Anda di halaman 1dari 15

NOTULENSI RAPAT

1. Kabid. IPW
Perencanaan harus sinergi antara yang ada dipusat (RPJPD)
dengan provinsi dan kab./kota. Demikian juga ada RTRW
yang harus di sesuaikan karena tahun ini merupakan tahun
akhir dari RTRW.
a. sebab sinergi perencanaan pembangunan dengan RTRW
= ada revisi dan RPJMD baru
b. stakeholder dimunculkan agar lebih konprehensif
c. jadwal selasa rabu
d. Memperkenalkan pemapar
e. paparan kabid

2. Paparan DR. Jamillah


Ruang Jateng untuk Pertania, Industri dan Pariwisata
Potret Jawa Tengah:
Bagian tengah sebagai recharge air sehingga permukiman
dibatasi. Bila tidak dibatasi alih fungsi lahan akan tinggi
sehingga run off juga sehingga jadi rawan banjir dan rawan
longsor.
muncul permukiman seperti kota di pegunungan
adanya lahan kritis
Dana desa apabila tidak ada aturan terkait pembangunan
jalan yang jelas akan dapat mempercepat penggerusan
kawasan lindung
PP 58 memungkinan pemanfaatan hutan lindung
masalah ;
1. Lahan kritis
2. LP2B, pembangunan infrastruktur yang terfokus di
kawasan pertanian
3. adanya alih fungsi lahan, kab./kota berlomba-lomba
membangun kawasan industri
4. Pontensi riil setiap wilayah, sehingga kab./kota tidak
sama potensi yang akan dikembangkan
5. Belum terintegrasinya pembangunan infrastruktur
dengan pembangunan sektoral (agropolitan+
minapolitan) dan industri pendukungnya
6. Terbatasnya rantai pemasaran petani sehingga
keuntungan lebih banyak diambil tengkulak
7. Memadukan pengembangan wilayah disesuaikan
dengan potensi yang ada diwilayah dan sektor unggulan
yang riil (potensi lokal)
8. Mengatasi ketimpangan dengan keterpaduan
pemabanguann infrastruktur
9. penyelesaian masalah ; simple, faktor politik, bisa
diimplementasikan, cari kelompok masyarkat
10. Kawasan industri berbahan baku lokal
11. Jalan berjenjang dengan konektifitas
12. Isu masukan pertanian dan perkebunan dalam
kawasan lindung
3. Joko Haryanto
Revisi agar lebih relevan dengan kondisi jawa tengah saat
ini dan akan dibawa kemana ruang jateng kedepan
Berdaya saing, berbasis pertanian dan pariwisata
Keruang jateng 3: implikasi kondisi alam berbeda
utara ; datar hasil endapan, infrastruktur warisan
masalah : penurunan muka tanah, rob, banjir, alih fungsi
lahan
tengah : pengangkatan
selatan : wilayah paling tua
semua karakteristik alam memberi potensi dan masalah
yang berbeda beda
Sistem perkotaan (generator pertumbuhan ekonomi)
Jateng berada di antara 2 GE, jateng dilalui urat nadi
sehingga sebagai perlintasan
Sebaran penduduk cerminkan dimana sumber daya paling
optimal
Daerah dengan konsentrasi penduduk yang banyak
cenderung berkembang
Pola persebaran penduduk dengan warna merah
cenderung wilayahnya menjadi perkotaan
Revisi mendasarkan:
Dinamika pembangunan nasional, RTRWN (rute jalan tol,
brebes cilacap, cilacap banjar, dll. RPJMN ; Nawacita,
Jawa Tengah ; RPJP, isu strategis yang dijadikan pijakan
dalam merumuskan revisi tata ruang :.., pangan,
infrastruktur, industri sektor strategis, disparitas (pantura,
tengah, pansela)
Tujuan Pentaru ; mewujudkan tujuan dengan menjabarkan
dalam kebijakan dan strategis
1. Daya saing ; penyebarkan pusat pelayanan, peningkatan
hubungan kota-desa, pengembangan prasarana wilayah,
transportasi, energi, air, listrik, tanggul pantai
2. Berbasis pertanian, industri, pariwisata ; ruang
pertanian yang cukup LP2B
3. Industri

Tujuan, Kebijakan, strataegi, program satu rangkaian


proses

Kawasan strategis ada 3 di jateng;


1. Sudut Kepentingan Ekonomi
2. Sudut Kepentingan Lingkungan hidup
3. Sudut Kepentingan Sosial Budaya
memuat apa yang harus dilakuakan dalam rangka
mewujudkan pentaru

4. ELHAKA
a. Kerusakan lingkungan yang semakin parah
b. alih fungsi hutan jadi petani musiman
c. sampah masyarakat dan perusahaan
d. penanganan kasus lingkungan yang cukup
memprihatinkan
e. Terbatasnya ahli hukum lingkungan dan penanganan
terpadu dan tegas, masih ada stageholder dan sering
berbenturan dengan aturan serta berbenturan dengan
kepentingan orang banyak
f. Potensi sebenarnya dari Jateng apa, harus spesifik dan
mengerucut

5. STAF KHUSUS
Wisnu, Perlu penyelarasan antara tata ruang dan tata uang
adanya prioritas penataan lingkungan baru setelah itu
penataan kawasan

6. TAMAN NASIONAL GN. MERBABU


Edy sudiarto, masih rendahnya para pihak dalam
implementasi penegakan aturan tata ruang

7. TANGGAPAN LHK (BU JAM)


Potensi riil contoh potensi kayu jepara dan magelang berbeda
(ukiran dan kayu lapis). Tata ruang tidak hanya diselaiakan
oleh Bappeda tp multi sektor

8. PERGURUAN TINGGI, UUNNIISSULLAA


Adanya konflik keruangan antara pertanian, industri dan
pariwisata. Sehingga pengaturan ruangnya harus cermat
dan betul-betul dianalisis dengan agar penetapan kawasan
tersebut dipastikan tidak menimbulkan konflik dan
bencana.

9. TNI
Kodam IV Diponegoro, Tarung Pertahanan Darat harus
bersinergi dengan sektor yang lainnya. Adanya tempat
latihan militer yang mempunyai sertifikat, Rita Mall yang
mengganggu Bandara Wirasaba. Daerah tengah daerah
pertanahan, daerah pantai (selatan dan utara) daerah
pertempuran, hutan tempat berlindung (gerilya). Jalan
yang sudah di pakai pemda tidak dipakai lagi dalam
TMMD. Ada 4 titik reguler.

10. ASOSIASI PROFESI


Joko Santoso, Jangan sampai ada tumpang tindih aturan
sehingga menghambat pencapaian program rumah MBR.
Perlu aturan tataruang yang perlu diubah karena tidak
sesuai dengan kondisi yang ada. Adanya perijinan
pembangunan disepadan sungai. Daerah yang menjadikan
perijinan sebagai lahan PAD menjadi tidak menarik bagi
investasi.

Harsono, HPJI, Kawasan lindung jangan difasilitasi jalan


yang baik untuk menghindari rusaknya kawasan lindung.
Tidak semestinya pembangunan jalan di desa dengan
beton tapi dibuat drainase yang bagus. Jalan baru di
pinggir pantai lebih baik cari lokasi dengan kondisi tanah
yang baik.

11. TANGGAPAN P JOKO


a. RTRW magelang sepadan 300 meter sebagai diskresi
karena adanya bencana merapi yang menyebabkan
sepadan tersebut hancur sehingga diputuskan lebar
sepadan 300 m.
b. Industri yang tumbuh di Jateng beri kontribusi 35% dengan
bahan baku sebanyak 60% dari sektor pertanian. Perlu
jalan baru untuk kegiatan logistik, sementara
pembangunan infrastruktur KA sangat lambat sehingga
perlu alternatif pelabuhan yang terintegrasi dengan moda
lainnya.

12. LSM
Setio Adi HKI, adanya pergerakan dari barat dan timur
terkait kompetitifnes jateng, sehingga daerah berlomba-
lomba untuk menjadikan daerahnya menjadi kawasan
industri sementara mereka tidak mempunyai infrastruktur
yang memadai. HKI hanya mengikuti yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah, namun bila sudah ditentukan
selanjutnya dengan pembebasan lahannya seperti apa.
Demikian juga dengan prasarana pendukungnya dan
kondisi sosial ekonominya mempengaruhi kegiatan industri
yang sudah dicanangkan. Exp. orang wonogiri nyaman
jualan bakso ketimbang jadi buruh garmen atau di jepara
kayu untuk ukiran ketimbang.

YLBHI, adanya rekomendasi KLHS bagaimana bentuk


partisipasi masyarkat untuk KLHS gunanya untuk
memenuhi hak-hak masyarakat terkait apa yang
diharapkan dan diinginkan masyarakat. Data lebih awal
untuk diberikan kepada peserta rapat.

13. Kesimpulan ;
NOTULENSI
FGD SEKTOR KE CIPTAKARYAAN

1. KABID. IPW
Posisi Jateng tidak inline antara RPJP dengan RPJM. Tahun
ini tahun akhir RPJMD Jawa Tengah, sedangkan dalam
RPJPD memasuki tahapan ke IV. Arah pembangunan jangka
menengah akan menyesuaikan dengan arah yang sudah
tertuang dalam RPJPD. Pakar dan ahli untuk melihat dan
mengarahkan kebijakan terkait tema untuk Jateng ke
depan.
0-10 tugas Kab./Kota, 10-15 domain provinsi.
Dapat merumuskan isu strategis skala provinsi dan
sikronisasi rencana pembangunan sektoral dengan rencana
pembangunan kewilayahan.

2. ATR/ BPN (HENDRO)


Pemasalahan agraria tidak mungkin selesai karena manusia
tidak mungkin lepas dari tanah. Ada 4 permasalahan
pertanahanan :
a. Belum adanya kepastian hukum untuk setiap bidang
tanah yang berada dikawasan hutan
b. Adanya konflik pemanfaatan ruang
Adanya penyusunan RTRW yang tidak sesui dengan
kondisi riil yang berujung pada konflik seperti HGB yang
dalam revisi RTRW kawasan tersebut menjadi hijau.
Agar tidak menjadi masalah kondisi eksisting harus
dicermati dengan sangat. Untuk menghidari tersebut
akan dibuat rencana tata ruang berbasis bidang tanah
c. adsfadsfa
d. adadafda

Tap MPR 29 Tahun 2001, reformasi agraria


Untuk menghidari konflik negara harus hadir dalam rangka
memberi kepastian hukum terkait kepemilikan tanah.
Ada 9 kewenangan yang akan dilimpahkan ke daerah
untuk penyelesaian konflik pertanahan.
BPN Nawacita 34567 dengan kebijakan strategis:
a. Legalisasi aset: PTSL (bangun data base tanah, kebijakan
satu peta)
b. Pengadaan tanah
c. Reform agraria : target petani miskin untuk
meningkatkan taraf hidup secara berkelanjutan
Skema Reforma agraria, target 2025 semua pendaftaran
tanah selesai
Redistribusi tanah ; tanah HGU yang habis masa
pakainya, tanah timbul, tanah negara diluar kawasan
hutan, ada 4,5 juta ha
Konsep Reforma agraria : memberikan legalisasi asset
dan akses. Akses yang diperlukan berupa bantuan
perbankan, bibit, saluran dan waduk dan bantuan
lainnya dalam usaha membuka usaha rakyat seperti
peternakan.
Memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk
memfasilitasi petani agar dapat menghasilkan
pendapatan yang layak. Akses berupa ; bantuan traktor,
pupuk, bibit, pasar dll.
Minimal satu kabupaten ada contoh 1 reforma agraria
misalnya: petani garam di rembang, peternak sapi di
Magelang,
Pola aset mengikuti akses : tanah petani yang sudah
maju tetapi asetnya masih belum bersetifikat.
Masih ada kesenjangan antara target yang telah
ditetapkan pusat tidak berimbang dengan jumlah tenaga
yang ada untuk kegiatan sertifikasi.
Jateng ada 21 juta bidang tanah yang belum terdaftar 11
juta.
Konflik tertanahan banyak karena banyak masyarakat
yang bertempat tinggal dikawasan hutan. Jawa Bali tidak
ada pelepasan hutan karena luasan hutanya kurang dari
30%. Perencanaan terintegrasi dalam rangka
mensukseskan reforma agraria (pembangunan saluran
masuk dalam RA).
3. PU PR

4. PRAKTISI PERKIM
a. Backlog untuk penghunian dan backlog untuk
kepemilikan 512.745 unit

5. P Sasmito
Pengelolaan air permukaan dikelola PU sedangkan sumur
dalam oleh ESDM, terkait ijin air dalam perlu ada perhatian
karena dapat menganggu infrastruktur yang sudah
dibangun akibat adanya penurunanan permukaan tanah
karena adanya pengambilan air tanah yang ekspansif

6. Tatak
Adanya tanah cadangan untuk permukiman bila wilayah
tersebut diduga akan terjadi penurunan sehingga apabila
ada bencana maka dapat ditata ulang kondisi permukiman
masyarakat dengan menyiapkan tanah cadangan berupa
kavling yang bisa dicicil. Adanya fungsi mitigasi pada tanah
yang dicadangan untuk menampung akibat adanya
bencana. Backlog sejauh mana terkait dengan
kebencanaan. Lahan yang sudah terindikasikan bencana.

7. Ahmad Meri dari Was Was


Belum adanya rencana pengamanan terkait air minum bila
terjadi kemarau panjang. Pada wilayah tertentu
diperkirakan tahun 2030 sumber air akan banyak yang
hilang bila tidak dari sejak sekarang ada kebijakan
pengamanan terhadap sumber-sumber air tersebut.
Pengelolaan limbah domestik mau dibawa kemana?
Adanya perbedaan data yang dikeluarkan pemerintah
terkait sanitasi, apalagi untuk kabupaten. Bagaimana
pengelolaan limbah domestik kedepan? Apakah Jamban
yang ada sudah kedap, berapa kali diambil, mau dibuang
dimana?
Regulasi terkait sanitasi (pengelolaan limbah domestik),
Kota Magelang, sudah ada perda

8. SATKER PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN


Pemenuhan 30% RTH belum dapat terpenuhi agar dapat
dijadikan masalah utama. Sinergitas antara development
planning dan spasial planning

9. BPN
Setelah masyarakat direlokasi ke daerah aman yang sudah
disiapkan pemerintah, masyarakat umumnya akan balik
lagi ke tempat asalnya yang merupakan kawasan rawan
bencana. Agar tidak terulang, baiknya tanah mereka yang
sudah terkena dan tinggalkan baiknya dikuasai pemerintah
dengan ganti rugi. Perlu kebijakan dalam penerbitan IMB
yang disertai pembuatan sumur resapan disetiap rumah.
Pengembangan fungsi kawasan yaitu mengganti tanaman
tahunan dengan tanaman yang mempunyai fungsi lindung.

10. dfasdfasdfa\df
11. dsafadfa
mengingat RTRW Kabupaten/Kota menjadi dasar perijinan pemanfaatan ruang dan administrasi pertan

Anda mungkin juga menyukai