Anda di halaman 1dari 33

Ejaan & Tanda Baca

Fathimah, S.Gz.MKM.
Topik Bahasan

Sejarah perkembangan bahasa Indonesia

Pengertian & fungsi ejaan

Pengertian & fungsi tanda baca

Macam tanda baca & contohnya


Perkembangan Bahasa Indonesia

• Ejaan Van Ophuysen (1901) 


Sejarah y = j, u=oe
bahasa • Ejaan Republik (Ejaan
Soewandi) 1947 oe=u, ‘=k
Indonesia di
• Ejaan Melindo (1959)tj=c,
bagi dalam nj=ny
beberapa • Ejaan Yang Disempurnakan
periode yaitu (1972) dj=j, ch=kh, huruf
serapan : x (xenon), z(zakat)
Ejaan Bahasa Indonesia

Pengertian Ejaan
• Umum : keseluruhan ketentuan yang
mengatur pelambangan bunyi bahasa.
• Khusus : pelambangan bunyi-bunyi
bahasa dengan huruf demi huruf
maupun huruf yang telah disusun
menjadi kata, kelompok kata atau
kalimat.
Ejaan Bahasa Indonesia

Fungsi Ejaan

• Sebagai landasan pembakuan tata


bahasa
• Sebagai landasan pembakuan kosa kata
dan peristilahan bahasa
• Alat penyaring masuknya unsur-unsur
bahasa lain
• Membantu pemahaman pembaca di
dalam mencerna informasi yang
disampaikan secara tertulis.
Tanda Baca

Tanda baca : simbol yang tidak


berhubungan dengan fonem (suara)
atau kata dan frasa pada suatu
bahasa, melainkan berperan untuk
menunjukkan struktur dan organisasi
tulisan, intonasi dan jeda yang dapat
diamati sewaktu pembacaan.
Macam – Macam Tanda Baca

• Tanda titik ( . ) • Tanda Kurung Kurawal ( {...} )


• Tanda koma ( , ) • Tanda Kurung Lancip (<...>)
• Tanda titik koma ( ; ) • Tanda Elipsis ( . . . )
• Tanda titik dua ( : ) • Tanda petik (“ “)
• Tanda Hubung ( - ) • Tanda Petik Tunggal (‘ ‘)
• Tanda pisah ( ― ) • Tanda garis miring ( / )
• Tanda tanya ( ? ) • Tanda Garis Miring
• Tanda seru ( ! ) Terbalik (\)
• Tanda Kurung ( ( ) ) • Tanda Penyingkat atau
• Tanda Kurung Siku ( [ ] ) Apostrof ( ‘ )
• Tanda Kurung Ganda ( «...» ) • Tanda Ulang (….2)
Tanda Titik (.)
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan
pertanyaan atau seruan
• Contoh: Saya suka makan nasi.
• Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat
baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan
karya ilmiah.

Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.

• Contoh: A. A. Puspitarini George W. Bush


• Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Sheila Intan Pertiwi

Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan,


pangkat, dan sapaan.
• Contoh: Dr. (Doktor), Ny. (Nyonya), S.E. (Sarjana Ekonomi)

Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat
umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu
tanda titik.
• Contoh: dll. (dan lain-lain), dsb. (dan sebagainya), tgl. (tanggal)
• Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi,
dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.
Tanda Titik (.)
Tanda titik dibelakang huruf dalam suatu bagian ikhtisar atau daftar.
contoh:
I. Penyiapan Ulangan Umum.
A. Peraturan.
B. Syarat.

Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik
tidak dipakai pada akhir sistem desimal.
Contoh:
• 1.1
• 1.2
• 1.2.1

Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)

Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang
tidak menunjukkan jumlah.
contoh:
• Nama Akfina terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
• Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Intan.
Tanda Titik (.)
Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku
kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga-
lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat.
contoh: • Sekjen : (Sekretaris Jenderal) • UUD : (Undang-Undang Dasar)
• SMA : (Sekolah Menengah Atas) • WHO : (World Health Organization)

Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran,
timbangan, dan mata uang.
contoh: • Cu (Kuprum) • 52 cm • l (liter) • Rp 350,00

Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala
ilustrasi, tabel dan sebagainya.
contoh: • Latar Belakang Pembentukan • Sistem Acara

Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan
alamat penerima surat.
contoh: • Jalan Kebayoran 32 • Jakarta, 3 Mei 1997
• Yth.Sdri. Fiki
Jalan Istana 30
Surabaya
Tanda Koma ( , )
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
pemerincian atau pembilangan.
• Contoh:Saya mencuci baju, celana, dan sepatu.
• Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
• Contoh:Saya bergabung dengan Matapena, tetapi tidak aktif.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila
anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
• Contoh: • Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
• Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun
begitu, akan tetapi.

• Contoh:Oleh karena itu, kamu harus datang.


Tanda Titik Koma ( ; )

Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan


bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.

• Contoh: Matahari makin meninggi; Yulia belum bangun dari


tidurnya juga.

Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat


yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai
pengganti kata penghubung.

• Contoh: Ayah membaca Koran di ruang tamu; ibu


menyiapkan sarapan di dapur, Citra menonton tayangan
berita televisi.
Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
perincian.
Contoh:
• yang kita perlukan sekarang adalah barang-barang berikut: kursi, meja, dan lemari.

Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan perincian.
Contoh:
Ketua : Muthia sekretaris : Tantri bendahara : Retno

Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
laras : “Ika, apa yang terjadi di rumahmu?”
Ika : “Kucingku melahirkan.”

Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat
dalam kitab-kitab suci.
Contoh: (i) Tempo, I (1971), 34:7 (ii) QS. 2:3 (albaqoroh ayat 2)

Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau perincian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Tanda Hubung ( - )

Tanda hubung dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah
oleh pergantian baris.
Contoh: Pirara mengalami banyak peru-
bahan dalam kehidupannya.
- Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya tidak terdapat satu
huruf saja pada ujung baris.
Contoh: Menurut hakim masalah i-
tu akan segera diproses.

Tanda hubung dipakai untuk menyambung awalan dengan bagian kata dan
belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris.
Contoh: Kini ada cara baru meng-
ukur panas
akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal
baris.
Contoh: Kita harus mengharga-
i pendapat orang lain.
Tanda Hubung ( - )
Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, bolak-balik, melambai-lambai

Tanda hubung dipakai untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh: p-e-n-y-a-n-y-i

Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.


bandingkan: ber-evolusi dengan be-revolusi
• dua puluh lima-ribuan (20x5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1x25000).
• Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf
kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbuhan
atau kata.
Contoh: se-Yogyakarta, ber-SMA, hadiah ke-3, KTP-nya nomor 11111 tahun 90-an • bom-V2 sinar-X
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh: di-charter pen-tackle-an

Tanda hubung sebagai lambang matematika untuk pengurangan (tanda kurang).


Contoh: 52 – 35 =17
Tanda Pisah (—)

Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di
luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar

Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa
jarak.
Contoh: Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera

Tanda pisah menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih tegas.
Contoh:
• Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah
mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di
antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh: • 1918—1961 • Cepu—Yogyakarta • 15—24 Desember 1999
Tanda Tanya ( ? )

Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

• Contoh:
• Kapan Aufa pulang?
• Bapak menjemput Zulfa, bukan?

Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurang untuk menyatakan


bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.

• Contoh:
• Beliau keturunan darah biru (?).
• Berlian seharga 26 juta rupiah (?) hilang.
Tanda Seru (!)

• Tanda seru dipakai sesudah ungkapan


atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Contoh:
• Alangkah indahnya kota Yogyakarta!
• Tutup semua jendela!
• Merdeka!
Tanda Kurung ( (...) )

Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.


Contoh:
• Dalam rapat guru yang diadakan kemarin membahas tentang KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar) Madrasah Tsanawiyah Negeri Sleman.

Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Contoh:
• Keterangan itu (lihat Tabel 5) menunjukkan kemerosotan perekonomian desa Candiharjo.
• Novel Tetralogi Laskar Pelangi menceritakan kisah anak Bangka Belitung (suatu wilayah
yang terdapat di pulau Sumatra)

Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
• Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
• Korban kecelakaan itu berasal dari (kota) Purbalingga.
Tanda Kurung Siku ( [...] )

Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata


sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat
yang ditulis orang lain. Tanda yang menyatakan bahwa kesalahan
atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:
• Katanya, "[Vani] tidak datang ke sekolah hari ini".
• Sang putri men[d]engar bunyi gemersik.

Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas


yang sudah bertanda kurung.
Contoh:
• Persamaan kedua kasus ini (perbedaannya dituliskan di dalam
Bab III [lihat halaman 25-28]) perlu ditinjau kembali.
Tanda Kurung Ganda ( ((...)) )

• Biasa digunakan di bahasa pemrograman


komputer program dos atau program
under dos lainnya
Tanda Kurung Kurawal ( {...} )

Disebut juga Biasa digunakan


tanda dalam bahasa
kurung besar matematika
Tanda Kurung Lancip (<...>)

Kadang disebut juga tanda


kurung lancip atau tanda kurung
bersudut. Biasa digunakan di
bahasa komputer HTML.

Untuk tanda kurung kurawal dan


tanda kurung sudut tidak diatur
dalam EYD
Tanda Elipsis (....)

Tanda Elipsis menunjukkan


Tanda Elipsis dipakai dalam
bahwa dalam suatu kalimat
kalimat yang terputus-putus.
atau naskah ada bagian yang
Contoh:
dihilangkan.
• Kalau begitu … ya, marilah
Contoh:
kita berangkat sekarang
• Faktor-faktor kemunduran …
sebelum hujan turun.
akan dievaluasi lebih lanjut.
Tanda Petik ( "..." )
Tanda petik digunakan untuk menyatakan suatu
kalimat langsung atau kadang juga sebagai
penegasan.

• contoh: kata Erma, "Kita harus menyelesaikan makalah ini


segera!"

Tanda petik mengapit petikan langsung yang


berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan
tertulis lainnnya.

• Contoh: “Saya sudah siap” kata Qoory, “mari kita berangkat!”

Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau


bab buku yang dipakai dalam kalimat.

• Contoh: Bacalah “Karakteristik Ajaran Agama” dalam


buku Metodologi Studi Islam.
Tanda Petik ( "..." )
Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang
dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.

• Contoh: Kebanyakan remaja saat ini memakai celana “pensil”.

Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang


mengakhiri petikan langsung.

• Contoh: Kak Tino, “Saya pesan dua ”

Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di


belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang
dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.

• Contoh: Karena proporsi tubuhnya kecil, dia dijuluki “ si mungil”.


Tanda Petik Tunggal ( '...' )

Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang


tersusun dalam petikan lain.
Contoh:
• “Aku mendengar seseorang memanggil, ‘Sani, Sani’, dari
hutan itu,” ujar Riza.

Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit terjemahan,


ungkapan asing, atau penjelasan kata.
Contoh:
• Problem-Solving ‘pemecahan masalah’
• feed-back ‘balikan’
Dalam linguistik, tanda petik disebut mengapit makna.
Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata
"atau", “tiap”. Biasanya untuk dua kata yang bersinonim.
• Contoh: mengangkat/menjinjing. (dibaca: mengangkat atau
menjinjing)
• Harga rambutan itu Rp3.500,00/ikat. (dibaca: Harga rambutan itu
Rp3.500,00 tiap ikat)

Untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya, dalam hal ini
tanda "/" tidak dibaca.
• Contoh: RT/RW (dibaca: RTRW)

Tanda garis miring digunakan di dalam nomor surat

• Contoh: No. 53/PR/2009

Tanda garis miring digunakan sebagai lambang matematika


untuk pembagian (tanda bagi).
• Contoh: 72 / 8 = 9
Tanda Garis Miring Terbalik ( \ )

Tanda garis miring terbalik


dapat digunakan untuk :
URL: mysite\.com.
alamat IP: 64\.68\.82\.164
Homepage :
homepage\.com
Tanda Penyingkat (Apostrof) ( ' )

Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian


angka tahun.
Contoh:
• Pesawat selanjutnya ‘kan tiba setengah jam kemudian. (‘kan = akan)
• 24 April ’90. (’90 = 1990)
• Malam ‘lah larut. (‘lah = telah)
Tanda Ulang (...2)

Ditulis dengan menambahkan angka 2 atau 2 (pangkat 2) di akhir kata


yang seharusnya diulang, menandakan kata tersebut diulang dua kali.
Tanda penyingkatan ini tidak resmi. Kata yang berulang harus ditulis
penuh.
Contoh:
• Buku-buku (bukan "buku2")
• Saudara-saudara (bukan "saudara2")

Tanda ulang singkatan hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula,
dan tidak dipakai pada teks karangan.
Contoh:
• anak2 tidak berangkat ke sekolah bersama2
Tugas Individu

Analisis tanda baca satu artikel gizi minimal


1 halaman.
• Dikumpulkan sabtu 12 september 2015
pk.08.00 wib di 109.
• Artikel di print atau fotocopy dan analisis
tanda bacanya di kertas berbeda diketik
atau ditulis tangan.

Anda mungkin juga menyukai