Anda di halaman 1dari 7

RESUME MATERI STADIUM GENERALE ADJUNCT PROFESSOR FIP UM 2022

TUGAS INDIVIDU

Disusun untuk Memenuhi Matakuliah Manajemen Pembaharuan Kurikulum


Dibimbing oleh Dr. Hj. Mustiningsih, M.Pd. dan Dr. H. Agus Timan, M.Pd.

Disusun oleh: Nur Arifah 220132811504

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN PENDIDIKAN
OKTOBER 2022
RESUME MATERI STADIUM GENERALE ADJUNCT PROFESSOR FIP UM 2022

A. Paparan Isi Materi Adjunct Professor (AP)


1. Prof.Dr.Rohalda Binti Mohd. Saat (Universiti Malaya)
Tentang fokus riset atau topik penelitian. Beliau menjelaskan empat poin dalam
menggali atau menemukan topik riset yaitu:
 Melalui literatur (artikel jurnal, prosiding konferensi atau tesis)
 Arahan dari supervisor
 Pengalaman pribadi ataupun pengalaman professional
 Urgensi dari penelitian itu sendiri
Dari ke empat opsi yang beliau paparkan dalam presentasi nya, beliau menyebutkan
bahwa penting untuk dapat menemukan topik riset sesegera mungkin, ide dari topik
penelitian itu sendiri dapat mahasiswa cari dengan sesering mungkin membaca
literatur. Disini beliau menjelaskan bahwa berbagai macam literatur seperti artikel
jurnal, prosiding konferensi ataupun tesis akan sangat membantu mahasiswa dalam
menemukan topik riset nya. Atau berkonsultasi dengan supervisor untuk meminta
saran tentang topik riset berdasarkan ketertarikan untuk dapat di kembangkan
dengan arahan-arahan dari supervisor tersebut. Bisa juga berangkat dari
pengalaman pribadi ataupun pengalaman professional mahasiswa selama bekerja,
permasalahan-permasalahan yang muncul dan menarik perhatian calon peneliti
dapat dikembangkan dengan menggali data secara berkelanjutan agar dapat di
telaah dalam kajian ilmiah dan dirancang menjadi sebuah penelitian. Terakhir, calon
peneliti dapat memilih fokus riset yang memang sedang dibutuhkan dalam
masyarakat global ataupun nasional. Permasalahan-permasalahan yang sedang
ramai diperbincangkan dan butuh dilakukannya peneliatian dalam isu tersebut.
Sederhana nya, topik riset merupakan subyek kajian yang luas, masalah riset
merupakan isu umum dalam Pendidikan yang membutuhkan perhatian khusus, atau
bisa juga kontroversi yang dibahas dalam penelitian yang mempersempit topik,
merumuskan tujuan dari penelitian itu sendiri dan mengidentifikasi permasalahan
dengan pertanyaan-pertanyaan ilmiah yang dekat dengan topik riset yang akan
dijalankan oleh calon peneliti.
Setelah calon peneliti menemukan topik riset yang akan dilakukan, Prof.
Rohalda menjelaskan tentang bagaimana calon peneliti dapat mengembangkan ide
yaitu dengan:
 Mencari literatur, seperti mulai dengan prosiding konferensi, jurnal, tesis dan
buku.
 Mengembangkan peta literatur untuk kemudian di identifikasi gap nya, dan
 Tulis permasalahan dalam penelitian yang akan calon peneliti lakukan.
Terakhir, beliau membentuk peserta ke dalam kelompok yang beranggotakan
5-6 mahasiswa untuk kemudian mendiskusikan tentang topik riset yang
dimungkinkan menjadi topik penelitian. Setiap kelompok diberi waktu 20 menit dan
secara acak beliau memilih beberapa nomor kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompok tersebut di depan audiens.
2. Prof.Dr.Nor Wahiza Abdul Wahat (Universiti Putra Malaysia)
Menyajikan materi tentang desain penelitian, Formulasi keseluruhan dan cara
logis untuk mengurai masalah penelitian. Terdapat tiga tahapan yang beliau
sampaikan yaitu:
 Garis besar, rencana, atau strategi yang akan mahasiswa gunakan untuk
memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian yang bersangkutan
 Kerangka kerja atau blue print untuk melakukan penelitian
 Rencana dan tujuan mahasiswa untuk menyelesaikan studi.
Selanjutnya, terdapat empat ciri-ciri desain penelitian yang baik menurut
Prof.Nor Wahiza yaitu obyektif, yaitu objektivitas data yang dikumpulkan mampu
menganalisis dan membuat generalisasi. Valid, pengukuran atau instrumen
dikatakan valid ketika mengukur apa yang diharapkan untuk diukur. Reliabel, yaitu
Konsistensi melalui serangkaian pengukuran dan Generalisasi Temuan yaitu
Pengukuran menghasilkan data yang objektif, andal & valid. Populasi yang
didefinisikan dengan jelas, Teknik pemilihan sampel yang tepat, Analisis statistik
yang tepat, serta Temuan penelitian mampu membuat generalisasi.
Keuntungan menggunakan desain penelitian menurut Prof.Nor Wahiza adalah:
 Fondasi yang kuat untuk perjalanan suatu penelitian
 Mengurangi ketidakakuratan
 Memaksimalkan efisiensi & keandalan
 Menghilangkan bias & kesalahan marginal
 Meminimalkan pemborosan waktu
 Kurangi ketidakpastian & kebingungan untuk masalah penelitian apa pun
 Bermanfaat untuk mengumpulkan bahan penelitian
 Bermanfaat untuk pengujian hipotesis
 Memberikan ide tentang sumber daya yang dibutuhkan: waktu, uang, tenaga kerja
 Memandu penelitian ke arah yang benar
Pemaparan yang selanjutnya beliau sampaikan adalah tentang dua desain
penelitian yang popular digunakan yaitu Kuantitatif dan Kualitatif. Penelitian
Kuantitatif biasanya menggunakan pendekatan (1) deskriptif, (2) korelasi, (3)
perbandingan kausal/ ex post facto, (4) pengembangan, (5) eksperimen, (6) semi
eksperimen, (7) meninjau penelitian lainnya.
Sedangkan dalam penelitian kualitatif, pendekatan yang popular digunakan
yaitu: (1) studi kasus, (2) studi historis, (3) studi teori mendasar, (4) studi fenomena,
(5) pendekatan naratif, dan (6) etnografi.
Dan yang terakhir dalam sesi nya, beliau meminta audiens untuk melakukan
tiga aktifitas dan menjawab pertanyaan yaitu:
 Mengidentifikasi desain penelitian berdasarkan pertanyaan penelitian
 Berdasarkan desain penelitian yang dipilih, strategi pengumpulan data apa yang
akan membantu menjawab pertanyaan penelitian?
 Berdasarkan desain penelitian yang dipilih, analisis data mana yang akan
membantu menjawab pertanyaan penelitian?
3. Prof.Dr. Mohd Hanafi Mohd Yasin (universitu Kebangsaan Malaysia)
Memaparkan materi tentang 2 metode penelitian yang dapat digunakan untuk
melakukan riset yaitu kuantitatif dan kualitatif. Beliau memaparkan tentang
bagaimana ide-ide riset mahasiswa/audiens dapat dikembangkan dengan mengenali
tentang ide tersebut dan pendekatan mana yang sesuai dengan topik riset yang akan
diangkat. Baiknya topik riset yang akan dikerjakan adalah suatu bidang yang
memang calon peneliti kuasai, sehingga dalam melakukan penelitian, calon peneliti
memang sudah memiliki abstrak tentang bagaimana idealnya suatu topik tersebut,
tentu nya dengan memperbanyak kajian teori dan pandangan ahli.
Setelah calon peneliti menemukan dan yakin akan suatu topik penelitian yang
akan dikerjakan, yang perlu dilakukan kemudian ialah menganalisis pendekatan riset
yang sesuai dengan tema atau topik riset tersebut. Calon peneliti dapat megkaji lebih
dalam tentang apakah akan menggunakan pendekatan kuantitatif ataukan kualitatif
untuk membantu mengurai kan permasalahan yang terjadi.
Jika calon peneliti ingin mengkaji masalah atau menguji teori tentang suatu
permasalahan sosial, dapat menggunakan pendekatan kuantitatif yang sesuai. Atau
jika calon peneliti ingin memberi solusi terkait suatu permasalahan sosial yang ada,
dapat menggunakan pendekatan kualitatif yang sesuai. Jadi penting untuk terlebih
dahulu mendalami topik riset yang akan dikerjakan dan pendekatan penelitian seperti
apa yang akan digunakan dalam penelitian yang akan dikerjakan.
Yang terpenting, menurut beliau adalah kita yakin, optimis dan konsisten dalam
melakukan riset dan berkomitmen untuk menyelesaikan riset tersebut sesegera
mungkin dengan kualitas yang baik. Calon peneliti untuk jenjang magister hendaknya
menggunakan satu jenis pendekatan riset saja. Apakah itu kuantitatif ataukan
kualitatif. Mengingat waktu penyelesaian dan periode perkuliahan yang cukup
singkat, diharapkan dengan menggunakan satu metode yang calon peneliti kuasai,
akan cukup untuk dapat menyelesaikan tugas akhir dengan cepat dan berkualitas.
Sedangkan untuk jenjang doktoral, calon peneliti dapat menggunakan pendekatan
mixed method yaitu menggabungkan dua motode dalam satu penelitian secara
bersamaan.
Diharapkan, pendekatan atau metode yang digunakan ialah metode yang
dikuasai oleh calon peneliti yang kemudian dapat membantu calon peneliti dalam
menjawab pertanyaan ilmiah yang ada dalam tujuan dari riset itu sendiri. Peneliti
kuantitatif biasanya ialah peneliti yang senang dengan pengujian suatu teori ataupun
pembuktian. Mereka dapat menyelesaikan penelitian dengan mengkaji secara
mendalam suatu teori-teori untuk dapat digunakan relevansi nya dalam menjawab
permasalahan riset yang akan dikerjakan oleh calon peneliti tersebut. Mereka tidak
terlalu sering ke lapangan setelah instrumen penelitian sudah di distribusikan.
Berbeda dengan penelitian kualitatif yang biasanya bertujuan untuk memberikan
solusi praktis akan permasalahan tertentu. Permaslahan ini bersifat khusus,
sehingga teori yang diberikan belum tentu relevan dengan permasalahan lain di
suatu tempat ataupun kondisi yang berbeda. Maka dari itu, peneliti kualitatif biasanya
adalah orang yang senang menggali suatu permasalahan dengan pengamatan
variatif. Mereka adalah orang yang akan mencari tahu sebuah ujung dari penelitian
yang dilakukan hingga mendapatkan cukup data yang dibutuhkan untuk menjawab
suatu persoalan sosial yang terjadi. Sehingga peneliti kualitatif harus sering berada
dalam lingkungan dimana penelitian itu dilakukan.
Terakhir, Prof.Hanafi menyarankan kepada audiens untuk dapat
memanfaatkan waktu selama melakukan riset dan menyelesaikan tugas akhir
perkuliahan dengan sebaik mungkin. Dalami topik riset yang akan dikerjakan,
gunakan metode yang sesuai, dan konsisten dalam menyelesaikan suatu riset yang
telah dimulai.
B. Bagan Hubungan Antar isi Materi Adjunct Professor (AP)

C. Pembahasan
Dari ketiga pemaparan materi oleh Adjunct Professor (AP) kita sebagai audiens
yang juga mahasiswa pascasarjana dibekali pengetahuan tentang bagaimana memulai
sebuah ide dan topik penelitian hingga cara dan pendekatan riset yang mungkin bisa di
terapkan dalam penulisan tesis dan disertasi. Masalah yang akan diteliti oleh audiens
pasti akan beragam sesuai dengan program studi dan fokus riset masing-masing.
Setelah calon peneliti menemukan topik riset yang akan dilakukan, selanjutnya calon
peneliti dapat menelaah tentang bagaimana proses penelitian yang sesuai dengan
masalah yang akan diteliti. Contoh nya, Sugiyono (2015: 16) menjelaskan tentang
perbedaan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif yaitu dalam proses nya
kuantitatif bersifat linier sedangkan kualitatif bersifat sirkuler.
a) Proses Penelitian Kuantitatif
Masalah merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang
terjadi sesungguhnya. Penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan, teori
dengan praktik, perencanaan dengan pelaksanaan, dan sebagainya. Penelitian
kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari obyek yang diteliti (preliminary
study) untuk mendapatkan yang betul-betul masalah. Sugiyono (2015: 16).
Menurutnya, masalah ini tidak dapat diperoleh dari belakang meja, oleh karena itu
harus digali melalui studi pendahuluan dengan fakta-fakta empiris. Agar dapat
menggali masalah dengan baik, maka peneliti harus menguasai teori dengan
membaca berbagai referensi. Kemudian, permasalahan dapat dijawab dengan baik
maka perlu dirumuskan secara spesifik dan pada umumnya dirumuskan dalam
bentuk kalimat tanya. Contoh penelitian yang dilakukan oleh Yusuf Andrian dan
Rusman pada Maret 2019 dengan judul “Implementasi Pembelajaran Abad 21
dalam Kurikulum 2013”, mereka menggunakan penelitian deskripsi yang dilakukan
pada 39 SMA Rujukan yang ada di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian tersebut
bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran abad 21 dalam
Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Fisika di SMA Rujukan Provinsi DKI Jakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode
kuantitatif dipilih dalam penelitian tersebut karena peneliti ingin memperoleh
informasi yang akurat terkait dengan implementasi pembelajaran Abad 21 dalam
Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Fisika di SMA Rujukan Provinsi DKI Jakarta.
Pendekatan deskriptif digunakan dalam mengumpulkan data dan mengungkapkan
rumusan masalah. Pendekatan deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah
terkumpul sebagaimana adanya (Sugiyono, 2013). Penelitian kuantitatif deskriptif
dilakukan dengan cara mencari informasi tentang gejala yang ada, didefinisikan
dengan jelas tujuan yang akan dicapai, merencanakan cara pendekatannya,
mengumpulkan data sebagai bahan untuk membuat laporan.
b) Proses Penelitian Kualitatif
Sugiyono (2015:19) mengadopsi pengibaratan Bodgam tentang penelitian kualitatif
yaitu seperti orang yang akan melakukan piknik, sehingga ia baru tahu tempat yang
akan dituju, tetapi belum tentu tahu pasti apa saja yang ada di tempat tersebut. Ia
baru akan tahu setelah memasuki obyek, dengan cara membaca berbagai
informasi tertulis, gambar-gambar, berfikir dan melihat obyek serta aktivitas orang
yang ada di sekelilingnya, melakukan wawancara dan sebagainya. Proses
penelitian kualitatif juga dapat di ibaratkan seperti orang asing yang akan melihat
pertunjukan wayang kulit, kesenian atau peristiwa lain. Ia belum tentu tahu apa,
mengapa, bagaimana wayang kulit tersebut. Ia akan tahu setelah ia melihat,
mengamati dan menganalisis dengan serius. Berdasarkan ilustrasi diatas, dapat di
kemukakan bahwa walaupun peneliti kualitatif belum memiliki masalah, ataupun
keinginan yang jelas, tetapi dapat langsung memasuki obyek/lapangan. Pada waktu
memasuki obyek, peneliti tentu masih merasa asing terhadap obyek tersebut,
seperti hal nya orang asing yang masih asing terhadap pertunjukan wayang kulit.
Setelah memasuki obyek, peneliti kualitatif akan melihat segala sesuatu yang ada
di tempat itu, yang masih bersifat umum. Sugiyono (2015:19) menjelaskan proses
penelitian kualitatif pada tahap kedua disebut tahap reduksi/fokus. Pada tahap ini
peneliti mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama.pada
proses reduksi ini, peneliti mereduksi data yang ditemukan pada tahap 1 untuk
memfokuskan pada masalah tertentu. Pada tahap reduksi ini peneliti menyortir data
dengan cara memilih mana data yang menarik, penting, berguna dan baru. Data
yang dirasa tidak dipakai kemudian di singkirkan. Selanjutnya, tahap ketiga adalah
selection. Setelah peneliti melakukan analisis yang mendalam, terhadap data dan
informasi yang diperoleh, maka peneliti dapat menemukan tema dengan cara
mengkonstruksikan data yang diperoleh menjadi sesuatu bangunan pengetahuan,
hipotesis atau ilmu yang baru. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh
Bakhrudin All Habsy pada Agustus 2017. Dengan judul artikel “Seni Memehami
Penelitian Kuliatatif Dalam Bimbingan Dan Konseling : Studi Literatur”. Kualitatif
sebagai “seni memahami” dititahkan sebagai kepiawaian peneliti memahami objek
penelitian dengan upaya canggih yang dilakukan melalui seni berbicara, seni
menulis dan seni mengpresentasikan apa yang telah diteliti, seperti yang dapat kita
temukan pada seniman yang menghasilkan fine art. Memahami metode penelitian
kualitatif dalam bimbingan dan konseling dipandang sebagai sebuah seni. Istilah
memahami dalam penelitian kualitatif adalah proses menangkap makna dari
sebuah fenomena yang menjadi target penafsiran dalam sebuah penelitian. Pada
pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling, Konselor berupaya memahami
makna dari problematika konseli dengan upaya menangkap maksud atau makna
problematika yang dihadapi konseli. Seni memahami penelitian kualitatif dalam
bimbingan dan konseling adalah pemahaman secara mendalam tentang metode
penelitian yang mendeskripsikan objek penelitian melalui prosedur dan data yang
bersifat non numerikal terhadap objek penelitian, seperti data verbal, data teks,
teknik analisis isi, teknik analisis konversasi, kelompok fokus, analisis diskursus,
dan fenomenologi untuk menfasirkan objek fenomena layanan Bimbingan dan
Konseling.
Dari uraian penjelasan tentang teori proses dalam penelitian kuantitatif dan
kualitatif serta contoh penelitian yang dilakukan dengan kedua metode tersebut diatas,
dapat kita pahami bagaimana perbedaan antara kedua metode yaitu kuantitatif dan
kualitatif untuk kemudian dapat di aplikasikan ke dalam rencana penelitian yang akan
dilakukan. Baiknya dalam melakukan suatu penelitian kita sudah terlebih dahulu
memahami dinamika yang mungkin akan terjadi selama proses penelitian dilakukan
dengan memperbanyak khasanah pengetahuan kita tentang tema, Langkah dan
metode apa yang paling cocok untuk di terapkan dalam rencana penelitian kita.

DAFTAR RUJUKAN
Bakhrudin, A.H. 2017. “Seni Memehami Penelitian Kuliatatif Dalam Bimbingan Dan
Konseling : Studi Literatur”. Jurnal Konseling Andi Matappa Volume 1 Nomor 2
Agustus 2017. Hal 90-100.
Yusuf, A & Rusman. 2019. “Implementasi Pembelajaran Abad 21 dalam Kurikulum 2013”.
Jurnal.-
Sugiyono. (2013). Metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. (Cetakan ke 22)
Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai