Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Keperawatan & Kebidanan

P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987


Volume 4 Nomor 1, Mei 2020, Hal. 50 – 64

MASSAGE EFFLEURAGE PADA BAGIAN PUNGGUNG,


TANGAN, BAHU, LEHER MENURUNKAN TEKANAN DARAH
PENDERITA HIPERTENSI FASE 1

Nur Intan Hayati H. K1, Andriansyah Lukman Nugraha2, Denni Fransiska3


Fakultas Keperawatan, Universitas Bhakti Kencana (Bhakti Kencana University)1,3
Rumah Sakit Umum Daerah Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Barat 2
nur.intan@bku.ac.id

ABSTRAK
Faktor penting dalam mempertahankan homeostasis sirkulasi tubuh adalah tekanan darah,
peningkatan tekanan darah berdampak pada terjadinya gangguan pada system tubuh sampai
terjadi kematian. Massage effleurage merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan
untuk mempertahankan homeostasis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek massage
effleurage pada bagian punggung, tangan, bahu, leher terhadap tekanan darah penderita
hipertensi fase 1. Designs penelitian Quasi-experimental dengan time series, sample 14
responden penderita hipertensi fase 1 yang didapatkan dengan tehnik purposive sampling.
Analisis Uji Wilcoxon didapatkan nilai p value 0,001 (p < 0,05) yang berarti pemberian
massage effleurage pada bagian punggung, tangan, bahu, leher dapat menurunkan tekanan
darah penderita hipertensi fase 1. Massage effleurage dapat menstimulasi hipotalamus untuk
mensekresi endorphin yang mempengaruhi aktivitas syaraf parasimpatis dan penurunan
hormon kortisol, norepinephrine dan dopamine, menyebabkan aliran darah vena lebih cepat
kembali ke jantung dan vasodilatasi pembuluh darah sehingga terjadi rileksasi dan tekanan
darah menjadi turun, sehingga dapat dijadikan alternative intervensi untuk menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi fase 1.

Kata Kunci : Hipertensi fase 1, massage effleurage

PENDAHULUAN diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua


Peningkatan tekanan darah kali pengukuran dengan selang waktu
merupakan penyebab terjadinya resiko lima menit (Dinas Kesehatan Provinsi
serangan jantung, stroke, gagal ginjal Jawa Barat, 2016).
dan penyebab kematian di dunia, ada Di Jawa Barat ditemukan 790.382
sekitar 1,13 juta orang menderita orang kasus hipertensi, dan kasus
hipertensi di dunia (WHO, 2019). tertinggi di usia ≥ 18 tahun yaitu 2,46 %
Hipertensi merupakan terjadinya dengan kasus 6 besar di daerah Jawa
peningkatan tekanan darah sistolik lebih Barat yaitu: 1) Cirebon 17,18%
dari 140 mmHg dan tekanan darah (135.787) kasus, 2) Kab. Sumedang

50
Jurnal Keperawatan & Kebidanan
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987
Volume 4 Nomor 1, Mei 2020, Hal. 50 – 64

9,41% (74.375) kasus, 3) Kota. koroner, gagal jantung, stroke,


Tasikmalaya 8.39% (66.313) kasus, 4) penyakit ginjal kronik, kerusakan,
Kab. Kuningan 6,24% (49.320) Kasus, retina mata, maupun penyakit
5) Kab. Majalengka 5,60% (44.261)
vaskular perifer. Yulanda, G., &
kasus dan keenam di Kab Bandung
Lisiswanti, R. (2017).
5,01% (40.309) kasus. Kab. Bandung
Komplikasi tersebut dapat dicegah
menduduki pertingkat ke 6 tetapi angka
bila penanganan hipertensi dilakukan,
kejadian hipertensi usia ≥ 18 tahun
Muhadi (2016) menyatakan diet sehat
menduduki peringkat tertinggi, yang
kontrol berat badan dan olahraga
merupakan usia produktif yang bila tidak
teratur berpotensi memperbaiki dan
di antisipasi akan berdampak terhadap
mengontrol tekanan darah.
produktifitas dan berpotensi menjadi
penyakit hipertensi yang lebih lanjut Penanganan hipertensi dilakukan dengan

(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, lima teknis yaitu mengelola penyakit

2016). kardiovaskular, kontrol tembakau,

Penanganan hipertensi penting meningkatkan aktivitas fisik, mengurangi

dilakukan sebab menurut Franklin, S. S. konsumsi garam dan menghilangkan

(1999) peningkatan tekanan darah lemak trans, dan tetap menjalani

merupakan salah satu factor penyebab pengobatan (WHO, 2019).

kejadian coronary heart disease (CHD) Pengobatan yang dapat diberikan

dan hal ini didukung pula oleh World dengan pemberian empat jenis obat

Health Organization, & International anti-hipertensi untuk pasien dewasa


Society of Hypertension Writing Group. yang paling banyak digunakan
(2007) yang meyatakan bahwa adalah diuretic, beta-bloker,
peningkatan tekanan darah (hypertensi) kalsium antagonis, dan angiotensin-
mempengaruhi kejadian atherosclerosis. converting enzymen (ACE)
Komplikasi hipertensi yang utama inhibitors (Budisetio, M, 2001).
adalah penyakit kardiovaskular, yang Selain pengobatan penanganan
dapat berupa penyakit jantung hipertensi dapat dilakukan dengan
51
Jurnal Keperawatan & Kebidanan
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987
Volume 4 Nomor 1, Mei 2020, Hal. 50 – 64

komplemen. Terapi komplementer kenyamanan (Hitchcock et al., 1999


adalah bentuk terapi yang dalam Widyatuti, W. 2008)
mempengaruhi individu secara Massage adalah salah satu
menyeluruh (Holistik) yaitu sebuah metode yang bertujuan untuk

keharmonisan individu untuk mengurangi ketegangan otot,


memposisikan persendian pada
mengintegrasikan pikiran, badan,
columna, mempelancar peredaran
dan jiwa dalam kesatuan fungsi
darah, mengurangi proses peradangan
(Smith et al., 2004 dalam
sehingga pasien merasa bugar dan
Widyatuti, W. 2008).
nyaman. Massage merupakan
Jenis terapi komplementer manipulasi dari struktur jaringan lunak
menurut (Smith et al., 2004 dalam yang dapat menenangkan serta
Widyatuti, W. 2008) meliputi gaya mengurangi stress psikologis dengan
hidup (pengobatan holistik, nutrisi), meningkatkan hormone endorphin,
botanikal (homeopati, herbal, enkefalin dan dinorfin dan menurunkan
aromaterapi); manipulatif kadar hormone kortisol, norephinefrin

(kiropraktik, akupresur & dan dopamine, Massage


mempengaruhi proses fisiologis
akupunktur, refleksi, massage);
dengan menurunkan denyut jantung,
mind-body (meditasi, guided
menurunkan tekanan darah,
imagery, biofeedback, color
meningkatkan sirkulasi darah dan
healing, hipnoterapi). Jenis terapi
limpe, merelaksasi otot, meningkatkan
komplementer yang diberikan pada Range Of Motion serta mengurangi
hypertensi adalah terapi sentuhan nyeri (Callaghan, M. J. 1993).
atau message karena dapat Teknik manipulasi dalam
meningkatkan relaksasi, mengubah massage terdapat 5 tehnik diantaranya
persepsi nyeri, menurunkan adalah: a. effleurage (menggosok),
kecemasan, mempercepat yaitu gerakan ringan berirama yang

penyembuhan, dan meningkatkan dilakukan pada seluruh permukaan

52
Jurnal Keperawatan & Kebidanan
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987
Volume 4 Nomor 1, Mei 2020, Hal. 50 – 64

tubuh, b. friction (memijat), yaitu back massage dapat menurukan nyeri


gerakan menekan kemudian meremas sendi. Penelitian lainnya didapatkan
jaringan, c. petrissage (meremas), yaitu bahwa Pemberian Massage Punggung
gerakan menggerus yang arahnya naik berpengaruh Terhadap Tekanan Darah
dan turun secara bebas, d. tapotemant pada Pasien Hipertensi dengan nilai p
(memukul), yaitu gerakan pukulan value sebesar 0,000 (p < 0,05)
ringan berirama yang diberikan pada sehingga rekomendasi hasil penelitian
bagian yang berotot, dan e. Vibration ini adalah agar menggunakan terapi
(menggetarkan), yaitu gerakan massage punggung sebagai intervensi
menggetarkan yang dilakukan secara keperawatan bagi penderita hipertensi
manual atau mekanik. (Callaghan, M. (Lestari, N. K. Y., Suardana, I. K., &
J. 1993). Trisnadianti, N. W., 2018).
Fitriani, D. (2019) menyatakan Berdasarkan laporan rekam
bahwa ada pengaruh setelah medis di RSUD Kesehatan Kerja,
diberikan massage effleurage hipertensi merupakan salah satu

terhadap penurunan tekanan darah penyakit dari 5 penyakit terbesar yang


dialami pekerja yang berobat di RSUD
pada penderita hipertensi di wilayah
Kesehatan Kerja yaitu sebesar 441
Puskesmas Bakti Jaya Setu
kunjungan pasien, hipertensi
Tangerang Selatan, dengan
mengalami peningkatan disetiap
penurunan rata-rata nilai tekanan
bulannya. Bahkan dari bulan januari
darah sistolik sebelum dan setelah sampai dengan maret 2018 pun tetap
intervensi 19,4 mmHg dan tekanan meningkat: Januari sebanyak 76 orang,
darah diastolik 9,8 mmHg dengan Februari 84 orang dan dibulan Maret
nilai P value = 0,005. Pramono, W. sebanyak 91 orang (Rekam Medik
H. (2019) menyatakan bahwa dalam RSUD Kesehatan Kerja, 2018).
penelitiannya dengan menggunakan Hasil wawancara yang dilakukan
teknik one group pretest dan postest kepada perawat di RSUD Kesehatan
didapatkan bahwa penerapan terapi Kerja dalam hal pemberian terapi

53
Jurnal Keperawatan & Kebidanan
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987
Volume 4 Nomor 1, Mei 2020, Hal. 50 – 64

terhadap pasien hipertensi masih leher, dan metode massage dilakukan


menggunakan terapi farmakologi, adalah effleurage yaitu menggunakan
seperti amlodipine dan captropril, gerakan yang ringan berirama sehingga
sedangkan intervensi keperawatan menimbulkan efek kenyamanan, dan
yang sudah dilakukan adalah konseling target populasi adalah penderita
akan tetapi kasus hipertensi masih hipertensi fase 1, sehingga dapat
meningkat setiap bulannya. Intervensi mencegah kejadian hipertensi lanjutan.
keperawatan lainnya belum pernah Penelitian ini bertujuan untuk
dilakukan. Intervensi massage Mengetahui efek Massage Effleurage
effleurage merupakan salah satu pada bagian punggung, tangan, bahu,
intervensi yang bisa dilakukan karena leher terhadap Tekanan Darah
Teknik massage effleurage dapat Penderita Hipertensi fase 1 di RSUD
membantu melancarkan peredaran Kesehatan Kerja Provinsi Jawa Barat.
darah dan pembuluh limfe, yaitu
membantu aliran darah balik (darah METODE
veneus) ke jantung. Dan bila terapi Design penelitian ini adalah
massage dilakukan secara teratur dapat Quasi experimental dengan pendekatan
menurunkan tekanan darah sistolik dan time series. Intervensi dilakukan
diastolik, menurunkan kadar hormon sebanyak 3 X dalam tiga hari setiap
kortisol, efineprin dan norefrineprin perlakuan masing-masing dilakukan
mengakibatkan respon relaksasi selama 20 menit dan setiap sebelum
pembuluh darah, membantu dan sesudah Tindakan dilakukan
menurunkan kecemasan, sehingga pengukuran tekanan darah, setiap data
tekanan darah menurun dan fungsi yang diperoleh selama perlakuan tiga
tubuh membaik. hari, Data yang diambil data pre-post
Adapun perbedaan penelitian ini hari pertama, pre-post hari kedua, pre-
dengan penelitian sebelumnya adalah post hari ke tiga setelah dilakukan
intervensi massage dilakukan pada perlakuan dilakukan penilaian dengan
bagian bagian punggung, tangan, bahu, demikian hasil perlakuan dapat

54
Jurnal Keperawatan & Kebidanan
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987
Volume 4 Nomor 1, Mei 2020, Hal. 50 – 64

diketahui lebih akurat karena dapat stetoskop yang telah di kalibrasi oleh
membandingkan dengan keadaan Unit IPSRS RSUD Kesehatan Kerja
sebelum diberikan perlakuan Provinsi Jawa Barat.
(Sugiyono, 2015). Analisa data yang digunakan
Variabel independen dalam adalah analisa univariat dan bivariat.
penelitian ini adalah massage Analisa univariat digunakan untuk
effleurage pada bagian punggung, mengetahui rata-rata tekanan darah
tangan, bahu, leher Variabel dependen responden sebelum dan sesudah
dalam penelitian ini adalah tekanan dilaksanakan massage effleurage pada
darah. Populasi dalam penelitian ini bagian tubuh atas. Untuk mengetahui
adalah seluruh tenaga kerja yang apakah data distribusi normal atau
mengalami hipertensi yang datang tidak secara analitis, maka digunakan
berobat ke RSUD Kesehatan Kerja uji Shapiro-Wilk karena sampel yang
dengan jumlah 30 orang. Teknik sedikit (kurang dari atau sama dengan
sampling yang digunakan pada 50). Didapatkan hasil normalitas data
penelitian ini adalah consecutive <0,05 maka diinterprestasikan sebagai
sampling didapatkan sebanyak 14 data tidak berdistribusi normal. Maka
responden yang telah memenuhi pada penelitian ini, untuk mengetahui
kriteria yaitu Pasien yang berumur 45 efek massage effleurage pada bagian
s/d 65 tahun, Pekerja/Karyawan yang punggung, tangan, bahu, leher terhadap
berobat di RSUD Kesehatan Kerja tekanan darah dilakukan uji Wilcoxon
Provinsi Jawa Barat, Pasien yang match pairs test
terdiagnosa hipertensi fase 1 dengan
tekanan darah sistolik 140-159 mmHg HASIL DAN PEMBAHASAN
dan diastolik 90-99 mmHg. Instrumen 1. Nilai Tekanan Darah Responden
dalam penelitian ini yaitu lembar Sebelum Dilakukan Massage
observasional berisikan data responden Effleurage Pada Bagian
dari hasil pengamatan selama Punggung, Tangan, Bahu, Leher
penelitian, spigmomanometer dan

55
Jurnal Keperawatan & Kebidanan
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987
Volume 4 Nomor 1, Mei 2020, Hal. 50 – 64

Berikut ini merupakan nilai tekanan lebih sedangkan diastolenya mencapai


darah responden sebelum diberikan 95 mmHg atau lebih. Pengaruh
intervensi Massage Effleurage Pada hipertensi pada organ tubuh atau organ
Bagian Punggung, Tangan, Bahu, target dianggap sebagai peninggian
Leher: tekanan darah. Hipertensi dapat
Tabel 1.1 menyebabkan keruskan pada sel-sel
Rata-rata Nilai Tekanan Darah epitel tunika intima arteri yang
Responden Sebelum Dilakukan Massage berakibat atau merangsang terjadinya
Effleurage Pada Bagian Punggung,
atherosclerosis dan thrombus
Tangan, Bahu, Leher
(Noerhadi, M, 2008) menjelaskan
Perlakuan Sistolik Diastolik
bahwa hipertensi merupakan penyakit
Hari 1 147,14 90,00
multifaktorial yang muncul karena
Hari 2 142,86 83,57 interaksi berbagai faktor seperti
genetik, individu dan lingkungan.
Hari 3 133,57 82,86
Faktor lingkungan sangat besar
memberi pengaruh terhadap terjadinya
Berdasarkan data tabel 1.1
hipertensi primer. Dari hasil temuan di
diatas tampak bahwa hampir sebagian
lapangan sebagian besar responden
besar dari responden Nilai rata-rata
yang terdiagnosa hipertensi pada fase 1
sistolik di hari pertama sebelum
mempunyai pekerjaan sebagai buruh
dilakukan massage effleurage adalah
pabrik yang dimana faktor lingkungan
sebesar 147,14 mmHg dan nilai
kerja sangat mempengaruhi terhadap
diastolik sebesar 90 mmHg.
terjadinya stress (Marliani, L, 2013).
Hipertensi adalah suatu
Stres bisa diakibatkan oleh
keadaan dimana seseorang mengalami
suara bising, suhu ruangan yang panas,
peningkatan tekanan darah di atas
ketidaksesuaian posisi kerja, beban
normal yang apabila dibiarkan akan
kerja yang berlebih, jam kerja dengan
menyebabkan berbagai komplikasi,
pola shif dan adanya hubungan yang
hipertensi adalah tekanan darah dimana
tidak harmonis antara rekan kerja dan
sistolenya setinggi 165 mmHg atau
56
Jurnal Keperawatan & Kebidanan
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987
Volume 4 Nomor 1, Mei 2020, Hal. 50 – 64

atasan. Hal tersebut dapat penelitian Rahajeng, E., & Tuminah, S.


menyebabkan terjadinya peningkatan (2009) yang mengatakan bahwa faktor
resistensi pembuluh darah perifer dan risiko yang berhubungan bermakna
curah jantung, sehingga akan dengan hipertensi adalah usia tua (OR
menstimulasi saraf simpatik, pola 11,5), semakin meningkat umur
hidup yang kurang seimbang seperti responden semakin tinggi risiko
kurang aktifitas atau kurang gerak, hipertensi, Hasil analisis mendapatkan
merokok, minum kopi sangat faktor umur mempunyai risiko
dimungkinkan terjadinya hipertensi terhadap hipertensi, semakin
Hasil penelitian ini menunjukkan meningkat umur responden semakin
bahwa hasil uji chi square dengan tinggi risiko hipertensi. Pada umur 25-
derajat kemaknaan 5% menunjukkan 44 tahun prevalensi hipertensi sebesar
ada hubungan bermakna antara stres 29%, pada umur 45-64 tahun sebesar
dan dengan kejadian hipertensi nilai 51% dan pada umur >65 Tahun sebesar
p=0,0001. Proporsi stres pada 65%.
responden sebesar 68,29% dan Tingginya hipertensi sejalan
proporsi hipertensi pada responden dengan bertambahnya umur,
sebesar 68,29%. (Korneliani, K., & disebabkan oleh perubahan struktur
Meida, D, 2012). Selain faktor pada pembuluh darah besar, sehingga
lingkungan, faktor usia pun sangat lumen menjadi lebih sempit dan
berpengaruh terhadap terjadinya dinding pembuluh darah menjadi kaku,
hipertensi. sebagai akibat adalah meningkatnya
Pada penelitian ini responden
tekanan darah sistolik (Kaplan NM,
berusia 45 - 65 tahun. Hal ini sesuai
2002). Seiring bertambahnnya usia
dengan data prevalensi hipertensi
dinding arteri akan mengalami
berdasarkan hasil pengukuran pada
penebalan dikarenakan adanya
umur ≥18 tahun sebesar 29,4 persen
penumpukan zat kalogen pada lapisan
(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,
otot, yang akan mengakibatkan
2016) dan didukung pula dengan
pembuluh darah akan berangsur-angsur
57
Jurnal Keperawatan & Kebidanan
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987
Volume 4 Nomor 1, Mei 2020, Hal. 50 – 64

menyempit dan menjadi kaku. Dari tabel 1.2 di atas tampak


Peningkatan umur akan menyebabkan bahwa hampir setengahnya responden
beberapa perubahan fisiologis, pada mempunyai nilai rata-rata sistolik
usia lanjut terjadi peningkatan sebesar 123,57 mmHg dan nilai
resistensi perifer dan aktivitas diastolik sebesar 75,00 mmHg. Setelah
simpatik. Pengaturan tekanan darah diberikan intervensi massage
yaitu refleks baroreseptor pada usia effleurage pada hari ketiga menunjukan
lanjut sensitivitasnya sudah berkurang, bahwa nilai rata-rata sistolik dihari ke
sedangkan peran ginjal juga sudah tiga sesudah dilakukan massage
berkurang dimana aliran darah ginjal effleurage pada bagian punggung,
dan laju filtrasi glomerulus menurun. bahu, tangan, leher adalah sebesar
2. Nilai Tekanan Darah Responden 123,57 mmHg dan nilai diastolik
Setelah Dilakukan Massage sebesar 75,00 mmHg.
Effleurage Pada Bagian Hal ini sejalan dengan
Punggung, Tangan, Bahu, Leher penelitian Olney, C. M. (2007) yang
Berikut ini merupakan nilai tekanan menyatakan bahwa tekanan darah
darah responden setelah diberikan secara signifikat mengalami penurunan
intervensi Massage Effleurage Pada setelah dilakukan back massage selama
Bagian Punggung, Tangan, Bahu, 10 minute. Selain itu menurut
Leher: (Callaghan, M. J. 1993). massage
Tabel 1.2 effleurage bertujuan memperlancar
Rata-rata Nilai Tekanan Darah peredaran darah, cairan getah bening
Responden Setelah Dilakukan Massage dan apabila dilakukan dengan tekanan
Effleurage Pada Bagian Punggung,
yang lembut akan memberikan efek
Tangan, Bahu, Leher
penenang. Secara psikologis Massage
Perlakuan Sistolik Diastolik
dapat memanipulasi struktur jaringan
Hari 1 137,86 80,71
lunak yang dapat menenangkan serta
Hari 2 132,86 80,00
mengurangi stress dengan menurunkan
Hari 3 123,57 75,00
kadar hormon kortisol, norephinefrin

58
Jurnal Keperawatan & Kebidanan
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987
Volume 4 Nomor 1, Mei 2020, Hal. 50 – 64

dan dopamine. Terapi massage juga Variabel Mean Mean Penuru Z P


sebelum setelah nan Value
dapat mendilatasi pembuluh darah dan intervensi intervensi Mean
Sistolik 147,14 123,57 23,57 -3.442
aliran darah balik vena kejantung dan
0.001
limpe menjadi adekuat. Pasien Diastolik 90,00 75,00 15,00 -3.373

hipertensi akan terjadi penyempitan


Berdasarkan Tabel 1.3 dapat
pembuluh darah sehingga sirkulasi
diketahui bahwa rata-rata penurunan
darah keseluruh tubuh menjadi tidak
tekanan darah setelah dilakukan
lancar. Diberikannya intervensi
intervensi massage effleurage Pada
massage effleurage pada bagian tubuh
Bagian Punggung, Tangan, Bahu,
atas diharapkan aliran darah menjadi
Leher terhadap tekanan darah pasien
lancar. Massage effleurage membantu
hipertensi di RSUD Kesehatan Kerja
dalam vasodilatasi pembuluh darah dan
adalah sebesar 23.57 mmHg pada
efek tenang sehingga mampu
tekanan sistolik dan tekanan diastolik
menurunkan tekanan darah.
sebesar 15 mmHg dengan nilai Z dari
3. Perbedaan rata-rata Tekanan
tekanan darah sistolik sebesar -3.442
Darah Responden Sebelum dan
dan diastolik -3.373. Nilai p-value
Setelah Dilakukan Massage
yang didapatkan adalah 0.001 (<0.05).
Effleurage Pada Bagian
Berdasarkan hasil tersebut dapat
Punggung, Tangan, Bahu, Leher
dikatakan bahwa Ha diterima dan Ho
Berikut ini merupakan nilai tekanan
ditolak, sehingga massage effleurage
darah responden setelah diberikan
Pada Bagian Punggung, Tangan, Bahu,
intervensi Massage Effleurage Pada
Leher menurunkan tekanan darah
Bagian Punggung, Tangan, Bahu,
penderita hipertensi fase 1.
Leher:
Mekanisme atau efek dari
Tabel 1.3
terapi massage adalah menstimulasi
Perbedaan Rata-rata Nilai Tekanan
hipotalamus untuk mensekresi
Darah Responden Setelah Dilakukan
endorphin dan enkafalin yang dapat
Massage Effleurage Pada Bagian
Punggung, Tangan, Bahu, Leher (n=14) mempengaruhi aktivitas syaraf
parasimpatis dan penurunan hormon
59
Jurnal Keperawatan & Kebidanan
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987
Volume 4 Nomor 1, Mei 2020, Hal. 50 – 64

kortisol, norephinefrin dan dopamine, massage dapat mempengaruhi proses


yang menyebabkan aliran darah vena fisiologis dengan menurunkan denyut
lebih cepat kembali ke jantung dan jantung, menurunkan tekanan darah,
vasodilatasi pembuluh darah. meningkatkan sirkulasi darah dan
Penurunan hormon kortisol, limpe, merelaksasi otot, meningkatkan
norephinefrin dan dopamine akan ROM serta mengurangi nyeri.
dipersepsikan dengan rasa nyaman Hasil penelitian Udani (2016)
sehingga terjadi rileksasi dan tekanan menyatakan bahwa rata-rata penurunan
darah menjadi menurun. Hal tersebut tekanan sistole sebelum dan setelah
selaras dengan Priyonoadi, B. (2008), massase adalah mean=10, dengan
yang mengatakan tujuan dari SD=12,472, sedang rata-rata
manipulasi effleurage adalah untuk penurunan tekanan diastole sebelum
membantu melancarkan peredaran dan setelah massase mean=6,
darah dan cairan getah bening (cairan SD=6.902 sedangkan uji T-
limpha), dan membantu mengalirkan independent didapatkan pada
darah di pembuluh balik (darah nilai sistole p-value=0.032 dan nilai
veneus) agar cepat kembali ke jantung. diastole p-value=0.024. hal ini
Oleh karena itu gerakan effleurage menunjukkan bahwa massase dapat
dilakukan searah aliran pembuluh menurunkan tekanan darah pada
darah balik (vena) ke jantung. penderita hipertensi di UPTD Panti
Hasil temuan dilapangan Tresna Werdha. Hasil ini sesuai
setelah dilakukan massage effleurage dengan penelitian Fitriani, D. (2019)
pada bagian tubuh atas pada hari ketiga menyatakan bahwa ada pengaruh
menunjukan tanda-tanda klinis berupa; setelah diberikan massage
responden mengatakan dapat tidur effleurage terhadap penurunan
nyenyak, merasa tenang, tidak sakit
tekanan darah pada penderita
tengkuk dan tekanan darah menurun.
hipertensi di wilayah Puskesmas
Hal tersebut sesuai dengan yang
Bakti Jaya Setu Tangerang Selatan,
diungkapkan Callaghan, M. J. (1993)
dengan penurunan rata-rata nilai
60
Jurnal Keperawatan & Kebidanan
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987
Volume 4 Nomor 1, Mei 2020, Hal. 50 – 64

tekanan darah sistolik sebelum dan itu perawat dapat menggunakan terapi
setelah intervensi 19,4 mmHg dan massage effleurage pada bagian tubuh

tekanan darah diastolik 9,8 mmHg atas sebagai intervensi keperawatan


bagi penderita hipertensi fase I.
dengan nilai P value = 0,005
Gerakan effleurage diulang beberapa
Pramono, W. H. (2019)
kali di atas wilayah yang sama pada
menyatakan bahwa dalam
tubuh akan mendorong relaksasi.
penelitiannya dengan menggunakan
relaksasi akan membuat kondisi
tehnik one group pretest dan postest
seseorang dalam keadaan rileks atau
didapatkan bahwa penerapan terapi
tenang. Dalam mekanisme
back massage dapat menurukan nyeri
autoregulasi, relaksasi dapat
sendi. Penelitian lainnya didapatkan
menurunkan tekanan darah melalui
bahwa Pemberian Massage Punggung
penurunan denyut jantung dan TPR
berpengaruh Terhadap Tekanan Darah
pada Pasien Hipertensi dengan nilai p
KESIMPULAN DAN SARAN
value sebesar 0,000 (p < 0,05)
Berdasarkan hasil penelitian dan
sehingga rekomendasi hasil penelitian
pembahasan yang telah dikemukakan
ini adalah agar menggunakan terapi
peneliti membuat simpulan bahwa nilai
massage punggung sebagai intervensi
rata-rata tekanan darah pad 14 responden
keperawatan bagi penderita hipertensi
mengalami penurunan setelah diberikan
(Lestari, N. K. Y., Suardana, I. K., &
intervensi massage effleurage pada
Trisnadianti, N. W., 2018).
bagaian punggung, tangan, bahu, tangan,
Berdasarkan hasil penelitian,
leher dengan nilai signifikansi p value
massage effleurage pada bagian tubuh
sebesar 0,001 (α<0,05), hal ini
atas merupakan salah satu terapi
menunjukkan bahwa pemberian massage
komplementer yang aman untuk pasien
effleurage pada bagaian punggung,
hipertensi. Jika dilakukan secara teratur
tangan, bahu, tangan, leher dalam 3 kali
dan disertai dengan perubahan pola
20 menit selama 3 hari dapat
hidup yang sehat, pasien hipertensi
menurunkan tekanan darah pada
akan terhindar dari komplikasi. Untuk
61
Jurnal Keperawatan & Kebidanan
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987
Volume 4 Nomor 1, Mei 2020, Hal. 50 – 64

penderita hipertensi fase 1. dari:


Pemberian massage effleurage https://www.kemkes.go.id/resour
ces/download/profil/PROFIL_K
pada bagaian punggung, tangan, bahu, ES_PROVINSI_2016/12_Jabar_
tangan, leher dilakukan 20 menit selama 2016.pdf
3 hari. massage effleurage pada bagaian Fitriani, D. (2019). Pengaruh Massage
punggung, tangan, bahu, tangan, leher Effleurage Terhadap
Penurunan. Jurnal penelitian dan
dapat dijadikan sebagai alternative dalam pengabdian masyarakat, 2(2), 47-
penanganan hipertensi Penelitian dapat 56. Diakses dari:
http://openjournal.wdh.ac.id/index.p
dikembangkan lebih lanjut dengan hp/edudharma/article/view/25/22
ditambahkan kelompok kontrol dan
Franklin, S. S. (1999). Ageing and
mengidentifikasi waktu yang paling hypertension: the assessment of
efektif yang dibutuhkan untuk blood pressure indices in predicting
coronary heart disease. Journal of
menurunkan tekanan darah hypertension. Supplement: official
journal of the International Society
of Hypertension, 17(5), S29-36.
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, N. K. Y., Suardana, I. K., &
Budisetio, M. (2001). Pencegahan dan Trisnadianti, N. W. (2018). Back
pengobatan hipertensi pada Massage and Noni Fruit (Morinda
penderita usia dewasa. Majalah citrifolia) Reduced Blood Pressure
kedokteran Trisakti, 20(2), 101-102. in People with Hypertension. Jurnal
Diakses dari: Ners dan Kebidanan
https://univmed.org/wp- Indonesia, 5(3), 117-223. Diakses
content/uploads/2011/02/Vol.20_no dari:
.2_6.pdf http://www.ejournal.almaata.ac.id/i
ndex.php/JNKI/article/view/549/pdf
Callaghan, M. J. (1993). The role of
massage in the management of Kaplan NM. Clinical hypertension. 8th
the athlete: a review. British ed. Lippincott: Williams & Wilkins;
Journal of Sports 2002.
Medicine, 27(1), 28-33. Diakses
dari: Korneliani, K., & Meida, D. (2012).
https://bjsm.bmj.com/content/bjs Obesitas dan stress dengan kejadian
ports/27/1/28.full.pdf hipertensi. KEMAS: Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 7(2), 117-
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat 121. Diakses dari:
(2016), Profil Kesehatan, diakses https://journal.unnes.ac.id/nju/index
.php/kemas/article/view/2806/2862
62
Jurnal Keperawatan & Kebidanan
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987
Volume 4 Nomor 1, Mei 2020, Hal. 50 – 64

Majalah Kedokteran Indonesia,


Marliani, L. (2013). 100 question & 59(12), 580-587, diakses dari:
answers hipertensi. Elex Media https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.n
Komputindo. et/41894927/700-760-1-
PB.pdf?1454436496=&response-
Muhadi. (2016). JNC 8: Evidence- content-
based Guideline Penanganan Pasien disposition=inline%3B+filename%
Hipertensi Dewasa. Diakses dari 3DPrevalensi_Hipertensi_dan_Dete
http://www.cdkjournal.com/index.p rminannya.pdf&Expires=15930279
hp/CDK/article/download/11/9 30&Signature=RbC08tmtuKTyGR
HdHSS37-
Noerhadi, M. (2008). Hipertensi Dan Lwxc5ORjpvYYM~c~h~Bq7sQ6U
Pengaruhnya Terhadap Organ- T6z6vNmoN6XL7XqqWTCVPgpo
Organ Tubuh. Medikora, (2), cb0e-
diakses dari: 6SSdn0LUzPHFcNsPmt8BLkuX6z
https://journal.uny.ac.id/index.php/ bQperwd0X8RNwITK8i-
medikora/article/view/4813/4167 7NYcF0XrWPez1wfHo-8Gt6kRp-
AIhTYLxBjL2lbR44yBlr7aW4Xb~
Olney, C. M. (2007). Back massage: NF1Fg4wV~wKMNDqqw-
Long term effects and dosage 9EPE730gh83lsCYaRly1YjT7G401
determination for persons with pre- v26z0CdxRixFJLAp6EIaKrQFpYT
hypertension and hypertension. I-
Diakses dari: T2TQxVnsGsS2fFKYbGBUUDch
https://scholarcommons.usf.edu/cgi/ KeVR3CPJh0u4Xb~mJYJ3YRIxZ
viewcontent.cgi?article=3306&cont OIZkKJvOQnRqt900j5HeJVMJC0
ext=etd nJDRyLpG7BGLh0r3Gg__&Key-
Pair-
Pramono, W. H. (2019). Penerapan Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
Terapi Back Massage Terhadap
Intensitas Nyeri Rematik Pada Sugiyono, (2015), Metode Penelitian
Lansia. JKEP, 4(2), 137-145. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Diakses dari: Bandung: Alfabeta.
http://www.ejurnal.poltekkesjakarta
3.ac.id/index.php/JKep/article/view/ Udani, G. (2016). Pengaruh Massase
263/183 pada Penderita Hipertensi di UPTD
Panti Tresna Werdha Lampung
Priyonoadi, B. 2011. Sport Massage. Selatan. Jurnal Kesehatan, 7(3),
Yogyakarta: Fakultas Ilmu 503-507. diakses dari:
Keolahragaan Universitas https://ejurnal.poltekkes-
Negeri Yogyakarta. tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/
236
Rahajeng, E., & Tuminah, S. (2009).
Prevalensi hipertensi dan WHO, (2019), Hypertension, diakses
determinannya di Indonesia. dari: https://www.who.int/news-
63
Jurnal Keperawatan & Kebidanan
P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2615-1987
Volume 4 Nomor 1, Mei 2020, Hal. 50 – 64

room/fact- Widyatuti, W. (2008). Terapi


sheets/detail/hypertension komplementer dalam
keperawatan. Jurnal Keperawatan
World Health Organization, & Indonesia, 12(1), 53-57. diakses
International Society of dari
Hypertension Writing Group. :http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/artic
(2007). Prevention of le/view/200/311
cardiovascular disease: Guidelines
for assessment and management of Yulanda, G., & Lisiswanti, R. (2017).
total cardiovascular risk. WHO, Penatalaksanaan Hipertensi Primer.
Geneva, diakses dari : Jurnal Majority, 6(1), 28-33.
https://www.who.int/cardiovascular Diakses dari:
_diseases/guidelines/Full%20text.p http://juke.kedokteran.unila.ac.id/in
df dex.php/majority/article/view/1526/
1484

64

Anda mungkin juga menyukai