Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

RUANG LINGKUP DAN TUJUAN HUKUM ISLAM

KIRANTI
301.2021.003

PROGRAM STUDI HUKUM


EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN
MUHAMMAD SYAFIUDDIN
SAMBAS
LATAR BELAKANG

Hukum adalah peraturan-peraturan atau seperangkat norma yang


mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, yang dibuat dan
ditegakkan oleh penguasa atau manusia itu sendiri seperti hukum adat,
hukum pidana dan sebagainya.
Sedangkan hukum islam adalah hukum yang tidak hanya merupakan
hasil pemikiran yang dipengaruhi oleh kebudayaan manusia di suatu
tempat pada suatu massa tetapi dasarnya ditetapkan oleh Allah melalui
wahyunya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan dijelaskan oleh Nabi
Muhammad sebagai rasulnya melalui sunnah beliau yang terhimpun
dalam kitab hadits dan hukum islam tidak hanya mengatur hubungan
manusia dengan manusia lain dan benda dalam masyarakat, tetapi juga
hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan dirinya
sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam bermasyarakat, dan
hubungan manusia dengan benda serta alam sekitarnya.
RUMUSA • Apa yang dimaksud dengan ruang
lingkup islam, ibadah, muamalah,
N • Apa yang dimaksud dengan
MASALAH tujuan Maqashid al-Syari'ah.

• Mengetahui dan memahami


tentang pengertian ruang lingkup
TUJUAN islam, ibadah, muamalah
• Mengetahui tentang tujuan
Maqashid al-Syari'ah
Pembahasan

A. Pengertian hukum islam


hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian
dari agama Islam. Konsepsi hukum islam, dasar, dan kerangka
hukumnya ditetapkan oleh Allah. Hukum tersebut tidak hanya mengatur
hubungan manusia dengan manusia dan benda dalam masyarakat,
tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia
dengan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan
manusia lain dalam masyarakat, dan hubungan manusia dengan benda
alam sekitarnya
B. Ruang lingkup hukum islam
Ruang lingkup islam adalah objek kajian hukum Islam atau bidang-
bidang hukum yang menjadi bagian dari hukum islam.Pembagian
bidang-bidang kajian hukum Islam lebih dititi kberatkan pada bentuk
aktivitas manusia dalam melakukan hubungan
ruang lingkup hukum Islam ada dua yaitu
1. Ibadah
2. muamalah
Secara etimologis kata ibadah berasal.dari bahasa Arab
al- ibadah, yang merupakan masdar {mashdar) dari kata
kerja 'abada-ya` budu yang berarti 'menyembah' atau
'mengabdi

secara terminologis ibadah diartikan dengan 'perbuatan


IBADAH orang mukalaf (dewasa) yang tidak didasari hawa
nafsunya dalam rangka mengagunkan Tuhannya

Menurut Ulama Fikih Ibadah adalah segala sesuatu yang


dikerjakan untuk mencapai keridaan Allah dan
mengharap pahala-Nya di akhirat
Secara etimologis kata muamalah berasal dari bahasa Arab
almu'amalah yang berpangkal pada kata dasar `amila-
ya'malu''amalan yang berarti membuat, berbuat, bekerja, atau
bertindak

Sedangkan secara terminologis muamalah berarti bagian hukum


Muamalah amaliah selain ibadah yang mengatur hubungan orang-orang
mukalaf antara yang satu dengan lainnya baik secara individu,
dalam keluarga, maupun bermasyarakat
Muamalah adalah ketetapan Allah yang berhubungan dengan
kehidupan sosial manusia walaupun ketetapan tersebut terbatas
pada pokok-pokok saja
C. Pengertian tujuan Maqasid Syariah

Secara etimologis, kata maqashidal-syari'ah berasal dari dua kata: maqashid


dan al-syari'ah. Kata maqashid adalah bentuk jamak darl kata maqshad yang
berarti 'maksud' atau 'tujuan'
Secara terminologis maqashid al-syariiah dipahami secara variatif oleh para
pakar hukum islam
Ibnu Asyur memahaminya sebagai 'makna-makna dan hikmah-hikmah yang
diperhatikan oleh syari`(pembuat hukum) dalam semua hal tentang penetapan
hukum atau sebagian besarnya yang tidak dikhususkan perhatiannya pada jenis
hukum syarak tertentu'. Termasuk dalam hal ini sifat-sifat syariat dan tujuan
umumnya dan makna-makna yang tidak luput dari perhatian tasyri` (penetapan
hukum), dan begitu juga makna-makna dari hukum yang tidak mendapatkan
perhatian pada setiap macam hukum, tetapi hanya pada sebagian besarnya saja
menurut al- Syathibi hukum Islam disyariatkan untuk
terciptanya kemaslahatan bagi seluruh umat manusia di muka
bumi ini baik sekarang maupun nanti. Al-Syathibi menguraikan
tentang tujuan hukum Islam (maqashid al-syari'ah) secara
panjang lebar dalam bukunya al-Mufawaqat yang sangat
Maqashid terkenal di kalangan ahli usul fikih
al-Syari'ah
menurut
Para Ahli
Usul Fikih Dalam pandangan al-Syathibi, semua kewajiban (taklif)
ditetapkan dalam rangka merealisasi kemaslahatan manusia.
Menurutnya tidak ada satu pun hukum Allah yang tidak
mempunyai tujuan. Hukum yang tidak memiliki tujuan
disamakan dengan taklif bima yuthaq atau membebankan
sesuatu yang tidak dapat dilaksanakan atau batal secara hukum
D. Tingkatan Maqashid al-Syari'ah

Doktrin atau teori maqashid al-syar`ah dikembangkan oleh golongan


ahli usul fikih misalnya imamal-Syathibi.Beliau mengembangkan teori ini
dengan bertitik tolak pada adanya lima kebutuhan pokok bagi manusia,
yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Tujuan utama dari hukum
islam adalah untuk memelihara lima kebutuhan pokok tersebut.
Tujuan hukum Islam yang lima ini dilihat dari segi kekuatan atau
tuntutan di dalam pemenuhan dan pengaruhnya oleh al-Syathibi (dan ahli
usul lainnya) dibagi menjadi tiga tingkatan,
1. Kebutuhan primer
2. Kebutuhan sekunder
3. Kebutuhan tersier.

Anda mungkin juga menyukai