Anda di halaman 1dari 3

Skenario B Blok II Angkatan 2021

“ Drama Visum ”

Tn. Budi, 32 tahun, mengalami luka memar dikepala dan luka robek di tangan karena perkelahian.
Kemudian Tn. Budi berobat ke klinik 24 jam dan ditangani oleh dr. Anton selaku dokter jaga pada hari itu. Dokter
Anton memberikan penjelasan mengenai kondisi Tn. Budi serta memberikan pengobatan secara profesional.
Setelah mendapatkan pengobatan Tn. Budi meminta kepada dokter untuk dibuatkan visum. Dokter Anton
menuliskan hasil pemeriksaannya dalam bentuk rekam medis serta menyarankan Tn. Budi untuk melaporkan
kepada kepolisian agar bisa memberikan hasil visumnya. Tiga hari kemudian, Tn. Budi membawa surat permintaan
visum dari kepolisian dan memaksa dokter Anton untuk memberikan hasil visum tersebut, namun dr. Anton
menolak memberikan hasil visum karena surat permintaan tidak dibawa langsung oleh polisi, waktu sudah lewat 3
hari dari kejadian dan dr. Anton ragu apakah dokter klinik 24 jam bisa mengeluarkan surat visum.

Klarifikasi Istilah
1. Visum: tanda pernyataan atau keterangan telah mengetahui atau menyetujui. (KBBI)
2. Profesional: memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya (KBBI)
3. Dokter jaga: dokter yang bertugas menangani pasein gawat darurat atau rawat jalan di IGD
(KBBI)
4. Kepolisian: badan pemerintah yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum (KBBI)
5. Rekam medis: rekaman mengenai hasil pengobatan terhadap pasien (KBBI)
6. Surat permintaan visum: syarat utama untuk dilaksanakannnya pemeriksaan visum oleh dokter
dan yang berhak meminta visum adalah penyidik dengan pangkat polisi dengan menandatangani
surat pernyataan visum minimal berpangkat AIPDA (JMIKI)
7. Pengobatan: proses atau cara mengobati (KBBI)
8. Klinik: bagian dari rumah sakit atau lembaga kesehatan tempat orang berobat dan memperoleh
nasihat medis serta tempat mahasiswa kedokteran melakukan pengamatan terhadap kasus penyakit
yang diderita para pasien (
9. Memar: rusak atau remuk di sebelah dalam, tetapi dari luar tidak tampak (KBBI edisi 5)
10. Luka robek: luka karena benda keras yang merusak permukaan kulit misalnya terjatuh terkena
ranting pohon atau terkena batu sehingga menimbulkan robekan pada kulit. Dimensi luka:
panjang, lebar, dan kedalaman (Muqsith dkk, 2015)

Identifikasi Masalah
1. Tn. Budi, 32 tahun, mengalami luka memar dikepala dan luka robek di tangan karena perkelahian.
Kemudian Tn. Budi berobat ke klinik 24 jam dan ditangani oleh dr. Anton selaku dokter jaga pada
hari itu. Dokter Anton memberikan penjelasan mengenai kondisi Tn. Budi serta memberikan
pengobatan secara profesional. Setelah mendapatkan pengobatan Tn. Budi meminta kepada dokter
untuk dibuatkan visum. Dokter Anton menuliskan hasil pemeriksaannya dalam bentuk rekam
medis serta menyarankan Tn. Budi untuk melaporkan kepada kepolisian agar bisa memberikan
hasil visumnya.
2. Tiga hari kemudian, Tn. Budi membawa surat permintaan visum dari kepolisian dan memaksa
dokter Anton untuk memberikan hasil visum tersebut, namun dr. Anton menolak memberikan
hasil visum karena surat permintaan tidak dibawa langsung oleh polisi, waktu sudah lewat 3 hari
dari kejadian dan dr. Anton ragu apakah dokter klinik 24 jam bisa mengeluarkan surat visum.
Prioritas Masalah
Tiga hari kemudian, Tn. Budi membawa surat permintaan visum dari kepolisian dan memaksa dokter
Anton untuk memberikan hasil visum tersebut, namun dr. Anton menolak memberikan hasil visum karena
surat permintaan tidak dibawa langsung oleh polisi, waktu sudah lewat 3 hari dari kejadian dan dr. Anton
ragu apakah dokter klinik 24 jam bisa mengeluarkan surat visum.

Alasan: Tn. Budi menginginkan surat visum dengan membawa surat permintaan visum dari kepolisian,
namun dokter Anton menolak memberikan hasil visum karena surat permintaan tidak dibawa langsung
oleh polisi dan dr. Anton ragu apakah dokter klinik 24 jam bisa mengeluarkan surat visum setelah lewat 3
hari.

Analisis Masalah
1. Tn. Budi, 32 tahun, mengalami luka memar dikepala dan luka robek di tangan karena perkelahian.
Kemudian Tn. Budi berobat ke klinik 24 jam dan ditangani oleh dr. Anton selaku dokter jaga pada
hari itu. Dokter Anton memberikan penjelasan mengenai kondisi Tn. Budi serta memberikan
pengobatan secara profesional. Setelah mendapatkan pengobatan Tn. Budi meminta kepada dokter
untuk dibuatkan visum. Dokter Anton menuliskan hasil pemeriksaannya dalam bentuk rekam
medis serta menyarankan Tn. Budi untuk melaporkan kepada kepolisian agar bisa memberikan
hasil visumnya.
a. Apa makna “Tn. Budi, 32 tahun, mengalami luka memar di kepala dan luka robek di
tangan karena perkelahian. Kemudian Tn. Budi berobat ke klinik 24 jam dan ditangani
oleh dr. Anton selaku dokter jaga pada hari itu”? (tugas dokter jaga)
b. Apa makna “Dokter Anton memberikan penjelasan mengenai kondisi Tn. Budi serta
memberikan pengobatan secara profesional.”?
c. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki dokter umum selaku dokter jaga dalam
melakukan visum? (materi visum)
d. Apakah dokter Anton telah melaksanakan kompetensi yang harus dimiliki dokter umum
selaku dokter jaga dalam melakukan visum dan di bagian kompeteensi mana yang telah
dilakukan dokter Anton?
e. Apa makna “Dokter Anton menuliskan hasil pemeriksaannya dalam bentuk rekam medis
serta menyarankan Tn. Budi untuk melaporkan kepada kepolisian agar bisa memberikan
hasil visumnya.”? (hak dan kewajiban dokter dan pasien sesuai UU)
f. Apa makna “Setelah mendapatkan pengobatan Tn. Budi meminta kepada dokter untuk
dibuatkan visum.”? (langkah visum dan hak pembuat visum)
g. Apa saja peraturan perundang undangan yang membahas tentang visum et repertum kasus
perlukaan? (KUHP pasal 352 dan KUHP pasal 90)
h. Hukum kedokteran apa yang menyinggung tentang rekam medis? (KUHP Pasal 187)
i. Apa saja jenis visum dan jenis visum mana yang terkait skenario?
j. Bagaimana seorang dokter memberikan penjelasan yang baik untuk kondisi seorang
pasien? (komunikasi antar dokter-pasien)
2. Tiga hari kemudian, Tn. Budi membawa surat permintaan visum dari kepolisian dan memaksa
dokter Anton untuk memberikan hasil visum tersebut, namun dr. Anton menolak memberikan
hasil visum karena surat permintaan tidak dibawa langsung oleh polisi, waktu sudah lewat 3 hari
dari kejadian dan dr. Anton ragu apakah dokter klinik 24 jam bisa mengeluarkan surat visum.
a. Apa makna “dr. Anton menolak memberikan hasil visum karena surat permintaan tidak
dibawa langsung oleh polisi”? (KUHAP Pasal 133 dan 134)
b. Berapa lama batas waktu antara kejadian dan dikeluarkannya surat permintaan visum agar
surat hasil visum dapat dikeluarkan?
c. Apa makna “Tn. Budi membawa surat permintaan visum dari kepolisian dan memaksa
dokter Anton untuk memberikan hasil visum tersebut”?
d. Bagaimana pengambilan hasil visum?
e. Apa saja manfaat dari visum?
f. Apa tujuan dari visum?
g. Apa syarat melakukan visum?
h. Apa peranan dan fungsi dari visum?
i. Siapa saja yang berhak meminta visum, mengeluarkan visum, yang berhak mengajukan
visum?
j. Apa landasan hukum yang mengatur tentang visum? (KUHP Pasal 133 dan 6)
k. Berapa lama masa berlakunya pembuatan visum dari hasil pemeriksaan korban untuk
dilaporkan ken polisi?
NNI
Apa saja NNI yang tercantum di skenario di atas? (Al-Maidah ayat 2 Al-Imran ayat 159)
Apa dalil yang menyebutkan proses pembuatan surat keterangan visu (surah al isra ayat 36)

Hipotesis
Prosedur permintaan surat hasil visum yang tidak sistematis sehingga dokter Anton menolak memberikan
hasil visum dan jarak antara dilakukannya visum dengan dikeluarkannya surat dari kepolisian sudah
cukup lama sehingga dokter Anton ragu untuk memberikan hasil visum.

Kerangka Konsep

Prosedur permintaan surat hasil visum yang tidak sistematis + Jarak antara dilakukannya visum dengan
dikeluarkannya surat dari kepolisian sudah cukup lama

Dokter ragu memberikan surat hasil visum

Dokter menolak

Anda mungkin juga menyukai