Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH SEJARAH HUKUM

RESUME BAB VIII


Sumber-sumber Hukum pada Akhir Abad Pertengahan
Sumber : Buku Sejarah Hukum Suatu Pengantar
Prof. DR. Emeritus Jhon Gillisen
Prof. DR. Emeritus Frits Gorle

Oleh :
Nama : DIAH RATNA KARINA
NIM : 231185035
Kelas :F
Mata Kuliah : Sejarah Hukum
Dosen : Dr. Nurlely Darwis, SH, M.SI

PROGRAM MEGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS DIRGANTARA


MARSEKAL SURYADARMA JAKARTA 2023
BAB VIII

Sumber-sumber Hukum pada Akhir Abad Pertengahan dan Zaman Modern


Abad XIII-XVIII

I. IKHTISAR UMUM SEJARAH


A. Zaman Akhir Abad-abad Pertengahan (Abad-Abad XIII-XV)
Masyarakat Eropa Barat mengalami perubahan-perubahan mendasar di
dalamabad XIII. Secara berangsur-angsur muncul ke permukaan suatu
organisasipemerintahan negara yang kemudian berada di atas hierarki
feodal. Sebagai pengganti ekonomi tertutup tampil suatu ekonomi tukar
menukar sebagai dampak perkembangan kota-kota.
1. Organisasi Politik
Sejak Traktat Verdun Tahun 843, sungai Schelde menjadi batas bagian
utaraantara Perancis dan Negara Romawi Suci. Di setiap wilyah
bangsawan tuan-tuan tanah kekuasaan berada di tangan hertog, graaf,
uskup, pangeran.Mereka memerintah dengn bantuan “Curia” yang
didalamnya duduk tuan-tuantanah yang penting, tetapi secara
berangsur-angsur sejak abad XIII, mereka juga dibantu konsul-konsul
yang bukan tuan-tuan tanah. Akibatnya, kaum bangsawan, alim ulama,
dan penduduk kota-kota merupakan ketiga kelas dalam masyarakat
yang menikmati hak-hak istimewa di abad-abad pertengahan, bahkan
mereka pulalah sementara ini adalah golongan-golongan yang pergaulan
hidup pada abad-abad XIV dan XV secara teratur dikonsultasi dan
dimintakan bantuan keuangan dan politik.
2. Sumber-sumber Hukum
Undang-undang sedikit demi sedikit kembali menjadi sumber hukum,
bahkanbukan Sang Raja saja yang membentuk Undang-undang
melainkan juga paratuan-tuan tanah maupun pemerintah kota-kota.
Kegiatan perundang-undangan masih terbatas ruang lingkupnya. Di
dalam bidang hukum perdata, kebiasaan masih tetap merupakan sumber
hukum yang terpenting. Hukum Kanonikmencapai titik kulminasi
otoritasnya pada abad-abad XVII dan XVIII. Abad XIII merupakan suatu
momentum penting dalam sejarah negara danhukum. pada abad ini
tampil ke permukaan pengertian-pengertian Negara dan Kedaulatan
yang menggantikan tatanan feodal dan pandangan Romawi mengenai
Res Publica. Selain itu muncul pula formulasi suatu hukum objektif di
samping sejumlah besar hak-hak antara subjektif atau privilige-
privilege(voorrechten). Maka sejak abad XII dan terutama sejak abad XIII
secara berangsur-angsur aturan-aturan hukum ditetapkan dan dirasakan
sebagai norma-norma, yang berlaku sama dan secara untuk seluruh
penduduk sebuah wilayah atau bagi semua anggota suatu kelompok
Masyarakat.
B. Zaman-zaman Modern (abad-abad XVI dan XVIII)
Ciri khas hukum zaman modern telah ada pada abad XIV bahkan telah
tampil ke permukaan pada abad XIII.
1.Organisasi Politik
Perancis telah berkembang menjadi suatu monarkhi yang relatif kuat dan
yang secara sedikit demi sedikit berhasil sepenuhnya mempersatukan
wilayah ke dalam kekuasaannya secara langsung.
2.Perkembangan Hukum
Pendokumentasian hukum mencapai titik kulminasinya dalam Gerakan
kodifikasi, yang mulai tampil dalam abad XVIII, terutama di Italia dan
Jerman, sebagai akibat hukum alam, Vernunftrecht dan Despotisme
Cerah(terbatas)
3.Sumber-sumber Hukum
a.Undang-undang
Lambat laun undang-undang menjadi sumber hukum yang terpenting.
bahkan bukan sang raja saja yang membentuk Undang-undang,
melainkan tuan tanah maupun pemerintah kota-kota. Dengan demikian
kebanyakan undang-undang hanya menyangkut hukum tata negara dan
hukum tata usaha negara.
b.Kebiasaan
Untuk hukum perdata nampaknya kebiasaan tetap merupakan sumber
hukum yang terpeting. Pada akhir abad XVIII lenyaplah seluruh hukum
kebiasaan Abad Pertengahan, akan tetapi pada hakekatnya Sebagian
besar hal ini telah dicakup oleh perundang-undangan.
c.Hukum Romawi
Proses romanisasi hukum di benua Eropa terus berlangsung di dalam
zaman-zaman Modern tersebut. Oleh karena di zaman Modern semakin
banyak hakim-hakim yang mendapatkan pendidikan yuridis diuniversitas-
universitas atau pendidikan tinggi, maka di dalam praktek sehari-hari
mereka lebih banyak lagi menerapkan asas-asas yang diturunkan dari
hukum Romawi.
d.Hukum Kanonik
Hukum Kanonik ini pada abad XVI berakhir peranannya sebagai sumber
hukum bagi kaum awam, hal ini sebagai akibat Reformasi Gereja maka
sebagian besar Eropa Barat telah melepaskan diri dari Roma.
e.Ajaran Hukum
Ajaran hukum menduduki tempat penting di dalam perkembangan
hukum sejak abad XVI.
f.Peradilan
Peradilan ini disebarluaskan melalui kumpulan-kumpulan putusan-
putusan dan Arestarest. Di Perancis “Arrets de Reglement” Parlemen-
parlemen mempunyai kekuatan mengikat, seolah-olah mereka
adalahUndang-Undang.

II. KEBIASAAN
A. Ketentuan-ketentuan dan Karakteristik-karakteristik
Oleh seorang ahli hukum Vlanderen dari abad XVI, Filips Wielant,
kebiasaan sebagai sumber hukum didefinisikan sebagai
berikut:“Kebiasaan adalah hukum tak tertulis yang terdiri dari ketentuan-
ketentuan sehari-hari (Usance) dan perbuatan-perbuatan yang terus
menerus dilakukanoleh orang-orang dalam kehidupan dan pergaulan
hidup serta diwujudkan secara nyata tanpa paksaan masyarakat atau
bangsa, selama kebiasaan inidiikuti secara berkesinambungan.” Ada
beberapa karakteristik-karakteristik kebiasaan:

1.Hukum Tak Tertulis


Di dalam tatanan-tatanan hukum Eropa masa kini, maka kebiasaan
tersebut adalah hukum tak tertulis.

2.Kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk oleh Kelaziman dan


Tindakan-tindakan Berulang-ulang
Semua kebiasaan-kebiasaan adalah kelaziman, namun tidak semua
kelaziman adalah kebiasaan-kebiasaan. Suatu kelaziman terjadi karena
perbuatan-perbuatan dilakukan secara berulang-ulang dengan cara
yangsama di sebuah lingkungan tertentu.
3.Dijadikan Kelaziman di Muka Umum
Perbuatan-perbuatan tersembunyi sekali pun hal-hal tersebut diulang-
ulang, tidak bisa digolongkan kebiasaan.
4.Tanpa Bantahan Mayoritas Besar kelompok Sosial Politik.
Kebanyakan ketentuan Romawi Kuno dan abad-abad pertengahan
tentang kebiasaan betapapun juga mempersyaratkan konsensus secara
diam-diam, penduduk sebagai komponen wajib.
5.Waktu yang Diperlukan untuk Dinyatakan Kadaluarsa
(Preskribasi)
Dengan mengacu kepada kadaluarsa Wiellant mengartikan bahwa
kebiasaan tersebut harus pernah diterapkan selama suatu periode
tertentuyang cukup lama agar tidak bisa diragukan lagi eksistensi
kebiasaan tersebut
6. Kebiasaan Harus Rasional
Dari sudut pandang Filosofis di sini kita berhadapan dengan suatu
pengerian hukum alam; suatu kebiasaan adalah rasional bilamana ia
cocok dan sesuai dengan sikap dan perilaku alami anggota-anggota
masyarakat.
7.Untung-rugi Kebiasaan
Keuntungan-keuntungan perlu digaris bawahi :~kebiasaan terjadi secara
spontan; ~ kebiasaan berevolusi secara langgeng; ~ kebiasaan
berevolusi sangat lambat; ~ kebiasaan adalah konservatif
sifatnya.Kerugia-kerugian kebiasaan adalah:~kebiasaan adalah sesuatu
yang tidak tetap satu dan yang lain; ~kebiasaan tidak mempunyai
kepastian oleh karena ia tidak dituangkansecara tertulis; ~kebiasaan
mengikuti perubahan-perubahan zaman; ~kebiasaan berbeda dari satu
daerah dengan daerah yang lain.
B. Berbagai “Gaya” Kebiasaan-kebiasaan.
1.Wilayah-wilayah Hukum Kebiasaan.
Di Eropa Barat dan tengah jumlah mereka diperkirakan sekitar 2
sampai3000 buah. Di Perancis pada abad-abad XV dan XVI dijumpai
paling sedikit 600 wilayah hukum kebiasaan yang berbeda satu dengan
yang lain.
2.Pembuktian Kebiasaan
Aturan-aturan hukum kebiasaan yang tidak diketahui, dikenal
denganCostumen Privat atau partikelir) adalah aturan-aturan hukum-
hukum kebiasaan yang oleh hakim dinyatakan tidak dikenalnya. Barang
siapa menyatakan bahwa aturan hukum tersebut ada, ia harus
membuktikannya.
a.Pemeriksaan “Turba”
“inquisitio per turbam” adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk
membuktikan sebuah aturan hukum kebiasaan tertentu, atas
permohonan salah satu pihak atau secara ex officio dilakukan
olehhakim, melalui dengar pendapat dengan sejumlah besar orang-
orangtersebut “Turba, yang diperkirakan mempunyai kekhususan dalam
menguasai hukum kebiasaan.
b.Daerah Kebijaksanaan-kebijaksanaan
Kebijaksanaan-kebijaksanaan adalah pemberlakuan-pemberlakuan
secara periodik aturan-aturan hukum kebiasaan yang mengatur
hubungan-hubungan antara tuan tanah dan penduduk wilayah tuan
tanah ini.Daerah-daerah kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut terutama
tercerai-berai di Jerman, Austria, Perancis bagian Timur, Belanda serta
tBelgia.
3.Ajaran-ajaran (Mengkonsultasi Atasan) atau “Hoogvaart”
Hoogvaart tersebar secara umum di Belanda, jerman, dan Perancis
Utara.Sesungguhnya hal ini tidak menyangkut sebuah alat bukti
kebiasaan, akantetapi lebih merupakan konsultasi yang dimintakan
kepada pengadilan olehorang lain untuk mengetahui aturan hukum mana
yang harus diterapkan didalam suatu perkara tertentu.
a.Surat-surat Privilese Kota dan Propinsi
Sejak abad-abad XI dan XII kota-kota mulai menerima privilese-privilese
dari tuan tanah mereka, baik dalam bidang sosial-ekonomi danyuridis.
b. Buku-buku Hukum
Buku-buku hukum privat di Perancis pada umumnya
disebut“Coutumiers”, sedangkan di Jerman “Rechtsbuchen”.
4.Pencatatan Resmi Hukum-hukum Kebiasaan
Pencatatan resmi customen telah mengubah secara mendasar sifat dan
ciri-ciri khas hukum kebiasaan:
1) Ketidakpastian kebiasaan menghilang;
2)kebiasaan ini telah ditetapkan secara tertulis;
3) Costumen yang didekreter memiliki ciri khas terpenting sebuah
undang-undang: Kepastian,Ketetapan,Kekekalan;
4) Beberapa customen yang telah disusun tersebut telah menjadi kitab-
kitab undang-undang dalam arti yang sebenarnya atau yang dikenal
dengan kodifikasi-kodifikasi;
5) pencatatan ini membantupenyatuan hukum kebiasaan;
6) pengaruh hukum yang dipelajari atas pencatatan hukum kebiasaan
tidak dapat dibantah lagi;
7) kebiasaan-kebiasaan yang dicatat tersebut menyebabkan tampilnya
sebuah ajaran hukum yang bersifat hukum kebiasaan.

III. UNDANG-UNDANG
A. Evolusi Umum
Peranan yang besar perundang-undangan pada hakekatnya dimainkan
oleh evolusi umum hukum tersebut di dalam masyarakat yang semakin
individualistis.Titik akhir evolusi adalah gerakan kodifikasi yang pada
abad XVIII di bawah pengaruh hukum alam dan pencerahan makin hari
makin berpengaruh. Dan gerakan ini memperoleh kemenangan dengan
pecahnya Revolusi Perancisserta mencapai titik puncaknya pada
kodifikasi-kodifikasi Napoleon. (Awalabad XIX)
B. Perundang-undangan pada Akhir Abad-abad Pertengahan
1.Ordonansi-ordonansi Raja-raja Perancis
Di dalam abad-abad pertengahan ordonansi-ordonansi kerajaan ini
lebihmengarah ke hukum publik dan kurang sekali memperhatikan
hukum privat. Tujuannya adalah guna menjaga dan mempertahankan
ketertiban umum di dalam negara dan memelihara suatu pemerintahan
yang baik.
2. Peraturan-peraturan Tuan Tanah
Di wilayah-wilayah Belgia dan Belanda banyak dijumpai peraturan-
peraturan tuan tanah. Salah satu yang paling terkenal adalah
“BlojdeInkomst”.
3.Peraturan-peraturan yang Dikeluarkan oleh Kota-kota
Pengurus kota dan terutama penyusunan tatanan kehidupan ekonomi
dansosial membutuhkan sebuah penguasa yang bertanggung jawab
atas adanya ketertiban melalui tindakan-tindakan yang efektif dengan
hasil yang dirasakan langsung. Oleh karena itu kota-kota ini harus
mengeluarkan peraturan-peraturan.
C. Perundang-undangan pada Zaman-zaman Modern
1. Perancis
Di Perancis raja dan hanya rajalah yang membuat undang-undang.
Sampaisaat ini, sebagai akibat Revolusi Perancis pada tahun 1789,
kedaulatan demikian juga membuat undang-undang juga beralih dari raja
kepada rakyat, namun masih saja raja-raja Perancis ini berhasil
mengeluarkan sejumlah ordonansi.
a.Abad XVI
Ordonansi-ordonansi pada umumnya adalah apa yang dikenal
dengan“ordonances de reformationa’, yang terutama memperjuanga
reformasi pemerintah dan peradilan.
b.Ordonansi-ordonansi Colbert (1667-1685)
c.Ordonansiordonansi Konselir Daguesseau
2.Inggris
Evolusi undang-undang sebagai sumber hukum di Inggris agak
berbedadari apa yang dialami Perancis. Undang-undang Inggris
terutama dibuatatas permintaan parlemen. Akan tetapi masih
diperkenankan secara motuproprio membuat ordonnances untuk materi-
materi tertentu.
3.Gerakan Kodifikasi
Hukum alam dan jalan pikiran era pencerahan, memberikan ruang dan
peluang bagi suatu gerakan kodifikasi, yang terutama diarahkan
kepadausaha untuk menertibkan banyak sumberu-sumber hukum yang
ada padaera Ancien Regime dan dengan jalan ini mengembangkan dan
meningkatkan kepastian hukum, dan dasar kebebasan-kebebasan
perdata.Perundang-undangan kodifikasi sejak abad XIX tetap
merupakan sumber hukum terpenting di benua Eropa dan di banyak
wilayah, yang membiarkan diri diilhami dan dipengaruhi oleh Burgerliche
Gesetbuch Jerman danterutama oleh Code napoleon

IV. Hukum Kanonik


A. Hal-Ikhwal yang umum
Hukum kanonik adalah hukum anggota-anggota persekutuan kaum
Kristiani,lebih khusus lagi gereja Katolik-Roma. Istilah ‘kanonik’ ini berasal dari
kata yunani yang berarti kanon, regula, atau aturan. Pentingnya hukum kanonik
diabad-abad pertengahan merupakan hasil beberapa faktor:
a. Karakter oikumune atau universal gereja;
b. Hukum kanonik adalah sebuah hukum Agama;
c. Beberapa daerah betapapun juga masih saja berada di bawah kekuasaan
kaum ulama gereja yang menjalankan kekuasaan kejiwaaanmaupun
kenegaraan;
d. Beberapa materi dari hukum perdata malahan semata-mata dijalankan oleh
hukum Kanonik;
e. Selama bagian terbesar abadpertengahan hukum Kanonik ini merupakan
satu-satunya hukum tertulis;
f.Hukum Kanonik masih tetap merupakan hukum yang hidup.

B. Kewenangan Pengadilan-pengadilan Gereja


1.Yurisdiksi Gereja Sebelum tahun 313
Kekuasaan hukum gereja pada awalnya bertindak terutama dalam bidang
hukum tata tertib. Kekuasaan hukum gereja mempunyai sumber ganda,pada
satu sisi hukum tata terib dan pada sisi lain hukum perwasitan(hukum
arbitrase).

2.Yurisdiksi Gereja setelah tahun 313


Setelah tahun 313 yurisdiksi uskup telah memperluas diri dengan
ccepat;kewenangan inter volantes, kewenangan a clavibus, privilegium
fori,kewenangan sehubungan dengan hak asil.
3.Titik Kulminasi Kekuasaan Gereja pada Bagian Akhir Abad-abad
Pertengahan
Titik-kulminasi kekuasaan gereja dan oleh sebab itu pengaruh hukum Kanonik
dicapai antara abad X dan abad XIV.
4.Kemunduran Kekuasaan Hukum Gereja
Sejak abad XVI gereja kehilangan sebagian besar kekuasaan
hukumnya,pengaruhnya secara berangsur-angsur dibatasi hanya sampai hal
ikhwaly ang berkaitan dengan urusan-urusan keagamaan murni. Sebab-sebab
kemunduran tersebut terletak di dalam melemahnya posisi gereja padasatu sisi
dan sebagai akibat tumbuh kembangnya negara-negara kaumawam.

C.Sumber-sumber Hukum Kanonik


Hukum Romawi dapat pula dipandang sebagai sumber pelengkap hukum
Kanonik.
1.Ius Divinum Ajaran Patristis, yakni ajaran para bapak gereja, sedangkan
kaum patres adalah suatu penafsiran Kitab Suci yang diterima dan diakui.
Melalui Ius Divinum ini maka hukum Timur dan hukum Yunani telah sangat
mempengaruhi hukum Kanonik ini.
2. Perundang-undangan Kanonik
Hal ini terdiri dari keputusan-keputusan para penguasa gereja, yang merupakan
sumber hidup hukum Kanonik.
3.Kebiasaan
Kebiasaan tidak memainkan peranan penting dalam pembentukan dan evolusi
hukum Kanonik, satu dan lain karena banyaknya aturan-aturanhukum tertulis.
4.Serapan-serapan Hukum Romawi
Oleh karena gereja pada awal berkembangnya di Negara Romawi, maka ia
telah menyerap banyak aturan-aturan hukum dari hukum Romawi.

D.Kodifikasi-kodifikasi Hukum Kanonik


Sejak abad III telah disusun banyak sekali himpunan naskah-naskah hukum
Kanonik. Dalam abad-abad XI dan XII, berkat reformasi-reformasi yang
diadakan oleh Paus Gregorius IX telah dicapai unifikasi hukum Kanonik melalui
pelebaran koleksi-koleksi naskah-naskah antik, Italia, Spanyol danPerancis
bersama-sama dengan dekretal-dekretal kepausan. Setelah ituhanya dijumpai
satu hukum Kanonik, yang disebut dengan Hukum Kanonik Klasik. Hukum
klasik antara lain ditemukan di dalam:
1). Dekrit Gratiani;
2)Dekretal-dekretal Greogorius IX (1234);
3) Corpus Iuris Canonici;
4) Codex Iuris Canonici;
5) Corpus Iuris Canonici yang Baru

E.Ajaran Hukum Kanonik


Kaum Kanonis ini terbagi dalam golongan dekretis, yang terutama menulis
Glossen (catatan-catatan0 dan summae (hal-hal yang luhur) berbasiskan
Decretum Gratiani, dan golongan dekretalis yang terutama mendalami dekretal-
dekretal Gregorius IX

V. AJARAN HUKUM
A.Hukum Romawi
1.Ikhtisar Umum
Selama bagian awal abad-abad pertengahan nampaknya pendidikan dan
pengajaran ilmu hukum nyaris tidak dikenal di Eropa Barat. Pengaruh hukum
Romawi secara berangsur-angsur berkurang, untuk akhirnya hilang sama sekali
selama abad X dan XI.
2.Sebab-sebab Bangkitnya Kembali hukum Romawi pada Abad XII
Di Eropa Kontinental tidak terselenggara suatu unifikasi hukum yang
sebenarnya.
3.Dari yang Irasional ke Arah yang Rasional
Dari sebuah tatanan hukum feodal di bagian utara dan bagian Timur Eropa, dari
hukum arkhais (kuno) kita tiba pada sebuah tatanan hukumyang berkembang
dan maju bahkan yang rasional, patut, individualistis danliberal.
4.Studi dan Pengajaran Hukum Romawi Sejak Abad XII
a.Mazhab Glosator Bologna (abad XII dan XIII)Tokoh-tokoh
Mazhab Glosator Bologna Irnerius tahun 1112-1125; kaumQuattuor Doctores;
Az
b.Mazhab Orleans
Naskah-naskah hukum Romawi telah dikeluarkan dari konteksnya dan
dipergunakan tanpa memperhitungkan struktur yuridis, politik, dan sosial
negara Romawi.
c.Mazhab humanistis atau Historis
Sebuah Renaisans kedua hukum Romawi terjadi di bawah pengaruh
humanisme.
5.Abad-abad XVII, XVIII dan XIX di Belanda Utara dan Jerman
Di dalam abad XVII di Perancis studi hukum Romawi di bagian Belanda Selatan
mengalami kemunduran. Belanda Utara menjadi pusat studi-studi romanistis,
antara lain universitas-universitas Franeker, Groningen dan leiden yang baru
didirikan.
6.Romanisasi Tatatan-tatanan Hukum Eropa
a. Negara Roma Suci (Heilig Roomsw Rijk) Bangsa Jerman.
Romanisasi hukum di wilayah-wilayah Jerman terus berlangsung sampai
dengan bagian akhir abad XIX; dan Usus modernus, serta kemudian Pandekten
wissenschaft sebuah ilmu pengetahuan dogmatis hukum mendominasi ilmu
pengetahuan hukum Jerman.
b. Perancis
Meskipun dijumpai perlawanan perundang-undangan terhadap resepsihukum
Romawi, maka betapapun juga tatanan hukum ini sementara telah sangat
mempengaruhi hukum Perancis saat ini, terutama terhadap kitab undang-
undang Hukum Perdata tahun 1804.
c.Propinsi Belanda
Di propinsi Holland sebaliknya tidak ada kebiasaan-kebiasaan yang
dihomologasi, yang sedikit banyak klarifikasi mengapa di sana pada abad XVII
hukum Romawi lebih mudah mendesak hukum pribumi ini.
d.Inggris
Di Inggris tidak terjadi resepsi hukum Romawi. Perkembangan commonlaw,
yang tampil ke permukaan melalui peradilan pengadilan-pengadilan kerajaan
sejak abad XIII telah sangat membatasi hukumRomawi.

Anda mungkin juga menyukai