EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN SAMBAS LATAR BELAKANG
Hukum adalah peraturan-peraturan atau seperangkat norma yang
mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, yang dibuat dan ditegakkan oleh penguasa atau manusia itu sendiri seperti hukum adat, hukum pidana dan sebagainya. Sedangkan hukum islam adalah hukum yang tidak hanya merupakan hasil pemikiran yang dipengaruhi oleh kebudayaan manusia di suatu tempat pada suatu massa tetapi dasarnya ditetapkan oleh Allah melalui wahyunya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad sebagai rasulnya melalui sunnah beliau yang terhimpun dalam kitab hadits dan hukum islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan benda dalam masyarakat, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam bermasyarakat, dan hubungan manusia dengan benda serta alam sekitarnya. RUMUSA • Apa yang dimaksud dengan ruang lingkup islam, ibadah, muamalah, N • Apa yang dimaksud dengan MASALAH tujuan Maqashid al-Syari'ah.
• Mengetahui dan memahami
tentang pengertian ruang lingkup TUJUAN islam, ibadah, muamalah • Mengetahui tentang tujuan Maqashid al-Syari'ah Pembahasan
A. Pengertian hukum islam
hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam. Konsepsi hukum islam, dasar, dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah. Hukum tersebut tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia dan benda dalam masyarakat, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat, dan hubungan manusia dengan benda alam sekitarnya B. Ruang lingkup hukum islam Ruang lingkup islam adalah objek kajian hukum Islam atau bidang- bidang hukum yang menjadi bagian dari hukum islam.Pembagian bidang-bidang kajian hukum Islam lebih dititi kberatkan pada bentuk aktivitas manusia dalam melakukan hubungan ruang lingkup hukum Islam ada dua yaitu 1. Ibadah 2. muamalah Secara etimologis kata ibadah berasal.dari bahasa Arab al- ibadah, yang merupakan masdar {mashdar) dari kata kerja 'abada-ya` budu yang berarti 'menyembah' atau 'mengabdi
secara terminologis ibadah diartikan dengan 'perbuatan
IBADAH orang mukalaf (dewasa) yang tidak didasari hawa nafsunya dalam rangka mengagunkan Tuhannya
Menurut Ulama Fikih Ibadah adalah segala sesuatu yang
dikerjakan untuk mencapai keridaan Allah dan mengharap pahala-Nya di akhirat Secara etimologis kata muamalah berasal dari bahasa Arab almu'amalah yang berpangkal pada kata dasar `amila- ya'malu''amalan yang berarti membuat, berbuat, bekerja, atau bertindak
Sedangkan secara terminologis muamalah berarti bagian hukum
Muamalah amaliah selain ibadah yang mengatur hubungan orang-orang mukalaf antara yang satu dengan lainnya baik secara individu, dalam keluarga, maupun bermasyarakat Muamalah adalah ketetapan Allah yang berhubungan dengan kehidupan sosial manusia walaupun ketetapan tersebut terbatas pada pokok-pokok saja C. Pengertian tujuan Maqasid Syariah
Secara etimologis, kata maqashidal-syari'ah berasal dari dua kata: maqashid
dan al-syari'ah. Kata maqashid adalah bentuk jamak darl kata maqshad yang berarti 'maksud' atau 'tujuan' Secara terminologis maqashid al-syariiah dipahami secara variatif oleh para pakar hukum islam Ibnu Asyur memahaminya sebagai 'makna-makna dan hikmah-hikmah yang diperhatikan oleh syari`(pembuat hukum) dalam semua hal tentang penetapan hukum atau sebagian besarnya yang tidak dikhususkan perhatiannya pada jenis hukum syarak tertentu'. Termasuk dalam hal ini sifat-sifat syariat dan tujuan umumnya dan makna-makna yang tidak luput dari perhatian tasyri` (penetapan hukum), dan begitu juga makna-makna dari hukum yang tidak mendapatkan perhatian pada setiap macam hukum, tetapi hanya pada sebagian besarnya saja menurut al- Syathibi hukum Islam disyariatkan untuk terciptanya kemaslahatan bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini baik sekarang maupun nanti. Al-Syathibi menguraikan tentang tujuan hukum Islam (maqashid al-syari'ah) secara panjang lebar dalam bukunya al-Mufawaqat yang sangat Maqashid terkenal di kalangan ahli usul fikih al-Syari'ah menurut Para Ahli Usul Fikih Dalam pandangan al-Syathibi, semua kewajiban (taklif) ditetapkan dalam rangka merealisasi kemaslahatan manusia. Menurutnya tidak ada satu pun hukum Allah yang tidak mempunyai tujuan. Hukum yang tidak memiliki tujuan disamakan dengan taklif bima yuthaq atau membebankan sesuatu yang tidak dapat dilaksanakan atau batal secara hukum D. Tingkatan Maqashid al-Syari'ah
Doktrin atau teori maqashid al-syar`ah dikembangkan oleh golongan
ahli usul fikih misalnya imamal-Syathibi.Beliau mengembangkan teori ini dengan bertitik tolak pada adanya lima kebutuhan pokok bagi manusia, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Tujuan utama dari hukum islam adalah untuk memelihara lima kebutuhan pokok tersebut. Tujuan hukum Islam yang lima ini dilihat dari segi kekuatan atau tuntutan di dalam pemenuhan dan pengaruhnya oleh al-Syathibi (dan ahli usul lainnya) dibagi menjadi tiga tingkatan, 1. Kebutuhan primer 2. Kebutuhan sekunder 3. Kebutuhan tersier.