Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A

Kelompok VII
Pembimbing : dr. Yanti Rosita, M.Kes.

Anggota Kelompok :
Maharani Bella Safitri (702021008)
Muhammad Fahlucky Raihan Wilantara (702021022)
Dwi Aulia Rahmawati (702021030)
Denova Putri Apriliana Gumesna (702021036)
Cleo Aurelia Moza (702021045)
Oktariani Dhea Saputri (702021065)
Sukma Ayu Rizki (702021083)
Ahmad Fadhil Kurnia (702021089)
Syabila Azzahra Rizqiyyah (702021112)
Muhammad Ramadhani Daro (702021115)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2021/2022

Kata Pengantar

1
Assalamualaikum wr. wb.
Puji dan syukur atas kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala karena atas berkah dan
rahmatnya juga kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial Skenario A blok 1 ini mengenai
Skenario A, shalawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta para keluarga, sahabat dan pengikutnya
hingga akhir zaman.
Kami mengucapkan terima kasih, terutama kepada dr. Yanti Rosita, M.Kes karena
atas bimbingan beliau akhirnya kami dapat menyelesaikan Laporan Tutorial ini. Kami juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses
pembuatan laporan ini, karena tanpa bantuan dan bimbingannya maka proposal kami tidak
bisa menjadi lebih baik dan bermanfaat.
Akhir kata kami akhiri, semoga laporan yang telah kami buat ini berguna dan
bermanfaat sebagai bahan pembelajaran nantinya untuk orang yang membacanya, aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb

Palembang, 29 September 2021

Penulis

DAFTAR ISI

2
Kata Pengantar...........................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1. Latar Belakang...............................................................................................................4

1.2. Maksud dan Tujuan........................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN........................................................................................................................6

2.1. Data Tutorial...................................................................................................................6

2.2. Skenario Kasus...............................................................................................................6

2.3. Klarifikasi Istilah............................................................................................................7

2.4. Identifikasi Masalah.......................................................................................................8

2.5. Prioritas Masalah............................................................................................................8

2.6. Analisis Masalah............................................................................................................9

2.7. Kesimpulan...................................................................................................................21

2.8. Kerangka Konsep.........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22

BAB I

PENDAHULUAN

3
1.1. Latar Belakang

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tutorial adalah


pembimbingan kelas oleh seorang pengajar (tutor) untuk seorang peserta didik.
Problem Based Learning (PBL) adalah metode pembelajaran dengan
menggunakan suatu masalah sebagai titik pangkal untuk mendapatkan dan
mengintegrasikan ilmu. PBL dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario yang berjudul
“Saza Mahasisa”, yaitu: Saza, mahasiswi Blok 1 FK UM Palembang mengikuti
proses tutorial. Saat sesi pertama, Saza sangat bingung untuk membuat
pertanyaan analisis masalah, akhirnya dia tidak bertanya dan hanya menyimak
diskusi teman-temannya. Saat selesai proses tutorial, dosen memberikan
komentar bahwa Saza belum aktif bertanya dan seharusnya sebagai seorang
pembelajar dewasa diharapkan Saza bisa mengikuti diskusi dengan aktif. Saat
sesi kedua, Saza datang terlambat 20 menit namun dosen tetap memberikan
kesempatan untuknya mengikuti proses tutorial. Ketika sesi diskusi berlangsung,
Saza masih saja pasif karena dia tidak belajar di sesi belajar mandiri, dia tidak
tahu apa yang harus dipelajari serta tidak semangat untuk mencari tahu jawaban
bahkan dia sempat tertidur dan ketahuan oleh dosen. Saat proses tutorial berakhir,
dosen memberikannya tugas untuk membaca efektif materi refleksi diri dari slide
kuliah serta dari 3 literatur lain yang harus dia cari. Saza juga diminta membuat
catatan refleksi diri mengenai kondisinya, jika tidak mengumpulkan tugas maka
kehadiran proses tutorial akan dianggap “Tidak Lengkap” (TL). Saza kemudian
teringat bahwa dalam seminggu ini dia sering begadang menghabiskan episode
drama korea di Ne*flix, hal itu dia lakukan karena mengalihkan rasa kewalahan
dengan ritme belajar di FK yang sangat berbeda dengan saat di SMA. Saza juga
merasa homesick dengan keluarganya di Jambi.

1.2. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus A, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran Problem Based Learning di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.

4
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario A dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB II

PEMBAHASAN

5
2.1. Data Tutorial

Tutor : dr. Yanti Rosita, M.Kes.


Moderator : Dwi Aulia Rahmawati
Sekretaris Papan : Muhammad Fahlucky Raihan
Waktu : Senin, 27 September 2021
Pukul 08.00 – 10.30 WIB
Rabu, 29 September 2021
Pukul 08.00 – 10.30 WIB
Peraturan :
1. Saling menghormati antar sesama peserta tutorial
2. Menggunakan komunikasi yang baik dan tepat
3. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan pendapat
4. Izin saat akan keluar ruangan.
5. Tepat waktu.

2.2. Skenario Kasus

SKENARIO A BLOK 1
“ Saza Mahasiswa Baru ”
Saza, mahasiswi Blok 1 FK UM Palembang mengikuti proses tutorial. Saat
sesi pertama, Saza sangat bingung untuk membuat pertanyaan analisis masalah,
akhirnya dia tidak bertanya dan hanya menyimak diskusi teman-temannya. Saat
selesai proses tutorial, dosen memberikan komentar bahwa Saza belum aktif
bertanya dan seharusnya sebagai seorang pembelajar dewasa diharapkan Saza bisa
mengikuti diskusi dengan aktif.
Saat sesi kedua, Saza datang terlambat 20 menit namun dosen tetap memberikan
kesempatan untuknya mengikuti proses tutorial. Ketika sesi diskusi berlangsung,
Saza masih saja pasif karena dia tidak belajar di sesi belajar mandiri, dia tidak tahu
apa yang harus dipelajari serta tidak semangat untuk mencari tahu jawaban bahkan
dia sempat tertidur dan ketahuan oleh dosen. Saat proses tutorial berakhir, dosen
memberikannya tugas untuk membaca efektif materi refleksi diri dari slide kuliah
serta dari 3 literatur lain yang harus dia cari. Saza juga diminta membuat catatan
refleksi diri mengenai kondisinya, jika tidak mengumpulkan tugas maka kehadiran
proses tutorial akan dianggap “Tidak Lengkap” (TL). Saza kemudian teringat bahwa
dalam seminggu ini dia sering begadang menghabiskan episode drama korea di

6
Ne*flix, hal itu dia lakukan karena mengalihkan rasa kewalahan dengan ritme
belajar di FK yang sangat berbeda dengan saat di SMA. Saza juga merasa homesick
dengan keluarganya di Jambi.

2.3. Klarifikasi Istilah

1. Homesick
Rindu atau hendak pulang ke kampung. (KBBI)
2. Analisis masalah
Membuat sebanyak mungkin pertanyaan yang relevan untuk setiap masalah.
(Modul LKK Blok 1)
3. Diskusi
Pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. (KBBI)
4. Refleksi diri
Kemampuan mengvaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh pelajar dan
memperbaiki hal yang harus diperbaiki untuk mencapai hasil belajar yang jauh
lebih baik. (Materi K4 dari dr. Putri Zalika)
5. Tutorial
Pembimbingan kelas oleh seorang pengajar atau tutor untuk seorang mahasiswa.
(KBBI)
6. Literatur
Bahan bacaan yang digunakan didalam segala macam aktivitas atau kegiatan baik
secara intelektual maupun interaksi. (ALA Glozary of Library and Information
Science)
7. Ritme
Irama. (KBBI)
8. Efektif
Menimbulkan akibat, manjur, berhasil, dan berlaku. (KBBI)
9. Pasif
Menerima saja, tidak giat, tidak aktif. (KBBI)
10. Aktif
Giat bekerja dan berusaha. (KBBI)
11. Begadang
Berjaga tidak tidur sampai larut malam. (KBBI)
12. Dosen
Guru pada perguruan tinggi. (KBBI)

7
2.4. Identifikasi Masalah

1. Saza, mahasiswi Blok 1 FK UM Palembang mengikuti proses tutorial. Saat sesi


pertama, Saza sangat bingung untuk membuat pertanyaan analisis masalah,
akhirnya dia tidak bertanya dan hanya menyimak diskusi teman-temannya.
2. Saat selesai proses tutorial, dosen memberikan komentar bahwa Saza belum aktif
bertanya dan seharusnya sebagai seorang pembelajar dewasa diharapkan Saza bisa
mengikuti diskusi dengan aktif.
3. Saat sesi kedua, Saza datang terlambat 20 menit namun dosen tetap memberikan
kesempatan untuknya mengikuti proses tutorial.
4. Ketika sesi diskusi berlangsung, Saza masih saja pasif karena dia tidak belajar di
sesi belajar mandiri, dia tidak tahu apa yang harus dipelajari serta tidak semangat
untuk mencari tahu jawaban bahkan dia sempat tertidur dan ketahuan oleh dosen.
5. Saat proses tutorial berakhir, dosen memberikannya tugas untuk membaca efektif
materi refleksi diri dari slide kuliah serta dari 3 literatur lain yang harus dia cari.
Saza juga diminta membuat catatan refleksi diri mengenai kondisinya, jika tidak
mengumpulkan tugas maka kehadiran proses tutorial akan dianggap “Tidak
Lengkap” (TL).
6. Saza kemudian teringat bahwa dalam seminggu ini dia sering begadang
menghabiskan episode drama korea di Ne*flix, hal itu dia lakukan karena
mengalihkan rasa kewalahan dengan ritme belajar di FK yang sangat berbeda
dengan saat di SMA. Saza juga merasa homesick dengan keluarganya di Jambi.

2.5. Prioritas Masalah

Saza juga diminta membuat catatan refleksi diri mengenai kondisinya, jika tidak
mengumpulkan tugas maka kehadiran proses tutorial akan dianggap “Tidak Lengkap”
(TL).

Alasan:
Karena jika saza tidak mengumpulkan tugas, maka kehadiran proses tutorial dianggap
“Tidak Lengkap” (TL).

8
2.6. Analisis Masalah

1. Saza, mahasiswi Blok 1 FK UM Palembang mengikuti proses tutorial. Saat sesi


pertama, Saza sangat bingung untuk membuat pertanyaan analisis masalah,
akhirnya dia tidak bertanya dan hanya menyimak diskusi teman-temannya.
a. Bagaimana langkah tutorial?
1. Klarifikasi istilah – istilah
2. Identifikasi permasalahan
3. Analisis permasalahan
4. Merumuskan hipotesis
5. Merumuskan keterbatasan pengetahuan dan learning issues
6. Belajar mandiri
7. Mensintesis dan merangkum hasil belajar mandiri
(PEDOMAN TUTORIAL FK UMP, 2021)

b. Bagaimana sikap dan tata tertib seorang peserta tutorial seharusnya?


Sikap peserta tutorial:
1. Saling menghormati
2. Keterampilan komunikasi
3. Sikap bertanggung jawab
4. Kesadaran akan kemampuan dan evaluasi diri sendiri
Tata tertib peserta tutorial:
1. Proses tutorial dilaksanakan secara daring melalui zoom.
2. Diskusi dibuka oleh tutor dengan salam pembuka. Apabila lebih dari 15 menit
tutor belum membuka tutorial, maka perwakilan kelompok menghubungi admin
prodi atau personil blok. Admin prodi dapat menghubungi tutor yang
bersangkutan.
3. Tutorial tidak boleh dimulai sebelum ada ijin dari tutor atau personil blok
atau prodi.
4. Selanjutnya, dilakukan pemilihan moderator dan pencatat diskusi oleh
anggota, kemudian disepakati aturan-aturan yang berlaku selama diskusi
berlangsung.
5. Moderator memimpin pembacaan do'a.
6. Tutor membagikan skenario melalui grup daring/ secara online.
7. Diskusi tutorial tetap menggunakan 7 langkah tutorial (seven jump steps).

9
8. Sekretaris kelompok mencatat proses dan hasil diskusi pada Ms. Word dan
ditampilkan dengan share screen Zoom Meeting.
9. Tutor memberikan umpan balik terhadap proses tutorial pada akhir tutorial.
10. Tutorial ditutup dengan pembacaan do’a yang dipimpin oleh moderator.
11. Persetujuan/ACC laporan tutorial ke tutor dilakukan maksimal 1 hari (pukul
16.00) setelah tutorial sesi kedua (kecuali jika hari berikutnya adalah hari libur
nasional/hari Minggu). Waktu pengiriman laporan sementara kepada tutor
maksimal pukul 08.00.
12. Tata tertib tutorial lainnya sama dengan yang tercantum pada buku pedoman
akademik.
(PEDOMAN AKADEMIK FK UMP, 2021)

c. Faktor – faktor apa saja yang menghambat proses tutorial?


Berdasarkan sumber utama, hambatan dalam menjalani PBL dapat dibagi atas 2
kelompok yaitu: hambatan internal (yang bersumber dari dalam diri mahasiswa
tersebut), hambatan eksternal (yang berasal dari luar mahasiswa). Hambatan
internal bersumber dari sifat, pengetahuan dan keterampilan mahasiswa
sedangkan eksternal dapat berhubungan dengan sistem di fakultas kedokteran
dan yang berhubungan dengan biaya.
(M. Yulis Hamidy, 2010)

Kesiapan fakultas bukan hanya menyiapkan dan melatih tutor tetapi mencakup
kesiapan semua sivitas akademika kampus mulai dari jenjang paling atas
setingkat universitas sampai prasarana lainnya di kampus.
(M. Yulis Hamidy, 2010)

2. Saat selesai proses tutorial, dosen memberikan komentar bahwa Saza belum aktif
bertanya dan seharusnya sebagai seorang pembelajar dewasa diharapkan Saza bisa
mengikuti diskusi dengan aktif.
a. Bagaimana cara berkomunikasi yang efektif?
1. Memahami maksud dan tujuan berkomunikasi
2. Mengenali komunikasi
3. Berorientasi pada tema komunikasi
4. Menyampaikan pesan dengan jelas
5. Menggunakan alat bantu yang sesuai
6. Menjadi pendengar yang baik berapa

10
7. Memusatkan perhatian
8. Menghindari terjadinya gangguan
9. Membuat langkah menyenangkan
10. Manfaatkan bahasa tubuh yang benar
(Mulyana, Deddy, 2007)

b. Apa saja karakteristik adult learner?


1. Memiliki Motivasi Internal untuk belajar
2. Memiliki dan memahami tujuan belajar
3. Menikmati proses belajar
4. Mampu tetap bertahan dalam proses belajar hingga tujuan tercapai
5. Bertanggung Jawab atas proses belajar yang dia jalani
6. Menghargai waktu
7. Menerapkan prinsip belajar mandiri
8. Mampu melakukan penilaian atas dirinya sendiri
9. Memiliki rasa ingin tahu → berpikir kritis
10. Kemampuan mengelola informasi
11. Kemampuan mengelola diri sendiri → manajemen waktu
12. Memiliki keterampilan belajar
(Kapur, D. S, 2015)

c. Mengapa adult learner penting untuk diterapkan dalam dunia kedokteran?


Metode adult learning perlu diterapkan karena banyak sekali tantangan dalam
dunia kedokteran. Perubahan teknologi yang cepat, riset dan konsensus terbaru
serta ilmu kedokteran yang terus berkembang setiap tahunnya.
(Carodoso, 2011)

d. Apa saja kendala dalam berkomunikasi?


1. Perbedaan status
2. Permasalahan semantik
3. Penyimpangan persepsi
4. Perbedaan budaya
5. Gangguan yang bersifat fisik
6. Pilihan saluran/media komunikasi yang buruk
7. Tidak ada umpan balik
(Wissman, Yosita, 2017)

11
e. Apa saja langkah – langkah dalam berpikir kritis?
1. Mengenali masalah
2. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan.
3. Mengevaluasi data, fakta, serta pernyataan-pernyataan.
4. Mengenali asumsi-asumsi.
5. Mencermati hubungan logis antara masalah dan jawaban.
6. Menggunakan bahasa yang tepat, jelas dan khas.
7. Menemukan cara-cara untuk menangani masalah.
8. Menarik kesimpulan/pendapat dari isu atau persoalan yang dibahas.
(Rositawati, Dwi Nugraheni, 2018)

f. Apa peran berpikir kritis dalam pendidikan kedokteran?


Pendidikan dokter yang berorientasi kepada masyarakat bermakna bahwa
pendidikan diorientasikan kepada tuntutan perkembangan dan kebutuhan
masyarakat. Paradigma pembelajaran dunia kedokteran telah mengalami
pergeseran dengan adanya tuntutan di masyarakat akan lahirnya dokter
Indonesia yang mampu berfikir kritis menghadapi era globalisasi namun penuh
dengan kemampuan komunikasi yang efektif dengan pasiennya. Berpikir kritis
adalah mengandung makna self-directed, disiplin diri, self monitor, dan self-
corective dalam berpikir. Hal ini membutuhkan kemampuan komunikasi yang
efektif dan kemampuan pemecahan masalah.
(Giri, Made Kurnia Widiastuti, 2013)

3. Saat sesi kedua, Saza datang terlambat 20 menit namun dosen tetap memberikan
kesempatan untuknya mengikuti proses tutorial.
a. Bagaimana prinsip seorang adult learner saat mengikuti proses tutorial?
1. Peserta didik hendaknya mengerti dan menyetujui terhadap tujuan suatu
kegiatan pendidikan/ kursus.
2. Peserta didik hendaknya mau untuk belajar
3. Menciptakan situasi yang bersahabat dan tidak formal
4. Penataan ruangan hendaknya menyenangkan para peserta
5. Peserta didik hendaknya berperan serta mempunyai tanggungjawab terhadap
jalannya proses belajar
6. Belajar itu hendaknya erat hubunganya dengan pengalaman peserta didik
7. Fasilitator hendaknya mengenal benar akan materi pembelajaranya

12
8. Perhatikanlah kesungguhan dan ketekunan dalam mengajar
9. Peserta didik hendaknya dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan
kemampuanya
10. Peserta didik hendaknya sadar akan kemajuan dirinya dan memiliki rasa
kepuasan
11. Gunakan metode belajar yang bervariasi
12. Fasilitator hendaknya merasa turut tumbuh dalam proses belajar mengajar
13. Pendidikan hendaknya memiliki rencana yang fleksibel dalam proses belajar
mengajar
(Sunhaji, 2013)

b. Bagaimana cara memanajemen waktu?


Konsep dasar time management adalah penggunaan waktu secara efisien dalam
merealisasikan pengerjaan suatu tugas. Para ahli percaya bahwa beberapa hal
berikut penting dipertimbangkan dalam perancangan time management yang
bagus. Pertama, memprioritaskan tugas-tugas penting, dan didasarkan atas sumber
daya yang tersedia.
Kedua, mengembangkan perencanaan dan menggunaan waktu yang tersedia
dengan cara seefisien mungkin.
Ketiga, terus memantau penyimpanganpenyimpangan dan gangguan yang terjadi
yang mengganggu jalannya pekerjaan sesuai jadwal.
Keempat, mengembangkan efisiensi dan mengurangi tekanan atas jadwal yang
telah dibuat termasuk tekanan kepada para individu yang terlibat dalam proyek.
(Gea, Antonius Atoskhi, 2014)

c. Mengapa manajemen waktu penting untuk diterapkan?


Karena time management yang bagus sangat penting untuk mengatasi tekanan-
tekanan dari dunia modern ini tanpa mengalami terlalu banyak stres. Time
management yang bagus tidak berarti melakukan banyak pekerjaan, melainkan
berfokus pada tugas setepatnya dan membuat perbedaan. Apakah di dalam
pekerjaan atau di kehidupan secara keseluruhan, seorang harus belajar bagaimana
mengelola waktu secara baik, yang akan membantu merasa lebih relaks, fokus, dan
terkontrol.
(Gea, Antonius Atosokhi, 2014)

d. Apa fungsi dari manajemen waktu?

13
Adapun fungsi lain yaitu
1. Tugas tertata rapi
2. Mempercepat segala urusan
3. Melatih disiplin
4. Menjadikan kamu orang yang bertanggung jawab
(Gea, Antonius Atosokhi, 2014)

4. Ketika sesi diskusi berlangsung, Saza masih saja pasif karena dia tidak belajar di
sesi belajar mandiri, dia tidak tahu apa yang harus dipelajari serta tidak semangat
untuk mencari tahu jawaban bahkan dia sempat tertidur dan ketahuan oleh dosen.
a. Mengapa belajar mandiri itu penting?
Karena dengan belajar mandiri dapat meningkatkan rasa ingin tahu, kemampuan
berpikir kritis, dapat mengambil keputusan, inovatif, dan percaya diri. Aspek
tersebut menjadi hal penting yang harus dimiliki seorang dokter.
(Oishi, Ivonne Ruth Vitamaya, 2020)

b. Apa saja karakteristik pembelajar mandiri?


1. Mengontrol proses pembelajaran mereka sendiri
2. Menetapkan tujuan belajar
3. Mencari dan menetapkan literatur yang sesuai sebagai sumber
4. Menetapkan metode belajar yang tepat untuk dirinya sendiri
5. Mampu mengevaluasi pembelajaran mereka sendiri
6. Mampu memanfaatkan peran dosen sebagai fasilitator
(Ramnarayan K, et. al, 2017)

c. Apa saja metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam belajar?


1. Metode belajar modern dan Konvensional
Metode modern dalam pembelajaran adalah menggunakan cara cara yang inovatif
dengan berbagai kombinasi yang komparatif untuk menghasilkan cara belajar yang
taktis,teknis dan praktis dalam mengaplikasikan,mengapresiasikan dan
menginterpretasikan. Metode konvensional dalam pembelajaran adalah metode
yang digunakan berdasarkan kecenderungan yang menjadikan guru dan siswa tidak
pasif selalu belajar,berpikir dan inovatif. (Wortham,2013)
(Dewi, Erni Ratna, 2018)

14
1. Metode Karya Wisata (Out Door)
Menurut Anitah (2008: 5.29) Pembelajaran Outdoor hampir identic dengan
pembelajaran karya wisata artinya aktivitas belajar siswa dibawa ke luar kelas.
2. Metode Talking Stick
Metode pembelajaran talking stick adalah Metode pembelajaran yang dilakukan
dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab
pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya.
3. Metode Simulasi
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2008: 27-28) ada beberapa langkah langkah
dalam penggunaan metode simulasi, yaitu :
a. Penentuan topik dan tujuan simulasi;
b. Guru memberikan gambaran secara garis besar situasi yang akan disimulasikan;
c. Guru memimpin pengorganisasian kelompok, peranan-peranan yang akan
dimainkan, pengaturan ruangan, pengaturan alat, dan sebagainya.
d. Pemilihan pemegang peranan;
e. Guru memberikan keterangan tentang peranan yang akan dilakukan;
f. Guru memberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri kepada kelompok dan
pemegang peranan;
g. Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan simulasi;
h. Pelaksanaan simulasi;
i. Evaluasi dan pemberian balikan;
j. Latihan ulang.
4. Metode Discovery Learning
Menurut Djamarah (2008: 22) Discovery Learning adalah belajar mencari dan
menemukan sendiri.
5. Metode Brainstorming
Menurut Danajaya (2010: 79), brainstorming adalah dirancang untuk mendorong
kelompok mengekspresikan berbagai macam ide dan menunda penilaian-penilaian
kritis.
6. Metode Diskusi
Diskusi menurut Suryosubroto (2009:167) adalah percakapan ilmiah oleh beberapa
yang tergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang suatu
masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan
kebenaran atas suatu masalah.
7. Metode Pembelajaran Luar Kelas

15
Kajawati (1995) menyatakan bahwa metode outdoor study atau metode di luar
kelas adalah metode dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk
melihat peristiwa langsung dilapangan dengan tujuan mengakrabkan siswa dengan
lingkungannya.
(Afandi, Muhammad et. al, UNISSULA PRESS. 2013)

5. Saat proses tutorial berakhir, dosen memberikannya tugas untuk membaca efektif
materi refleksi diri dari slide kuliah serta dari 3 literatur lain yang harus dia cari.
Saza juga diminta membuat catatan refleksi diri mengenai kondisinya, jika tidak
mengumpulkan tugas maka kehadiran proses tutorial akan dianggap “Tidak
Lengkap” (TL).
a. Apa saja manfaat refleksi diri?
1. Mengidentifikasi apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman akan
topik yang berkaitan.
2. Memberi makna hubungan antara infromasi baru dengan dengan umpan balik
pengalaman.
3. Membantu pemilihan proses pembelajaran lebih lanjut.
(Sandars J, 2009)

b. Apa saja tantangan dalam refleksi diri?


1. Minim pengetahuan tentang refleksi diri
2. Tidak menyediakan waktu untuk berefleksi
3. Gaya belajar yang tidak efektif
4. Belum mengenali diri
5. Emosi negatif
6. Feedback tidak konstruktif
(Sandars J, 2009)

c. Apa peran refleksi diri dengan Pendidikan kedokteran?


Mahasiswa yang memiliki keterampilan refleksi diri akan berkembang menjadi
seorang reflective practioners. Seorang reflective practioners adalah seorang dokter
yang selalu belajar dari pengalaman, sadar apa yang diketahui ataupun yang tidak
diketahui dan selalu menerapkan lifelong learning dalam meningkatkan
profesionalisme dalam pelayanan kesehatan.
(Shafira, Nyimas Natasha Ayu, 2015)

16
d. Apa langkah melakukan refleksi diri?
1. Apa yang terjadi
Perilaku, ide, dan perasaan (emosi yang terlibat)
2. Bagaimana bisa terjadi
a) Mengingat kembali
b) Melakukan evaluasi
c) Identifikasi issue yang dibutuhkan
3. Pelajaran yang didapat dan what’s next
a) Sudut pandang baru
b) Kesiapan untuk aplikasi
c) Perubahan perilaku
d) Komitmen untuk perubahan
(Hargreaves, K, 2016)

e. Apa alat bantu untuk refleksi diri?


Beberapa cara untuk memfasilitasi kemampuan refleksi diri yaitu
a) penulisan refleksi,
b) pembelajaran jurnal,
c) penilaian dan evaluasi,
d) proses kelompok dan memfasilitasi kelompok,
e) praktek refleksi dan pengembangan tim,
f) metode lainnya; e-learning, mentoring, co-peer mentoring.
(Gillie Bolton, 2009)

f. Apa sumber/bahan untuk refleksi diri?


a) Monitoring Diri
b) Feedback dari Pihak Lain
c) Kejadian Penting
(Rogers et. al, 2019)

g. Bagaimana cara menerapkan refleksi diri?


Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada sejumlah praktik belajar yang dapat
diterapkan untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan refleksi diri,
antara lain:
1. Jurnal Pembelajaran (Learning Journal)

17
Jurnal pembelajaran adalah catatan tertulis yang dibuat pelajar untuk mengulas
konsep yang telah mereka pelajari, pemikiran kritis yang terlibat dalam
pembelajaran mereka, dan interaksi yang mereka miliki dengan pelajar atau
pengajar. (Thorpe, 2004)
2. Tinjauan Sejawat (Peer Review)
Tinjauan sejawat dianggap sebagai alat penting untuk mengembangkan
keterampilan refleksi diri yang kritis pada pelajar (Dochy et al, 1999). Mendorong
pelajar untuk saling memberikan umpan balik secara teratur dalam pertemuan
kelompok membantu pelajar menjadi terbiasa dengan refleksi diri. (Moon, 1999)
(Cheng M et. al, 2015)

6. Saza kemudian teringat bahwa dalam seminggu ini dia sering begadang
menghabiskan episode drama korea di Ne*flix, hal itu dia lakukan karena
mengalihkan rasa kewalahan dengan ritme belajar di FK yang sangat berbeda
dengan saat di SMA. Saza juga merasa homesick dengan keluarganya di Jambi.
a. Apa perbedaan metode pembelajaran yang ada di SMA dan di FK?
Student Center Learning (Pembelajaran pada FK UMP)
1.Berfokus pada mahasiswa
2.Dosen sebagai fasilitator dan mitra pembelajaran
3.Mahasiswa bertanggung jawab atas pembelajarannya dan menciptakan kemitraan
antara mahasiswa dan dosen.
Teacher Center Learning (Pembelajran pada SMA)
1.Berfokus pada guru
2.Guru sebagai sumber ilmu utama
3.Siswa diberi materi pembelajaran oleh guru
(Harsono, 2008)

b. Bagaimana cara menghadapi lingkungan akademik yang baru?


1. Meyakinkan diri bahwa hidup di lingkungan baru itu menyenangkan
2. Mempelajari Bahasa daerahnya
3. Mempelajari norma - norma yang berlaku
4. Mempelajari budaya daerahnya
5. Senantiasa memiliki keterbukaan diri terhadap sesama
6. Ramah dan tamah kepada warga sekitar
(Aditya et.al, 2018)

18
c. Apa akibat sering begadang?
Akibat yang disebabkan dari pola tidur yang tidak teratur antara lain, tidur kurang
dari lima jam dalam satu malam, dapat beresiko terjangkit depresi, stress, penyakit
jantung, struk dan diabetes. Pada wanita, yang tidur sebanyak 6 jam atau kurang
dari jumlah tersebut setiap malam memiliki peluang 62% lebih besar terkena
kanker payudara, dibanding mereka yang tidur sebanyak 7 jam. Kurangnya jam
tidur telah terbukti dapat mengakibatkan siklus hormon dan metabolisme menjadi
tidak seimbang.
(Green, 2011)

d. Bagaimana adaptasi suasana akademik?


Meskipun masa transisi dari sekolah menengah atas ke perguruan tinggi
menawarkan tantangan untuk kematangan tugas perkembangan dan mencapai
kemandirian, tidak sedikit mahasiswa yang merasa stres dan kewalahan ketika
beradaptasi di tahun pertama kuliahnya. Kompleksnya tuntutan tersebut membuat
individu rentan mengalami permasalahan emosional, sulitnya membangun relasi
sosial, prestasi akademik yang rendah, bahkan kehilangan motivasi dan gagal
menyelesaikan studinya.
(Rahmadani, Anisa et. al, 2020)

e. Apa karakteristik yang harus dimiliki mahasiwa FK?


Student centered learning adalah suatu konsep dimana pusat suatu proses belajar
adalah mahasiswa. Konsep ini telah membuat berbagai perubahan pada setiap
aspek dari pengajaran. Teacher centered learning dianggap lebih pada transfer ilmu
antara dosen kepada mahasiswa dimana saat ini hal yang dirasa lebih penting
adalah bukan mengenai informasi faktual yang disimpan oleh mahasiswa tetapi
bagaimana mereka menganalisis informasi tersebut. Sehingga deep learning dapat
dicapai.1
Ciri dari student centerd learning adalah
1. Mahasiswa diminta aktif dan memacu diri sendiri untuk belajar
2. Refleksi
3. Motivasi belajar dari diri sendiri
4. Belajar dapat secara individual, bersama dan saling berkolaborasi
5. Dosen hanya bertindak sebagai fasilitator
6. Kegiatan belajar harus melibatkan guru dan mahasiswa
7. Mahasiswa menentukan tujan belajar, cara mencapainya dan proses penilaiannya

19
8. Keterampilan dalam belajar akan meningkatkan proses belajar itu sendiri
(Sari, Merry Indah et. al, 2016)

7. NNI yang terkait dalam kasus ini?


َ ِّ‫اِ ْق َر ْأ بِاس ِْم َرب‬
َ ۚ َ‫ك الَّ ِذيْ خَ ل‬
١-‫ق‬
"Iqra` bismi rabbikallażī khalaq".
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
ٍ ۚ َ‫ق ااْل ِ ْن َسانَ ِم ْن َعل‬
٢-‫ق‬ َ َ‫خَ ل‬
"Khalaqal-insāna min 'alaq".
Artinya: Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
٣ - ‫اِ ْق َر ْأ َو َربُّكَ ااْل َ ْك َر ۙ ُم‬
"Iqra` wa rabbukal-akram".
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,
٤ - ‫الَّ ِذيْ َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ۙ ِم‬
"Allażī 'allama bil-qalam".
Yang mengajar (manusia) dengan pena.
٥ - ‫عَلَّ َم ااْل ِ ْن َسانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ۗ ْم‬
"Allamal-insāna mā lam ya'lam".
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
(Qs. Al-alaq : 96/1-5)
Kesimpulan :
1. Selalu Menyebut Nama Allah
Kandungan pertama adalah memerintahkan kepada manusia bahwa dalam setiap
kegiatan sebaiknya selalu menyebut dan menyertakan Allah SWT. Dengan cara ini,
keimanan seseorang akan meningkat karena segala aktivitas yang dilakukan murni
karena Allah SWT.
2. Membiasakan Diri untuk Membaca
Membaca merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Dalam ayat di atas,
tidak ada perintah secara khusus untuk harus membaca tulisan maupun buku.
Membaca yang dimaksud dalam skala yang lebih besar, yaitu membaca keadaan
sosial dan lingkungan sekitar. Tujuannya agar dapat melatih diri untuk
meningkatkan kepekaan, rasa empati, dan kepedulian terhadap sesama.
3. Selalu Berusaha dan Tidak Mudah Menyerah
Tidak semudah yang dibayangkan saat Malaikat Jibril menyampaikan wahyu
kepada Nabi Muhammad. Ia terus berusaha menuntun Nabi Muhammad agar
mampu mengikuti bacaan yang disampaikannya hingga benar.

20
2.7. Kesimpulan

Saza, mahasiswi FK UMP diberikan tugas, karena belum bisa menerapkan


adult learning. Apabila Saza tidak mengumpulkan tugas maka akan dikenakan TL

2.8. Kerangka Konsep

Tidak menerapkan adult


learning

Diberikan tugas membuat


catatan refleksi diri

Apabila tidak dikumpulkan, proses kehadiran


tutorial dianggap tidak lengkap

21
DAFTAR PUSTAKA

PEDOMAN TUTORIAL 2021

PEDOMAN AKADEMIK 2021

Hamidy, M. Yulis. 2010. Manfaat dan Hambatan Problem-Based Learning (PBL) Menurut
Perspektif Mahasiswa Baru di Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Jurnal Ilmu Kedokteran
Jilid 4 Nomor 2. Enikarmila Asni,

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Remaja Rasadakarya..

Kapur, D. S.. 2015. Understanding the Characteristics of an Adult. Journal of Education-An


International Biannual Publication

Carodoso. 2011. T.A. Linking Critical Thinking to Academic and Scientific Performance in
Medical Education. citeseerx.ist.psu.edu.

Wissman, Yosita. 2017. KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM DUNIA PENDIDIKAN.


JURNAL NOMOSLECA Volume 3, Nomor 2.

Rositawati, Dwi Nugraheni. 2018. KAJIAN BERPIKIR KRITIS PADA METODE INKUIRI.
Jurnal UNS.

Giri, Made Kurnia Widiastuti. 2013. Kemampuan Komunikasi Efektif Dunia Pendidikan
Kedokteran Dengan Pendekatan Scientific Sebagai Bahan Refleksi Implementasi Kurikulum.
ejournal undiksha.

Sunhaji. 2013. KONSEP PENDIDIKAN ORANG DEWASA. Jurnal Kependidikan.

Gea, Antonius Atoskhi. 2014. MENGGUNAKAN WAKTU SECARA EFEKTIF DAN


EFISIEN. HUMANIORA Vol. 5 No. 2. TIME MANAGEMENT:

Oishi, Ivonne Ruth Vitamaya. 2020 Pentingnya belajar mandiri bagi peserta didik di
perguruan tinggi. Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol. 4 No. 2.

Ramnarayan K, et. al. 2017. Thoughts on Self-Directed Learning in Medical Schools :


Making Students More Responsible.

Dewi, Erni Ratna. 2018. Metode Pembelajaran Modern Dan Konvensional Pada Sekolah
Menengah Atas. Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 1
April 2018 hal 44-52.
22
Afandi, Muhammad et. al. 2013. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN DI
SEKOLAH. UNISSULA PRESS.

Sandars J. 2009. The use of reflection in medical education. AMEE Guide No. 44. Medical
Teacher.

Nyimas Natasha Ayu. 2015. Shafira Penerapan Refleksi Diri dan Self Evaluation Sebagai
Keterampilan Dasar Dalam Meningkatkan Profesionalisme Pada Mahasiswa Kedokteran.
ejurnal unja.

Hargreaves, K. 2016. Reflection in medical education. Journal of University Teaching and


Learning Practice, 13(2).

Gillie Bolton. 2009. Reflection and reflective practice in health professions education : a
systemic review. Adv in Health Sci Edu

Rogers et. al. . 2019. Applications of the reflective practice questionnaire in medical
education. BMC Medical Education

Cheng M et. al. 2015. Critical Self-reflection. Enhancement Themes

Harsono. 2008. Student Centered Learning. Jurnal Pendidikan Kedokteran dan Profesi
Kesehatan Indonesia vol. 3.

Aditya et.al. 2018. Komunikasi yang efektif pada tiap-tiap sekolah.. Jurnal Keterbukaan Diri
(SelfDisclosure) Siswa dan Implikasinya Bagi Konseling.

Green. 2011. Jurnal Perencangan Infografis Tentang Dampak Kebiasaan Begadang Terhadap
Pola Tidur Sehat Bagi Remaja. ejournal.bsi.ac.id.

Rahmadani, Anisa et. al. 2020. Adaptasi akademik, sosial, personal, dan institusional : studi
college adjustment terhadap mahasiswa tingkat pertama. Jurnal Konseling dan Pendidikan.

Sari, Merry Indah et. al. 2016. Pembelajaran di Fakultas Kedokteran : Pengenalan bagi
Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Jurnal Kedokteran Universitas
Lampung.

23

Anda mungkin juga menyukai