Anda di halaman 1dari 28

Rata-rata harmonik (harmonic average) adalah rata-rata yang dihitung dengan cara mengubah

semua data menjadi pecahan, dimana nilai data dijadikan sebagai penyebut dan pembilangnya
adalah satu, kemudian semua pecahan tersebut dijumlahkan dan selanjutnya dijadikan sebagai
pembagi jumlah data. Rata-rata harmonik ini sering disebut juga dengan kebalikan dari rata-rata
hitung (aritmatik). Secara matematis rata-rata harmonik dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
H = rata-rata harmonik
n = jumlah data sampel
xi = nilai data ke-i

Contoh:
Suatu pertandingan bridge terdiri dari 10 meja. Pada pertandingan tersebut ingin diketahui rata-
rata lama bermain dalam 1 set kartu bridge. Pada pertandingan pertamanya dihitung lama
bermain untuk setiap set kartu di setiap meja. Hasilnya adalah sebagai berikut (dalam menit).

7, 6, 8, 10, 8, 8, 9, 12, 9, 11

Berapakah rata-rata harmonik lama pertandingan tersebut?

Jawab:
Dari rumus dapat dihitung rata-rata harmonik adalah sebagai berikut.

Hasil tersebut bisa dibuktikan dengan menggunakan Microsoft Excel di halaman Menghitung
Rata-rata Harmonik Dengan Microsoft Excel.
Rata-rata ukur (geometrik) adalah rata-rata yang diperoleh dengan mengalikan semua data
dalam suatu kelompok sampel, kemudian diakarpangkatkan dengan banyaknya data sampel
tersebut. Karena mengikuti proses akar pangkat, maka apabila terdapat unsur data yang bernilai
negatif maka rata-rata ukur tidak bisa dilakukan.

Berikut ini adalah rumus-rumus untuk menghitung rata-rata geometrik untuk data tunggal dan
data berkelompok.

1. Rumus Rata-rata Ukur pada Data Tunggal

Ada dua cara untuk menghitung rata-rata ukur yaitu dengan Cara Biasa dan dDengan
Logaritma. Pada prinsipnya penghitungan kedua metode tersebut adalah sama. Perbedaannya
adalah pada tingkat kesulitan pada proses penghitungannya.

Cara I: Cara Biasa


G=x1×x2×⋯×xn−−−−−−−−−−−−−−−√n=∏i=1nxi−−−−−√n
Penghitungan menggunakan Cara Biasa akan sulit dilakukan jika data yang digunakan banyak
dan nilainya besar. Hal ini karena hasil perkalian pada saat penghitungan akan menjadi sangat
besar. Oleh karena itu, untuk mengurangi hitungan yang terlalu besar maka digunakanlah
logaritma (Cara Kedua).

Cara II: Dengan Logaritma


log(G)=1n∑i=1nlog(xi)
Keterangan dari notasi kedua rumus di atas adalah G adalah rata-rata ukur (geometrik), n adalah
banyaknya sampel, ∑ adalah penjumlahan dan ∏ adalah perkaian. Kegunaan ∏ hampir sama
dengan ∑ (bedanya adalah ∑ digunakan untuk penjumlahan, sedangkan ∏ digunakan untuk
perkalian serta xi adalah nilai data ke-i.

Penerapan rumus rata-rata ukur dapat kita lihat pada penghitungan IPM: Cek artikelnya
di Metode Penghitungan Indeks Komposit IPM.

2. Rumus Rata-rata Ukur pada Data Berkelompok

Rumus rata-rata ukur untuk data berkelompok adalah.


log(G)=∑i=1kfi.log(xi)∑i=1kfi
dimana xi adalah titik tengah, k adalah banyaknya kelas dan fi frekuensi data kelas ke-i.

Hubungan dengan Rata-rata Aritmatik dan Rata-rata Harmonik

Misalkan G adalah rata-rata geometrik, X¯ adalah rata-rata aritmatik dan H adalah rata-rata
harmonik, maka nilai dari ketiga jenis rata-rata tersebut dalam suau kelompok data adalah
H≤G≤X¯
Contoh Soal No. 1

Diketahui data suku bunga tabungan beberapa bank adalah sebagai berikut.
6,75;5,75;6,50;6,25;6,25;6,10;5,70;5,90;6,25;5,60
Berapakah rata-rata ukur (geometrik) suku bunga bank-bank tersebut?

Jawab:

Rata-rata ukur (geometrik) bisa dihitung dengan menggunakan rumus cara pertama atau rumus
cara kedua. Cara penghitungannya adalah sebagai berikut.

Cara Pertama
G=6,75×5,75×⋯×5,60−−−−−−−−−−−−−−−−−−−√10=70757056,11−−−−−−−−
−−√10=6,095
Jika menggunakan rumus cara kedua, maka proses penghitungannya adalah sebagai berikut.

Cara Kedua
log(G)=log(6,75)+log(5,75)+⋯+log(5,60)10=0,829303773+0,759667845+⋯
+0,74818802710=0,7849769756
sehingga
G=100,7849769756=6,095
Penghitungan di atas dapat diselesaikan dengan Microsoft Excel. Lihat penyelesaiannya
di artikel: Menghitung Rata-rata Geometrik Dengan Microsoft Excel.

Contoh Soal No. 2

Hitunglah rata-rata ukur dari data berkelompok di bawah ini.


Kelas Interval Frekuensi
7-9 8
10-12 5
13-15 6
16-18 7
19-21 4

Jawab:

Pergunakan tabel di bawah ini untuk mempermudah penyelesaianya.


xi
fi
log(xi)
filog(xi)

8 8 0,9031 7,2247
11 5 1,0414 5,2070
14 6 1,1461 6,8768
17 7 1,2304 8,6131
20 4 1,3010 5,2041

30 ∑
33,1257

Dari tabel diperoleh ∑ki=1fi=30 dan ∑ki=1fi.log(xi)=33,1257. Dengan menggunakan rumus


rata-rata ukur data berkelompok maka
log(G)=33,125730=1,1043
sehingga
G=101,1042=12,7113
dengan demikian rata-rata ukurnya adalah 12,7116.
Rata-rata Hitung Data Berkelompok
Data berkelompok adalah data yang disajikan dalam bentuk kelas-kelas interval. Setiap kelas
biasanya memiliki panjang interval yang sama.

Ada tiga cara menghitung rata-rata data berkelompok, yaitu dengan menggunakan titik tengah,
menggunakan simpangan rata-rata sementara dan menggunakan kode (coding). Rumus ketiga
cara penghitungan rata-rata data berkelompok tersebut adalah sebagai berikut.

1. Menggunakan titik tengah (cara biasa)

x¯=∑i=1kfixi∑i=1kfi

  Menggunakan simpangan rata-rata sementara


x¯=x¯s+∑i=1kfidi∑i=1kfi
dimana di=x¯s−xi
 .
 Menggunakan pengkodean (coding)
x¯=x¯s+⎛⎝⎜⎜⎜⎜⎜∑i=1kfici∑i=1kfi⎞⎠⎟⎟⎟⎟⎟⋅p
Keterangan:
x¯ = rata-rata hitungdata berkelompok
x¯s = rata-rata sementara
fi = frekuensi data kelas ke-i
xi = nilai tengah kelas ke-i
ci = kode kelas ke-i
p
3. = panjang interval

Berikut ini diberikan contoh penggunaan ketiga metode di atas.

Sebanyak 21 orang pekerja dijadikan sampel dan dihitung tinggi badannya. Data tinggi badan
dibuat dalam bentuk kelas-kelas interval. Hasil pengukuran tinggi badan adalah sebagai
berikut.
Frekuensi
Tinggi Badan
(fi)
151 - 155 3
156 - 160 4
161 - 165 4
166 - 170 5
171 - 175 3
176 - 180 2

Hitunglah rata-rata tinggi badan pekerja dengan menggunakan titik tengah, simpangan rata-
rata sementara dan cara koding!

Jawab:

1. Menggunakan titik tengah (cara biasa)

Proses penghitungan rata-rata dengan menggunakan titik tengah dibantu dengan menggunakan
tabel di bawah ini.

Titik Tengah
Tinggi Badan
(xi)
Frekuensi
(fi)

fi⋅xi

151 - 155 153 3 459


156 - 160 158 4 632
161 - 165 163 4 652
166 - 170 168 5 840
171 - 175 173 3 519
176 - 180 178 2 356
Jumlah 21 3458

Dari tabel di atas diperoleh


∑i=1kfi=21∑i=1kfixi=3458
Dengan begitu dapat kita hitung rata-rata data berkelompok sebagai berikut.
x¯=345821=164,67
2. Dengan menggunakan simpangan rata-rata sementara

Sebelum menghitung rata-rata data berkelompok menggunakan simpangan rata-rata sementara,


kita terlebih dahulu menetapkan rata-rata sementaranya. Misalkan rata-rata sementara yang kita
tetapkan adalah 160. Selanjutnya kita bisa membuat tabel penghitungan sebagai berikut.

Titik Tengah
Tinggi Badan
(xi)
Frekuensi
(fi)
di=

160−xi
f1⋅di

151 - 155 153 3 -7 -21


156 - 160 158 4 -2 -8
161 - 165 163 4 3 12
166 - 170 168 5 8 40
171 - 175 173 3 13 39
176 - 180 178 2 18 36
Jumlah 21 98

Dari tabel di atas diperoleh


x¯s=160∑i=1kfi=21∑i=1kfidi=98
Hasil rata-rata hitung menggunakan simpangan rata-rata adalah
x¯=160+(9821)=160+4,67=164,67
3. Cara coding

Sama dengan menggunakan simpangan rata-rata sementara, sebelum menghitung rata-rata


dengan cara coding, kita juga harus menetapkan rata-rata sementara. Namun rata-rata sementara
yang kita tetapkan harus sama dengan salah satu nilai tengah salah satu kelas interval.

Misalkan kita menetapkan rata-rata sementara adalah nilai tengah kelas keempat, yaitu 168.
Dengan begitu kita bisa membuat tabel dan pengkodean seperti di bawah ini.

Titik Tengah
Tinggi Badan
(xi)
Frekuensi
(fi)
Coding
(ci)

f1⋅ci

151 - 155 153 3 -3 -9


156 - 160 158 4 -2 -8
161 - 165 163 4 -1 -4
166 - 170 168 5 0 0
171 - 175 173 3 1 3
176 - 180 178 2 2 4
Jumlah 21 -14

Pengkodean dimulai dari angka 0 untuk kelas interval dimana rata-rata sementara ditetapkan.
Kemudian dengan kelas sebelumnya berturut-turut menjadi angka negatif (-1, -2, -3 dan
seterusnya) menjauhi kelas rata-rata sementara. Berikutnya dengan kelas sesudahnya berturut-
turut pengkodeannya menjadi angka positif (1,2 3 dan seterusnya) menjauhi kelas rata-rata
sementara tersebut.

Dari tabel di atas diperoleh


x¯s=168∑i=1kfi=21∑i=1kfici=−14p=5
Hasil rata-rata hitung menggunakan coding adalah sebagai berikut.
x¯=168+(−1421)⋅5=168+(−3,33)=−164,67
Dari ketiga cara mencari rata-rata data berkelompok di atas, metode menggunakan titik tengah
atau cara biasa merupakan metode yang paling banyak digunakan karena proses
penghitungannya sangat mudah. Oleh karena itu untuk penghitungan-penghitungan selanjutnya
sangat disarankan untuk menggunakan tersebut.

Contoh Soal No. 1

Nilai mahasiswa jurusan statistika untuk mata kuliah statistik deskriptif adalah sebagai berikut.

Nilai Frekuensi
41 - 45 18
46 - 50 19
51 - 55 30
56 - 60 17
61 - 65 26
66 - 70 24
Nilai Frekuensi
71 - 75 28
76 - 80 35
81 - 85 20

Hitunglah rata-rata dari nilai mahasiswa tersebut!

Jawab:

Rumus yang digunakan untuk mencari rata-rata data berkelompok di atas adalah
x¯=∑i=1kfixi∑i=1kfi
Untuk menyelesaikannya dengan menggunakan rumus tersebut, kita harus mencari komponen-
komponen dari rumus tersebut yaitu komponen ∑ki=1fi dan komponen ∑ki=1fixi.

Nilai Titik Tengah


(Kelas Interval) (xi)
Frekuensi
(fi)
fi⋅xi

41 - 45 43 18 774
46 - 50 48 19 912
51 - 55 53 30 1590
56 - 60 58 17 986
61 - 65 63 26 1638
66 - 70 68 24 1632
71 - 75 73 28 2044
76 - 80 78 35 2730
81 - 85 83 20 1660
Jumlah 217 13966

Dari tabel di atas diperoleh komponen


∑i=1kfi=217 dan ∑i=1kfixi=13966
Dengan begitu dapat kita hitung rata-rata data berkelompok sebagai berikut.
x¯=∑i=1kfixi∑i=1kfi=13966217=64,36
Rata-rata nilai mahasiswa jurusan statistika untuk mata kuliah statistik deskriptif adalah 64,36.

Contoh Soal No. 2

Sebanyak 30 pelajar dikelompokkan menurut kelompok umur seperti tabel berikut.


Kelompok Umur Banyaknya Pelajar
7-9 8
10 - 12 5
13 - 15 6
16 - 18 7
19 - 21 4

Hitunglah rata-rata umur para pelajar tersebut!

Jawab:

Tentukan titik tengah setiap kelas interval terlebih dahulu, kemudian kalikan dengan banyaknya
pelajar (frekuensi).

Kelompok Umur Titik Tengah


Kelas Interval (xi)
Banyaknya Pelajar
(Frekuensi fi
) (fi⋅xi)

7-9 8 8 64
10 - 12 11 5 55
13 - 15 14 6 84
16 - 18 17 7 119
19 - 21 20 4 80
Jumlah 30 402

Dari tabel diperoleh


∑i=1kfi=30∑i=1kfixi=402
Selanjutnya kita bisa menghitung rata-rata
x¯=∑i=1kfixi∑i=1kfi=40230=13,4
Dengan demikian rata-rata umur para pelajar adalah 13,4.
Kuartil, Rata-rata Ukur, dan Rata-rata Harmonik
29 Sep

STATISTIKA EKONOMI I

BAB V

KUARTIL,RATA-RATA UKUR DAN RATA-RATA HARMONIK

KUARTIL
Kuartil (K) adalah nilai-nilai yang membagi serangkaian data atau suatu frekuensi menjadi empat
bagian yang sama.

Menurut Sudijono, 2006:112. Dalam dunia statistik, yang dimaksud dengan kuartil ialah titik atau
skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi kedalam empat bagian yang sama besar,
yaitu masing-masing sebesar 1/4N.

Dalam buku Suharyadi dan Purwanto SH, Kuartil diartikan sebagai ukuran letak yang membagi
data yang telah diurutkan atau data yang berkelompok menjadi 4 bagian sama besar atau setiap
bagian dari kuartil sebesar 25%. Kuartil 1 (K1) membagi data sebelah kiri sebesar25% dan sebelah
kanan 75%. Kuartil 2 (K2) membagi data menjadi 2 bagian yang sama yaitu sisi kanan dan sisi
kiri sebesar 50%, jika kurva berbentuk simetris maka K2 sama dengan Median. K3 membagi data
sebelah kiri sebesar 75% dan sebelah kanan 25%.

RUMUS

Untuk mencari Q1,Q2 dan Q3 digunakan rumus sebagai berikut:

 untuk data tunggal

Qn = 1 + ( n/4N-fkb)
fi

 untuk data kelompok

Qn = 1 + (n/4N-fkb)x i

Fi

Keterangan :

 Qn = kuartil yang ke-n. karena titik kuartil ada tiga buah, maka n dapat diisi dengan bilangan:
1,2, dan 3.
 1 = lower limit ( batas bawah nyata dari skor atau interval yang mengandung Qn).
 N= Number of cases.
 Fkb= frekuensi kumulatif yang terletak dibawah skor atau interval yang mengandung Qn.
 Fi= frekuensi aslinya (yaitu frekuensi dari skor atau interval yang mengandung Qn).
 i= interval class atau kelas interval.

Catatan:

 istilah skor berlaku untuk data tunggal.


 istilah interval berlaku untuk data kelompok.

Contoh perhitungan kuartil untuk data tunggal

Misalkan dari 60 orang siswa MAN Jurusan IPA diperoleh nilai hasil EBTA bidang studi Fisika
sebagaimana tertera pada table distribusi frekuensi berikut ini. Jika kita ingin mencari Q1, Q2,
dan Q3 (artinya data tersebut akan kita bagi dalam empat bagian yang sama besar), maka proses
perhitungannya adalah sebagai berikut:

Table 3.11. Distribusi frekuensi nilai hasil Ebta dalam bidang studi fisika dari 60 orang siswa
MAN jurusan ipa, dan perhitungan Q1, Q2, dan Q3.

Nilai (x) F Fkb


46 2 60
45 2 58
44 3 56
43 5 53
42 F1 (8) 48
41 10 20
40 F1 (12) 30
39 F1 (6) 18
38 5 12
37 4 7
36 2 3
35 1 1

 Titik Q1= 1/4N = ¼ X 60 = 15 ( terletak pada skor 39). Dengan demikian dapat kita ketahui: 1=
38,50; fi = 6; fkb = 12

Q1= 1 + ( n/4N-fkb) = 38,50 +(15-12)

Fi 6

= 38,50 +0,50

= 39

 Titik Q2= 2/4N = 2/4 X 60 = 30 ( terletak pada skor 40). Dengan demikian dapat kita ketahui: 1=
39,50; fi = 12; fkb = 18

Q2 = 1 + ( n/4N-fkb) = 39,50 +(30-18)

Fi 12

= 39,50 +1,0

= 40,50

 Titik Q3= 3/4N = 3/4 X 60 = 45 ( terletak pada skor 42). Dengan demikian dapat kita ketahui: 1=
41,50; fi = 8; fkb = 40

Q3 = 1 + ( n/4N-fkb) = 41,50 +(45-40)

Fi 8

= 41,50+ 0,625

= 42,125

Contoh perhitungan kuartil untuk data kelompok

Misalkan dari 80 orang siswa MAN jurusan IPS diperoleh skor hasil EBTA dalam bidan studi tata
buku sebagaimana disajikan pada tabel distribusi frekuensi beikut ini ( lihat kolom 1 dan 2). Jika
kita ingin mencari Q1, Q2, dan Q3, maka proses perhitungannya adalah sebagai berikut:

 Titik Q1= 1/4N = ¼ X 80 = 20 ( terletak pada interval 35-39). Dengan demikian dapat kita ketahui:
1= 34,50; fi = 7; fkb = 13, i= 5.
Q1 = 1 + ( n/4N-fkb) Xi = 34,50 +(20-13) X5

Fi 7

= 34,50 +5

= 39,50

 Titik Q2= 2/4N = 2/4 X 80 = 40 ( terletak pada interval 45-49). Dengan demikian dapat kita
ketahui: 1= 44,50; fi = 17; fkb = 35, i= 5.

Q1 = 1 + ( n/4N-fkb) Xi = 44,50 +(40-35) X5

Fi 17

= 44,50 +1.47

= 45,97

 Titik Q3= 3/4N = 3/4 X 80 = 60 ( terletak pada interval 55-59). Dengan demikian dapat kita
ketahui: 1= 54,50; fi = 7; fkb = 59, i= 5.

Q1 = 1 + ( n/4N-fkb) Xi = 54,50 +(55-59) X5

Fi 7

= 54,50 + 0,71

= 55,21

Tabel 3.12. distribusi frekuensi skor-skor hasil EBTA bidang studi tata buku dari 80 orang siswa
man jurusan ips, berikut perhitungan Q1,Q2, dan Q3.

Nilai (x) F Fkb


70-74 3 80

65-69 5 77

60-64 6 72

55-59 7 66

50-54 7 59

45-49 17 52
40-44 15 35

35-39 7 20

30-34 6 13

25-29 5 7

20-24 2 2
Total 80= N –

Diantara kegunaan kuartil adalah untuk mengetahui simetris (normal) atau a simetrisnya suatu
kurva. Dalam hal ini patokan yang kita gunakan adalah sebagai berikut:

1. Jika Q3-Q2 = Q2- Q1 maka kurvanya adalah kurva normal.


2. Jika Q3-Q2 > Q2- Q1 maka kurvanya adalah kurva miring/ berat ke kiri(juling positif).
3. Jika Q3-Q2 < Q2- Q1 maka kurvanya adalah kurva miring/ berat ke kanan(juling negatif).

DESIL
DESIL

Desil adalah ukuran letak yang membagi data yang telah diurutkan atau data berkelompok
menjadi 10 bagian yang sama besar, atau setiap bagian dari desil sebesar 10%.

Rumus Ukuran Letak


Ukuran Letak
Data Tunggal Data Berkelompok

Desil 1 (D1) [1(n+1)]/10 1n/10

Desil 2 (D2) [2(n+1)]/10 2n/10

…. … …

Desil 9 (D9) [9(n+1)]/10 9n/10

CONTOH SOAL

Berikut ini adalah data upah dari 13 karyawan dalam ribuan rupiah, yaitu 40, 30, 50, 65, 45, 55,
70, 60, 80, 35, 85, 95, 100, (n = 13). Cari nilai D1. D2, dan D9.

PENYELESAIAN

D1 = nilai ke 1(13 + 1)
10

= nilai ke-14/10

= nilai ke-14/10, berarti X1 + 4/10(X2 – X1)

= 30 + 4/10(35 – 30)

= 32

D2 = nilai ke 2(13 + 1)

10

= nilai ke-28/10, berarti X2 + 8/10 (X3 – X2)

= 35 + 8/10 (40 – 35)

` = 39

D9 = nilai ke 9(13 + 1)

10

= nilai ke-126/10, berarti X12 + 6/10 (X13 – X12)

= 95 + 6/10 (100 – 95)

= 98

Rumus Desil data berkelompok

Rumus Desil :

Keterangan :

 D = desil ke-i
 n = banyak data
 F = frekuensi kumulatif kelas sebelum kelas desil
 f = frekuensi kelas desil
 b = tepi bawah kelas
 l = lebar kelas

PRESENTIL
Presentil adalah ukuran letak yang membagi data yang telah diurutkan atau data yang
berkelompok menjadi 100 bagian yang sama besar, atau setiap bagian dari desil sbesar 1%.

Rumus Ukuran Letak


Ukuran Letak
Data Tunggal Data Berkelompok

Presentil 1 (P1) [1(n+1)]/100 1n/100

Presentil 2 (P2) [2(n+1)]/100 2n/100

…. … …

Presentil 99 (D9) [99(n+1)]/100 99n/100

Apabila data sudah disusun mulai dari yang terkecil (X1) sampai yang terbesar (Xn), maka
rumus persentil adalah sebagai berikut :

i(n + 1)

100

Pi = nilai yang ke , i = 1, 2, …, 99

Untuk data berkelompok

Keterangan :

 Pi = persentil ke-i
 b = tepi bawah
 n = banyaknya data
 F = frekuensi kumulatif kelas sebelum kelas persentil
 f = frekuensi kelas persentil
 l = lebar kelas

Contoh penggunaan rumus yang hampir sama dengan sedikit perubahan dalam rumus yang
disebutkan….

Menentukan Presentil 40 dari tabel berikut.. tabel nilai siswa kelas XII IPS

Maka dapat dihasilkan sebagai berikut…


RATA-RATA UKUR
Rata-Rata Ukur (Geometric Mean)

Untuk gugus data positif x1, x2, …, xn, rata-rata geometrik adalah akar ke-n dari hasil perkalian
unsur-unsur datanya. Secara matematis dapat dinyatakan dengan formula berikut:

Keterangan:
U = rata-rata ukur (rata-rata geometrik)
n = banyaknya sampel
Π = Huruf kapital π (pi) yang menyatakan jumlah dari hasil kali unsur-unsur data.
Rata-rata geometrik sering digunakan dalam bisnis dan ekonomi untuk menghitung rata-rata
tingkat perubahan, rata-rata tingkat pertumbuhan, atau rasio rata-rata untuk data berurutan tetap
atau hampir tetap atau untuk rata-rata kenaikan dalam bentuk persentase.

1. Rata-Rata Ukur data Tunggal

Contoh 1:
Berapakah rata-rata ukur dari data 2, 4, 8?

Jawab:

atau:

2. Rata-Rata Ukur Distribusi Frekuensi

keterangan

 xi = tanda kelas (nilai tengah)


 fi = frekuensi yang sesuai dengan xi
Contoh 2:
Tentukan rata-rata ukur dari tabel distribusi frekuensi pada Contoh 3 di atas!

Jawab:

Kelas ke- Nilai Ujian fi xi log xi fi.log xi

1 31 – 40 2 35.5 1.5502 3.1005

2 41 – 50 3 45.5 1.6580 4.9740

3 51 – 60 5 55.5 1.7443 8.7215

4 61 – 70 13 65.5 1.8162 23.6111

5 71 – 80 24 75.5 1.8779 45.0707

6 81 – 90 21 85.5 1.9320 40.5713

7 91 – 100 12 95.5 1.9800 23.7600

8 Jumlah 80 149.8091

Rata-Rata Harmonik
Rata-rata harmonik dari suatu kumpulan data x1, x2, …, xn adalah kebalikan dari nilai rata-rata
hitung (aritmetik mean). Secara matematis dapat dinyatakan dengan formula berikut:

Secara umum, rata-rata harmonik jarang digunakan. Rata-rata ini hanya digunakan untuk data yang
bersifat khusus. Misalnya,rata-rata harmonik sering digunakan sebagai ukuran tendensi sentral
untuk kumpulan data yang menunjukkan adanya laju perubahan, seperti kecepatan.

1. Rata-Rata Harmonik data Tunggal

Contoh 1:Si A bepergian pulang pergi. Waktu pergi ia mengendarai kendaraan dengan kecepatan
10 km/jam, sedangkan waktu kembalinya 20 km/jam. Berapakah rata-rata kecepatan pulang pergi?

Jawab:Apabila kita menghitungnya dengan menggunakan rumus jarak dan kecepatan, tentu
hasilnya 13.5 km/jam!
Apabila kita gunakan perhitungan rata-rata hitung, hasilnya tidak tepat!
Pada kasus ini, lebih tepat menggunakan rata-rata harmonik:

2. Rata-Rata Harmonil Distribusi Frekuensi

Contoh 2:
Berapa rata-rata Harmonik dari tabel distribusi frekuensi pada table berikut

Jawab:

Kelas ke- Nilai Ujian fi xi fi/xi

1 31 – 40 2 35.5 0.0563
2 41 – 50 3 45.5 0.0659
3 51 – 60 5 55.5 0.0901
4 61 – 70 13 65.5 0.1985
5 71 – 80 24 75.5 0.3179
6 81 – 90 21 85.5 0.2456
7 91 – 100 12 95.5 0.1257
8 Jumlah 80 1.1000
1. Rumus Rataan Hitung (Mean)
Rata-rata hitung atau mean memiliki perhitungan dengan cara membagi jumlah
nilai data dengan banyaknya data. Rata-rata hitung disebut dengan mean.

a) Rumus Mean dari Data Tunggal

b) Rumus Mean Untuk Data yang Disajikan Dalam Distribusi Frekuensi.

Dengan : fixi = frekuensi untuk nilai xi yang bersesuaian


xi = data ke-i

c) Rumus Mean Gabungan


2. Rumus Modus

a. Data yang belum dikelompokkan

Modus dari data yang belum dikelompokkan adalah ukuran yang memiliki
frekuensi tertinggi. Modus dilambangkan mo.
b. Data yang telah dikelompokkan

Rumus Modus dari data yang telah dikelompokkan dihitung dengan rumus:

Dengan : Mo = Modus
L = Tepi bawah kelas yang memiliki frekuensi tertinggi (kelas modus) i = Interval
kelas
b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat
sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat
sesudahnya

3. Rumus Median (Nilai Tengah)

a) Data yang belum dikelompokkan


Untuk mencari nilai median, data harus dikelompokan terlebih dahulu dari yang
terkecil sampai yang terbesar.
b) Rumus Data yang Dikelompokkan

Dengan : Qj = Kuartil ke-j


j = 1, 2, 3
i = Interval kelas
Lj = Tepi bawah kelas Qj
fk = Frekuensi kumulatif sebelum kelas Qj
f = Frekuensi kelas Qj
n = Banyak data

4. Rumus Jangkauan ( J )
Rumus jangkauan yaitu selisih antara nilai data terbesar dengan nilai data
terkecil.

5. Rumus Simpangan Quartil (Qd)


Rumus simpangan quartil yaitu:

6. Rumus Simpangan baku ( S )


Menentukan rumus simpangan baku yaitu dengan cara:

7. Rumus Simpangan rata – rata (SR)

8. Rumus Ragam (R)

Contoh soal statistika


Tabel 1.1 dibawah ini:
Jawab :

Contoh soal sederhana:


Berikut ini terdapat data nilai matematika siswa kls VII.A,
andi 85
audi 90
dessy 75
fany 68
hariz 70
joko 80
sinta 75
umaima 74
zeckry 82
Tentukan nilai mean, median, dan modus dari data tersebut.?

Penyelesaian:
urutkan data-data tersebut terlebih dahulu berdasarkan nilai dari terendah hingga
teritnggi,
68
70
74
75
75
80
82
85
90
diketahui jmlh anak (n)= 9 org, maka
jumlah nilai= 68+70+74+75+75+80+82+85+90= 699

Mean= 699/9 = 77,667


Jadi, nilai rata-rata siswa kls VII.A untuk pelajaran matematika = 77,667

Median= nilai tengah dari kelompok data tersebut adalah nilai 75


Modus= terdapat 2 nilai 75 dalam kelompok data, sehingga modus= 75

Anda mungkin juga menyukai