Anda di halaman 1dari 61

SKENARIO A

BLOK 1
KELOMPOK 2
Kelompok 2
Dosen Pembimbing : drg. Dientyah Nur Anggina, MPH

Anggota Kelompok :

● Farhan Hakim Rizqullah (702021007)

● Pingkan Ayu Putri Arta (702021012)

● Jenni Anggela (702021025)

● Della Puspita Sari (702021044)

● Muhammad Umar Abdussalam (702021057)

● Alifia Firliana (702021059)

● Intan Zakiyah (702021074)

● M. Putra Yanza Nugraha (702021079)

● Putri Aprilliani (702021093)

● Putri Aprilia Kusuma Widyanti (702021105)


”Saza Mahasiswa Baru”

Saza, mahasiswi Blok 1 FK UM Palembang mengikuti proses tutorial. Saat sesi


pertama, Saza sangat bingung untuk membuat pertanyaan analisis masalah, akhirnya
dia tidak bertanya dan hanya menyimak diskusi teman-temannya. Saat selesai proses
tutorial, dosen memberikan komentar bahwa Saza belum aktif bertanya dan seharusnya
sebagai seorang pembelajar dewasa diharapkan Saza bisa mengikuti diskusi dengan
aktif.
 
Saat sesi kedua, Saza datang terlambat 20 menit namun dosen tetap memberikan
kesempatan untuknya mengikuti proses tutorial. Ketika sesi diskusi berlangsung, Saza masih
saja pasif karena dia tidak belajar di sesi belajar mandiri, dia tidak tahu apa yang harus
dipelajari serta tidak semangat untuk mencari tahu jawaban bahkan dia sempat tertidur dan
ketahuan oleh dosen. Saat proses tutorial berakhir, dosen memberikannya tugas untuk
membaca efektif materi refleksi diri dari slide kuliah serta dari 3 literatur lain yang harus dia
cari. Saza juga diminta membuat catatan refleksi diri mengenai kondisinya, jika tidak
mengumpulkan tugas maka kehadiran proses tutorial akan dianggap “Tidak Lengkap” (TL).
Saza kemudian teringat bahwa dalam seminggu ini dia sering begadang menghabiskan
episode drama korea di Ne*flix, hal itu dia lakukan karena mengalihkan rasa kewalahan
dengan ritme belajar di FK yang sangat berbeda dengan saat di SMA. Saza juga merasa
homesick dengan keluarganya di Jambi.
KLARIFIKASI ISTILAH
Blok Pengelompokkan; deretan (KBBI Lux).

Proses Tutorial Pembimbingan kelas oleh seorang pengajar atau tutor untuk seorang
mahasiswa atau kelompok kecil mahasiswa (Modul Blok 1, 2021).

Analisis Masalah Penyelidikan terhadap suatu masalah untuk mengetahui keadaan yang
sebenernya (sebab, musabab, duduk perkaranya dan sebagainya) (KBBI).

Menyimak Diskusi Menyimak : mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau
dibaca orang (KBBI).
Diskusi : pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai masalah (KBBI).

Pembelajaran Dewasa Pembelajaran pada orang dewasa kegiatan belajar


dipandang sebagai proses transformasi (Djumena, I. 2016).

Dosen Tenaga pengajar pada perguruan tinggi (KBBI).


Sesi Babak atau tahap (KBBI).

Pasif Tidak giat atau tidak aktif, hanya bersikap menerima saja (KBBI).

Belajar Mandiri Usaha memperoleh kepandaian atau ilmu yang tidak bergantung pada orang lain
(KBBI).

Ketahuan Kelihatan, terang (bukan rahasia lagi) (KBBI).

Efektif Dapat membawa hasil atau berhasil (KBBI).

Refleksi Diri Pantulan diluar kemauan di luar kesadaran seorang diri (KBBI).

Literatur Bahan bacaan yang digunakan dalam berbagai aktifitas baik secara intelektual
maupun rekreasi (KBBI).

Begadang Berjaga tidak tidur sampai larut malam (KBBI).


Kewalahan Tidak sanggup mengerjakan karena banyak yang harus dikerjakan (KBBI).

Ritme Belajar Irama berlatih (KBBI).

Homesick Yang merindu, yang ingin pulang ke rumah (KBBI).


Identifikasi Masalah
1. Saza sangat bingung untuk membuat pertanyaan analisis masalah, akhirnya dia
tidak bertanya dan hanya menyimak diskusi teman-temannya.
2. Dosen memberikan komentar bahwa Saza belum aktif bertanya dan seharusnya
sebagai seorang pembelajar dewasa diharapkan Saza bisa mengikuti diskusi dengan
aktif.
3. Saza datang terlambat 20 menit namun dosen tetap memberikan kesempatan
untuknya mengikuti proses tutorial.
4. Ketika sesi diskusi berlangsung, Saza masih saja pasif karena dia tidak belajar di sesi
belajar mandiri, dia tidak tahu apa yang harus dipelajari serta tidak semangat untuk
mencari tahu jawaban bahkan bahkan dia sempat tertidur dan ketahuan oleh
dosen.
5. Dosen memberikannya tugas untuk membaca efektif materi refleksi diri dari slide
kuliah serta dari 3 literatur lain yang harus dia cari. Saza juga diminta membuat
catatan refleksi diri mengenai kondisinya, jika tidak mengumpulkan tugas maka
kehadiran proses tutorial akan dianggap “Tidak Lengkap” (TL).
6. Saza teringat bahwa dalam seminggu ini dia sering begadang menghabiskan
episode drama korea, karena mengalihkan rasa kewalahan dengan ritme belajar di
FK.
7. Saza juga merasa homesick dengan keluarganya di Jambi.
Prioritas Masalah
Dosen memberikannya tugas untuk membaca efektif materi refleksi diri dari
slide kuliah serta dari 3 literatur lain yang harus dia cari. Saza juga diminta
membuat catatan refleksi diri mengenai kondisinya, jika tidak mengumpulkan
tugas maka kehadiran proses tutorial akan dianggap “Tidak Lengkap” (TL).
Analisis Masalah
1. Saza sangat bingung untuk membuat pertanyaan
analisis masalah, akhirnya dia tidak bertanya dan
hanya menyimak diskusi teman-temannya.
 
a. Apa makna Saza sangat bingung untuk membuat pertanyaan analisis masalah, akhirnya dia tidak bertanya
dan hanya menyimak diskusi teman-temannya?
Jawaban :
Kalimat diatas bermakna bahwa Saza kesulitan untuk berpikir kritis.
Pengertian berpikir kritis, yaitu :
 
Aktivitas mental yang dilakukan menggunakan langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu: memahami dan
merumuskan masalah, mengumpulkan dan menganalisis informasi yang diperlukan dan dapat dipercaya,
merumuskan praduga dan hipotesis, menguji hipotesis secara logis, mengambil kesimpulan secara hati-
hati, melakukan evaluasi dan memutuskan sesuatu yang akan diyakini atau sesuatu yang akan dilakukan,
serta meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi (Abdullah, I. H., 2016).

b. Apa langkah-langkah berpikir kritis?


Jawaban:
I) Identify : Menyebutkan pokok permasalahan
2) Define : Menyebutkan fakta-fakta yang membatasi masalah
3) Enumerate : Menyebutkan pilihan-pilihan cara dan jawaban yang masuk akal
4) Analyze : Menganalisis pilihan untuk memilih cara dan jawaban terbaik
5) List : Menyebutkan alasan yang tepat atas cara dan jawaban terbaik yang dipilih
6) Self-Correct : Mengecek kembali secara menyeluruh proses jawaban (Peter, 2012).
c. Apa peran berpikir kritis dalam membuat pertanyaan analisis masalah?
Jawaban :
Berpikir kritis dapat diartikan sebagai proses dan kemampuan yang digunakan
untuk memahami konsep, menerapkan, mensintesis dan mengevaluasi informasi
yang diperoleh atau informasi yang dihasilkan. Tidak semua informasi yang
diperoleh dapat dijadikan pengetahuan yang diyakini kebenarannya untuk dijadikan
panduan dalam tindakan, dan tidak selalu informasi yang dihasilkan merupakan
informasi yang benar.
Berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan telah diketahui
berperan dalam perkembangan moral, perkembangan sosial, perkembangan
mental, perkembangan kognitif, dan perkembangan sains (Nuryanti, L., Zubaidah,
S., & Diantoro, M., 2018).
Dengan berpikir kritis kita bisa mendapatkan informasi yang aktual dan dapat
dipertanggungjawabkan, sehingga dengan menerapkan berpikir kritis dalam
membuat pertanyaan analisis kita bisa memunculkan pertanyaan yang berbobot,
dan menghasilkan banyak informasi.
 
d. Bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir kritis?
Jawaban :
Dikemukakan oleh Morales-Mann dan Kaitell dalam Yuan (2008) bahwa manfaat
penggunaan PBL dapat meningkatkan pembelajaran otonomi, berpikir kritis,
pemecahan masalah dan keahlian dalam berkomunikasi. PBL mengarahkan siswa
untuk belajar mandiri sehingga dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis
dan dapat menganalisis masalah yang ada didunia nyata (Yuan, 2008).
Selain itu berdasarkan pendapat Curry dalam Sungur (2006) mengatakan bahwa
model PBL dapat menimbulkan kemampuan berpikir kritis dan pengetahuan baru
yang berguna untuk jangka panjang.
e. Apa saja proses tutorial?
Jawaban:
1. Proses tutorial dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom.
2. Diskusi dibuka oleh tutor dengan salam pembuka.
3. Tutorial tidak boleh dimulai sebelum ada ijin dari tutor atau personil blok atau prodi.
4. Selanjutnya, dilakukan pemilihan moderator dan pencatat diskusi oleh anggota.
5. Moderator memimpin pembacaan do’a.
6. Tutor membagikan scenario melalui grup daring/secara online.
7. Diskusi tutorial tetap menggunakan 7 langkah tutorial (seven jump steps).
8. Sekretaris kelompok mencatat proses dan hasil diskusi.
9. Tutor memberikan umpan balik terhadap proses tutorial pada akhir tutorial.
10. Tutorial ditutup dengan pembacaan do’a yang dipimpin oleh moderator.
11. Persetujuan/ACC laporan tutorial ketutor dilakukan maksimal 1 hari (pukul 16.00).
12. Tata tertib tutorial lainnya sama dengan yang tercantum pada buku pedoman
akademik.
(Panduan Akademik Proses Pelaksanaan Blok Selama Masa Pandemi Covid-19, 2021).
ANALISIS MASALAH
2. Dosen memberikan komentar bahwa Saza belum aktif
bertanya dan seharusnya sebagai seorang pembelajar
dewasa diharapkan Saza bisa mengikuti diskusi dengan
aktif.
a. Apa makna dosen memberikan komentar bahwa Saza belum aktif bertanya dan
seharusnya sebagai seorang pembelajar dewasa diharapkan Saza bisa mengikuti
diskusi dengan aktif?
Jawaban :
Kalimat di atas bermakna bahwa dosen memberikan umpan balik terhadap Saza agar
dapat lebih aktif dan menerapkan adult learning. Feedback atau umpan balik
merupakan segala informasi baik yang menyangkut output maupun transformasi.
Transformasi di sini merupakan mesin yang bertugas mengubah bahan mentah
menjadi bahan jadi. Dengan kata lain, umpan balik adalah proses penyediaan
informasi yang berguna bagi mahasiswa untuk memeriksa kemampuan yang
berkaitan dengan penampilan mereka dan memonitor kemajuan belajar mereka
sendiri atau juga bisa disebut meningkatkan kemampuan belajar mahasiswa itu sendiri
(Arikunto, 2009).
b. Apa itu pembelajaran dewasa?
Jawaban :
Adult learning atau pembelajaran orang dewasa adalah istilah yang sudah masyhur
dalam dunia Pendidikan dan Pelatihan (diklat). Pada awalnya pengetahuan tentang
pendidikan banyak diambil dari studi-studi yang dilakukan terhadap anak-anak dan
hewan dalam belajar. Dari sini lahirlah istilah “paedagogy” yang berasal dari kata
dalam bahasa Yunani “paid” yang berarti anak-anak, dan “agogos” yang berarti
memimpin. Dengan demikian, paedagogy secara khusus diartikan sebagai seni
mengajar anak-anak. Namun pada perkembangannya, istilah paedagogy sering
diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar atau mendidik secara umum (Dannur, M.,
2017).
c. Apa saja tujuan dari adult learning?
Jawaban :
Tujuan adult learning :
1. Menganalisis karakteristik seorang adult learner.
a. Perubahan paradigma pendidikan.
b. Pengertian dan prinsip adult learning.
c. Karakteristik adult learner.
2. Menerapkan prinsip adult learner dalam pembelajaran.
3. Menerapkan proses berpikir kritis.
a. Pengertian berpikir kritis.
b. Karakteristik seseorang yang berpikir kritis.
c. Langkah-langkah berpikir kritis.
d. Peran berpikir kritis.
4. Menerapkan prinsip belajar mandiri.
a. Karakteristik pembelajar mandiri.
b. Peran belajar mandiri.
c. Metode untuk menerapkan prinsip berpikir kritis dan belajar mandiri.
d. Apa manfaat feedback?
Jawaban :
Manfaat feedback bagi pembelajaran secara umum dan pendidikan klinik khususnya
telah dibuktikan dalam literatur. Umpan balik yang efektif memiliki karakteristik
tertentu. Isi umpan balik perlu memberikan informasi mengenai tujuan yang ingin
dicapai, perbandingan performa saat ini terhadap tujuan tersebut, serta bagaimana
menindaklanjuti informasi yang diberikan. Umpan balik efektif apabila ditujukan
terhadap tugas, proses menyelesaikan suatu tugas, atau regulasi diri. Sebaliknya,
umpan balik yang ditujukan terhadap pribadi tidak memberikan manfaat bagi
pembelajaran (Hattie, J., Timperley, H., 2007).
e. Apa saja karakteristik adult learning?
Jawaban :
Karakteristik adult learner:
1. Memiliki motivasi belajar.
2. Memiliki dan memahami tujuan belajar.
3. Rasa ingin tahu (kritis).
4. Menikmati proses belajar.
5. Mampu menilai sendiri.
6. Memiliki keterampilan belajar.
ANALISIS MASALAH
3. Saza datang terlambat 20 menit namun dosen tetap
memberikan kesempatan untuknya mengikuti proses
tutorial.
a. Berapa keringanan minimal waktu dalam aturan FK UMP?
Jawaban :
Berdasarkan pedoman akademik blok 1, mahasiswa yang terlambat lebih dari 30
menit akan dianggap tidak hadir dan dikenakan sanksi atau dinyatakan TL (tidak
lengkap) (Modul Pembelajaran Blok 1 Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode
Ilmiah, 2021).

b. Apa itu manajemen waktu?


Jawaban :
Manajemen waktu adalah tindakan atau proses perencanaan dan pelaksanaan
pantauan sadar atas sejumlah waktu yang digunakan untuk aktivitas khusus,
terutama untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas (Singh & Jain,
2013).
Manajemen waktu sebagai pengelolaan waktu dimana individu menetapkan terlebih
dahulu kebutuhan dan keinginan kemudian menyusunnya berdasarkan segi urutan
kepentingan.
c. Apa dampak bagi seorang mahasiswa jika dia tidak menerapkan manajemen waktu
dalam proses perkuliahan?
Jawaban :
Dengan manajemen waktu yang buruk, subjek tidak mampu mengarahkan dan
mengatur tingkat prioritas dari kegiatan yang dilakukan. Sebaliknya, bagi individu
yang mempunyai kemampuan manajemen waktu yang baik, akan mampu mengatur
dan merencanakan waktu untuk aktivitas sehari-hari secara efektif dan efisien, antara
lain dengan menentukan tujuan, menyusun prioritas, membuat jadwal,
meminimalisasi gangguan, dan mendelegasikan tugas (Yulinawati, I., dkk. 2009).
ANALISIS MASALAH
4. Ketika sesi diskusi berlangsung, Saza masih saja pasif
karena dia tidak belajar di sesi belajar mandiri, dia tidak
tahu apa yang harus dipelajari serta tidak semangat untuk
mencari tahu jawaban bahkan bahkan dia sempat tertidur
dan ketahuan oleh dosen.
a. Apa itu belajar mandiri?
Jawaban :
Kata kunci dari belajar mandiri adalah adanya “inisiatif” atau sikap “proaktif” dari
seseorang untuk mengelola belajarnya (Hiemstra, 1998; Knowles, 1975). Definisi
tersebut menjelaskan bahwa belajar mandiri adalah tipe belajar yang dibedakan
dengan belajar yang diarahkan oleh orang lain atau teacher-directed learning. Pada
teacher-directed learning, siswa lebih bersikap reaktif dalam proses belajar yang
diarahkan oleh guru (Darmayanti, 1993).

b. Apa saja ciri belajar mandiri?


Jawaban :
Ciri belajar mandiri adalah adanya komitmen untuk membantu peserta didik
memperoleh kemandirian dalam menentukan keputusan sendiri tentang :
1. Tujuan atau hasil belajar yang ingin dicapai
2. Mata ajar, tema, topik atau isu yang akan di pelajari
3. Sumber-sumber belajar dan metode yang akan digunakan, dan
4. Kapan, bagaimana serta dalam hal apa keberhasilan belajar akan diuji (Hardianto,
D., 2007).
c. Apa peran belajar mandiri dalam proses tutorial?
Jawaban:
Model belajar mandiri (Self-Directed Learning-SDL). Model SDL adalah model
pembelajaran yang memberikan otonomi bagi mahasiswa dalam mengelola
belajarnya dengan langkah-langkah pembelajaran meliputi perencanaan,
monitoring, dan evaluasi. Pada tahap belajar mandiri, mahasiswa hendaknya
diawali dengan menyusun, merangkum dan menuliskan kembali informasi dan
konsep-konsep yang telah didapat dari tutorial sebelumnya. Dan peran belajar
mandiri dalam proses tutorial ialah mahasiswa dapat menelusuri, mendalami
informasi dan konsep-konsep yang relevan dari berbagai sumber pembelajaran
(Suardana, I. K., 2012).
d. Bagaimana cara melakukan diskusi yang baik dan benar?
Jawaban :
FGD (Focus Group Discussion) merupakan suatu diskusi yang dilakukan secara
sistematis serta terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu. Langkah-
langkah FGD diantaranya :
e. Persiapan sebelum Kegiatan (Acara Pertemuan) FGD
1. Tim fasilitator (pengundang) harus datang tepat waktu sebelum peserta
(undangan) tiba.
2. Tim fasilitator harus mempersiapkan ruangan sedemikian rupa dengan tujuan
agar peserta dapat berpartisipasi secara optimal dalam FGD.
 
b. Pembukaan FGD (Pemanasan dan Penjelasan)
1. Pemandu diskusi hendaknya memulai dengan melakukan pemanasan dan
penjelasan tentang beberapa hal, seperti: sambutan, tujuan pertemuan,
prosedur pertemuan dan perkenalan.
2. Dalam menyampaikan sambutan pembuka ucapkanlah terima kasih atas
kehadiran informan (peserta).
3. Perkenalkan diri (nama-nama fasilitator) dan peranannya masing-masing.
4. Jelaskan prosedur pertemuan, seperti: menjelaskan penggunaan alat perekam.
5. Jelaskan bahwa pertemuan tidak ditujukan untuk mendengarkan memberikan
ceramah kepada peserta dan tekankan bahwa fasilitator ingin belajar dari
peserta.
6. Mulailah pertemuan dengan mengajukan pertanyaan bersifat umum yang tidak
berkaitan dengan masalah atau topik diskusi.

c. Penutupan FGD
Untuk menutup pertemuan FGD, menjelang acara berakhir jelaskanlah kepada
peserta bahwa acara diskusi kita tentang masalah dan atau topik tadi segera akan
selesai (Indrizal, E., 2014).
e. Apa makna dia tidak tahu apa yang harus dipelajari serta tidak semangat untuk mencari
tahu jawaban bahkan sempat tertidur dalam proses perkuliahan?
Jawaban :
Kalimat di atas bermakna motivasi belajar Saza menurun. Motivasi belajar merupakan
suatu pendorong atau penggerak seseorang untuk belajar, motivasi belajar bisa
berasal dari dalam diri ataupun dari rangsangan lingkungan sekitar (Astriyani, A.,
Triyono, T., & Hitipeuw, I., 2018).
Motivasi belajar tumbuh secara natural dari dalam diri dan tumbuh karena adanya
rangsangan dari pihak eksternal, seperti orang tua, guru, dan lingkungan (Sumiyati,
2017; Wulandari, 2017).

f. Bagaimana memunculkan motivasi diri dalam belajar?


Jawaban :
Cara memunculkan semangat belajar :
1. Mengkondisikan lingkungan yang mendukung proses pembelajaran.
2. Harus ada peran orang tua, guru atau pendidik dalam mengoptimalkan proses
pembelajaran sehingga siswa mendapatkan ilmu dan kegiatan belajar yang di
lakukan.
 
g. Apa peran mahasiswa dalam proses diskusi dan tutorial?
Jawaban :
Dalam proses tutorial terjadi komunikasi dua arah yaitu komunikasi antarpersonal
dan interaksi yang kompleks sehingga harus dikelola dengan baik. Mahasiswa adalah
subjek komunikasi tersebut.
ANALISIS MASALAH
5. Dosen memberikannya tugas untuk membaca efektif
materi refleksi diri dari slide kuliah serta dari 3 literatur lain
yang harus dia cari. Saza juga diminta membuat catatan
refleksi diri mengenai kondisinya, jika tidak
mengumpulkan tugas tersebut maka kehadiran proses
tutorial akan dianggap “Tidak Lengkap” (TL).
a. Bagaimana proses membaca efektif itu?
Jawaban :
Berikut adalah proses membaca efektif :
a. Apa yang dapat ditangkap pada saat kita melihat sebuah teks, misalnya judul teks,
gambar-gambar pada teks, sub judul, grafik dan tampilan teks.
b. Apa bentuk teks tersebut, apakah sebuah puisi, artikel koran, surat pribadi atau surat
resmi, iklan dan sebagainya.
c. Kata-kata kunci apa yang terdapat dalam teks yang kita baca. Kata-kata kunci yang
dimaksud adalah kata-kata yang biasanya muncul berulang kali dalam teks ataupun
sinonim kata tersebut.
d. Apakah pada teks tersebut terdapat angka-angka atau kata-kata bilangan? Melalui
angka-angka atau kata-kata bilangan seringkali kita mendapatkan informasi yang
penting yang relevan dengan isi teks.
e. Apakah pada kata-kata sulit terdapat istilah internasional atau nama diri? Pada kata
-kata ini biasanya juga ditemukan bermacam-macam informasi.
f. Cobalah untuk memahami kata-kata yang tidak dikenali dengan bantuan konteks
kalimat atau bagian kata yang sudah sangat dikenali. Untuk itu kita harus membaca
dan mengenali kalimat yang ada di sekitar kata-kata yang tidak kita kenali tersebut.
g. Bagaimana kata penghubung dan kata depan menghubungkan bagian-bagian
kalimat, kalimat dengan kalimat dan bagian-bagian teks satu sama lain. Kata
penghubung teks dan kata-kata depan antara lain dapat berupa:
1) Menunjukkan urutan waktu
2) Menyatakan pertentangan
3) Menjelaskan tujuan
4) Menyatakan persyaratan
Apa elemen berikutnya yang dapat menghubungkan kalimat-kalimat dalam teks?
Misalnya kata ganti orang, kata ganti penunjuk, kata-kata bilangan tak tentu dan
sinonim (Sari, T. K. Membaca Efektif).

b. Bagaimana tahapan Saza dalam merefleksi diri?


Jawaban :
1. Returning to experience
2. Attending to feelings
3. Re-evaluating experience
(Boud, D., Keogh, R., & Walker, D., 2013).
c. Darimana sumber literatur yang harus dicari saza?
Jawaban :
Sumber-sumber literatur ilmiah yang dijadikan sumber referensi penelitian oleh
pemustaka, seperti koleksi buku (umum/referensi), makalah/prosiding, laporan
penelitian, tesis/disertasi, paten, dan jurnal/majalah ilmiah Indonesia/asing. Literatur-
literatur tersebut dapat diakses melalui Katalog LARAS (Library Archive Analysis
System), yakni untuk mengakses koleksi buku dan monograf dan Katalog ISJD
(Indonesian Scientific Journal Database), yakni untuk mengakses artikel jurnal/majalah
ilmiah Indonesia (Nashihuddin, W., 2015).

d. Bagaimana cara mencari sumber literatur yang baik dan benar?


Jawaban :
Pemilihan topik yang akan direview, mencari dan menyeleksi artikel yang berkaitan
dengan topik, menganalisis dan mensintesis literatur, dan mengorganisasikan
tulisan (Latip, A., 2020). Google Scholar menyediakan cara yang mudah untuk mencari
literatur akademis berupa jurnal – jurnal ilmiah, makalah peer-reviewed, thesis, buku,
abstrak dan artikel dari penerbit akademis, komunitas profesional, pusat data pracetak,
universitas dengan informasi yang relevan (Budi, R. F., 2013).
e. Apa syarat ujian di FK?
Jawaban :
1. Mahasiswa harus memenuhi kehadiran kuliah 100%.
Ketidakhadiran karena alasan :
• Sakit dengan diwajibkan menyertakan surat keterangan dokter dari instansi yang
berhak (rumah sakit, puskesmas dan klinik dokter keluarga FK UMP) dengan
menyertakan tanda tangan dokter.
• Keluarga inti (ayah, ibu, suami, istri, saudara kandung) meninggal dengan
menyertakan surat keterangan kematian.
• Keluarga inti (ayah, ibu, saudara kandung) atau yang bersangkutan menikah dengan
menyertakan fotokopi Kartu Keluarga dan fotokopi buku nikah.
• Memenuhi panggilan pihak berwajib (kepolisian/kejaksaan) dengan menyertakan
bukti surat panggilan.
• Kegiatan dari Universitas/Fakultas dengan surat tugas dari Rektor /Dekan.
diperkenankan mengikuti ujian apabila kehadiran minimal 60% dan diharuskan
mengumpulkan tugas yang diberikan oleh ketua/sekretaris/PJ blok sebagai syarat
mengikuti ujian MCQ. Jika kehadiran tidak mencukupi tidak diperkenankan
mengikuti ujian MCQ dan harus melengkapi kuliah pada tahun selanjutnya untuk
dapat mengikuti ujian MCQ blok tersebut.
2. Mahasiswa harus memenuhi kehadiran tutorial 100%. Ketidakhadiran dengan alasan
seperti yang disebutkan pada poin sebelumnya diperkenankan mengikuti ujian
apabila kehadiran minimal 80% dan diharuskan mengumpulkan tugas yang
diberikan oleh ketua/sekretaris/PJ blok sebagai syarat mengikuti ujian OSOCA. Jika
kehadiran tidak mencukupi tidak diperkanankan mengikuti ujian OSOCA dan harus
melengkapi tutorial pada tahun selanjutnya untuk dapat mengikuti ujian OSOCA
blok tersebut.

3. Mahasiswa harus memenuhi kehadiran praktikum, latihan keterampilan klinik dan


Tugas Pengenalan Profesi 100%. Jika kehadiran tidak mencukupi maka harus diganti
dengan mengikuti praktikum atau LKK susulan dengan biaya sendiri atau mengulang
pada tahun selanjutnya sebagai syarat mengikuti OSPE dan OSCE. Ketidakhadiran
dalam kegiatan TPP harus mengumpulkan tugas yang diberikan dosen pembimbing
TPP.
4. Mahasiswa harus memenuhi kehadiran TPP 100%. Ketidakhadiran dalam TPP harus
mengumpulkan tugas yang diberikan dosen pembimbing TPP.
Catatan:
1. Jika pada saat pleno tutorial, laporan belum diserahkan kepada Moderator Pleno
lebih dari 15 menit maka seluruh anggota kelompok tersebut dianggap tidak hadir
pleno tutorial.
2. Keterlambatan saat proses tutorial lebih dari 30 menit maka dianggap tidak hadir
sesi tutorial tersebut (Modul Pembelajaran Blok 1 Keterampilan Belajar dan Pengantar
Metode Ilmiah, 2021).
f. Apa resiko jika kehadiran dianggap Tidak Lengkap (TL) dalam tutorial?
Jawaban :
Jika kehadiran tidak mencukupi tidak diperkanankan mengikuti ujian OSOCA dan harus
melengkapi tutorial pada tahun selanjutnya untuk dapat mengikuti ujian OSOCA blok
tersebut.

Menurut Modul Pembelajaran Blok 1 Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode


Ilmiah, prasyarat untuk dapat mengikuti evaluasi sumatif adalah rekapitulasi kehadiran
sebagai berikut:
Mahasiswa harus memenuhi kehadiran kuliah 100%. Ketidakhadiran karena alasan :
a. Sakit dengan diwajibkan menyertakan surat keterangan dokter dari instansi yang
berhak (rumah sakit, puskesmas dan klinik dokter keluarga FK UMP) dengan
menyertakan tanda tangan dokter.
b. Keluarga inti (ayah, ibu, suami, istri, saudara kandung) meninggal dengan
menyertakan surat keterangan kematian.
c. Keluarga inti (ayah, ibu, saudara kandung) atau yang bersangkutan menikah dengan
menyertakan fotokopi Kartu Keluarga dan fotokopi buku nikah.
d. Memenuhi panggilan pihak berwajib (kepolisian/kejaksaan) dengan menyertakan
bukti surat panggilan.
e. Kegiatan dari Universitas/Fakultas dengan surat tugas dari Rektor /Dekan.  

Mahasiswa harus memenuhi kehadiran tutorial 100%. Ketidakhadiran dengan alasan


seperti yang disebutkan pada poin sebelumnya diperkenankan mengikuti ujian
apabila kehadiran minimal 80% dan diharuskan mengumpulkan tugas yang
diberikan oleh ketua/sekretaris/PJ blok sebagai syarat mengikuti ujian OSOCA. Jika
kehadiran tidak mencukupi tidak diperkanankan mengikuti ujian OSOCA dan harus
melengkapi tutorial pada tahun selanjutnya untuk dapat mengikuti ujian OSOCA
blok tersebut (Modul Pembelajaran Blok 1 Keterampilan Belajar dan Pengantar
Metode Ilmiah, 2021).
ANALISIS MASALAH
6. Saza teringat bahwa dalam seminggu ini dia sering
begadang menghabiskan episode drama korea, karena
mengalihkan rasa kewalahan dengan ritme belajar di FK
yang sangat berbeda dengan saat di SMA.
a. Apa makna Saza teringat bahwa dalam seminggu ini dia sering begadang menghabiskan
episode drama korea?
Jawaban :
Maknanya adalah Saza telah memasuki tahap refleksi diri. Tahapan refleksi diri:
1. Plan
Menenetukan rencana hasil introfeksi diri apa saja yang akan dilakukan.
2. Do
Melakukan rencana yang telah dipersiapkan.
3. Review
Mengevaluasi rencana yang telah dilakukan (Ritunga, I., & Rambung, E., 2020).

Hasil refleksi diri


Hasil dari merefleksi diri terhadap kondisi-kondisi yang terjadi. Hal ini diharapkan para pendidik
selalu berusaha mencari sebab kegagalan dari diri sendiri terlebih dahulu dan memperbaikinya
agar tidak terulang dikemudian hari (Prihantoro, R., 2011).
b. Apa makna mengalihkan rasa kewalahan dengan ritme belajar di FK yang sangat berbeda
dengan saat di SMA?
Jawaban :
Kalimat diatas bermakna bahwa Saza kesulitan untuk beradaptasi. Adaptasi/penyesuaian diri
adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan
sesuai dengan keadaan (keinginan diri) (Afriansyah, A., & Santoso, M. B., 2019).

c. Apa perbedaan sistem pembelajaran di SMA dan FK?


Jawaban :
1. Pemberlajaran di FK
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu strategi belajar aktif dalam sistem
pendidikan. Saat ini PBL sudah banyak digunakan di bidang pendidikan khususnya di bidang
kedokteran. Metode PBL dilakukan oleh mahasiswa dengan cara bekerja sama dalam suatu
kelompok kecil yang bertujuan membangun pengetahuan dengan menggunakan kasus
masalah yang realistis sehingga dapat menjadi trigger dalam memicu proses belajar.
2. Pembelajaran di SMA
Dalam proses pembelajaran di SMA guru dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran
yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa di SMA, guru dapat menggunakan metode
ceramah (Preaching Method), metode percobaan (Experimental method), metode latihan
keterampilan (Drill method), metode diskusi (Discussion method), metode pemecahan masalah
(Problem solving method) (Nasution, M. K., 2018).
● Mahasiswa fakultas kedokteran berkaitan erat dengan program SCL, yaitu dituntut untuk
lebih aktif dalam proses belajar dikelas seperti mencari literatur, memahami materi secara
mandiri untuk dibuat presentasi dan diskusi yang terus menerus. Hal ini dikarenakan peran
Dosen hanya sebagai fasilitator yang memberikan arahan saat ada informasi yang kurang
tepat.
● Sedangkan di SMA dengan metode TCL memiliki kesempatan mendengar penjelasan atau
ceramah guru lebih banyak sehingga siswa cenderung menunggu materi dan kurang inisiasi
untuk belajar mandiri (Santrock, 2015).
ANALISIS MASALAH
7. Saza juga merasa homesick dengan keluarganya di Jambi.
a. Apa kaitan homesick dengan pembelajaran di Fk?
Jawaban :
Terdapat perbedaan yang bermakna antara motivasi belajar mahasiswa yang
bertempat tinggal bersama orang tua dengan mahasiswa yang kost. Nilai motivasi
mahasiswa yang tinggal dengan orang tua mempunyai rerata sebesar 140,00
sedangkan mean kelompok mahasiswa yang kost sebesar 133,08. Hal ini
menunjukkan bahwa mahasiswa yang tinggal dengan orang tua mempunyai motivasi
lebih tinggi dibanding dengan mahasiswa yang kost. Jadi, homesickness dapat timbul
pada mahasiswa yang tidak tinggal bersama orang tuanya.
Karena mahasiswa yang mengalami homesickness sering mempunyai masalah
dalam konsentrasi dan motivasi rendah yang akan mempengaruhi performa
akademik mahasiswa (Terry ML, Leary MR, Mehta S, 2012).
NILAI NILAI ISLAM

8. Bagaimana pandangan Islam terhadap masalah yang dialami oleh Saza?


Jawaban :
Prioritas masalah dari Saza, tidak bisa berdiskusi, hilang motivasi, dan kurang bisa manajemen
waktu.
1. Tidak bisa berdiskusi
● Q.S. Asy-Syura ayat 38

‫الصل ٰو َ ۖة َوا َ ْم ُر ُه ْم ُش ْو ٰرى بَيْن َ ُه ْمۖ َو ِم ّ َما َر َز ْقن ٰ ُه ْم يُن ْ ِفقُ ْو َن‬ ُ ‫جابُ ْوا ِل َر ِبّ ِه ْم َواَق‬
َ ّ ‫َاموا‬ ْ ‫ۚ َوال َّ ِذيْ َن‬
َ َ‫است‬
Artinya :
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan
salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka
menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”
● Q.S. Ali Imran ayat 159
‫استَ ْغ ِف ْر ل َُه ْم‬
ْ ‫عن ْ ُه ْم َو‬
َ ‫اع ُف‬
ْ ‫َف‬ ۖ ‫ِم ْن َح ْولِ َك‬ ‫يظ الْقَل ِْب ل َانْفَ ّـُُّضوا‬ َ ‫غ ِل‬
َ ‫ت َف ّـ ًًّظا‬ َ ْ ‫ت ل َُه ْم ۖ َول َْو كُن‬ َ ْ ‫َف ِب َما َر ْح َم ٍة ِم َن الَل ّـَّ ِه لِن‬
‫ين‬َ ‫ال ُْمتَ َو ِِّك ّـ ِل‬ ‫ُب‬ُّ‫عل َى الَل ّـَّ ِه ۚ ِإ ّـ ََّن الَل ّـَّ َه يُ ِح ّـ‬
َ ‫ت َفتَ َوَك ّـَّ ْل‬ َ ‫َو َشا ِو ْر ُه ْم ِفي ال ْأ َ ْم ِر ۖ َف ِإ َذا‬
َ ‫ع َز ْم‬
Artinya:

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
Metode diskusi ini dalam pendidikan agama Islam dapat mengembangkan kreativitas anak
gemar memiliki ilmu pengetahuan, seperti sabda Rasulullah SAW.
“Dari Abdurrahman bin Abi Laili berkata : Berdiskusilah kamu, sesungguhnya berkembangnya
sebuah hadits muncul dari diskusi tersebut.” (HR. Al-Darimi)

Oleh karena itu metode diskusi dalam pendidikan agama Islam bukanlah hanya percakapan
atau debat biasa saja, tetapi diskusi timbul karena ada masalah yang memerlukan jawaban
atau pendapat yang bermacam-macam.

)‫عل َيْ ِه (ابن ماجه‬


َ ‫اه َفل ْيَ َس ّـ ََّر‬
ُ ‫خ‬َ َ ‫استَ َشا أ َ َح ُدك ُْم أ‬
ْ ‫ِإ َذا‬
Artinya:
“Apabila salah seorang kamu meminta bermusyawarah dengan saudaranya, maka
penuhilah.” (HR. Ibnu Majah)
2. Hilangnya motivasi belajar

● Q.S. Al-Baqarah ayat 286

‫عل َيْنَٓا اِ ْص ًرا ك ََما‬ ْ ‫خ َطأْنَا ۚ َربَّنَا َول َا َت‬


َ ‫ح ِم ْل‬ ْ َ ‫اخ ْذنَٓا اِ ْنن ّ َِسيْنَٓا ا َ ْو ا‬
ِ ‫ت ۗ َربَّنَا ل َا تُ َؤ‬
ْ َ‫عل َيْ َها َما اكْتَ َسب‬ ْ َ‫ل َا يُك َ ِل ّ ُفالل ّ ٰ ُه نَفْ ًسا اِلَّا ُو ْس َع َها ۗ ل ََها َما ك ََسب‬
َ ‫ت َو‬
‫عل َى الْقَ ْو ِم‬ َ ْ ‫غ ِف ْر لَنَاۗ َو ْار َح ْمنَا ۗ اَن‬
َ ‫ت َم ْول ٰىنَا فَان ْ ُص ْرنَا‬ ْ ‫عنَّاۗ َوا‬
َ ‫اع ُف‬ َ ُ‫عل َى ال َّ ِذي ْ َن ِم ْن قَبْ ِلنَا ۚ َربَّنَا َول َا ت‬
ْ ‫ح ِ ّملْنَا َما ل َا َطا َق َة لَنَا ِب ٖ ۚه َو‬ َ ‫َح َملْتَ ٗه‬
ࣖ ‫الْك ٰ ِف ِريْ َن‬

Artinya :
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia
mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari
(kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum
kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang
sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak
sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami.
Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”
● "Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan
perihnya kebodohan" - Imam Syafi’i

3. Kurang bisa memanajemen waktu

● "Jagalah lima perkara sebelum (datang) lima perkara (lainnya). Mudamu sebelum masa
tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskin mu, waktu luangmu sebelum
sibukmu dan hidupmu sebelum matimu." (HR Nasai dan Baihaqi)

● Islam sangat menghargai waktu. Banyak ayat Al-Quran yang berbicara tentang waktu. Al-
Quran surat Al-Ashr (103) jelas merupakan landasan ideal tentang perlunya menghargai
waktu.
‫َوال َْع ْص ِ ۙر‬
1. Demi masa,

‫خس ٍۡر‬
ُ ‫ى‬ َ ‫اِ ّ َن الۡاِن َۡس‬
ۡ ‫انل َ ِف‬
2. sungguh, manusia berada dalam kerugian,

‫الصب ِۡر‬
َ ّ ‫اصوۡا ِب‬
َ ‫ۡح ِ ّق ۙ َوتَ َو‬
َ ‫اصوۡا ِبال‬ ِ ‫ح‬
َ ‫ت َوتَ َو‬ ٰ ‫الص ِل‬ َ ‫اِلَّا ال َّ ِذي َۡنا ٰ َمنُوۡا َو‬
ٰ ّ ‫ع ِمل ُوا‬
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati
untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

Ajaran Islam menganggap pemahaman terhadap hakikat menghargai waktu sebagai salah
satu indikasi keimanan dan bukti ketaqwaan, sebagaimana tersirat dalam surah Al-
Furqan/25 ayat 62 yang maknanya : Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih
berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.
 
KESIMPULAN

Saza tidak aktif dalam berdiskusi, terlambat dan tertidur


saat tutorial karena belum memiliki karakteristik yang
dibutuhkan dalam pembelajaran adult learning, sehingga ia
terancam TL (Tidak Lengkap).
Belum miliki karateristik adult learning

Tidak mampu berpikir kritis, tidak bisa


memanajemen waktu, tidak belajar mandiri

KERANGKA Tidak aktif berdiskusi, terlambat, tertidur

KONSEP
Mendapat tugas

Terancam TL
(Tidak Lengkap)
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, I. H. 2016. Berpikir kritis matematik. Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan
Matematika, 2(1).
Afriansyah, A., &Santoso, M. B. 2019. Pelayanan Panti Werdha Terhadap Adaptasi
Lansia. Responsive: Jurnal Pemikiran Dan PenelitianAdministrasi, Sosial, Humaniora Dan
KebijakanPublik, 2(4), 190-198.
Amir, M. F. 2015. Proses berpikir kritis siswa sekolah dasar dalam memecahkan masalah
berbentuk soal cerita matematika berdasarkan gaya belajar. JURNAL MATH EDUCATOR
NUSANTARA: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan Matematika, 1(2).
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Astriyani, A., Triyono, T., & Hitipeuw, I. 2018. Hubungan Motivasi Belajar dan Tindakan Guru
dengan Prestasi Belajar Siswa dengan Latar Belakang Broken Home Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 3(6), 806-809.
Boud, D., Keogh, R., & Walker, D. 2013. Reflection: Turning experience into learning. London:
Routledge.
Budi, R. F. 2013. Pengaruh Kualitas Web Terhadap Tingkat Kepuasan Penggunaan Google Scholar
(Studi Pada Mahasiswa Unair Sebagai Penunjang Kegiatan Akademis). Libri-Net, 2(1), 1-20.
Dannur, M. 2017. Teori Adult Learning, Ekspriental Learning Cycle dan Perubahan Performance
Individu dalam Pendidikan dan Pelatihan. Fikrotuna, 5(1).
Darmayanti, T. 1993. Readiness for self-directed learning and achievement of the students of
Universitas Terbuka (The Indonesian Open Learning University). Tesis master yang tidak
dipublikasikan, University of Victoria, Victoria, BC.
Djumena, I. 2016. Implementasi Model Pembelajaran Orang Dewasa Pada Mahasiswa Pendidikan
Luar Sekolah FKIP Untirta. Jurnal Eksistensi Pendidikan Luar Sekolah (E-Plus), 1(1).
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang, 2021. Modul Pembelajaran Blok 1
Keterampilan Belajar dan Pengantar Metode Ilmiah 2021-2022. FK UMP : Palembang.

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang, 2021. Panduan Akademik Proses


Pelaksanaan Blok Selama Masa Pandemi Covid-19 2021. FK UMP : Palembang.

Hardianto, D. 2007. Mendesain Komputer Sebagai Media Alternatif Belajar Mandiri. Majalah Ilmiah
Pembelajaran, 3(2).

Hattie, J., & Timperley, H. 2007. The power of feedback. Review of Educational Research, 77(1),

81–112. https://doi.org/10.3102/003465430298487

Hiemstra, R. 1998. Self-advocacy and self-directed learning: A potential confluence for enhanced
personal empowerment. Makalah yang dipresentasikan di SUNY Empire State College.
http://home.twcny.rr.com/hiemstra/advocacy.html

Indrizal, E. 2014. Diskusi kelompok terarah. Jurnal Antropologi : Isu-Isu Sosial Budaya, 16(1), 75-

82. International Journal of Management Research and Reviews, 3. Society of Scientific.


Latip, A. 2020. Peran literasi teknologi informasi dan komunikasi pada pembelajaran jarak jauh di
masa pandemi Covid-19. EduTeach: Jurnal Edukasi dan Teknologi Pembelajaran, 1(2), 108-116.

Nashihuddin, W. 2015. Pemahaman Pemustaka Dalam Menelusur Sumber-Sumber Literatur Di


Perpustakaan PDII-LIPI. Media Pustakawan, 22(2), 41-51.

Nasution, M. K. 2018. Penggunaan metode pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar siswa.
Studia Didaktika, 11(01), 9-16.
Nuryanti, L., Zubaidah, S., & Diantoro, M. 2018. Analisis kemampuan berpikir kritis siswa SMP.
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 3(2), 155-158. Research and Education
(SSRE), Meerut, India
Prihantoro, R. 2011. Pengembangan profesionalisme guru melalui model Lesson Study. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, 17(1), 100-108.
Ritunga , I., & Rambung , E. 2020. Reflection To Guide Medical Students’ Selfintrospection and
Development: a Qualitative Report. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia: The Indonesian
Journal of Medical Education, 9(1), 52. https://doi.org/10.22146/jpki.47540
Santrock. 2015. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sari, T. K. Membaca Efektif. -.
Singh, D. & Jain, S. C. 2013. Working process of time management in SAP HR module.
Standar Kompetensi Dokter Indonesia. 2012. Jakarta : Konsil Kedokteran Indonesia
Suardana, I. K. 2012. Implementasi Model Belajar Mandiri untuk Meningkatkan Aktivitas, Hasil,dan
Kemandirian Belajar Mahasiswa. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 45(1).
Sumiyati, T. 2017. Pengaruh Perhatian Orangtua, Konsep Diri, dan Motivasi Belajar terhadap
Hasil Belajar Siswa tentang Matematika Kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Sausu Kabupaten
Parigi Moutong. E-Jurnal Mitra Sains, 2(5), 84–94.
Sungur Semra & Ceren Tekkaya. 2006. Effect of Problem Based Learning and Traditional
Instruction on Self Regulated Learning. The Journal of Educational Research, 99 (5): 316.
Syachtiyani, W. R., & Trisnawati, N. 2021. Analisis Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Di
Masa Pandemi Covid-19. Prima Magistra: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 2(1), 90-101.
Terry ML, Leary MR, Mehta S. 2012. Self-compassion as a Buffer against Homesickness,
Depression, and Dissatisfaction in the Transition to College. London: Psychology Press. (7a).
Wood, D. F. 2003. Problem based learning. Bmj, 326(7384), 328-330.
Wulandari, D. 2017. Pengaruh Minat, Cara, dan Perhatian Orangtua terhadap Hasil
Belajar Mempertimbangkan Motivasi. JEE (Jurnal Edukasi Ekobis), 1(5).
Yuan et. al. 2008. Promoting Critical Thinking Skill through Problem Based Learning.
CMU. Journal of Soc. Sci. And Human,2 (2): 85-100.
Yulinawati, I., dkk. 2009. Self Regulated Learning Mahasiswa Fast Track. Journal
Psikologi. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. No.5. Vol.2. Hal. 35-36.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai