Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER POKJAR UMBULSARI

------------------------------------------------------------

RANCANGAN TUGAS TUTORIAL1


(Unjuk Kerja)
Kode/Nama Mata Kuliah : PAUD4302/ Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)

Nama Pengembang : Rohani,S.Pd,M.Pd

Masa Tutorial : 2023.1 Sumber


Materi :
Jumlah Soal : 5
BMP
Skor Maksimal : 100 PDGK4302
Jenis Tugas : UNJUK KERJA Modul 1-2
Waktu : 60 menit

Hari, Tanggal : Sabtu,29 Oktober 2023

Kompetensi Khusus:

1. Menjelaskan tentang Hakikat PKR

2. Model Pengelolaan dan Pembelajaran Kelas Rangkap

Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan:

1. Hakikat PKR
2. Gambaran PKR yang Ideal dan Praktik yang terjadi di lapangan
3. Model Pengelolaan dan Pembelajaran Kelas Rangkap
4. Prinsip Didaktik Metodik dan Prosedur PKR
5. Aneka Model Interaksi Kelas Rangkap dalam PK

Uraian Tugas

1. Jelaskan Apakah yang dimaksud Pembelajaran Kelas Rangkap


2. Bagaimankah Gambaran PKR yang Ideal ?
3. Jelaskan 3 model Pengelolaan PKR
4. Jelaskan 4 hal pokok yang harus dilakukan oleh seorang guru ?
5. Jelaskan Keterampilan apa saja yang harus dikuasai oleh guru PKR ?

Tutor,

Rohani,S.Pd,M.Pd

NIP.197208031999122001
FITA LISTIAWATI / 858943407
Jawab:
1. Pembelajaran Kelas Rangkap adalah penggabungan sekelompok siswa yang mempunyai perbedaan
usia, kemampuan, minat, dan tingkatan kelas, di mana dikelola oleh seorang guru atau beberapa guru
yang dalam pembelajarannya difokuskan pada kemajuan individual para siswa (Franklin, 1967). Namun
demikian selain definisi tersebut, ada sebagian praktisi pendidikan membedakan definisi dari multigrade
dengan multiage karena perbedaan tujuannya. Seperti yang dikemukakan oleh Elkind (1987), bahwa
istilah multigrade di mana kelas yang berbentuk seperti itu akan berisi para siswa dari 2 atau lebih
tingkatan kelas dengan satu guru di ruangan yang sama pada suatu waktu. Para siswa di kelas tersebut
tetap menggunakan kurikulum yang spesifik untuk tingkatan kelasnya sendiri dan demikian pula dengan
tingkat kesukaran tesnya pun disesuaikan dengan tingkatan kelas mereka. Dengan demikian, kelihatan
bahwa kelas multigrade atau pembelajaran kelas rangkap model itu diadakan untuk alasan administrasi
dan ekonomi. Seperti halnya yang terjadi di sekolah-sekolah daerah terpencil di Indonesia banyak guru
yang merangkap kelas karena memang tidak ada tenaga guru bukan karena tujuan atau alasan
pendidikan. Lain halnya dengan istilah multiage yang mengacu pada praktek pembelajaran kedua
tingkatan usia dan kelas yang sengaja dicampur karena kepentingan tujuan pendidikan yang
diinginkan.Multigrade teaching atau pembelajaran kelas rangkap di SD sudah banyak dilaksanakan di
Indonesia di negara-negara maju hal ini sudah menjadi bagian dari sistem pendidikan secara utuh.
Pengembangan dan penggunaan model ini dilakukan karena faktor kekurangan tenaga guru, letak
geografis yang sulit dijangkau, jumlah siswa relatif kecil, keterbatasan ruangan, atau ketidakhadiran
guru.
Pembelajaran Kelas Rangkap merupakan model pembelajaran dengan mencampur beberapa siswa
yang terdiri dari dua atau tiga tingkatan kelas dalam satu kelas dan pembelajaran diberikan oleh satu
guru saja untuk beberapa waktu. Pembelajaran kelas rangkap sangat menekankan dua hal utama, yaitu
kelas digabung secara terintegrasi dan pembelajaran terpusat pada siswa sehingga guru tidak perlu
berlari-lari antara dua ruang kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas yang berbeda dengan program
yang berbeda.

2. Karakteristik PKR yang idealAda beberapa ciri PKR dikatakan sebagai suatu pembelajaran yang
ideal misalnya :
a. Kelas tampak hidup, siswa tampak ceria.
b. Proses belajar berlangsung serempak, apalagi siswa yang berbeda tingkat kelas ada dalam satu
ruang.
c. Guru memanfaatkan ruang kelas yang ada dengan menciptakan sudut sumber belajar.
d. Siswa aktif, konsep CBSA yang sebenarnya nampak.
e. Adanya asas kooperatif-kompetitif, siswa bersemangat mengerjakan tugas.
f. Belajar sambil bermain.
g. Ada berhatian khusus bagi siswa yang lambat dan yang cepat.
h. Guru menggunakan berbagai seumber belajar.
i. Prinsip perangkapan kelas tidak hanya dalam bentuk mengajar dua tingkat kelas atau lebih dalam
satu ruang kelas atau lebih dandalam waktu yang bersamaan.
j. Guru dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan siswa

3. Berikut model-model pengelolaan pembelajaran kelas rangkap.


1. Model PKR 221
Pada model PKR 221 ini, seorang guru mengajar dua kelas misalkan kelas 5 dan kelas 6, dengan
dua mata pelajaran IPS dan IPA, dalam satu ruangan. Langkah-langkah pembelajaran pada model ini, dapat
diperhatikan matrik berikut ini.
Kegiatan/waktu Kelas V (IPS) Kelas VI (IPS)
1. Pendahuluan(10’) Pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan;
penjelasan skenario dan hasil belajar
2. Kegiatan Inti 1(20’) Tugas Individual Kerja Kelompok
3. Kegiatan Inti 2(20’) Kerja Kelompok Ceramah, Tanya jawab
4. kegiatan Inti 3(20’) Ceramah, kerja Diskusi, Tanya jawab
kelompok
5. Penutup (10’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut.
Persiapan kegiatan belajar berikutnya.
Dalam penerapan model PKR ini, ikutilah petunjuk sebagai berikut.
a. Pada kegiatan pendahuluan, lebih kurang 10 menit pertama, guru memberikan pengantar dan pengarahan
dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi dua. Tuliskan topik dan hasil
belajar yang diharapkan dari kelas 5 dan kelas 6. Ikuti langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang
akan ditempuh selama pertemuan.
b. Pada kegiatan inti 1,2,3, lebih kurang 60 menit, terapkan aneka metode yang sesuai dengan tujuan untuk
masing-masing kelas. Selama kegiatan berlangsung adakan pemantapan, bimbingan, balikan sesuai
dengan keperluan. Gunakan keterampilan dasar mengajar yang sesuai.
c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir, berdirilah di depan kelas menghadapi kedua kelas
untuk mengadakan reviuw atas materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan
sesuai keperluan. Kemudian berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk
pertemuan berikutnya atau mungkin untuk hari berikutnya.

2. Model PKR 222


Pada model pembelajaran kelas rangkap 222, guru menghadapi dua kelas. Misalnya kelas 5 dan
kelas 6, untuk mengajar mata pelajaran matematika di kelas 5 dan IPA di kelas 6. Topik yang diajarkan
tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung dalam dua ruangan berdekatan yang
berhubungan dengan pintu. Langkah-langkah pembelajaran dapat diperhatikan matrik berikut ini.
Kegiatan/waktu Kelas V (Matematika) Kelas VI (IPA)
1. Pendahuluan(10’) Pengantar dan pengarahan umum diberikan secara
bersama dalam dua ruangan yang berhubungan,
penjelasan skenario dan hasil belajar
2. Kegiatan Inti 1(15’) Penjelasan guru Kegiatan individual
Kegiatan individual
3. Kegiatan Inti 2(15’) Tanya jawab Kegiatan individual
4. kegiatan Inti 3(15’) Kerja individual Tanya jawab
5. kegiatan Inti 3(15’) Kerja individual Tanya jawab
5. Penutup (10’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut,
tugas. Persiapan kegiatan belajar berikutnya.

Untuk penerapan model ini, perlu diikuti petunjuk sebagai berikut.


a. Pada kegiatan pendahuluan lebih kurang 10 menit pertama, satukan murid kelas V dan kelas VI dalam
satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan pengarahan umum seperti
dilakukan pada model PKR 221. Bila tidak mungkin bisa menyatukan murid dalam satu ruangan,
gunakan halaman/teras, dan bila tidak mungkin lagi murid tetap di ruang masing-masing tetapi guru
berada di pintu yang menghubungkan antara dua kelas.
b. Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit berikutnya, terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing-
masing kelas. Yang perlu diperhatiakn adalah jangan sampai pada saat guru sedang menghadapi kelas
yang satu, kelas yang lain tidak ada kegiatan sehingga murid ribut. Atur kepindahan guru dari ruang ke
ruang secara seimbang, artinya jangan banyak menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat dimana guru
harus berdiri di pintu penghubung.
c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir berdirilah di pintu penghubung menghadapi kedua
kelas untuk mengadakan reviuw umum mengenai materi dan kegiatan belajar yang baru berlaku.
Berikan komentar dan penguatan sesuai dengan keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa
tugas untuk masing-masing kelas, kemudian persiapan untuk jam pelajaran.
d. Sebaiknya untuk menerapkan model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid sedemikian rupa
sehingga pandangan murid mengarah kedepan dan kearah pintu penghubung.

3. Model PKR 333


Pada model pembelajaran kelas rangkap 333 guru menghadapi tiga kelas untuk mengajarkan tiga
mata pelajaran. Misalnya kelas 4 dengan mata pelajaran matematika, kelas 5 dengan mata pelajaran IPS,
dan kelas 6 dengan mata pelajaran IPA dalam tiga ruangan. Untuk memahami langkah-langkah
pembelajaran perhatikan matrik berikut ini.
Kegiatan/waktu Kelas IV(Mat) Kelas V(IPS) Kelas VI(IPA)
Pendahuluan(10’) Pengntar dan pengarahan umum diberikan secara bersama-sama di
salah satu ruangan. Penjelasan skenario dan hasil belajar yang ingin
dicapai.
Kegiatan inti 1 Tugas individual Kerja kelompok Ceramah, dan
(20’) Tanya
Jawab
Kegiatan inti 2 Ceramah, dan Tugas individual Kerja kelompok
(20’) Tanya jawab

Kegiatan inti 3 Kerja kelompok Ceramah dan Tanya Tugas individual


(20’) jawab

Penutup (20’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut. Persiapan kegiatan
belajar Berikutnya

Untuk penerapan model ini, perlu diikuti petunjuk berikut ini.


a. Pada kegiatan lebih kurang 10 menit pertama, kumpulkan semua murid kelas 4, 5,dan 6 dalam satu
ruangan yang memiliki tempat duduk yang cukup. Berikan pengantar dan pengarahan umum. Bila tidak
mungkin menyatukan murid dalam satu ruangan, dapat mencari tempat di luar ruangan misalnya di
halaman sekolah atau taman sambil berdiri atau duduk. Berikan pengantar atau pengarahan umum yang
berisi prosedur kegiatan belajar yang akan dilakukan oleh semua murid.
b. Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit, terapkan berbagai metode yang cocok dengan memanfaatkan
sumber belajar yang tersedia. Penggunaan lembar kerja siswa sangat dianjurkan terutama pada kegiatan
belajar murid yang bersifat mandiri. Dengan demikian kegiatan belajar murid tidak banyak tergantung
pada kehadiran guru di muka kelas atau tempat belajar. Tingkatkan kadar kemandirian belajar murid.
Proses saling membimbing antar tutor sangat dianjurkan. Guru selalu memanfaatkan kegiatan murid dan
untuk ini guru berada diantara masing-masing kelompok.
c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir, guru harus berada diantara masing-masing
kelompok atau kelas untuk mengadakan review umum tentang kegiatan belajar yang telah dilakukan
murid. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Selanjutnya berikan tindak lanjut berupa tugas
untuk masingmasing kelas. Kemukakan hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk kegiatan pembelajaran
berikutnya.
d. Model PKR 333 ini memang agak rumit dalam pengelolaannya. Maka diperlukan stamina guru yang
memadai karena adanya daya gerak paedagogis yang tinggi. Keunggulan model ini adalah terletak pada
intensitas kemandirian belajar setiap kelas dan terbebas dari situasi belajar kelas lainnya.

Dalam penerapan PKR beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti berikut.
1. Guru PKR perlu memiliki ilmu dan kiat mengajar agar proses pembelajaran berhasil dengan baik.
2. Membuka pelajaran merupakan jembatan pengalaman belajar lama dan baru yang sekaligus berfungsi
sebgai langkah awal yang menentukan mulus tidaknya proses belajar siswa.
3. Ada empat hal yang harus dilakukan dalam membuka pelajaran, yaitu:
a. Menarik perhatian siswa;
b. Menimbulkan motivasi belajar;
c. Memberi acuan belajar
d. Membuat kaitan
4. Dalam PKR pembukaan pelajaran untuk semua kelas yang dirangkap seyogyanya diberikan secara
bersama-sama di satu ruangan atau tempat. Demikian juga dalam mengakhiri pembelajaran.
5. Mengakhiri pembelajaran merupakan reviu terhadap pelajaran yang berlangsung dan berfungsi sebagai
jembatan antara pengalaman baru dengan pengalaman yang akan datang.
6. Ada 3 hal yang perlu dilakukan dalam menutup pelajaran:
a. Meninjau kembali;
b. Mengadakan evaluasi;
c. Memberikan tindak lanjut.
7. Proses belajar aktif dan belajar mandiri perlu dikembangkan dalam pelaksanaan PKR, dengan menciptakan
iklim belajar yang ditandai oleh suasana hangat, saling hormat, adanya dialog, peran murid jelas, dan saling
percaya.
8. Untuk mengembangkan kebiasaan belajar aktif dan mandiri guru PKR perlu menguasai dan menerapkan
antara lain:
a. bimbingan diskusi kelompok kecil
b. pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
c. penganekaan pembelajaran
9. Dalam membimbing diskusi kelompok kecil dalam PKR, guru harus terampil dalam memusatkan perhatian,
memperjelas masalah, menganalisis pendapat, meningkatkan kesempatan berbicara dan mengeluarkan
pendapat, memicu proses berfikir, dan menutup diskusi.
10. Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru PKR harus terampil dalam: pendekatan pribadi,
menata kegiatan pembelajaran, dan memberi arahan, serta kemudahan belajar.
11. Dalam aneka ragam pembelajaran PKR guru harus terampil dalam menerapkan variasi gaya belajar, media
dan sumber, dan pola interaksi,serta kegiatan belajar-mengajar.
12. Iklim kelas PKR yang baik adalah yang efektif, yaitu suasana kelas yang memungkinkan murid menerima
pembelajaran yang memadai dan melibatkan diri dalam aktivitas pembelajaran secara bermakna.
13. Untuk dapat menciptakan iklim belajar yang efektif, guru PKR harus terampil dalam menciptakan dan
memelihara situasi kelas yang optimal, mengendalikan kondisi belajar yang optimal dan mengatasi perilaku
ang menyimpang.
14. Dalam menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal guru PKR sebaiknya terampil dalam
menanggapi suasana belajar, memeratakan perhatian, memberi penugasan yang jelas, memberi teguran yang
arif dan bijaksana, dan memberikan penguatan yang tepat.
15. Dalam mengendalikan kondisi belajar yang optimal dan mengatasi perilaku menyimpang, guru harus
terampil dalam mengajarkan dan memberi contoh, menguatkan perilaku yang baik, dan memberi hukuman
yang benar dan wajar.

4. Dalam konteks Prinsip Didaktik Metodik dan Prosedur Pengajaran Kurikulum Revisi (PKR),
terdapat empat hal pokok yang harus dilakukan oleh seorang guru, yaitu:

1. Memahami Kurikulum Revisi (PKR):


Seorang guru harus memahami dan menguasai kurikulum PKR yang berlaku, termas kerangka dasar,
tujuan, kompetensi, dan standar yang harus dicapai oleh siswa. Guru juga perlu memahami metode
dan pendatan pembelajaran yang direkomendasikan dalam PKR, serta memahami penilaian dan
evaluasi yang sesuai dengan kurikulum tersebut.
2. Mengembangkan Rencana Pembelajaran:
Guru perlu mengembangkan rencanaelajaran yang mencakup tujuan pembelajaran, strategi
pembelajaran, metode, media, dan sumber belajar yang akan digunakan. Rencana pembelajaran ini
harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, kelas yang diajar, dan kebutuhan individu
siswa. Guru juga harus memperhatikan konteks pembelajaran, seperti lingkungan belajar,
keberagaman siswa, dan sumber daya yang tersedia.
3. Menerapkan Metode dan Teknik Pembelajaran yang Efektif:
Guru harus memilih metode dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
karakteristik sis. Guru dapat menerapkan metode pembelajaran aktif dan kreatif, seperti pendekatan
eksplorasi, diskusi kelompok, pemberian tugas proyek, dan pemecahan masalah. Selain itu, guru juga
harus mempertimbangkan penggunaan media dan teknologi yang relevan, seperti multimedia, contoh
kasus, atau simulasi.
4. Melakukan Monitoring dan Evaluasi Pembelajaran:
Guru perlu melakukan monitoring dan evaluasi terhadap proses dan hasil pembelajaran. Guru dapat
menggunakan berbagai teknik evaluasi seperti tes tertulis, observasi, wawancara, atau produk karya
siswa. Evaluasi ini dapat membantu guru dalam mengetahui sejauh mana siswa telah mencapai tujuan
pembelajaran dan memberikan umpan balik yang bertujuan untuk perbaikan pembelajaran di masa
mendatang. Proses monitoring dan evaluasi ini juga dapatunakan sebagai bahan evaluasi atas rencana
pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.

Dengan memahami, mengembangkan rencana pembelajaran, menerapkan metode dan teknik


pembelajaran yang efektif, serta melakukan monitoring dan evaluasi pembelajaran, seorang guru
dapatkatkan kualitas pengajaran dan memfasilitasi proses pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi
siswa.

5. Guru PKR yang mengajar dalam kelas rangkap perlu menguasai sejumlah keterampilan yang
berkaitan dengan aneka model interaksi kelas rangkap. Beberapa keterampilan tersebut antara
lain:

1. Keterampilan Manajemen Kelas: Guru PKR perlu memiliki keterampilan dalamelola kelas rangkap,
mengatur waktu dengan efisien, dan menjaga disiplin serta kerjasama antara sis. Guru juga harus
mampu menyampaikan instruksi dengan jelas dan meng aktivitas pembelajaran agar memaksimalkan
efektivitas dan partisipasi siswa dalam proses belajar.
2. Keterampil Diferensiasi Pembelajaran: Guru PKR harus dapat menghadapi keberagaman siswa dalam
kelas rangkap, baik dari segi kemampuan, kecepatan belajar, maupun gayaajar. Guru perlu
mengembangkan strategi dan metode pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan individu siswa,
dan memberikan bantuan tambahan atau tugas yang lebih menantang agar setiap sis dapat
berkembang seoptimal mungkin.
3. Keterampilan Kolaborasi antar Siswa: Dalam kelas rangkap, interaksiara siswa dari berbagai jenjang
kelas sangat penting. Guru perlu membantu siswa mengembangkan keterampilan kolaboratif, seperti
kerja kelompok, saling membantu, daning menghargai pendapat. Guru juga perlu menciptakan
suasana kelas yang inklusif, di mana siswa merasa aman dan terlibat dalam proses pembelajaran.
4. Keterampilan Facilitasi Diskusi: Guru PKR harus mampu memfasilitasi diskusi antara siswa baik
dalam kelompok kecil maupun dalam kelaseak. Guru perluendorong siswa untuk berpartisipasi aktif,
mengajukan pertanyaan, berbagi pendapat, dan mendengarkan rekan-rekannya dengan baik. Guru
harus dapat mengelola konflik, memastikan setiap siswa mendapatkan kesempatan berbicara, dan
merangsang pemikiran kritis siswa melalui diskusi.
5. Kampilan Mengintegrasikan Materi dan Active Learning: Guru PKR perlu mampu mengintegrasikan
materi pembelajaran antara kelas 1 dan kelas sehingga siswa mendapatkan pemahaman yang
seimbang. Guru juga harus menggunakan pendekatan pembelajaran aktif yang melibatkan siswa
secara aktif dalam eksplorasi, diskusi, dan pemahan masalah untuk memaksimalkan pemahaman
mereka.

Penguasaan keterampilan-keteran ini akan membantu guru PKR mengelola kelas rangkap dengan lebih baik,
menyediakanelajaran yang efektif dan bermakna bagi siswa, serta menciptakan lingkungan pembelajaran
yang inklusif dan kolaboratif.

6.

Anda mungkin juga menyukai