Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR


BAHASA INDONESIA SD

Dosen pengampung: Bapak Jheni Yusuf Saragih, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok I (satu)
1. Dian Contita Telaumbanua (200520036)
2. Popi Novita Telaumbanua (200520021)
3. Ulfa Nisa Ilzannah Siregar (200520030)
4. Angelia Ria Pasaribu (200520049)
5. Munia Buulolo (200520054)
6. Sartika ( 200520051)
7. Nurul Mawadah Nasution (200520006)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TP. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
kesempatan yang diberikanNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami
sangat bersyukur tugas makalah dari mata kuliah “MODEL PEMBELAJARAN DAN
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA SD” dapat diselesaikan dengan
tepat waktu.

Makalah ini memuat tentang pengertian dan penjelasan dari materi “Konsep Dasar
Pembelajaran Berdifrensiasi”. Sehingga materi disusun dengan sederhana dan mudah dipahami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jheni Yusuf Saragih, M.Pd selaku
pembimbing materi dalam pembelajaran makalah ini.

Kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami sangat membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca. Tujuannya, agar makalah kami
selanjutnya mendapat evaluasi dan menjadi lebih baik lagi kedepannya. Untuk itu kami
mengucapkan banyak terima kasih.

Medan, 27 September 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

BAB I...............................................................................................................................................3

PENDAHULUAN...........................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................4

1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..............................................................................................................................5

2.1 Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi...............................................................................5

2.2 Ciri-ciri Pembelajaran Berdiferensiasi...................................................................................6

2.3 Aspek Pementaan Kebutuhan Peserta Didik Dalam Pembelajaran Berdiferendiasi..............6

2.4 Prinsip-prinsip Pembelajaran Berdifrensiasi..........................................................................8

2.5 Strategi Pembelajaran Berdifrendiasi...................................................................................10

BAB III..........................................................................................................................................13

PENUTUP.....................................................................................................................................13

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................13

3.2 Saran.....................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Belajar adalah sebuah evolusi yang melibatkan berbagai pihak. Belajar bukan hanya
tugas guru. Murid dan guru harus sama sama belajar, agar evolusi yang diharapkan berubah ke
arah yang lebih baik. Murid belajar memahami dan mempraktekkan teori yang di berikan guru,
sedangkan guru belajar tentang teori mengajar yang baik. Selain itu, guru harus memahami
karakteristik murid dalam kelas masing masing.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi (differentiate instructional) merupakan suatu


solusi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan strategi pengajaran yang ampuh dengan
memberikan berbagai pilihan untuk mempelajari pengetahuan baru untuk seluluh siswa dalam
suatu kelas yang karakteristiknya berbeda. Dalam pembelajaran ini siswa akan mendapatkan
pilihan dalam memperoleh konten, mengolah dan menalar gagasan, serta mengembangkan karya
dalam bentuk produk pembelajaran. Hal ini membuat seluruh siswa didalam suatu ruang kelas
yang berlatar kemampuan beaneka ragam dapat belajar dengan efektif dan efisien. Pembelajaran
berdiferensiasi menuntut guru untuk membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan kesiapan
belajar siswa, minat siswa dan profil siswa. Dengan Begitu, guru dapat mendeferensiasikan
pembelajaran dari segi konten, proses dan produk. Dengan demikian kebutuhan siswa dapat
diakomodasi. Untuk mempermudah akomodasi kebutuhan ini, pembuatan pemetaan profil, minat
dan kesiapan belajar dalam bentuk survei merupakan kunci utama sebagai langkah awal
merencanakan pembelajaran. Pemetaan ini memungkin kita untuk melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan keberagaman karakteristik siswa.

Maka dari itu, sangatlah penting untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam
kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Pembelajaran berdiferensiasi ini, membuat siswa
lebih cepat dalam mengerti yang dipelajari karena kegiatan pembelajarannya sudah disesuaikan
dengan profil, minat dan kesiapan belajar mereka. Para siswa mendapatkan kebebasan dalam
memperoleh pengetahuan sehingga siswa tidak menjadi bosan dan lebih aktif dikelas, hal ini
berpengaruh pada meningkatnya hasil belajar. Mendapatkan hasil belajar yang baik maka tujuan
pembelajaran akan tercapai.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran Berdifrensiasi ?


2. Bagaimana ciri-ciri pembelajaran Berdifrensiasi ?
3. Apa saja aspek pemetaan kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran Berdifrensiasi ?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam pembelajaran Berdifrensiasi ?
5. Apa saja strategi dalam pembelajaran Berdifrensiasi ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian Pembelajaran Berdifrensiasi


2. Mengetahui ciri-ciri Pembelajaran Berdifrensiasi
3. Mengetahui aspek pemetaan kebutuhan peserta didik dalam Pembelajaran Berdifrensiasi
4. Mengetahui prinsip-prinsip Pembelajaran Berdifrensiasi
5. Mengetahui strategi dalam Pembelajaran Berdifrensiasi

1.4 Manfaat Penulisan

Melalui pembelajaran berdiferensiasi, setiap siswa difasilitasi untuk mengembangkan


potensi terbaiknya. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan
pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil
belajar siswa tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “diferensiasi” berarti “pembedaan.” Nah,
dapat kita simpulkan bahwa “berdiferensiasi” artinya beragam, berbeda, bervariasi, atau
setidaknya tidak sama. Perlu disadari bahwa perbedaan memang selalu ada dalam kehidupan
kita. Tomlinson dan Eidson (2003) menyatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi pada
jenjang sekolah dasar dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang secara proaktif melibatkan
siswa selama prosesnya, serta memandang kelas-kelas sekolah dasar sebagai kelas yang
memadukan berbagai kesiapan, minat, dan bakat belajar siswa. Guna lebih memahami konsep
pembelajaran berdiferensiasi, tomlinson menyatakan ada empat karakteristik utama
pembelajaran berdiferensiasi yang efektif, yaitu:

1. Pembelajaran merupakan konsep dan prinsip memberilkan dorongan.


2. Penilaian berkelanjutan terhadap kesiapan dan perkembangan belajar siswa dipadukan ke
dalam kurikulum.
3. Digunakannya pengelompokan secara fleksibel dan konsisten.
4. Siswa secara aktif bereksplorasi di bawah bimbingan dan arahan guru.

Dalam buku Road to Guru Penggerak (2021) dijelaskan kalau pembelajaran berdiferensiasi
adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang dibuat berdasarkan kebutuhan siswa dan
bertujuan untuk membantu siswa sukses dalam belajar.

Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan siswa untuk memilih apa mereka ingin pelajari,
bagaimana cara belajar, dan produk belajar apa yang ingin dihasilkan. Tapi, tentu saja ada
batasan-batasan yang harus diperhatikan. Di sinilah tugas guru untuk memberi arahan
berdasarkan kurikulum yang berlaku. Maka dari itu, Pembelajaran berdiferensiasi adalah
pembelajaran yang mampu memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. Untuk melaksanakan
pembelajaran berdiferensiasi tentunya memerlukan perencanaan dengan baik. Salah satu
perencanaannya adalah guru harus melakukan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik di
kelasnya, baik readiness, minat, dan profil belajar.

2.2 Ciri-ciri Pembelajaran Berdiferensiasi

Adapun ciri-ciri pembelajaran berdiferensiasi adalah :

1. Memiliki Pendekatan yang berbeda antara murid yang satu dengan lainnya berdasarkan
Minat, Profil Belajar dan Kesiapan Belajar.
2. Memiliki Proses yang berbeda.
3. Menghasilkan Produk yang berbeda pula.

2.3 Aspek Pementaan Kebutuhan Peserta Didik Dalam Pembelajaran Berdiferendiasi

Dalam merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru harus terlebih dahulu


memetakan kebutuhan belajar setiap peserta didik. Menurut Tomlinson (2001), seorang guru
dapat mengkategorikan kebutuhan belajar peserta didik, yaitu ada 3 aspek :

1. Kesiapan Belajar

Kesiapan belajar merupakan kemampuan peserta didik untuk mempelajari suatu konten
atau materi yang baru. Dalam sebuah pembelajaran, ketika seorang guru ingin melanjutkan
pembahasan topik atau materi baru, perlu memetakan kesiapan belajar peserta didik. Kesiapan
belajar peserta didik juga dapat diukur dengan melihat apakah peserta didik di kelas masih
berada pada level belajar secara abstrak atau kongkrit. Dengan adanya pemetaan kesiapan
belajar, akan sangat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran. Guru akan lebih mudah
menyajikan materi pembelajaran, karena tingkat kesukaran materi dapat disesuaikan dengan
tingkat tingkat kemampuan peserta didik. Perlu diingat bahwa kesiapan belajar murid bukanlah
tentang tingkat intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan
atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan
baru yang akan diajarkan. Adapun tujuan melakukan identifikasi atau pemetaan kebutuhan
belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan
pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya.

2. Minat
Dalam merancang pembelajaran, seorang guru perlu mempertimbangkan minat bakat
peserta didik. Apabila dalam pelaksanaan pembelajaran, guru mengakomodasi minat bakat
peserta didik, tentunya akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Dengan sendirinya
mereka akan tersadarkan bahwa antara sekolah dengan keinginannya ada kecocokan. Pada
akhirnya peserta didik akan merasa bahwa belajar adalah suatu kebutuhan, dan mereka
terpanggil untuk belajar dengan lebih baik lagi. Guru dapat melakukan pemetaan minat bakat
peserta didik misalnya menyanyi, melukis, desain, membaca puisi, performance, menari, dan
lainnya. Minat bakat ini berkaitan dengan produk atau karya yang dihasilkan peserta didik,
dalam atau setelah proses pembelajaran. Minat sebenarnya dapat kita lihat dalam 2 perspektif.
Yang pertama sebagai minat situasional. Dalam perspektif ini, minat merupakan keadaan
psikologis yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh, yang dialami pada
saat tertentu. Seorang anak bisa saja tertarik saat seorang gurunya berbicara tentang topik hewan,
meskipun sebenarnya ia tidak menyukai topik tentang hewan tersebut, karena gurunya berbicara
dengan cara yang sangat menghibur, menarik dan menggunakan berbagai alat bantu visual.
Yang kedua, minat juga dapat dilihat sebagai sebuah kecenderungan individu untuk terlibat
dalam jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu. Minat ini disebut juga dengan minat
individu. Seorang anak yang memang memiliki minat terhadap hewan, maka ia akan tetap
tertarik untuk belajar tentang hewan meskipun mungkin saat itu guru yang mengajar sama sekali
tidak membawakannya dengan cara yang menarik atau menghibur.

3. Profil Belajar

Profil belajar peserta didik menurut Tomlinson adalah pendekatan yang disukai murid
untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis
kelamin, dan lain - lain. Dengan adanya pemetaan profil belajar, seorang guru akan berpeluang
memberikan kesempatan belajar untuk peserta didiknya secara natural dan efisien. Setiap anak
memiliki profil belajar sendiri. Salah profil belajar peserta didik yang perlu diperhatikan dalam
merencanakan pembelajaran adalah gaya belajar.

Adapun gaya belajar peserta didik ada yang visual (belajar dengan melihat), auditori
(belajar dengan mendengar), kinestetik (belajar dengan melakukan), maupun kombinasi dari
gaya belajar tersebut.
 Visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar,
menampilkan diagram, power point, catatan, dan peta);
 Auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca
dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik);
 Kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, dsb).

Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka
penting bagi guru untuk berusaha untuk menggunakan kombinasi gaya mengajar. Proses
pembelajaran yang didapatkan peserta didik, diharapkan sesuai dengan profil belajarnya, bukan
profil belajar gurunya. Ada juga cara pemetaan kebutuhan siswa untuk belajar, dapat memetakan
kebutuhan siswa untuk belajar, Guru harus merencanakan strategi yang jitu supaya hasil yang
dihasilkan juga akurat. Cara untuk memetakan kebutuhan dan karakteristik belajar siswa dapat
dilakukan dengan membuat rancangan asesmen diagnostic, baik yang non kognitif maupun yang
kognitif seperti berikut ini:

1. Melakukan survey dengan menggunakan angket

2 Mewawancarai siswa

3. Berkomunikasi dengan orang tua

4. Berkoordinasi dengan guru bimbingan konseling

5. Berkomunikasi dengan guru mata pelajaran lainya

6. Menganalisa hasil capaian nilai siswa pada waktu sebelumnya.

2.4 Prinsip-prinsip Pembelajaran Berdifrensiasi

Keputusan yang diambil dalam pembelajaran berdiferensiasi didasarkan pada keempat


prinsipnya yang bertujuan untuk menjawab kebutuhan belajar siswa yang beragam. Apa saja
prinsip nya yaitu :

1. Lingkungan Belajar
Tidak hanya keadaan fisik seperti keadaan cuaca atau susunan meja di kelas, kondisi emosional
juga mempengaruhi proses pembelajaran. Menurut penelitian yang dilakukan beberapa ahli
dalam buku Assessment and Student Success in a Differentiated Classroom (2013), hubungan
emosional antara guru dan siswa bisa memperkuat pertumbuhan akademik siswa. Hubungan ini
membuat siswa percaya bahwa kita adalah seseorang yang bisa diandalkan untuk mencapai
kesuksesan.

2. Kurikulum yang Berkualitas

Kurikulum yang baik paling tidak harus mempunyai 3 atribut mendasar, yaitu bertujuan jelas
tentang apa yang harus diketahui, dipahami, dan dilakukan siswa; menghasilkan pemahaman
siswa tentang pentingnya manfaat dari materi yang dipelajari; serta melibatkan siswa dalam
proses belajar. Jadi, kurikulum yang berkualitas tidak hanya berisi tentang apa yang akan kita
ajarkan tapi lebih fokus pada apa yang harus dipelajari dan diinginkan siswa.

3. Penilaian yang Menunjukkan Hasil Belajar

Supaya pembelajaran berdiferensiasi berjalan efektif, kita perlu mengetahui sampai mana tingkat
pemahaman siswa saat memulai pelajaran, dan sejauh mana pemahaman baru bisa mereka
terima. Dengan kata lain, penilaian atau asesmen menjadi petunjuk untuk merencanakan kegiatan
pembelajaran berdiferensiasi. Jadi penilaian yang diberikan bukan dari nilai berupa angka,
melainkan kita dapat memberikan berupa tes untuk mengetahui apakah peserta didik dapat
memahami materinya atau ada yang dapat dilakukan guru untuk membantu peserta didik
meningkatkan pengertian nya akan materi tersebut.

4. Instruksi yang Menjawab Kebutuhan Siswa

Jika kurikulum mengacu pada apa yang harus kita ajarkan atau apa yang harus siswa pelajari
instruksi atau pengajaran di sini fokus pada bagaimana kita mengajar atau bagaimana siswa
menerima pengetahuan. Instruksi menjadi inti dari pembelajaran berdiferensiasi karena tujuan
akhir dari pembelajaran ini adalah memastikan bahwa setiap siswa mempunyai pengalaman
belajar yang terbaik, sebagai cara untuk memaksimalkan pertumbuhan pengetahuan mereka.
2.5 Strategi Pembelajaran Berdifrendiasi

Pada pembelajaran berdiferensiasi, guru diharapkan dapat menerapkan strategi yang baik dan
tepat dalam mengelola kelas berdiferensiasi. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk
mendukung pembelajaran berdiferensiasi, antara lain:

a. Diferensiasi konten

Difrensiasi konten berkaitan dengan apa yang akan dipahami atau dipelajari oleh peserta didik.
Dalam pembelajaran berdiferensiasi, yang dimaksud difrensiasi konten adalah suatu difrensiasi
yang digunakan seorang guru dalam membantu peserta didik untuk memahami atau mempelajari
sebuah topik atau materi pembelajaran sesuai dengan kesiapan belajarnya. Kesiapan belajar
dapat berhubungan dengan tingkat kemampuan peserta didik dalam mempelajari suatu materi
pembelajaran. Apabila dalam satu kelas terdapat peserta didik antara 20 orang, kesiapan
belajarnya tentu berbeda – beda. Setiap anak tersebut diharapkan mendapatkan pembelajaran
berdiferensiasi sesuai dengan tingkat kesiapan belajarnya. Dalam hal ini, seorang guru dapat
melakukan penyesuaian pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan kesiapan belajar peserta
didiknya. Kesiapan belajar setiap peserta didik lebih baik dilakukan asesmen supaya data yang
diperoleh akan lebih akurat. Berhubungan dengan apa yang diajarkan pada siswa dengan
mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar siswa baik itu dalam aspek kesiapan belajar,
aspek minat siswa dan aspek profil belajar siswa atau kombinasi dari ketiganya. Sebagai contoh
pembelajaran diferensiasi konten

a. Menggunakan bahan bacaan pada berbagai tingkat keterbacaan.

b. Menyediakan bahan ajar pada kaset.

c. Menggunakan daftar kosakata untuk mengetahui tingkat kesiapan siswa.

d. Mempresentasikan ide melalui sarana pendengaran dan penglihatan.

e. Memberikan pertanyaan merangsang berpikir konten


f. Memberikan informasi yang mendasar yang umum terkait dengan fakta, prinsip

b. Berdifrensiasi Proses

Difrensiasi proses adalah bagaimana setiap peserta didik di kelas belajar untuk mempelajari
suatu konten atau materi pembelajaran. Semua aktivitas pembelajaran baik dari awal, inti, dan
penutup pembelajaran harus disesuaikan dengan cara profil belajar peserta didik. Salah satu
profil belajar peserta didik yang umumnya kita ketahui dan digunakan dalam pembelajaran
berdiferensiasi adalah gaya belajar. Setiap peserta didik memilki gaya belajar yang tidak sama.

Siswa berinteraksi dengan materi dan bagaimanainteraksi tersebut menjadi bagian yang
menentukan pilihan belajar siswa. Karena banyaknya perbedaan gaya dan pilihan belajar yang
ditunjukkan siswa, maka kelas harus dimodifikasi sedemikian rupa agar kebutuhan belajar yang
berbeda-beda dapat diakomodir dengan baik. Sebagai contoh pembelajaran diferensiasi proses :

a. Melibatkan kegiatan pembelajaran yang sebenarnya, seperti pemodelan, latihan, demonstrasi,


atau game pendidikan.

b. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan pemetaan kebutuhan

c. Guru memaparkan soal-soal yang menantang

d. Siswa diarahkan mengidentifikasi setiap masalah

e. Menyediakan pusat minat yang mendorong siswa untuk mengeksplorasi diri.

f. Mengembangkan agenda pribadi (daftar tugas yang ditulis oleh guru) yang harus diselesaikan
selama waktu yang ditentukan.

g. Menawarkan dukungan langsung lainnya bagi siswa yang membutuhkan.

h. Memvariasikan waktu yang disediakan bagi siswa

c. Berdifrensiasi Produk
Produk pembelajaran adalah karya yang dihasilkan peserta didik dalam menyajikan sebuah
konten atau materi pembelajaran. Untuk mendemonstrasikan materi pembelajaran yang
dipahaminya, peserta didik diarahkan membuat sebuah produk atau karya. Dalam sebuah
pembelajaran, diharapkan guru memfasilitasi peserta didik menghasilkan sebuah produk atau
karya sesuai dengan kemampuan, minat dan bakatnya. Dalam pembelajaran berdiferensiasi ini
akan mampu membantu siswa mencapai hasil belajar optimal, karena produk yang akan mereka
hasilkan sesuai minat mereka. Seperti siswa yang suka berbicara menghasilkan produk sebuah
cerita, siswa suka menggambar menghasilkan produk sebuah gambar, sedangkan siswa pendiam
bisa menghasilkan produk berupa tulisan. Dengan begitu semua kebutuhan mereka terakomodasi
sesuai minat atau profil belajar yang mereka miliki.

Cara mendiferensiasi produk dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan mempertimbangkan
kebutuhan belajar siswa terlebih dahulu sebelum memberikan penugasan produk. Penugasan
produk harus membantu siswa secara individual atau kelompok, menentukan kembali atau
memperluas apa yang mereka pelajari selama periode waktu tertentu (satu semester atau satu
tahun). Produk sangat penting karena mewakili pemahaman dan aplikasi dalam bentuk yang luas,
produk juga merupakan elemen kurikulum yang langsung dapat dimiliki oleh siswa. Sebagai
contoh pembelajaran diferensiasi produk

a. Memberi siswa pilihan cara mengekspresikan kebutuhan pembelajaran

b. Menggunakan rubrik yang cocok dan memperluas keberagaman tingkat keterampilan siswa.

c. Membolehkan siswa bekerja sendiri atau berkelompok kecil untuk menuntaskan tugas.

d. Mendorong siswa untuk membuat tugas mereka sendiri

Perlu kita ketahui pembelajaran berdiferensiasi sangat berkaitan dengan filosofi pendidikan Ki
Hajar Dewantara. Guru harus dapat menuntun siswa berkembang sesuai dengan kodratnya,
memerdekaan pikiran siswa dan menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada siswa. Selain
itu pembelajaran diferensiasi mampu merespon kebutuhan belajar siswa, mengembangkan
keterampilan pembelajaran, memperluas rutinitas dan keterampilan pembelajaran, membantu
siswa menjadi pelajar yang mandiri sehingga akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mampu memenuhi kebutuhan


belajar peserta didik. Untuk melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi tentunya
memerlukan perencanaan dengan baik. Salah satu perencanaannya adalah guru harus
melakukan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik di kelasnya, baik readiness, minat,
dan profil belajar.
2. Ciri-ciri pembelajaran berdiferensiasi adalah : Memiliki Pendekatan yang berbeda antara
murid yang satu dengan lainnya berdasarkan Minat, Profil Belajar dan Kesiapan Belajar,
memiliki Proses yang berbeda, menghasilkan Produk yang berbeda pula.
3. Aspek pemetaan kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran berdifrensiasi adalah :
kesiapan belajar, minat dan profil belajar.
4. Prinsip-prinsip pembelajaran berdifrensiasi adalah : lingkungan belajar, kurikulum yang
berkualitas, penilaian yang menunjukkan hasil belajar, intruksi yang menjawab
kebutuhan siswa.
5. Strategi dalam pembelajaran berdifrensiasi adalah : konten, proses dan produk.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang sudah dikemukakan diatas, adapun saran-saran yang kami
sampaikan adalah :

1. Sebagai pendidik atau seorang guru, kita dapat menerapkan pembelajaran denfresiasi dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan baik di sekolah dasar.

2. Sebagai pendidik atau seorang guru, kita dapat melihat kebutuhan siswa dalam proses
pembelajaran berlangsung di dalam kelas.
DAFTAR PUSTAKA

Bilal, Aisya Umi (2018, November 09) Konsep Dasar Pembelajaran Berdifrensiasi. Wordpress.
Diakses 26 September 2022 melalui
https://mastiahumiaisyabilal.wordpress.com/2018/11/09/konsep-dasar-pembelajaran-
berdiferensiasi/
Mawar, Leornardus Marianus (2021, Desember 05) Pembelajaran Berdifrensiasi Dan Potensi
Peserta Didik. Artikel. Diakses 26 September 2022 melalui
https://thecolumnist.id/artikel/pembelajaran-diferensiasi-dan-potensi-peserta-didik-1975
Oktifa, Nita (2022, Februari 12) Pentingnya Pemetaan Untuk Mengetahui Kebutuhan Siswa
dalam Belajar. Blogspot. Diakses 26 September 2022 melalui
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/pemetaan-untuk-mengetahui-kebutuhan-siswa-
dalam-belajar
Ramadhan, (2021, Maret 14) Pembelajaran Berdifrensiasi. Germanews. Diakses 26 September
2022 melalui
https://www.gemarnews.com/2021/03/pembelajaran-berdiferensiasi.html
"Pembelajaran Berdifrensiasi, bagaimana penerapnnya ?, <"
https://www.zenius.net/blog/pembelajaran-berdiferensiasi">
"Pembelajaran Diferensiasi Bergerak Memenuhi Kebutuhan Siswa,"
https://cabdindikwil1.com/blog/pembelajaran-diferensiasi-bergerak-memenuhi-
kebutuhan-siswa/"

Anda mungkin juga menyukai