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
Sebagai bangsa Indonesia, kita harus menghargai bahasa Indonesia.
Banyak pria Aceh yang menikahi gadis suku Sunda.
8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
Kami selalu pulang kampung pada hari Lebaran.
Setiap hari Jumat kami mengadakan pengajian di mesjid itu.
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Nama garam inggris sebenarnya tidak berkaitan dengan negara Inggris.
Kami tinggal di Jalan Diponegoro ini sejak tahun 1980.
10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti kata dan.
Misalnya:
Mahasiswa pernah menguasai gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat pada
tahun 1998.
Departemen Pendidikan Nasional semula bernama Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada
nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
Mereka sedang menyusun Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.
Semua anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa harus menaati peratutan yang
sudah disepakati.
12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang
sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata depan atau
konjungsi.
Misalnya:
Dia belum berlangganan jurnal Masyarakat Linguistik Indonesia.
Saya sedang menulis makalahAsas-Asas Kurikulum.
13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkata nama gelar, pangkat,dan sapaan.
Misalnya:
Tamu yang datang itu Ibu Dr. Andina Sehati, M.A.
Ayahnya bernama Prof. Dr. Sukmadilara.
14) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai
dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
Silakan Bapak dan Ibu masuk! kata pelayan rumah itu dengan ramah.
Para ibu menengok Ibu Akbar di RSU kemarin sore.
15) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
Siapa nama orang tua Anda?
Silakan Anda duduk di kursi yang di sebelah kiri.
2.2. Huruf Miring
1) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang
dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
Kami berlangganan Media Indonesia sejak setahun yang lalu.
Setiap pagi dia sarapan berita-berita dari Kompas.
2) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata,
atau kelompok kata.
Misalnya:
Huruf pertama yang dia tulis ialah c.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
3) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing
kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
Politik adu domba atau devide et impera pernah diterapkan penjajah di negera kita ini.
3. Penulisan Kata
3.1 Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Gadis Aceh itu sangat cantik.
Badan Agung tinggi besar.
3.2 Kata Turunan
1) Imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya:
Hatinya bergetar ketika mendengar suara gadis itu.
Jangan pernah mempermainkan hatinya lagi!
2) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya:
Anak-anak bertepuk tangan ketika badut itu datang.
Jangan sebar luaskan berita buruk ini ya!
3) Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
Mereka mempertanggungjawabkan semua kesalahan yang telah diperbuat.
Berita kepindahanku ke instansi lain sudah disebarluaskan oleh dia.
4) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan
kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
Bus antarkota selalu menaikkan tarifnya jika menjelang hari Lebaran. Kegiatan ekstrakurikuler yang
dia ikuti adalah olahraga bola basket.
5) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur
itu ditulis tanda hubung (-).
Misalnya:
Warga negara non-Indonesia dipersilakan masuk melalui pintu biru.
Bangsa-bangsa pan-Asia harus bersatu menolak berbagai bentuk
penjajahan.
6) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar,
gabungan kata itu ditulis terpisah.
Misalnya:
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tuhan Yang Maha Pengasih selalu melindungi kita semua.
3.3 Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya:
Anak-anak itu sedang belajar berhitung.
Kami ingin berjalan-jalan di bumi Aceh sepuas-puasnya.
3.4 Gabungan Kata
1) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis
terpisah.
Misalnya:
Kalau ada kesempatan, aku ingin menjadi seorang duta besar.
Berbaktilah kepada kedua orang tuamu!
2) Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat
ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.
Misalnya:
Kakek itu sedang mengggunakan mesin-hitung tangan.
Dia mengundang banyak orang-tua muda ke pestanya.
3.5 Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Semua yang kumiliki adalah milikmu juga.
Kudatangi rumahnya kemarin sore.
3.6 Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di
dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya:
Kami akan segera berangkat ke Nangroe Aceh Darusalam.
Di mana Naja tinggal sekarang?
3.7 Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
3.8 Partikel
1) Partikel -lah, -kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Masuklah dengan hati-hati ke kamar pasien!
Apakah Anda tahu perbedaan telur angsa dan telur bebek?
2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Jika saya pergi ke luar, Zahra pun ingin pergi ke luar.
3) Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, bagaimanapun,walaupun, meskipun,
sekalipun, sungguhpun ditulis serangkai.
Walaupun sakit, Yara tetap berangkat ke sekolah.
Sekalipun kaya, belum pernah sekali pun ia bederma.
4) Partikel per yang berarti =mulai, =demi, dan =tiap ditulis terpisah dari bagian kalimat yang
mendahului atau mengikutinya.
Misalnya:
Masuklah ke ruangan sidang itu satu per satu.
Harga baju itu Rp100.000,00 per helai.
3.9 Singkatan dan Akronim
1) Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a) Singkatan nama orang , nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti
dengan tanda titik.
Misalnya:
Pengarang novel Pada Sebuah Kapal adalah N.H. Dini.
Kami mengundang Siti Sunarti, S.Kar. sebagai pembicara pada seminar nanti.
b) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulisdengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:
KTP Kartu Tanda Penduduk
DPR Dewan Perwakilan Rakyat
c) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Misalnya:
dst. dan seterusnya
hlm. halaman
tetapi:
a.n. atas nama u.p. untuk perhatian
d) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran , timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda
titik.
Misalnya:
kg kilogram
Rp(5.000,00) (lima ribu) rupiah
2) Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai
kata.
a) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis se-
luruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya:
LAN Lembaga Administrasi Negara
SIM Surat Izin Mengemudi
b) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Misalnya:
Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Dipenda Dinas Pendapatan Daerah
c) Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kataataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
pemilu pemilihan umum
tilang bukti pelanggaran

3.10 Angka dan Lambang Bilangan


Angka dan lambang bilangan dipakai untuk menyatakan:
1) nomor: 0 s.d 9, I,II,III,dll.
2) ukuran, satuan waktu, nilai uang: 5 kg, 17 Agustus 1945, 1 jam 20 menit
3) nomor jalan atau rumah pada alamat: Jalan Moh. Ramdan No. 15
4) nomor bab atau ayat kitab suci: Bab X , Pasal 5, Halaman 21
5) lambang bilangan dengan huruf: dua ratus dua puluh dua (222)
6) lambang bilangan tingkat: abad ke-20 atau abad XX
7) lambang bilangan yang mendapat akhiran an: tahun 90-an
8) lambang bilangan yang dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf kecuali dipakai berturut-turut:
Dia sudah tiga kali bertandang ke rumah saya.
Di antara 100 orang yang hadir, 60 orang setuju dan 40 orang tidak setuju.
9) lambang bilangan pada awal kalimat:
Seratus dua puluh orang selamat pada kecelakaan pesawat itu.
10) lambang bilangan utuh yang besar: 250 juta rupiah.
4. Pemakaian Tanda Baca
4.1 Tanda Titik (.)
Tanda titik dipakai pada:
1) akhir kalimat
Biarlah saya saja yang datang ke rumahnya.
2) di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar
II. Media Pembelajaran Bahasa
A. Media Grafis
B. Media Audio
C. Media Audio Visual
3) memisahkan angka jam, menit, dan detik atau menunjukkan jangka waktu
pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
1.35.20 ( 1 jam, 35 menit, 20 detik)
4) daftar pustaka
Djajasudarma, Fatimah T. 2006. Wacana: Pemahaman dan Hubungan
Antarunsur. Bandung: Refika Aditama.
5) memisahkan bilangan ribuan
Desa itu berpenduduk 30.200 orang.
6) tidak dipakai pada bilangan yang tidak menyatakan jumlah, judul, dan alamat
surat.
4.2 Tanda Koma (,)
Tanda koma dipakai:
1) di antara unsur-unsur dalam rincian atau pembilangan
Saya memasak sayur lodeh, ayam goreng, dan tempe bacem.
Satu, dua, tiga!
2) memisahkan klausa yang menggunakan tetapi atau melainkan
Azizan ingin datang, tetapi giginya sakit.
3) memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
Kalau hari hujan, Aulia tidak akan datang.
4) sesudah oleh karena itu, jadi, lagi pula, dan akan tetapi
Oleh karena itu, kita harus belajar dengan rajin.
5) sesudah kata seru seperti o, ya, wah, aduh, kasihan
O, begitu?
6) kalimat langsung
Kata Naja, Aku gembira sekali hari ini.
7) bagian-bagian dari alamat atau tempat yang berurutan
Sdr. Fahrieza Akbar Muhammad, Jalan Setiabudi 196, Bandung
8) daftar pustaka
Djajasudarma, Fatimah T. 2006. Wacana: Pemahaman dan Hubungan
Antarunsur. Bandung: Refika Aditama.
9) di antara nama orang dan gelar akademik
Fahrieza Akbar Muhammad, Ph.D.
10) untuk mengapit keterangan tambahan
Teman saya, Akbar, pintar dan baik sekali.
4.3 Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma dipakai:
1) untuk memisahkan bagian kalimat yang setara
Malam semakin larut, pekerjaan masih banyak.
2) sebagai pengganti kata penghubung
Yara membaca buku; Naja menggambar; Akbar mencoret-coret dinding.
4.4 Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua dipakai:
1) untuk pemerian
Untuk memasak sup, kita memerlukan: sayuran, daging, dan bumbu- bumbu.
2) pada teks drama
Santi: (memandang ke arah jendela) Harus ke mana aku sekarang
Setelah keluargaku mengusirku?
Dion: Jangan khawatir, kamu bisa tinggal di rumahku.
3) di antara jilid atau nomor halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab suci, di
antara judul dan anak judul, nama kota dan penerbit buku acuan pada karangan
Surah Yasin: 9
Buku Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur sudah saya baca.
4.5 Tanda Hubung (-)
Tanda hubung dipakai:
1) menyambung suku kata kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris
Di samping cara-cara baru, cara-cara yang lama ju-
ga masih manjur
. 2) menyambung kata dengan imbuhan pada pergantian baris
Senjata ini merupakan alat pertahan-
an yang sangat canggih.
3) menyambung unsur-unsur kata ulang: anak-anak, malam-malam, berlari-lari
4) menyambung huruf yang dieja satu-satu atau bagian-bagian tanggal
m-a-r-d-i-a-h
5-7-2007
5) memperjelas hubungan bagian-bagian kata
ber-evolusi
dua-puluh-lima-ribuan (1x25.000)
6) merangkai se- dengan kata yang dimulai huruf kapital, ke- dengan angka,
angka dengan an, singkatan berhuruf kapital, dan nama jabatan rangkap
se-Indonesia di-PHK-kan
hari-H Menteri-Sekretaris Negara
9
7) merangkai unsur bahasa Indonesia dan bahasa asing
di-smash men-judge
4.6 Tanda Pisah ()
Tanda pisah dipakai:
1) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan
Kemerdekaan bangsa itusaya yakin akan tercapaidiperjuangkan oleh
bangsa itu sendiri.
2) keterangan aposisi
Teman sayagadis yang berbaju merah itubaru pertama kali datang ke
sini.
3) berarti =sampai dengan atau =sampai ke
20002010
BandungJakarta
4.7 Tanda Elipsis ()
Tanda ellipsis dipakai:
1) dalam kalimat yang terputus-putus
Kalau begitu ya, marilah kita berangkat sekarang.
2) menunjukkan ada bagian yang dihilangkan
Sebab-sebab kemerosotan akan ditelit i lebih lanjut.
4.8 Tanda Tanya (?)
Tanda tanya dipakai:
1) pada akhir kalimat tanya
Siapa yang tidak hadir hari ini?
2) di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan
Dia berasal dari Lhokseumawe (?).
4.9 Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai pada ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi
yang kuat.
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Bersihkan kamarmu segera!
Merdeka!
4.10 Tanda Kurung Siku ( [] )
Tanda kurung siku dipakai:
1) mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi pada tulisan orang lain
Sang Dewi men[d]engar bunyi gemericik.
2) mengapit keterangan yang sudah bertanda kurung
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II
[lihat halaman 45] tidak dibicarakan) perlu dibentangkan di sini.
10
4.11 Tanda Petik ()
Tanda petik dipakai untuk:
1) mengapit petikan langsung yang berasal dari tulisan lain
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.
Kata Tita, Saya akan datang terlambat nant i malam.
2) mengapit judul syair, karangan, atau bab buku dalam kalimat
Sajak Berdiri Aku terdapat pada halaman 5 buku itu.
Bacalah Bola Lampu dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
3) mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau mempunyai arti khusus
Celana panjang model cutbray kembali populer sekarang ini.
4) mengapit ungkapan dengan arti khusus
Akbar sering disebut Si Jangkung karena postur tubuhnya itu.
4.12 Tanda Petik Tunggal (=)
Tanda petik tunggal dipakai:
1) mengapit petikan dalam petikan
Kamu dengar bunyi =kring-kring barusan? tanya Beti.
2) mengapit makna, terjemahan, penjelasan kata atau ungkapan asing
feed back balikan
4.13 Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring dipakai:
1) nomor surat, nomor alamat.dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam
dua tahun takwin
No. 15/PP/2007
Jalan Setrabudi II/11
tahun akademik 2007/2008
2) pengganti kata atau dan t iap
Paket ini akan dikirim lewat darat/laut?
Harga buku itu Rp25.000,00/eksemplar.
4.14 Tanda Penyingkat atau Apostrof (=)
Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun.
Adinda =kan pulang bulan ini ke Indonesia. (=kan = akan)
Malam =lah larut ketika dia datang. (=lah = telah)
Tepat 1 Juli 07 anak kami berusia 1 tahun.
5. Penulisan Unsur Serapan
Kaidah ejaan yang berlaku untuk unsur serapan adalah sebagai berikut ini.
1) aa menjadi a: octaaf oktaf
2) ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e: aerodinamics aerodinamika
3) ai tetap ai: trailer trailer
4) au tetap au: hydraulic hidraulik
5) c di muka a,u,o dan konsonan menjadi k: cubic kubik
6) c di muka e,i, oe, y menjadi s: central sentral
7) cc di muka o,u, konsonan menjadi k: accomodation akomodasi
8) cc di muka e,i menjadi ks: accent aksen
9) cch, ch di muka a,o, konsonan menjadi k: saccharin sakarin
charisma karisma
10) ch yang lafalnya s,sy menjadi s: echelon eselon
machine mesin
11) ch yang lafalnya c menjdi c: chek cek
12) e tetap e: effect efek
13) ea tetap ea: idealist idealis
14) ee menjadi e: systeem sistem
15) eo tetap eo: geometry geometri
16) f tetap f: fanatic fanatic
17) ie jika lafalnya i menjadi i: politiek politik
18) ie tetap ie jika lafalnya bukan i: patient pasien
19) oo menjadi o: komfoor kompor
20) ou jika lafalnya u: gouverneur gubernur
21) ph menjadi f: phase fase
22) ps tetap ps: psychiatry psikiatri
23) q menjadi k: aquarium akuarium
24) rh menjadi r: rhytm ritme
25) sc di muka e,I, y menjadi s: scenography senografi
26) t di muka i menjadi s jika lafalnya s: ratio rasio
27) th menjadi t: methode metode
28) u tetap u: unit unit
29) ua tetap ua: aquarium akuarium
30) uu menjadi u: vacuum vakum
31) v tetap v: television televise
32) xc di muka a, o, u, konsonan menjadi ksk: exclusive eksklusif
33) xc di muka e,I menjadi ks: exception eksepsi
34) y menjadi i jika lafalnya i: psychology psikologi
35) z tetap z: zodiac zodiac
36) aat menjadi at: advokaat advokat
37) age menjadi ase: elatage etalase
38) al, -eel, -aal menjadi al: formal, formeel formal
normal, normaal normal
39)-archy, -archie menjadi arki: anarchy, anarchie anarki
40) ary, -air menjadi er: primary, primair primer
41) (a)tion, -(a)tie menjadi asi, -si: action, actie aksi
42) ic, -ics, -ique,-iek, -ica menjadi ik, -ika logic, logica logika
physics, physica fisika
technique, techniek teknik
43) ic, -isch menjadi ik: mechanics, mekanik
mecanisch
44) ical menjadi is: practical praktis
12
45) ism menjadi isme: communism komunisme
46) ive menjadi if: descriptive deskriptif
47) logue menjadi log: dialogue dialog
48) logy menjadi logi: technology teknologi
49) loog menjadi log: analoog analog
50) oir(e) menjadi oar: trotoir trotoar
51) or menjadi ur, -ir inspector inspektur
52) or tetap or: dictator dictator
53) ty menjadi tas university universitas
54) ure menjadi ur: structure struktur

1. Pengertian Ejaan Yang Di Sempurnakan (EYD)


Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang distandardisasikan.
Lazimnya, ejaan mempunyai tiga aspek, yakni aspekfonologis yang menyangkut penggambaran
fonem dengan huruf danpenyusunan abjad aspek morfologi yang menyangkut
penggambaransatuan-satuan morfemis dan aspek sintaksis yang menyangkut penandaujaran tanda
baca (Badudu, 1984:7).Keraf (1988:51) mengatakan bahwaejaan ialah keseluruhan peraturan
bagaimana menggambarkanlambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana interrelasi
antaralambang-lambang itu (pemisahannya,penggabungannya) dalam suatubahasa.
Adapun menurut KBBI (1993:250) ejaan ialah kaidah-kaidah caramenggambarkan bunyi-bunyi
(kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuktulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Dengan demikian,secara sederhana dapat dikatakan bahwa ejaan adalah seperangkat kaidahtulis-
menulis yang meliputi kaidah penulisan huruf, kata, dan tandabaca.
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan
huruf miring, serta penulisan unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang
disempurnakan.Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang
menyempurnakan sebuah karya tulis.Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat
kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara
yang baik dan benar. Justru itu untuk memahami EYD sangatlah penting untuk mengetahui
pembahasan berikut ini .
A. Pelafalan
Salah satu hal yang diatur dalam ejaan ialah cara pelafalan atau cara pengucapan dalam bahasa
Indonesia. Pada akhir-akhir ini sering kita dengar orang melafalkan bunyi bahasa Indonesia dengan
keraguan. Keraguan yang dimaksud ialah ketidakteraturan pengguna bahasa dalam melafalkan
huruf. Kesalahan pelafalan dapat terjadi karena lambang (huruf) diucapkan tidak sesuai dengan
bunyi yang melambangkan huruf tersebut.
Kaidah pelafalan bunyi bahasa Indonesia berbeda dengan kaidah bunyi bahasa lain, terutama
bahasa asing, seperti bahasa Inggris, bahasa Belanda, dan bahasa Jerman. Dalam bahasa tersebut,
satu bunyi yang dilambangkan dengan satu huruf, misalnya /a/ atau /g/, dapat diucapkan dengan
berbagai wujud bunyi bergantung pada bunyi atau fonem yang ada di sekitarnya. Lain halnya
dengan bahasa Indonesia, ketentuan pelafalan yang berlaku dalam bahasa Indonesia cukup
sederhana, yaitu bunyi-bunyi dalam bahasa Indonesia harus dilafalkan sesuai dengan apa yang
tertulis. Tegasnya, lafal dalam bahasa Indonesia disesuaikan dengan tulisan.
Perhatikan contoh berikut!
-teknik Lafal yang salah: tehnik Lafal yang benar: teknik [t e k n i k]
-tegel Lafal yang salah: tehel Lafal yang benar: tegel [t e g e l]
-energi Lafal yang salah: enerhi, enersi, enerji Lafal yang benar: energi [e n e r g i]
Masalah lain yang sering muncul dalam pelafalan ialah mengenai singkatan kata dengan huruf.
Sebaiknya pemakai bahasa memperhatikan pelafalan yang benar seperti yang sudah dibakukan
dalam ejaan.
Perhatikan pelafalan berikut!
-TV Lafal yang salah: [tivi] Lafal yang benar: [t e ve]
-MTQ Lafal yang salah: [emtekyu], [emtekui] Lafal yang benar: [em te ki]
Hal yang perlu mendapat perhatian ialah mengenai pemakaian dan pelafalan huruf pada penulisan
dan pelafalan nama diri. Di dalam kaidah ejaan dikatakan bahwa penulisan dan pelafalan nama diri,
yaitu nama orang, badan hukum, lembaga, jalan, kota, sungai, gunung, dan sebagainya disesuaikan
dengan kaidah ejaan yang berlaku, kecuali kalau ada pertimbangan lain. Pertimbangan yang
dimaksud ialah pertimbangan adat, hukum, agama, atau kesejahteraan, dengan kebebasan memilih
apakah mengikuti Ejaan Republik (Soewandi) atau Ejaan yang Disempurnakan. Jadi, pelafalan nama
orang dapat saja diucapkan tidak sesuai dengan yang tertulis, bergantung pada pemilik nama
tersebut.
Demikian pula halnya dengan pelafalan unsur kimia, nama minuman, atau nama obat-obatan,
bergantung pada kebiasaan yang berlaku untuk nama tersebut. Jadi, pemakai bahasa dapat saja
melafalkan unsur tersebut tidak sesuai dengan yang tertulis. Hal tersebut memerlukan kesepakatan
lebih lanjut dari pakar yang bersangkutan.
Perhatikan contoh berikut!
- coca Lafal yang benar: cola [ko ka ko la]
- HCI Lafal yang benar: [Ha Se El]
- CO2 Lafal yang benar: [Se O2]
Kaidah pelafalan yang perlu dibicarakan di sini ialah pelafalan bunyi /h/. Pelafalan bunyi /h/ ada
aturannya dalam bahasa Indonesia. Bunyi /h/ yang terletak di antara dua vokal yang sama harus
dilafalkan dengan jelas, seperti pada kata mahal, pohon, luhur, leher, sihir. Bunyi /h/ yang terletak
di antara dua vokal yang berbeda dilafalkan dengan lemah atau hampir tidak kedengaran, seperti
pada kata tahun, lihat, pahit. Bunyi /h/ pada kata seperti itu umumnya dilafalkan dengan bunyi
luncur /w/ atau /y/, yaitu tawun, liyat, payit. Aturan ini tidak berlaku bagi kata-kata pungut karena
lafal kata pungut disesuaikan dengan lafal bahasa asalnya, seperti kata mahir, lahir, kohir, kohesi.
B. Pemakaian Huruf
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan menggunakan 26 huruf didalam abjadnya, yaitu
mulai dengan huruf /a/ sampai dengan huruf /z/. Beberapa huruf di antaranya, yaitu huruf /f/, /v/,
/x/, dan /z/, merupakan huruf serapan dan sekarang huruf-huruf tersebut dipakai secara resmi di
dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, pemakaian huruf itu tetap dipertahankan dan jangan
diganti dengan huruf lain.
Contoh:
- fakta tidak boleh diganti dengan pakta
- aktif tidak boleh diganti dengan aktip
- valuta tidak boleh diganti dengan paluta
- pasif tidak boleh diganti dengan pasip
- ziarah tidak boleh diganti dengan jiarah, siarah
Meskipun huruf-huruf serapan sudah dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia, harus kita ingat
ketentuan pemakaian huruf /q/ dan /x/. Huruf /q/ hanya dapat dipakai untuk nama istilah khusus,
sedangkan untuk istilah umum harus diganti dengan huruf /k/. Demikian pula huruf /x/ dapat
dipakai untuk lambang, seperti xenon, sinar x, x, + y. Huruf /x/ apabila terdapat pada tengan kata
dan akhir kata diganti dengan huruf gugus konsonan /ks/.
Contoh:
- Quran tetap ditulis Quran (nama)
- aquarium harus ditulis dengan akuarium
- quadrat harus ditulis dengan kuadrat
- taxi harus ditulis dengan taksi
- complex harus ditulis dengan kompleks
Huruf /k/ selain untuk melambangkan bunyi /k/, juga digunakan untuk melambangkan bunyi huruf
hamzah (glotal). Ternyata masih ada pengguna bahasa yang menggunakan tanda ain // untuk
bunyi hamzah (glotal) tersebut.
Contoh:
- tazim harus diganti dengan taksim
- maruf harus diganti dengan makruf
- dawah harus diganti dengan dakwah
- mamur harus diganti dengan makmur
C. Pemisahan Suku Kata
Setiap suku kata bahasa Indonesia ditandai oleh sebuah vokal. Huruf vokal itu dapat didahului
atau diikuti oleh huruf konsonan. Persukuan atau pemisahan suku kata biasanya kita dapati pada
penggantian baris, yaitu terdapat pada bagian akhir setiap baris tulisan. Pengguna bahasa tidak
boleh melakukan pemotongan kata berdasarkan kepentingan lain, misalnya mencari kelurusan baris
pada pinggir baris setiap halaman atau hanya untuk memudahkan pengetikan. Penulisan harus
mengikuti kaidah-kaidah pemisahan suku kata yang diatur dalam Ejaan yang Disempurnakan
seperti berikut ini.
1) Apabila di tengah kata terdapat dua vokal berurutan, pemisahan dilakukan di antara vokal
tersebut. Contoh:
Main ma-in, taat ta-at
1. Apabila di tengan kata terdapat dua konsonan berurutan, pemisahan dilakukan di antara kedua
konsonan tersebut. Contoh :
ambil am-bil undang un-dang
2. Apabila di tengan kata terdapat konsonan di antara dua vokal pemisahannya dilakukan sebelum
konsonan. Contoh:
bapak ba-pak sulit su-lit
3. Apabila di tengah kata terdapat tiga atau empat konsonan, pemisahannya dilakukan di antara
konsonan pertama dan konsonan kedua. Contoh:
bangkrut bang-krut instumen in-stru-men
4. Imbuhan termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk partikel yang biasanya ditulis
serangkai dengan kata dasarnya, penyukuannya dipisahkan sebagai satu kesatuan. Contoh:
minuman mi-num-an bantulah ban-tu-lah
5. Pada akhir baris dan awal baris tidak diperkenankan ada huruf yang berdiri sendiri, baik vokal
maupun konsonan. Contoh:
Salah Benar
ikut ju- ikut j-
ga uga
masalah masalah i-
tu itu
6. Tanda pemisah (tanda hubung) tidak diperkenankan diletakkan di bawah huruf dan juga tidak
boleh berjauhan dengan huruf, tetapi diletakkan di samping kanan huruf.
Contoh:
Salah Benar
pengam- pengam
bilan . bilan.
bela- bela -
jar jar

D. Penulisan Huruf
a. Penulisan Huruf Kapital

1 Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
.
Misalnya:
Dia membaca buku.
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
2 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
.
Misalnya:
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
Orang itu menasihati anaknya, "Berhati-hatilah, Nak!"
"Kemarin engkau terlambat," katanya.
"Besok pagi," kata Ibu, "dia akan berangkat."
3 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan
. dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam Quran
Kristen Alkitab
Hindu Weda
Allah
Yang Mahakuasa
Yang Maha Pengasih
Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-
Nya.

Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri


rahmat.

4 a Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
. . keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin
Haji Agus Salim
Imam Syafii
Nabi Ibrahim
b Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,
. dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Pada tahun ini dia pergi naik haji.
Ilmunya belum seberapa, tetapi lagaknya sudah sepertikiai.
5 a Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama
. . orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang
tertentu.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian
Gubernur Jawa Tengah
b Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang
. merujuk kepada bentuk lengkapnya.
Misalnya:
Sidang itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia.
Sidang itu dipimpin Presiden.
Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen.
c Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang
. tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tempat tertentu.
Misalnya:
Berapa orang camat yang hadir dalam rapat itu?
Devisi itu dipimpin oleh seorang mayor jenderal.
Di setiap departemen terdapat seorang inspektur jenderal.
6 a Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama orang.
. .
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage Rudolf Supratman
Halim Perdanakusumah
Ampere
Catatan:

( Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada de,van, dan der (dalam
1) nama Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da (dalam nama Portugal).
Misalnya:
J.J de Hollander
J.P. van Bruggen
H. van der Giessen
Otto von Bismarck
Vasco da Gama
( Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama
2) kata bin atau binti.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Ibrahim bin Adham
Siti Fatimah binti Salim
Zaitun binti Zainal

b Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan nama orang yang digunakan
. sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
pascal second Pas
J/K atau JK-1 joule per
Kelvin
N Newton

c Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan
. sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
mesin diesel
10 volt
5 ampere
7 a Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
. .
Misalnya:
bangsa Eskimo
suku Sunda
bahasa Indonesia
b Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa
. yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan
8 a Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.
. .
Misalnya:
tahun Hijria tarikh Mase
h hi
bulan Agust bulan Mauli
us d
hari Jumat hari Galung
an
hari Lebaran hari Natal

b Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama peristiwa sejarah.
.

Misalnya:
Perang Candu
Perang Dunia I
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
c Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak
. digunakan sebagai nama.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perangdunia.
9 a Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama diri geografi.
. .
Misalnya:
Banyuwangi AsiaTenggara
Cirebon AmerikaSerik
at
Eropa Jawa Barat

b Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama geografi yang diikuti
. nama diri geografi.
Misalnya:
Bukit Barisan Danau Toba
Dataran Tinggi Dieng Gunung Semeru
Jalan Diponegoro Jazirah Arab
Ngarai Sianok Lembah Baliem
Selat Lombok PegununganJayawija
ya
Sungai Musi Tanjung Harapan
Teluk Benggala Terusan Suez

c Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri geografi jika
. kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya.
Misalnya:
ukiran Jepara pempekPalemba
ng
tari Melayu sarung Mandar
asinan Bogor sate Mak Ajad

d Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti
. oleh nama diri geografi.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangisel berenang
at di danau

e Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama diri geografi yang
. digunakan sebagai penjelas nama jenis.
Misalnya:
nangka belanda
kunci inggris
petai cina
pisang ambon
1 a Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara,
0. . lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali
kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
Misalnya:

Republik Indonesia
Departemen Keuangan
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1972
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
b Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi
. negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi.
Misalnya:
beberapa badan hukum
kerja sama antara pemerintah dan rakyat
menjadi sebuah republik
menurut undang-undang yang berlaku
Catatan:
Jika yang dimaksudkan ialah nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga
ketatanegaraan, badan, dan dokumen resmi pemerintah dari negara tertentu, misalnya
Indonesia, huruf awal kata itu ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Pemberian gaji bulan ke 13 sudah disetujui Pemerintah.
Tahun ini Departemen sedang menelaah masalah itu.
Surat itu telah ditandatangani oleh Direktur.
1 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
1. terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan
judul karangan.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Dasar-Dasar Ilmu Pemerintahan
1 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata
2. ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata
tugas seperti di, ke, dari,dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah "Asas-Asas Hukum Perdata".
1 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
3. sapaan yang digunakan dengan nama diri.
Misalnya:
Dr. doktor
S.E. sarjana ekonomi
S.H. sarjana hukum
S.S. sarjana sastra
S.Kp. sarjana keperawatan
M.A. master of arts
M.Hu magister humaniora
m.
Prof. profesor
K.H. kiai haji
Tn. tuan

N nyonya
y.
S saudara
dr.

Catatan:
Gelar akademik dan sebutan lulusan perguruan tinggi, termasuk singkatannya, diatur
secara khusus dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 036/U/1993.
1 a Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
4. . seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, yang digunakan dalam
penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
Adik bertanya, "Itu apa, Bu?"
Besok Paman akan datang.
Surat Saudara sudah saya terima.
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Harto.
"Silakan duduk, Dik!" kata orang itu.
b Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
. kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
Dia tidak mempunyai saudara yang tinggal di Jakarta.
1 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan.
5.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?
Surat Anda telah kami terima dengan baik.
1 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata, seperti keterangan, catatan, dan
6. misalnya yang didahului oleh pernyataan lengkap dan diikuti oleh paparan yang berkaitan
dengan pernyataan lengkap itu

b.Penulisan Huruf Miring

1 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
. kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
Saya belum pernah membaca buku Negarakertagamakarangan Prapanca.
Majalah Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa.
Berita itu muncul dalam surat kabar Suara Merdeka.
Catatan:
Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk dalam
tulisan tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda petik.
2 Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
. kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Huruf pertama kata abad adalah a.
Dia bukan menipu, melainkan ditipu.
Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital.

Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan berlepas tangan.


3 a Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang
. . bukan bahasa Indonesia.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
Orang tua harus bersikap tut wuri handayani terhadap anak.
Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
Weltanschauung dipadankan dengan 'pandangan dunia'.
b Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya
. diperlakukan sebagai kata Indonesia.
Misalnya:
Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.
Korps diplomatik memperoleh perlakuan khusus.
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring
digarisbawahi.

E.Penulisan Kata

a. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu-kesatuan.
Contoh:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.
b. Kata turunan
1. Imbuhan (awalan,sisipan,akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh:bergeletar,dikelola,penatapan,menengok,mempermainkan.
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya:
bertepuk tangan,garis bawahi,menganak sungai,sebar luaskan
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
unsur , gabungan kata itu ditulis serangkai
Misalnya:
menggarisbawahi,menyebarluaskan,dilipatgandakan,penghancurleburan.
4. Jika salah satu unsure gabungan kata hanya dipakai dalamkombinasi,gabungankata
itu ditulis serangkai
Contoh:
antarkota,dasawarsa,adipati,audiogram,ekstrakurikuler,elektroteknik,introspeksi,semipropesional,da
n lain-lain.
c. Penulisan Kata Ulang

1 Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur-


. unsurnya.

Misalnya:
anak-anak mata-mata
berjalan- menulis-nulis
jalan
biri-biri mondar-
mandir
buku-buku ramah-tamah
hati-hati sayur-mayur
kuda-kuda serba-serbi
kupu-kupu terus-
menerus
lauk-pauk tukar-
menukar

Catatan:
( Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama saja.
1)
Misalnya:
surat kabar surat-surat kabar
kapal kapal-kapal
barang barang
rak buku rak-rak buku

( Bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya adjektiva ditulis dengan
2) mengulang unsur pertama atau unsur keduanya dengan makna yang berbeda.
Misalnya:
orang besar orang-orang besar
orang besar-besar
gedung gedung-gedung
tinggi tinggi
gedung tinggi-tinggi

2 Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang.


.
Misalnya:
kekanak-kanakan
perundang-undangan
melambai-lambaikan
dibesar-besarkan
memata-matai
Catatan:

Angka 2 dapat digunakan dalam penulisan bentuk ulang untuk keperluan khusus, seperti dalam
pembuatan catatan rapat atau kuliah.
Misalnya:
Pemerintah sedang mempersiapkan rancangan undang2 baru.
Kami mengundang orang2 yang berminat saja.
Mereka me-lihat2 pameran.
Yang ditampilkan dalam pameran itu adalah buku2 terbitan Jakarta.
Bajunya ke-merah2-an

d. Gabungan Kata

1 Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.
.
Misalnya:
duta besar model linear
kambing orang tua
hitam
simpang persegi panjang
empat
mata rumah sakit umum
pelajaran
meja tulis kereta api cepat luar
biasa

2 Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan
. menambahkan tanda hubung di antara unsur-unsurnya untuk menegaskan pertalian unsur
yang

bersangkutan.
Misalnya:
anak-istri Ali anak istri-Ali
ibu-bapak kami ibu bapak-kami
buku- buku sejarah-
sejarah baru baru

3 Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis


. serangkai.
Misalnya:
acapkali darmasisw puspawarn
a a
adakalanya darmawisa radioaktif
ta
akhirulkala dukacita saptamarga
m
alhamdulilla halalbihala saputangan
h l
apalagi hulubalang saripati
astagfirullah kacamata sebagaima
na
bagaimana kasatmata sediakala
barangkali kepada segitiga
beasiswa kilometer sekalipun
belasungka manakala sukacita
wa
bilamana manasuka sukarela
bismillah matahari sukaria
bumiputra padahal syahbandar
daripada peribahasa waralaba
darmabakti perilaku wiraswata
e. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya;-ku, -mu,
dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Apa yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
f. Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, sepertikepada dan daripada.
Misalnya:
Bermalam sajalah di sini.
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
Kawan-kawan bekerja di dalam gedung.
Dia berjalan-jalan di luar gedung.
Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Mari kita berangkat kekantor.
Saya pergi kesana kemari mencarinya.
Ia datang dari Surabaya kemarin.
Saya tidak tahu dari mana dia berasal.
Cincin itu terbuat dari emas.
Catatan:
Kata-kata yang dicetak miring di dalam kalimat seperti di bawah ini ditulis serangkai.
Misalnya:
Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
Dia lebih tua daripada saya.
Dia masuk, lalu keluar lagi.
Bawa kemari gambar itu.
Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.

F. Partikel

1 Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Apatah gunanya bersedih hati?
2 Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
.
Misalnya:
Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
Hendak pulang tengah malam pun sudah ada kendaraan.
Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
Jika Ayah membaca di teras, Adik pun membaca di tempat itu.
Catatan:
Partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Adapun sebab sebabnya belum diketahui.
Bagaimanapun juga, tugas itu akan diselesaikannya.
Baik laki laki maupun perempuan ikut berdemonstrasi.
Sekalipun belum selesai, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.
Walaupun sederhana, rumah itu tampak asri.
3 Partikel per yang berarti demi, tiap, atau mulai ditulis terpisah dari kata yang
. mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ke dalam ruang satu per satu.
Harga kain itu Rp50.000,00per helai.

Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.


Catatan:
Partikel per dalam bilangan pecahan yang ditulis dengan huruf dituliskan serangkai dengan
kata yang mengikutinya.

G. Angka dan Bilangan


Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata.Angka dipakai sebagai lambang bilangan atau
nomor.Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.

Angka 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
Arab :
Angka I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000),
Romawi : V (5.000), M (1.000.000)

1 Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf,
. kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau paparan.
Misalnya:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Koleksi perpustakaan itu mencapai dua juta buku.
Di antara 72 anggota yang hadir 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang tidak
memberikan suara.
Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50bus, 100 minibus,
dan 250 sedan.
2 Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika lebih dari dua kata, susunan kalimat
. diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis dengan huruf itu tidak ada pada awal kalimat.
Misalnya:
Lima puluh siswa kelas 6 lulus ujian.
Panitia mengundang 250 orang peserta.
Bukan:
250 orang peserta diundang Panitia dalam seminar itu.
3 Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah
. dibaca.
Misalnya:
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliarrupiah.
Dia mendapatkan bantuan Rp250 juta rupiah untuk mengembangkan usahanya.
Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya Rp10 triliun.
4 Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, dan isi; (b) satuan
. waktu; (c) nilai uang; dan (d) jumlah.

Misalnya:
0,5 tahun 1928
sentimeter
5 kilogram 17 Agustus
1945
4 meter 1 jam 20 menit
persegi
10 liter pukul 15.00
Rp5.000,00 10 persen
US$3,50* 27 orang
5,10*
100
2.000 rupiah

Catatan:
( Tanda titik pada contoh bertanda bintang (*) merupakan tanda desimal.
1)
( Penulisan lambang mata uang, seperti Rp, US$, , dan tidak diakhiri
2) dengan tanda titik dan tidak ada spasi antara lambang itu dan angka yang
mengikutinya, kecuali di dalam tabel.

5 Angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar.
.
Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No. 15
Jalan Wijaya No. 14
Apartemen No. 5
Hotel Mahameru, Kamar 169
6 Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
.
Misalnya:
Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surah Yasin: 9
Markus 2: 3
7 Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
.
a Bilangan utuh
.
Misalnya:
dua (12)
belas
tiga (30)
puluh
lima (500
ribu 0)

b Bilangan pecahan
.
Misalnya:
setengah (1/2)
seperenam (1/16)
belas
tiga perempat (3/4)
dua (0,2) atau
persepuluh (2/10)
tiga dua (3 2/3)
pertiga
satu persen (1%)
satu permil (1)

Catatan:
( Pada penulisan bilangan pecahan dengan mesin tik, spasi digunakan
1) di antara bilangan utuh dan bilangan pecahan.
( Tanda hubung dapat digunakan dalam penulisan lambang bilangan
2) dengan huruf yang dapat menimbulkan salah pengertian.

Misalnya:
20 2/ (dua puluh dua-pertiga)
3

22
/30 (dua-puluh-dua pertiga puluh)
20 15 (dua puluh lima-belas pertujuh
/17 belas)
150 2 (seratus lima puluh dua-pertiga)
/3
152
/3 (seratus-lima-puluh-dua pertiga)

8 Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.


.
Misalnya:
a pada awal abad XX (angka Romawi kapital)
. dalam kehidupan pada abad ke-20 ini (huruf dan angka Arab
pada awal abad kedua puluh (huruf)
b kantor di tingkat II gedung itu (angka Romawi)
. di tingkat ke-2 gedung itu (huruf dan angka Arab)
di tingkat kedua gedung itu (huruf)

9 Penulisan bilangan yang mendapat akhiran an mengikuti cara berikut. (Lihat juga
. keterangan tentang tanda hubung,
Misalnya:
lima lembar uang1.000- (lima lembar uang seribuan)
an
tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima
puluhan)
uang 5.000-an (uang lima-ribuan)

1 Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks (kecuali di
0. dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi).
Misalnya:
Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
Rumah itu dijual dengan harga Rp125.000.000,00.
1 Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
1.
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50(sembilan ratus ribu lima ratus
rupiah lima puluh sen).
Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas harus
dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban.
Dia membeli uang dolar Amerika Serikat sebanyak $5,000.00(lima ribu dolar).
Catatan:
( Angka Romawi tidak digunakan untuk menyatakan jumlah.
1)
( Angka Romawi digunakan untuk menyatakan penomoran bab (dalam
2) terbitan atau produk perundang-undangan) dan nomor jalan.
( Angka Romawi kecil digunakan untuk penomoran halaman sebelum Bab I
3) dalam naskah dan buku.

Anda mungkin juga menyukai