MATEMATIKA
DIsusun oleh:
Kelompok 1
BANJARBARU
2021
1
KATA PENGANTAR
dari berbagai kelemahan, oleh karena itu kepada semua pihak diharapkan
Banjarbaru,
September 2021
Penulis,
i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 2
A. Simpulan ............................................................................... 15
B. Saran...................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori Ivan Pavlov dikenal sebagai pengkondisian klasik (classical
conditioning). Pengkondisian klasik terjadi secara otomatis dengan
melibatkan alam bawah sadar (Staddon, 2014:16).
1
Dengan mengamati penelitian ini, maka dapat disimpulkan
bahwa suatu rangsangan buatan akan menghasilkan respon yang sama
apabila pada awalnya ransangan tersebut diberikan bersamaan dengan
ransangan wajar.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian pada latar belakang di atas, rumusan masalah
ini adalah:
1. Bagaimana menerapkan teori perilaku implikasi?
2. Bagaimana teori perilaku dalam pembeljaaran matematika?
3. Apakah penerapan teori belajar kognitif implementasi di
Indonesia?
4. Bagaimanakan penerapan teor belajar kognitif pada pemeblajaran
matematika?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mutu pendidikan di Indonesia alam penerapan
pembelajaran teori implikasi.
2. Untuk menegtahu bagaimana teori belajar yang sebnarnya.
3. Untuk mengatui hasil dan manfaat yang bias diambil dari
pembelajaran Matematika.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Behaviorisme
B. Konsep Behaviorisme
3
tentang teori-teori perilaku. Berikut akan dijabarkan tentang para peneliti
teori behaviorisme.
1. E.L. Thorndike
2. B.F. Skinner
4
makanan. Imbalan makanan ini membuat tikut hanya terfokus untuk
menekan tombol dan mengurangi perilaku lain seperti berputar-putar
dalam kotak.
a. Konsekuensi-konsekuensi
1. Tindakan penguatan
5
Tabel konsekuensi dalam pembelajaran perilaku (Slavin,
2006:140)
Hukuman pemberlakuan
6
Tindakan penguatan intrinsik dan ekstrinsik
2. Tindakan penghukuman
7
Seperti halnya menurut Kulik dan Kulik, 1998 tindakan penguatan
yang lebih kecil tapi dilakukan secara langsung lebih berpengaruh
pada perilaku daripada penguatan besar yang dilakukan kemudian.
c. Pembentukan (shaping)
8
Driscoll, 2000 yang mana istilah “pembentukan” (shaping) digunakan
dalam teori pembelajaran perilaku untuk merujuk pada pengajaran
kemampuan atau perilaku baru dengan memperkuat siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
d. Pemunahan (extinction)
9
menyimpulkan ketidakacuan tidak berhasil, padahal pada kenyataan
ketidakacuan terus-menerus terhadap teriakan siswa merupakan
strategi yang tepat kalau kita mempertahankannya (Kauffman et al.,
2002; Martella et al,. 2003). Hal terburuk adalah kalau kita akhirnya
menyerah dan melihat pada siswa yang berteriak yang nantinya
berakibat buruk. Menurut O‟Leary (1995) adalah jika kita tidak
berhasil diawal, maka coba, coba kembali.
10
Jadwal Definisi Pola Tanggapan
Selama Selama
Penguatan Pemunahan
tetap berlalu menetap, dengan tingkat
sebelum kecepatan tinggi tanggapan
penguatan pada akhir setelah
disediakan masing-masing interval
interval berlalu
tanpa
penguatan
Interval Jumlah waktu Tingkat Penurunan
variable tidak tetap tanggapan perlahan tingkat
sebelum menetap tanggapan
penguatan dan
disediakan tinggi
(Slavin, 2006:151)
e. Pemeliharaan (maintenance)
f. Peran Antesenden
11
Setelah kita mengetahui prinsip-prinsip diatas ada juga hal yang
mempengaruhi yaitu rangsangan. Isyarat (cue) adalah rangsangan
antesenden (actecenent stimuli) yang mendahului perilaku, karena
nantinya akan memberitahu kita tentang perilaku tertentu untuk
dikuatkan atau perilaku akan dihukum (Slavin, 2006:152). Sedangkan
diskriminasi (pembedaan) adalah penggunaan isyarat untuk
mengetahui perilaku mana yang akan dikuatkan atau perilaku mana
yang akan dihukum. Penggunnan diskriminasi adalah untuk
mendeteksi situasi stimulus-stimulus sedangkan generalisasi
melibatkan tanggapan pada kemiripan dengan rangsangan.
12
2‟ dan balasan dari siswa (response) seperti „4‟ yang dapat diamati.
Semakin sering hubungan antara rangsangan dan balasan terjadi, maka
akan semakin kuatlah hubungan keduanya (law of exercise). Hal ini
sejalan dengan peribahasa batu saja akan berlubang jika ditetesi air terus
menerus. Karena itu, para penganut teori belajar tingkah laku sering
menggunakan cara mengulang-ulang atau tubian (drill).
1. Proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila pihak sasaran ikut
terlibat.
2. Materi-materi pelajaran diberikan dalam unit-unit kecil diatur sehingga
sasaran hanya perlu memberikan respon tertentu.
3. Tiap-tiap respons diberikan umpan balik secara langsung sehingga
sasaran dapat dengan segera mengetahui apakah respons yang
diberikan itu benar atau tidak.
4. Perlu diberi penguatan setiap kali sasaran memberikan respons,
terutama penguatan positif sehingga ia berkeinginan untuk mengulangi
kembali respons yang telah diberikannya
Terhadap keempat butir diatas Yusuf (2010:140) menambahkan:
13
5. Pelajaran tidak hanya diberikan kepada murid-murid secara materi,
tetapi perlu disertai dengan contoh-contoh bagaimana seorang guru
berperilaku sewajarnya salam memberi teladan bagi murid-muridnya,
khususnya pelajaran-pelajaran yang menyangkut bidang sosial, etika,
dan moral. Hal ini akan lebih baik semua perilakunya sebagaian besar
akan dianggap sebagai panutan atau tiruan oleh murid-muridnya.
14
BAB III
KESIMPULAN
A. Simpulan
4. Guru memberikan umpan balik dari hasil post test siswa, dengan
memberikan pembetulan pada jawaban siswa yang salah serta
memberikan ucapan selamat dan reward kepada siswa yang
mempunyai kesalahan paling sedikit.
B. Saran
1. Kemajuan dunia dilatarbelakangi oleh pendidikan yang maju, maka dari
itu perubahan sistem pendidikan nasional harus terus dilakukan agar
pendidikan di Indonesia memiliki kualitas yang lebih baik. Dengan
meningkatnya kualitas pendidikan, ini akan meningkatkan pula sumber
daya manusia yang memiliki kualitas baik juga sehingga mampu
bersaing secara sehat dengan negara-negara lain.
15
DAFTAR PUSTAKA
Mills, John A., 1998, Control: A History of Behavioral Psychology, New York:
New York University Press.
Harre, Rom, 2009, Pavlov‟s Dogs and Schrodinger‟s Cat: Scenes from the living
laboratory, New York: Oxford University Press.
Slavin, Robert E., 2006, Educational Psychology: Theory and Practice, 8th
Edition, Pearson Education, Inc.
Staddon, John, 2014, The New Behaviorism, 2nd Edition, New York: Psychology
Press.
Todes, Daniel, 2000, Ivan Pavlov: Exploring the Animal Machine, New York:
Oxford University Press, Inc.
Bumi Aksara
16