Disusun Oleh:
Nim: 21119075
Cover.................................................................................................................
Daftar isi............................................................................................................
Kata pengantar..................................................................................................
Penugasan 1.......................................................................................................
Penugasan 2.......................................................................................................
Daftar pustaka...................................................................................................
KATA PENGANTAR
Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Dosen Ibu Puji Satya Rini
S,Kep.,Ns.,M.Kes. yang telah memberikan materi dan mengajari saya 1 semester ini.
Semoga tugas semester pendek yang telah penulis susun ini turut
memperkaya khazanah ilmu keperawatan sera bisa menambah ilmu pengetahuan pada
umumnya dan penulis pada khususnya
Penulis
PENUGASAN 1
KASUS 1
DISUSUN OLEH :
1. Marisa Sugandi
2. Miranda
3. Muhamad Gani
4. Nanda Williansyah
5. Nova Putri Nadia
6. Nurisah Fadilah
7. Pinkan Fadilla
8. Putri Juliantri
9. Rabi’ah Aladawiyah
10. Refi Indri Valensi
11. Reni Rahmawati
Dalam modul ini terdapat skenario kasus IDK I. Mahasiswa dibagi dalam
kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari sekitar 10 orang sampai 13
orang mahasiswa dan dibimbing oleh seorang tutor sebagai fasilitator. Dalam diskusi
tutorial perlu ditunjuk satu orang sebagai ketua diskusi dan satu orang sebagai
sekretaris, keduanya akan bertugas sebagai pimpinan diskusi. Ketua diskusi dan
sekretaris ditunjuk secara bergiliran untuk setiap skenario agar semua mahasiswa
mempunyai kesempatan berlatih sebagai pemimpin dalam diskusi. Oleh karena itu
perlu dipahami dan dilaksanakan peran dan tugas masing-masing dalam tutorial
sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Sebelum diskusi dimulai tutor akan membuka diskusi dengan perkenalan antara
tutor dengan mahasiswa dan antara sesama mahasiswa. Setelah itu tutor menyampaikan
aturan main dan tujuan pembelajaran secara singkat. Ketua diskusi dibantu sekretaris
memimpin diskusi dengan menggunakan 7 langkah atau sevenjumps untuk
mendiskusikan masalah yang ada dalam skenario.
URAIAN TUGAS
1. Tugas Tutor
Memfasilitasi jalannya diskusi
Tidak boleh menyalahkan atau membenarkan pendapat mahasiswa
Tidak berperan sebagai pakar/memberi minilecture
Memastikan tujuan pembelajaran (LO) tercapai
Memberikan penilaian terhadap jalannya diskusi
2. Tugas Ketua
Memastikan anggota duduk urut sesuai daftar presensi
Menunjuk1scriberdan1sekretaris
Membukadiskusitutorial
Mempersilakan tutor memperkenalkan diri
Baca skenario
Berpartisipasi aktif dalam diskusi
Memimpin jalannya diskusi
Sebagai timekeeper
Memastikan seluruh anggota berpartisipasi aktif dalam diskusi
Memberitahu UPK bila tutor belum datang
Menyimpulkan hasil diskusi
Memberi kesempatan tutor memberikan umpan balik
3. Tugas Scriber
Turut berpartisipasi aktif dalam diskusi
Membuat catatan dipapan tulis mengenai intisari pendapat setiap anggota
kelompok (step by step)
Mengkategorikan hasil curah pendapat sesuai dengan topiknya.
Dalam mencatat, cukup tulis inti pembicaraan, gunakan simbol berupa panah,
singkatan, gambar bila perlu.
Hindari menulis seluruh kata-kata yang diucapkan/memperlambat proses diskusi.
Scriber harus dapat merangkum hasil curah pendapat dengan benar.
Bila ragu atau bila pembicara terlalu cepat sehingga sulit ditangkap maksudnya,
boleh meminta klarifikasi dari anggota mengenai kebenaran maksud kata-kata
yang disampaikan.
4. Tugas Sekretaris/Notulis
Berpartisipasi aktif dalam diskusi
Membuat catatan point-point penting hasil diskusi berdasar catatan scriber
Berperan aktif dalam membantu kelompoknya membuat daftar masalah yang
sudah maupun yang belum terjawabtuntas dalam problem tree.
Men-share‘tujuan pembelajaran pada sesi 1 kepada seluruh anggota untuk bahan
belajar mandiri segera setelah diskusi selesai.
5. Tugas Anggota
Berpartisipasi aktif dalam diskusi
Berpartisipasi aktif dalam menganalisis permasalahan dalam skenario
Menghormati dan mendengarkan pendapat temannya
Bertanya bila ada penjelasan temannya yang kurang jelas
Mengoreksi tulisan scriber
THE SEVEN JUMP METHOD
Metode The Seven Jump adalah sebuah metode PBL (Programme Based
Learning) yang sangat tepat digunakan untuk pembelajaran untuk menganalisa dan
memecahkan sebuah kasus. Metode ini merupakan langkah yang dinamis tetapi tetap
memerlukan keseimbangan dan keserasian atau movement control agar tujuan belajar
dapat tercapai. Seven jumps meliputi :
DEFINISI:
1. Mengklarifikasi Istilah atau Konsep yang belum dipahami
Istilah-istilah dalam skenario yang belum jelas atau menyebabkan timbulnya
banyak interpretasi perlu ditulis dan diklarifikasi lebih dulu dengan bantuan,
kamus umum, kamus kedokteran dan tutor.
2. Merumuskan dan mendefinisikan Permasalahan
Masalah-masalah yang ada dalam skenario diidentifikasi dan dirumuskan dengan
jelas. Permasalahan didefinisikan dalam bentuk pertanyaan dan harus berkaitan
dengan skenario.
3. Brainstorming & pernyataan Sementara (Hypothesis)
Menjawab pertanyaan dan curah pendapat atas pertanyaan di langkah kedua
dengan prior knowledge yang dimiliki, tanpa membuka buku/ internet.
Masalah-masalah yang sudah ditetapkan dianalisa dan dijawab dengan
brainstorming. Brainstorming dengan menentukan pengetahuan dasar yang telah
dimiliki serta membuat hipotesis. Pada langkah ini setiap anggota kelompok dapat
mengemukakan penjelasan tentative, mekanisme, hubungan sebab akibat, dll
tentang permasalahan. Pada langkah ini kemungkinan ada pertanyaan terhadap
jawaban yang disampaikan. Jika hal ini terjadi, pertanyaan dapat langsung
didiskusikan.
4. Menginventarisasi dan menganalisis Permasalahan & Membuat Problem
Tree/ Pathway
Analisis masalah dengan mendiskusikan hipotesis secara mendalam dan analisis
secara sistematis. Inventarisir permasalahan dengan membuat diagram
ringkasan pola pikir/problem tree skenario. Diagram problem tree tersebut
bisa disusun dengan merefleksikan pertanyaan pada langkah ke-2 dan jawaban
sementara pada langkah ke-3.
5. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Membuat seluruh tujuan pembelajaran berdasarkan topik dengan menentukan
pengetahuan yang kurang dimiliki yang tercermin dari problem tree. Pengetahuan
atau informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan
dirumuskan dan disusun secara sistematis sebagai tujuan belajar/Learning
Objektives (LO) atau tujuan instruksional khusus (TIK).
6. Mengumpulkan Informasi Tambahan (Belajar Mandiri)
Kebutuhan pengetahuan yang ditetapkan sebagai tujuan belajar untuk
memecahkan masalah dicari dalam bentuk belajar mandiri melalui akses informasi
melalui internet, jurnal, perpustakaan, kuliah dan konsultasi pakar. Disarankan
agar masing-masing mahasiswa mencari dari sumber yang berbeda agar dapat
saling melengkapi.
7. Mensintesis & Menguji Informasi Baru
a. Mendiskusikan Learning Objectives (LO) /tujuan pembelajaran yang telah
dicari dari literature.
b. Mensintesis, mengevaluasi dan menguji informasi baru hasil belajar mandiri
setiap anggota kelompok.
c. Diskusi tentang aspek pada problem tree yang direncanakan dibahas pada
langkah ke-7 bisa dikaitkan kembali ke skenario.
d. Setiap mahasiswa harus melaporkan hasil belajarnya, dengan menyebutkans
umber yang valid.
e. Diakhir kegiatan, kelompok tutorial wajib membuat laporan tutorial yang
diserahkan kepada tutor masing-masing.
Setiap skenario akan diselesaikan dalam satu minggu dengan dua kali
pertemuan. Langkah 1 s/d 5 dilaksanakan pada pertemuan pertama, langkah 6
dilakukan diantara pertemuan pertama dan kedua. Langkah 7 dilaksanakan pada
pertemuan kedua. Tutor yang bertugas sebagai fasilitator akan mengarahkan diskusi
dan membantu mahasiswa dalam cara memecahkan masalah tanpa harus memberikan
penjelasan atau kuliah mini.
Dalam diskusi tutorial, tujuan instruksional umum atau TIU dapat digunakan
sebagai pedoman untuk menentukan tujuan belajar. Ketua diskusi memimpin diskusi
dengan memberi kesempatan setiap anggota kelompok untuk dapat menyampaikan ide
dan pertanyaan, mengingatkan bila ada anggota kelompok yang mendominasi diskusi
serta memancing anggota kelompok yang pasif selama proses diskusi. Ketua dapat
mengakhiri brain storming bila dirasa sudah cukup dan memeriksa skretaris apakah
semua hal penting sudah ditulis. Ketua diskusi dibantu sekretaris bertugas menulis
hasil diskusi dalam komputer.
Dalam diskusi tutorial perlu dimunculkan learning atmosphere disertai iklim
keterbukaan dan kebersamaan yang kuat. Mahasiswa bebas mengemukakan pendapat
tanpak hawatir apakah pendapatnya dianggap salah, remeh dan tidak bermutu oleh
teman lain, karena dalam tutorial yang lebih penting adalah bagaimana mahasiswa
berproses memecahkan masalah dan bukan kebenaran pemecahan masalahnya.
Proses tutorial menuntut mahasiswa agar aktif dalam mencari informasi atau
belajar mandiri untuk memecahkan masalah. Belajar mandiri dapat dilakukan dengan
akses informasi baik melalui internet (jurnal ilmiah terbaru), perpustakaan (textbook &
laporan penelitian), kuliah dan konsultasi pakar.
REFERENSI
1. Fakultas Kedokteran. (2005). Buku Panduan Akademik PBL Kedokteran Umum.
Fakultas Kedokteran UMY, Yogyakarta.
2. Harsono.(2004). Penghantar Problem-Based Learning. Media FK UGM:
Yogyakarta.
3. Wood, D.,(2003, 8 Februari). ABC of Learning and Teaching in Medicine.
Diakses 03 Oktober2017, dari www. BMJ.com.
4. Huriah T. 2016 . Modul Petunjuk Perkuliahan dan Tutorial. Fakultas Kedokteran
UMY, Yogyakarta.
5. Hastami Y & Munawaroh. 2015 .Teknik Seven Jump. Fakultas Kedokteran
Universitas 11 Maret. Surakarta.
6. PSIK. 2016. Vidio Tutorial (SevenJumps). Fakultas Kedokteran UMY,
Yogyakarta.
7. https://www.youtube.com/watch?v=8dsl76BxhVM
SKENARIO KASUS
Nn.K berusia 22 tahun di rawat inap di Rumah Sakit dengan diagnosa anemia berat dan
anoreksia. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TB 160 cm, BB 40 kg, Hb 8.7 gr%.
Menurut keluarga Nn. K sangat menyukai mie instan dan hampir tiap hari mengkonsumsi
mie instan terkadang dicampur dengan telur, Nn K juga tidak suka konsumsi sayuran dan
buah – buahan.
JAWAB:
DIAGNOSE KEPERAWATAN YANG MUNGKIN DAPAT MUNCUL PADA
PASIEN ANEMIA
1. Kelelahan berhubungan dengan anemia
2. Perubahanperfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin dalam darah Risikoinfeksi
Diagnosa Keperawatan YANG MUNGKIN DAPAT MUNCUL PADA PASIEN
ANOREKSIA
1. Ketidakefektifan koping individu
2. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan output yang berlebih.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan rangsangan
muntah sendiri, penggunaan laktasif berlebihan.
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan rasa takut kegemukan yang tidak
wajar.
5. Risiko kerusakan integritas kulit b.d. gangguan nutrisi/ status metabolik,
dehidrasi.
6. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d. kurang
mengenal informasi tentang kondisi, keterampilan koping tak adaptif
Indikator 1 2 3 4 5
Mempertahankan nutrisi
Keseimbangan antara aktivitas dan
istirahat
Menggunakan teknik penghematan
energy
Mengadaptasi gaya hidup dengan
tingkat energy
Melaporkan ketahanan yang
adekuat untuk aktivitas
Intervensi keperawatan (NIC)
Pengkajian :
Kaji dampak keletihan pada kualitas hidup
Manajemen energy (NIC) :
Pantau bukti adanya keletihan fisik dan emosi yang berlebihan pada pasien
Pantau respon kardiorespirasi terhadap aktivitas missal takikardi, disritmia,
dyspnea pucat dan sesak napas)
Pantau dan catat pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya
Pantau lokasi dan sifat ketidaknyamanannya atau nyeri selama bergerak dan
beraktivitas
Tentukan persepsi pasien pada orang terdekat pasien tentang penyebab keletihan
Pantau asupan nutrisi untuk menjamin keadekuatan sumber energy
Pantau pemberian dan efek stimulant dan depresan
a. gangguan eksterm
b. berat
c. sedang
d. ringan
e. tidak ada gangguan
Indikator 1 2 3 4 5
Tekanan darah
Nadi perifer
Turgor kulit
Suhu, sensasi, elastisitas,
hidrasi, keutuhan, dan ketebalan
kulit
Pengisian ulang kapiler
Warna kulit
Integritas kulit
Pengkajian
Kaji ulkus statis dan gejala selulitis
Perawatan sirkulasi (NIC) :
Lakukan pengkajian komprehensif terhadap sirkulasi perifer
Pantau tingkat ketidaknyamanan atau nyeri saat melakukan latihan fisik
Pantau status cairan termasuk asupan dan haluaran
Manajemen sensasi perifer (NIC) :
Pantau perbedaan ketajaman atau ketumpulan, panas atau dingin
Pantau parestesia, kebas, kesemutan, hiperestesia dan hipoestesia
Pantau tromboflebitis dan thrombosis vena profunda
Pantau kesesuaian alat penyangga, prosthesis, sepatu dan pakaian
Penuluhan untuk pasien dan keluarga
Ajarkan pasien dan keluarga tentang :
Menghindari suhu yang eksterm pada ekstremitas
Pentingnya mematuhi program diet dan program pengobatan
Tanda dan gejala yang dapat dilaporkan pada dokter
Perawatan sirkulasi (NIC): ajarkan pasien untuk melakukan perawatan kaki yang
tepat
Pentingnya pencegahan ststis vena
Manajemen sensasi perifer (NIC) :
Anjurkan pasien atau keluarga untuk memantau posisi bagian tubuh saat pasien
mandi, duduk, berbaring atau mengubah posisi
Ajarkan pasien atau keluarga untuk memeriksa kulit setiap hari untuk mengetahui
perubahan integritas kulit
Aktivitas kolaboratif :
Beri obat nyeri, beritahu dokter jika neri tidak kunjung reda
Perawatan sirkulasi (NIC): beri obat antitrombosit atau antikoagulan, jika perlu
Aktivitas lain :
Hindari trauma kimia, mekanik, atau panas yang melibatkan ekstremitas
Kurangi rokok dan penggunaan stimulan
Perawatan sirkulasi: insufisiensi arteri (NIC): letakkan ekstremitas pada posisi
menggantung, jika perlu
Perawatan sirkulasi: insufisiensi vena (NIC) :
Lakukan modaitas terapi kompresi, jika perlu
Evaluasi ekstremitas yang terkena 20 derajat atau lebih diatas jantung jika perlu
Dorong latihan rentang pergrakan sendi aktif dan pasif, terutama pada ekstremitas
bawah, saat tirah baring
Penatalaksanaan sensasi perifer (NIC) :
Hindari atau pantau penggunaan alat yang panas atau dingin
Letakkan ayunan diatas bagian tubuh yang terkena dan tidak menyentuh linen
tempat tidur
Diskusikan dan identifikasi penyebab sensasi tidak normal atau perubahan sensasi
Perawatan dirumah :
Tindakan diatas dapat digunakan atau diadaptasikan untuk perawatan dirumah
Untuk lansia :
Waspadai gejala terutama emboli paru pada lansia
Diagnosa 3 : Risiko infeksi
Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
Setelah diberikan perawatan pasien akan menunjukkan:
Factor resiko infeksi akan hilang yang dibuktikan dengan pengendalian resiko
komunitas, penyakit menular, status imun, keparahan infeksi, keparahan infeksi bai
baru lahir, pengendalian resiko PMS, dan penyembuhan luka primer dan sekunder.
Pasien akan memperlihatkan pengendalian resiko PMS yang dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut:
a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Kadang-kadang
d. Sering
e. Selalu
Indicator 1 2 3 4 5
Memantau perilaku seksual
terhadap resiko pajanan PMS
Mengikuti strategi pengendalian
pemajanan
Menggunakan metode
pengendalian penularan PMS
Pengkajian
Pantau tanda dan gejala infeksi (suhu, denut jantung, drainase, penampilan luka,
sekresi, penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan dan malaise)
Kaji factor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi
Pantau hasil laboratorium (hitung darah lengkap, hitung granulosit, absolute,
hitung jenis, protein serum, albumin)
Amati penampilan praktek hygiene personal untuk perlindungan terhadap infeksi
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
Jelaskan pada ppasien dan keluarga mengapa sakit atau terapi meningkatkan
resiko terhadap infeksi
Instruksikan untuk menjaga personal hygiene
Jelaskan manfaat dan rasional serta efek samping imunisasi
Berikan pasien dan keluarga metode untuk mencatat imunisasi
Pengendalian infeksi (NIC):
Ajarkan pasien tehnik mencuci tangan yang benar
Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan
meninggalkan ruang pasien
Aktivitas kolaboratif :
Ikuti protocol institusi untuk melaporkan suspek infeksi atau kultur positif
Pengendalian infeksi (NIC): berikan terapi antibiotic, bila diperlukan
Aktivitas lain :
Lindungi pasien terhadap kontaminasi silang dengan tidak menugaskan perawat
yang sama untuk pasien lain yang mengalami infeksi dan memisahkan ruang
perawatan pasien dengan pasien yang terinfeksi
Pengendalian infeksi (NIC) :
Bersihkan lingkungan dengan benar setelah dipergunakan masing-masing pasien
Pertahankan tehnik isolasi, bila diperlukan
Terapkan kewaspadaan universal
Batasi jumlah pengunjung, bila diperlukan
Perawatan dirumah :
Ajarkan tindakan hygiene dasar seperti mencuci tangan, tidak berbagi handuk,
gelas , dll
Ajarkan metode mengolah, menyiapkan, dan menyimpan makanan yang aman
Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi factor dilingkungan mereka, gaya
hidup atau praktik kesehatan yang meningkatkan risiko infeksi
Ajarkan keluarga bagaimana membuang balutan luka yang kotor dan sampah
biologis lainnya
Jangan melakukan kunjungan rumah jika saudara sedang sakit
Rujuk pasien dan keluarga kelembaga sosial untuk membantu menjaga kebersihan
rumah dan nutrisi
Pengendalian infeksi: ajarkan pasien dan keluarga mengenal tanda dan gejala
infeksi serta kapan harus melaporkan ke layanan kesehatan
Untuk bayi dan anak-anak :
Ajarkan orang tua jadwal imunisasi yang dianjurkan
Rujuk kelembaga sosial untuk memperooleh bantuan finansia untuk imunisasi
Pantau seberapa sering penggunaan antibiotic pada bayi dan anak-anak, yakinkan
orang tua bahwa salesma tidak diobati dengan antibiotic
Untuk lansia :
Dengan mengetahui bahwa system imun mengalami penurunan individu lansia
mungkin tidak mengeluarkan gejala, bahkan pada kasus infeksi serius sekalipun.
Lakukan pengamatan untuk suhu yang rendah dan konfusi
Rujuk ke ahli perawatan geriatric untuk kasus kuku yang tumbuh
Rekomenasikan untuk mendapat imunisasi influenza dan pneumonia
Kaji adanya factor yang meningkatkan resiko pasien terhadap infeksi
a. Mendiskusikan Learning Objective (LO) yang telah dicari dari berbagai literature.
b. Mensintesis, mengevaluasi, dan menguji informasi baru hasil belajar mandiri
setiap anggota kelompok
c. Diskusi tentang aspek pada pohon masalah yang direncanakan
d. Setiap mahasiswa harus melaporkan hasil belajar mandiri, dengan menyebutkan
sumber yang valid
e. Di akhir kegiatan, kelompok tutorial wajib melaporkan tutorial yang diserahkan
kepada tutor masing-masing.
PENUGASAN 2
Buah-buahan.
Sayur-sayuran
Mengkonsumsi sayur-sayuran memiliki sejuta manfaat yang positif untuk
tubuh. Manfaat yang didapat antara lainnya ialah menurunkan segala resiko
penyakit, memperlancar dan menyehatkan pencernaan dan masih banyak lagi.
Protein
Karbohidrat
Salah satu manfaat makanan karbohidratuntuk tubuh ialah menjadi sumber
energi. Selain itu, masih banyak manfaat lainnya untuk tubuh, yaitu:
1. Menyediakan energi yang disimpan.
2. Membantu menjaga massa otot.
3. Meningkatkan kesehatan pencernaan.
4. Meningkatkan kesehatan jantung dan mengelola diabetes.
5. Mengendalikan berat badan.
DAFTAR PUSAKA
http://dinkes.sumselprov.go.id/2019/01/isi-piringku-gizi-yang-seimbang/
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8c
d98f00/files/LEAFLET-ISI-PIRINGKU-ilovepdf-
compressed_1011.pdf&ved=2ahUKEwiD7bnI_cvrAhXZXSsKHQPaCuYQFjALegQIAR
AB&usg=AOvVaw06Eq9yJ9CGoS_8EjBP55B_
https://ultravoucher.co.id/apa-sih-manfaat-makanan-yang-terdapat-dari-isi-
piringku/anditabening/