Anda di halaman 1dari 5

PENGERTIAN, URGENSI, RUANG LINGKUP, DAN KEDUDUKAN MUAMALAH

Pendahuluan
Islam adalah agama yang universal. Ajaran agama Islam mencakup seluruh aspek
kehidupan, mulai dari kehidupan di dunia hingga kehidupan di akhirat. Bahkan jika
dicermati lebih dalam, ajaran Islam berisikan aturan-aturan praksis yang harus
diimplementasikan di dunia ini. Sedangkan akhirat adalah tujuan akhir dari pengamalan
aturan Islam di dunia ini. Akhirat adalah buah dari pengamalan ajaran agama di dunia sini.
Karena itulah agama sering disebut dengan way of life (jalan hidup), bukan way of death
(jalan kematian). Artinya apa? Artinya adalah bahwa ajaran-ajaran Islam pada hakikatnya
bersifat praksis, ajaran yang ditujukan untuk mengatur kehidupan riil di dunia. Rasulullah
SAW bersabda: Kehidupan di dunia adalah ladang tanam untuk kehidupan di akhirat.

Pengertian Muamalah
Muamalah secara etimologi berasal dari kata Arab: ‘amala-yu’amilu-mu’amalatan
yang artinya bergaul, berbisnis, berhubungan dengan orang lain. Menurut kamus A
Dictionary of Modern Written Arabic adalah hubungan manusia dengan sesama manusia
atau tingkah laku manusia antara sesama manusia. Definisi kamus ini tentu saja masih
bersifat umum. Bicara mumalah dalam pengertian umum, tidak terikat oleh agama.
Nah, sekarang mari kita teruskan dengan definisi muamalah Islam. Melihat definisi
kamus di atas tentu saja kita sudah pula bisa menebak pengertian muamalah Islam. Dari
definisi umum tersebut tentunya tinggal menambahkan Islam saja. Jadi muamalah Islam
adalah adalah hubungan manusia dengan sesama manusia atau tingkah laku manusia
antara sesama manusia yang didasarkan atas ajaran Islam. Definisi yang lebih lengkap
adalah: muamalah adalah aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan antara manusia
dengan manusia, hubungan antara manusia degan kehidupannya, dan hubungan antara
manusia dengan lingkungan sekitarnya.
Kenapa definisi ini dikatakan lebih lengkap? Tentu bukan semata-mata karena lebih
panjang. Tapi di situ menambahkan beberapa unsur, hubungan manusia dengan
kehidupannya dan dengan lingkungannya yang tidak disebutkan dalam kamus tadi. Saya
sendiri mendefinisikan muamalah dengan ajaran Islam yang mengatur manusia dalam
urusan dunianya, baik berkenaan dengan dirinya, lingkungan, maupun hubungannya
dengan pihak lain.
Antara satu definisi dan yang lainnya ada sedikit perbedaan. Tapi ada titik
kesamaan yaitu tentang pengaturan urusan kehidupan. Semuanya adalah bicara tentang
aturan-aturan Allah (ajaran Islam) berkenaan dengan kehidupan manusia di dunia.
Tentang bagaimana manusia hidup, bagaimana dia berhubungan dengan orang lain, dan
seterusnya. Jadi yang terpenting adalah pahami isinya. Pahami maksudnya. Jangan dihafal
kata-katanya sambil memejam-mejamkan mata. Kalau mau buat saja susunan kata-kata
sendiri untuk mendefiniskan muamalah juga dipersilahkan. Malahan bagus, karena
tandanya itu paham dan kreatif.

Urgensi Mempelajari Muamalah


Urgensi berarti menanyakan tentang apa pentingnya mempelajari muamalah? Apa
pentingnya mempelajari aturan-aturan kehidupan menurut ajaran Islam? Tentu saja
penting. Bahkan wajib hukumnya bagi seorang muslim. Seorang muslim seluruh
kehidupannya telah diatur Allah SWT. Seluruh aktivitas seorang muslim harus berpedoman
pada aturan Allah SWT. Karena itulah dia tentu saja harus mempelajari aturan-aturan itu.
Aturan Allah pada hakikatnya adalah rumus-rumus kehidupan. Aturan Allah
layaknya teori-teori ilmu pengetahuan yang dijadikan pedoman oleh para ilmuwan.
Bedanya, teori para ilmuwan itu terbatas pada hal-hal yang bisa dicerna panca indera.
Sedangkan teori-teori Allah tidak terbatas. Teori para ilmuwan didapat dari usaha susah
payah melalui penelitian ilmiah. Sedangkan teori Allah tinggal Allah sampaikan begitu saja.
Allahlah yang menguasai rahasia alam semesta ini. Rahasia itu telah Dia beberkan kepada
manusia melalui kitab suci al-Quran dan Sunah Rasul. Kita semua tinggal pakai. Salah
satunya adalah aturan-aturan muamalah yang akan kita pelajari dalam pembahasan ini.
Aturan Allah tentang muamalah itu laksana buku panduan dari Allah, tips-tips dari
Allah tentang bagaimana kita menghadapi kehidupan. Melalui panduan inilah kita dapat
hidup secara terarah dan tentunya termudahkan. Sebaliknya, mengabaikan buku panduan
ini sama saja dengan hidup tanpa pedoman. Ia mengarungi kehidupan secara coba-coba,
trial and eror, tidak tahu cara dan apa yang hendak dituju dalam hidup.

Ruang Lingkup Muamalah


Ruang lingkup adalah cakupan bahasan. Pendeknya, apa saja sih masuk dalam
cakupan bahasan atau cakupan ajaran muamalah? Pertanyaan ini tentunya bisa dijawab
dengan beragam jawaban. Makanya lain buku bisa saja lain jawabannya. Bagi pembaca
yang tidak cermat mungkin malah bingung, mana sebenarnya yang benar? Karena itu yang
penting dipahami adalah dari sudut pandang mana orang memberikan jawaban. Ini yang
penting dipahami.
Lalu dalam pembahasan kita ini mau memakai sudut pandang mana? Ini yang
penting untuk dimengerti. Sekarang begini, kita kembali pada pengertian muamalah
seperti telah dijelaskan di atas. Muamalah adalah ajaran Islam yang menyangkut urusan
dunia. Kehidupan manusia di dunia. Karena itu, kalau ditanya ruang lingkupnya, cakupan
urusannya, cakupan bahasannya tentu saja sangat banyak, kan? Tapi dari yang banyak itu
setidaknya bisa kita kumpulkan dan kerucutkan ke dalam beberapa tipologi. Orang hukum
bisa menyimpulkannya dalam dua ruang lingkup: perdata dan pidana. Orang pemerintahan
bisa menyimpulkan ke dalam empat urusan: ekonomi, politik, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan.
Nah, sekarang dari sudut pandang manakah kita akan membagi ruang lingkup
dalam pembahasan ini? Sebelum saya menjawabnya, mari kita coba perhatikan, muamalah
adalah urusan dunia, pergaulan antar sesama, sedangkan urusan dunia dan dan pergaulan
antar sesama begitu begitu banyaknya. Dari yang banyak itu saya cenderung membaginya
berdasarkan ruang lingkup atau besar kecilnya ruang pergaulan. Berdasarkan hal ini, maka
pada diri manusia dan pergaulannya kita dapat melihatnya mulai dari unit terkecil sampai
yang terbesar secara berurutan adalah: kehidupan keluarga, kehidupan bertetangga,
kehidupan masyarakat.
Demikianlah cara membagi ruang lingkup. Satu sama lain terlihat jelas tipologi dan
gradasinya berdasarkan apa. Orang lain boleh membaginya berdasarkan tipologi lain. Itu
tergantung kepentingannya. Saya memilih ini karena menurut hemat saya inilah ruang
ruang pergaulan yang paling wajar terlihat dalam sehari hari. Terlebih lagi pembagian dari
sudut pandang inilah yang relevan dengan pembahasan lanjutan dalam cakupan
pembahasan materi kuliah Muamalah yang diberlakukan dalam kurikulum yang kita
gunakan saat ini.
Pada buku lain orang bisa saja membaginya dengan sudut pandang lain. Memang
demikianlah adanya jika kita periksa dalam buku-buku yang ada. Tapi yang harus
digarisbawahi adalah cara membuat ruang lingkup itu yang harus jelas tipologi dan
gradasinya. Misalnya mau dibagai berdasarkan cakupan perbaulan, berdasakan muatan
urusannya, atau berdasarkan apa.
Tipologi sudut pandang inilah yang harus konsisten sehingga orang tidak bingung.
Jika pembagian tidak jelas kelompk sudut pandangnya, maka itu membingkungkan orang
dan berarti itu tidak benar. Mungkin yang menulis juga tidak paham hanya mengutip sana
sini dari buku lain. Sebagai contoh misalnya begini, ada orang yang membagi ruang lingkup
muamalah ke dalam umpanya; keluarga, ekonomi, perdata, jual beli, gadai. Tipologi ini
tentu tidak jelas dan membuat orang bingung. Ini adalah pembagian yang salah.
Jelas ya? Saya harap dengan memahami penjelasan ini Anda tidak hanya paham
ruang lingkup yang dalam pembahasan kita di sini. Tapi juga paham lebih jauh tentang
pembagian ruang lingkup sehingga tidak bingung kalau membaca buku-buku yang
berbeda-beda. Bahkan Anda sendiri bisa berpendapat sesuai dengan argumentasi Anda
sendiri karena Anda mengerti arah tujuannya.

Kedudukan Keluarga dalam Muamalah


Pada pembahasan sebelumnya kita telah mendapatkan kejelasan bahwa ruang
lingkup muamalah itu sangat luas. Namun demikian dalam pembasahan kita di sini
mengambil ruang lingkup mumalah atas dasar cakupan lingkungan kehidupan dan
pergaulan manusia meliputi: pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, dunia. Selanjutnya dari
kelima ruang lingkup ini kita akan fokus pada “keluarga” saja. Pada praktiknya nanti
tentunya tak terhindarkan barangkali juga menyinggung tentang pribadi dan masyarakat,
atau bahkan bangsa. Tapi itu hanyalah sebagai pelengkap saja. Fokus bahasan kita sekali
lagi adalah pada keluarga.
Fokus bahasan ini penting untuk anda perhatikan. Sebab kalau anda nanti periksa di
buku-buku, atau datang ke toko buku untuk membeli buku muamalah, ternyata isinya
beda. Sebab kebanyakan buku muamalah isinya adalah tentang transaksi ekonomi dalam
Islam. Kenapa bisa demikian? Ya itu tadi sudah saya jelaskan di atas. Semua tergantung
kepentingannya yang mana. Sebab area muamalah itu sangat luas. Tegasnya, materi
muamalah yang akan kita pelajari adalah aturan-aturan Islam yang berkenaan dengan
pembinaan keluarga atau fikih keluarga muslim. Inilah fokus kita.
Kenapa ini yang dipilih? Hal ini disebabkan oleh kedudukan fikih keluarga itu yang
sangat penting. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga adalah
masyarakat ini. Keluarga adalah miniatur negara. Dalam keluarga inilah pertama kali
manusia belajar bersosialisasi dan belajar bermacam hal tentang kehidupannya. Karena
itulah keluarga diambil sebagai fokus pembahasan dengan harapan, jika para mahasiswa
telah mampu mengelola kehidupan keluarga, maka sesungguhnya ia telah mampu
mengelola kehidupan sosial dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai