Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah SEJARAH HUKUM

“SUMBER-SUMBER HUKUM
PADA AKHIR ABAD PERTENGAHAN”

Program Studi : Magister Hukum

UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL

SURYADARMA

2023

Koernia Cevia Christine


NIM : 222185010

1
SUMBER-SUMBER HUKUM
PADA AKHIR ABAD PERTENGAHAN
I. Ikhtisar Umum Sejarah
A. Zaman Akhir Abad-abad Pertengahan (Abad-Abad XIII-XV)
Masyarakat Eropa Barat mengalami perubahan-perubahan mendasar di dalam
abad XIII. Secara berangsur-angsur muncul ke permukaan suatu organisasi
pemerintahan negara yang kemudian berada di atas hierarki feodal. Sebagai
pengganti ekonomi tertutup tampil suatu ekonomi tukar menukar sebagai dampak
perkembangan kota-kota.

1. Organisasi Politik

Sejak Traktat Verdun Tahun 843, sungai Schelde menjadi batas bagian utara
antara Perancis dan Negara Romawi Suci. Di setiap wilyah bangsawan tuan-
tuan tanah kekuasaan berada di tangan hertog, graaf, uskup, pangeran.
Mereka memerintah dengn bantuan “Curia” yang didalamnya duduk tuan-tuan
tanah yang penting, tetapi secara berangsur-angsur sejak abad XIII, mereka
juga dibantu konsul-konsul yang bukan tuan-tuan tanah. Akibatnya, kaum
bangsawan, alim ulama, dan penduduk kota-kota merupakan ketiga kelas
dalam masyarakat yang menikmati hak-hak istimewa di abad-abad
pertengahan, bahkan mereka pulalah sementara ini adalah golongan-
golongan yang pergaulan hidup pada abad-abad XIV dan XV secara teratur
dikonsultasi dan dimintakan bantuan keuangan dan politik.

2. Sumber-sumber Hukum

Undang-undang sedikit demi sedikit kembali menjadi sumber hukum, bahkan


bukan Sang Raja saja yang membentuk Undang-undang melainkan juga para
tuan-tuan tanah maupun pemerintah kota-kota. Kegiatan perundang-undangan
masih terbatas ruang lingkupnya. Di dalam bidang hukum perdata, kebiasaan
masih tetap merupakan sumber hukum yang terpenting. Hukum Kanonik
mencapai titik kulminasi otoritasnya pada abad-abad XVII dan XVIII.

Abad XIII merupakan suatu momentum penting dalam sejarah negara dan
hukum. pada abad ini tampil ke permukaan pengertian-pengertian Negara dan
Kedaulatan yang menggantikan tatanan feodal dan pandangan Romawi
mengenai Res Publica. Selain itu muncul pula formulasi suatu hukum oobjektif
di samping sejumlah besar hak-hak antara subjektif atau privilige-privilege
(voorrechten). Maka sejak abad XII dan terutama sejak abad XIII secara
berangsur-angsur aturan-aturan hukum ditetapkan dan dirasakan sebagai

2
norma-norma, yang berlaku sama dan setara untuk seluruh penduduk sebuah
wilayah atau bagi semua anggota suatu kelompok masyarakat.

B. Zaman-zaman Modern (abad-abad XVI dan XVIII)

Ciri khas hukum zaman modern telah ada pada abad XIV bahkan telah tampil
ke permukaan pada abad XIII.

1. Organisasi Politik

Perancis telah berkembang menjadi suatu monarkhi yang relatif kuat dan
yang secara sedikit demi sedikit berhasil sepenuhnya mempersatukan
wilayah ke dalam kekuasaannya secara langsung.

2. Perkembangan Hukum

Pendokumentasian hukum mencapai titik kulminasinya dalam gerakan


kodifikasi, yang mulai tampil dalam abad XVIII, terutama di Italia dan
Jerman, sebagai akibat hukum alam, Vernunftrecht dan Despotisme Cerah
(terbatas)

3. Sumber-sumber Hukum

a. Undang-undang

Lambat laun undang-undang menjadi sumber hukum yang terpenting.


Dengan demikian kebanyakan undang-undang hanya menyangkut
hukum tata negara dan hukum tata usaha negara.

b. Kebiasaan

Untuk hukum perdata nampaknya kebiasaan tetap merupakan sumber


hukum yang terpeting. Pada akhir abad XVIII lenyaplah seluruh hukum
kebiasaan Abad Pertengahan, akan tetapi pada hakekatnya sebagian
besar hal ini telah dicakup oleh perundang-undangan.

c. Hukum Romawi

Proses romanisasi hukum di benua Eropa terus berlangsung di dalam


zaman-zaman Modern tersebut. Oleh karena di zaman Modern
semakin banyak hakim-hakim yang mendapatkan pendidikan yuridis di
universitas-universitas atau pendidikan tinggi, maka di dalam praktek
sehari-hari mereka lebih banyak lagi menerapkan asas-asas yang
diturunkan dari hukum Romawi.

d. Hukum Kanonik

3
Hukum Kanonik ini pada abad XVI berakhir peranannya sebagai
sumber hukum bagi kaum awam, hal ini sebagai akibat Reformasi
Gereja maka sebagian besar Eropa Barat telah melepaskan diri dari
Roma.

e. Ajaran Hukum

Ajaran hukum menduduki tempat penting di dalam perkembangan


hukum sejak abad XVI.

f. Peradilan

Peradilan ini disebarluaskan melalui kumpulan-kumpulan putusan-


putusan dan Arestarest. Di Perancis “Arrets de Reglement” Parlemen-
parlemen mempunyai kekuatan mengikat, seolah-olah mereka adalah
Undang-Undang.

II. KEBIASAAN
A. Ketentuan-ketentuan dan Karakteristik-karakteristik

Oleh seorang ahli hukum Vlanderen dari abad XVI, Filips Wielant, kebiasaan
sebagai sumber hukum didefinisikan sebagai berikut:

“Kebiasaan adalah hukum tak tertulis yang terdiri dari ketentuan-ketentuan


sehari-hari (Usance) dan perbuatan-perbuatan yang terus menerus dilakukan
oleh orang-orang dalam kehidupan dan pergaulan hidup serta diwujudkan
secara nyata tanpa paksaan masyarakat atau bangsa, selama kebiasaan ini
diikuti secara berkesinambungan.”

Ada beberapa karakteristik-karakteristik kebiasaan:

1. Hukum Tak Tertulis

Di dalam tatanan-tatanan hukum Eropa masa kini, maka kebiasaan


tersebut adalah hukum tak tertulis.

2. Kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk oleh Kelaziman dan Tindakan-


tindakan

Semua kebiasaan-kebiasaan adalah kelaziman, namun tidak semua


kelaziman adalah kebiasaan-kebiasaan. Suatu kelaziman terjadi karena
perbuatan-perbuatan dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang
sama di sebuah lingkungan tertentu.

3. Dijadikan Kelaziman di Muka Umum

4
Perbuatan-perbuatan tersembunyi sekali pun hal-hal tersebut diulang-
ulang, tidak bisa digolongkan kebiasaan.

4. Tanpa Bantahan Mayoritas Besar kelompok Sosial Politik.

Kebanyakan ketentuan Romawi Kuno dan abad-abad pertengahan tentang


kebiasaan betapapun juga mempersyaratkan konsensus secara diam-
diam, penduduk sebagai komponen wajib.

5. Waktu yang Diperlukan untuk Dinyatakan Kadaluarsa (Preskribasi)

Dengan mengacu kepada kadaluarsa Wiellant mengartikan bahwa


kebiasaan tersebut harus pernah diterapkan selama suatu periode tertentu
yang cukup lama agar tidak bisa diragukan lagi eksistensi kebiasaan
tersebut.

6. Kebiasaan Harus Rasional

Dari sudut pandang Filosofis di sini kita berhadapan dengan suatu


pengerian hukum alam; suatu kebiasaan adalah rasional bilamana ia cocok
dan sesuai dengan sikap dan perilaku alami anggota-anggota masyarakat.

7. Untung-rugi Kebiasaan

Keuntungan-keuntungan perlu digarisbawahi :

~kebiasaan terjadi secara spontan; ~ kebiasaan berevolusi secara


langgeng; ~ kebiasaan berevolusi sangat lambat; ~ kebiasaan adalah
konservatif sifatnya.

Kerugia-kerugian kebiasaan adalah:

~kebiasaan adalah sesuatu yang tidak tetap satu dan yang lain; ~
kebiasaan tidak mempunyai kepastian oleh karena ia tidak dituangkan
secara tertulis; ~kebiasaan mengikuti perubahan-perubahan zaman; ~
kebiasaan berbeda dari satu daerah dengan daerah yang lain.

B. Berbagai “Gaya” Kebiasaan-kebiasaan.

1. Wilayah-wilaayah Hukum Kebiasaan.

Di Eropa Barat dan tengah jumlah mereka diperkirakan sekitar 2 sampai


3000 buah. Di Perancis pada abad-abad XV dan XVI dijumpai paling
sedikit 600 wilayah hukum kebiasaan yang berbeda satu dengan yang lain.

2. Pembuktian Kebiasaan

Aturan-aturan hukum kebiasaan yang tidak diketahui, dikenal dengan


Costumen Privat atau partikelir) adalah aturan-aturan hukum-hukum
5
kebiasaan yang oleh hakim dinyatakan tidak dikenalnya. Barangsiapa
menyatakan bahwa aturan hukum tersebut ada, ia harus membuktikannya.

a. Pemeriksaan “Turba”

“inquisitio per turbam” adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk


membuktikan sebuah aturan hukum kebiasaan tertentu, atas
permohonan salah satu pihak atau secara ex officio dilakukan oleh
hakim, melalui dengar pendapat dengan sejumlah besar orang-orang
tersebut “Turba, yang diperkirakan mempunyai kekhususan dalam
menguasai hukum kebiasaan.

b. Daerah Kebijaksanaan-kebijaksanaan

Kebijaksanaan-kebijaksanaan adalah pemberlakuan-pemberlakuan


secara periodik aturan-aturan hukum kebiasaan yang mengatur
hubungan-hubungan antara tuan tanah dan penduduk wilayah tuan
tanah ini.

Daerah-daerah kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut terutama


tercerai-berai di Jerman, Austria, Perancis bagian Timur, Belanda serat
Belgia.

3. Ajaran-ajaran (Mengkonsultasi Atasan) atau “Hoogvaart”

Hoogvaart tersebar secara umum di Belanda, jerman, dan Perancis Utara.


Sesungguhnya hal ini tidak menyangkut sebuah alat bukti kebiasaan, akan
tetapi lebih merupakan konsultasi yang dimintakan kepada pengadilan oleh
orang lain untuk mengetahui aturan hukum mana yang harus diterapkan di
dalam suatu perkara tertentu.

a. Surat-surat Privilese Kota dan Propinsi

Sejak abad-abad XI dan XII kota-kota mulai menerima privilese-


privilese dari tuan tanah mereka, baik dalam bidang sosial-ekonomi dan
yuridis.

b. Buku-buku Hukum

Buku-buku hukum privat di Perancis pada umumnya disebut


“Coutumiers”, sedangkan di Jerman “Rechtsbuchen”.

4. Pencatatan Resmi Hukum-hukum Kebiasaan

Pencatatan resmi customen telah mengubah secara mendasar sifat dan


ciri-ciri khas hukum kebiasaan: 1) Ketidakpastian kebiasaan menghilang; 2)
kebiasaan ini telah ditetapkan secara tertulis; 3) Costumen yang didekreter
memiliki ciri khas terpenting sebuah undang-undang: Kepastian,
6
Ketetapan,Kekekalan; 4) Beberapa customen yang telah disusun tersebut
telah menjadi kitab-kitab undang-undang dalam arti yang sebenarnya atau
yang dikenal dengan kodifikasi-kodifikasi; 5) pencatatan ini membantu
penyatuan hukum kebiasaan; 6) pengaruh hukum yang dipelajari atas
pencatatan hukum kebiasaan tidak dapat dibantah lagi; 7) kebiasaan-
kebiasaan yang dicatat tersebut menyebabkan tampilnya sebuah ajaran
hukum yang bersifat hukum kebiasaan.

III. UNDANG-UNDANG

A. Evolusi Umum

Peranan yang besar perundang-undangan pada hakekatnya dimainkan oleh


evolusi umum hukum tersebut di dalam masyarakat yang semakin
individualistis.

Titik akhir evolusi adalah gerakan kodifikasi yang pada abad XVIII di bawah
pengaruh hukum alam dan pencerahan makin hari makin berpengaruh. Dan
gerakan ini memperoleh kemenangan dengan pecahnya Revolusi Perancis
serta mencapai titik puncaknya pada kodifikasi-kodifikasi Napoleon. (Awal
abad XIX)

B. Perundang-undangan pada Akhir Abad-abad Pertengahan

1. Ordonansi-ordonansi Raja-raja Perancis

Di dalam abad-abad pertengahan ordonansi-ordonansi kerajaan ini lebih


mengarah ke hukum publik dan kurang sekali memperhatikan hukum
privat. Tujuannya adalah guna menjaga dan mempertahankan ketertiban
umum di dalam negara dan memelihara suatu pemerintahan yang baik.

2. Peraturan-peraturan Tuan Tanah

Di wilayah-wilayah Belgia dan Belanda banyak dijumpai peraturan-


peraturan tuan tanah. Salah satu yang paling terkenal adalah “Blojde
Inkomst”.

3. Peraturan-peraturan yang Dikeluarkan oleh Kota-kota

Pengurus kota dan terutama penyusunan tatanan kehidupan ekonomi dan


sosial membutuhkan sebuah penguasa yang bertanggung jawab atas
adanya ketertiban melalui tindakan-tindakan yang efektif dengan hasil yang
dirasakan langsung. Oleh karena itu kota-kota ini harus mengeluarkan
peraturan-peraturan.

C. Perundang-undangan pada Zaman-zaman Modern

7
1. Perancis

Di Perancis raja dan hanya rajalah yang membuat undang-undang. Sampai


saat ini, sebagai akibat Revolusi Perancis pada tahun 1789, kedaulatan
demikian juga membuat undang-undang juga beralih dari raja kepada
rakyat, namun masih saja raja-raja Perancis ini berhasil mengeluarkan
sejumlah ordonansi.

a. Abad XVI

Ordonansi-ordonansi pada umumnya adalah apa yang dikenal dengan


“ordonances de reformationa’, yang terutama memperjuangan
reformasi pemerintah dan peradilan.

b. Ordonansi-ordonansi Colbert (1667-1685)

c. Ordonansiordonansi Konselir Daguesseau

2. Inggris

Evolusi undang-undang sebagai sumber hukum di Inggris agak berbeda


dari apa yang dialami Perancis. Undang-undang Inggris terutama dibuat
atas permintaan parlemen. Akan tetapi masih diperkenankan secara motu
proprio membuat ordonnances untuk materi-materi tertentu.

3. Gerakan Kodifikasi

Hukum alam dan jalan pikiran era pencerahan, memberikan ruang dan
peluang bagi suatu gerakan kodifikasi, yang terutama diarahkan kepada
usaha untuk menertibkan banyak sumberu-sumber hukum yang ada pada
era Ancien Regime dan dengan jalan ini mengembangkan dan
meningkatkan kepastian hukum, dan dasar kebebasan-kebebasan perdata.

Perundang-undangan kodifikasi sejak abad XIX tetap merupakan sumber


hukum terpenting di benua Eropa dan di banyak wilayah, yang membiarkan
diri diilhami dan dipengaruhi oleh Burgerliche Gesetbuch Jerman dan
terutama oleh Code napoleon.

IV. Hukum Kanonik

A. Hal-Ikhwal yang Umum

Hukum kanonik adalah hukum anggota-anggita persekutuan kaum Kristiani,


leebih khusus laagi gereja Katolik-Roma. Istilah ‘kanonik’ ini berasal dari kata
yunani yang berarti kanon, regula, atau aturan. Pentingnya hukum kanonik di
abad-abad pertengahan merupakan hasil beberapa faktor: a. Karakter
oikumune atau universal gereja; b. Hukum kanonik adalah sebuah hukum

8
Agama; c. Beberapa daerah betapapun juga masih saja berada di bawah
kekuasaan kaum ulama gereja yang menjalankan kekuasaan kejiwaaan
maupun kenegaraan; d. Beberapa materi dari hukum perdata malahan
semata-mata dijalankan oleh hukum Kanonik; e. Selama bagian terbesar abad
pertengahan hukum Kanonik ini merupakan satu-satunya hukum tertulis; f.
Hukum Kanonik masih tetap merupakan hukum yang hidup.

B. Kewenangan Pengadilan-pengadilan Gereja

1. Yurisdiksi Gereja Sebelum tahun 313

Kekuasaan hukum gerejapada awalnya bertindak terutaa dalam bidang


hukum tata tertib. Kekuasaan hukum gereja mempunyai sumber ganda,
pada satu sisi hukum tata terib dan pada sisi lain hukum perwasitan
(hukum arbitrase).

2. Yurisdiksi Gereja setelah tahun 313

Setelah tahun 313 yurisdiksi uskup telah memperluas diri dengan ccepat;
kewenangan inter volantes, kewenangan a clavibus, privilegium fori,
kewenangan sehubungan dengan hak asil.

3. Titik Kulminasi Kekuasaan Gereja pada Bagian Akhir Abad-abad


Pertengahan

Titik-kulminasi kekuasaan gereja dan oleh sebab itu pengaruh hukum


Kanonik dicapai antara abad X dan abad XIV.

4. Kemunduran Kekuasaan Hukum Gereja

Sejak abad XVI gereja kehilangan sebagian besar kekuasaan hukumnya,


pengaruhnya secara berangsur-angsur dibatasi hanya sampai hal ikhwal
yang berkaitan dengan urusan-urusan keagamaan murni. Sebab-sebab
kemunduran tersebut terletak di dalam melemahnya posisi gereja pada
satu sisi dan sebagai akibat tumbuh kembangnya negara-negara kaum
awam.

C. Sumber-sumber Hukum Kanonik

Hukum Romawi dapat pula dipandang sebagai sumber pelengkap hukum


Kanonik.

1. Ius Divinum

Ajaran Patristis, yakni ajaran para bapak gereja, sedangkan kaum patres
adalah suatu penafsiran Kitab Suci yang diterima dan diakui. Melalui Ius
Divinum ini maka hukum Timur dan hukum Yunani telah sangat
mempengaruhi hukum Kanonik ini.
9
2. Perundang-undangan Kanonik

Hal ini terdiri dari keputusan-keputusan para penguasa gereja, yang


merupakan sumber hidup hukum Kanonik.

3. Kebiasaan

Kebiasaan tidak memainkan peranan penting dalam pembentukan dan


evolusi hukum Kanonik, satu dan lain karena banyaknya aturan-aturan
hukum tertulis.

4. Serapan-serapan Hukum Romawi

Oleh karena gereja pada awal berkembangnya di Negara Romawi, maka ia


telah menyerap banyak aturan-aturan hukum dari hukum Romawi.

D. Kodifikasi-kodifikasi Hukum Kanonik

Sejak abad III telah disusun banyak sekali himpunan naskah-naskah hukum
Kanonik. Dalam abad-abad XI dan XII, berkat reformasi-reformasi yang
diadakan oleh Paus Gregorius IX telah dicapai unifikasi hukum Kanonik
melalui pelebaran koleksi-koleksi naskah-naskah antik, Italia, Spanyol dan
Perancis bersama-sama dengan dekretal-dekretal kepausan. Setelah itu
hanya dijumpai satu hukum Kanonik, yang disebut dengan Hukum Kanonik
Klasik. Hukum klasik antara lain ditemukan di dalam: 1). Dekrit Gratiani; 2)
Dekretal-dekretal Greogorius IX (1234); 3) Corpus Iuris Canonici; 4) Codex
Iuris Canonici; 5) Corpus Iuris Canonici yang Baru.

E. Ajaran Hukum Kanonik

Kaum Kanonis ini terbagi dalam golongan dekretis, yang terutama menulis
Glossen (catatan-catatan0 dan summae (hal-hal yang luhur) berbasiskan
Decretum Gratiani, dan golongan dekretalis yang terutama mendalami
dekretal-dekretal Gregorius IX.

V. AJARAN HUKUM

A. Hukum Romawi

1. Ikhtisar Umum

Selama bagian awal abad-abad pertengahan nampaknya pendidikan dan


pengajaran ilmu hukum nyaris tidak dikenal di Eropa Barat. Pengaruh
hukum Romawi secara berangsur-angsur berkurang, untuk akhirnya hilang
sama sekali selama abad X dan XI.

2. Sebab-sebab Bangkitnya Kembali hukum Romawi pada Abad XII

10
Di Eropa Kontinental tidak terselenggara suatu unifikasi hukum yang
sebenarnya.

3. Dari yang Irasional ke Arah yang Rasional

Dari sebuah tatanan hukum feodal di bagian utara dan bagian Timur
Eropa, dari hukum arkhais (kuno) kita tiba pada sebuah tatanan hukum
yang berkembang dan maju bahkan yang rasional, patut, individualistis dan
liberal.

4. Studi dan Pengajaran Hukum Romawi Sejak Abad XII

a. Mazhab Glosator Bologna (abad XII dan XIII)

Tokoh-tokoh Mazhab Glosator Bologna Irnerius tahun 1112-1125; kaum


Quattuor Doctores; Az.

b. Mazhab Orleans

Naskah-naskah hukum Romawi telah dikeluarkan dari konteksnya dan


dipergunakan tanpa memperhitungkan struktur yuridis, politik, dan
sosial negara Romawi.

c. Mazhab humanistis atau Historis

Sebuah Renaisans kedua hukum Romawi terjadi di bawah pengaruh


humanisme.

5. Abad-abad XVII, XVIII dan XIX di Belanda Utara dan Jerman

Di dalam abad XVII di Perancis studi hukum Romawi di bagian Belanda


Selatan mengalami kemunduran. Belanda Utara menjadi pusat studi-studi
romanistis, antara lain universitas-universitas Franeker, Groningen dan
leiden yang baru didirikan.

6. Romanisasi Tatatan-tatanan Hukum Eropa

a. Negara Roma Suci (Heilig Roomsw Rijk) Bangsa Jerman.

Romanisasi hukum di wilayah-wilayah Jerman terus berlangsung


sampai dengan bagian akhir abad XIX; dan Usus modernus, serta
kemudian Pandekten wissenschaft sebuah ilmu pengetahuan dogmatis
hukum mendominasi ilmu pengetahuan hukum Jerman.

b. Perancis

Meskipun dijumpai perlawanan perundang-undangan terhadap resepsi


hukum Romawi, maka betapapun juga tatanan hukum ini sementara

11
telah sangat mempengaruhi hukum Perancis saat ini, terutama
terhadap kitab undang-undang Hukum Perdata tahun 1804.

c. Propinsi Belanda

Di propinsi Holland sebaliknya tidak ada kebiasaan-kebiasaan yang


dihomologasi, yang sedikit banyak klarifikasi mengapa di sana pada
abad XVII hukum Romawi lebih mudah mendesak hukum pribumi ini.

d. Inggris

Di Inggris tidak terjadi resepsi hukum Romawi. Perkembangan common


law, yang tampil ke permukaan melalui peradilan pengadilan-
pengadilan kerajaan sejak abad XIII telah sangat membatasi hukum
Romawi.

e. Skandinavia, Eropa Tengah dan Timur

Di dalam periode sosialistis, maka Republik Demokrasi Jerman (1949-


1990), Cekoslowakia, Rumania dan Uni Sovyet telah banyak
menyimpang dari tradisi hukum Romawi, sedangkan polandia,
Hongaria, Bulgaria paling setia terhadapnya, diharapkan bahwa dengan
kembalinya ke rezim-rezim demokratis dan perubahan-perubahan
struktur dari sistem ekonomi yang dikendalikan secara sentral ke
tatanan ekonomi pasar bebas, maka tradisi-tradisi tersebut akan
kembali menjadi perhatian publik.

B. Hukum Pribumi (Inheems Recht)

Sejak abad XVII hukum pribumi ini telah pula dimasukkan ke dalam kurikulum.

VI. ORGANISASI KEHAKIMAN DAN PERADILAN

1. Organisasi Kehakiman

a. Institusi Pengadilan Gereja

Pada abad-abad pertengahan nampaknya pengadilan-pengadilan gereja


mempunyai wewenang yang luas.

b. Susunan dan Organisasi Kehakiman pada Periode Feodal

Susunan dan organisasi pengadilan-pengadilan dari zaman sebelum ini


terutama dalam mallum di setiap pagus atau bagiannya nampaknya tidak
lagi ada yang tersisa pada periode feodal ini.

c. Pengadilan-pengadilan Kota

12
Pengadilan-pengadilan kota adalah institusi peradilan yang paling tersebar
luas di daerah-daerah belgia sejak abad XIII.

d. Pengadilan-pengadilan Kerajaan

Perkembangan pengadilan-pengadilan kerajaan secara fungsional berada


di bawah kekuasaan pemerintah pusat.

e. Dari Hakim-hakim Rakyat Menuju Hakim-hakim Profesional

Sejak abadXIV sampai XVIII, jabatan hakim diselenggarakan oleh hakim-


hakim profesional, yakni yuris-yuris atau legis-legis, yang pada umumnya
adalah lulusan universitas.

f. Jabatan Advokat

Sejak abad XIII telah dijumpai advokat-advokat. Jabatan advokat diberikan


pula perhimpunan di mana para advokat ini berorganisasi. Kemudian sejak
abad XVI untuk jabatan advokat disyaratkan suatu latar-belakang
pendidikan universitas. Selain itu mereka pula memegang monopoli untuk
berproses di sidang pengadilan.

g. Notariat

Notariat lahir di Italia. Di daerah-daerah lain, Eropa Barat seperti misalnya


di negeri Belanda notariat berkembang agak lambat.

2. Peradilan

Peradilan telah banyak membantu dalam pembentukan hukum modern,


pertama-tama mengenai kekuasaan pengadilan-pengadilan memberikan
makna kepada preseden-preseden; dan kedua, karena pengaruh putusan-
putusan pengadilan rendah dan arrest-arrest pengadilan yang lebih tinggi
terhadap yang disebut pertama, satu sama lain pada penyusunan hukum-
hukum kebiasaan dan pada ajaran hukum.

a. Peranan Preseden-preseden

Di dalam Common Law inggris otoritas preseden-preseden ini adalah


sangat besar.

b. Arrest de Reglement

Di Perancis parlemen-parlemen dan pengadilan-pengadilan tinggi yang


berwibawa telah banyak membuat putusan-putusan yang dikenal dengan
arrest de reglement. Isi dari beberapa arrest de reglement masih saja
ditemukan di dalam hukum perdata saat ini.

13
c. Putusan Tingkat Banding

Otoritas arrest-arrest pengadilan tinggi terhadap pengadilan-pengadilan


yang lebih rendah, terutama adalah akibat putusan yang diambil dalam
tingkat banding.

d. Peradilan Terhadap Sumber-sumber Hukum Lain

Reformasi hukum-hukum kebiasaan Perancis, dalam periode kedua abad


XVI, sebagian besar telah terselenggara berdasarkan peradilan Parlemen
Paris.

3. Pemberian Alasan-alasan bagi Vonis-vonis dan Arrest-arrest

Pada umumnya di bawah Ancien Regime biasanya vonis-vonis dan arrest-


arrest tidak ada apa yang disebut “la motivation des decision de justice”. Pada
tahun 1789 pemberian alasan-alasan melalui apa yang disebut Cahiers de
doleances dinyatakan wajib.

14

Anda mungkin juga menyukai