TUGAS INDIVIDU
C. Pembahasan
Dari ketiga pemaparan materi oleh Adjunct Professor (AP) kita sebagai audiens
yang juga mahasiswa pascasarjana dibekali pengetahuan tentang bagaimana memulai
sebuah ide dan topik penelitian hingga cara dan pendekatan riset yang mungkin bisa di
terapkan dalam penulisan tesis dan disertasi. Masalah yang akan diteliti oleh audiens
pasti akan beragam sesuai dengan program studi dan fokus riset masing-masing.
Setelah calon peneliti menemukan topik riset yang akan dilakukan, selanjutnya calon
peneliti dapat menelaah tentang bagaimana proses penelitian yang sesuai dengan
masalah yang akan diteliti. Contoh nya, Sugiyono (2015: 16) menjelaskan tentang
perbedaan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif yaitu dalam proses nya
kuantitatif bersifat linier sedangkan kualitatif bersifat sirkuler.
a) Proses Penelitian Kuantitatif
Masalah merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang
terjadi sesungguhnya. Penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan, teori
dengan praktik, perencanaan dengan pelaksanaan, dan sebagainya. Penelitian
kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari obyek yang diteliti (preliminary
study) untuk mendapatkan yang betul-betul masalah. Sugiyono (2015: 16).
Menurutnya, masalah ini tidak dapat diperoleh dari belakang meja, oleh karena itu
harus digali melalui studi pendahuluan dengan fakta-fakta empiris. Agar dapat
menggali masalah dengan baik, maka peneliti harus menguasai teori dengan
membaca berbagai referensi. Kemudian, permasalahan dapat dijawab dengan baik
maka perlu dirumuskan secara spesifik dan pada umumnya dirumuskan dalam
bentuk kalimat tanya. Contoh penelitian yang dilakukan oleh Yusuf Andrian dan
Rusman pada Maret 2019 dengan judul “Implementasi Pembelajaran Abad 21
dalam Kurikulum 2013”, mereka menggunakan penelitian deskripsi yang dilakukan
pada 39 SMA Rujukan yang ada di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian tersebut
bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran abad 21 dalam
Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Fisika di SMA Rujukan Provinsi DKI Jakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode
kuantitatif dipilih dalam penelitian tersebut karena peneliti ingin memperoleh
informasi yang akurat terkait dengan implementasi pembelajaran Abad 21 dalam
Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Fisika di SMA Rujukan Provinsi DKI Jakarta.
Pendekatan deskriptif digunakan dalam mengumpulkan data dan mengungkapkan
rumusan masalah. Pendekatan deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah
terkumpul sebagaimana adanya (Sugiyono, 2013). Penelitian kuantitatif deskriptif
dilakukan dengan cara mencari informasi tentang gejala yang ada, didefinisikan
dengan jelas tujuan yang akan dicapai, merencanakan cara pendekatannya,
mengumpulkan data sebagai bahan untuk membuat laporan.
b) Proses Penelitian Kualitatif
Sugiyono (2015:19) mengadopsi pengibaratan Bodgam tentang penelitian kualitatif
yaitu seperti orang yang akan melakukan piknik, sehingga ia baru tahu tempat yang
akan dituju, tetapi belum tentu tahu pasti apa saja yang ada di tempat tersebut. Ia
baru akan tahu setelah memasuki obyek, dengan cara membaca berbagai
informasi tertulis, gambar-gambar, berfikir dan melihat obyek serta aktivitas orang
yang ada di sekelilingnya, melakukan wawancara dan sebagainya. Proses
penelitian kualitatif juga dapat di ibaratkan seperti orang asing yang akan melihat
pertunjukan wayang kulit, kesenian atau peristiwa lain. Ia belum tentu tahu apa,
mengapa, bagaimana wayang kulit tersebut. Ia akan tahu setelah ia melihat,
mengamati dan menganalisis dengan serius. Berdasarkan ilustrasi diatas, dapat di
kemukakan bahwa walaupun peneliti kualitatif belum memiliki masalah, ataupun
keinginan yang jelas, tetapi dapat langsung memasuki obyek/lapangan. Pada waktu
memasuki obyek, peneliti tentu masih merasa asing terhadap obyek tersebut,
seperti hal nya orang asing yang masih asing terhadap pertunjukan wayang kulit.
Setelah memasuki obyek, peneliti kualitatif akan melihat segala sesuatu yang ada
di tempat itu, yang masih bersifat umum. Sugiyono (2015:19) menjelaskan proses
penelitian kualitatif pada tahap kedua disebut tahap reduksi/fokus. Pada tahap ini
peneliti mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama.pada
proses reduksi ini, peneliti mereduksi data yang ditemukan pada tahap 1 untuk
memfokuskan pada masalah tertentu. Pada tahap reduksi ini peneliti menyortir data
dengan cara memilih mana data yang menarik, penting, berguna dan baru. Data
yang dirasa tidak dipakai kemudian di singkirkan. Selanjutnya, tahap ketiga adalah
selection. Setelah peneliti melakukan analisis yang mendalam, terhadap data dan
informasi yang diperoleh, maka peneliti dapat menemukan tema dengan cara
mengkonstruksikan data yang diperoleh menjadi sesuatu bangunan pengetahuan,
hipotesis atau ilmu yang baru. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh
Bakhrudin All Habsy pada Agustus 2017. Dengan judul artikel “Seni Memehami
Penelitian Kuliatatif Dalam Bimbingan Dan Konseling : Studi Literatur”. Kualitatif
sebagai “seni memahami” dititahkan sebagai kepiawaian peneliti memahami objek
penelitian dengan upaya canggih yang dilakukan melalui seni berbicara, seni
menulis dan seni mengpresentasikan apa yang telah diteliti, seperti yang dapat kita
temukan pada seniman yang menghasilkan fine art. Memahami metode penelitian
kualitatif dalam bimbingan dan konseling dipandang sebagai sebuah seni. Istilah
memahami dalam penelitian kualitatif adalah proses menangkap makna dari
sebuah fenomena yang menjadi target penafsiran dalam sebuah penelitian. Pada
pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling, Konselor berupaya memahami
makna dari problematika konseli dengan upaya menangkap maksud atau makna
problematika yang dihadapi konseli. Seni memahami penelitian kualitatif dalam
bimbingan dan konseling adalah pemahaman secara mendalam tentang metode
penelitian yang mendeskripsikan objek penelitian melalui prosedur dan data yang
bersifat non numerikal terhadap objek penelitian, seperti data verbal, data teks,
teknik analisis isi, teknik analisis konversasi, kelompok fokus, analisis diskursus,
dan fenomenologi untuk menfasirkan objek fenomena layanan Bimbingan dan
Konseling.
Dari uraian penjelasan tentang teori proses dalam penelitian kuantitatif dan
kualitatif serta contoh penelitian yang dilakukan dengan kedua metode tersebut diatas,
dapat kita pahami bagaimana perbedaan antara kedua metode yaitu kuantitatif dan
kualitatif untuk kemudian dapat di aplikasikan ke dalam rencana penelitian yang akan
dilakukan. Baiknya dalam melakukan suatu penelitian kita sudah terlebih dahulu
memahami dinamika yang mungkin akan terjadi selama proses penelitian dilakukan
dengan memperbanyak khasanah pengetahuan kita tentang tema, Langkah dan
metode apa yang paling cocok untuk di terapkan dalam rencana penelitian kita.
DAFTAR RUJUKAN
Bakhrudin, A.H. 2017. “Seni Memehami Penelitian Kuliatatif Dalam Bimbingan Dan
Konseling : Studi Literatur”. Jurnal Konseling Andi Matappa Volume 1 Nomor 2
Agustus 2017. Hal 90-100.
Yusuf, A & Rusman. 2019. “Implementasi Pembelajaran Abad 21 dalam Kurikulum 2013”.
Jurnal.-
Sugiyono. (2013). Metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. (Cetakan ke 22)
Bandung: Alfabeta.