Riska Sari
A. PENDAHULUAN
Hukum Islam adalah rangkaian kata dari “hukum” dan “Islam”. “Hukum
Islam” sebagai suatu rangkaian kata telah menjadi bahasa Indonesia yang hidup
dan terpakai, namun bukan merupakan kata yang terpakai dalam bahasa Arab dan
tidak ditemukan dalam al-Qur’an; juga tidak ditemukan dalam literatur bahasa
Arab. Karena itu, secara definitif arti kata itu tidak ditemukan. Dalam bahasa Ingris
kata hukum Islam disebut Islamic law. Jika definisi hukum dihubungkan dengan
Islam, maka definisi hukum Islam secara sempit adalah seperangkat aturan
berdasarkan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf
yang diakui dan diyakini mengikat untuk semua orang yang beragama Islam.
Dengan demikian, hukum Islam dapat berwujud fiqh atau syari’ah.
Hukum Islam masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya Islam ke
Indonesia, yang menurut beberapa kalangan telah terjadi sejak abad VII atau VIII
Promosi. Sebelum bagian hukum Islam, masyarakat Indonesia berpegang teguh
pada hukum baku yang memiliki kerangka berbeda dan sifatnya sangat beragam.
Hal ini dikarenakan pengaruh agama Hindu dan Budha diyakini sangat luar biasa
terhadap kehidupan masyarakat sekitar saat itu.
Mengingat dampak yang luar biasa besar bagi kehidupan Indonesia adalah
pengaruh Islam yang masih berkembang, selain itu sebagian besar penduduk
Indonesia memeluk agama Islam, maka sudah sewajarnya hukum Islam secara
konsisten menaungi hukum nasional di Indonesia.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Hukum Islam
Al-Quran dan literatur hukum Islam sama sekali tidak menyebutkan kata
hukum Islam sebagai salah satu istilah. Yang ada di dalam al-Quran adalah kata
syari’ah, fiqh, hukum Allah, dan yang seakar dengannya. Istilah hukum Islam
merupakan terjemahan dari islamic law dalam literatur Barat. Istilah ini
kemudian menjadi populer. Untuk lebih memberikan kejelasan tentang makna
hukum Islam maka perlu diketahui lebih dulu arti masing-masing kata.
2. Ciri-Ciri Hukum Islam
Terdapat beberapa ciri-ciri hukum islam yaitu :
a. Merupakan bagian dan bersumber dari agama Islam.
b. Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari iman,
akidah, kesusilaan atau akhlak Islam.
c. Mempunyai dua istilah kunci yakni: syariat dan fiqih. Syariat terdiri dari
wahyu Allah SWT dan Sunah Nabi Muhammad SAW, sedang fiqih
adalah pemahaman dan hasil pemahaman manusia tentang syariat.
d. Terdiri dari dua bidang yakni: ibadah dan muamalah dalam arti yang
luas. Ibadah bersifat tertutup karena telah sempurna dan muamalah
dalam arti khusus dan luas bersifat terbuka untuk dikembangkan oleh
manusia yang memenuhi syariat dari masa ke masa.
e. Struktur berlapis, terdiri dari nass atau teks al-Qur’an, as-Sunah nabi
Muhammad SAW, hasil ijtihad manusia yang memenuhi syarat tentang
wahyu dan sunnah, pelaksanaanya dalam praktik baik berupa keputusan
hakim, maupun berupa amalan-amalan umat islam dalam masyarakat.
f. Mendahulukan kewajiban daripada hak, amal dari pahala.
g. Dapat dibagi menjadi dua yaitu: (a) hukum taklifi atau hukum taklif
yakni al-ahkam al-khamsah yang terdiri dari lima kaidah, lima jenis
hokum, lima kategori hokum, lima penggolongan hukum yakni jaiz,
sunah, makruh, wajib dan haram, dan (b) hukum wadh’I yang
mengandung sebab, syarat, halangan terjadi atau terwujudnya hubungan
hukum.
b. Hukum Publik
Hukum Publik Islam mencakup:
1) Jinayah, yang memuat pilihan-pilihan terhadap kegiatan yang
dikompromikan dengan disiplin, baik dalam jarimah hudud (pelanggaran
berat) maupun dalam jarimah ta'zir (hukuman ringan).
2) Al-Ahkam as-Shulthaniyyah, memeriksa hal-hal yang berkaitan dengan
kepala negara/pemerintahan, keunggulan otoritatif yang bersifat fokal
dan alami, sejauh dakwaan, dan sebagainya;
3) Siyar, mengkoordinasikan masalah perang dan keserasian, hubungan
dengan individu-individu dari berbagai agama dan berbagai negara;
4) Mukhasamat, mengkoordinasikan usaha yang sah, hukum, dan hukum
acara.
Dalam hukum Islam, hal ini dikenal sebagai kemungkinan kapasitas
legitimasi, yang pada umumnya disinggung sebagai Ahliyyah. Kemampuan
ini berkaitan dengan apakah seorang individu dapat memainkan
kemampuannya sebagai subjek yang sah secara optimal. Ada dua
penggambaran Ahliyyah, yaitu Ahliyyah al-ada' dan Ahliyyah al-Wujub.
Yang pertama terkait dengan kemampuan tunggal untuk melakukan latihan
otentik. Sedangkan yang kedua terkait dengan kemampuan orang untuk
memperoleh keistimewaan yang luar biasa, meskipun mereka belum
memiliki pilihan untuk memenuhi tanggung jawabnya, misalnya ahlinya al-
wujub dalam mewariskan kesempatan kepada anak.
3
Subjek hukum dalam hukum Islam tidak setua subjek hukum
tertentu di Indonesia. Dalam hukum Indonesia yang jelas, yang dimaksud
dengan subjek hukum adalah sebagian besar individu yang menurut hukum
dapat menjadi mitra (dapat memiliki hak istimewa dan tanggung jawab
yang luar biasa). Dalam kaitannya dengan kata ilmu hukum, subjek hukum
juga disinggung sebagai “orang atau kaki tangan kesempatan dan tanggung
jawab”. Seperti dalam subjek hukum memiliki kemampuan untuk berjalan
sebagai tidak menetap selamanya dan disarankan oleh hukum. Sehingga
dalam ilmu kehalalan yang dikenal sebagai mata pelajaran halal adalah
manusia dan zat halal.
4
hidup. Meskipun demikian, peningkatan harus dilakukan sehingga
peraturan tersebut selalu berkesinambungan.
10
pandangan orang-orang zaman sekarang, yang suka bersikap bijaksana dan
berusaha menjauhi bahaya sekecil apapun.
11
Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama
disahkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 29 Desember 1989
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1989 No. 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3400). Kemudian pada tanggal
20 Maret 2006 disahkan UU Nomor 3 tahun 2006 tentang Perubahan atas
UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agarna. Yang melegakan' dari UU
ini adalah semakin luasnya kewenangan Pengadilan Agama khususnya
kewenangan dalam menyelesaikan perkara di bidang ekonomi syari'ah.
Sehubungan dengan tambahan kewenangan yang cukup banyak
kepada pengadilan agama sebagaimana pada UU No. 3 tahun 2006 yaitu
mengenai ekonomi syari'ah, sementara hukum Islam mengenai ekonomi
syari'ah masih tersebar di dalam kitab-kitab fiqh dan fatwa Dewan Syari'ah
Nasional, kehadiran Kompilasi Hukum Ekonomi Syari'ah (KHES) yang
didasarkan pada PERMA Nomor 2 Tahun 2008, tanggal 10 September 2008
tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syari'ah, menjadi pedoman dan
pegangan kuat bagi para Hakim Pengadilan Agama khususnya, agar tidak
terjadi disparitas putusan Hakim, dengan tidak mengabaikan penggalian
hukum yang hidup dan berkembang dalam masyarakat sebagaimana
maksud Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang
Kekuasaan Kehakiman.
c. Undang-Undang Penyelenggaraan Ibadah Haji
Undang-Undang No. 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah
Haji disahkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 3 Mei 1999
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 No. 53, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3832), yang digantikan oleh UU
Nomor 13 Tahun 2008. UU pengganti ini memiliki 69 pasal dari
sebelumnya 30 pasal. UU ini mentikberatkan pada adanya pengawasari
dengan dibentuknya Komisi Pengawasan Haji Indonesia (KPHI). Demikian
juga dalam UU ini diiatur secara terperinci tentang Biaya Penyelenggaraan
Ibadah Haji (BPIH). Aturan baru tersebut diharapkan dapat menjadikan
pelaksanaan ibadah haji lebih tertib dan lebih baik.
d. Undang-Undang Pengelolaan Zakat
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat
disahkan dan diundangkan di Jakarta pada tanggaI 23 September 1999
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 No. 164, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3885).
e. Undang-undang Tentang Perbankan Syari'ah
12
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas
Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang
diundangkan pada tanggal 10 November 1998, menandai sejarah baru di
bidang perbankan yang mulai memberlakukan sistem ganda duel system
banking di Indonesia, yaitu sistem perbankan konvensional dengan piranti
bunga, dan sistem perbankan dengan peranti akad-akad
Selain itu, secara sosiologis, kedudukan hukum Islam (hukum fiqh)
itu sendiri di Indonesia, melibatkan kesadaran keagamaan mayoritas
penduduk yang sedikit banyak berkaitan pula dengan masalah kesadaran
hukum. Apalagi, jika norma hukum itu disebandingkan dengan aspek
hukum dari norma agama itu, akan semakin jelas keeratan hubungan antara
keduanya. Keduanya sama-sama menuntut ketaatan dan kepatuhan dari
warga masyarakatnya.
Kontribusi baru dari hukum Islam terhadap hukum nasional adalah
berupa kehadiran Kompilasi Hukum Ekonomi Syari'ah melalui PERMA
Nomor 02 Tahun 2008. Pasal 1 Perma tersebut menyatakan bahwa Kitab ini
menjadi pedoman prinsip syari'ah bagi para Hakim dengan tidak
mengurangi tanggung jawab Hakim untuk menggali dan menemukan
hukum untuk menjamin putusan yang adil dan benar.
Selain karena alasan sosiologis dan alasan praktis-pragmatis di atas,
keeratan hubungan antara ulama dan umara serta agama dan hukum,
termasuk dalam dan untuk Hukum Pidana yang hendak diperbaharui itu,
dapat pula dilihat secara filosofis-politis dan yuridis. Secara filosofis-politis,
keeratan hubungan keduanya dapat dilihat dari perspektif Pancasila yang
menurut doktrin ilmu hukum di Indonesia merupakan sumber dari segala
sumber hukum. Di dalam Pancasila itu sendiri, agama mempunyai posisi
yang sentral. Di dalamnya, terkandung prinsip yang menempatkan agama
dan ke-Tuhanan Yang Maha Esa dalam posisi yang pertama dan utama.
Demikian juga dengan tinjauan juridis, kedudukan agama dalam konteks
hukum dan keeratan hubungan antara keduanya dijamin menurut
Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 29 UUD 1945 yang menyatakan:
a. Atas berkat Rahmat Allah Yang Mahakuasa dan dengan didorong oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka
rakyat Indonesia,menyatakan dengan ini kemerdekaannya."
b. Negara berdasar atas ke-Tuhanan Yang Maha Esa."
c. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu."
13
PENUTUP
1. Kesimpulan
Materi hukum Islam yang bersumber dari Alquran dan hadis adalah
bersifat umum dan universal. Hukum yang demikian dapat diserap untuk
memperkaya dan menyempurnakan hukum nasional. Akan tetapi untuk
mempermudah penyerapan tersebut diperlukan rumusan-rumusan yang jelas
dan rasional, sehingga dapat diterapkan secara real. Dengan demikian, upaya
untuk mengembangkan hukum Islam terhadap hukum nasional diperlukan
pemikiran kembali ajaran hukum Alquran dan hadis.
Kesejahteraan, kebahagiaan, keamanan, ketertiban, keadilan, dan lain-
lain akan diraih oleh mereka yang mau menerapkan dan mematuhi hukum
Islam, baik di dunia maupun di akhirat. Namun demikian, manusia tetap
dituntut untuk berfikir dan berjihad agar hukum Islam senantiasa menzaman
dan sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri.
Perkembangan hukum Islam di Indonesia memiliki peluang yang sangat
cerah dalam pembangunan hukum nasional, karena secara sosioantropologis
dan emosional, hukum Islam sangat dekat dengan masyarakat Indonesia yang
mayoritas penduduknya beragama Islam. Selain itu secara historis hukum Islam
telah dikenal jauh sebelum penjajah masuk ke Indonesia. Peluang bagi masa
depan hukum Islam di Indonesia juga terbuka karena telah banyak aturan dalam
hukum Islam yang disahkan menjadi hukum nasional, dan hal ini
memperlihatkan bagaimana politicall will pemerintah yang memberikan respon
dan peluang yang baik bagi hukum Islam. Dengan melihat realitas kedekatan,
kompleksitas materi hukum Islam pada masa datang, peluang hukum Islam
dalam pembangunan hukum nasional akan lebih luas lagi.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ditarik dari hasil analisis data, maka
penulis mencoba memberikan saran atau rekomendasi sebagai berikut:
a. Upaya kontribusi Hukum Islam di Indonesia sangat bermanfaat, karena
dapat melaksanakan ajaran Islam dengan baik sekalipun dalam banyak hal
untuk penerapan selanjutnya mendapat tantangan baik eksternal maupun
internal. Seperti halnya pembatasan ijtihad oleh mujtahid mutlak seperti
institusi empat mazhab yang sangat populer itu.
b. Untuk itu, yang perlu dilakukan dalam penerapan hukum Islam ialah
dengan memberikan nasehat-nasehat yang mempunyai argumen yang kuat
untuk diterimanya hukum tersebut demi terealisasinya ajaran Islam di bumi
persada Indonesia ini.
14
Biografi Penulis
Telp/WA : 085374164716
Instagram : riskasariii_
Email : riska.sari777@gmail.com
15