Anda di halaman 1dari 35

TUGAS SEMESTER PENDEK

Mata Kuliah: Ilmu Dasar Kepewaratan I

Dosen: Puji Setya Rini, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun Oleh:

Nama: Putri Juliantri

Nim: 21119075

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


IKesTMP MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2020-2021
DAFTAR ISI

Cover.................................................................................................................

Daftar isi............................................................................................................

Kata pengantar..................................................................................................

Penugasan 1.......................................................................................................

Penugasan 2.......................................................................................................

Daftar pustaka...................................................................................................
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya


berupa kesehatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan “TUGAS
SMESTER PENDEK (SP)” pada waktu yang telah ditentukan.

Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Dosen Ibu Puji Satya Rini
S,Kep.,Ns.,M.Kes. yang telah memberikan materi dan mengajari saya 1 semester ini.

Semoga tugas semester pendek yang telah penulis susun ini turut
memperkaya khazanah ilmu keperawatan sera bisa menambah ilmu pengetahuan pada
umumnya dan penulis pada khususnya

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa ada ssuatu yag sempurna


dan penulis menyadari bahwa “TUGAS SEMESTER PENDEK” masih jauhdari kata
sempurna. Apabila ada kesalahan dan kekurangan dan dimana saya akan memperbaiki
kesalahan dan kekurangan tersebut.

Palembang, 03 September 2020

Penulis
PENUGASAN 1

COURSE STUDY GUIDE

TUTORIAL SEMESTER I KELAS REGULER

KASUS 1

DISUSUN OLEH :
1. Marisa Sugandi
2. Miranda
3. Muhamad Gani
4. Nanda Williansyah
5. Nova Putri Nadia
6. Nurisah Fadilah
7. Pinkan Fadilla
8. Putri Juliantri
9. Rabi’ah Aladawiyah
10. Refi Indri Valensi
11. Reni Rahmawati

MATA KULIAH : IDK I

Penanggung Jawab MK: Puji Setya Rini, S.Kep.,Ns.,M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2019-2020
PETUNJUK TEKNIS TUTORIAL

Dalam modul ini terdapat skenario kasus IDK I. Mahasiswa dibagi dalam
kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari sekitar 10 orang sampai 13
orang mahasiswa dan dibimbing oleh seorang tutor sebagai fasilitator. Dalam diskusi
tutorial perlu ditunjuk satu orang sebagai ketua diskusi dan satu orang sebagai
sekretaris, keduanya akan bertugas sebagai pimpinan diskusi. Ketua diskusi dan
sekretaris ditunjuk secara bergiliran untuk setiap skenario agar semua mahasiswa
mempunyai kesempatan berlatih sebagai pemimpin dalam diskusi. Oleh karena itu
perlu dipahami dan dilaksanakan peran dan tugas masing-masing dalam tutorial
sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Sebelum diskusi dimulai tutor akan membuka diskusi dengan perkenalan antara
tutor dengan mahasiswa dan antara sesama mahasiswa. Setelah itu tutor menyampaikan
aturan main dan tujuan pembelajaran secara singkat. Ketua diskusi dibantu sekretaris
memimpin diskusi dengan menggunakan 7 langkah atau sevenjumps untuk
mendiskusikan masalah yang ada dalam skenario.

URAIAN TUGAS
1. Tugas Tutor
 Memfasilitasi jalannya diskusi
 Tidak boleh menyalahkan atau membenarkan pendapat mahasiswa
 Tidak berperan sebagai pakar/memberi minilecture
 Memastikan tujuan pembelajaran (LO) tercapai
 Memberikan penilaian terhadap jalannya diskusi
2. Tugas Ketua
 Memastikan anggota duduk urut sesuai daftar presensi
 Menunjuk1scriberdan1sekretaris
 Membukadiskusitutorial
 Mempersilakan tutor memperkenalkan diri
 Baca skenario
 Berpartisipasi aktif dalam diskusi
 Memimpin jalannya diskusi
 Sebagai timekeeper
 Memastikan seluruh anggota berpartisipasi aktif dalam diskusi
 Memberitahu UPK bila tutor belum datang
 Menyimpulkan hasil diskusi
 Memberi kesempatan tutor memberikan umpan balik
3. Tugas Scriber
 Turut berpartisipasi aktif dalam diskusi
 Membuat catatan dipapan tulis mengenai intisari pendapat setiap anggota
kelompok (step by step)
 Mengkategorikan hasil curah pendapat sesuai dengan topiknya.
Dalam mencatat, cukup tulis inti pembicaraan, gunakan simbol berupa panah,
singkatan, gambar bila perlu.
 Hindari menulis seluruh kata-kata yang diucapkan/memperlambat proses diskusi.
 Scriber harus dapat merangkum hasil curah pendapat dengan benar.
 Bila ragu atau bila pembicara terlalu cepat sehingga sulit ditangkap maksudnya,
boleh meminta klarifikasi dari anggota mengenai kebenaran maksud kata-kata
yang disampaikan.
4. Tugas Sekretaris/Notulis
 Berpartisipasi aktif dalam diskusi
 Membuat catatan point-point penting hasil diskusi berdasar catatan scriber
 Berperan aktif dalam membantu kelompoknya membuat daftar masalah yang
sudah maupun yang belum terjawabtuntas dalam problem tree.
Men-share‘tujuan pembelajaran pada sesi 1 kepada seluruh anggota untuk bahan
belajar mandiri segera setelah diskusi selesai.
5. Tugas Anggota
 Berpartisipasi aktif dalam diskusi
 Berpartisipasi aktif dalam menganalisis permasalahan dalam skenario
 Menghormati dan mendengarkan pendapat temannya
 Bertanya bila ada penjelasan temannya yang kurang jelas
 Mengoreksi tulisan scriber
THE SEVEN JUMP METHOD
Metode The Seven Jump adalah sebuah metode PBL (Programme Based
Learning) yang sangat tepat digunakan untuk pembelajaran untuk menganalisa dan
memecahkan sebuah kasus. Metode ini merupakan langkah yang dinamis tetapi tetap
memerlukan keseimbangan dan keserasian atau movement control agar tujuan belajar
dapat tercapai. Seven jumps meliputi :

1. Clarify Unfamiliar Terms (Mengklarifikasi Istilah atau Konsep yang belum


difahami)
2. Definethe Problems (Merumuskan dan mendefinisikan Permasalahan)
3. Brainstorm Possible Hypothesis (Brainstorming & pernyataan Sementara/
Hipotesis)
4. Inventory and analyzethe problems (Menginventarisasi dan menganalisis
Permasalahan & Membuat Problem Tree/Pathway)
5. Defining Learning Objectives (LO)/ Merumuskan Tujuan Pembelajaran
6. Information Gathering : Private Study (Mengumpulkan Informasi Tambahan
: Belajar Mandiri)
7. Reporting Phase: Synthesize and Test Acquired Informations (Mensintesis &
Menguji Informasi Baru

DEFINISI:
1. Mengklarifikasi Istilah atau Konsep yang belum dipahami
Istilah-istilah dalam skenario yang belum jelas atau menyebabkan timbulnya
banyak interpretasi perlu ditulis dan diklarifikasi lebih dulu dengan bantuan,
kamus umum, kamus kedokteran dan tutor.
2. Merumuskan dan mendefinisikan Permasalahan
Masalah-masalah yang ada dalam skenario diidentifikasi dan dirumuskan dengan
jelas. Permasalahan didefinisikan dalam bentuk pertanyaan dan harus berkaitan
dengan skenario.
3. Brainstorming & pernyataan Sementara (Hypothesis)
Menjawab pertanyaan dan curah pendapat atas pertanyaan di langkah kedua
dengan prior knowledge yang dimiliki, tanpa membuka buku/ internet.
Masalah-masalah yang sudah ditetapkan dianalisa dan dijawab dengan
brainstorming. Brainstorming dengan menentukan pengetahuan dasar yang telah
dimiliki serta membuat hipotesis. Pada langkah ini setiap anggota kelompok dapat
mengemukakan penjelasan tentative, mekanisme, hubungan sebab akibat, dll
tentang permasalahan. Pada langkah ini kemungkinan ada pertanyaan terhadap
jawaban yang disampaikan. Jika hal ini terjadi, pertanyaan dapat langsung
didiskusikan.
4. Menginventarisasi dan menganalisis Permasalahan & Membuat Problem
Tree/ Pathway
Analisis masalah dengan mendiskusikan hipotesis secara mendalam dan analisis
secara sistematis. Inventarisir permasalahan dengan membuat diagram
ringkasan pola pikir/problem tree skenario. Diagram problem tree tersebut
bisa disusun dengan merefleksikan pertanyaan pada langkah ke-2 dan jawaban
sementara pada langkah ke-3.
5. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Membuat seluruh tujuan pembelajaran berdasarkan topik dengan menentukan
pengetahuan yang kurang dimiliki yang tercermin dari problem tree. Pengetahuan
atau informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan
dirumuskan dan disusun secara sistematis sebagai tujuan belajar/Learning
Objektives (LO) atau tujuan instruksional khusus (TIK).
6. Mengumpulkan Informasi Tambahan (Belajar Mandiri)
Kebutuhan pengetahuan yang ditetapkan sebagai tujuan belajar untuk
memecahkan masalah dicari dalam bentuk belajar mandiri melalui akses informasi
melalui internet, jurnal, perpustakaan, kuliah dan konsultasi pakar. Disarankan
agar masing-masing mahasiswa mencari dari sumber yang berbeda agar dapat
saling melengkapi.
7. Mensintesis & Menguji Informasi Baru
a. Mendiskusikan Learning Objectives (LO) /tujuan pembelajaran yang telah
dicari dari literature.
b. Mensintesis, mengevaluasi dan menguji informasi baru hasil belajar mandiri
setiap anggota kelompok.
c. Diskusi tentang aspek pada problem tree yang direncanakan dibahas pada
langkah ke-7 bisa dikaitkan kembali ke skenario.
d. Setiap mahasiswa harus melaporkan hasil belajarnya, dengan menyebutkans
umber yang valid.
e. Diakhir kegiatan, kelompok tutorial wajib membuat laporan tutorial yang
diserahkan kepada tutor masing-masing.
Setiap skenario akan diselesaikan dalam satu minggu dengan dua kali
pertemuan. Langkah 1 s/d 5 dilaksanakan pada pertemuan pertama, langkah 6
dilakukan diantara pertemuan pertama dan kedua. Langkah 7 dilaksanakan pada
pertemuan kedua. Tutor yang bertugas sebagai fasilitator akan mengarahkan diskusi
dan membantu mahasiswa dalam cara memecahkan masalah tanpa harus memberikan
penjelasan atau kuliah mini.
Dalam diskusi tutorial, tujuan instruksional umum atau TIU dapat digunakan
sebagai pedoman untuk menentukan tujuan belajar. Ketua diskusi memimpin diskusi
dengan memberi kesempatan setiap anggota kelompok untuk dapat menyampaikan ide
dan pertanyaan, mengingatkan bila ada anggota kelompok yang mendominasi diskusi
serta memancing anggota kelompok yang pasif selama proses diskusi. Ketua dapat
mengakhiri brain storming bila dirasa sudah cukup dan memeriksa skretaris apakah
semua hal penting sudah ditulis. Ketua diskusi dibantu sekretaris bertugas menulis
hasil diskusi dalam komputer.
Dalam diskusi tutorial perlu dimunculkan learning atmosphere disertai iklim
keterbukaan dan kebersamaan yang kuat. Mahasiswa bebas mengemukakan pendapat
tanpak hawatir apakah pendapatnya dianggap salah, remeh dan tidak bermutu oleh
teman lain, karena dalam tutorial yang lebih penting adalah bagaimana mahasiswa
berproses memecahkan masalah dan bukan kebenaran pemecahan masalahnya.
Proses tutorial menuntut mahasiswa agar aktif dalam mencari informasi atau
belajar mandiri untuk memecahkan masalah. Belajar mandiri dapat dilakukan dengan
akses informasi baik melalui internet (jurnal ilmiah terbaru), perpustakaan (textbook &
laporan penelitian), kuliah dan konsultasi pakar.

REFERENSI
1. Fakultas Kedokteran. (2005). Buku Panduan Akademik PBL Kedokteran Umum.
Fakultas Kedokteran UMY, Yogyakarta.
2. Harsono.(2004). Penghantar Problem-Based Learning. Media FK UGM:
Yogyakarta.
3. Wood, D.,(2003, 8 Februari). ABC of Learning and Teaching in Medicine.
Diakses 03 Oktober2017, dari www. BMJ.com.
4. Huriah T. 2016 . Modul Petunjuk Perkuliahan dan Tutorial. Fakultas Kedokteran
UMY, Yogyakarta.
5. Hastami Y & Munawaroh. 2015 .Teknik Seven Jump. Fakultas Kedokteran
Universitas 11 Maret. Surakarta.
6. PSIK. 2016. Vidio Tutorial (SevenJumps). Fakultas Kedokteran UMY,
Yogyakarta.
7. https://www.youtube.com/watch?v=8dsl76BxhVM
SKENARIO KASUS
Nn.K berusia 22 tahun di rawat inap di Rumah Sakit dengan diagnosa anemia berat dan
anoreksia. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TB 160 cm, BB 40 kg, Hb 8.7 gr%.
Menurut keluarga Nn. K sangat menyukai mie instan dan hampir tiap hari mengkonsumsi
mie instan terkadang dicampur dengan telur, Nn K juga tidak suka konsumsi sayuran dan
buah – buahan.

1. Tentukan rencana diet Nn K ?


2. Tentukan asuhan keperawatan Nn K ?

THE SEVEN JUMPS METHOD

1. STEP I – Clarify Unfamiliar Term (Mengklarifikasi Istilah atau Identifikasi


kata-Kata Sulit )
Anemia berat
Anoreksia
BMI

2. STEP II – Define the Problems (Membuat Pertanyaan) 5W1H


1) Apa yang dimaksud dengan anemia berat?
2) Apa yang dimaksud anoreksia?
3) Apa yang dimaksud dengan BMI?
4) Bagaimana menghitung BMI ideal?
5) Bagaimana rencana diet yang harus dijalani klien ?
6) Diagnosa keperawatan yang muncul ?
7) Intervensi keperawatan yang muncul ?
8) Pemeriksaan penunjang yang harus dijalani terkait dengan gangguan nutrisi
kurang dari kebutuhan
3. STEP III – Brainstorm Possible Hypothesis (Menjawab Pertanyaan sementara)
1. Apa yang dimaksud dengan anemia berat?
Anemia adalah jumlah hemoglobin dalam darah kurang dari 12gr/100 ml
(Prawiroharjo, 2006). Anemia adalah penyakit yang terjadi karena konsumsi zat
besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh
(Notoatmodjo, 1997).
Dalam menjelaskan definisi anemia, diperlukan adanya batas batas kadar
hemoglobin dan hematokrit sehingga bisa dianggap telah terjadi anemia. Batasan
(cut off point) ini sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, diantaranya
adalah usia, jenis kelamin, ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut, dan lain
lain. Batasan yang umumnya digunakan adalah cutt off point kriteria WHO 1968,
yang selanjutnya membagi derajat keparahan anemia berdasarkan nilai
hemoglobinnya. Pembagian anemia berdasarkan WHO..........
JAWABAN :
Klasifikasi anemia berdasarkan derajat berat ringannya menurut WHO adalah
sebagai berikut:
 Ringan sekali, jika kadar Hb 10,00 gr% -13,00 gr%
 Ringan, jika kadar Hb 8,00 gr% -9,90 gr%
 Sedang, jika kadar Hb 6,00 gr% -7,90 gr%
 Berat, jika kadar Hb < 6,00 gr%

2. Apa yang dimaksud anoreksia?


Gangguan makan ditandai dengan ekstrem. Gangguan makan hadir ketika
seseorang mengalami gangguan parah dalam tingkah laku makan, seperti
mengurangi kadar makanan dengan ekstrem atau makan terlalu banyak yang
ekstrem, atau perasaan menderita atau keprihatinan tentang berat atau bentuk
tubuh yang ekstrem. Seseorang dengan gangguan makan mungkin berawal dari
mengkonsumsi makanan yang lebih sedikit atau lebih banyak daripada biasa,
tetapi pada tahap tertentu, keinginan untuk makan lebih sedikit atau lebih banyak
terus menerus di luar keinginan (American Psychiatric Association [APA], 2005).
Terdapat dua tipe utama bagi gangguan makan adalah anoreksia nervosa dan
bulimia nervosa. Kategori ketiga adalah “gangguan makan lain yang tidak
ditetapkan” (EDNOS – eating disorders not otherwise specified) yang
memasukkan beberapa variasi gangguan makan. Kebanyakannya adalah mirip
dengan anoreksia atau bulimia tetapi dengan karakter yang berbeda sedikit.
Binge-eating disorder, yang menerima peningkatan dalam jumlah penelitian dan
perhatian media dalam beberapa tahun kebelakangan ini adalah salah satu tipe
EDNOS (APA, 2005).
Menurut DSM-IV, anoreksia nervosa (AN) dimaksudkan dengan “keengga nan
untuk menetapkan berat badan kira-kira 85% dari yang diprediksi, ketakutan yang
berlebihan untuk menaikka n berat badan, dan tidak mengalami menstruasi
selama 3 siklus berturut-turut.”AN terbagi kepada dua jenis. Dalam jenis
restricting-tye anorexia, individu tersebut menurunkan berat badan dengan berdiet
sahaja tanpa makan berlebihan (binge eating) atau muntah kembali (purging).
Mereka terlalu mengehadkan konsumsi karbohidrat dan makan mengandung
lemak. Manakala pada tipe binge-eating/purging, individu tersebut makan secara
berlebihan kemudian memuntahkannya kembali secara segaja (APA, 2005).

3. Apa yang dimaksud dengan BMI?


Body Mass Index (BMI) merupakan ukuran yang digunakan untuk menilai
proporsionalitas perbandingan antara tinggi dan berat seseorang. BMI sering
digunakan dokter untuk menilai seseorang itu obesitas atau tidak. Body Mass
Index (BMI) merupakan teknik untuk menghitung index berat badan, sehingga
dapat diketahui kategori tubuh kita apakah tergolong kurus, normal dan obesitas
(kegemukan). Body Mass Index (BMI) dapat digunakan untuk mengontrol berat
badan sehingga dapat mencapai berat badan normal sesuai dengan tinggi badan.
BMI adalah kalkulasi statistik yang dimaksudkan sebagai sarana untuk melakukan
penaksiran. BMI bisa diterapkan pada sekelompok orang untuk menentukan
trend, atau bisa juga diterapkan secara individual.Saat diterapkan pada individual,
hanya satu dari beberapa penaksiran yang digunakan untuk menentukan resiko
terhadap penyakit yang berhubungan dengan berat badan (underweight,
overweight, atau obese) (Syukra Alhamda, 2015).

4. Bagaimana menghitung BMI ideal?

• 1.BMI (Body Mass Index)


• BMI = BB
• (TB)²
• < 20 : underweight
• 20-25 : normal
• 25-30 : overweight
• > 30 : obese
• 2. BB Relatif
• (TB (cm) – 100) – 10%

5. Bagaimana rencana diet yang harus dijalani klien ?


BB normal agar BMI = 20
à 2,56 x 20 =51,2kg
BEE = 40 x 25 x 1,5 = 1500 kkal/hr
Tujuan : menaikkan BB 500 gr/mg
à 500 gr x 7 kkal = 3500 kkL/mg
Tambahan intake kalori per hari
à 3500 : 7 hr = 500 kkal
Intake total perhari = 1500 +500 = 2000 kkal
Cat : 1 gr jar.tubuh = 7 kkal
A. Diagnosa keperawatan yang muncul ?
Nanda ......?

JAWAB:
DIAGNOSE KEPERAWATAN YANG MUNGKIN DAPAT MUNCUL PADA
PASIEN ANEMIA
1. Kelelahan berhubungan dengan anemia
2. Perubahanperfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin dalam darah Risikoinfeksi
Diagnosa Keperawatan YANG MUNGKIN DAPAT MUNCUL PADA PASIEN
ANOREKSIA
1. Ketidakefektifan koping individu
2. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan output yang berlebih.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan rangsangan
muntah sendiri, penggunaan laktasif berlebihan.
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan rasa takut kegemukan yang tidak
wajar.
5. Risiko kerusakan integritas kulit b.d. gangguan nutrisi/ status metabolik,
dehidrasi.
6. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d. kurang
mengenal informasi tentang kondisi, keterampilan koping tak adaptif

B. Intervensi keperawatan yang muncul ?


Nic dan noc ................................
INTERVENSI KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA
Diagnosa 1 : Kelelahan berhubungan dengan anemia
Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
Setelah dilakukan perawatan pasien akan:
 Beradaptasi dengan keletihan yang dibuktikan oleh toleransi aktivitas, ketahanan,
dan status nutrisi (energy dan energy psikomotor)
 Menunjukkan penghematan energy yang dibuktikan dengan indicator sebagai
berikut:

Indikator 1 2 3 4 5
Mempertahankan nutrisi
Keseimbangan antara aktivitas dan
istirahat
Menggunakan teknik penghematan
energy
Mengadaptasi gaya hidup dengan
tingkat energy
Melaporkan ketahanan yang
adekuat untuk aktivitas
Intervensi keperawatan (NIC)
Pengkajian :
 Kaji dampak keletihan pada kualitas hidup
Manajemen energy (NIC) :
 Pantau bukti adanya keletihan fisik dan emosi yang berlebihan pada pasien
 Pantau respon kardiorespirasi terhadap aktivitas missal takikardi, disritmia,
dyspnea pucat dan sesak napas)
 Pantau dan catat pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya
 Pantau lokasi dan sifat ketidaknyamanannya atau nyeri selama bergerak dan
beraktivitas
 Tentukan persepsi pasien pada orang terdekat pasien tentang penyebab keletihan
 Pantau asupan nutrisi untuk menjamin keadekuatan sumber energy
 Pantau pemberian dan efek stimulant dan depresan

Penyuluhan untuk pasien dan keluarga :


 Jelaskan hubungan antara keletihan dan proses penyakit
Manajemen energy :
 Ajarkan pasien dan orang terdekatnya untuk mengenali tanda dan gejala keletihan
yang memerlukan pengurangan aktivitas
 Ajarkan pengaturan aktivitas dan teknik manajemen waktu untuk mencegah
keletihan
Aktivitas kolabiratif :
 Ingatkan praktisi lain untuk menyadari dampak keletihan
 Lakukan perujukan ke terapi keluarga jika keletihan telah mengganggu fungsi
keluarga
 Lakukan perujukan ke perawatan psikiatrik jika keletihan sangat mengganggu
hubungan klien
 Manajemen energy (NIC): konsultasikan dengan ahli gizi tentang cara untuk
emningkatkan asupan makanan yang berenergi tinggi
Aktivitas lain :
 Dukung pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan sehubungan dengan
perubahan hidup yang disebabkan oleh keletihan
 Bantu pasien dalam mengidentifikasi tindakan yang dapat meningkatkan
konsentrasi
 Dukung pembatasan iteraksi social pada saat interaksi tinggi
 Dukung pasien untuk melaporkan aktivitas serta awitan nyeri yang meningkatkan
dan menimbulkan keletihan
 Rencanakan aktivitas yang mengurangi keletihan yang meliputi:
 Bantu aktivitas ADLs sesuai dengan kebutuhan
 Kurangi aktivitas yang prioritasnya rendah
Manajemen energi :
 Kurangi ketidaknyamanan fisik yang dapat mengganggu fungsi kognitif dan
pemantauan atau pengaturan aktivitas diri
 Bantu pasien dan orang terdekatnya untuk membuat tujuan kegiatan yang realistis
 Berikan aktivitas hiburan yang menenangkan
 Tingkatkan tirah baring dan pembatasan aktivitas
 Cegah aktivitas perawatan selama periode istirahat terjadwal
 Batasi stimulus lingkungan
 Batasi jumlah pengunjung jika perlu
Perawatan dirumah :
1. Diskusikan bersama pasien dan keluarga tentang cara memodifiksi lingkungan
rumah untuk mempertahankan aktifitas dan meminimalkan keletihan
2. Kaji lingkungan rumah untuk adanya factor yang dapat meningkatkan keletihan
3. Jika nyeri kronik merupakan etiologi keletihan rujuk ke program manajemen
nyeri di komunitas
4. Bekerja sama dengan klien dan keliarga untuk emnetukan prioritas aktivitas
berdasarkan harapan realitas kemampuan klien
5. Dorong keluarga untuk mempertahankan klien terlibat didalam rutinitas keluarga
seoptimal mungkin
6. Bantu klien menjadi asertif dalam menetapkan batasan pada tuntutan orang lain
7. Rujuk pada layanan bantuan rumah tangga dan layanan bantuan kesehatan
keluarga
Untuk bayi dan anak-anak:
 Kaji keletihan bayi dan anak-anak dengan mewawancarai orang tua dan mencatat
perubahan tidur, aktivitas bermain, dan pola makan anak kecil tidak dapat
mengatakan kalau ia keletihan
Untuk lansia:
 Kaji kondisi ko-morbid seperti artritis
 Kaji apakah keletihan disebabkan oleh depresi, rujuk pada profsional kesehatan
jiwa jika perlu
 Pantau efek samping obat yang dapat menyebabkan keletihan

Diagnosa 2 : Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan


konsentrasi hemoglobin dalam darah

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan pasien akan:


Menunjukkan keseimbangan cairan, integritas jaringan: kulit dan membrane mukosa dan
perfusi jaringan perifer yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:

a. gangguan eksterm
b. berat
c. sedang
d. ringan
e. tidak ada gangguan
Indikator 1 2 3 4 5
Tekanan darah
Nadi perifer
Turgor kulit
Suhu, sensasi, elastisitas,
hidrasi, keutuhan, dan ketebalan
kulit
Pengisian ulang kapiler
Warna kulit
Integritas kulit

 Pasien akan mendeskripsikan rencana perawatan dirumah


 Ekstremitas bebas dari lesi

Intervensi keperawatan (NIC)

Pengkajian
 Kaji ulkus statis dan gejala selulitis
Perawatan sirkulasi (NIC) :
 Lakukan pengkajian komprehensif terhadap sirkulasi perifer
 Pantau tingkat ketidaknyamanan atau nyeri saat melakukan latihan fisik
 Pantau status cairan termasuk asupan dan haluaran
Manajemen sensasi perifer (NIC) :
 Pantau perbedaan ketajaman atau ketumpulan, panas atau dingin
 Pantau parestesia, kebas, kesemutan, hiperestesia dan hipoestesia
 Pantau tromboflebitis dan thrombosis vena profunda
 Pantau kesesuaian alat penyangga, prosthesis, sepatu dan pakaian
Penuluhan untuk pasien dan keluarga
Ajarkan pasien dan keluarga tentang :
 Menghindari suhu yang eksterm pada ekstremitas
 Pentingnya mematuhi program diet dan program pengobatan
 Tanda dan gejala yang dapat dilaporkan pada dokter
 Perawatan sirkulasi (NIC): ajarkan pasien untuk melakukan perawatan kaki yang
tepat
 Pentingnya pencegahan ststis vena
Manajemen sensasi perifer (NIC) :
 Anjurkan pasien atau keluarga untuk memantau posisi bagian tubuh saat pasien
mandi, duduk, berbaring atau mengubah posisi
 Ajarkan pasien atau keluarga untuk memeriksa kulit setiap hari untuk mengetahui
perubahan integritas kulit
Aktivitas kolaboratif :
 Beri obat nyeri, beritahu dokter jika neri tidak kunjung reda
 Perawatan sirkulasi (NIC): beri obat antitrombosit atau antikoagulan, jika perlu
Aktivitas lain :
 Hindari trauma kimia, mekanik, atau panas yang melibatkan ekstremitas
 Kurangi rokok dan penggunaan stimulan
 Perawatan sirkulasi: insufisiensi arteri (NIC): letakkan ekstremitas pada posisi
menggantung, jika perlu
Perawatan sirkulasi: insufisiensi vena (NIC) :
 Lakukan modaitas terapi kompresi, jika perlu
 Evaluasi ekstremitas yang terkena 20 derajat atau lebih diatas jantung jika perlu
 Dorong latihan rentang pergrakan sendi aktif dan pasif, terutama pada ekstremitas
bawah, saat tirah baring
Penatalaksanaan sensasi perifer (NIC) :
 Hindari atau pantau penggunaan alat yang panas atau dingin
 Letakkan ayunan diatas bagian tubuh yang terkena dan tidak menyentuh linen
tempat tidur
 Diskusikan dan identifikasi penyebab sensasi tidak normal atau perubahan sensasi

Perawatan dirumah :
 Tindakan diatas dapat digunakan atau diadaptasikan untuk perawatan dirumah
Untuk lansia :
 Waspadai gejala terutama emboli paru pada lansia
Diagnosa 3 : Risiko infeksi
Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
Setelah diberikan perawatan pasien akan menunjukkan:
 Factor resiko infeksi akan hilang yang dibuktikan dengan pengendalian resiko
komunitas, penyakit menular, status imun, keparahan infeksi, keparahan infeksi bai
baru lahir, pengendalian resiko PMS, dan penyembuhan luka primer dan sekunder.
 Pasien akan memperlihatkan pengendalian resiko PMS yang dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut:
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Kadang-kadang
d. Sering
e. Selalu
Indicator 1 2 3 4 5
Memantau perilaku seksual
terhadap resiko pajanan PMS
Mengikuti strategi pengendalian
pemajanan
Menggunakan metode
pengendalian penularan PMS

Contoh lain: pasien dan keluarga akan:


 Terbatas dari tanda dan gejala infeksi
 Memperlihatkan hygiene personal yang adekuat
 Mengindikasikan status gi, pernapasan, genitourinaria dan imun dalam batas
normal
 Menggambarkan factor yang menunjang penularan infeksi
 Melaporkan tanda atau gejala infeksi serta mengikuti prosedur skrining dan
pemantauan

Intervensi keperawatan (NIC)

Pengkajian
 Pantau tanda dan gejala infeksi (suhu, denut jantung, drainase, penampilan luka,
sekresi, penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan dan malaise)
 Kaji factor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi
 Pantau hasil laboratorium (hitung darah lengkap, hitung granulosit, absolute,
hitung jenis, protein serum, albumin)
 Amati penampilan praktek hygiene personal untuk perlindungan terhadap infeksi
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
 Jelaskan pada ppasien dan keluarga mengapa sakit atau terapi meningkatkan
resiko terhadap infeksi
 Instruksikan untuk menjaga personal hygiene
 Jelaskan manfaat dan rasional serta efek samping imunisasi
 Berikan pasien dan keluarga metode untuk mencatat imunisasi
Pengendalian infeksi (NIC):
 Ajarkan pasien tehnik mencuci tangan yang benar
 Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan
meninggalkan ruang pasien
Aktivitas kolaboratif :
 Ikuti protocol institusi untuk melaporkan suspek infeksi atau kultur positif
 Pengendalian infeksi (NIC): berikan terapi antibiotic, bila diperlukan
Aktivitas lain :
 Lindungi pasien terhadap kontaminasi silang dengan tidak menugaskan perawat
yang sama untuk pasien lain yang mengalami infeksi dan memisahkan ruang
perawatan pasien dengan pasien yang terinfeksi
Pengendalian infeksi (NIC) :
 Bersihkan lingkungan dengan benar setelah dipergunakan masing-masing pasien
 Pertahankan tehnik isolasi, bila diperlukan
 Terapkan kewaspadaan universal
 Batasi jumlah pengunjung, bila diperlukan

Perawatan dirumah :
 Ajarkan tindakan hygiene dasar seperti mencuci tangan, tidak berbagi handuk,
gelas , dll
 Ajarkan metode mengolah, menyiapkan, dan menyimpan makanan yang aman
 Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi factor dilingkungan mereka, gaya
hidup atau praktik kesehatan yang meningkatkan risiko infeksi
 Ajarkan keluarga bagaimana membuang balutan luka yang kotor dan sampah
biologis lainnya
 Jangan melakukan kunjungan rumah jika saudara sedang sakit
 Rujuk pasien dan keluarga kelembaga sosial untuk membantu menjaga kebersihan
rumah dan nutrisi
 Pengendalian infeksi: ajarkan pasien dan keluarga mengenal tanda dan gejala
infeksi serta kapan harus melaporkan ke layanan kesehatan
Untuk bayi dan anak-anak :
 Ajarkan orang tua jadwal imunisasi yang dianjurkan
 Rujuk kelembaga sosial untuk memperooleh bantuan finansia untuk imunisasi
 Pantau seberapa sering penggunaan antibiotic pada bayi dan anak-anak, yakinkan
orang tua bahwa salesma tidak diobati dengan antibiotic
Untuk lansia :
 Dengan mengetahui bahwa system imun mengalami penurunan individu lansia
mungkin tidak mengeluarkan gejala, bahkan pada kasus infeksi serius sekalipun.
Lakukan pengamatan untuk suhu yang rendah dan konfusi
 Rujuk ke ahli perawatan geriatric untuk kasus kuku yang tumbuh
 Rekomenasikan untuk mendapat imunisasi influenza dan pneumonia
 Kaji adanya factor yang meningkatkan resiko pasien terhadap infeksi

Intervensi Keperawatan yang muncul pada Anoreksia

No. Dignosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional


keperawatan

1. Ketidakefektif Setelah dilakukan 1. Terapkan batasan 1. Mencegah perilaku


an koping tindakan keperwatan 4 x dengan klien makan berlebihan
individu 24 jam ketidakefektifan tentang kebiasana yang mencakup
koping individu makan. makan diam-diam
dapat terpenuhi. 2. Dorong klien dan menelan
KH : makan dengan makanan dengan
klien lain atau cepat serta
 Menidentifikasi keluarganya, jika menbantu klien
metode yang ditoleransi. kembali ke pola
tidak 3. Dorong klien makan yang normal
berhubungan unruk (3 kali sehari).
dengn makanan mengungkapkan 2. Mencegah
dalam perasaannya kerahasian tentang
menghadapi stres (ansiates dan rasa makan meskipun
atau krisis bersalah tentang pada awalnya
 Mengungkapaka makan). ansietas klien
n perasaan 4. Dorong klien mungkin terlalu
bersalah, untuk membuat tinggi untuk
catatan harian bergabung makan
ansietas, marah, guna menuliskan bersama.
atau kebutuhan tipe dan jumlah 3. Membantu
yang berlebihan makanan yang mengurangi
akan kontrol dimakan, perasaan secara
 Menunjukan megidentifikasi verbal dapat
hubungan perasaan yang mengurangi
interpersonal dialami sebelum, ansietas dan
yang lebih sesudah dan mengurani perilaku
memuaskan setelah makan pengurasan
 Mengungkapkan terutama tentang makanan.
citra tubuh yang perilaku makan 4. Membantu kilen
lebih realistis yang berlebihan memeriksa asupan
 Menujukan dan pengurasan. makanan dan
metode alternatif 5. Diskusiskan perasaan yang
dalam makanan yang dialaminya.
menghadapi stres menyenangkan 5. Membantu klien
atau krisis bagi klien dan melihat dengan
 Mengungkapkan mengurangi menggunakan
peningkatan ansietas. makanan untuk
harga diri dan 6. Bantu klien mengatasi perasaan
percaya diri menggali cara atau membuat
mengatasi emosi nyaman dirinya.
(marah, ansietas, 6. Membantu klien
dan frustasi). memisahkan
7. Berikan umpan masalah emosional
balik positif dari makanan dan
terhadap klien. perilaku makan.
8. Ajarkan klien 7. Meningkatkan
tentang usaha klien dalam
penggunaan proses menghadapi
penyesalan ansietas,
masalah. kemarahan, dan
9. Eksplorasi perasaan lainnya
bersama klien secara jujur dan
tentang kekuatan terbuka.
personalnya. 8. Membnatu
10. Diskusikan dengan meningkatkan
klien tentang ide harga diri klien dan
menerima berat percarya diri klien.
badan yang kurang 9. Membantu klien
“ideal”. menemukan
11. Dorong klien kekuatannya.
untuk 10. Mengubah persepsi
mengungkapkan klien tentang bertat
perasaannya badan yang ideal
tentang anggota mungkin tidak
keluarga dan realistis dan tidak
orang terdekat, sehat.
peran dan 11. Membnatu klien
hubungan dengan mengidentifikasi,
mereka. menerima, dan
mengatasi
perasaannya dengan
cara yang tepat.

2. Kekurangan Setelah dilakukan 1. Awasi TTV nadi 1. Indikator


volume cairan tindakan keperawatan status membran keadekuatan
tubuh selama 3x24 jam mukosa turgor volume sirkulasi
berhubungan kekurangan volume kulit. 2. Untuk masukan
dengan output cairan tubuh dapat 2. Awasi jumlah kalori yang
yang berlebih terpenuhi. masukan cairan berdampak pada
KH : (intake & output). keseimbangan
3. Indentifikasi elektrolit
 TTV : s: 36- rencana untuk 3. Melibatkan pasien
37C, TD: meningkatkan / dalam rencana
110/70- 120/ 70 mempertahankan untuk memperbaiki
mmHg, P: 16-20 keseimbangan ketidakseimbangan
x/menit, N: 80- cairan. 4. Menunjukan
100 x/menit 4. Observasi kulit kehilangan cairan
 intake dan output kering berlebihan 5. Memperhatikan
seimbang dan membran volume sirkulasi
 abdomen tidak mukosa, penurunan dan keseimbangan
cekung tugr kulit. elektrolit
 membran 5. Memberikan cairan 6. Mencegah
mukosa lembab sesuai indikasi. terjadinya infeksi
 turgor kulit 6. Auskultsi bising pada saluran
kembali dalam 3 usus. pencernaan
detik 7. Awasi pemeriksaan 7. Memberikan
laboratorium informasi tentang
 tidak ada muntah
tentang elektrolit. volume sirkulasi,
8. Menimbang berat keseimbangan
hasil laboratorium : Na:
badan tiap hari. elektrolit
135 -145 mEq/L, Ca: 4-
9. Kaji riwayat pasien 8. Mengukur
5 mEq/L, K : 3.5 – 5.3
atau orang terdekat keadekuatan
mEq/L
sehubungan pengantian cairan
lamanya dari 9. Membantu dalam
muntah. memperkirakan
10. Suhu , warna kulit, kekurangan volume
kelembapan kulit. total
11. kolaborasi 10. Mengindikasi
pemberian cairan terjadinya dehidrasi
infus. 11. Agar tidak terjadi
12. Terapkan batasan dehidrasi tubuh
dengan klien 12. Mencegah perilaku
tentang kebiasana makan berlebihan
makan. yang mencakup
13. Dorong klien makan diam-diam
makan dengan dan menelan
klien lain atau makanan dengan
keluarganya, jika cepat serta
ditoleransi. menbantu klien
kembali ke pola
makan yang normal
(3 kali sehari).
13. Mencegah
kerahasian tentang
makan meskipun
pada awalnya
ansietas klien
mungkin terlalu
tinggi untuk
bergabung makan
bersama.

3. Perubahan Setelah dilakukan 1. Berikan 1. Mencegah muntah


nutrisi kurang tindakan keperawatan pengawasan selama / setelah
dari selama 3x24 jam pasien dengan makan
kebutuhan perubahan nutrisi kurang tetap tingggl 2. Penguanaan
tubuh dari kebutuhan tubuh diruangan tanpa berakibat buruk
berhubungan dapat terpenuhi. kamar mandi karena digunakan
dengan KH : 2. Hindari sebagai pembersih
rangsangan pemberian makan / kalori
muntah  berat badan laktasif tubuh oleh pasien
sendiri, dalam rentang 3. berikan terapi 3. Perawatan diri
penggunaan normal dari nutrisi dalam memberikan
laktasif perhitungna program kontrol lingkungan
berlebihan berat badan ideal pengobatan di mana masuknya
 asupan nutrisi 4. Libatkan pasien makanan, muntah/
seimbang sesuai dalam pengusun obat dan aktivitas
berat badan / melakukan dipantau
 bising usus 5 – program 4. memberikan situasi
30 x/menit perubahan terstuktur untuk
 abdomen tidak perilaku mengambarkan
terdapat nyeri 5. Timbang berat kearah yang lebih
tekan badan tiap hari baik
 tingkat buat jadwal 5. Pengawasan
kesadaran teratur kehilangan dan alat
kompos mentis 6. Rujuk keahlian pengkaji kebutuhan
 konjungtiva gizi nutrisi
merah muda 7. Catat berat 6. Perlu bantuan
badan saat dalam perencanaan
masuk dan memenuhi
bandingkan kebutuhan nutrisi
dengan 7. Memberikan
sebelumnya informasi tentang
8. Lakukan adekuat masukan
pengkajian untuk pemenuhan
nutrisi dengan nutrisi
seksama 8. Mengidenfikasi
9. Auskultasi kekurangan/
bising usus kebutuhan untuk
10. Berikan membantu memilih
tambahan intervensi
makanan / 9. Menentukan
nutrisi dukung kembalinya
total bisa perstatik
dibutuhkan 10. Mungkin perlu
11. Kaji TTV, untuk memenuhi
membra kebutuhan kalori
mukosa, turgor bila tanda
kulit kekurangan terjadi
12. dorong klien 11. Indikator volume
untuk makan sirkulasi/ perkusi
semua makanan 12. Untuk
mempertambah
Awasi pemeriksaan nutrisi tubuh
laboratorium, antara
glukosa serum, albumin Untuk mencegah
dan total protein kekurangan nutrisi

4. Gangguan Setelah dilakukan 1. Buat hubungan 1. Membantu pasien


citra tubuh tindakan keperawatan teraupetik dapat memulai
berhubungan selama 7x24 jam perawat/pasien untuk mempercayai
dengan rasa gangguan citra tubuh 2. Tingkatkan dan mencoba
takut dapat terpenuhi. konsep diri pemikiran dan
kegemukan KH : tanpa penilaian perilaku.
yang tidak - Klien menyatakan moral 2. Agar komunikasi
wajar penerimaan dirinya 3. Berikan pasien pasien dan perawat
sendiri untuk berjalan dengan
- Klien mampu menggambarkan baik
beradaptasi terhadap dirinya sendiri 3. Memberikan
perubahan 4. Sadari reaksi kesempatan
- Klien mulai sendiri terhadap mendiskusikan
mengembangkan perilaku pasien. persepsi pasien
rencana untuk 5. Dorong pasien tentang/gambaran
perubahan pola hidup untuk diri dan kenyataan
- Klien dapat menghargai situasi individu.
berkomunikasi dengan hidup sendiri 4. Mengembalikan
orang terdekat tentang dengan cara kepercayaan diri
perubahan peran yang lebih sehat pasien
telah terjadi dengan 5. Untuk
- Klien dapat membuat menumbuhkan rasa
berpartisipasi dalam Tim keputusan percaya diri
sebagai upaya sendiri dan 6. Gambaran positif
melaksanakan menerima diri meningkatkan
rehabilitasi sendiri. harga diri.
6. Libatkan dalam 7. Memperbaiki citra
program diri menjadi baik
pengembangan 8. Banyak cara
pribadi membuat
7. Anjurkan penampilan lebih
konsultasi pada baik tetapi positif
konsultan citra
diri
8. Gunkan
pendektan
psikoterapi,darip
ada terapi
penafsiran.

5. Risiko Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Area ini


kerusakan tindakan keperawatan kemerahan, meningkatkan
integritas kulit selama 4x24 jam risiko pucat. resiko untuk
b.d. gangguan kerusakan integritas 2. Dorong mandi kerusakan dan
nutrisi/ status dapat terpenuhi. tiap 2 hari 1 memerlukan
metabolik, KH : kali. pengobatan lebih
dehidrasi. 3. Gunakan krim intensif.
 Tidak terlihat kulit 2 kali 2. Sering mandi
iritasi pada kulit sehari dan menbuat
klien setelah mandi. kekeringan kulit.
 Kulit klien 4. Diskusikan 3. Melicinkan kulit
lembab pentingnya dan menurunkan
 Warna kulit perubahan posisi gatal.
sawo matang sering. 4. Meningkatkan
(tidak 5. Tekankan sirkulasi dan perfusi
kemerahan) pentingnya kulit dengan
 Tidak ada lesi masukan nutrisi/ mencegah tekanan
cairan adekuat lama pada jaringan.
( rujuk ahli 5. Perbaikan nutrisi
nutrisi) dan hidrasi akan
memperbaiki
kondisi kulit.

6. Kurang Setelah dilakukan 1. Tentukan 1. Belajar lebih mudah


pengetahuan tindakan keperawatan tingkat bila mulai dari
tentang selama 7x24 jam kurang pengetahuan dan pengetahuan
kondisi dan pengetahuan tentang kesiapan belajar. peserta belajar.
kebutuhan kondisi dan kebutuhan 2. Kaji kebutuhan 2. Pasien atau
pengobatan pengobatan dapat diet. keluarga
b.d. kurang teratasi. 3. Dorong memerlukan
mengenal KH : konsumsi makan bantuan dalam
informasi tinggi serat dan perencanaan untuk
tentang  klien masukan cairan cara makan baru.
kondisi, adekuat. 3. Pasien atau
keterampilan 4. Dorong keluarga
koping tak penggunaan memerlukan
adaptif teknik relaksasi bantuan dalam
dan manajemen perencanaan untuk
stres. cara makan baru.
5. Berikan 4. Cara baru koping
informasi dengan perasaan
tertulis untuk ansietas dan takut
pasien dan akan membantu
orang terdekat. pasien mengatasi
perasaan ini lebih
efektif.
5. Membantu sebagai
pengingat dan
penguat belajar.
6. Pemeriksaan penunjang yang harus dijalani terkait dengan gangguan nutrisi kurang
dari kebutuhan

4. STEP IV – Main Mapping / Pathway PATWAY PASIEN


Mekanisme dari nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  anemia berat  anoreksia

5. STEP V – Learning Objective (Merumuskan Tujuan Pembelajaran)


a. Memahami dan menjelaskan tinjauan pustaka dari anemia dan anoreksia
b. Memahami dan menjelaskan tentang rencana diet klien (kebutuhan nutrisi)
c. Memahami dan menjelaskan tentang asuhan keperawatan klien dengan kebutuhan
nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh

6. STEP VI – Belajar Mandiri

7. STEP VII (Mensintesis & Menguji Informasi Baru)

a. Mendiskusikan Learning Objective (LO) yang telah dicari dari berbagai literature.
b. Mensintesis, mengevaluasi, dan menguji informasi baru hasil belajar mandiri
setiap anggota kelompok
c. Diskusi tentang aspek pada pohon masalah yang direncanakan
d. Setiap mahasiswa harus melaporkan hasil belajar mandiri, dengan menyebutkan
sumber yang valid
e. Di akhir kegiatan, kelompok tutorial wajib melaporkan tutorial yang diserahkan
kepada tutor masing-masing.
PENUGASAN 2

GIZI SEIMBANG PIRINGKU


Gizi Seimbang dengan komposisi “isi piringku” terdiri dari :
 Makanan pokok : 2/3 dari ½ piring.
 Lauk pauk : 1/3 dari ½ piring.
 Sayur : 2/3 dari ½ piring.
 Buah : 1/3 dari ½ piring.
 Air putih : 8 gelas sehari.
 Aktifitas fisik, dan cuci tangan pakai sabun.

Perbedaan 4 Sehat 5 Sempurna dan Piringku

 4 Sehat 5 Sempurna adalah makanan sehat yang mengandung 4 sumber nutrisi


yakni makanan pokok (karbohidrat), lauk pauk, sayur-sayuran, buah-buahan dan
disempurnakan dengan susu.
 Kalau isi 4 sehat 5 sempurna hanya menekankan pada jenis karbohidrat, lauk
pauk, sayuran, buah dan susu. Isi piringku lebih menekankan tidak hanya pada
jenis makanannya saja tetapi juga membatasi gula, garam dan lemak dalam
konsumsi sehari-hari.
 Piringku adalah menggambarkan porsi makan dalam satu piring yang terdiri dari
50 persen buah dan sayur. Dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan
protein.

Berikut Manfaat Makanan Buah-Buahan, Sayuran, Protein Dan Karbohidrat

 Buah-buahan.

Mengkonsumsi buah-buahan memiliki banyak manfaat positif untuk


tubuh, karena buah-buahan mengandung banyak nutrisi seperti, antioksidan, serat,
serta vitamin dan mineral yang memiliki peran untuk mencegah berbagai penyakit
dan bisa membuat tubuhmu selalu fit.

 Sayur-sayuran
Mengkonsumsi sayur-sayuran memiliki sejuta manfaat yang positif untuk
tubuh. Manfaat yang didapat antara lainnya ialah menurunkan segala resiko
penyakit, memperlancar dan menyehatkan pencernaan dan masih banyak lagi.

 Protein

Dengan mengkonsumsi protein akan meningkatkan kekebalan tubuh serta


untuk pembentukan hormon tubuh. Manfaat tersebut sangat penting untuk
melindungi tubuh karena bisa melawan dan mematikan bakteri atau virus yang
masuk ke tubuh oleh sel-sel antibodi.
Dan masih banyak manfaat-manfaat baik lainnya seperti membuat hormon
yang berfungsi membantu sel mengirim pesan dan mengkoordinasikan fungsi sel
dan organ di dalam tubuh, dan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
anak-anak, remaja, hingga wanita hamil dan janin yang dikandungnya.

 Karbohidrat
Salah satu manfaat makanan karbohidratuntuk tubuh ialah menjadi sumber
energi. Selain itu, masih banyak manfaat lainnya untuk tubuh, yaitu:
1. Menyediakan energi yang disimpan.
2. Membantu menjaga massa otot.
3. Meningkatkan kesehatan pencernaan.
4. Meningkatkan kesehatan jantung dan mengelola diabetes.
5. Mengendalikan berat badan.
DAFTAR PUSAKA

http://dinkes.sumselprov.go.id/2019/01/isi-piringku-gizi-yang-seimbang/

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8c
d98f00/files/LEAFLET-ISI-PIRINGKU-ilovepdf-
compressed_1011.pdf&ved=2ahUKEwiD7bnI_cvrAhXZXSsKHQPaCuYQFjALegQIAR
AB&usg=AOvVaw06Eq9yJ9CGoS_8EjBP55B_

https://ultravoucher.co.id/apa-sih-manfaat-makanan-yang-terdapat-dari-isi-
piringku/anditabening/

Anda mungkin juga menyukai