Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AKHLAK TASAWUF

KONSEP BAIK BURUK DALAM SUDUT PANDANG ISLAM

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf


Dosen Pengampu : Muhammad Zaairul Haq, M.Pd,I.

Disusun oleh:

Tegar Maisa Julian 211102030031

PRODI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
UIN KH. AHMAD SHIDDIQ JEMBER
2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobilalamin, puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang


Maha Esa, kepadanya kami sampaikan rahmat dan ridhonya kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat beliau dan kepada pengikut-
pengikut beliau yang telah istiqomah menjalankan sunnah-sunnah nya sampai saat ini
hingga akhir zaman.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Muhammad Zaairul Haq, M.Pd,I. Selaku dosen pengampu mata kuliah Akhlak
Tasawuf. Selain itu, makalah ini juga bertujuan menambah pengetahuan tentang
Konsep Baik Buruk Dalam Sudut Pandang Islam.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi wawasan pengetahuan dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari
makalah yang kami tulis jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangan. Maka dari
itu, kritik dan saran dapat membantu kami untuk membangun kesempurnaan makalah
ini.

Jember, 9 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 2

C. Tujuan ................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................... 3

Konsep Baik Buruk Dalam Sudut Pandang Islam .................... 3

BAB III PENUTUP ....................................................................... 11

A. Kesimpulan .......................................................................... 11

B. Saran ..................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Segala bentuk tindakan manusia mengacu pada pandangannya tentang
baik dan buruk. Nilai kebaikan dan keburukan senantiasa akan menjadi sumber
rujukan dalam melakukan berbagai tindakan hidupnya. Aristoteles menyatakan
bahwa manusia dalam semua perbuatannya, bagaimanapun juga mengejar sesuatu
yang baik oleh sebab itu, definisi baik adalah sesuatu yang dikejar atau dituju
yang pada intinya terbagi ke dalam dua macam nilai yaitu : kebaikan sebagai alat
dan kebaikan sebagai nilai tersendiri.1
Pembahasan baik dan buru, khususnya etika, telah banyak melahirkan
ragam pandangan tentang kebaikan dan keburukan selaras dengan aliran yang
dianutnya. Diyakini bahwa pandangan-pandangan itulah yang menentukan arah
dan pola serta ragam perilaku penganutnya. Sebaliknya, pada kesempatan lain,
bentuk dan ragam perilaku manusia dapat dijadikan alat analisis tentang
pandangan baik dan buruknya. Itulah sebabnya pembahasan pandangan baik-
buruk merupakan persoalan mendasar dalam peri kehidupan manusia, yang khas
dan berbeda dari peri kehidupan makhluk lainnya.
Kajian nilai baik dan buruk, bukanlah dominasi kajian teori, melainkan
juga merupakan fokus pembahasan berbagai sumber agama, tak terkecuali al-
Quran dan Sunnah. Dalam kehidupan masyarakat muslim, Al-Quran dan Sunnah
merupakan sumber hukum pertama dan utama. Al-Quran dan Sunnah merupakan
realitas normatif sebagai sumber pokok ajaran. Dalam kapasitasnya sebagai
petunjuk (hudan) dan penjelasan (mubin), al-quran dan sunnah memuat berbagai
tema abadi kemanusiaan, termasuk penjelasan tentang kebaikan dan keburukan
bagi kehidupan manusia.

1
Buhanudin Salam. Etika Individual (Pola Dasar Filsafat Moral) Rineka Cipta Jakarta,
2000 h. 31

1
Sebagai sumber utama, Al-quran dan Sunnah mestilah menjadi sumber
rujukan yang utama pula bagi kaum muslimin dalam memberikan pandangan
tentang baik dan buruk..
Untuk menemukan rumusan baik (kebaikan) dan buruk (keburukan)
selaras dengan ajaran Alquran dan Sunnah diperlukan penelaahan kembali
gagasan dan pentunjuk al-Quran tentangnya secara seksama dan mendalam

1.2 Rumusam Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas dapat dirumuskan
rumusan masalah yaiu : Bagaimana konsep baik dan buruk jika dilihat dari sudut
pandang islam

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah atau karya tulis ini adalah sebagaimana
berikut:
1. Untuk memahami bagaimana konep baik dan buruk dalam sudut pandang
islam.
2. Untuk menambah wawasan mengenai onsep baik dan buruk dalam sudut
pandang islam lebih lebih bisa mengamalkan atau mempraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Konsep Baik Buruk Dalam Sudut Pandang Islam


Kebaikan dan keburukan adalah dua istilah yang banyak dipakai untuk
menentukan suatu perbuatan yang dilakukan manusia. Semua tindakan manusia
mengacu pada pandangannya tentang baik dan buruk. Nilai kebaikan dan
keburukan senantiasa akan menjadi sumber rujukan dalam menjalankan berbagai
tindakan hidupnya. Nilai baik dan buruk tidak hanya dalam kajian filsafat atau
teori saja, akan tetapi juga menjadi fokus pembahasan berbagai sumber agama.2
Konsep baik dan buruk itu sebetulnya telah lama ada, namun
penggambarannya masih abstrak, tetapi lambat laun konsep baik dan buruk dapat
3
kita rasakan. Misalnya dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita ingin sekali
melakukan suatu kebaikan, sholat, shodaqoh, baca Al-Qur'an, membantu orang
tua dan seterusnya, tetapi terkadang di lain hari kita juga ada keinginan melakukan
suatu keburukan atau ada sifat buruk dalam diri kita seperti, malas ibadah, sering
maksiat, melawan kepada orang tua dan seterusnya. Ini membuktikan
bahwasannya konsep baik dan buruk itu memang ada, sehingga kita sebagai
manusia diharapkan bisa memilah antara mana yang baik dan mana yang buruk.
Sesuatu yang baik bisa dikatakan baik apabila sesuatu tersebut
mengandung kebenaran dan kebenaran itu diakui atau disepakati bersama serta
tidak bertentangan dengan agama, dan begitu pula sebaliknya sesuatu itu
dikatakan buruk apabila didalamnya mengandung kemudharatan dan tentunya
juga ada larangan dari agama. Tapi ada juga sesuatu yang kelihatannya baik tapi
dilarang oleh agama, misal shodaqoh dari uang hasil curian, shodaqoh memang
dianjurkan oleh agama tapi memakai uang yang halal, maka dari itu shodaqoh
yang semacam ini tidak diperbolehkan karena menggunakan uang yang haram, itu
sama saja seperti mencuci baju dengan air kencing. Dan begitu pula sebaliknya,

2
Enoh Dosen Fakultas Tarbiyah Unisba, , Konsep Baik (Kebaikan) Dan Buruk
(Keburukan) Dalam Al-Qur’an, hlm.15
3
Muhammad Zaairul Haq, Konsep Baik Buruk Dalam Perspektif Islam

3
sesuatu yang kelihatannya jelek tapi diperbolehkan oleh agama, contohnya
menikahi lebih dari 1 wanita, kelihatannya memang agak ambigu, tapi hal itu
diperbolehkan oleh agama dan lebih baik begitu daripada berzina, selama si laki-
laki mampu berlaku adil terhadap istri-istrinya.
Dalam menjelaskan kebaikan dan keburukan, Alquran menggunakan
banyak istilah dengan gaya dan ragam bahasa yang berbeda pula. Demikian pula
ayat-ayat tentang kebaikan dan keburukan tersebar di berbagai surat dengan tema-
tema tertentu pula. Istilah dan tema dalam menggambarkan kebaikan dan
keburukan, tentu memiliki maksud dan makna tersendiri, karena sifatnya
beragam. keadaan demikian menuntut penggalian dan pengkajian secara tekstual
dan kontekstual untuk selanjutnya menghasilkan rumusan-rumusan konseptual
mengenai kebaikan dan keburukan. Contohnya Penggunaan kata al-hasanah al-
sayyiah, mengarah pada kebaikan dan keburukan dalam pandangan manusia
secara universal, dan belum mengarah kepada yang spesifik. kata al-Khair-syarr
mengarah pada dimensi personal dan sosial. al-ma’ruf al-munkar mengarah pada
dimensi keagamaan hubungan vertikal dengan Tuhan, Sedangkan al-maslahah al-
mafsadah, menggambarkan perilaku dalam dimensi alam, baik secara fisik
maupun tatanan kehidupan, dan masih banyak lagi.4
Kebaikan dan keburukan itu dua hal yang sangat berbeda, keduanya tidak
dapat disatukan dan tidak akan pernah menyatu menjadi satu karena syariat
sendiri yang berbicara. Sebagaimana di dalam Firman Allah Ta’aala :

‫ص احابُ ْال اجنَّ ِة هُ ُم ْالفاائِ ُزون‬


ْ ‫ص احابُ ْال اجنَّ ِة ۚ أا‬
ْ ‫ار اوأ ا‬ ْ ‫َ اَل اي ْستا ِوي أ ا‬
ِ َّ‫ص احابُ الن‬

Artinya : Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni


jannah; penghuni-penghuni jannah Itulah orang-orang yang beruntung. (Al Hasyr
: 20).
Seperti halnya air dan minyak yang tidak bisa bercampur, begitu pula
antara kebaikan dan keburukan tidak akan pernah berkumpul menjadi satu.

4
Eno, Op.cit, hlm 15

4
Bahkan syariat pun melarang mencampur adukkan antara kebaikan dan
keburukan. Firman Allah Ta'ala ;

‫س اوا ًء َّمحْ ياا ُه ْم او ام امات ُ ُه ْم ۚ ا‬


‫سا اء اما‬ ‫ت ا‬ َّ ‫ت أان نَّجْ اعلا ُه ْم كاالَّذِينا آ امنُوا او اع ِملُوا ال‬
ِ ‫صا ِل احا‬ ِ ‫ِب الَّذِينا اجْ ت اار ُحوا الس َِّيئ اا‬
‫أ ا ْم احس ا‬
‫َ ايحْ ُك ُمون‬

Artinya : Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa


Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh, Yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka?
Amat buruklah apa yang mereka sangka itu. (Al Jatsiyah : 21).

Dari ayat diatas dapat disimpulkan kita dituntut untuk belajar atau
menelaah supaya tidak terkecoh dalam memahami yang mana yang baik dan
mana yang buruk. Sebab kebaikan dan keburukan itu tidak ditentukan oleh suka
atau tidak sukanya seseorang, banyak atau sedikit yang melakukannya, menarik
atau tidaknya sesuatu. Tetapi kebenaran itu ditentukan atau berdasarkan Al-Qur'an
dan Sunnah.
Kita ambil contoh ada surga dan neraka, kita tahu bahwasannya surga itu
tempat kebaikan, sedangkan neraka itu tempat keburukan. Tetapi terkadang
sesuatu yang buruk itu dihiasi dengan keindahan, begitu pula sebaliknya, sesuatu
yang baik dikelilingi dengan ketidaknyamanan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala
:

ٌّ ‫سنُ فاإِذاا الَّذِي با ْيناكا اوبا ْيناهُ اعدا ااوة اكأانَّهُ او ِل‬
‫ي اح ِميم‬ ‫ِي أاحْ ا‬ ‫َ او اَل ت ا ْست ا ِوي ْال اح ا‬
‫سناةُ او اَل السَّيِئاةُ ۚ ادْفا ْع بِالَّتِي ه ا‬

Artinya : Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu)
dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia
ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. (Fushilat :
34).

5
Setiap Kebaikan dan keburukan yang kita lakukan pasti ada balasanya atau
pasti ada pertanggungjawabannya sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an
surah Az-Zalzalah, ayat 7 dan 8 sebagai berikut:

٧ ‫فَ َم ْن يَّ ْع َم ْل مِ ثْقَا َل ذَ َّرةٍ َخي ًْرا ي ََّر ۚٗه‬

٨‫َو َم ْن يَّ ْع َم ْل مِ ثْقَا َل ذَ َّرةٍ ش ًَّرا ي ََّره‬

Artinya: "Barang Siapa berbuat kebaikan sebesar zarroh pun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan sebasar
zarroh pun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya pula.

Isyarat-isyarat yang ditunjukkan Al-quran melalui ayatnya tentang


kebaikan dan keburukan menunjukan bahwa pandangan baik-buruk pada diri
manusia dapat beraneka ragam, tergantung landasan yang digunakannya.Pada
gilirannya pengetahuan dan pemahaman yang jelas serta mendalam tentang
rumusan baik buruk ditentukan oleh hal-hal yang menjadi keharusan untuk
dilakukan dan keharusan untuk dijauhi.
Oleh karena itu manusia harus pandai-pandai dalam mengambil suatu
tindakan atau keputusan. Maka Al-Qur'an dan Sunnah datang sebagai pedoman
atau acuan manusia dalam mengambil tindakan segala sesuatu.
kebaikan yang sempurna adalah kebahagian merupakan akhir kebaikan
dan kebaikan yang paling utama. Pada tingkatan kebajikan terakhir adalah apabila
seluruh perbuatan manusia bersifat Ilahi5.
Kebaikan manusia terletak pada “berfikir” . kebaikan hanya akan terjadi
jika terlahir dari tingkah laku yang sempurna yang khas bagi alamnya sendiri, dan
bahwa manusia akan melakukan kebaikan jika timbul dari dirinya seluruh tingkah
laku yang tepat berdasarkan pemikiran. Oleh karena itu kebaikan manusia
bertingkat tingkat dengan jenis pemikiran dan yang dipikirkanya. Secara sederhana
dapat dinyatakan bahwa kebaikan adalah kemenangan potensi jiwa yang

5
Ibnu Miskawin, Menuju Kesempurnaan Akhlaq, Mizan. Bandung. 1999. h.14-15.

6
mengarahkan manusia untuk berbuat baik sesuai dengan aql, qalb,dan bashirah-
nya untuk mengendalikan hawa dan syahwah-nya
Dalam kehidupan manusia terdapat kewajiban berbuat baik dan
menghindari perbuatan jelek/buruk yang bersifat universal dan merupakan
keharusan moral, berdasarkan kodrati kemanusiaan. Berdasarkan itu manusia
mengerti segala kewajibannya sebagai perintah Tuhan. Itulah sebetulnya bukti
tentang adanya Tuhan, dan bukti itu adalah bukti yang praktis.
Dengan demikian al Quran dan al Hadits merupakan barometer setiap
muslim untuk melakukan penelitian secara global maupun universal terkait semua
fenomena kehidupan dan apapun yang ada di dalamnya dan kemudian
menyaringnya ke dalam ruang besar yaitu baik dan buruk. Mana yang baik dan
mana yang buruk, dapat teridentifikasi melalui al Quran dan al hadits dengan jalan
perenungan, kajian, dan optimalisasi akal.
Dari sini kita tahu bahwasannya seorang muslim yang berakal pasti akan
menggunakan akalnya untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Di samping itu hati juga diperlukan, karena terkadang sesuatu yang baik itu dapat
kita rasakan di hati kita dan sesuatu yang buruk pun juga dapat dirasakan di hati
kita, memang walaupun tidak semua hati bisa merasakannya, hanya hati yang
bersih saja dapat mengetahuinya. Jadi lengkaplah sudah jika seseorang itu
menggunakan akal dan hatinya dalam melihat perspektif baik dan buruk ditambah
lagi dengan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai pedomannya, maka InsyaAllah
seseorang tersebut dapat mengetahui hakikat baik dan buruk itu sendiri.
Konsep baik dan buruk dalam islam merupakan suatu acuan bagi manusia
untuk menjalankan kehidupannya.kewajiban manusia adalah berahlak mulia.Oleh
karena itu bersyukur kepadaAllah SWT dengan berakhlak baik insya Allah hidup
kita selamat dengan dasar iman yang kuat, teguh dan beramal sholih yang tepat.
Sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an surat Ar-Ra’d : 29

ٍ ‫ت طُ ْوبٰ ى لَ ُه ْم َو ُح ْسنُ َم ٰا‬


‫ب‬ َ ‫اَلَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َو‬
ّٰ ‫عمِ لُوا ال‬
ِ ٰ‫ص ِلح‬

Artinya “orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka


mendapat kebahagiaan dan tempat kembali yang baik “

7
Nilai-nilai kebajikan dan pelanggarannya sangat tergantung pada
kebajikan masing-masing. Bagaimana manusia itu mengolah dan memilih mana
seharusnya yang paling baik untuk dilakukan sehingga perbuatannya mengandung
kebajikan.
Islam telah mengarahkan akhlak al karimah baik perorangan atau
masyarakat pada setiap keadaan, oleh karena itu wajib bagi umat muslim
melaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan. Akhlak islam
menjamin kebaikan untuk seluruh umat manusia bahkan seluruh alam ini.Akhlak
islam menjamin kebaikan yang mutlak dan sesuai pada kemampuan yang di miliki
manusia. Akhlak yang bersumber pada ajaran islam wajib di taati manusia.
Dalam konsep ini Rasulullah SAW bersabda :
“bertakwalah kepada Allah dalam perlakuanmu terhadap binatang, kendarailah
dan beri makan dengan baik” ( HR : Abu Daud )
Demikianlah bahwa al akhlak al karimah dalam islam memperhatikan
secara konfrehentif menyeluruh mencakup berbagai mahluk yang di ciptakan
Tuhan. Dasar akhlak islam jauh lebih sempurna. Ia hubungan dengan manusia,
hubungan dengan binatang, tumbuhan, udara, alam dan kepada Tuhan. Ajaran
islam adalah ajaran yang bersumberkan pada Al Qur’an dan Hadits. Oleh karena
itu seseorang harus berlandaskan pada Al Qur’an dan Hadits dalam
berahlak.Seperti mencontoh orang-orang terdahulu seperti Nabi Muhammad
SAW.

ٰ ْ ‫ّٰللا َو ْال َي ْو َم‬


َ ّٰ ‫اْلخِ َر َو َذك ََر‬
‫ّٰللا َكثِي ًْرا‬ َ ّٰ ‫سنَة ٌ ِِّل َم ْن َكانَ َي ْر ُجوا‬
َ ‫ّٰللاِ اُس َْوة ٌ َح‬
ّٰ ‫س ْو ِل‬ ْ ِ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم ف‬
ُ ‫ي َر‬

“ sungguh kami telah menyucikan mereka dengan ( menggunakan ) Ahlak yang


tinggi kepadanya, yaitu selalu mengiatkan ( manusia ) kepada negeri akhirat “
Q.S. Al Ahzab : 21

Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an yang menganjurkan untuk


selalu berbuat kebaikan dan selalu mencontoh suri tauladan kita yakni Nabi
Muhammad Saw

8
Sumber inilah yang di jadikan sebagai pembimbing dan petunjuk jalan
utama bagi manusia menuju jalan yang benar yang di ridhoi allah supaya manusia
selamat di dunia maupun di akhiratnya. Al ahlakul al karimah dalam islam
mengatur kehidupan manusia untuk menjalani kehidupan dunia dan ajaran akhirat
untuk kehidupan yang kekal. Orang yang be-akhlak al karimah dapat menciptakan
kehidupan dunia yang tentram dan nyaman,tidak ada kerusuhan dan tidak ada
persaingan yang tidak sehat dan masalah-masalah yang membuat resah. Ditinjau
dari ilmu jiwa, hal ini memang dapat di terima oleh akal sehat karena sifat daria
manusia yaitu menginginkan dalam segala perbuatannya akan mendapatkan
sesuatu yang terbaik. Sikap perbuatan seorang muslim ialah sebagai pancaran jiwa
umat yang taat dan patuh, takwa dan pasrah karena kesadaran yang utuh bahwa
segala yang di miliki mulai dari kehidupan pribadinya dan apa yang di perolehnya
hanyalah milik allah
Sifat baik dan buruk yang ada pada diri seseorang atau yang lebih di kenal
dengan Akhlak Al Karimah dan Akhlak Al Madzmumah. Akhlak Al Karimah
ialah suatu sikap yang luhur, bermanfaat, menyenangkan dan di sukai
manusia.Sedangkan Akhlak Al Madzmumah ialah suatu sikap yang berlawanan
dengan Akhlak Al Karimah. Menentukan baik dan buruk ( Al Karimah/Al
Madzmumah ) Konsep baik dan buruk dalam islam yang pasti ialah mempercayai
adanya Tuhan dan mempercayai adanya hari pembalasan. Adapu contoh dari
Akhlak Al Karimah adalah sidiq, adil, sabar, tawadhu, karam, rahmah, dll.
Sedangkan Akhlak Al Madzmumah syirik, kufur, nifak, takabur dan ujub, dengki,
ghibah,riya’,dll.
Maka dari itu akhlak juga menjadi backround atau alat seseorang dalam
melihat mana yang baik dan mana yang buruk, karena akhlak juga cerminan
seseorang itu baik atau buruk, memang terkadang tidak selamanya, akhlak
menjadi penentu konsep baik dan buruk dalam sudut pandang islam.
Bicara mengenai konsep baik dan buruk maka perspektif baik dan buruk
setiap orang itu berbeda, maka kita hargai setiap perspektif orang selama itu tidak
menyalahi kode etik dari Al-Qur'an dan Sunnah sesuai dengan pembahasan kali
ini yakni konsep baik dan buruk dalam perspektif islam.

9
Di dalam perbedaan tersebut maka diperlukannya sikap saling menghargai
atau toleransi mengenai perspektif baik dan buruknya sesuatu dari tiap masing
masing orang. Saling menghargai sesama itu sesuatu yang sangat indah, baik
orang yang dihargai maupun orang yang menghargai akan mendapatkan
kenikmatan atau kebahagiaan tersendiri. Orang yang menghargai itu dituntut
untuk tidak menyalahkan orang lain, tidak mudah memvonis orang lain dengan
hal yang buruk, dari sinilah seseorang itu berproses dan belajar bagaimana
sekiranya kebenaran itu tidak didasarkan pada kebenaran sendiri atau benarnya
sendiri, tetapi kebenaran itu didasarkan pada kesepakatan bersama dan sesuai
dengan Al-Qur'an dan Sunnah. Sedangkan dari orang yang dihargai tersebut juga
akan mendapatkan kenikmatan atau kebahagiaan tersendiri juga, karena orang
tersebut dapat mengetahui kebenaran dari proses kehidupannya itu. Maka
disitulah letak kebahagiaan itu berada, tentunya kebahagiaan ini sifatnya bukan
lahiriyah tetapi bathiniyah.
Kembali lagi ke awal pembahasan yaitu konsep baik dan buruk dalam
perspektif islam. Hal ini tidak akan selesai begitu saja jika hanya menitikberatkan
baik dan buruk itu hanya pada subjeknya saja. Sebab jika hanya terfokus pada
subjeknya saja pasti disitu banyak perbedaan perspektif tentang baik dan
buruknya sesuatu. Maka juga disitu diperlukannya perspektif tentang baik dan
buruknya sesuatu itu tidak hanya dengan kajian teori saja tetapi juga menganalisa
dari kehidupan sehari-hari, sehingga seseorang itu dapat mengetahui perspektif
baik dan buruk secara universal.
Dan itu lagi-lagi ada kaitannya dengan saling menghargai, karena
kebenaran dan keburukan itu bisa datang dari mana saja. Seseorang yang
kelihatannya buruk terkadang dari mulutnya keluar kalimat kebenaran, begitu pula
sebaliknya seseorang yang kelihatannya orang benar tetapi kadang perkataan tidak
benar atau buruk. Dari sini kita belajar bahwasannya tidak ada yang memiliki
sebenar-benarnya kebenaran kecuali Sang Maha Benar itu sendiri. Kesimpulannya
yaitu kita sebagai manusia dituntut untuk menjadikan atau mengambil pelajaran
atau hikmah dari setiap sesuatu yang kita jumpai, dengan begitu kita akan
mengetahui hakikat baik dan buruknya sesuatu.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebaikan dan keburukan adalah dua istilah yang banyak dipakai untuk
menentukan suatu perbuatan yang dilakukan manusia. Semua tindakan manusia
mengacu pada pandangannya tentang baik dan buruk. Nilai kebaikan dan
keburukan senantiasa akan menjadi sumber rujukan dalam menjalankan berbagai
tindakan hidupnya. Nilai baik dan buruk tidak hanya dalam kajian filsafat atau
teori saja, akan tetapi juga menjadi fokus pembahasan berbagai sumber agama
Dalam kehidupan manusia terdapat kewajiban berbuat baik dan
menghindari perbuatan jelek/buruk yang bersifat universal dan merupakan
keharusan moral, berdasarkan kodrati kemanusiaan. Berdasarkan itu manusia
mengerti segala kewajibannya sebagai perintah Tuhan. Itulah sebetulnya bukti
tentang adanya Tuhan, dan bukti itu adalah bukti yang praktis.
Dengan demikian al Quran dan al Hadits merupakan barometer setiap
muslim untuk melakukan penelitian secara global maupun universal terkait semua
fenomena kehidupan dan apapun yang ada di dalamnya dan kemudian
menyaringnya ke dalam ruang besar yaitu baik dan buruk. Mana yang baik dan
mana yang buruk, dapat teridentifikasi melalui al Quran dan al hadits dengan jalan
perenungan, kajian, dan optimalisasi akal.

B . SARAN
Dengan adanya makalah ini semoga para pembaca memahami pemikiran
dan aliran-aliran kalam moden dan kontemporer. Kami menyadari bahwa kami
sebagai penulis jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran senantiasa
kami harapkan

11
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an surah Al Hasyr ayat 20

Al-Qur'an surah Al Jatsiyah : 21.

Al-Qur'an surah Fushilat : 34

Al-Qur'an surah Az-Zalzalah, ayat 7 dan 8

Al Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 29

Al-Qur'an surah Al Ahzab ayat 21

Buhanudin Salam. Etika Individual (Pola Dasar Filsafat Moral) Rineka


Cipta Jakarta, 2000 h. 31

Enoh Dosen Fakultas Tarbiyah Unisba, , Konsep Baik (Kebaikan) Dan


Buruk (Keburukan) Dalam Al-Qur’an, hlm.15

Muhammad Zaairul Haq, Konsep Baik Buruk Dalam Perspektif Islam

Ibnu Miskawin, Menuju Kesempurnaan Akhlaq, Mizan. Bandung. 1999.


h.14-15

12

Anda mungkin juga menyukai