Anda di halaman 1dari 3

PENGALAMAN MEMBANGGAKAN

Pengalaman yang paling membanggakan semasa hidup saya yang pertama adalah ketika saya
berhasil masuk dalam 20 besar tingkat nasional lomba cipta cerita bergambar anak usia dini pada
peringatan Hari Guru Nasional tahun 2019. Lomba yang diikuti oleh seluruh guru Taman Kanak-
kanak se Indonesia itu diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Ditjen GTK PAUD untuk memperingati Hari Guru Nasional di setiap tahun. Saya
sangat bahagia dapat masuk 20 besar tingkat nasional lomba cipta cerita bergambar pada saat itu.
Apalagi peserta 20 besar terbaik tingkat nasional tersebut mendapatkan undangan dari Menteri
Pendidikan Indonesia Bapak Nadiem Makarim untuk menghadiri acara puncak Hari Guru
Nasional 2019 di Hotel Bidakara Jakarta Selatan selama 1 minggu. Seluruh akomodasi pulang –
pergi peserta ditanggung oleh panitia dengan fasilitas terbaik. Adapun seluruh kebutuhan kami di
sana juga ditanggung oleh panitia. Selama 1 minggu di sana kami mendapatkan banyak sekali
pengalaman berharga yang tak terlupakan. Pada waktu itu kami juga diberi kesempatan
terhormat untuk bertemu bapak Presiden Ir. Joko Widodo. Selama beberapa hari kami juga
diberikan tiket gratis untuk mengikuti beberapa seminar internasional Saya hamper tidak pernah
menyangka akan mendapatkan kesempatan berharga yang sangat membanggakan selama hidup
saya seperti itu. Hal itu bermula dari ketika saya bertekad untuk mengirimkan karya cerita
bergambar saya. Saya percaya diri meskipun saya sadar saya bukanlah orang yang memiliki
bakat dalam hal menggambar. Saya memang cukup berbakat dalam hal menulis atau membuat
cerita. Namun saya benar-benar tidak memiliki bakat dalam hal menggambar. Namun, saya tidak
menyerah. Saya tetap berusaha untuk tetap menyelesaikan karya dan mengirimnya tepat waktu.
Sebenarnya, saya mencoba untuk mengikuti lomba cipta cerita bergambar sudah dari lama. Yaitu
dari tahun 2016 dan berlanjut setiap tahun sampai pada akhirnya di tahun 2019 saya berhasil
lolos. Saya tidak menyerah selama kurun waktu beberapa tahun tersebut meskipun saya tidak
pernah lolos. Saya terus mengevaluasi diri atas kegagalan-kegagalan saya dalam lomba cipta
cerita bergambar selama bertahun-tahun. Hingga pada akhirnya pertengahan bulan Agustus pada
tahun 2019 saya benar-benar mempelajari juknis lomba dengan sebaik-baiknya. Saya sangat
berhati-hati untuk menentukan tentang apa yang akan saya buat. Akhirnya ide muncul untuk
membuat sebuah buku cerita bergambar yang mengangkat cerita tentang kearifan lokal. Saya
menulis kisah nyata dari masa kecil suami saya yang kebetulan merupakan seorang dalang
wayang kulit. Saya memberinya judul “Brian dan Wayang Kardus”. Saya menyematkan nama
suami saya dalam judul buku tersebut. Dalam buku tersebut saya menceritakan kisah masa kecil
suami saya yang sangat menyukai wayang kulit. Saya menyelipkan kreativitas dalam buku
tersebut berupa pembuatan wayang kardus oleh suami saya kecil dan kakeknya. Siapa sangka
cerita tersebut dapat memikat dewan juri dan membuat saya diundang ke Jakarta untuk bertemu
Menteri Pendidikan dan Bapak Presiden. Saya menangis terharu menyadari bahwa kebanggaan
tersebuat bukan hanya milik saya sendiri, tetapi juga suami, keluarga saya, keluarga besar
IGTKI, Kepala Dinas Pendidikan dan bahkan Bapak Bupati pun memberikan saya apresiasi
berupa hadiah-hadiah. Saya pun juga mendapatkan apresiasi berupa hadiah dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia setelah pulang dari sana. Setelah pengalaman
tersebut saya menjadi lebih sering diundang untuk mengisi acara-acara seminar menulis buku
anak di kalangan pendidik PAUD. Jika sebelumnya saya hanya mengisi seminar atau workshop
tentang menulis cerita fiksi berupa cerpen namun setelah keberhasilan saya dalam membuat
cerita berpambar tersebut membuat saya juga sering diundang untuk mengisi seminar tentang
menulis buku anak. Bahkan saya pernah diundang oleh BP-PAUD Dikmas Provinsi Jawa Timur
juga untuk mengisi seminar kepenulisan buku anak untuk pengawas TK dan PAUD.
Pengalaman membanggakan dalam hidup saya yang selanjutnya adalah ketika saya berhasil
memenangkan lomba mendongeng tingkat nasional sebagai juara 2 dalam peringatan Hari Anak
Nasional tahun 2021. Sama seperti halnya menggambar, saya pun juga tidak memiliki bakat
dalam hal mendongeng. Saya hanya bisa mendongeng yang standar-standar saja. Bukan yang
sangat bagus. Saya bahkan selalu kalah setiap kali lomba mendongeng di tingkat kecamatan.
Tetapi saya tidak pernah menyerah dan terus mencoba. Saya mengevaluasi kekurangan saya dan
mulai mengasah kemampuan saya untuk bisa mendongeng lebih baik lagi. Pada akhirnya pada
tahun 2021 lalu saya berhasil mendapatkan juara 2 tingkat nasional dalam lomba mendongeng
bertema “Mari Mendongeng untuk Anak Indonesia” pada peringatan Hari Anak Nasional yang
diselengarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Ditjen GTK
PAUD dan Dikmas. Saya berusaha yang terbaik dalam lomba tersebut dengan membuat properti
saya sendiri. Saya juga membuat bahasa saya dalam mendongeng saya tidak sulit agar lebih
mudah dipahami dan diterima oleh anak setelah sebelumnya di tahun lalu saya mendapatkan
banyak kritikan dari dewan juri ketika mengikuti lomba mendongeng di tingkat kecamatan. Saya
dikritik bahwa bahasa saya dalam mendongeng terlalu tinggi dan memungkinkan membuat anak
sulit memahami maksudnya. Untungnya pada saat itu saya memaklumi diri saya yang terbiasa
menulis cerita fiksi cerpen dengan bahasa yang bukan bahasa anak-anak. Saya pun juga
menerima kritikan dewan juri sebagai masukan yang positif untuk kebaikan saya sendiri
sehingga saya pun mau belajar dan meminimalisir kekurangan-kerurangan saya pada tahun-tahun
sebelumnya. Hingga pada akhirnya nama sekolah saya dan juga Kabupaten Trenggalek
dikumandangkan lagi ketika saya memenangkan lomba tersebut. Pada saat itu saya juga
mendapatkan banyak apresiasi. Saya pun diundang untuk bertemu dengan Bapak Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Trenggalek dan juga Bunda PAUD Kabupaten Trengalek untuk
menerima hadiah.

Pengalaman membanggakan dalam hidup saya yang berikutnya adalah ketika saya berhasil
memenangkan lomba Guru PAUD Inovatif tingkat nasional yang diselenggarakan oleh BUMN
tepet pada peringatan Hari Anak Nasional tahun 2022 beberapa waktu yang lalu. Tema lomba
yang diangkat pada lomba guru PAUD Inovatif tersebut adalah Inovasi Belajar sambil Bermain
Bersama anak dengan kearifan lokal. Sekolah tempat saya mengajar kebetulan terletak sangat
dekat dengan pantai yang ditumbuhi ribuan pohon kelapa. Pemilik pohon-pohon kelapa tersebut
juga beberapa walimurid kami. Pada kesempatan tersebut saya membuat sebuah pembelajaran
yang menyenangkan dengan mengajak anak memanfaatkan limbah daun kelapa dengan membuat
anyaman topi pantai yang terbuat dari daun kelapa dan juga mainan anak-anak berbentuk
binatang-binatang yang terbuat dari janur atau daun kelapa muda. Anak-anak merasa sangat
gembira karena mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda dari sebelumnya. Dalam lomba
tersebut Alhamdulillah kami berhasil menang dengan masuk 10 besar tingkat nasional.

Pengalaman membanggakan dalam hidup saya selanjutnya adalah ketika saya terpilih menjadi
salah satu penulis buku anak yang ditugaskan untuk menulis buku anak dengan dwi bahasa
(Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia) oleh Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Balai Bahasa
Provinsi Jawa Timur pada bulan Maret tahun 2022 beberapa bulan yang lalu. Dalam kesempatan
tersebut saya bertemu dengan banyak penulis-penulis terbaiknya Jawa Timur yang sebagian
besar hanya saya dengar namanya melalui karya-kaya beliau yang say abaca di surat kabar,
majalah dan juga buku. Namun siap sangka Tuhan telah menakdirkan saya untuk bertemu
dengan beliau-beliau, belajar bersama dan bahkan saling bekerjasama dalam menciptakan karya.
Adalah hal yang membanggakan bagi saya untuk bertemu dan belajar secara langsung dengan
beliau-beliau yang selama ini telah saya kagumi. Saya mendapatkan banyak hal berharga berupa
pengalaman dan pembelajaran yang sangat berharga. Saya sangat senang begitu menyadari
bahwa kenalan saya bertambah banyak lagi. Tak bisa dipungkiri memang, memperluas relasi dan
berjejaring itu memanglah sangat penting.

Pengalaman membanggakan saya yang selanjutnya adalah ketika pada tahun 2016 saya
dipercaya untuk menjadi ketua panitia dalam kegiatan lomba tingkat nasional “Menulis Surat
untuk RA. Kartini” pada peringatan Hari Kartini tahun 2016 yang diselenggarakan oleh
organisasi literasi kami di Kabupaten Trenggalek. Karena lomba tersebut adalah lomba tingkat
nasional, jadi pesertanya pun sangat banyak dan mereka membuat karya berupa surat yang
ditujukan seolah-olah kepada RA. Kartini dengan sangat baik. Sebagai ketua panitia lomba saat
itu saya sangatlah sibuk. Walaupun kami kekurangan cukup dana namun saya memiliki inisiatif
untuk bekerjasama dengan istri Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek yang saat itu adalah Ibu
Arumi Bachsin dan Ibu Novita Hardini. Pengaruh beliau berdua yang sangat besar mampu
menarik lebih banyak lagi peserta sehingga kami memiliki dana yang cukup dari biaya
pendaftaran. Pada saat itu, Bupati Trenggalek pada saat itu yakni Bapak Dr. Emil Elestianto
Dardak dan wakilnya juga bersedia menyumbang hadiah untuk diberikan kepada para pemenang.
Kegiatan pun berjalan sangat lancar dan saya merasa sangat bersyukur dan bangga karena telah
berhasil untuk memimpin sebuah kegiatan berskala nasional yang turut bersinergi dengan cukup
banyak pemangku kebijakan di Kabupaten kami. Saya selalu menganggap dan mengingat hal itu
sebagai pengalaman dan pelajaran penting yang berharga serta membanggakan dalam hidup
saya.

Anda mungkin juga menyukai