Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KOMUNIKASI RURAL DAN URBAN


“Paradigma dan Konsep Trancultural Nursing”

Disusun oleh :
Kelompok I
 AMALYA SUKMAWATI (17.156.01.11.090)
 CUCU RUMDAYANI (17.156.01.11.094)
 DAMAYANTI AYU PRATIWI (17.156.01.11.095)
 DWI ALYA MUIS (17.156.01.11.102)
 LUCYA MENTARY (17.156.01.11.109)
 NABILA DEJANA (17.156.01.11.111)

Kelas : 4C Keperawatan
Semester VII
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKes Medistra Indonesia
Jl. Cut Mutia Raya No.88A Kel. Sepanjang Jaya- Rawa Lumbu Bekasi
Telp. (021) 82431375, Fax. (021) 82431374
Website : http//www.stikesmedistra-indonesia.ac.id, e-mail : stikesmi@yahoo.com

TA. 2020/2021
STRUKTUR DAN DISTRIBUSI TUGAS ANGGOTA KELOMPOK ....
Nomor Nama NPM Jabatan
1 AMALYA SUKMAWATI (17.156.01.11.090) Ketua
2 CUCU RUMDAYANI (17.156.01.11.094) Sekretaris

3 DAMAYANTI AYU PRATIWI (17.156.01.11.095 Moderator


)
4 DWI ALYA MUIS (17.156.01.11.102) Presentator
5 LUCYA MENTARY (17.156.01.11.109) Presentator
6 NABILA DEJANA (17.156.01.11.111) Notulen

i
RUBRIK PENILAIAN MAKALAH
Mata Kuliah : …………………………………….
Nama Kelompok : …………………………………….
Dosen Penilai : …………………………………….

Skor Penilaian
No. Elemen
Maks Dosen
I. Identitas Makalah
1 Judul makalah jelas 5
2 Identitas makalah jelas 2
II. Bagian Teks Utama Makalah.
3 Bagian Pendahuluan
a. Berisikan informasi yang melatarbelakangi permasalahan
10
yang dibahas secara teoretik maupun empirik
b. Mendeskripsikan masalah atau tujuan penulisan makalah 5
c. Menuliskan manfaat dari materi yang dikaji 5
4 Bagian Inti
a. Memaparkan materi yang relevan dengan masalah yang
10
telah dipaparkan pada bagian pendahuluan
b. Beragam konsep dieksplorasi dari banyak
sumber (> 5 sumber buku/jurnal/artikel seminar, dll) 10

c. Penjelasan diperjelas dengan gambar/diagram/foto yang


5
disertakan sesuai dengan pembahasan
5 Bagian Penutup
a. Memberikan kesimpulan atau penegasan atau
10
ringkasan pembahasan pemecahan masalah
b. Saran/rekomendasi sehubungan dengan
5
masalah yang dibahas
III. Sistematika Makalah
6 Makalah terorganisasi dengan baik dan lengkap:
a. Kata Pengantar dan Daftar Isi/Tabel/Gambar 5
b. Pendahuluan berisi: latar belakang penulisan makalah, tujuan
beserta batasannya. 5
c. Bagian inti berisi paparan topik-topik bahasan 5
d. Bagian penutup berisi kesimpulan dan saran 5
e. Memuat daftar rujukan/pustaka dan lampiran (jika ada) 5
IV. Lain-Lain
7 Ketepatan waktu mengumpulkan makalah 3
8 Tata tulis benar dan menggunakan bahasa yang benar dan baku 5
Jumlah Skor Maksimal 100
Bekasi, ... .... 2021
Dosen Penilai

Baltasar S.S Dedu, S.Kep., M,Sc

ii
PRESENTASI MAKALAH

Skor Penilaian
Unsur-Unsur yang dinilai
maksimum Dosen
A. Isi atau Materi dipresentasikan
1. Mengorganisasi isi/materi presentasi dengan baik 15
2. Presentasi menarik perhatian dan memotivasi 10
3. Penjelasan dapat dipahami dengan baik 15
4. Menggunakan bantuan visual seperti PowerPoint 15
atau sejenisnya, gambar, diagram, foto, diagram alir,
animasi; dengan tampilan yang menarik
5. Merangsang partisipan untuk berpikir dan merespons 10
Presentasi
6. Menjawab pertanyaan dengan tepat 20
B. Tampilan Presentasi
7. Berbicara dengan volume dan kecepatan yang 5
cukup; nada suara yang menarik; dan bahasa tubuh
seperti kontak mata, gerak tubuh, mimik yang baik
8. Memberi selingan dan humor positif 5
9. Menggunakan bahasa yang baik dan benar 5
Skor Total 100

∑Nilai Makalah :

∑Nilai Presentasi :

Total Nilai : ∑Nilai Makalah+∑Nilai Presentasi :

Bekasi, ..., ...., 2021

Dosen Penilai

Baltasar S.S Dedu, S.Kep., M.Sc

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun judul makalah ini adalah
“Paradigma dan Konsep Transcultural Nursing” dalam rangka memenuhi tugas kelompok dalam
mata kuliah Komunikasi Rural dan Urban.
Paradigma dan konsep transkultural nursing adalah salah satu materi kuliah yang
dipelajari, didalami oleh mahasiswa semester VII keperawatan yang mana materi ini berfungsi
penting dalam dalam penerapan paradigma keperawatan dan konsep pelaksanaan keperawatan
dalam lintas budaya. Pembuatan makalah ini diharapkan dapat membantu setiap anggota
kelompok bahkan seluruh mahasiswa keperawatan semester VII memahami isi materi sehingga
dapat mengimpelementasikannya dalam kehidupan sebagai perawat.
Dalam proses penyusunan makalah ini, diawali oleh stimulus Penugasan oleh dosen
pengajar mata kuliah komunikasi rural dan Urban yaitu bapak Dosen Baltasar S.S Dedu, S.Kep.,
MScN, dan kerja sama dari semua anggota kelompok I yang didasarkan tugasnya masing-
masing, Oran tua dan keluarga yang membantu seserta semua pihak yang telah membantu baik
berupa ide, gagasan, materi maupun moril untuk penyempurnaan makalah ini. Oleh karenanya
kami dari kelompok mengucapkan limpah terimakasih kepada bapak dosen pengajar yang telah
memberikan stimulus kepada kami melalui pembuatan makalah ini sehingga kami dapat
mengeksplor lebih dalam terkait materi yang diberikan. Selanjutnya kami juga mengucapkan
limpah terikasih kepada seluruh elemen yang telah membantu dengan caranya masing-masing.
Kami menyadari bahwa isi makalah ini masih banyak kekurangan yang perlu
ditambahkan bahwakan atau dikurangkan maupun diperbaiki. Oleh karena itu, Saran dan kritik
sangat bermanfaat bagi kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata kami ucapkan terimakasih, semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bekasi,20 Oktober 2021

Tim penyusun

iv
DAFTAR ISI

STRUKTUR DAN DISTRIBUSI TUGAS ANGGOTA KELOMPOK


RUBRIK PENILAIAN MAKALAH
RUBRIK PENILAIAN PRESENTASI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Transcultural Nursing.......................................................................................................................1
B. Pengertian Transcultural Nursing.............................................................................................3
C. Konsep Transcultural Nursing...................................................................................................4
D. Keperawatan Transkultural Leininger’s Teory............................................................................5
E. Konsep dalam Transkultural.....................................................................................................7
F. Trend dan Issu Transcultural Nursing........................................................................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................11
A. Kesimpulan...........................................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................13

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam menjalankan tugas sebagai perawat, banyak perubahan-perubahan yang ada baik
di lingkungan maupun klien. Perawat harus menghadapi berbagai perubahan di era
globalisasi ini termasuk segi pelayanan kesehatannya. Perpindahan penduduk menuntut
perawat agar dapat menyesuaikan diri dengan budayanya dan sesuai dengan teori-teori yang
dipelajari.
Dalam ilmu keperawatan, banyak sekali teori-teori yang mendasari ilmu tersebut.
Termasuk salah satunya teori yang mendasari bagaimana sikap perawat dalam menerapkan
asuhan keperawatan. Salah satu teori yang diaplikasikan dalam asuhan keperawatan adalah
teori Leininger tentang “transcultural nursing”.
Dalam teori ini transcultural nursing didefinisikan sebagai area yang luas dalam
keperawatan yang fokusnya dalam komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan
subkultur dengan menghargai perilaku caring, nursing care, dan nilai sehat sakit, kepercayaan
dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistik body of knowledge
untuk kultur yang universal dalam keperawatan. Dalam hal ini diharapkan adanya kesadaran
terhadap perbedaan kultur berarti perawat yang profesional memiliki pengetahuan dan
praktik berdasarkan kultur secara konsep perencanaan dalam praktik keperawatan. Tujuan
penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan keilmuan
yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan kultur
yang universal. Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai dan norma spesifik yang
dimiliki oleh kelompok tertentu. Kultur yang universal adalah nilai-nilai dan norma-norma
yang diyakini dan dilakukan hampir semua kultur (Leininger, 1979).
Leininger mengembangkan teorinya dari perbedaan kultur dan universal berdasarkan
kepercayaan bahwa masyarakat dengan perbedaan kultur dapat menjadi sumber informasi
dan menentukan jenis perawatan yang diinginkan, karena kultur adalah pola kehidupan
masyarakat yang berpengaruh terhadap keputusan dan tindakan. Cultur care adalah teori yang
holistik karena meletakan di dalamnya ukuran dari totalitas kehidupan manusia dan berada

1
selamanya, termasuk sosial struktur, pandangan dunia, nilai kultural, ekspresi bahasa, dan
etnik serta sistem profesional.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Transcultural Nursing?
2. Bagaimana konsep transcultural nursing
3. Apa saja paradigm transcultural nursing?
4. Apa saja trend dan issu transcultural nursing?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu salah satunya untuk memenhi salah satu tugas
Komunikasi Rural dan Urban. Serta untuk mengatahui definisi dari transcultural nursing,
konsep dari transcultural nursng, paradigm transcultural nursing, serta trend dan issu
transcultural nursing.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Transcultural Nursing

Berbagai fenomena  yang terjadi di tatanan praktek pelayanan keperawatan klinik dan
komunitas menuntut pengembangan yang adaptif dan fleksibel untuk diterapkan dalam
berbagai situasi dan kondisi. Hal ini tentunya memerlukan teori dan model yang sesuai
dengan mengadopsi berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat, khususnya
perubahan sosial, budaya, dan sistem nilai yang terjadi di masyarakat.
Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah untuk membentuk kesadaran dan
apresiasi terhadap perbedaan kultur. Leininger mengembangkan teorinya dari perbedaan
kultur yang universal. Perbedaan kultur tersebut dapat menjadi sumber informasi dalam
melaksanakan keperawatan. Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of
knowledge yang kuat, dapat dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam praktek
keperawatan. Transcultural nursing ini berasal dari disiplin ilmu antropologi yang
dikembangkan ke dalam konteks keperawatan. Konsep keperawatan transkultural ini didasari
oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam
masyarakat. Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan
keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien.
Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock.
Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu
beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan
munculnya rasa ketidaknyamanan klien, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami
disorientasi pada klien.

B. Pengertian Transcultural Nursing


Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek
keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan
menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan

3
tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya
atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).

C. Konsep Transcultural Nursing


Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis yang difokuskan pada
prilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan
perilaku sehat dan perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya.
(Leininger, 2002).
1. Konsep Utama Transcultural Nursing
a. Care
Perawat memberikan bimbingan dukungan kepada klien untuk meningkatkan
kondisi klien.
b. Caring 
Tindakan  mendukung, berbentuk aksi atau tindakan.
c. Culture 
Perawat mempelajari, saling share/berbagi pemahaman tentang kepercayaan dan
budaya klien.
d. Cultural care
Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, norma/ kepercayaan.
e. Nilai kultur
Keputusan/kelayakan  untuk bertindak.
f. Perbedaan kultur 
Berupa variasi-variasi pola nilai yang ada di masyarakat mengenai keperawatan.
g. Cultural care university
Hal-hal umum dalam sistem nilai, norma dan budaya.
h. Etnosentris
Keyakinan ide, nilai, norma, kepercayaan lebih tinggi dari yang lain.
i. Cultural Imposion
Kecenderungan tenaga kesehatan memaksakan kepercayaan kepada klien.

4
2. Paradigma Transcultural Nursing
Leininger (2002) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai cara
pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan
yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan
yaitu: manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrew and Boyle, 1995).
a. Manusia / klien
Menurut Leininger (2002), manusia memiliki kecenderungan untuk
mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada.
b. Kesehatan
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien  dalam  mengisi
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit (Leininger, 2002).
c. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu
totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga
bentuk lingkungan yaitu fisik, sosial dan simbolik (Andrew & Boyle, 1995).
d. Keperawatan
Keperawatan dipandang sebagai suatu ilmu dan kiat yang diberikan kepada klien
dengan berfokus pada prilaku, fungsi dan proses untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan atau pemulihan dari sakit (Andrew & Boyle, 1995). Asuhan
keperawatan ditujukan memandirikan klien sesuai dengan budaya klien.

D. Keperawatan Transkultural Leininger’s Teory

Teori ini di gagas pertama kali oleh madeleine Leininger yang di inspirasi oleh
pengalaman dirinya sewaktu bekerja sebagai perawat spesialis anak di Midwestern United
States pada tahun 1950. Saat itu ia melihat adanya perbedaan perilaku di antara anak yang
berasal dari budaya yang berbeda. Fenomena ini membuat leininger menelaah kembali profesi
keperawatan. Ia mengidentifikasi bahwa pengetahuan perawat untuk memahami budaya anak
dalam layanan keperawatan ternyata masih kurang.

5
Pada tahun 1960, leinger pertama kali menggunakan kata transclutural nursing,
ethnonursing, dancross-cultural nursing. Akhirnya, pada tahun 1985, leininger
memublikasikan teory nya untuk pertama kali, sedangkan ide-ide dan teoriny sudah di
presentasikan pada tahun 1988. Teory leininger kemudian di sebut sebagai cultural care
dieversity and universality. tetapi para ahli lebih sering menyebutnyatranscultural nursing
theory atau teori keperawatan transkultural.
Keperawatan transkultural merupakan suatu arah utama dalam keperawatan yang
berfokus pada study komparatif dan analisis tentang budaya dan sub budaya yang berbeda di
dunia yang menghargai perilaku caring, layanan keperawatan, niai-nilai, keyakinan tentang
sehat sakit, serta pola-pola tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of
knowladge yang ilmiah dan humanistik guna memberi tempat praktik keperawatan pada
budaya tertentu dan budaya universal (Marriner-Tomey, 1994). Teori keperawatan
transkultural ini menekankan pentingnya peran keperawatan dalam memahami budaya klien.
Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu,
keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture
shock maupun culture imposition. Cultural shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba
mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (klien)
sedangkan culture imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik secara
diam-diam mauoun terang-terangan memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan, dan
kebiasaan/perilaku yang dimilikinya pada individu, keluarga, atau kelompok dari budaya lain
karena mereka meyakini bahwa budayanya lebih tinggi dari pada budaya kelompok lain.
Teory keperawatan transkultural matahari terbit, sehinnga di sebut juga sebagai sunrise
modelmatahari terbit (sunrise model ) ini melambangkan esensi keperawatan dalam
transkultural yang menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada
klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih dahulu harus
mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (worldview) tentang dimensi dan budaya
serta struktur sosial yang, bersyarat dalam lingkungan yang sempit.
Dimensi budaya dan struktur sosial tersebut menurut Leininger di pengaruhi oleh tujuh
faktor, yaitu teknologi, agama dan  falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan.

6
Peran perawatan pada transcultural nursing teory ini adalah menjebatani antara sistem
perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan prosfesional melalui
asuhan keperawatan. Eksistensi peran perawat tersebut digambarkan oleh leininger.oleh
karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan keperawatan yang
akan diberikan kepada masyarakat. Jika di sesuaikan dengan proses keperawatan, hal tersebut
merupakan tahap perencanaan tindakan keperawatan.
Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien harus tetap memperhatikan tiga
perinsip asuhan keperawatan, yaitu :
1. Culture care preservation/maintenance, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi, atau
memperhatikan fenomena budaya guna membantu individu menentukan tingkan kesehatan
dan gaya hidup yang di inginkan.
2. Culture care accommodation/negatiation, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi,
ataumemperhatikan fenomena budaya,yang merefleksikan cara-cara untuk beradaptasi,atau
bernegosiasi atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup individu atau
klien.
3. Culture care repatterning/restructuring,yaitu prinsip merekonstruksi atau mengubah
desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien kearah lebih
baik.

E. Konsep dalam Transkultural


1. Budaya         
Adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan
dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
2. Nilai budaya
Adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkanatau sesuatu tindakan
yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu danmelandasi tindakan dan keputusan.
3. Perbedaan budaya
Dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yangoptimal dari pemberian asuhan
keperawatan, mengacu pada kemungkinanvariasi pendekatan keperawatan yang
dibutuhkan untuk memberikan asuhanbudaya yang menghargai nilai budaya individu,

7
kepercayaan dan tindakantermasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang
datang dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).

8
4. Etnosentris
Diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain. adalah persepsi yang dimiliki
oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik.
5. Etnis
Berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan
menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
6. Ras
Adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal
muasal manusia.
7. Etnografi
Adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian
etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada
perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari
lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik diantara keduanya.
8. Care
Adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku
pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan
baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
9. Caring
Adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,mendukung dan
mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi
kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia
10. Cultural Care
Berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,kepercayaan dan
pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan
individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang
dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
11. Cultural Imposition
Berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan,
praktik dan nilai diatas budaya orang lainkarena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh
perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.

9
Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transkultural sebagai cara
pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan
yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan, yaitu :
1. Manusia
2. Sehat
3. Lingkungan dan
4. Keperawatan

F. Trend dan Issu Transcultural Nursing


Banyak hal dalam budaya Indonesia termasuk dalam cara mereka mempercayai dan
mengobati diri mereka untuk membuat hidup mereka mampu menangani sakit yang mereka
alami, sebagai contoh budaya Jawa, disini budaya jawa yang sering kami ketahui cara dan adat
yang mereka percayai untuk mengobati diri saat sakit adalah dengan kerokan, kerokan bukan hal
yang asing bagi budaya jawa, lebih dari banyak orang jawa yang masih menggunakan kerokan
untuk mengobati sakit mereka sampai saat ini. Mereka mempercayai adat dan budaya secara
turun temurun. Mereka meyakini bahwa dengan kerokan dapat mengeluarkan angin yang ada
didalam tubuh, serta dapat menghilangkan nyeri atau sakit badan yang dialami dan dengan hal
tersebut dapat membantu penyembuhan yang mungkin telah dirasakan sebelumnya, hal tersebut
banyak dilakukan oleh suku jawa. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan muncul dan
berada didalam rumah sakit, meski mereka telah mendapatkan penangan dari tim kesehatan ada
saja yang melakukan tradisi tersebut, Telah diketahui akibat dari kerokan yaitu penyebabkan
pori-pori kulit semakin melebar, lalu warna kulit memerah menujukkan adanya pembuluh darah
dibawah permukaan kulit pecah, sehingga menambah arus darah kepermukaan kulit.

Ketika melakukan komunikasi untuk memberikan informasi tentang akibat yang terjadi
dari kerokan tidak membuat para klien atau pasien tidak berhenti melakukan tradisi seperti hal
tersebut karena itu telah menjadi kebiasaan yang secara terus menerus dilakukan. Sehingga
asuhan keperawat yang mungkin akan diberikan kepada klien tidak dapat dilakukan karena
adanya penolakan yang terjadi terhadap anggapan akan hal tersebut. Disini kita tidak dapat
mengkritik keyakinan dan praktik budaya kesehatan tradisional yang dilakuakan. Budaya
merupakan factor yang dapat mempengaruhi asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan harus
terus dilakukan bagaimana caranya menagani klien tanpa menyinggung perasaan klien dan

10
mengkritik tradisi yang telah ada yang mungkin sulit untuk kita tentang dan ubah. Karena tujuan
kita bukanlah untuk mengubah atau mengkritik tradisi tersebut, namun bagaimana perawat
mampu melakukan semua tugasnya dalam memenuhi kebutuhan pasien.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada proses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan
khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).

Transcultural nursing ini berasal dari disiplin ilmu antropologi yang dikembangkan ke
dalam konteks keperawatan. Konsep keperawatan transkultural ini didasari oleh
pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat.
Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya
dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut
diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock.

Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak
mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat
menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan klien, ketidakberdayaan dan beberapa
mengalami disorientasi pada klien.

B. Saran

Semoga perawat bisa lebih meningkatkan kesadaran dan mengapresiasi perbedaan


kultur. Sehingga dapat mencegah terjadinya Cultural Shock pada klien. Cultural Shock
adalah suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai
budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan
klien, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami disorientasi pada klien.

12
13
DAFTAR PUSTAKA

1. Akhmadi. 2011. "Konsep Keperawatan Transkultural (Madeleine Leininger)".


Lecture/Class. Gadjah Mada University.
2. .....
3. .....
4. .....
5. .....
6. .....
7. .....

14
Lampiran

Screen shoot Kegiatan Diskusi kelompok

Kegiatan Pembagian Tugas dalam pengerjaan makalah, 10-10-2020

Kegiatan diskusi dan pengumpulan tugas dari setiap anggota kelompok, 10-13-2020

Anda mungkin juga menyukai