Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“Keterampilan Bertanya”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :
Pendidikan Kewarganegaraan SD
Dosen Pengampu :
Dr. Hj. Asniwati, S,Pd., M.pd
Diani Ayu Pratiwi, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelas 5D PGSD Kelompok 1
6. Siti Pahrina Hani 1910125120019
9. Helwa Ayuni 1910125120049
28. Noor Halifah Rizqi 1910125220074
29. Nurmala Sari 1910125220084
38. Nadira Syafa Khamila 1910125220124
42. Muhammad Ali Fikri 1910125310081
52. Siti Nurhalisa 1910125320049

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNLOGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena


dengan rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya jualah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Keterampilan Bertanya”. Makalah ini
telah kami selesaikan dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Hj. Asniwati, S,Pd., M.Pd dan Ibu Diani Ayu Pratiwi, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan SD.
2. Rekan-rekan Mahasiswa Kelas 5D S1 PGSD Universitas Lambung
Mangkurat.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini ada memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat oleh siapapun yang
membacanya dan dapat menambah ilmu kita khususnya pada mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan SD.

Banjarmasin, 15 Agustus 2021


Penyusun,

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian Keterampilan Bertanya .............................................................. 3
B. Tujuan Keterampilan Bertanya .................................................................... 8
C. Teknik Dasar Keterampilan Bertanya .......................................................... 9
D. Pentingnya Keterampilan Mengajar ........................................................... 10
E. Komponen Bertanya Tingkat Dasar ........................................................... 11
F. Komponen Bertanya Tingkat Lanjut .......................................................... 14
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 18
A. Kesimpulan ................................................................................................ 18
B. Saran ........................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan dalam proses belajar mengajar berpengaruh terhadap
tingkat keberhasilan proses belajar. Teknik belajar yang terlalu monoton
dan tidak memiliki variasi akan membentuk suasana yang membosankan
sehingga peserta didik tidak tertarik dalam mengikuti pelajaran. Maka
untuk menciptakan kehidupan interaksi belajar mengajar yang efektif,
Guru perlu menimbulkan adanya dialog atau tanya jawab.
Dialog antara Guru dan peserta didik akan menciptakan interaksi
belajar yang lebih efektif dan akrab. Adanya tanya jawab yang dilakukan
secara kelompok atau secara individu diharapkan akan membentuk
suasana belajar yang menyenangkan. Dengan adanya tanya jawab akan
memberi motivasi tersendiri kepada peserta didik agar membangkitkan
pemikiran dan cara pandang yang luas terhadap materi yang sedang
dipelajari di dalam kelas. Selain itu adanya tanya jawab dapat terlihat
bahwa sejauh mana peserta didik memahami materi yang sedang
didiskusikan.
Selama pelajaran berlangsung, siswa ikut serta secara aktif dalam
pembahasan materi yang diberikan oleh Guru. Pertanyaan yang berkaitan
dengan isi pelajaran atau juga pengalaman yang dihayati dengan tanya
jawab itu, pelajaran akan lebih mendalam dan meluas. Adanya teknik
tanya jawab yang dilakukan oleh guru bertujuan agar siswa dapat
mengerti, atau mengingat terhadap fakta-fakta yang dipelajari, didengar
ataupun dibaca, sehingga memiliki pemahaman yang mendalam terhadap
fakta tersebut.
Dengan adanya tanya jawab diharapkan dapat menjelaskan
langkah-langkah berpikir atau proses yang ditempuh dalam memecahkan
soal atau masalah sehingga dapat menjawab soal atau masalah dengan
benar dan tepat.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan bertanya?
2. Apa tujuan dari keterampilan bertanya?
3. Bagaimana teknik yang benar dalam keterampilan bertanya?
4. Mengapa keterampilan bertanya menjadi faktor penting dalam proses
pembelajaran?
5. Apa saja komponen bertanya tingkat dasar?
6. Apa saja komponen bertanya tingkat lanjut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui keterampilan bertanya.
2. Untuk mengetahui tujuan dari keterampilan bertanya.
3. Untuk mengetahui teknik yang benar dalam keterampilan bertanya.
4. Untuk mengetahui pentingnya keterampilan bertanya dalam proses
pembelajaran.
5. Untuk mengetahui komponen bertanya tingkat dasar.
6. Untuk mengetahui komponen bertanya tingkat lanjut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Bertanya


Keterampilan bertanya ini sangat diperlukan dan dikuasai oleh
seorang guru, karena hampir semua kegiatan belajar, guru mengajukan
pertanyaan dan kualitas pertanyaan menentukan kualitas jawaban
pertanyaan tersebut dari siswa. (Shoffa, 2016)
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan
penting sebab pertanyaan merupakan jantung pembelajaran. Pertanyaan
yang tersusun dengan baik dan teknik penyampaian yang tepat akan
memberikan dampak positif terhadap siswa, yaitu:
1. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu
masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan.
3. Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir
itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya.
4. Menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan
membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.
5. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Pertanyaan guru dapat mengaktifkan siswa sehingga terlibat secara
optimal dalam pembelajaran, di samping mengecek pemahaman siswa
terhadap materi yang dibahas. Keterlibatan ini akan mampu memotivasi
siswa untuk belajar karena ia merasa ikut berperan dalam pembelajaran.
Perlu ditekankan, bahwa dalam konteks ini, yang dimaksud dengan
pertanyaan adalah semua pertanyaan guru (tidak terlepas dari kalimat
tanya) yang meminta respon dari siswa, dengan demikian, kalimat perintah
dan kalimat tanya, dalam konteks ini, termasuk ke dalam jenis pertanyaan
Dasar-dasar Pertanyaan yang baik
1. Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
2. Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan.
3. Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu.

3
4. Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum
menjawab pertanyaan.
5. Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata.
Berikan respons yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul
keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya.
6. Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri
jawaban yang benar.
Pertanyaan ada banyak macamnya, berikut jenis-jenis pertanyaan.
1. Jenis pertanyaan menurut maksudnya
a. Pertanyaan permintaan (compliance guestion), yakni
pertanyaan yang mengharapkan agar siswa mematuhi perintah
yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan.
Contoh:
 Dapatkah kamu tenang agar suara bapak dapat didengar
oleh kalian?
 Dapatkah kamu menutupkan jendela jendela itu agar
suasana kelas tidak terganggu dengan kebisingan dari kelas
sebelah?
 Dapatkah kamu membuat jaring- jaring kubus tanpa tutup?
 Dapatkah kamu menyebutkan definisi kalimat terbuka?
 Dapatkah kamu menyebutkan koefisien koefisien dalam
suatu persamaan kuadrat?
 Dapatkah kamu menyebutkan banyak himpunan bagian dari
suatu himpunan?
b. Pertanyaan retoris (rhetorical guestion), yaitu pertanyaan yang
tidak menghendaki jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru.
Hal ini merupakan teknik penyampaian informasi kepada
siswa.
Contoh:
 Mengapa observasi diperlukan sebelum melaksanakan PPL?
Sebab observasi merupakan masukkan bagi calon guru yang
sedang PPL.

4
 Mengapa Foramenifora digolongkan phylum Protozoa?
Sebab tubuhnya hanya terdiri satu sel.
c. Pertanyaan menuntun (prompting guestion), yaitu pertanyaan yang
diajukan untuk menuntun dalam proses berpikirnya. Hal ini
dilakukan apabila guru menghendaki agar siswa memperhatikan
dengan seksama bagian tertentu atau inti pelajaran yang dianggap
penting. Dari segi yang lain, apabila siswa tidak dapat menjawab
atau salah menjawab, guru mengajukan pertanyaan lanjutan yang
akan menuntun proses berpikir siswa sehingga pada akhirnya siswa
dapat menemukan jawaban bagi pertanyaan pertama tadi.
Contoh:
Guru: Anak anak dalam melakukan perang melawan Belanda,
Pangeran Diponegoro dibantu oleh? Guru diam sejenak kemudian,
coba kamu Tono!
Tono: Nampak kesulitan untuk menjawab pertanyaan Guru.
Guru: Coba kamu ingat ingat. Kemudian guru menuntun jawab,
Kiai ...
Tono: Kiai Mojo.
Guru: Siapa lagi?
Tono: Imam Bonjol Pak!
Guru: Bukan! Itu kan Peminpin Perang Padri! Coba pikir lagi!
Tono: Lupa Pak.
Guru: Masa lupa! Sen...
Tono: Ya, Pak saya ingat, yaitu Ali Basah Sentot.
Guru: Coba diulangi jawaban tadi.
Tono: Kiai Mojo dan Ali Basah Sentot Pak.
Guru: Pinter!
d. Pertanyaan menggali (probing guestion), yaitu pertanyaan lanjutan
yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami jawabannya
terhadap pertanyaan pertama. Dengan pertanyaan menggali ini
siswa didorong untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jawaban
yang diberikan pada pertanyaan sebelumnya.

5
Contoh:
Guru: Anak-anak, faktor-faktor apa yang menyebabkan
bertambahnya Angka pengangguran di Indonesia? Guru diam
sejenak, kemudian coba kamu Desi !
Desi: Banyak Pabrik/Perusahaan yang gulung tikar Pak!
Guru: Bagus! Coba apalagi?
Desi: Adanya Krisis Moneter Pak!
Guru: Apalagi!
Guru: Tidak tahu Pak!
Guru: Coba diantara kalian yang bisa membantu Desi, angkat
tangan! (Guru menunjuk salah satu siswa yang angkat tangan) coba
kamu Ghofur!
Ghofur: Bahan baku yang di import harga berlibat ganda!
Guru: Pintar! Coba apalagi!
Hal ini dilakukan secara terus menerus sampai pertanyaan tersebut
terjawab sempurna, dan terakhir Desi disuruh mengulangi semua
jawaban tadi.
2. Jenis Pertanyaan menurut sempit luasnya sasaran
a. Pertanyaan sempit (narrow guestion), yaitu pertanyaan yang
membutuhkan jawaban tertutup/mengarah ke suatu jawaban
tertentu (convergent).
Pertanyaan sempit terdiri atas:
 Pertanyaan informasi langsung (direct information guestion).
Pertanyaan sermacam ini menuntut siswa untuk mengingat
atau menghafal informasi yang ada. Pertanyaan ini sangat
berguna bila siswa dituntut untuk menghafalkan sesuatu yang
berkaitan dengan informasi/rumus rumus atau sesuatu hal yang
senantiasa digunakan di dalam proses pembelajaran.
Contoh:
- Berapa derajat Celcius temperatur tubuh manusia yang
sehat?
- Kapan kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan?

6
- Sebutkan sila ke tiga dari Pancasila?
- Berpakah hasil kali 5 dengan 4?
- Apa yang dihasilkan reaksi antara asam dan basa?
 Pertanyaan sempit memusat (focusing guestion). Pertanyaan
ini menuntut agar siswa dapat mengembangkan ide atau
jawabannya dengan cara menuntunnya melalui petunjuk
tertentu. Pertanyaan jenis ini bermanfaat bila guru
menghendaki agar siswa dapat membedakan, menghubungkan
(mengasosiasikan), menjelas kan, membuktikan suatu
kasus/masalah yang diberikan.
Contoh:
- Bagaimana dapat dibuktikan bahwa dalam proses
fotosintesis menghasilkan tepung?
- Dengan cara yang bagaimana sehingga konsep jaringjaring
makanan mudah dimengerti oleh siswa?
- Bagaimana cara membuktikan Teorema Pythagoras?
- Bagaimana membuktikan bahwa hasil senyawa basa
dengan asam menghasilkan garam dan air?
b. Pertanyaan luas (broad guestion), yaitu pertanyaan yang
jawabannya mungkin lebih dari satu jawab, karena pertanyaan ini
tidak mempunyai jawaban yang khusus (tunggal), sehingga
diharapkan hasilnya terbuka. Pertanyaan luas terbagai atas:
 Pertanyaan luas terbuka adalah pertanyaan yang mempunyai
jawab lebih dari satu jawaban yang benar.
Contoh:
- Bila diketahui data seperti tertera dipapan tulis (guru
menyajikan data.
- Tentang pertumbuhan suatu perusahaan setiap bulan),
ramalkan apa yang terjadi pada bulan berikutnya?
- Apa alasan pemerintah RI pada akhir Mei 2008 menaikkan
harga BBM?

7
- Bagaimana cara menanggulangi pengangguran di kota
kota besar?
- Apa yang melatar belakangi proklamasi kemerdekaan
Indonesia?
 Pertanyaan luas menilai, adalah pertanyaan yang meminta agar
siswa dapat menilai terhadap aspek kognitif, psikomotorik
maupun afektif. Pertanyaan jenis ini lebih efektif bila guru
menghendaki siswa untuk meberikan pendapat Menentukan
sikap Tukar menukan pendapat/perasaan terhadap suatu isu
yang sedang berjalan.
Contoh:
- Bagaimana pendapatmu tentang alasan pemerintah RI
menaikkan harga BBM pada akhir Mei 2008?
- Bagaimana pendapatmu tentang anngota dewan yang
berkelahi sewaktu sidang berlangsung?
- Bagaimana sikapmu tentang tidak tertibnya pengendara
roda dua di jalan raya?

B. Tujuan Keterampilan Bertanya


Menurut Syaiful Bahri Dzamarah (2000:107) dalam bukunya yang
berjudul “Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif” terbitan Rineka
Cipta, menjelaskan tujuan keterampilan bertanya antara lain:
1. Untuk meningkatkan perhatian dan rasa ingin tahu siswa terhadap
topik.
2. Memfokuskan perhatian pada suatu konsep masalah tertentu.
3. Mengembangkan belajar secara aktif.
4. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
5. Mengembangkan kemampuan berfikir siswa.
Dari berbagai penelitian Turney (1979) terdapat 12 tujuan yang
akan dicapai dan menambah keuntungan tersendiri bagi guru ketika dia
mampu melakukan keterampilan bertanya dengan baik diantaranya :
1. Membungkitkan dan keingintahuan murid pada topik pembahasan.
2. Peningkatan pehatian dan konsentrasi.

8
3. Membuat pembelajaran aktif.
4. Merangsang siswa membuat pertanyaan sendiri.
5. Tugas menjadi terstruktur.
6. Mengatasi kesulitan belajar.
7. Mengajak dan soft learning secara serantak.
8. Memberi kesempatan buat siswa untuk mengumpulkan hasil belajar.
9. Memfasilitasi siswa dalam penyusunan pembelajaran.
10. Membiasakan meningkatkan minat serta terapi untuk mengaktifkan
pikiran dalam menjawab pertanyaan atau pernyataan guru atau siswa.
11. Mengajarkan Anak untuk Berlatih.
12. Guru dapat berkreasi dalam membuat pertanyaan kepada siswa secara
alami dan murni
Kesimpulannya, keterampilan bertanya dapat menghasilkan banyak
tujuan, bukan hanya pada penggulian informani, tetapi terdapat
pengejewantahan nilai atau mental anak terhadap proses belajar. kadang-
kadang satu pertanyaan saja yung disampaikan guru, dapat menimbulkan
banyak manfaat/tujuan yang dicapai. (Sutrisno, 2019)

C. Teknik Dasar Keterampilan Bertanya


Pertanyaan yang baik dilihat dari isi, tetapi cara mengajukan
pertanyaan yang tidak sesuai, akan mengakibatkan tidak tercapainya
tujuan yang diinginkan oleh guru. Menurut Hasibuan dalam (Indriyani &
Rohita, 2019) Teknik-teknik yang harus diperhatikan dalam mengajukan
pertanyaan antara lain:
a. Kejelasan dan kaitan pertanyaan. Pertanyaan hendaknya diajukan
dengan jelas, serta nampak kaitannya antara jalan pikiran yang satu
dengan yang lain. Hindari kebiasaan-kebiasaan yang tidak bagus
dalam bertanya.
b. Kecepatan dan selang waktu Usahakan menyampaikan pertanyaan
dengan jelas serta tidak tergesa-gesa. Begitu pertanyaan selesai
diucapkan, berhentilah sejenak untuk memberi kesempatan kepada
siswa untuk berpikir; sementara itu, sambil memonitor kelas, apakah
sudah ada yang siap menjawab.

9
c. Arah dan distribusi penunjukkan Pertanyaan hendaknya diajukan ke
seluruh kelas. Sesudah diberi kesempatan berpikir, barulah menunjuk
seseorang untuk menjawabnya. Diusahakan agar pertanyaan
didistribusikan secara merata ke seluruh kelas.
d. Teknik reinforcement Dimaksudkan untuk menimbulkan sikap yang
positif pada anak serta meningkatkan prestasi anak dalam kegiatan
belajarmengajar sehingga memungkinkan tercapainya tujuan belajar
yang lebih baik.
e. Teknik menuntun dan menggali (prompting and probing) Berdasarkan
pernyataan di atas bahwa aspek teknik bertanya harus digunakan dan
dilatih, agar guru dapat menggunakan pertanyaan secara efektif dalam
proses belajar-mengajar.

D. Pentingnya Keterampilan Mengajar


Ada beberapa keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai
oleh guru atau calon guru dalam proses pembelajaran salah satunya yaitu
Keterampilan Bertanya (Questioning skill). Bertanya merupakan ucapan
verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Bertanya
merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berfikir
(Sunhaji, 2009:110) dalam (Mansyur, 2017). Dalam proses belajar
mengajar, bertanya memainkan peranan penting, sebab pertanyaan yang
tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan
memberikan dampak positif terhadap siswa yaitu :
a. Meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu
masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan.
c. Mengembangkan pola dan cara berfikir aktif dari siswa sebab berfikir
itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya.
d. Menunjukkan proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik dan
membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.
e. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
(Zainal Asril, 2011:81) dalam (Mansyur, 2017)

10
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan
penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran
yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan yang baik di bagi
menjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan
menurut taksonomi bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari:
Pertanyaan Permintaan (compliance question), Pertanyaan Retoris
(rhetorical question), Pertanyaan Mengarahkan atau Menuntun (prompting
question), dan Pertanyaan Menggali (probing question). Sedangkan
pertanyaan menurut taksonomi bloom, yaitu : Pertanyaan Pengetahuan
(recall question atau knowlagde question), Pemahaman (comprehention
question), Pertanyaan Penerapan (application question), Pertanyaan
Sintesis (synthesis question), dan Pertanyaan Evaluasi (evaluation
question). (Diah Wahyulestari, 2018)
Adapun dasar-dasar pertanyaan yang baik adalah :
1. Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
2. Berikan infirmasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan siswa.
3. Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu.
4. Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berfikir sebelum
menjawab pertanyaan.
5. Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata.
6. Berikanlah respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul
keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya.
7. Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri
jawaban yang benar. (Muh. Uzer Usman, 2007:75) dalam (Mansyur,
2017)

E. Komponen Bertanya Tingkat Dasar


Komponen bertanya tingkat dasar meliputi:
1. Jelas dan singkat (clarity and brevity)
Susunan kata-kata perlu disesuaikan dengan usia dan tingkat
perkembangan siswa. Contoh: "Anak-anak, Rukun Iman ada berapa?"
(Guru menuliskan secara Sistematis di papan tulis);

11
2. Pemberian acuan (structuring)
Sebelum mengajukan pertanyaan, kadang-kadang guru perlu
memberikan acuan berupa pernyataan yang berisi informasi yang
relevan dengan jawaban yang di harapkan dari siswa. Contoh: "Kalian
telah mengetahui bahwa Allah itu bersifat ar-Rahman (Maha
Pengasih). (pertanyaan) Coba jelaskan bentuk-bentuk
kemahapengasihan Allah kepada umat manusia!"
3. Pemusatan (focusing)
Pada umumnya dimulai dengan pertanyaan berpusat (berfokus) luas,
kemudian diikuti dengan pertanyaan yang lebih khusus yang berfokus
sempit (sesuai dengan tujuan khusus pengajaran). Contoh: "Siapa-
siapakah Rasul Allah yang termasuk 'Ulul 'Azmi?" (Pertanyaan ini
bersifat luas, kemudian disusul dengan pertanyaan yang lingkupnya
sempit). "Siapa Rasul Allah yang paling anda idolakan?"
4. Pindah gilir (re-directing)
Pada mulanya guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas,
kemudian memilih beberapa siswa untuk menjawab dengan cara
menyebutkan nama mereka secara bergiliran. Contoh: Guru
mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, "Kesan-kesan apa yang
kalian peroleh dari film "Kisah Umar bin Khattab" yang barusan di
tonton bersama?" Setelah diam sejenak, guru meminta seorang siswa
menjawab, kemudian guru meminta seorang siswa yang lain untuk
menjawab, dan selanjutnya dapat diminta siswa yang lain lagi.
5. Penyebaran (distribution) Giliran untuk menjawab pertanyaan harus
disebar merata, baik kepada siswa yang duduk di depan maupun yang
di belakang, baik yang duduk di sudut depan maupun di sudut
belakang.
6. Pemberian waktu berpikir (pausing)
Sesudah mengajukan satu pertanyaan kepada seluruh kelas, guru perlu
memberi waktu beberapa detik (maksimum 1/2 menit sebelum
menunjuk seorang siswa untuk menjawab).

12
7. Pemberian tunjangan (prompting)
Bila seorang siswa memberikan jawaban yang salah atau kurang
sempurna atau tidak dapat menjawab pertanyaan, maka siswa tersebut
perlu mendapat tuntunan guru dengan harapan ia akan dapat
menemukan jawaban yang benar, atau mendekati benar. Caranya
adalah; mengungkapkan sekali lagi pertanyaan itu dengan cara lain
yang lebih sederhana dan dengan susunan kata yang lebih mudah
dipahami siswa. (Syaripuddin, 2019)
Contoh: Guru bertanya, "Bagaimana cara mengetahui ke-Maha
Kuasa-an Allah"? Kalau siswa tidak dapat atau kurang sempurna
jawabannya, guru sebaiknya mengubah pertanyaan itu menjadi, "Apakah
Anda tidak memperhatikan tumbuh-tumbuhan, binatang, atau bahkan diri
sendiri, apa mungkin terjadi secara otomatis tanpa ada yang
menciptakan"? Setelah siswa dapat menjawab barulah guru menjelaskan
bahwa semua benda yang ada di sekitar kita, termasuk diri sendiri pasti
ada penciptanya, yakni Allah Swt.
Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang
jawabannya dapat dipakai untuk menuntun siswa menemukan jawaban
pertanyaan semula. Contoh: "Bagaimana keadaan orang yang terkena
musibah banjir?" Karena siswa tidak dapat menjawab atau kurang
sempurna jawabannya, guru mengajukan serangkaian pertanyaan untuk
menuntunnya, sebagai berikut: "Apakah orang yang terkena musibah
banjir merasa senang? Mengapa mereka merasa sedih? Apa yang akan
kalian lakukan untuk menolong mereka?"
Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya yang berhubungan
dengan pertanyaan itu: "Bagaimana keadaan orang yang terkena musibah
banjir?" Karena siswa tidak dapat menjawab, guru mengulangi penjelasan
sebelumnya dengan mengatakan, "Ingatlah anak-anak, Bapak telah
katakan bahwa musibah banjir itu dapat menjadikan rakyat menderita,
karena rumah-rumah pada rusak/roboh, ternak-ternak mati, hasil bumi.

13
F. Komponen Bertanya Tingkat Lanjut
Komponen keterampilan bertanya tingkat lanjut meliputi (1)
pengubahan tuntutan tingkat kognitif pertanyaan, (2) pengaturan urutan
pertanyaan (3) penggunaan pertanyaan pelacak, dan (4) peningkatan
terjadinya interaksi.
1. Pengubahan tuntutan tingkat kognitif pertanyaan
Setiap jenis pertanyaan menuntun respons (jawaban) yang
berbeda. Respons yang muncul atau menampak merupakan
perwujudan dari proses mental atau proses berpikir. Jadi, kalau
dikaitkan dengan teori taksonomi Bloom tentang berbagai macam
tingkat pertanyaan, dapat dijumpai bahwa ada pertanyaan yang tidak
melibatkan proses mental yang kompleks (berpikir, misalnya
pertanyaan pengetahuan), tetapi ada pula yang melibatkan proses
mental (berpikir) yang sangat kompleks (misalnya pertanyaan analitis,
sintesis, dan evaluasi). Tuntutan kegiatan mental (berpikir) inilah yang
dimaksudkan dengan tuntutan kognitif pertanyaan, sedangkan
pengubahan tuntutan kognitif pertanyaan diartikan dengan kegiatan
guru yang menampak dan berkaitan dengan usahanya untuk
mengembangkan proses mental siswa melalui teknik bertanya.
Jelasnya, jika guru mengajukan pertanyaan, hendaknya diusahakan
agar pertanyaan itu tidak hanya memita siswa untuk sekadar
mengingat kembali fakta-fakta, tetapi perlu ditingkatkan kepada
pertanyaan pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis, bahkan kalau
mungkin sampai evaluasi. Hendaknya diperhatikan bahwa perubahan
tuntutan kognitif itu sendiri harus benar-benar disadari oleh siswa.
Artinya, siswa sadar bahwa pertanyaan guru makin lama makin
membutuhkan respons berpikir yang kompleks.
2. Pengaturan urutan pertanyaan
Apa yang dapat Anda kerjakan jika Anda ingin
mengembangkan tingkat kognitif yang rendah ke tingkat kognitif yang
lebih tinggi atau kompleks?

14
Untuk maksud tersebut, guru dapat mengatur urutan
pertanyaan yang diajukan kepada siswanya berdasarkan taksonomi
Bloom. bagaimanakah Anda dapat melakukan kegiatan mengurutkan
tingkat kognitif pertanyaan?. Disarankan dalam kegiatan mengatur
urutan pertanyaan jangan bolak-balik tak menentu. Misalnya, jika
guru sudah sampai pada pertanyaan analisis lalu kembali ke
pemahaman, kembali ke pertanyaan penerapan, dan akhirnya ke
pengetahuan. Perpindahan yang tidak teratur sering kali
membingungkan siswa sehingga dapat menurunkan partisipasinya
dalam pelajaran.
Untuk kepentingan praktis, guru diharapkan menyusun terlebih
dahulu urutan pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa.
Pertanyaan semacam itu perlu dirancang sebelum kegiatan tatap muka
dengan siswa dilaksanakan, sehingga penyusunan urutan pertanyaan
dapat Anda buat pada saat membuat persiapan mengajar.
3. Penggunaan pertanyaan pelacak
Pertanyaan pelacak dapat digunakan apabila jawaban siswa
yang dinilai benar masih dapat ditingkatkan kualitasnya sehingga
menjadi lebih sempurna. Untuk meningkatkan kualitas jawaban siswa,
dapat digunakan teknik bertanya yang dikenal dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan melacak. Teknik-teknik yang dapat
digolongkan punya kemampuan untuk melacak jawaban siswa
sehingga harapan guru untuk menyempurnakan jawaban siswa dapat
tercapai adalah:
a. Klarifikasi. Klarifikasi di sini diartikan dengan kejelasan.
Klarifikasi ini dilakukan guru bila jawaban yang diberikan oleh
siswa ternyata kalimatnya kurang tepat kata-katanya. Teknik
melacak yang disebut klarifikasi ini dikerjakan oleh guru dengan
cara mengajukan pertanyaanpertanyaan atau mengatakan dengan
kata-kata lain sehingga jawaban siswa itu menjadi jelas.

15
b. Meminta siswa memberikan alasan. Guru meminta siswa
memberikan bukti untuk menunjang pandangan yang diberikan
dalam menjawab pertanyaan guru.
c. Memita kesepakatan pandangan. Melacak tidak saja ditujukan
kepada seorang siswa, tetapi kepada seluruh kelas atau siswa yang
lain. Melalui teknik ini guru berusaha meminta siswa lain untuk
menyatakan persetujuan atau penolakan mereka terhadap pendapat
temannya serta memberikan alasanalasan pandangannya terhadap
pendapat temannya. Usaha ini dikerjakan dengan tujuan mencari
pandangan yang benar dan dapat diterima oleh semua pihak.
d. Meminta ketepatan jawaban. Guru meminta siswa meninjau
kembali jawabannya yang kurang tepat. Tujuannya agar siswa
memperoleh jawaban yang tepat. Usaha ini dikerjakan dengan
mengajukan pertanyaan melacak. Perlu diperhatikan, megajukan
pertanyaan melacak sebaiknya ditujukan kepada siswa yang
pandai di kelas dalam mata pelajaran tersebut. Andaikata ia tidak
dapat menjawab atau kurang sempurna jawabannya, lebih baik
guru menggunakan teknik menuntun.
e. Meminta jawaban yang relevan. Jawaban siswa terhadap
pertanyaan guru sering kali kurang relevan. Melalui teknik
bertanya, guru dapat meminta siswa menilai jawabannya kembali
atau mengemukakannya dengan kata-kata lain sehingga jawaban
itu benar dan relevan.
f. Meminta contoh. Apabila siswa memberikan jawaban samar-
samar atau terlalu luas, guru meminta siswa untuk meberikan
suatu ilustrasi atau contoh konkrit tentang apa yang
dimaksudkannya.
g. Meminta jawaban yang lebih kompleks. Jika guru menganggap
bahwa jawaban siswa masih dapat ditingkatkan menjadi luas dan
dalam, ia dapat meminta siswa untuk menjelaskan ide atau
gagasan penting lainnya.

16
4. Peningkatan terjadinya interaksi
Kenyataan menunjukkan bahwa jika guru menggunakan
pertanyaan, hanya sebagian kecil siswa saja yang secara sukarela
merespons pertanyaan tersebut. Kejadian lain menunjukkan bahwa
siswa laki-laki banyak yang menjawab dibandingkan dengan siswa
perempuan. Dari kenyataan dan kejadian tersebut dituntut kemampuan
guru untuk meningkatkan terjadinya partisipasi dan interaksi.
Agar siswa lebih terlihat secara pribadi dan lebih bertanggung
jawab atas kemajuan dan hasil diskusi, hendaknya guru mengurangi
atau menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral. Untuk itu
cara yang dapat ditempuh; guru harus dapat menciptakan situasi,
sehingga pertanyaannya tidak dijawab oleh seorang siswa saja. Situasi
ini dapat diciptakan dengan memberi komentar yang kritis terhadap
pertanyaan teman sekelasnya.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertanyaan guru dapat mengaktifkan siswa sehingga terlibat secara
optimal dalam pembelajaran, di samping mengecek pemahaman siswa
terhadap materi yang dibahas. Keterlibatan ini akan mampu memotivasi
siswa untuk belajar karena ia merasa ikut berperan dalam pembelajaran.
Keterampilan bertanya dapat menghasilkan banyak tujuan, bukan
hanya pada penggulian informani, tetapi terdapat pengejewantahan nilai
atau mental anak terhadap proses belajar, kadang-kadang satu pertanyaan
saja yung disampaikan guru, dapat menimbulkan banyak manfaat/tujuan
yang dicapai.
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan
penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran
yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan yang baik di bagi
menjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan
menurut taksonomi bloom.

B. Saran
Dalam keterampilan bertanya perlu diperhatikan teknik dasar agar
tujuan bertanya tecapai. Perlunya pengetahuan dasar mengenai
keterampilan bertanya harus dimiliki seseorang, maka dari itu kita harus
sering membaca agar pengetahuan kita bertambah.

18
DAFTAR PUSTAKA

Diah Wahyulestari, M. R. (2018). Keterampilan Dasar Mengajar di Sekolah


Dasar. jurnal.umj prosiding seminar nasional pendidikan, 202-203.
Indriyani, & Rohita. (2019). Penguasaan Keterampilan Bertanya Dasar di TK
Baiturrahman. Jurnal AUDHI 2(1), 1-11.
Mansyur. (2017). Keterampilan Dasar Mengajar dan Penugasan Kompetensi Guru
(Suatu Proses Pembelajaran Micro). el-Ghiroh 7(1), 132-133.
Shoffa, S. (2016). Keterampilan Dasar Mengajar (Microteaching). Surabaya:
Mavendra Pers.
Sutrisno, T. (2019). Keterampilan Dasar Mengajar (The Art of Basic Teaching).
Pemakasan: Duta Media Publishing.
Syaripuddin. (2019). Sukses Mengajar di Abad 21 (Keterampilan Dasar
Mengajar dan Pendekatan Pembelajaran K13). Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia.

19

Anda mungkin juga menyukai