Anda di halaman 1dari 27

I.B.

GD SURYA PUTRA P
Disampaikan dalam kuliah Fakultas Hukum UGM,
TUJUAN ATAU TARGET
Mengetahui VISUM ET REPERTUM DAN macam-
macam surat keterangan yang dibuat oleh dokter
sebagai bahan pembuktian.
Visum et Repertum
Keterangan tertulis dari dokter yang
telah disumpah terhadap hasil
pemeriksaan barang bukti yang
dimintakan oleh penyidik untuk
kepentingan hukum dan peradilan.
Pasal 184 (1) KUHAP : alat bukti yang syah adalah :
keterangan saksi
Keterangan ahli
Surat
Petunjuk
Keterangan terdakwa
Dari pasal-pasal di atas tampak bahwa yg dimaksud
keterangan ahli maupun surat dalam KUHAP sepadan
dengan yg dimaksud dgn VER dalam Statsblad No.
350 tahun 1937.
SANKSI
Kewenangan penyidik meminta VER mengakibatkan
kewajiban bagi dokter yg dimintai VER
Kewajiban tsb dituangkan dalam bentuk sanksi bagi
pelanggarnya, spt yang tertera di dalam pasal 216, dan
222 KUHP
Pasal 216 KUHP (1)
Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti perintah
atau permintaan yang dilakukan menurut undang-
undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi
sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya,
demikian pula yang diberi kuasa utk mengusut atau
memeriksa tindak pidana, demikian pula barangsiapa
dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau
menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan,
Lanjutan..................................
Diancam dengan pidana penjara paling lama empat
bulan dua minggu atau denda paling banyak sembilan
ribu rupiah
Pasal 222 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-
halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat untuk
pengadilan diancam dengan pidana penjara paling
lama sembilan bulan atau pidana denda paling
banyak empat ribu lima ratus rupiah
JENIS-JENIS
VISUM ET REPERTUM
Visum et repertum ada 3 macam :
Visum et repertum klinik (korban Hidup)
a. Visum luka
b. Visum keracunan
c. Vsium kejahatan seksual/asusila
Visum et repertum korban mati/jenasah
Visum et repertum psikiatrikum
BAGIAN VISUM ET REPERTUM
PEMBUKAAN (PRO JUSTITIA)
PENDAHULUAN (OBYEKTIF ADMINISTRATIF)
PEMBERITAAN/HASIL PEMERIKSAAN (OBYEKTIF
MEDIS)
KESIMPULAN (SUBYEKTIF MEDIS)
PENUTUP
KETENTUAN ISI VER
Harus dibuat memenuhi ketentuan umum yaitu :
a. Diketik diatas kertas berkepala surat instansi
pemeriksa
b. Bernomer dan bertanggal
c. Mencantumkan kata “Pro justitia” di bagian atas
(kiri atau tengah)
a. Menggunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar
Lanjutan.....................................
e. Tidak menggunakan singkatan, terutama pada
waktu mendeskripsikan temuan pemeriksaan
f. Tidak menggunakan istilah asing
g. Ditandatangani dan diberi nama jelas
h. Berstempel instansi pemeriksa tersebut
i. Diperlakukan sebagai surat yang harus dirahasiakan
j. Bila VER melebihi satu halaman, maka harus diberi
nomer halaman lanjutan dicantumkan jg nomer VER
dibagian kanan atasnya
Lanjutan..................................
k. Apabila kalimat tidak berakhir pada tepi kanan
halaman kertas, maka sesudah titik harus dibuat garis
hingga tepi kanan untuk menutupnya.
l. Bila terjadi salah ketik tidak boleh dihapus atau
dibubuhi cairan penghapus (tipp-ex), melainkan kata
yg salah dicoret dgn garis shg masih bisa dibaca,
kemudian dilanjutkan dgn kata yg benar.
Lanjutan....................................
m.Hanya diberikan kepada peminta VER, apabila ada
lebih dari satu instansi peminta (misal penyidik
POLRI dan penyidik POM)dan keduanya berwenang
untuk itu, maka kedua instansi tsb dapat diberi VER
masing-masing “asli”
n.Salinannya diarsipkan dengan mengikuti ketentuan
arsip pada umumnya, dan disimpan sebaiknya hingga
30 tahun.
PERANAN DAN FUNGSI
VISUM ET REPERTUM
Salah satu alat bukti yang sah (KUHAP ps 184)
Jembatan ilmu kedokteran dengan ilmu hukum
CONTOH KESIMPULAN VER
KLINIK
IDENTITAS
LUKA ATAU KELAINAN YG DIDAPAT DAN
PENYEBAB LUKA TSB
KUALIFIKASI /DERAJAT LUKA disesuaikan dengan
delik pidananya.
DERAJAT LUKA
DERAJAT 1 ATAU RINGAN : tidak menimbulkan
halangan untuk menjalankan pekerjaan seharti-hari.
(KUHP pasal 352)
Derajat 2 atau sedang : menimbulkan halangan untuk
menjalankan pekerjaan sementara waktu (KUHP
pasal 351 dan 353)
Derajat 3 atau berat : sesuai dengan KUHP pasal 90.
Contoh kesimpulan
visum et repertum JENASAH
Pemeriksaan Luar : BERISI
Jenis luka atau kelainan yg ditemukan
Jenis kekerasan penyebabnya.
Sebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak
dilakukan pemeriksaan bedah jenasah (pemeriksaan
dalam)
Perkiraan saat kematian
PERBEDAAN VISUM ET REPERTUM DGN CATATAN
MEDIK & SURAT KETERANGAN MEDIK
Catatan medik : catatan tentang seluruh hasil
pemeriksaan medik beserta tindakan
pengobatan/perawatannya, yang merupakan milik
pasien, dan berkasnya milik dokter/institusi
kesehatan.
Catatan medik terikat pada rahasia pekerjaan dokter
yg diatur dalam PP No.10 tahun 1966 dgn sanksi
hukum dalam pasal 322 KUHP.
Lanjutan....................................
Dokter bisa membuka isi catatan medik kepada pihak
ketiga dalam bentuk keterangan medik, hanya setelah
memperoleh izin dari pasien. Baik izin langsung
maupun perjanjian yg dibuat sebelumnya antara
pasien dgn pihak ketiga tertentu (misal pihak
asuransi).
Lanjutan......................................
Visum et repertum dibuat atas kehendak Undang-
Undang, maka dokter tidak bisa dituntut karena
membuka rahasia pekerjaan (pasal 322 KUHP).
Pasal 50 KUHP : barangsiapa melakukan perbuatan
untuk melaksanakan ketentuan undang-undang,
tidak dipidana, sepanjang visum et repertum hanya
diberikan kepada instansi penyidik yg memintanya.
Surat Keterangan Dokter
Pengertian :
 Surat keterangan tertulis yang
dibuat oleh dokter untuk tujuan
tertentu tentang kesehatan atau
penyakit pasien, atas permintaan
pasien atau atas permintaan pihak
ketiga dengan persetujuan pasien
atau atas perintah undang-undang.
Macam-macam surat keterangan dokter
Surat Keterangan Sehat
Surat Keterangan Sakit
Surat Keterangan Dokter /medis
untuk asuransi
Surat Keterangan Keayahan
Lanjutan.....................................
Surat Keterangan Kegadisan dan
Kehamilan
Surat Keterangan Kematian
Surat Keterangan Kelahiran
Surat Keterangan Bebas Narkotika
Surat Keterangan Bebas penyakit
tertentu
KESIMPULAN
Surat keterangan dokter untuk pembuktian tindak
pidana dikenal dengan visum et repertum.
VER yang minta penyidik, SKM yang meminta pasien
REFERENSI
Sampurna, B, Samsu, Z. 2004, Peranan ilmu forensik
dalam penegakan hukum, sebuah pengantar, Edisi
kedua, Jakarta.
Budiyanto, A, dkk. 1997, Ilmu Kedokteran Forensik,
Edisi pertama, Cetakan kedua, Bagian Kedokteran
Forensik FK UI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai