Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH METODE PENELITIAN GEOGRAFI

“Mampu menyusunkajianteori, kerangkaberpikir dan


hipotesapenelitiandarisumberrujukan yang bermutu, sahih dan terukur (bab II
proposal penelitian)”

DosenPengampu : Dra. TumiarSidauruk, M.Si

DisusunUntukMemenuhiTugas pada Mata Kuliah Pendidikan Geografi

Disusun Oleh Kelompok :4


- Epri Yandi Sembiring (3203331016 )
- HericoGuteres (3203331021)
- Jenty Miralda Br Pasaribu (3203131041)
- Mirza Yolanda (3203331005)
- ReizaMariatiNababan (3203331006)

TINGKAT/SEMESTER : 5 (LIMA) / GANJIL


JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Mampu menyusun kajian teori, kerangka berpikir dan hipotesa penelitian dari
sumber rujukan yang bermutu, sahih dan terukur (bab II proposal penelitian)”.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah.

Kami bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas


Pendidikan Geografi .Disampingi tu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini terutama kepada Ibu Dra.
Tumiar Sidauruk, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Metode Penelitian
Geografi di Universitas Negeri Medan .

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini
masih banyak terdapat kekurangannya.

Medan ,09 September 2022

Kelompok 4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Salah satuta hapan proses penelitian yang harus diperhatikan oleh peneliti
adalah menyusun kajian teori. Kajian teori dalam laporan penelitian dimaksudkan
untuk mengungkapkan kerangka acuan komperhensif mengenai konsep, prinsip,
atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang
dihadapi atau dalam mengembangkan produk yang diharapkan (UM, 2010:50).
Proses menyusun kajian teori merupakan proses yang sangat menentukan langkah
penelitian berikutnya. Maka dari itu seorang peneliti harus memiliki perhatian
yang tinggi terhadap masalah kajian teori. Banyak peneliti yang terhenti proses
penelitiannya hanya karena tidak memahami cara mendapatkan teori yang relevan
dengan topic penelitiannya, atau peneliti tidak memiliki referensi yang cukup
memadai untuk melengkapi tahapan kajian teorinya, sehingga dasar pijakan
dalam penelitianyar apuh.

MenurutWinarno (2013:39) kajian pustaka merupakan segala informasi


tertulis (teori) yang relevan dengan masalah penelitian, digunakan sebagai
rujukan dalam menentukan masalah dan kerangka berfikir, yang diperoleh dari
buku-buku, laporan penelitian, kerangan ilmiah, skripsi/tesis/disertasi,
ensiklopedia, buku tahunan, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan dan
sumber-sumber yang lain. Proses pemilihan teori yang relevan dengan topic
penelitian merupakan proses yang memerlukan kecapakan dan strategi tertentu.
Seorang peneliti akan mudah menyusun kajian teori manakala ia paham betul
topic masalah yang hendak ditelitinya, kemudian ia memiliki kemampuan untuk
menemukan referensi yang dibutuhkanya.

Proses kajian teori dilakukan sejak peneliti memikirkan masalah yang akan
ditelitinya, bersamaan dengan pencarian dan penemuan masalah itulah para
peneliti mencari dan menemukan referensi yang relevan dengan topic kajiannya,
disamping itu kajian teori merupakan bagian dari proposal penelitian, yang
merupakan langkah awal dari proses penelitian. Untuk membuat proposal
penelitian pengembangan yang berkualitas selain kemampuan menemukan
masalah yang urgent dan pemilihan metode penelitian yang relevan, bagian yang
tidak kalah pentingnya adalah menyusun kajian teori.

Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang diarahkan untuk


menghasilkan produk, desain, dan proses. Sebelum seorang peneliti menghasilkan
suatu produk diperlukan kajian teori yang mendukung pembuatan produk dan
sebagai landasan dalam menciptakan atau memperbaiki produk hasil penelitian.
Menurut Sukmadinata (2015:172) untuk mengembangkan suatu produk
pedidikan diperlukan studi literatur. Studi ini ditujukan untuk menemukan
konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang memperkuat suatu
produk.Maka dari itu seorang peneliti benar-benar harus memahami apa itu
pengertian dan fungsi kajian teori, tujuan dan isi kajian teori, sumber kepustakaan
dan langkah-langkah menyusun teori, terutama pada penelitian dan
pengembangan (R & D).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menyusun kajian teori?
2. Bagaimana menyusun kerangka berpikir?
3. Dan bagaimana menyusun hipotesa penelitian?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui menyusun kajian teori.
2. Untuk mengetahui menyusun kerangka berpikir.
3. Dan untuk mengetahui menyusun hipotesa penelitian.
BAB II

PEMABAHASAN

A. Pengertian Teori Dalam Penelitian

Kajian teori dalam proses penelitian merupakan salah satu tahapan yang penting
untuk diperhatikan oleh para peneliti. Para ahli memberikan banyak definisi teori
dalam penelitian. Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah
mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi yang dapat dijadikan landasan
teoretis bagi penelitian yang akan dilakukan. Landasan ini perlu ditegakkan agar
penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba
(trial and error). MenurutWinarno (2013:39) Kajian pustaka merupakan segala
informasi tertulis (teori) yang relevan dengan masalah penelitian, digunakan sebagai
rujukan dalam menentukan masalah dan kerangka berfikir, yang diperoleh daribuku-
buku, laporan penelitian, kerangan ilmiah, skripsi/tesis/disertasi, ensiklopedia, buku
tahunan, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan dan sumber-sumber yang lain.
Berikut menurut para ahli yaitu :

Labovitz & Hagedorn

Mereka berpendapat bahwa kajian teori merupakan sebuah ide yang bersifat teoritis
guna menentukan alasan mengapa variabel dalam sebuah penelitian bisa saling
berhubungan dengan pernyataan.

Emory Cooper

Sedangkan Cooper berpendapat bahwa kajian teori adalah sekumpulan konsep,


variabel, proposisi, dan konsep lain yang secara sistematis berhubungan dan juga
sudah ditarik kesamaannya untuk bisa menjelaskan dan membaca sebuah fakta.
Kneller

Kneller mengungkapkan bahwa teori mempunyai dwimakna. Menurutnya, teori itu


memiliki sifat yang empiris. Itu artinya, teori juga merupakan sebuah hasil dari
hipotesis yang sudah diuji menggunakan eksperimen dan juga observasi.

Landasan teoritis ini pentingartinya bagi seorang peneliti karena penelaahan


kepustakaan ini merupakan bagian penting dalam proses penelitian Setyosari
&Widijoto (2007:64). Menurut Sugiyono (2015:81) suatu teori adalah suatu konsep
tualisasi yang umum. Konsep tualisasi atau system pengertian ini diperoleh melalui
jalan yang sistematis. Suatu teori harus dapat diuji kebenarannya, bila tidak, dia
bukan teori. Budiwanto (2005:27) kajian pustaka adalah menghimpun dan
memperoleh segala informasi dan bahan-bahan tertulis dari sumber-sumber
kepustakaan yang dimanfaatkan sebagai acuan penelitian.

Bedasarkan beberapa penjelasan dari ahli dapat disimpulkan kajian teori atau
kajian pustaka adalah segala sesuatu informasi tertulis (teori) dan hasil-hasil
penelitian yang relevan dengan variable atau masalah yang diteliti, digunakan sebagai
rujukan dalam menentukan masalah dan kerangka berfikir sekaligus sebagaia
cuan/landasan dalam penelitian.
Berbicara mengenai penelitian pengembangan untuk mengembangkan suatu
produk diperlukan suatu literatur. Menurut Sukma dinata (2015:172) studi ini
ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang
memperkuat suatu produk. Terutama produk yang berbentuk model, program, dan
sejenisnya memiliki dasar-dasar konsep atau teori tertentu. Untuk menggali konsep-
konsep atau teori-teori mendukung suatu produk perlu dilakukan kajian literature
secara intensif. Kajian teori dalam laporan penelitian dimaksudkan untuk
mengungkapkan kerangka acuan komperhensif mengenai konsep, prinsip, atau teori
yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi atau
dalam mengembangkan produk yang diharapkan (UM, 2010:50).

Bedasarkan paparan ahli dapat disimpulkan kajian teori dalam penelitian


pengembangan adalah segala sesuatu informasi tertulis (teori) dan hasil-hasil
penelitian yang relevan dengan variable atau masalah yang diteliti, kajian teori ini
diharapkan menjadi landasan teori etik mengapa masalah itu perlu dipecahkan dan
mengapa cara pengembangan produk tersebut dipilih. Kajian teori etik mengenai
model dan prosedur yang akan digunakan dalam pengembangan juga perlu
dikemukakan dalam bagian ini, terutama dalam rangka memberikan pembenaran
terhadap produk yang akan dikembangkan.

Para ahli memberikan banyak definisi teori dalam penelitian. Para peneliti
menggunakan teori secara berbeda dalam berbagai jenis penelitian, tetapi beberapa
jenis teori hadir dalam sebagian besar penelitian sosial (Neuman, W. L., & Kreuger,
n.d.). Hal tersebut mengandung makna bahwa teori dalam penelitian sangat dominan
ditemukan dalam model penelitian sosial.Teori merupakan sekumpulan konstruk
(konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi melihat fenomena secara sistematik
dan menyeluruh, melalui spesifikasi hubungan antar variable, sehingga dapat berguna
untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena (Kerlinger,1978).
Proposisi merupakan rancangan usulan, ungkapan yang dapat dipercaya,
disangsikan,disangkal, atau dibuktikan benar-tidaknya. Pendapat lain mengatakan
bahwa teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang tersusun secara
sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena
(Cooper, Schindler, & Sun, 2006).Dari kedua pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa
teori dapat berupa konsep, defisini,proposisi tentang suatu variabel yang dapat dikaji,
dikembangkan oleh peneliti.

Teori berupa sebuah penjelasan atau hal yang menjelaskan tentang sebuah system
yang mendiskusikan bagaimana sebuah fenomena terjadi dan mengapa fenomena itu
terjadinya demikian (Christensen, Johnson, Turner, & Christensen, 2011; Johnson &
Christensen, 2019,2019). Teori mengandung arti yang penting, apabila teori tersebut
dapat melukiskan,menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada (Monks, F. J.,
&Knoers, A. M. P. Siti Rahayu.,1999). Teori membutuhkan konstruksi agar
mengandung makna yang utuh dan mendalam.

Jenis-JenisTeori Penelitian

Terdapat beberapa macam teori dalam penelitian, diantaranya:

1. Teori induktif yang menerangkan suatu hal daridari data kearah toeri.
2. Teori deduktif yang memberi keterangan dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentuk earah data yang akan diterangkan.
3. Teori fungsional yang Nampak adanya suatu interaksi pengaruh antara data
dan perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan
pembentukan teori kembali mempengaruhi data. Artinya ada pola yang saling
mempengaruhi antara data dan toeri (Monks,F. J., &Knoers, A. M. P. Siti
Rahayu., 1999).
(Sugiyono, 2014) memandang sebuah teorisebagai, (1) cara pandang menunjuk
pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisi. (2) cara pandang sekelompok
hokum yang disusun secara logis. Cara pandang ini melihat hubungan yang deduktif
antara data dan teori.(2) Suatu toeri dapat berupa rangkuman mengenai suatu
kelompok hukum yang didapatkan dari proses empiris pada bidang ilmu
tertentu.Sebuah teori diperoleh melalui serangkaian proses ilmiah, dengan demikian
teori harus dapat diuji ulang kebenarannya. Itulah sebabnya ada suatu riset yang
dilakukan bertujuan untuk menguji kebenaran suatu teori.

Kesalahan dalam sistematika proses penelitian dapat menjadi penyebab suatu


toeri dapat dibantah bahkan dibatalkan oleh teori lain.Hasil pengujian terhadap suatu
teori dapat berupa penguatan, atau pelemahan dan pembatalan.Teori dalam kegiatan
penelitian harus mampu menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan fenomena
(masalah) dan objek dalam penelitian. Seorang peneliti yang akan meneliti masalah
pembelajaran maka ia harus mengkaji beberapa teori perihal masalah pembelajaran
bukan masalah social budaya maupun politik. Begitu pun ketika sedang meneliti
tentang Ekonomi, maka peneliti harus menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan
Ekonomi bukan budaya maupun ilmualan. Pada saat ini pengkajian teori penelitian
harus benar-benar spesifik sesuai dengan sub bidang kajian yang sedang dikaji.

Peran dan Fungsi Teori dalam Penelitian

Beberapa kegunaan dan fungsi teori dalam penelitian menurut (Cooper et al.,
2006),diantaranya : (1) Teori mempersempit/membatasi ruang atau kawasan dari
fakta yang akan kita pelajari. (2) Teori menyarankan system pendekatan penelitian
yang disukai untuk mendapatkan makna yang sesungguhnya), (3) teori menyarankan
system penelitian yang memungkinka nuntuk mengimpose data sehingga
diklasifikasikan dalam jalan yang lebih bermakna. (4) Teori merangkum suatu
pengetahuan tentang sebuah objek kajian dan pernyataan yang tidak diinformasikan
yang diluar observasi yang segera. (4) Teori dapat digunakan untuk memprediksi
fakta-fakta yang lebih jauh yang bias ditemukan dalam penelitian.Semua penelitian
memiliki kaidah ilmiah, dengan demikian semua peneliti harus menggunakan dasar
teori ilmiah (Sugiyono, 2014). Pada penelitian kuantitatif dan penelitian eksperimen
teori harus sudah jelas sebelum penelitian dilakukan.

Hal itu dikarenakan toeri ilmiah akan dijadikan dasar untuk memperjelas masalah
penelitian, dasar penarikan kesimpulan,dan memprediksi hasil akhir dari
penelitiian.Dari pendapatnya di atas dapat disimpulkan bahwa teori berfungsi untuk
memperjelas masalah penelitian sehingga para peneliti dan pembaca hasil penelitian
dapat dengan mudah mengidetifikasi masalah yang ada dalam objek penelitian.
Kedua sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis penelitian. Dengan demikian
peneliti dapat menyusun dugaan sementara yang didasarkan pada masalah yang
temukan dengan membandingkan pada teori—teori yang ada. Ketiga berfungsi
sebagai feferensi untuk menyusun instrument penelitian. Sebagai mana kita ketahui
bahwa penyusun aninstrumen penelitian didasarkan pada kajian teori yang relevan.

Beberapa fungsi tersebut sejalan dengan pendapatnya (Bennett, Borg, & Gall,
1984; Gall,Borg, & Gall, 2003) yang menyatakan beberapa tujuan dari proses kajian
teori diantaranya: (1) membatasi masalah penelitian, (2) menemukan benang baru
yang diteliti, (3) menghindari pendekatan yang tidak sesuai, (4) memperoleh
metodologi yang mencerahkan. (5) Mengidentifikasi rekomendasi untuk penelitian
yang lebih jauh dan mencari grand teori pendukung. Dengan demikian kajian teori
memiliki peran yang sangat penting dalam rangkaian proses penelitian yang baik.

Langkah-langkah dalam Penyusunan Kajian Teori

Langkah-langkah melakukan kajian teori menurut (Gall et al., 2003) adalah


sebagai berikut:
1. Mencari sumber utama yang dapat dirujuk dari artikel jurnal, buku-buku,
laporan penelitian dan publikasi lain yang dapat digunakan sebagai rujukan
utama.
2. Menggunakan sumber tambahan dari hasil pemikiran seseorang yang ia
rangkum dari berbagai rujukan dengan mengkaji secara mendalam.
3. Membaca sumber utama. Setelah semua sumber teridentifikasi maka
selanjutnya peneliti harus membaca seluruh sumber bacaa nuntuk menemukan
berbagai cara pandang tentang riset yang akan dilakukannya.
4. Mensintesis bahan bacaan. Tahap ini merupakan tahapan yang penting, karena
biasanya peneliti tergoda untuk melakukan tindakan copy paste darirujukan
yang dibacanya,padahal semestinya peneliti tersebut melakukan kajian
analisis dan mengkomparasikannya dengan hasil penelitianlainnya.

Penyusunan kajian teori membutuhkan perhatian serius, peneliti tidak boleh


menyepelekan proses ini, karena untuk mendapatkan kualitas literatur yang bermutu
peneliti membutuhkan 3-6 bulan. Terlebih apabila peneliti belum pernah mengkaji
topic tersebut sebelumnya (Gall et al., 2003). Namun demikian berbeda dengan
kondisi saat ini, dimana sumber rujukan sudah lebih mudah diperoleh. Para peneliti
dapat menyusun kajian teori dalam waktu hitungan minggu tergantung pada tingkat
ketekunan masing-masing.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis


besaralur logika berjalannya sebuah penelitian. Kerangka pemikiran dibuat
berdasarkan pertanyaan penelitian (research question), dan merepresentasikan suatu
himpunan dari beberapa konsep sertahubungan diantara konsep-konsep tersebut
(Polancik, 2009). Pada tesis, kerangka pemikiran biasanya diletakkan di bab 2,
setelah sub bab tentang Tinjauan Studi (Related Research) dan Tinjauan Pustaka.
Penamaan kerangka pemikiran bervariasi, kadang disebut juga dengan kerangka
konsep, kerangka teoritis atau model teoritis (theoritical model).

Seperti namanya yang berane karagam, bentuk diagram kerangka pemikiran juga
bervariasi.Di dalam kerangkaberpikir, variabel-variabel penelitian dijelaskan dengan
lebih mendalam dan relevan dengan permasalahan yang diteliti. Dengan demikian,
kerangka pemikiran tersebut dapat dijadikan dasar untuk menjawab masalah.
Kerangka berpikir dapat disajikan dengan bagan yang menunjukkan alur piker
peneliti dan keterkaitan antar variabel yang diteliti. Bagan itu juga disebut dengan
paradigma atau model penelitian.

Kerangka berfikir adalah perpaduan antaraa sumsi‐asumsi teoritis dan asumsi‐


asumsi logika dalam menjelaskan atau memunculkan variable‐variabel yang diteliti
serta bagaimana kaitan diantara variable‐variabel tersebut, ketika dihadapkan pada
kepentingan untuk mengungkapkan fenomena atau masalah yang diteliti. Ada tiga
kerangka berfikir yang digunakan yaitu :

1. Kerangka teoritis
Adalah uraian yang menegaskan tentang teori apa yang dijadikan landasan serta
asumsi‐asumsi teoritis yang dari teori tersebut akan digunakan untuk menjelaskan
fenomena yang diteliti.

2. Kerangka konseptual

Adalah uraian yang menjelaskan konsep‐konsep apa saja yang terkandung


didalam asumsi teoritis yang akan digunakan untuk mengabstraksikan
(mengistilahkan) unsur‐unsur yang terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti
dan bagaimana hubungan diantara konsep‐konsep tersebut.

3. Kerangka operasional

Adalah penjelasan tentang variable‐variabel apa saja yang diturunkan dari


konsep‐konsep terpilih, dan bagaimana hubungan di antara variable‐variabel tersebut,
sertahal‐hal apa saja yang dijadikan indicator untuk mengukur variable‐variabel yang
bersangkutan.

Dalam kerangka berfikir ini tidak harus semua teori dimasukan, hanya teori
yang kuat dan relevan yang digunakan ditambahkan teori pendukung lainnya. Jadi
paling banyak 4 teori yang kuat relevandan pendukungnya, dibuatkan skema
gambarnya dan diuraikan variable dan indicator‐indikator, sehingga penelitian
memilikialur yang jelas.

Cara MembuatKerangkaBerpikir
Kerangka berpikir yang baik adalah jika peneliti dapat mengidentifikasi
variabel-variabel penting yang sesuai dengan masalah penelitian dan secara logis
mampu menjelaskan keterkaitan antar variabel. Kerangka berpikir yang baik dapat
disusun dengan cara berikut:

1. Mengidentifikasikan variable penelitian dengan jelas.


2. Menguraikan hubungan antara satu variable dengan variable lainnya.
3. Menentukan hubungan variabel. Jika karakteristik atau sifat dan arah
hubungan dapat diteorikan berdadsarkan penemuan penelitian sebelumnya,
hal itu dapat menjadi dasar dalam uraian berpikir, apakah hubungan itu positif
atau negatif.
4. Memberikan argument teoritis mengenai hubungan antar variabel. Pada tahap
ini, peneliti seharusnya dapat menjelaskan secara jelas mengenai hubungan
antar variabel, dan dapat digambarkan melalui hasil-hasil penelitian
sebelumnya.
5. Menggambarkan kerangka berpikir dalam bentuk diagram skematis. Hal ini
dilakukan agar pembaca dapat melihat dengan jelas hubungan antar variabel.

C. Hipotesis

Margono (2004: 80) menyatakan bahwa hipotesis berasal dari perkataan hipo
(hypo) dan tesis (thesis). Hipo berarti kurang dari, sedang tesis berarti pendapat. Jadi
hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara,
belum benar-benar berstatus sebagai suatu tesis. Hipotesis memang baru merupakan
suatu kemungkinan jawaban dari masalah yang diajukan. Ia mungkin timbul sebagai
dugaan yang bijaksana dari sipeneliti atau diturunkan (deduced) dari teori yang telah
ada. Pada bagian lain, Margono (2004: 67) pun mengungkapkan pengertian lainnya
tentang hipotesis. Ia menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin atau paling tinggi
tingkat kebenarannya.

Secara teknik, hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan
diuji kebenarannya melalui data yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara
statistik, hipotesis merupakan pernyataan keadaan parameter yang akan diuji melalui
statistic sampel. Didalam hipotesis itu terkandung suatu ramalan. Ketepatan ramalan
itu tentu tergantung pada penguasaan peneliti itu atas ketepatan landasan teoritis dan
generalisasi yang telah dibacakan pada sumber-sumber acuan ketika melakukan
telaah pustaka. Mengenai pengertian hipotesis ini, Nazir (2005: 151) menyatakan
bahwa hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian,
yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Menurutnya, hipotesis menyatakan
hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita Hipotesis pelajari.

Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu


kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar
kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari
hubungan fenomena-fenomena yang kompleks. Trelease(Nazir, 2005: 151)
memberikan definisi hipotesis sebagai “suatu keterangan sementara sebagai suatu
fakta yang dapat diamati”. Sedangkan Gooddan Scates (Nazir, 2005: 151)
menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan
serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati
ataupun kondisi kondisi yang diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk
langkah-langkah penelitian selanjutnya. Kerlinger (Nazir, 2005: 151) menyatakan
bahwa hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua
atau lebih variabel.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan hipotesis adalah sebagai
berikut :

1. Hipotesis disusun dalam kalimat deklaratif. Kalimat itu bersifat positif dan
tidak normatif. Istilah-istilah seperti seharusnya atau sebaiknya tidak terdapat
dalam kalimat hipotesis.
2. Variabel yang dinyatakan dalam hipotesis adalah variabel yang operasional,
dalam arti dapat diamati dan diukur.
3. Hipotesis menunjukkan hubungan tertentu di antara variabel-variabel.

Hipotesis dapat disusun dengan dua pendekatan, yang pertama secara deduktif
dan yang kedua secara induktif. Penyusunan hipotesis secara deduktif ditarik dari
teori. Suatu teori terdiri dari proposisi-proposisi, sedangkan proposisi menunjukkan
hubungan antara dua konsep. Proposisi ini merupakan postulat-postulat yang dari
padanya disusun hipotesis.

Sedangkan penyusunan hipotesis secara induktif bertolak dari pengamatan


empiris. Sebagai contoh dari pengalaman kita di masa lampau, kita mengetahui
bahwa kecelakaan-kecelakaan kendaraan bermotor di jalan raya kebanyakan
disebabkan oleh supir yang menjalankan kendaraannya dengan kecepatan tinggi.
Bertolak dari pengalaman ini kita menyusun hipotesis: Ada hubungan positif antara
kecepatan laju kendaraan dengan kecelakaan lalu lintas.

Ciri-Ciri Hipotesis

Setelah hipotesis dirumuskan, makas ebelum pengujian yang sebenarnya


dilakukan, hipotesis harus dinilai terlebih dahulu. Untuk menilai kelaikan hipotesis,
ada beberapa kriteria atau ciri hipotesis yang baik yang dapat dijadikan acuan
penilaian. Kriteria atau ciri hipotesis yang baik menurut Furchan (2004: 121-129)
yaitu: (1) hipotesis harus mempunyai daya penjelas; (2) hipotesis harus menyatakan
hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel; (3) hipotesis harus dapat
diuji; (4) hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada; dan (5)
hipotesis hendaknya dinyatakan sederhana dan seringkas mungkin.Pendapat tersebut
dikuatkan oleh Nazir. Dapat tersebut dikuatkan oleh Nazir. Kegunaan Hipotesis
Dalam kegiatan penelitian, hipotesis merupakans esuatu yang harus dilakukan.
Penting ya hipotesis dinyatakan oleh Furchan(2004: 115) yang mengungkapkan
setidaknya ada dua alasan yang mengharuskan penyusunan hipotesis. Kedua alasan
tersebut ialah:

1. Hipotesis yang mempunyai dasar kuat menunjukkan bahwa peneliti telah


mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan peneliatian dibidang itu.
2. Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data;hipotesis
dapat menunjukkan kepada peneliti prosedurapa yang harus diikuti dan jenis
data apa yang harus dikumpulkan. Dengan demikian dapat dicegah terbuang
sia-sianya waktu dan jerih payah peneliti.Perlu ditekan kan bahwa hal ini
berlaku bagi semua jenis studi penelitian,tidak hanya yang bersifat
eksperimen saja.
Dalamp enelitian, hipotesis merupakan hal yang sangat berguna.Terkait
denganhal itu, Furchan (2004: 115) mengungkapkan kegunaan hipotesis penelitian,
yaitu:

1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentan ggejala-gejala serta


memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang Untuk dapat sampai
pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai masalah pendidikan, orang
harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar mengumpulkan fakta-fakta
yang berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar hubungan yang ada di
antara fakta-fakta itu. Antar-hubungan dan generalisasi ini akan memberikan
gambaran pola,yang penting bagi pemahaman persoalan. Pola semacam itu
tidak mungkin menjadi jelas selama pengumpulan data dilakukan tanpa arah.
2. Hipotesis yang telah terencana dengan baikakan memberikan arah dan
mengemukakan penjelasan-penjelasan. Karena hipotesis itu dapat diuji dan
divalidasi (diuji keshahihannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis
dapat membantu kita memperluas pengetahuan.
3. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang berlangsung dapat
diuji dalam penelitian. Pertanyaan tidak dapat diuji secara langsung.
Penelitian memang dimulai dengan suatu pertanyaan, tatapi hanya hubungan
antara variable-variabel sajalah yang dapat diuji.Misalnya, orang tidak akan
menguji pertanyaan “Apakah komentar guru terhadap pekerjaan murid
menyebabkan peningkatan hasil belajar secara nyata?” Akan tetapi orang
dapat menguji hipotesis yang tersirat dalam pertanyaan tersebut: “Komentar
guru terhadap hasil pekerjaan murid menyebab kanmeningkatnya hasil belajar
hasil belajar murid secara nyata”. Atau yang lebih spesifik lagi, “Skor hasil
belajarsiswa yang menerima komentar guru atas pekerjaan mereka
sebelumnya akan lebih tinggi dari pada skor siswa yang tidak menerima
komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya”. Selanjutnya orang dapat
meneliti hubungan antara kedua variable itu, yaitu komentar guru dan prestasi
siswa.
4. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian. Hipotesis merupakan tujuan
khusus. Dengan demikian hipotesis juga menentukan sifat-sifat data yang
diperlukan guna menguji pernyataan tersebut. Secara sangat sederhana,
hipotesis menunjuk kan kepada peneliti apa yang harusdilakukan. Fakta-fakta
yang harus dipilih dan diamati adalah fakta yang ada hubungannya dengan
pertanyaan tertentu.Hipotesislah yang menentukan relevan sifakta-faktaitu.
Hipotesis dapat memberikan dasar bagi pemilihan sampel serta prosedur
penelitian yang harus dipakai. Hipotesis juga dapat menunjukkan analisis
statistic yang diperlukan agar ruang lingkup studi tersebut tetap terbatas,
dengan mencegahnya menjadi terlalu sarat. Sebagai contoh, lihat lah kembali
hipotesis tentang latihan prasekolah anak-anak kelas satu yang mengalami
hambatan kultural. Hipotesis itu menunjukkan metode penelitian yang
diperlukan serta sampel yang harus dipakai. Hipotesis itu pun bahkan
menuntun peneliti kepada tes statistik yang mungkin diperlukan untuk
menganalisis data. Dari pernyataan hipotesis itu, jelas bahwa peneliti harus
melakukan eksperimen yang membandingkan hasil belajar di kelas satu dari
sampel siswa yang mengalami hambatan kultural dan telah mengalami
program prasekolah dengan sekelompok anak serupa yang tidak mengalami
program prasekolah. Setiap perbedaan hasil belajar rata-rata kedua kelompok
tersebut dapat dianalisis dengan tes atau teknik analisis variansi, agar dapat
diketahui signifikansinya menurut statistik.
5. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan
Hipotesisakan sangat memudahkan peneliti kalau ia mengambil setiap
hipotesis secara terpisah dan menyatakan kesimpulan yang relevan dengan
hipotesis itu. Artinya, peneliti dapat menyusun bagian laporan tertulisi ni di
seputar jawaban-jawaban terhadap hipotesis semula, sehingga membuat
penyajian itu lebih berarti dan mudah dibaca.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu tahapan proses penelitian yang harus di perhatikan oleh penelitian
adalah menyusun kajian teori. Kajian teori dalam laporan penelitian
dimaksud kan untuk mengungkap kankerangka acuan komperhensif mengenai
konsep, prinsip, atauteori yang digunakan sebagai landasan dalam
memecahkan masalah yang dihadapi atau dalam mengembangkan produk
yang diharapkan. Menurut Labovitz & Hagedorn Mereka berpendapat bahwa
kajian teori merupakan sebuah ide yang bersifat teoritis guna menentukan
alasan mengapa variabel dalam sebuah penelitian bisa saling berhubungan
dengan pernyataan.
Kerangka pemikiran adalah suatu diagram yang menjelaskan secara
garis besar alur logika berjalannya sebuah penelitian.
Hipotesis adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan di
uji kebenarannya melalui data yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara
statistik, hipotesis merupakan pernyataan keadaan parameter yang akan diuji
melalui statistic sampel.

B. Saran
Adapun dalam penulisan Makalah ini memiliki banyak kekurangan disana
sininya diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kerangka-pemikiran/
#Kerangka_Pemikiran_Penelitian
https://www.gramedia.com/literasi/kajian-teori/#Pengertian_Kajian_Teori
https://www.kajianpustaka.com/2016/09/pengertian-fungsi-jenis-dan-cara-menyusun-
hipotesis.html

Anda mungkin juga menyukai