Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DRAINASE PERKOTAAN

Disusun Oleh :

MARHAEN THESYA SETIANTO


16.22.201.0020

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANG BUMI RUA JURAI
2018
1
BAB I

PENDAHULUAN

o Latar Belakang
Kota merupakan tempat bagi banyak orang untuk melakukan berbagai
aktivitas, maka untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya
harus ada sanitasi yang memadai, misalnya drainase. Dengan adanya
drainase tersebut genangan air hujan dapat disalurkan sehingga banjir dapat
dihindari dan tidak akan menimbulkan dampak gangguan kesehatan pada
masyarakat serta aktivitas masyarakat tidak akan terganggu.
Drainase merupakan suatu sistem untuk menyalurkan air hujan. Sistem
ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan
yang sehat, apalagi di daerah yang berpenduduk padat seperti di perkotaan.
Drainase juga merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai
sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen
penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya).
Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan airyang
berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu
kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah
dalam kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan suatu cara
pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta
cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air
tersebut. 2
o Tujuan
Tujuan dari tugas untuk memberikan persoalan kepada mahasiswa
sedemikian rupa sehingga mahasiswa tersebut dapat atau mampu untuk
merancang sistem penyaluran air dalam kota, dimana rancangan disesuaikan
dengan kriteria disain dan memenuhi kaidah-kaidah perencanaan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

o Definisi Drainase

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai


sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen
penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya).
Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau
mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk
mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Drainase
yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu
daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh
kelebihan air tersebut. Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah
satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam
rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih dan sehat.

Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem


drainase yang ada dikenal dengan istilah sistem drainase perkotaan. Berikut
definisi drainase perkotaan:
1. Drainase perkotaan yaitu ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian
pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan
sosial-budaya yang ada di kawasan kota;
2. Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air
dariwilayah perkotaan yang meliputi daerah permukiman, kawasan industri
danperdagangan, kampus dan sekolah, rumah sakit dan fasilitas umum,
lapanganolahraga, lapangan parkir, instalasi militer, listrik, telekomunikasi,
pelabuhanudara.
4
o Fungsi dan Tujuan Drainase Perkotaan
o Fungsi Drainase Perkotaan

Fungsi Drainase Perkotaan Secara Umum:


1. Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah
(konservasi air);
2. Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk
persediaan air dan kehidupan akuatik;
3. Mengeringkan bagian wilayah kota dari genangan sehingga tidak
menimbulkangangguan atau kerugian terhadap lingkungan;
4. Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat;
5. Melindungi prasarana dan sarana perkotaan yang sudah terbangun.

Fungsi Drainase Perkotaan Berdasarkan Fungsi Layanan


1. Sistem drainase lokal
Yang termasuk sistem drainase lokal adalah sistem drainase terkecil yang
melayanisuatu kawasan kota tertentu seperti komplek, areal pasar,
perkantoran, areal industry dan komersial. Pengelolaan sistem drainase
lokal menjadi tanggung jawabmasyarakat, pengembang atau instansi
terkait.
2. Sistem drainase utama
Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah saluran drainase
primer, sekunder,tersier beserta bangunan pelengkapnya yang menerima
aliran dari sistem drainaselokal. Pengelolaan sistem drainase utama
merupakan tanggung jawab pemerintah kota.

Fungsi Drainase Perkotaan Berdasarkan Fisiknya


1. Saluran primer
Saluran primier adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari
saluran sekunder dan/atau saluran tersier.Saluran primer bermuara di
badan penerima air.
5
2. Saluran sekunder
Saluran sekunder adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi
menerima aliran air dari saluran tersier dan limpasan air dari permukaan
sekitarnya, dan meneruskan air ke saluran primer.
3. Saluran Tersier
Saluran tersier adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran
drainase lokal dan meneruskan ke saluran sekunder/primer.
o Tujuan Drainase Perkotaan
Tujuan dibangunnya prasarana saluran drainase perkotaan adalah untuk :
1. menjamin kesehatan dan kesejahteraan masyarakat;
2. melindungi alam dan lingkungan seperti tanah, kualitas udara dan kualitas
air;
3. menghidari bahaya, kerusakan materil, kerugian dan beban-beban lain
yang disebabkan oleh amukan limpasan banjir;
4. memperbaiki kualitas lingkungan;
5. konservasi sumber daya air.

o Jenis-Jenis Drainase Perkotaan

Jenis-Jenis Drainase Perkotaan;


1. Saluran drainase regional (Makro)
Saluran drainase regional (Makro) yaitu saluran drainase yang berawal
dari luar batas administrasikota, hulunya berada relatif jauh dari bataskota,
lajur salurannya melintasi wilayahkota.
2. Saluran drainasekota (Mikro)
Saluran drainasekota (Mikro)yaitu saluran drainase yang mempunyai
hulu/awalan aliran berada di dalam wilayahkota. Saluran
drainasekotamungkin bermuara pada saluran drainase regional, baik yang
berada di wilayahkotamaupun yang berada di luar wilayah bataskota.
Salurankotayang bermuara di luar bataskota, bagian lajur yang berada di
luar bataskotadapat disebutlajur saluran drainase regional.
6
Saluran drainasekotadibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :
1. Drainase Mayor I, di mana mempunyai Luas Daerah Pengaliran (DPS)
lebih besar dari 100 Ha;
2. Drainase Mayor II, di mana mempunyai Luas Daerah Pengaliran (DPS) 50-
100 Ha;
3. Drainase Minor, di mana mempunyai Luas Daerah Pengaliran (DPS)-nya <
50 Ha. Drainase minor dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Saluran drainase induk, di mana mempunyai DPS antara 25-50 Ha, juga
dapat disebut saluran drainase primer.
b. Saluran drainase cabang, dimana mempunyai DPS antara 5-25 Ha, juga
disebut saluran drainase sekunder.
c. Saluran drainase awalan, di mana mempunyai DPS antara 0-5 Ha, juga
disebut saluran drainase tersier.

Sistem jaringan drainase perkotan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu :


1. Sistem Drainase Mayor
Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung
dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment
Area).Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai
sistem saluran pembuangan utama (major system) atau drainase
primer.Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan luas
seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-
sungai.Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode
ulang antara 5-10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak
diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.
2. Sistem Drainase Mikro
Sistem drainase mekro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap
drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan
7
hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro
adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar
bangunan, gorong-gorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya
dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar.

Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa
ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada.Sistem
drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem
drainase mikro.

o Faktor yang Berpengaruh pada Sistem Drainase Perkotaan

Banyak faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam


perencanaan, antara lain :
1. Peningkatan debit
Manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan
pendangkalan/penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan
saluran drainase menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung
debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan;
2. Peningkatan jumlah penduduk
Peningkatan jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari
pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu
diikuti oleh penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn
penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah cair
maupun pada sampah;
3. Amblesan tanah
Amblesan tanahdisebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan,
mengakibatkan beberapa bagian kota berada dibawah muka air laut
pasang;
4. Penyempitan dan pendangkalan saluran;
5. reklamasi;
6. limbah sampah dan pasang surut.
8
o Definisi dan Jenis-Jenis Perencanaan Sistem Drainase Perkotaan
1. Master Plan (Rencana Induk)
Master Plan (Rencana Induk) merupakan perencanaan yang menitik
beratkan tujuan jangka panjang dan memiliki ruang lingkup yang
luas.Master Plan juga merupakan perencanaan dasar secara menyeluruh
pada suatu daerah perkotaan untuk jangka panjang.
2. Feasibility Study (Studi Kelayakan)
Feasibility Study (Studi Kelayakan) merupakan rencana kegiatan yang
diusulkan yang memenuhi kriteria tertentu yang telah ditetapkan, seperti:
teknis, ekonomi dan lingkungan.
3. Detail Engineering Design (Rencana Teknik Detil)
Detail Engineering Design (Rencana Teknik Detil) merupakan rencana
teknik suatu prasarana pada suatu daerah perkotaan
o Definisi Perkotaan Berwawasan Lingkungan

Pada fasilitas penahan air hujan, berdasarkan fungsinya, terdapat dua pola
yang dipakai untuk menahan air hujan, yaitu:
1. Pola detensi (menampung air sementara),
Yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan sementara
untuk kemudian mengalirkannya ke badan air misalnya dengan membuat
kolam penampungan sementara untuk menjaga keseimbangan tata air.
2. Pola retensi (meresapkan)
Yaitu menampung dan menahan air limpasan permukaan sementara
sembari memberikan kesempatan air tersebut untuk dapat meresap ke
dalam tanah secara alami antara lain dengan membuat bidang resapan
(lahan resapan) untuk menunjang kegiatan konservasi air.

Pengelolaan drainase secara terpadu berwawasan lingkungan merupakan


rangkaian usaha dari sumber (hulu) sampai muara (hilir) untuk
membuang/mengalirkan hujan kelebihan melalui saluran drainase dan atau
sungai ke badan air (pantai/ laut, danau, situ, waduk dan bozem) dengan
9
waktu seoptimal mungkin sehingga tidak menyebabkan terjadinya masalah
kesehatan dan banjir di dataran banjir yang dilalui oleh saluran dan atau
sungai tersebut (akibat kenaikan debit puncak dan pemendekan waktu
mencapai debit puncak). Berbeda dengan prinsip lama, yaitu mengalirkan
limpasan air hujan ke badan air penerima secepatnya, drainase berwawasan
lingkungan bekerja dengan berupaya memperlambat aliran limpasan air
hujan.

Prinsipnya, air hujan yang jatuh ditahan dulu agar lebih banyak yang
meresap ke dalam tanah melalui bangunan resapan, baik buatan maupun
alamiah seperti kolam tandon, sumur-sumur resapan, biopori, dan lain-
lain.Hal ini dilakukan mengingat semakin minimnya persediaan air tanah dan
tingginya tingkat pengambilan air.

Pengembangan prasarana dan sarana drainase berwawasan lingkungan


ditujukan untuk mengelola limpasan permukaan dengan cara
mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan sesuai dengan kaidah
konservasi dan keseimbangan lingkungan. Konsep inilah yang ingin
mengubah paradigma lama dalam pembangunan drainase khususnya di
perkotaan.

o Lingkup Permasalahan Drainase Perkotaan di Kota Padang


1. Dimensi saluran drainase yang kecil, sehingga tidak dapat menampung
debit aliran hujan;
2. Elevasi bibir saluran pembuangan lebih tinggi dari permukaan jalan,
sehingga menyebabkan air hujan tidak dapat mengalir ke saluran drainase
dan menggenang di jalan;
3. Saluran pembuangan air tersumbat karena dipenuhi sampah;
4. Perencanaan geometrik jalan raya tidak baik;
5. Air Hujan, air limbah rumah sakit dan air limbah rumah tangga bercampur
dalam satu saluran;
10

6. Banyaknya sedimen pada saluran drainase;


7. Sistem perancangan drainase yang tidak optimal.

o Penanganan Permasalahan Drainase Perkotaan di Kota Padang


1. Dimensi saluran drainase diperbesar;
2. Meninggikan permukaan jalan atau merendahkan saluran air;
3. Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan,
apalagi ke dalam selokan;
4. Semua kebijakan publik harus melibatkan masyarakat, baik itu berupa
pembangunan fisik maupun non fisik. Sejak awal munculnya ide
pembangunan infrastruktur sampai dengan pengoperasiannya. Sehingga
masyarakat ikut serta dalam menjaga infrastruktur tersebut;
5. Limbah rumah sakit sebaiknya diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke
badan air;
6. Pengurasan dan pengerukan dilakukan secara berkala.
7. Koordinasi dan sinkronisasi antar komponen infrastruktur yang lain harus
terlaksana serta melibatkan instansi pengendali tata ruang. Contohnya
Koordinasi dan sinkronisasi antara pelaksana jalan raya dengan PLN
maupun PDAM. Sehingga tercipta keselarasan dalam pembangunan
seluruh infrastruktur.

11
BAB III
PENUTUP

o KESIMPULAN
1. Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang berguna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting
dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya).
Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan
air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang kelebihan
air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan
secara optimal;
2. Sistem perkotaan sebaiknya harus berwawasan lingkungan;
3. Permasalahan drainase perkotaan dikota Bandar Lampung
dikategorikan sudah menyeluruh disetiap wilayah. Perancangan
drainase yang kurang optimal menjadi permasalahan awal dan utama.
o SARAN
- Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila
ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang
jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa
yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
12

Anda mungkin juga menyukai