Anda di halaman 1dari 7

Assalamualaikum.

Izin menanggapi pertanyaan pada sesi 6 ini.


PKR adalah salah satu bentuk pembelajaran yang mengharuskan Pendidik atau guru
melakukan pembelajaran dalam satu atau lebih ruang kelas dalam waktu yang bersamaan
serta menemui atau menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda (Winataputra,
2022).
Contohnya: Pak Amin melakukan pembelajaran IPS di kelas V di sisi lain Pak Amin
juga melakukan pembelajaran IPA di kelas III. Dalam hal ini pak Amin harus memiliki
kemampuan kompetensi yang rpofesional dalam melakukan pembelajaran jika tidak hal yang
akan tertadi adalah:
 kesulitan dalam mengatur waktu: PKR melibatkan pengajaran kepada dua atau lebih
kelas secara bersamaan. Jika guru tidak mampu mengatur waktu dengan efektif, maka
ada kemungkinan kelas-kelas yang diajar tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk
memahami materi pelajaran secara menyeluruh. Hal ini dapat menyebabkan
kebingungan dan kekurangan pemahaman siswa.
 Kurangnya perhatian individual: Dalam PKR, guru harus memberikan perhatian yang
sama kepada semua kelas yang diajar. Namun, jika guru tidak memiliki kompetensi
untuk melakukan manajemen kelas yang efektif, maka mungkin sulit baginya untuk
memberikan perhatian individual kepada setiap siswa. Hal ini dapat menghambat
perkembangan siswa secara individu dan meningkatkan risiko terjadinya kesenjangan
belajar antar siswa.
 Kurangnya pemantauan dan penilaian: Dalam PKR, guru harus secara aktif
memantau dan menilai kemajuan siswa dari masing-masing kelas. Jika guru tidak
mampu mengelola PKR dengan baik, kemungkinan besar pemantauan dan penilaian
akan menjadi kurang efektif. Ini dapat menghambat kemampuan guru untuk
memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa, serta mengidentifikasi
kebutuhan dan kesulitan siswa dalam belajar.
 Penurunan kualitas pembelajaran: Jika guru tidak memiliki kompetensi yang cukup
dalam mengelola PKR, maka kemungkinan besar kualitas pembelajaran secara
keseluruhan akan terpengaruh. Siswa mungkin mengalami kesulitan dalam
memahami materi pelajaran, motivasi belajar dapat menurun, dan interaksi antara
guru dan siswa menjadi terbatas. Akibatnya, pencapaian akademik siswa dalam kelas
PKR tersebut dapat menurun secara signifikan.
 Ketidakpuasan siswa dan orang tua: Jika kelas PKR tidak dielola dengan baik, siswa
dan orang tua mereka mungkin merasa tidak puas dengan pengalaman pembelajaran
tersebut. Ketidakpuasan ini dapat berdampak negatif pada motivasi siswa, partisipasi
mereka dalam pembelajaran, dan hubungan antara sekolah, siswa, dan orang tua.

kompetensi dalam mengelola PKR dapat dikembangkan melalui pelatihan dan


pengembangan profesional. Jika seorang guru menghadapi tantangan dalam mengelola
PKR, pendekatan yang tepat adalah memberikan dukungan dan kesempatan untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam konteks pengajaran PKR
(Djalil, 1997) .
Adapun model –model PKR adalah:

1. Model PKR 221


Pada model PKR 221 ini, seorang guru mengajar dua kelas misalkan kelas 4 dan kelas
5, dengan dua mata pelajaran IPS dan IPA, dalam satu ruangan. Langkah-langkah
pembelajaran pada model ini, dapat diperhatikan matrik berikut ini.
Kegiatan/waktu Kelas V (IPS) Kelas VI (IPS)
1. Pendahuluan(10’) Pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan;
penjelasan skenario dan hasil belajar
2. Kegiatan Inti 1(20’) Tugas Individual Kerja Kelompok
3. Kegiatan Inti 2(20’) Kerja Kelompok Ceramah, Tanya jawab
4. kegiatan Inti 3(20’) Ceramah, kerja kelompok Diskusi, Tanya jawab
5. Penutup (10’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut.
Persiapan kegiatan belajar berikutnya.

Dalam penerapan model PKR ini, ikutilah petunjuk sebagai berikut.


a. Pada kegiatan pendahuluan, lebih kurang 10 menit pertama, guru memberikan pengantar dan
pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi dua.
Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas 5 dan kelas 6. Ikuti langkah-
langkah untuk masing-masing kelas yang akan ditempuh selama pertemuan.
b. Pada kegiatan inti 1,2,3, lebih kurang 60 menit, terapkan aneka metode yang sesuai dengan
tujuan untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan berlangsung adakan pemantapan,
bimbingan, balikan sesuai dengan keperluan. Gunakan keterampilan dasar mengajar yang
sesuai.
c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir, berdirilah di depan kelas menghadapi
kedua kelas untuk mengadakan reviuw atas materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan
komentar dan penguatan sesuai keperluan. Kemudian berikan tindak lanjut berupa tugas atau
apa saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin untuk hari berikutnya.

2. Model PKR 222


Pada model pembelajaran kelas rangkap 222, guru menghadapi dua kelas. Misalnya
kelas 5 dan kelas 6, untuk mengajar mata pelajaran matematika di kelas 5 dan IPA di kelas 6.
Topik yang diajarkan tidak memiliki saling keterkaitan (Junarno 1978). Proses pembelajaran
berlangsung dalam dua ruangan berdekatan yang berhubungan dengan pintu. Langkah-
langkah pembelajaran dapat diperhatikan matrik berikut ini.
Kegiatan/waktu Kelas V (Matematika) Kelas VI (IPA)
1. Pendahuluan(10’) Pengantar dan pengarahan umum diberikan secara
bersama dalam dua ruangan yang berhubungan,
penjelasan skenario dan hasil belajar
2. Kegiatan Inti 1(15’) Penjelasan guru Kegiatan Kegiatan individual
individual
3. Kegiatan Inti 2(15’) Tanya jawab Kegiatan individual
4. kegiatan Inti 3(15’) Kerja individual Tanya jawab
5. kegiatan Inti 3(15’) Kerja individual Tanya jawab
5. Penutup (10’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut, tugas.
Persiapan kegiatan belajar berikutnya.

Untuk penerapan model ini, perlu diikuti petunjuk sebagai berikut.


1. Pada kegiatan pendahuluan lebih kurang 10 menit pertama, satukan murid kelas V dan
kelas VI dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan
pengarahan umum seperti dilakukan pada model PKR 221. Bila tidak mungkin bisa
menyatukan murid dalam satu ruangan, gunakan halaman/teras, dan bila tidak mungkin
lagi murid tetap di ruang masing-masing tetapi guru berada di pintu yang
menghubungkan antara dua kelas.
2. Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit berikutnya, terapkan aneka metode yang sesuai
untuk masing-masing kelas. Yang perlu diperhatiakn adalah jangan sampai pada saat
guru sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang lain tidak ada kegiatan sehingga
murid ribut. Atur kepindahan guru dari ruang ke ruang secara seimbang, artinya jangan
banyak menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat dimana guru harus berdiri di pintu
penghubung.
3. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir berdirilah di pintu penghubung
menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw umum mengenai materi dan
kegiatan belajar yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai dengan
keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing-masing kelas,
kemudian persiapan untuk jam pelajaran.
4. Sebaiknya untuk menerapkan model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid
sedemikian rupa sehingga pandangan murid mengarah kedepan dan kearah pintu
penghubung.

3. Model PKR 333


Pada model pembelajaran kelas rangkap 333 guru menghadapi tiga kelas untuk
mengajarkan tiga mata pelajaran. Misalnya kelas 4 dengan mata pelajaran matematika, kelas
5 dengan mata pelajaran IPS, dan kelas 6 dengan mata pelajaran IPA dalam tiga ruangan.
Untuk memahami langkah-langkah pembelajaran perhatikan matrik berikut ini.
Kegiatan/waktu Kelas IV(Mat) Kelas V(IPS) Kelas VI(IPA)
Pendahuluan(10’) Pengntar dan pengarahan umum diberikan secara bersama-sama di
salah satu ruangan. Penjelasan skenario dan hasil belajar yang ingin
dicapai.
Kegiatan inti 1 (20’) Tugas individual Kerja kelompok Ceramah, dan Tanya
jawab
Kegiatan inti 2 (20’) Ceramah, dan Tanya Tugas individual Kerja kelompok
jawab
Kegiatan inti 3 (20’) Kerja kelompok Ceramah dan Tanya Tugas individual
jawab

Penutup (20’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut. Persiapan kegiatan
belajar Berikutnya

Untuk penerapan model ini, perlu diikuti petunjuk berikut ini.


1. Pada kegiatan lebih kurang 10 menit pertama, kumpulkan semua murid kelas 4, 5,dan 6
dalam satu ruangan yang memiliki tempat duduk yang cukup. Berikan pengantar dan
pengarahan umum. Bila tidak mungkin menyatukan murid dalam satu ruangan, dapat
mencari tempat di luar ruangan misalnya di halaman sekolah atau taman sambil berdiri
atau duduk. Berikan pengantar atau pengarahan umum yang berisi prosedur kegiatan
belajar yang akan dilakukan oleh semua murid.
2. Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit, terapkan berbagai metode yang cocok dengan
memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Penggunaan lembar kerja siswa sangat
dianjurkan terutama pada kegiatan belajar murid yang bersifat mandiri. Dengan
demikian kegiatan belajar murid tidak banyak tergantung pada kehadiran guru di muka
kelas atau tempat belajar. Tingkatkan kadar kemandirian belajar murid. Proses saling
membimbing antar tutor sangat dianjurkan. Guru selalu memanfaatkan kegiatan murid
dan untuk ini guru berada diantara masing-masing kelompok.
3. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir, guru harus berada diantara
masing-masing kelompok atau kelas untuk mengadakan review umum tentang kegiatan
belajar yang telah dilakukan murid. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan.
Selanjutnya berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masingmasing kelas. Kemukakan
hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk kegiatan pembelajaran berikutnya.
4. Model PKR 333 ini memang agak rumit dalam pengelolaannya. Maka diperlukan
stamina guru yang memadai karena adanya daya gerak paedagogis yang tinggi.
Keunggulan model ini adalah terletak pada intensitas kemandirian belajar setiap kelas
dan terbebas dari situasi belajar kelas lainnya.

Dalam penerapan PKR beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti berikut.
1. Guru PKR perlu memiliki ilmu dan kiat mengajar agar proses pembelajaran berhasil
dengan baik.
2. Membuka pelajaran merupakan jembatan pengalaman belajar lama dan baru yang
sekaligus berfungsi sebgai langkah awal yang menentukan mulus tidaknya proses belajar
siswa.
3. Ada empat hal yang harus dilakukan dalam membuka pelajaran, yaitu:
 Menarik perhatian siswa;
 Menimbulkan motivasi belajar;
 Memberi acuan belajar
 Membuat kaitan
4. Dalam PKR pembukaan pelajaran untuk semua kelas yang dirangkap seyogyanya
diberikan secara bersama-sama di satu ruangan atau tempat. Demikian juga dalam
mengakhiri pembelajaran.
5. Mengakhiri pembelajaran merupakan reviu terhadap pelajaran yang berlangsung dan
berfungsi sebagai jembatan antara pengalaman baru dengan pengalaman yang akan
datang.
6. Ada 3 hal yang perlu dilakukan dalam menutup pelajaran:
a. Meninjau kembali;
b. Mengadakan evaluasi;
c. Memberikan tindak lanjut.
7. Proses belajar aktif dan belajar mandiri perlu dikembangkan dalam pelaksanaan PKR,
dengan menciptakan iklim belajar yang ditandai oleh suasana hangat, saling hormat,
adanya dialog, peran murid jelas, dan saling percaya.
8. Untuk mengembangkan kebiasaan belajar aktif dan mandiri guru PKR perlu menguasai
dan menerapkan antara lain:
a. bimbingan diskusi kelompok kecil
b. pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
c. penganekaan pembelajaran
9. Dalam membimbing diskusi kelompok kecil dalam PKR, guru harus terampil dalam
memusatkan perhatian, memperjelas masalah, menganalisis pendapat, meningkatkan
kesempatan berbicara dan mengeluarkan pendapat, memicu proses berfikir, dan menutup
diskusi.
10. Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru PKR harus terampil dalam:
pendekatan pribadi, menata kegiatan pembelajaran, dan memberi arahan, serta
kemudahan belajar.
11. Dalam aneka ragam pembelajaran PKR guru harus terampil dalam menerapkan variasi
gaya belajar, media dan sumber, dan pola interaksi,serta kegiatan belajar-mengajar.
12. Iklim kelas PKR yang baik adalah yang efektif, yaitu suasana kelas yang memungkinkan
murid menerima pembelajaran yang memadai dan melibatkan diri dalam aktivitas
pembelajaran secara bermakna.
13. Untuk dapat menciptakan iklim belajar yang efektif, guru PKR harus terampil dalam
menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal, mengendalikan kondisi belajar
yang optimal dan mengatasi perilaku ang menyimpang.
14. Dalam menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal guru PKR sebaiknya
terampil dalam menanggapi suasana belajar, memeratakan perhatian, memberi
penugasan yang jelas, memberi teguran yang arif dan bijaksana, dan memberikan
penguatan yang tepat.
15. Dalam mengendalikan kondisi belajar yang optimal dan mengatasi perilaku
menyimpang, guru harus terampil dalam mengajarkan dan memberi contoh, menguatkan
perilaku yang baik, dan memberi hukuman yang benar dan wajar (Winataputra. 2022)
Referensi

1. https://brainly.co.id/tugas/53938121#readmore
2. Winataputra. 2022. Pembaruan dalam pembelajaran
3. Djalil,Aria, dan IGAK Wardani. (1997). Hakikat Pembelajaran kelas rangkap (PKR):
Modul
4. Junarno. (1978) Rencana pelaksanaan kelas Rangkap Model 2.2.2: Tugas
Mahahasiswa D-II PGSD UT

Anda mungkin juga menyukai