Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Menguraikan Model-model Pembelajaran Kelas Rangkap”

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh:

1. Dwi Nanda Lawe (21105005)


2. Siantika Veska Lumape (21105032)
3. I Kadek Widy Natha (21105254)
4. Febiola Rantung (21105238)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIOKOLOGI

PRODI PGSD

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan tuntunan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Pembelajaran Kelas Rangkap dengan baik berupa makalah dengan judul
“Menguraikan Model-model Pembelajaran Kelas Rangkap”. Tujuan pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Kelas
Rangkap. Dalam proses pembuatan makalah ini tentunya kami memiliki beberapa
kendala, oleh karena itu Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Kami yakin makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar kemudian
dapat lebih baik di masa yang akan datang. Semoga makalah yang kami buat ini
dapat menambah pengetahuan pembaca, mendapat apresiasi dan bermanfaat baik
untuk penulis dan pembaca. Mohon maaf apabila masih banyak terdapat kesalahan
dalam penulisan makalah ini, karena penulis masih dalam proses pembelajaran.

Tomohon 19. Februari 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………4
C. Tujuan……………………………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian PKR………………………………………………………………………….5
B. Model PKR 221………………………………………………………………….……….6
C. Model PKR 222…………………………………………………………………………..6
D. Model PKR 333…………………………………………………………………………..8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………..13
B. Saran…………………………………………………………………………………….13

DAFTAR PUSTAKA…………….
………………………………………………………………………..14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prinsip dalam Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah ketentuan- ketentuan umum
dan khusus yang bersifat memandu dan mengarahkan pikiran dan perilaku guru dalam menyikap
dan mengelola pembelajaran. PKR seperti pembelajaran pada umumnya memiliki prinsip-prinsip
umum baik yang bersifat psikologis-pedagogis maupun didaktik-metodik.

Menguasai kemampuan pembelajaran dalam PKR penting bagi setiap guru kelas, baik
yang selalu mengajar kelas rangkap di SD kecil maupun bila sewaktu- waktu harus mengajar
kelas rangkap karena ada guru lain yang terpaksa tidak hadir mengajar. Apabila kita tampil
dengan mantap, maka murid akan merasa senang untuk belajar karena suasana kelas lebih
menarik, menantang, dan menyenangkan.

Agar kita dapat tampil sebagai guru PKR yang mantap, maka dalam makalah ini akan
dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan model pengelolaan PKR dengan fokus model PKR
221, model PKR 222, model PKR 333.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pola dasar Pembelajaran Kelas Rangkap ?
2. Bagaimana model PKR 221?
3. Bagaimana model PKR 222?
4. Bagaimana model PKR 333?
5. Apa saja Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan pola dasar Pembelajaran Kelas
Rangkap ?

C. Tujuan
1. Untuk mengenali pola dasar Pembelajaran Kelas Rangkap
2. Untuk memahami model PKR 221
3. Untuk memahami model PKR 222
4. Untuk memahami model PKR 333
5. Untuk mengetahui Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian PKR
PKR adalah suatu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar
dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu yang sama, dan menghadapi dua atau lebih
tingkat kelas yang berbeda. PKR juga mengandung arti bahwa, seorang guru mengajar dalam
satu ruang atau lebih dan menghadapi muruid-murid dengan kemampuan yang berbeda, dalam
PKR seorang guru mengahadapi dua kelas atau lebih, satu kelas dengan dua atau beberapa
kelompok murid yang berbeda kemampuannya, untuk  membimbing belajar dalam satu mata
pelajaran atau lebih pada jam yang sama. Oleh karena itu PKR dapat dikatakan sebagai
pendekatan manajemen pembelajaran, PKR bukanlah suatu metode pembelajaran dalam
penerapannya menuntut penggunaan berbagai metode dan teknik serta sumber pembelajaran.
Berikut model-model pengelolaan pembelajaran kelas rangkap.

Hakikat pengelolaan PKR adalah upaya mencapai tujuan yang setinggi - tingginya
dengan memanfaatkan segala sumber daya (manusia, alam, social, budaya ) yang tersedia.
Pengelolaan PKR yang efektif ditandai oleh pemanfaatan sebagian terbesar dari waktuyang
tersedia untuk kegiatan belajar siswa, penampilan kualitas pembelajaran yang memadai, dan
keterlibatan yang luas dari seluruh siswa dalam kegiatan belajar.

Guru PKR dituntut untuk melakukan aneka cara mengisi waktu belajar, menampilkan
kualitas pembelajaran, dan melibatkan siswa dalam belajar. Proses pembelajaran yang baik
adalah proses pembelajaran yang efektif yang menurut Karweit (1987) ditandai oleh 3 hal yang
kemudian dikenal sebagai prinsip pengelolaan PKR. Model Pengelolaan PKR Setiap model
pengelolaan PKR memiliki kekuatan dan kelemahan. Dalam praktik, semua kembali pada tujuan
belajar, kemampuan, dan sarana belajar yang tersedia.

Tiga model pembelajaran kelas rangkap dan pengelolaannya sebagai berikut.

1. Model PKR 221: Dua Kelas, Dua Mata pelajaran, Satu Ruangan.

2. Model PKR 222: Dua Kelas, Dua Mata Pelajaran, Dua Ruangan.

3. Model PKR 333: Tiga Kelas, Tiga Mata Pelajaran, Tiga Ruangan.

B. Model PKR 221


Pada model PKR 221 ini, seorang guru mengajar dua kelas misalkan kelas5 dan kelas 6,
dengan dua mata pelajaran IPS dan IPA, dalam satu ruangan.Langkah- langkah pembelajaran
pada model ini, dapat diperhatikan matrik berikut ini.

Kegiatan/Waktu Kelas V (IPS) Kelas VI (IPA)


1. Pendahuluan (10’) Pengantar dua pengarahan dalam satu ruangan menjelaskan
skenario dan hasil belajar
2. Kegiatan inti 1 (20*) Tugas individual Kerja kelompok
3. Kegiatan inti 2 (20*) Kerja kelompok Cerama, tanya jawab
4. Kegiatan inti 3 (20*) Ceramah, kerja kelompok Diskusi, tanya jawab
5. Penutup (10’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut. Persiapan
kegiatan belajar berikutunya

Dalam penerapan model PKR ini, ikutilah petunjuk sebagai berikut.


a. Pada kegiatan pendahuluan, lebih kurang 10 menit pertama, guru memberikanpengantar
dan pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satupapan tulis dibagi
dua. Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan darikelas 5 dan kelas 6. Ikuti
langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akanditempuh selama pertemuan.

b. Pada kegiatan inti 1,2,3, lebih kurang 60 menit, terapkan aneka metode yang sesuai
dengan tujuan untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan berlangsungadakan
pemantapan, bimbingan, balikan sesuai dengan keperluan. Gunakan keterampilan dasar
mengajar yang sesuai.

c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir, berdirilah di depan


kelasmenghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw atas materi dan kegiatan yang
baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Kemudian berikan
tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau
mungkin untuk hari berikutnya.

C. Model PKR 222


Pada model pembelajaran kelas rangkap 222, guru menghadapi dua kelas. Misalnya kelas
5 dan kelas 6, untuk mengajar mata pelajaran matematika di kelas 5dan IPA di kelas 6. Topik
yang diajarkan tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung dalam dua
ruangan berdekatan yang berhubungan dengan pintu. Langkah-langkah pembelajaran dapat
diperhatikan matrik berikut ini.

Kegiatan/Waktu Kelas V (Matematika) Kelas VI (IPA)


1. Pendahuluan Pengantar dan pengarahan umu diberikan secara Bersama
dalam dua ruangan yang berhubungan, penjelasan skenario dan
hasil belajar
2. Kegiatan inti 1(15’) Penjelasan guru kegiatan Kegiatan individual
individual
3. Kegiatan inti 2(15’) Tanya jawab Kegiatan individual
4. Kegiatan inti 3(15’) Kerja individual Tanya jawab
5. Kegiatan inti 4(15’) Kerja individual Tanya jawab
6. Penutup (10’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut, tugas.
Persiapan kegiatan belajar berikutnya.

Untuk penerapan model ini, perlu diikuti petunjuk sebagai berikut.

a. Pada kegiatan pendahuluan lebih kurang 10 menit pertama, satukan murid kelas Vdan
kelas VI dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan
pengarahan umum seperti yang Anda lakukan pada model PKR221. Bila tidak mungkin
bisa menyatukan murid dalam satu ruangan, gunakan halaman/teras, dan bila tidak
mungkin lagi murid tetap di ruang masing-masingtetapi guru berada di pintu yang
menghubungkan antara dua kelas.

b. Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit berikutnya, terapkan aneka metode yang sesuai
untuk masing-masing kelas. Yang perlu diperhatiakn adalah jangan sampai pada saat
Anda sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang lain tidak adakegiatan sehingga
murid rebut. Atur kepindahan Anda dari ruang ke ruang secaraseimbang, artinya jangan
banyak mengguakan waktu di satu ruang. Ada saat dimana Anda harus berdiri di pintu
penghubung.

c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir berdirilah di pintupenghubung


menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw umum mengenai materi dan kegiatan
belajar yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai dengan keperluan.
Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing-masing kelas, kemudian
persiapan untuk jam pelajaran.

d. Sebaiknya untuk menerapkan model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid
sedemikian rupa sehingga pandangan murid mengarah kedepan dan kearah pintu
penghubung.

D. Model PKR 333


Pada model pembelajaran kelas rangkap 333 guru menghadapi tiga kelasuntuk
mengajarkan tiga mata pelajaran. Misalnya kelas 4 dengan mata pelajaranmatematika, kelas 5
dengan mata pelajaran IPS, dan kelas 6 dengan matapelajaran IPA dalam tiga ruangan. Untuk
memahami langkah-langkahpembelajaran perhatikan matrik berikut ini

Kegiatan/Waktu Kelas IV (mat) Kelas V {IPS) Kelas VI (IPA)


Pendahuluan (10’) Pengantar dan pengarahan umum diberikan secara bersama-sama di
salah satu ruangan. Penjelasan skenario dan hasil belajar yang ingin
dicapai
Kegiatan inti 1 (20’) Tugas individual Kerja kelompok Ceramah, tanya jawab
Kegiatan inti 2 (20’) Ceramah, tanya jawab Tugas individual Kerja kelompok
Kegiatan inti 3 (20’) Kerja kelompok Ceramah dan tanya Tugas individual
jawab
Penutup (20’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut. Persiapan kegiatan
belajar mengajar

Untuk penerapan model ini, perlu diikuti petunjuk berikut ini.

a. Pada kegiatan lebih kurang 10 menit pertama, kumpulkan semua murid kelas 4, 5dan 6
dalam satu ruangan yang memiliki tempat duduk yang cukup. Berikan pengantar dan
pengarahan umum. Bila tidak mungkin menyatukan murid dalam satu ruangan, dapat
mencari tempat di luar ruangan misalnya di halaman sekolah atau taman sambil berdiri
atau duduk. Berikan pengantar atau pengarahan umumyang berisi prosedur kegiatan
belajar yang akan dilakukan oleh semua murid.

b. Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit, terapkan berbagai metode yang cocok dengan
memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Penggunaan lembar kerja murid sangat
dianjurkan terutama pada kegiatan belajar murid yang bersifat mandiri. Dengan demikian
kegiatan belajar murid tidak banyak tergantung padakehadiran guru di muka kelas atau
tempat belajar. Tingkatkan kadar kemandirian belajar murid. Proses saling membimbing
antar tutor sangat dianjurkan. Guru selalu memanfaatkan kegiatan murid dan untuk ini
guru berada diantara masing-masing kelompok.

c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir, guru harus berada diantaramasing-
masing kelompok atau kelas untuk mengadakan review umum tentangkegiatan belajar
yang telah dilakukan murid. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan.
Selanjutnya berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masingmasingkelas. Kemukakan
hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk kegiatan pembelajaran berikutnya.

d. Model PKR 333 ini memang agak rumit dalam pengelolaannya. Maka Anda harus
memiliki daya gerak paedagogis yang tinggi. Keunggulan mode ini adalah terletakpada
intensitas kemandirian belajar setiap kelas dan terbebas dari situasi belajarkelas lainnya.
Ada 3 Model Pembelajaran Kelas Rangkap

1. Katz (1992), menegaskan bahwa kelas rangkap dilaksanakan tidak hanya karena alasan-alasan
letak gegorafis, kekurangan murid, atau kekurangan tenaga guru, akan tetapi lebih dari itu adalah
bagaimana meningkatkan mutu pendidikan melalaui fasilitasi yang tinggi bagi perkembangan
dan potensi siswa. Oleh karena itu dia mengembangkan tiga jenis kelas rangkap dalam rangka
pembelajaran; 1) Combined grades, 2) Continuous progress, 3) Mixed age/multiage grouping.

a. Model pertama Combine grades; atau juga dikatakan sebagai combined classess, dimana
dalam satu kelas terdapat lebih dari satu tingkatan kelas anak. Membagi kelas menjadi
beberapa bagian sesuai dengan tuntutan kurikulum untuk beberapa tingkatan atau hanya
dua tingkatan. Tujuan utamanya adalah untuk memaksimalkan kemampuan siswa dan
pemahaman lingkungan juga meningkatkan sikap dan pengalaman dalam kelompok-
kelompok umur yang berbeda.

b. Model kedua Continuous progrees; model ini berupa kelompok anak dengan pencapaian
kurikulum yang tinggi dimana proses belajar mengajar melihat keberlanjutan pengalaman
dan tingkat perkembangan anak, dalam model ini setiap anak berkesempatan untuk terus
berkelanjutan dalam mengikuti setiap tingkatan kelas sesuai dengan lama sekolah,
tujuannya adalah setiap anak berkesempatan untuk memperoleh keuntungan dari
perbedaan umur dan perbedaan sikap dan kemampuan ketika belajar bersama.
c. Model ketiga Mixed age/multiage grouping; dimana proses pembelajaran dan praktek
kurikulum memaksimalkan keuntungan dari berinteraksi dan bekerjasama dari beragam
umur. Dalam model ini grup dibuat secara fleksibel atau proses re-gruping anak dibuat
dalam kelompok umur, jenis kelamin, kemampuan, mungkin terjadi satu guru mengajar
untuk lebih dari satu tahun.

Alasan dengan menggunakan model berbagai tingkatan umur ini multiage grouping ini adalah:

a. Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar tanpa rasa takut dan salah.

b. Siswa disediakan kegiatan dengan berbagai jenis.

c. Dengan model ini memungkinkan anak dapat belajar tentang aspek sosial, pemahaman tentang
diri dan orang lain, kepercayaan diri dan konsep diri, partisipasi anak dalam kelompok, pada
akhirnya dapat meningkatkan hubungan sosial dan pertemanan.

d. Tidak ada titik signifikansi antara kelompok umur tertentu dengan beragam umur dalam
pencapaian prestasi di kelas.
2. a. Persamaan:

1) Seorang guru mengajar dalam satu ruangan kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan
menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda.

2) Menangani alasan geografis yang sulit dijangkau, demografis, kekurangan guru, terbatasnya
ruang kelas, banyak guru yang berhalangan hadir, kekurangan siswa, psikologis siswa, dan faktor
keamanan seperti di daerah pengungsi.

3) Sesuai pada prisnsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangakap, yaitu: Terjadinya
keserempakan kegiatan pembelajaran, kadar tinggi waktu keaktivan akademik, murid harus
aktiv/student centered, kontak psikologis guru dan murid yang berkelanjutan, dan terjadi
pemanfaatan sumber secara efisien.

4) Anak belajar secara berkelompok, yang membiasakan murid belajar secara mandiri.

5) Untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui fasilitas yang tinggi bagi perkembangan dan
potensi siswa.

b. Perbedaan:
Terdapat pada tujuan utamanya dan pada pola pelaksanaan pembelajarannya.

Model pertama Combine grades. Tujuan utamanya adalah untuk memaksimalkan kemampuan
siswa dan pemahaman lingkungan juga meningkatkan sikap dan pengalaman dalam kelompok-
kelompok umur yang berbeda.
Pembelajarannya hanya dilaksanakan disatu ruangan yang terdiri dari dua kelas/tingkatan.
Misalnya kelas 1 dengan kelas 2, dan seterusnya.

Model kedua Continuous progrees. Tujuannya adalah setiap anak berkesempatan untuk
memperoleh keuntungan dari perbedaan umur dan perbedaan sikap dan kemampuan ketika
belajar bersama. Pembelajaran dilaksanakan secara berlanjut yang mendasarkan/melihat pada
kemampuan anak.

Misalnya, anak kelas 1 dapat mempelajari mata pelajaran kelas 2 dalam kurun waktu yang relatif
singkat apabila anak tersebut sudah mencapai tujuan dari kompetensi setiap mata pelajaran/sudah
terkuasai begitu juga seterusnya.
Bisa disebut dengan akselerasi/percepatan.

Model ketiga Mixed age/multiage grouping. Tujuan utamanya adalah dimana proses
pembelajaran dan praktek kurikulum memaksimalkan keuntungan dari berinteraksi dan
bekerjasama dari beragam umur. Pembelajaran berdasarkan kelompok yang heterogen, yaitu
berbagai umur, jenis kelamin, dan kemampuan.

Misalnya, umur 7 tahun disatukan dengan umur 9 dan 11 tahun. Pembelajaran dapat berlangsung
secara fleksibel, tergantung pada apa yang telah didapatkan dan yang harus didapatkan untuk
mencapai tujuan kurikulum.

Oleh karenanya beberapa perbedaan yang terdapat pada siswa dilebur menjadi satu kelompok
maka, satu guru mengajar untuk lebih dari satu tahun.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan pola dasar PKR

1. Kelas yang dapat dirangkap dalam satu ruangan adalah kelas I, II, III, atau kelas IV, V,
VI, atau kelas I, II, III, IV. Kelas I, II, sebaiknya tidak dirangkap dalam satu ruangan
dengan kelas IV, V, VI, karena alasan perbedaan manusia dan perbedaan lama belajar.
Satu jam pelajaran kelas I dan II adalah 30' sedangkan kelas III, IV, V dan VI 40'. Bila
terpaksa misalnya di SD itu hanya seorang guru dan hanya satu ruangan seperti terdapat
di daerah terpencil, dalam ruangan itu dibuat dua bagian dengan memakai
partisi/penyekat tidak permanen setinggi bahu guru.
2. Mata pelajaran yang menekankan pada keterampilan melafalkan atau bersuara seperti
membaca, menyanyi, atau bergerak seperti praktek olahraga tidak boleh dirangkap
dengan mata pelajaran yang menekankan pada proses kognitif seperti matematika, IPA,
IPS, PPKn, Bahasa Indonesia. Alasannya adalah dalam pembelajaran aspek kognitif
siswa memerlukan konsentrasi dalam berpikir yang apabila dirangkap dangan mata
pelajaran keterampilan gerak atau verbal satu sama lain akan merasa saling terganggu.
3. Perangkapan kelas dalam ruangan lebih dari tiga tidak dianjurkan, karena sukar untuk
dikelola antara lain guru akan sangat repot mengesak dari kelas ke kelas. Waktu tunggu
setiap kelas akan sangat banyak sehingga waktu keaktifan akademik akan sangat terbatas.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada hakikatnya pengelolaan PKR adalah upaya mencapai tujuan yang setinggi-tingginya
dengan memanfaatkan segala sumber daya (manusia, alam, social, budaya ) yang tersedia.

Guru PKR dituntut untuk melakukan aneka cara mengisi waktu belajar, menampilkan
kualitas pembelajaran, dan melibatkan siswa dalam belajar.
Ada Tiga model pembelajaran kelas rangkapdan pengelolaannya sebagai berikut.
1. Model PKR 221: Dua Kelas, Dua Mata pelajaran, Satu Ruangan.
2. Model PKR 222: Dua Kelas, Dua Mata Pelajaran, Dua Ruangan.
3. Model PKR 333 Tiga Kelas, Tiga Mata Pelajaran, Tiga Ruangan.

B. Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai model pengelolaan PKR diharapkan kita dapat
memahami pola-pola dasar PKR, lalu dapat menerapkannya apabila sewaktu-waktu kita
diharuskan mengajar pada kelas rangkap.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/330620567/Model-Pengelolaan-Dan-Pembelajaran-Kelas-
Rangkap

https://pt.slideshare.net/RofianiIntan1/model-pembelajaran-kelas-rangkap-pkr
http://catatantami.blogspot.com/2013/09/model-model-pembelajaran-kelas-rangkap.html?m=1

http://mediafunia.blogspot.com/2016/07/model-model-pengelolaan-pembelajaran.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai