SKRIPSI
PANDU ARIFIN
0806355304
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
PANDU ARIFIN
0806355304
Puja dan puji syukur kehadirat Allah subhânahu wata’âlâ, karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini, walaupun berat penulis
rasakan dan dengan teratih-tatih penulis selesaikan skripsi ini.
Perjuangan 3,5 tahun yang akan segera berakhir dan ditutup dengan sebuah
tugas pamungkas bernama skripsi tentu menyisakan kesedihan mendalam di hati
penulis. Namun, mungkin inilah satu-satunya karya yang dapat penulis
persembahkan selama 3,5 tahun menjadi bagian dari keluarga besar Program Studi
Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.
Sungguh, penulisan skripsi ini tak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
pelbagai pihak, baik berupa dorongan semangat atau pun bantuan-bantuan lainnya
seperti ide, arahan, peminjaman referensi pustaka dan sebagainya. Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini penulis hendak menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
(1) Prof. Dr. derSoz. Gumilar R. Somantri, Rektor Universitas Indonesia
(2) Dr. Bambang Wibawarta, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
(3) Dr. Afdol Tharik Wastono, Ketua Program Studi Arab.
(4) Dosen pengajar sekaligus pembimbing dalam penulisan skripsi ini, Dr.
Basuni Imamuddin, yang di sela-sela kesibukan beliau berkenan
membimbing penulis dengan sabar. Mungkin hanya lantunan doa kebaikan
yang layak dijadikan pembalas atas jasa-jasa beliau.
(5) Wiwin Triwinarti, MA selaku dosen pengajar dan pembibing akademik
penulis semenjak awal perkuliahan hingga semester akhir ini.
(6) Dosen-dosen pengajar Program Studi Arab FIB UI; Dr. Maman Lesmana,
Dr. Apipudin, Dr. Letmiros, Suranta, M.Hum, Yon Machmudi, Ph.D,
Juhdi Syarif, M.Hum, Minal Aidin, S.S, Aselih Asmawi, S.S, Dr. Fauzan
Muslim, Siti Rohmah Soekarba, M.Hum, dan Ade Solihat, M.Hum atas
pelajaran-pelajaran berharga yang telah mereka berikan.
Skripsi ini membahas tentang kosakata bahasa Arab laras olahraga yang dilihat
dari segi morfologi dan semantik. Analisis ini adalah analisis kualitatif dengan
desain deskriptif. Signifikansi analisis ini adalah untuk memaparkan kepada
pembaca tentang bentuk-bentuk dan makna-makna dalam kosakata bahasa
Arab laras olahraga. Data-data dalam skripsi ini secara garis besar didapatkan
dari koran Al-Rayat dari Qatar dan kamus istilah olahraga dan sepakbola.
Hasil analisis ini –dari sisi morfologi—menyatakan bahwa kosakata bahasa
Arab laras olahraga ada yang berbentuk arabisasi, derivasi, abreviasi,
singkatan, dan hibrida. Sedangkan dari sisi semantik, kosakata bahasa Arab
laras olahraga ada yang berbentuk metafora dan penerjemahan. Jika ditinjau
dari relasi makna yang ada, kosakata bahasa Arab laras olahraga tak berbeda
dengan kosakata-kosakata pada laras lain, yaitu adanya homonimi, polisemi,
sinonimi, hiponimi, antonimi, idiom, dan juga istilah.
Kata kunci:
Morfologi, semantik, olahraga
This research discusses about the analysis of Arabic sport registers from
morphology and semantics perspective, by using qualitative method with a
descriptive-analyzed. This research’s purpose is to explain about Arabic sport
registers in the terms of morphology and semantics process. The data in this
thesis largely obtained from the Al-Rayat newspaper that is released in Qatar,
sports, and football terminology dictionary. The results of this research -in the
sight of morphology- state that Arabic sport vocabularies were formed through
arabization, derivation, abbreviations, and hybrid. In the terms of semantics,
Arabic sports vocabularies emerged from metaphorical process and translation.
However, when it is viewed from the meaning relation theory, the Arabic sport
registers do not have any differences with other languages, namely, the
existence of homonymy, polysemy, synonymy, hyponymy, antonymy, idioms,
and terminology.
Key words:
morphology, semantics, and sports
ﻫﺬﻩ اﻟﺮﺳﺎﻟﺔ ﺗﺮﻛﺰ ﻋﻠﻰ دراﺳﺔ اﳌﺼﻄﻠﺤﺎت اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ ﻤﻟﺎل اﻟﺮﻳﺎﺿﻲ ﻋﻦ ﻃﺮﻳﻖ اﻟﺘﺤﻠﻴﻞ اﻟﺼﺮﰲ واﻟﺪﻻﱄ .وإن ﻫﺬا
اﻟﺘﺤﻠﻴﻞ ﲢﻠﻴﻞ ﻧﻮﻋﻲ ووﺻﻔﻲ وﺗﻔﺴﲑي .وﻣﻦ أﳘﻴﺎت ﻫﺬا اﻟﺘﺤﻠﻴﻞ ﻫﻲ ﺗﻔﺼﻴﻞ أﻧﻮاع اﳌﺼﻄﻠﺤﺎت اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻟﻠﺮﻳﺎﺿﺔ
وﻣﻌﺎﻧﻴﻬﺎ .وﻣﺼﺎدر اﳌﻌﻠﻮﻣﺎت ﳍﺬﻩ اﻟﺪراﺳﺔ ﺣﺼﻞ ﻋﻠﻴﻬﺎ اﻟﺒﺎﺣﺚ ﻣﻦ ﺻﺤﻴﻔﺔ اﻟﺮاﻳﺔ ﻣﻦ ﻗﻄﺮ وﻗﺎﻣﻮس اﳌﺼﻄﻠﺤﺎت
اﻟﺮﻳﺎﺿﻴﺔ وﻛﺮة اﻟﻘﺪم .وﺗﺸﲑ ﻧﺘﺎﺋﺞ ﻫﺬا اﻟﺘﺤﻠﻴﻞ ﺻﺮﻓﻴﺎ إﱃ أن أﺻﻨﺎف اﳌﺼﻄﻠﺤﺎت ﻟﻠﺮﻳﺎﺿﺔ ﻣﻨﻬﺎ ﺗﻌﺮﻳﺐ واﺷﺘﻘﺎق
واﺧﺘﺼﺎر .وﺗﺸﲑ دﻻﻟﻴﺎ إﱃ أن أﺻﻨﺎف اﳌﺼﻄﻠﺤﺎت ﻟﻠﺮﻳﺎﺿﺔ ﻣﻨﻬﺎ ﳎﺎز وﺗﺮﲨﺔ .وﺗﻮﺟﺪ ﰲ ﻫﺬﻩ اﳌﺼﻄﻠﺤﺎت ﺗﻌﺪد
اﳌﻌﲏ واﺷﱰاك اﻟﻠﻔﻆ واﻟﱰادف واﻹﺷﺘﻤﺎل واﻟﺘﻨﺎﻗﺾ واﻟﺘﻌﺒﲑ اﻻﺻﻄﻼﺣﻲ وﻛﺬﻟﻚ ﻣﺼﻄﻠﺤﺎت.
1. Konsonan
Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin
tidak
ا ط th
dilambangkan
ب b ظ zh
ث ts غ gh
ج j ف f
ح ḥ ق q
خ kh ك k
د d ل l
ذ dz م m
ر r ن n
ز z و w
س s ه h
ش sy ء ?
ص sh ي y
ض sh
(3) ﺴ َﻦ
ُ َﺣ: / ḥasuna/
2.2 Vokal Rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara
harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf
Tanda Huruf latin
- َ◌ ْي-- ai
- َ◌ ْو-- au
- ِ◌ي-- î
- ُ◌و-- û
4. Tâ? Marbûthah
1. ﺓ/tâ? Marbûthah/ non-asimilatif
Tâ? marbûthah yang mendapat harakat fathah, kasrah, dan dhammah.
Contoh: (9) ُ اﳌ ِﺪﻳْـﻨَﺔ/al-madînatu/
َ
2. ﺓ/tâ? marbûthah/ asimilatif
Tâ? marbûthah yang mati atau mendapat harakat sukun,
transliterasinya adalah /h/. Transliterasi ini juga berlaku jika kata yang
diakhiri dengan tâ? marbûthah merupakan kata terakhir pada sebuah
frase atau kalimat.
Contoh: (10) اﳌ ِﺪﻳﻨَﺔُ اﳌﻨَـ ﱠﻮَرة/al-madînatu l-munawwarah/
ُ َ
5. Tanwin
Tanda Huruf latin
- ً◌-- an
- ٍ◌-- in
6. Syaddah (Tasydîd)
ّ
Syaddah atau tasydîd dilambangkan dengan tanda (-◌--). Dalam
transliterasi ini, tanda syaddah dilambangkan dengan konsonan kembar.
Contoh: (14) ﰊ
ْ َرﱢ/rabbî/
7. Artikel
Artikel dilambangkan dengan ﺍﻝ/al / untuk artikel takrif, namun dalam
transliterasi ini penulisan artikel dibedakan atas artikel yang diikuti oleh
huruf syamsiyyah (huruf-huruf asimilatif) dan artikel yang diikuti oleh
huruf qamariyyah (huruf-huruf tak asimilatif). /al / qamariyyah maupun
syamsiyyah ditulis menurut pelafalan dan dipisah dengan kata yang
mengikutinya dengan menggunakan tanda penghubung.
1. Artikel yang diikuti oleh huruf syamsiyyah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah ditrasnsliterasikan
secara asimilatif terhadap huruf awal dari nomina yang disandangnya.
Contoh (15) ﱠﻤﺲ
ْ اﻟﺸ/asy-syamsu/
ُ
2. Artikel yang diikuti oleh huruf qamariyyah
Artikel ال/al / yang diikuti oleh huruf qamariyyah ditransliterasikan
dengan cara tak asimilatif terhadap huruf awal dari nomina yang
disandangnya sesuai dengan bunyinya.
Contoh (15) اﻟ َﻘ َﻤ ُﺮ/al-qamaru/
Keterangan:
Transliterasi yang digunakan dalam penulisan skripsi ini berdasarkan Surat
Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor: 158 tahun 1987 dan Nomor 0543 b/U/1987 tertanggal
22 Januari 1988. Namun penulis melakukan modifikasi pada huruf-huruf tertentu
dikarenakan beberapa alasan teknis.
Daftar Singkatan
b.A : bahasa Arab
b.I : bahasa Indonesia
b.Ing : bahasa Inggris
Daftar Lambang
/.../ : Mengapit transliterasi
‘...’ : Menunjukkan arti atau terjemahan
cetak miring : Menunjukkan bahasa asing, judul buku, dan nama lembaga
atau perusahaan
1
Data ini diambil dari website resmi koran Al-Raya dari Qatar yaitu http://www.raya.com.
2
Dalam perkembangan bahasa dikenal istilah perencanaan bahasa. Perencanaan bahasa
adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Pusat Bahasa,
untuk menentukan variasi bahasa mana yang dikukuhkan sebagai bahasa nasional,
menyeleksi kata-kata baru, dan semacamnya.
Pada contoh kata-kata di atas ada yang dibentuk dari bahasa Arab
sendiri (contoh 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9), dari bahasa asing melalui proses
transkripsi (contoh 2), atau pun gabungan dari dua bahasa (contoh 8). Ada
yang bentuk tunggal (contoh 1, 2, 3, 4, 9), ada juga yang berupa gabungan
kata (contoh 5, 6, 7, 8). Gabungan kata pun terbagi menjadi beberapa sub-
bentuk lagi, ada yang berupa frase nomina (contoh 5 dan 8) dan ada yang
berupa frase nomina idhâfah (Contoh 6 dan 7). Dari segi semantis,
keunikan terjadi pada contoh 9, kata ﻫـﺪف/hadaf/ yang artinya ‘gol’ atau
‘goal’. Kata tersebut sebenarnya memiliki arti ‘tujuan’ akan tetapi dalam
laras olahraga mengalami perubahan makna menjadi ‘gol’.
Mengenal bentuk kata merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam proses penerjemahan. Karena dengan mengenal bentuk kata
itulah, makna kata dapat lebih mudah dimengerti (Lesmana, 2010: 31).
Oleh sebab itu, penulis beranggapan bahwa dibutuhkan kajian morfologi
dan semantik (yang merupakan subsistem bahasa) untuk lebih memahami
istilah-istilah bahasa Arab laras olahraga. Aspek morfo-semantik
ﻣﻜﺘﺒﺔ/maktabah/ ‘perpustakaan’.
3
Fleksi (Flection) adalah proses/hasil penambahan afiks pada dasar atau akar untuk
membatasi makna gramatikalnya. (Kridalaksana, 1993: 55)
4
Dapat diunduh di website http://cdn.almaany.com/dicload/sport_dictionary.pdf
2. Pengamatan
Metode ini dilakukan untuk memperoleh data primer.
Penulis mengamati rubrik Al-riyadiyyah pada koran Qatar
tersebut pada beberapa edisi yang telah diterbitkan dengan
merujuk kepada kamus olahraga yang telah penulis miliki.
Selanjutnya penulis pilah dan pilih kata-kata apa saja yang akan
dijadikan objek penelitian.
2.1 Pengantar
Seharusnya bab ini membahas mengenai buku-buku dan kajian terdahulu
yang berkaitan erat dengan topik dan korpus analisis skripsi penulis. Akan
tetapi, sepengetahuan penulis, belum ada buku-buku ataupun kajian terdahulu
yang secara khusus membahas mengenai kosakata bahasa Arab laras olahraga,
terutama analisis dalam bidang linguistiknya (morfologi dan semantik). Oleh
karena itu, pada bab ini, penulis memuat buku-buku dan kajian terdahulu yang
masih berkaitan dengan bahasa Arab modern karena menurut penulis kajian
mengenai kosakata bahasa Arab laras olahraga masih erat hubungannya
dengan kajian bahasa Arab modern. Dalam penyajiannya, penulis akan
memuat buku-buku dan kajian terdahulu tersebut dimulai dari karya terlama
sampai yang terbaru.
dalam huruf-huruf bahasa Arab baik konsonan maupun vokal tanpa mencapai
struktur kata bahasa Arab. Bahkan seorang leksikografer Muslim terkenal
sekaligus pengarang buku Sihah (abad 10), Al-Jawhari, memberikan sebuah
pendekatan yang lebih keras dan berbeda dalam mengasimilasikan kata-kata
asing ini yaitu dengan berpegang pada pola-pola kata atau ﻗﻮاﻟـﺐ/qawâlib/ yang
terdapat dalam bahasa Arab. Jika proses ta’rîb (arabisasi) kosakata asing tidak
memerhatikan kemurnian ﻗﻮاﻟـﺐ/qawâlib/ (pola kata asli bahasa Arab) maka
kosakata asing itu akan tetap dianggap sebagai sebuah kosakata asing.
Bakalla berpendapat bahwa jika dipandang dari segi linguistik,
pengenalan kata-kata pinjaman modern ke dalam bahasa Arab akan
5
Lihat pada buku Bakalla halaman 14 dan 15.
6
Asimilasi adalah proses penyesuaian (peleburan) kata dari sifat asli yang dimiliki (bahasa asal)
dengan sifat lingkungan sekitar (bahasa Arab).
digantikan dengan ﺣﺎﻓﻠـﺔ/hâfilah/ ‘bus’. Hal itulah yang disebut dengan istiqâq
7
Sonorants adalah huruf-huruf yang dianggap menghasilkan bunyi yang nyaring, rendah, dan
bagus.
C1aC2uC3a.
2. C1aC2C2aC3a, pola yang menunjukkan radikal kedua digandakan.
Pola ini bermakna kausatif seperti verba ﻋﻠّـﻢ/’allama/ ‘mengajarkan’,
/qâbala/ ‘menemui’.
أﻋﻠﻢ/a’lama/ ‘menginformasikan’.
dalam pola ini merupakan alif konjungtif. Pola ini dapat bermakna
suatu perbuatan yang merupakan efek tak langsung dari perbuatan
kausatif atau bersifat refleksif dari bentuk I. Pada umumnya, bentuk
pasif lebih sering dipergunakan dalam pola ini, seperti اﻧﻜﺸــﻒ
/inkasyafa/ ‘terungkap’.
8. iC1taC2aC3a, akar diberi prefiks alif konjungtif dan infiks ت/tâ?/
‘menjadi merah’.
8
Perbuatan yang menyebabkan suatu keadaan atau kejadian (Kridalaksana, 1993: 101)
9
Relasi antara satu argumen dengan argumen itu sendiri (Kridalaksana, 1993: 186).
‘memohon ampun’.
Dalam bukunya tersebut, Holes juga menulis tentang The Language of The
Media ‘Bahasa Media’ dan Journalism ‘Jurnalisme’. Dua subbab ini akan
penulis jabarkan ke dalam tinjauan pustaka skripsi ini karena dirasa masih
berhubungan dengan topik skrisi penulis. Clive Holes menyatakan bahwa
koran-koran berbahasa Arab pada akhir abad 19 memunculkan sebuah inovasi
secara sintaktis dan frase yang berbeda dengan gaya bahasa arab di abad 19.
Bahasa di media antara lain bahasa dalam media cetak dan elektronik. Bahasa
yang digunakan dalam media cetak dan elektronik itulah yang disebut oleh
Holes dengan media Modern Standard Arabic (MSA). Selain MSA, masuknya
bahasa lisan dalam koran-koran Arab juga terjadi walaupun kebanyakan masuk
secara tidak langsung. Dalam penulisan jurnalistik, para jurnalis Arab
terkadang mengabaikan struktur dan kosakata Arab fusha akan tetapi semua
itu dianggap benar dan diterima sebagai MSA. Contoh dari fenomena tersebut,
berita-berita internasional yang disajikan berita Arab misalnya, berita tersebut
diproduksi secara tepat oleh jurnalis dan media akan tetapi hanya sebuah
penerjemahan dari berita Inggris atau Prancis. Frasa-frasa asing digunakan
begitu saja oleh jurnalis Arab dalam penyajian beritanya. Bahkan, terkadang
para jurnalis juga menyajikan berita dengan bahasa dialek setempat dengan
mengikuti kebiasaan setiap hari tanpa adanya kajian secara akademis.
Holes memberikan ilustrasi penyebab terjadinya bahasa tulis dalam koran
atau majalah Arab yang kurang sesuai dengan bahasa Arab fusha yaitu apabila
para jurnalis atau wartawan melakukan wawancara dengan politisi misalnya,
maka politisi tersebut akan menjawab secara spontan dengan menggunakan
dialek setempat. Akan tetapi apa yang politisi katakan, ditulis oleh para
jurnalis dalam bentuk bahasa Arab fusha. Bahkan terdapat pula kejadian
dimana pertanyaan dari jurnalis dan jawaban dari politisi ditulis persis dengan
dialog yang terjadi antara jurnalis dan politisi.
beraturan أﻓـﻼم/?aflâm/ dan ﺑﻨـﻮك/bunûk/ dari bentuk tunggal ﻓﻠـﻢ/film/ dan ﺑﻨـﻚ
ﻣﺮوﺣــﺔ/mirwaḥah/ ‘kipas
ﻣﻔﻌﻠﺔ/mif’alah/ Alat
angin’
اﺣﱰاﻗﻴّ ـ ـ ــﺔ /iḥtirâqiyyah/
ﻳّﺔ- /-iyyah/ kata benda abstrak
‘combustibility’
ﻗﻴ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ــﺎدة /qiyâdah/
ﻓﻌﺎﻟﺔ/fi’âlah/ jenis pekerjaan
‘kepemimpinan’
‘jurnalistik’
ﺳﻮاق
ّ /sawwâq/ ‘supir’
ﻓﻌﺎل
ّ /fa’’âl/ pekerja/ ahli
ﻃﻴّﺎر/thayyâr/ ‘pilot’
ﺑﻮال/buwâl/ ‘diabetes’
ﻓﻌﺎل/fu’âl/ Penyakit
ﲝﺎر/buḥâr/ ‘mabuk laut’
qadam/ ‘sepak bola’ yang mengikuti ekspresi bahasa Inggris kata football.
Contoh lain, - اﻟﺘﻘـﻰ ب/iltaqa bi-/ ‘bertemu dengan’, idiom tersebut dipengaruhi
oleh idiom bahasa Inggris to meet with. Versteegh juga menjelaskan tentang
pemakaian kata-kata lama yang digunakan untuk mengistilahkan konsep baru
(neologisme). Contohnya kata ﻗﻄــﺎر/qithâr/ dalam mengartikan ‘kereta’.
‘koran’, makna asli kata tersebut adalah daun palem yang digunakan untuk
menulis.Ada juga kata ﻫـﺎﺗﻒ/hâtif/ yang makna dahulunya adalah ‘teriakan
‘linesman/hakim garis’
3. Compound calques, contoh ﺣ ـ ــﺎرس اﳌﺮﻣ ـ ــﻰ /ḥâris l-marmâ/
‘goalkick/tendangan gawang’
4. Neologisms, contoh ﻣﺮﻣ ــﻰ/marmâ/ ‘goal/gawang’, ﲤﺮﻳ ــﺮ/tamrîr/
‘pass/operan’
5. Paraphrases, contoh ﻟﻌــﺐ اﻟﻜــﺮة ﺑــﺎﻟﺮأس/la’iba l-kurata bi r-ra’si/ ‘to
head/menyundul’
6. Semantic extension, contoh ﺗﺴ ـﻠّﻞ/tasallul/ yang berarti ‘offside’
Selain itu, Versteegh juga menjelaskan tentang naḥt, baik yang ada di masa
klasik atau pun di masa modern. Contoh naḥt di masa klasik adalah kata ﺑﺴـﻤﻠﻪ
/basmalah/ yang merupakan singkatan dari ungkapan ﺑﺴــﻢ اﷲ اﻟـ ّـﺮﲪﻦ اﻟـ ّـﺮﺣﻴﻢ
dari اﳊﻤـﺪ ﷲ/al-ḥamdu lillah/. Contoh naḥt pada istilah modern adalah ﻓﺤﻤﺎﺋﻴّـﺎت
10
Dr. Muhammad As-Sa’rani, ‘Ilmu l-Lughât, (Dâru n-Nahdhati l-Arabiyyah).
11
Amil Badi’ Ya’ qub, Fiqhu l-Lughati l-‘Arabiyyati wa Khashâ?ishuhâ. (Dâru ts-
Tsaqafah).
berarti ‘jaring’, sebuah alat yang biasa digunakan untuk menangkap binatang.
Kata ﺷــﺒﻜﺔ/syabakah/ mengalami perubahan makna yang bersifat meluas
karena cakupan arti sekarang lebih luas dari arti yang dulu. Kata ﺷــﺒﻜﺔ
2.7 Sintesis
Setelah penulis membahas tentang buku-buku kajian terdahulu, dan
referensi di atas, penulis mengambil suatu kesatuan tentang analisis bahasa
Arab modern, baik dari sisi morfologi maupun semantik. Berkaitan dengan
mekanisme penulisan penelitian ini, penulis merujuk kepada penelitian yang
dilakukan oleh Fa’iq. Sementara itu, dalam hal teori pembentukan kata bahasa
Arab, penulis lebih condong merujuk kepada teori yang disampaikan oleh
Bakalla (1984) daripada teori yang disampaikan oleh Versteegh (2007) karena
Bakalla dalam teorinya tersebut membagi secara jelas mana yang termasuk ke
dalam aspek semantik dan mana yang termasuk ke dalam aspek morfologi.
Sementara itu, teori-teori yang diungkapkan Versteegh (2007) lebih cocok
digunakan untuk merinci setiap bahasan yang dikemukakan oleh Bakalla
(1984). Pada kajian morfologi, Versteegh menjabarkan tentang pola-pola yang
biasa digunakan dalam bahasa Arab modern pada umumnya. Sementara itu,
pada kajian semantik, Versteegh menjelaskan qiyâs (analogi), neologisme, dan
calque (calque by extension, partial calque, compound calques), parafrase, dan
perluasan makna dengan sangat jelas. Selanjutnya pendapat dari Lesmana
(2010 dan 2002) tentang transliterasi dan transkripsi, menurutpenulis cocok
untuk dijadikan sebagai penjelas dari metode arabisasi yang dikemukakan oleh
Bakalla. Bentuk-bentuk kata yang dirumuskan oleh Lesmana juga dapat
digunakan untuk mempermudah menginventarisasi kata dalam korpus data
pada penelitian penulis.
3.1 Pengantar
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang
dipergunakan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini. Manfaat dari
penjelasan teori ini dapat dijadikan sebagai acuan penulis dengan maksud
agar mendapatkan gambaran umum yang jelas sebelum masuk ke dalam
tahap analisis. Seperti yang telah penulis paparkan sebelumya, korpus
penelitian skripsi ini adalah kosakata bahasa Arab laras olahraga.
Sedangkan studi yang dipergunakan untuk menganalisis korpus tersebut
adalah bidang morfologi dan semantik yang keduanya merupakan
subsistem dari ilmu linguistik dan tataran analisis bahasa.
terdiri atas: (1) laras bahasa dari sudut pandangan bidang atau pokok
persoalan; (2) laras bahasa menurut sarana pengungkapannya; lazimnya
dibagi atas ragam lisan dan ragam tulisan, dan (3) laras bahasa
berdasarkan tata hubungan di antara penyerta peristiwa bahasa; ragam ini
dapat disebut langgam atau gaya (Wastono, 2005: 129). Dalam buku
Kamus Linguistik karya Kridalakasana (1993: 184) juga terdapat
pengertian laras (yang dalam kamus disebut juga dengan ragam),
dijelaskan bahwa laras bahasa (register, manner of discourse, dan key)
adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan
tetapi kata yang pertama berlaku pada laras hukum dan kata yang kedua
berlaku pada laras agama (Wastono, 2005: 130). Selain itu, satu kata yang
sama juga bisa menimbulkan makna-makna yang berbeda pada setiap
laras. Contoh yang dikemukakan oleh Versteegh (1997: 182) (3) kata ﺿـﺮﺑﺔ
/dharbah/ dalam laras umum bermakna pukulan, akan tetapi dalam laras
olahraga bermakna tendangan. Hal ini menunjukkan adanya perluasan
makna.
3.2.2 Olahraga
Dalam KBBI dijelaskan pengertian olahraga adalah gerak badan
untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Sedangkan jika kita amati kata
olahraga terdiri dari dua sub kata yaitu olah dan raga. Olah yang berarti
laku atau perbuatan dan raga yang berarti badan. Istilah-istilah dalam
dunia olahraga adalah bagian dari mata rantai panjang dari perkembangan
istilah dari bidang atau subbidang ilmu yang ada. Kosakata bahasa Arab
laras olahraga yang ditampilkan dalam media cetak khususnya koran Al
Rayat dari Qatar ini menunjukkan perkembangan yang mencolok.
Derasnya kosakata asing yang masuk ke dalam suatu bahasa (dalam hal ini
bahasa Arab), perkembangan dunia olahraga yang pesat, kecenderungan
pers dalam pemilihan dan penampilan berita, serta kebebasan pegiat pers
dalam menulis dianggap sebagai penyebab perkembangan yang mencolok
itu (Yuwono, 2009: 1) . Data kosakata yang dianggap sebagai bagian dari
khazanah kata laras olahraga sementara ini menunjukkan bahwa khazanah
kosakata bahasa Arab laras olahraga kaya akan metafora, kata serapan, dan
dengan bentuknya tersebut. Misalnya pola ﻓﺎﻋـﻞ, pola ini mengacu pada
participant active atau pelaku (Fa’iq, 2010: 23). Dalam linguistik Arab,
morfologi dikenal dengan istilah اﻟﺘﺼـﺮﻳﻒ/at-tashrîf/ yaitu perubahan bentuk
Contoh (4) sampai (8) adalah partikel. Partikel dalam contoh (4)
adalah preposisi (kata depan). Partikel-partikel lain yang berupa preposisi
adalah ل/li/ ‘untuk’, ﻣــﻊ/ma’a/ ‘bersama’, ﻋــﻦ/’an/ tentang, ب/bi/
‘dengan’, إﱃ/ila/ ‘ke, kepada’, و/wa/ ‘demi’, ك/ka/ ‘seperti’, ﰲ/fî/ ‘pada,
di’, dan ﻋﻠــﻰ/’ala/ ‘di atas’. Partikel dalam contoh (5) adalah kata
ﳌـﺎ/lammâ/ ‘belum’, ﻣـﺎ/mâ/ ‘tidak’. Contoh (6) adalah partikel yang berupa
ّ
kata sambung. Partikel-partikel lain yang merupakan kata sambung adalah
أم- أو/aw/-/am/ ‘atau’, ﻟﻜـﻦ- ﺑـﻞ/bal/-/lakin/ ‘tetapi’, ف/fa/ ‘maka’, dan ّﰒ
/tsumma/ ‘kemudian’. Partikel pada contoh (7) adalah kata penegas, dan
terakhir; contoh (8) adalah partikel yang merupakan kata pengecualian,
menjadi tiga;
1. Verba perfektif اﻟﻔﻌﻞ اﳌﺎﺿـﻲ/al-fi’lu l-mâdhî/ yaitu verba yang digunakan,
12
Aspek adalah kategori gramatikal yang menunjukkan lamanya dan jenis perbuatan, apakah akan
dimulai, telah selesai, sedang berlangsung, berulang-ulang, dan sebagainya (Kridalaksana, 1993:
19).
3.3.3 Infleksi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam proses
morfologi dikenal dua tipe yaitu infleksi dan derivasi. Pun demikian
dengan bahasa Arab, dikenal adanya infleksi dan derivasi dalam proses
morfologisnya. Infleksi adalah alat gramatikal untuk mengungkapkan
konsep semantis kekalaan atau keaspekan (Kridalaksana, 1993: 101).
Sementara itu, menurut Kentjono (dalam Pesona bahasa, 2009:152)
menyebutkan bahwa infleksi mengubah bentuk suatu kata untuk
menetapkan hubungannya dengan kata-kata lain dalam kalimat. Jadi,
infleksi menentukan dan membatasi tugas gramatikal kata yang
dibentuknya. Pemakaian penanda jamak dalam bahasa Inggris dapat
dilakukan dijadikan contoh proses infleksi. Dengan menambahkan
penanda jamak –s kepada suatu kata benda misalnya pada girl, kata yang
dihasilkan dari infleksi yakni girls. Kata girls tersebut dibatasi
kedudukannya dalam kalimat. Infleksi ini juga berlaku pada bahasa Arab,
3.3.4 Derivasi
Masih menurut Kentjono (dalam Pesona bahasa, 2009:153),
derivasi yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah اﺷـﺘﻘﺎق/isytiqâq/
atau akar kata dalam bahasa Arab terbagi menjadi dua, yaitu unaugmented
root (akar yang belum mendapat tambahan) dan augmented root (akar
yang sudah mendapat tambahan). Holes (1995: 81) mengatakan bahwa
bentuk akar verba bila dilekati sejumlah afiks maka akan menambah
makna akar verba yang disebut sebagai pola morfo-semantik.
13
Lihat subbab 3.3.2 hal 30.
3. FâMaLa, /â/ melambangkan vokal panjang atau dengan kata lain pola
ini mendapat penambahan ﺍ/alif/ setelah konsonan radikal pertama.
Pola ini menggambarkan perbuatan yang melibatkan patient (penerima
tindakan), aksi-reaksi, atau resiprokal. Contohnya adalah ﻗﺎﺑـﻞ/qâbala/
‘menemui’.
4. aFMaLa, akar diimbuhi dengan prefiks ﺃ/hamzah/ dan radikal
pertamanya tidak berharakat. Pola ini bisa bermakna kausatif 15, seperti
P3F P
أﻋﻠﻢ/a’lama/ ‘menginformasikan’.
14
Penulis mengikuti lambang yang digunakan Abboud (1971).
15
Perbuatan yang menyebabkan suatu keadaan atau kejadian (Kridalaksana, 1993: 101)
digandakan. Pola ini dapat bermakna refleksif 16, contoh: ﲢﺴ ــﻦ
ّ P4F P
/inkasyafa/ ‘terungkap’.
8. iFtaMaLa, akar diberi prefiks alif konjungtif dan infiks ت/tâ?/ setelah
‘menjadi merah’.
10. istaFMaLa, akar ditambah tiga prefiks; ﺍ/alif/, س/sîn/ dan ت/ta.
‘memohon ampun’.
16
Relasi antara satu argumen dengan argumen itu sendiri (Kridalaksana, 1993: 186).
3.4 Sumber Pembentukan Kata dan Bentuk Kata dalam Bahasa Arab
Modern
3.4.1 Sumber Pembentukan Kata
Pada sebuah buku yang berjudul Analisa Bahasa, Samsuri
menerangkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan sebuah bahasa
dunia tidak mungkin dapat lepas dari pergaulan antara bahasa itu sendiri
dengan bahasa dunia lainnya. Semua bahasa yang masih hidup di dunia
ini, tentu mengalami perubahan yang mungkin tidak akan terlihat oleh
pemakai-pemakai bahasa itu sendiri di dalam waktu pendek, tetapi secara
kumulatif dan dalam waktu yang cukup lama, perubahan itu akan terlihat
dengan jelas. (Samsuri, 1980: 50 dalam Fa’iq, 2010: 30).
Pada buku Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab, Lesmana
menyebutkan sumber pembentukan kata dalam bahasa Arab ada dua
yaitu kosakata bahasa Arab dan kosakata bahasa asing.
3.4.1.1 Kosakata Bahasa Arab
Kosakata bahasa Arab dapat dijadikan sumber
pembentukan kata dalam bahasa Arab modern. Pembentukan
kata baru pada pada dasarnya ada dua, yaitu kata-kata baru yang
dibentuk dari sumber bahasa itu sendiri dan kata-kata yang
dipungut dari bahasa lain, atau kadang-kadang gabungan dari
kedua sumber tersebut (Usman, 1978: 11 dalam Lesmana, 2010:
33).
/mudarrib/ ‘coach’.
3. Penggabungan atau ﳓـﺖ/naḥt/, yaitu suatu proses di mana dua
‘kwintal’.
2. Akronim
3. Nomina
4. Verba
5. Verba-preposisi
Contohnya adalah ﻗــﺎم ب/qâma bi/ yang bermakna ‘melaksanakan’.
Lesmana (2010: 38) menjelaskan bahwa bentuk kata seperti ini dapat
dimasukkan ke dalam kategori frase verbal.
6. Nomina-ajektif nisbah
Contohnya adalah اﻟﻘﻤـﺮ اﻟﺼـﻨﺎﻋﻲ/al-qamaru sh-shanâ’î/, artinya ‘satelit’.
9. Nomina-nomina-nomina
وﻓﻖ اﻃﻼق اﻟﺬاري/wafqu ithlâqi dz-dzâri/ ‘peletakan senjata’.
13. Nomina-preposisi
ﺑﻨﺎءا ﻋﻠﻰ/binâ?an ‘ala/ yang berarti ‘sesuai dengan, berdasarkan atas’.
14. Preposisi-nomina-preposisi
Salah satu contohnya adalah ﻋﻠﻰ اﻟﺮﻏﻢ ﻣﻦ/’ala r-raghmi min/ ‘meskipun’.
16. Preposisi-adverbia
Contohnya ﻣﻦ ﻗﺒﻞ/min qabl/ ‘sebelum’.
18. Preposisi-nomina-ajektiva
ﰲ وﻗﺖ ﻗﺮﻳﺐ/fî waqtin qarîb/ maknanya adalah ‘segera’.
20. Preposisi-ajektif
Misal, ﻣﻦ ﺟﺪﻳﺪ/min jadîd/ ‘lagi’.
21. Preposisi-ajektiva
22. Preposisi-kata penegas
إﱃ ان/ilâ an/ ‘hingga, sampai’.
ma’nâ/. Umar (1982: 11) dalam Fa’iq (2010: 16) cenderung memilih
penamaan yang pertama dikarenakan penamaan yang kedua lebih dekat ke
cabang ilmu balâghah. Selanjutnya, Umar dalam bukunya yang berjudul
’ilmu d-dilâlah mendefinisikan semantik sebagai suatu,
دراﺳﺔ اﳌﻌﲎ أو اﻟﻌﻠﻢ اﻟﺬي ﻳﺪرس اﳌﻌﲎ أو ذﻟﻚ اﻟﻔﺮع ﻣﻦ ﻋﻠﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﺬي ﻳﺘﻨﺎول ﻧﻈﺮﻳﺔ
اﳌﻌﲎ أو ذﻟﻚ اﻟﻔﺮع اﻟﺬي ﻳﺪرس اﻟﺸﺮوط اﻟﻮاﺟﺐ ﺗﻮاﻓﺮﻫﺎ ﰲ اﻟﺮﻣﺰ ﺣﱴ ﻳﻜﻮن ﻗﺎدرا ﻋﻠﻰ
ﲪﻞ اﳌﻌﲎ
/dirâsatu l-ma’nâ aw al-‘ilmu alladzî yadrusu l-ma’nâ aw
dzâlika l-far’u min ‘ilmi l-lughah alladzî yatanâwalu
nazhriyyati l-ma’nâ aw dzâlika l-far’u alladzî yadrusu sy-
syurûtha l-wâjiba tuwâfiruhâ fî r-ramzi ḥattâ yakûna
qâdiran ‘alâ ḥamali l-ma’nâ/
‘studi tentang makna atau suatu ilmu yang mempelajari
makna atau suatu cabang dari ilmu linguistik yang berkaitan
dengan teori makna atau suatu cabang (ilmu lingustik) yang
mempelajari teori-teori pembentukan makna’(Umar dalam
Fa’iq, 2010: 17)
berarti ‘mobil’. Tetapi, ada juga kata-kata lama yang tetap ada artinya
semula dan kadang-kadang dipakai lagi untuk mengungkapkan ide
baru dengan sedikit perbedaan.
2. Metafora atau majâz. Ini menyangkut penggunaan matafora atau
abstraksi untuk menerjemahkan kosakata bahasa asing ke dalam
bahasa Arab, seperti kata ﻫـﺎﺗﻒ/hâtif/ untuk ‘telepon’. Hâtif dulu berarti
3.6.1.1 Homonimi
Homonimi adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani kuno
onoma yang artinya ‘nama’ dan homo yang artinya ‘sama’. Oleh karena
itu, secara semantik, homonimi dapat diartikan sebagai ungkapan kata,
dan ﺗـﺎرﻳﺦ/târîkh/ ‘tanggal’. Ejaan dan lafal pada kedua kata tersebut sama,
3.6.1.2 Polisemi
Masih menurut Chaer (1995: 101), polisemi diartikan dengan
satuan bahasa (kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu.
Sedangkan Lesmana (2010: 54) mengartikan polisemi sebagai sebuah kata
yang mempunyai berbagai macam arti, tetapi arti-arti ini masih saling
berkaitan satu sama lain. Timbulnya berbagai macam arti ini disebabkan
oleh adanya pergeseran makna atau tafsiran yang berbeda. Contoh
polisemi dapat dilihat pada kata berikut ini (a) اﻷرﻛـﺎن اﻟﻌﺴـﻜﺮﻳّﺔ/al-?arkânu l-
tinggi negara’. Kata أرﻛـﺎنpada contoh (a) bermakna ‘staf’ sedangkan pada
3.6.1.3 Sinonimi
Secara etimologi, kata sinonimi berasal dari bahasa Yunani kuno
yaitu onoma yang berarti ‘nama’ dan syn yang berarti ‘dengan’. Sinonimi
dapat didefinisikan sebagai ungkapan yang maknanya kurang lebih sama
dengan ungkapan lain (Chaer, 1995: 82). Lesmana (2010: 53) juga
menjelaskan arti sinonimi, yaitu dua kata atau lebih yang mempunyai
makna sama. Seperti kata ﺑﻨـﻚ/bank/ dan ﻣﺼـﺮف/mashraf/ yang keduanya
meronimi. Akan tetapi, dalam pembahasan semantik pada bab isi dalam
skripsi ini, penulis hanya akan memaparkan relasi makna peliputan dalam
kosakata laras olahraga dilihat dari hiponimi saja. Menurut Chaer (1995:
98), kata hiponimi berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu onoma yang
berarti ‘nama’ dan hypo yang berarti ‘di bawah’. Secara harfiah, hiponimi
diartikan dengan nama yang termasuk di bawah nama lain. Secara
semantik, hiponim ialah ungkapan (kata, frasa, atau kalimat) yang
maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan lain.
Singkatnya, hiponimi adalah relasi makna yang berkaitan dengan
peliputan makna khusus dalam makna umum. seperti makna tongkol
dalam makna ikan, makna unta dalam makna binatang. Tongkol, bandeng,
tenggiri, teri, mujair, cakalang, dan tuna berhiponimi dengan ikan,
sedangkan unta, kucing, anjing, kambing, dan kuda berhiponimi dengan
binatang. Relasi makna hiponimi dalam bahasa Arab dinamakan dengan
اﻹﺷـﺘﻤﺎل/al-isytimâl/. Umar (1982, dalam Wastono 2005: 34) merumuskan
3.7 Idiom
Nida (1974: 202 dalam Lesmana 2010: 55) mendefinisikan idiom
sebagai suatu ungkapan yang terdiri dari beberapa kata yang artinya tidak
dapat diperoleh dari masing-masing kata yang membentuknya. Contoh-
contoh idiom dalam bahasa Arab adalah kata اﻷﻳـﺪي اﻟﻌﺎﻣﻠـﺔ/al-aydî l-‘âmilah/
berubah menjadi ‘kas atau dana’. Dengan demikian satu bentuk kata dapat
memiliki arti yang berbeda-beda tergantung pada bidang yang
dimasukinya.
4.1 Pengantar
Kosakata dalam bahasa Arab laras olahraga merupakan kosakata yang
muncul akibat adanya penyebaran dan perkembangan bidang olahraga,
khususnya di negara-negara berbahasa Arab. Kosakata-kosakata itu sengaja
dibentuk untuk mengungkapkan teori-teori, istilah-istilah, dan kosakata dalam
bidang tersebut. Misalnya kata ﻛـﺮة اﻟﻘـﺪم/kuratu l-qadam/, kata ini dibentuk
untuk mewakili konsep kata dari bahasa Inggris, football atau soccer, yaitu
olahraga yang terdiri atas dua tim, setiap tim terdiri atas sebelas orang yang
keduanya memainkan bola dengan kaki. Bakalla (1990: 16) menyebutkan
bahwa pembentukan kata dalam bahasa Arab modern—ditinjau dari segi
morfologis—terbagi menjadi tiga macam, yaitu arabisasi, derivasi, dan
singkatan lambang huruf. Selain itu, ada juga yang berupa gabungan kata, baik
yang gabungan biasa maupun hibrida.
4.2 Arabisasi
Arabisasi atau ta’rib adalah proses pemungutan bahasa asing dengan
perubahan seperlunya untuk disesuaikan dengan pola morfologi dan fonologi
Arab walaupun ada juga perubahan yang tidak berarti dan tidak sesuai dengan
pola morfologi dan fonologi bahasa Arab (Bakalla, 1990: 16). Singkatnya,
arabisasi adalah penyerapan kosakata bahasa asing ke dalam bahasa Arab.
Proses Arabisasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu melalui transliterasi dan
melalui transkripsi. Berikut ini akan dijelaskan mengenai dua hal tersebut.
4.2.1 Transliterasi
Bentuk arabisasi pertama yang akan dibahas adalah transliterasi. Menurut
Lesmana (thn:hlm), transliterasi adalah penggantian huruf demi huruf dari
transliterasikan menjadi huruf ن, dan huruf k ditranliterasikan menjadi huruf ك.
ف, huruf a ditransliterasikan menjadi huruf ا. Hal itu sama halnya pada data
(3) ‘ﻛﺎﻛﺎKaka', huruf k ditransliterasikan menjadi huruf ك, huruf a dengan huruf
ا.
17
Dalam b.I menjadi ‘bank’, yaitu tempat penyimpanan. Dalam KBBI, badan usaha di bidang
keuangan yg menarik dan mengeluarkan uang dl masyakarat, terutama memberikan kredit dan
jasa dl lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
18
FIFA abreviasi dari Fédération Internationale de Football Association (bahasa
Prancis) atau dalam b.I berarti Federasi Internasional Sepak Bola adalah badan pengatur
internasional sepak bola yang didirikan di Paris pada 21 Mei 1904 dan sekarang bermarkas di kota
Zürich, Swiss.
19
Kaka bernama asli Ricardo Izecson dos Santos Leite, lebih dikenal dengan nama Kaka, adalah
seorang pemain sepak bola asal Brasil yang kini membela klub Real Madrid.
20
Dalam b.I menjadi bulu tangkis adalah olahraga cabang olahraga yg berupa permainan yg
dimainkan dng memakai raket dan kok yg dipukul melampaui jaring yg direntangkan di tengah
lapangan.
21
Real Madrid adalah adalah sebuah klubsepak bola profesional yang berbasis di
kota Madrid, Spanyol yang didirikan pada 6 Maret 1902. Klub ini pernah meraih 31 gelar La Liga,
18 gelar Copa del Rey, 8 Piala Super Spanyol, 9 gelar Piala Champions/Liga Champions UEFA,
2 Piala UEFA, 1 Piala Super Eropa, dan 3 Piala Interkontinental.
22
Adriano adalah pemain sepak bola berkebangsaan Brazil yang memiliki nama lengkap Adriano
Leite Ribeiro lahir pada tanggal 17 Februari 1982.
23
Arsenal adalah sebuah klub sepak bola dari Inggris yang berjuluk The Gunners.
24
permainan olahraga dng menggunakan bola keras kecil (sebesar bola kasti) dan pemukul,
dilakukan oleh dua regu yg masing-masing terdiri atas sembilan orang pemain
25
Dalam bI menjadi ‘liga’.
26
Dalam bI menjadi kok adalah bola dl permainan bulu tangkis.
27
Olahraga sejenis dengan baseball, olahraga beregu yang terdiri atas dua tim.
28
Tiga gol atau lebih yang diciptakan oleh seorang pemain sepak bola dalam satu pertandingan.
29
Salah satu klub sepak bola yang berasal dari Inggris. Klub ini merupakan klub sepak bola kedua
tertua di dunia yang didirikan pada 1863.
30
Lob adalah istilah dalam sepak bola yang bermakna tendangan tinggi yang melengkung.
31
Donut adalah istilah untuk pukulan yang keras dalam olahraga baseball dan softball.
32
Dalam b.I menjadi taktik yaitu strategi dalam permainan olahraga.
33
Chelsea adalah sebuah klub sepak bola Inggris yang bermain di Liga Utama Inggris, bermarkas
di kota London, dan dikenal dengan sebutan The Blues.
34
Chievo adalah salah satu klub sepak bola di negara Italia.
35
Bayern Munich adalah klub sepak bola dari Jerman yang pernah menjuarai Bundes Liga
sebanyak 21 kali.
36
Leg adalah istilah dalam olahraga yang bermakna satu bagian dari sebuah perjalanan
pertandingan.
City’ 46
P29F
37
Dalam bI menjadi tenis adalah permainan olahraga yg menggunakan bola (sebesar kepalan)
sebagai benda yg dipukul dan raket sebagai pemukulnya, dimainkan oleh dua pemain (dua
pasang), di lapangan yg dibatasi oleh jaring setinggi kira-kira satu meter.
38
Euro adalah liga sepak bola Eropa yang pertandingannya diikuti oleh negara-negara Eropa.
39
Bundes League adalah liga sepak bola yang paling tinggi di Jerman yang didirikan pada tahun
1963.
40
Salah satu klub sepak bola di Prancis.
41
Klub sepak bola di Jerman.
42
Salah satu klub sepak bola terbesar dan terhebat di dunia, prestasinya yang terbaru adalah juara
Liga Champion di tahun 2011.
43
Sebuah klub sepak bola di Prancis yang berdiri tahun1899, bermarkas di kota Lyon, Prancis.
44
Sebuah klub sepak bola di Prancis
45
Sebuah klub sepak bola di Italia dan salah satu yang terhebat di Liga Italia.
46
Sebuah klub sepak bola di Inggris yang sekota dengan Manchester United . Mulai tahun 2008
sampai sekarang, klub ini dimiliki oleh Abu Dhabi Group.
47
Sebuah klub sepak bola di Inggris dan merupakan salah satu klub terhebat di negaranya dan di
Eropa.
48
Sebuah klub sepak bola di Inggris.
49
Sebuah klub sepak bola di Inggris.
50
Sebuah klub sepak bola di Spanyol.
51
Salah satu klub sepak bola di Spanyol.
52
Sebuah stadion dan merupakan markas bagi klub Liverpool di Inggris.
53
Sebuah stadion dan markas bagi klub Manchester United.
54
Salah satu klub sepak bola di Inggris.
55
Sebuah klub sepak bola di Inggris yang berjuluk The Reds.
56
Sebuah klub sepak bola dari Inggris.
57
Sebuah klub sepak bola di Inggris.
58
Sebuah klub sepak bola di Inggris.
i dengan ي, dan lafal o ditranskripsikan dengan و. Sementara, pada data (5)
ﻣﺪرﻳـﺪ ﷼ ‘Real Madrid’ lafal a ditranskripsikan menjadi ﻳـﺎ. Kemudian, pada
59
Sebuah klub sepak bola dari Inggris.
60
Sebuah klub sepak bola di Spanyol.
61
Peemain sepak bola berkebangsaan Inggris yang bermain di klub Manchester United.
62
Pelatih klub Barcelona di Spanyol yang merupakam pelatih tersukses sampai tahun 2011 karena
membawa klub asuhannya menjuarai berbagai ajang pertandingan nasional maupun internasional.
63
Seorang pemain berkebangsaan Argentina yang bermain di klub Barcelona yang merupakan
pemain terhebat di dunia di tahun 2011.
64
Seorang legenda sepak bola berkebangsaan Argentina.
65
Rencana pertandingan sebuah klub untuk mencapai sasaran kemenangan dalam pertandingan
66
cabang olahraga dng menggunakan bola kecil untuk dipukul dengn tongkat pemukul ke dalam
tiap-tiap rentetan liang-liang (9 atau 18 liang berturut-turut).
67
Dalam bI menjadi hoki yaitu olahraga lapangan yang dimainkan oleh dua kesebelasan, berupa
permainan yang bertujuan memasukkan bola ke dalam gawang lawan dengan menggunakan
tongkat pemukul;
dengan ﻳﺎ, dan lafal o dengan و. Selanjutnya, pada data (7) ‘ أرﺳﻨﺎلArsenal’, lafal
lafal a pada empat data (4, 5, 6, dan 7) di atas disebabkan adanya penyesuaian
terhadap pelafalan asli dari bahasa asal. Selanjutnya data (8) ‘ ﺑﻴﺴـﺒﻮلbaseball’,
transkripsinya adalah lafal e dengan يdan lafal o dengan و. Pada data (9) ﻟﻴﺠـﺎ
dengan ط, lafal c dengan ك, dan lafal ck sama juga dengan c ditranskripsikan
Selanjutnya data (13) ‘ ﺳـﺘﻮك ﺳﻴﱵstock city’ lafal ck juga ditranskripsikan dengan
huruf ل.
transkripsi sebelumnya, lafal o ditranskripsikan dengan و. Pada data (16) ﺗﻜﺘﻴـﻚ
‘tactic’, lafal c ditranskripsikan dengan ك. Keunikan terjadi pada data (17, 18,
dan 19), pada data (17) ‘ ﺗﺸﻴﻠﺴـﻲChelsea’, transkripsi yang terjadi adalah pada
lafal ch ditranskripsikan dengan lafal ﺗـﺶ, lafal ea dengan ي. Pada data (18)
Sedangkan data (19) ‘ ﺑـﺎﻳﺮن ﻣﻴـﻮﻧﻴﺦBayern Munich’, transkripsi lafal ch dengan خ.
Hal ini memperkuat pengertian dari transkripsi yaitu proses mengubah satu
dengan pemarkah ◌ِ pada huruf ت. Pada data (22) ‘ ﻳﻮروeuro’, lafal eu
dengan ا, lafal e dengan ي, dan lafal ai pada kata germain dengan ا. Kemudian
kita lihat data (25) ‘ أﺟﺎﻛﺲAjax’, pada data tersebut juga terdapat transkripsi
yaitu pada lafal x yang ditranskripsikan dengan ﻛﺲ. Pada data selanjutnya (26)
‘ﺑﺮﺷﻠﻮﻧﺔBarcelona’, lafal c ditranskripsikan dengan ش, lafal o dengan و, dan lafal
a dengan ة. Kemudian data (27) yaitu ‘ ﻟﻴﻮنLyon’, transkripsinya adalah lafal o
menjadi و.
dengan وdan lafal a dengan ا. Pada data (30) ‘ ﻣﺎﻧﺸﺴﱰ ﺳﻴﱵManchester City’,
dengan س. Sedangkan keunikan terjadi pada data (31) ‘ ﻣﺎﻧﺸﺴﱰ ﻳﻮﻧﺎﻳﺘﺪManchester
menarik jika kita amati data (32) ‘ ﻧﻮرﻳﺘﺶ ﺳﻴﱵNorwich City’, transkripsi terjadi
dan lafal v ditranskripsikan dengan ف. Kasus serupa terdapat pada data (34)
dan (35) ‘ ﻟﻴﻔﺎﻧﱵLevante’ yaitu pada lafal v yang ditranskripsikan dengan ف.
lafal c dengan س, dan lafal a dengan ﻳﺎ. Setelah itu data (36) ‘ اﻧﻔﻴﻠﺪAnfield’, lafal
e ditranskripsikan dengan ي. Pada data (37) اوﻟﺪ ﺗﺮاﻓﻮرد ‘Old Trafford’,
terdapat transkripsi yang unik yaitu pada lafal o pada kata old yang
ditranskripsikan dengan اوdan lafal o pada kata trafford yang ditranskripsikan
dengan و.
ditranskripsikan dengan وdan lafal v dengan lafal ف. Pada data (39) ﻟﻴﻔﺮﺑﻮل
‘Liverpool’, transkripsi lafal v adalah فdan lafal p adalah ب. Data (40) ﺑﻮﻟﺘﻮن
‘Bolton’, lafal o ditranskripsikan dengan وdan pada data (41) ‘ وﳚﺎن اﺛﻠﻴﺘﻴﻚWigan
lafal s dengan ز. Pada data (43) ‘ ﺳﻮاﻧﺴﻲ ﺳﻴﱵSwansea City’, lafal ea
pada data selanjutnya, pada data (44) ‘ ﻣﻠﻘﺎMalaga’, transkripsi yang terjadi
terdapat pada lafal g yang ditranskripsikan dengan ق. Sedangkan apabila kita
pada lafal ph yang ditranskripsikan dengan فdan lafal g dengan ج. Pada data
ditranskripsikan dengan وdan lafal e dengan ي. Data selanjutnya adalah (48)
dengan ج. Data (50) ﻏﻮﻟﻒ/ghȗlf/ ‘golf’, lafal o ditranskripsikan dengan و.
4.3 Derivasi
Selain ta’rib atau arabisasi, cara kedua dalam coinage kosakata bahasa
Arab laras olahraga adalah dengan derivasi. Arabisasi pada subbab
sebelumnya telah dijelaskan yaitu penyerapan kosakata bahasa asing ke dalam
bahasa Arab, maka dapat disimpulkan bahwa derivasi adalah lawan dari
arabisasi yang dimaksudkan untuk mengganti arabisasi (Bakalla, 1990: 89).
‘gol’, radikal dari kata tersebut adalah /ha/, /dal/, dan /fa/. Data lain
yang terdiri dari tiga radikal adalah ﻟﻌـﺐ/la’ib/ ‘pemain’, ﺣﻜـﻢ/ḥakam/
radikal pertama, M (middle) untuk konsonan radikal kedua, dan L (last) untuk
R R
dari akar kata verba yang bersifat unaugmented, yaitu pola dasar FaMaLa
(FaMiLa, FaMuLa). Di antara kosakata yang termasuk dalam pola dasar ini
adalah
Pola pada data (55) ﺿـﺮﺑﺔ/dharbah/ berbentuk FaMLa sedangkan pola pada
Pola pada data (54) ﲤﺮﻳـﺮة/tamrîrah/ merupakan bentuk derivasi yang berasal
dari augmented verbal root yang berbentuk taFMîLa yang berasal dari akar
verba FaMMaLa. Bentuk ini dapat diperinci dalam data-data berikut:
Pada data (57) ﺗﺸـﻜﻴﻞ/tasykîl/ berbentuk taFMîL, pola tersebut berasal dari
akar verba FaMMaLa. Data pola lainnya adalah pada data (58) ﺗﺼـﻮﻳﺐ/tashwîb/
berbentuk taFMîL, pola ini juga berasal dari akar verba FaMMaLa. Selain itu
data (59) ﲤﺪﻳـﺪات/tamdîdât/ juga berbentuk taFMîLâ yang juga berasal dari akar
verba FaMMaLa.
Selanjutnya data (60) ( ﺑﻄﺎﻗـﺔbithaqah), pola kata ini berbentuk FiMâL
yang berasal dari akar verba FâMaL. Sedangkan pada data (61) دﻓـﺎع/difâ’/,
pola kata ini berasal dari akar verba FâMaLa yang berbentuk pola FiMâL. Data
lain yang masih berasal dari akar verba FâMaLa ini adalah data (62) ﻣﻬـﺎﺟﻢ
/muhâjim/, yang memiliki pola kata muFâMil, data (63) ﻣـﺪاﻓﻊ/mudâfi’/ yang
68
Dalam istilah sepak bola bermakna percobaan untuk mencetak gol.
69
Dalam posisi di depan bola yang melawan aturan.
berasal dari akar verba FâMaLa yang berbentuk pola kata muFâMaLa.
Selanjutnya pada data (65) ﺗﺴــﻠﻞ /tasallul/, kata ini mempunyai pola kata
bermakna ‘bulu tangkis’ yakni sebuah cabang olahraga yang berupa permainan
yg dimainkan dengan memakai raket dan kok yang dipukul melampaui jaring
yg direntangkan di tengah lapangan. Jika dirunut dari waktu kemunculannya,
kata ﺑﺎدﻣﻴﻨﺘﻮن/bâdmîntûn/ lebih dulu muncul daripada kata ﻛﺮة اﻟﺮﻳﺸﺔ/kurat l-
4.5 Pluralisasi
Bentuk plural atau biasa disebut dengan jamak, secara gramatikal, dalam
bahasa Arab terbagi menjadi tiga macam. Pertama adalah jama’ mudzakkar
sâlim (regular maskulin plural), contoh datanya dalam laras olahraga adalah
ﻣـﺪرﺑﻮن/mudarribûna/ ‘coaches’. Kata ini berasal dari kata ﻣـﺪرب/mudarrib/
sâlim (regular feminin plural). Bentuk jama’ ini mendapat imbuhan inflektif
_ َ◌ات/-ât/. Ditinjau dari bentuk tunggalnya, bentuk jamak ini dapat dianalisis
menjadi berikut,
Data (67) ﻣﺒﺎرﻳـﺎتberasal dari kata tunggal feminim ﻣﺒـﺎراة/mubârat/. Data (67)
70
Dalam bI berarti pertandingan-pertandingan.
71
Dalam bI berarti bola-bola.
Contoh (71) ﲤﺮﻳــﺮ إﱃ/tamrîr ilâ/ dibentuk dari gabungan verba dengan
partikel. Partikel yang biasa digunakan dalam bentuk kata seperti ini adalah
72
Dalam bI berarti wasit-wasit.
73
Dalam bI berarti lapangan-lapangan.
Pada data (75) ﲤﺮﻳﺮ إﱃ اﳋﻠﻒ /tamrîr ilâ l-khalf/ data tersebut dibentuk dari
?amâm/.
Data (72) ﻣﻬﺎرة اﳉﺮي ﺑﺎﻟﻜﺮة/mahâratu l-jarâ bi -lkurah/ dibentuk dari
nomina-partikel-nomina.
Selanjutnya data (73) وﺛﺐ ﻃﻮﻳﻠﻲ/watsiba thawîlî/ dibentuk dari gabungan
nomina dengan ajektif nisbah. Bentuk kata seperti ini dapat dimasukkan ke
dalam kategori frase nominal (Lesmana, 2010: 38). Bentuk-bentuk lain dari
data tersebut, seperti:
74
Dalam bI berarti bendera merah untuk menghentikan permainan karena terjadi suatu masalah
dalam pertandingan balapan baik sepeda, motor, atau mobil.
75
Istilah untuk menyatakan akan dimulainya suatu pertandingan sepak bola.
76
Istilah dalam sepak bola untuk sebuah umpan yang menjadikan sebuah gol.
77
Tempat di dekat trek balapan di mana mobil atau motor berhenti untuk bahan bakar dan
perbaikan.
4.7 Hibrida
Subbab ini masih membahas tentang bentuk gabungan kata, namun –
berbeda dengan subbab sebelumnya- gabungan kata yang akan dibahas adalah
gabungan kata yang merupakan perpaduan antara kata yang bersumber dari
bahasa Arab (derivasi) dan kata yang bersumber dari bahasa asing (arabisasi),
gabungan kata ini dikenal dengan istilah hybrid atau hibrida 80. Data-data yang
P63F P
berbentuk hibrida dalam kosakata bahasa Arab laras olahraga adalah sebagai
berikut,
78
Istilah yang biasa digunakan dalam olahraga bulu tangkis untuk poin terakhir sebelum poin
penuh yang dapat mengakhiri permainan.
79
Istilah dalam permainan bulu tangkisdan tenis untuk menyatakan tempat yang digunakan untuk
pemain dapat melakukan service bola kepada lawan.
80
Hibrida adalah kata kompleks yang bagian-bagiannya berasal dari bahasa-bahasa berbeda.
(Kridalaksana, 1993: 72).
Pada data (77) ﺗﻜﺘﻴـﻚ اﻟﻠﻌـﺐnomina pertama merupakan kata yang dibentuk
dari proses arabisasi (transkripsi), sedangkan kata kedua dibentuk dari proses
derivasi. Data (78) وﻳﻠـﱰ وزنsama dengan data (77) dimana nomina pertama
kebalikan dari data sebelumnya, nomina pertama hasil derivasi dan nomina
kedua hasil arabisasi. Data (80) راﻗﺼـﺔ اﻟﺒﺎﻟﻴـﻪsama dengan data (79) ﻋـﺪاد إﻟﻜـﱰوﱐ
yaitu nomina pertama hasil derivasi dan nomina kedua hasil arabisasi.
81
Walter weight adalah istilah yang terdapat dalam olahraga tinju yang maksudnya adalah petinju
yang memiliki berat badan dibawah 69 kg.
‘kilogram’, biasanya dipakai pada olahraga angkat besi. Data (82) مmerupakan
lambang huruf dari ’ ﻣـﱰmeter’ yang sering digunakan pada lomba lari, balap
motor, mobil, dan sepeda, dan lainnya. Data (83) ﻛﻤـﺲmerupakan lambang
‘kilometer per jam’, biasanya digunakan untuk satuan jarak tempuh pada
berbagai lomba seperti lomba balap lari, sepeda, motor, dan mobil.
5.1 Pengantar
Pada bab sebelumnya, telah dibahas aspek morfologi kosakata bahasa
Arab laras olahraga, untuk melengkapinya, bab ini akan menganalisis kosakata
bahasa Arab laras olahraga dari aspek semantik. Seperti yang dikatakan oleh
Bakalla (1990:16) bahwasanya pembentukan sebuah kosakata baru meliputi
dua tingkat linguistik yang utama yaitu morfologi dan semantik. Hal ini juga
diungkapkan oleh Veerstegh (1997:179), salah satu pembentukan kata baru
dalam bahasa Arab adalah dengan memperluas makna dari kata-kata yang
sudah ada (semantik). Dalam penulisan bab ini, penulis merujuk kepada apa
yang dikatakan oleh Bakalla. Menurut Bakalla, peranan semantik dalam
pembentukan kosakata baru bahasa Arab meliputi tiga cara, yaitu penggunaan
kosakata lama, metafora, dan penerjemahan pola-pola kosakata asing.
Selain membahas pembentukan kosakata baru bahasa Arab laras olahraga
secara semantik, bab ini juga akan membahas tentang relasi makna, idiom, dan
istilah yang ada pada kosakata bahasa Arab laras olahraga. Relasi makna yang
akan dibahas oleh penulis, merujuk kepada Wastono (2005) yang telah
membagi relasi makna menjadi tiga cakupan, yaitu relasi makna keidentikan,
relasi makna peliputan, dan relasi makna pertentangan yang di dalam ketiga
cakupan tersebut, dalam skripsi ini yang akan dibahas adalah aspek homonimi,
polisemi, sinonimi, antonimi, dan hiponimi kosakata bahasa Arab laras
olahraga.
olahraga renang. Data (2) اﻟﻜـﺮة اﻟﻄـﺎﺋﺮة/kuratu th-thâi?rah/ ‘bola voli’, makna
sebenarnya dari kata اﻟﻄـﺎﺋﺮةadalah ‘burung’ akan tetapi dalam istilah olahraga
kata tersebut diartikan sebagai ‘voli’. Contoh data (1) dan (2) merupakan
sebuah analogi atau metafora.
5.2.2 Penerjemahan
Peranan semantik yang kedua setelah metafora adalah penerjemahan
yaitu dengan menerjemahkan pola-pola kata asing. Seperti yang pernah
dijelaskan sebelumnya, konsep kata-kata baru dalam laras olahraga berasal
dari bahasa asing terutama bahasa Inggris. Perhatikan data-data berikut:
terjemahan dari boxing. Data (4) ﻛـﺮة/kurah/ ‘bola’ merupakan terjemahan dari
82
Porpoise adalah istilah yang terdapat dalam olahraga renang yang artinya gaya lumba-lumba.
perubahan makna meluas karena cakupan arti sekarang lebih luas dari arti yang
dulu. Kata ﺷـﺒﻜﺔ/syabakah/ yang pada mulanya berarti ‘jaring’, yaitu alat yang
5.4.2 Polisemi
Chaer (1995: 101), polisemi diartikan dengan satuan bahasa (kata atau
frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Sedangkan Lesmana (2010: 54)
mengartikan polisemi sebagai sebuah kata yang mempunyai berbagai macam
arti, tetapi arti-arti ini masih saling berkaitan satu sama lain. Timbulnya
berbagai macam arti ini disebabkan oleh adanya pergeseran makna atau
tafsiran yang berbeda. Data polisemi dalam laras olahraga adalah
Kata ﻫـﺪف/hadaf/ pada data (8)a bermakna ‘gol’, sedangkan kata ﻫـﺪف/hadaf/
5.4.3 Sinonimi
Sinonimi dapat didefinisikan sebagai ungkapan yang maknanya kurang
lebih sama dengan ungkapan lain (Chaer, 1995: 82). Lesmana (2010: 53) juga
menjelaskan arti sinonimi, yaitu dua kata atau lebih yang mempunyai makna
sama. Data sinonimi dalam bahasa Arab laras olahraga adalah sebagai berikut;
yang sama yaitu‘bulu tangkis’. Contoh ini merupakan sinonimi yang jika
diamati berasalkan asal kata berasal dari bahasa Arab dan arabisasi. Kemudian
pada data (11)a. ﻛـﺮة اﻟﻄـﺎﺋﺮة/kuratu th-thâirah/ juga bersinonimi dengan data
(11)b. ﻛﺮة اﻟﻌﺎﻟﻴﺔ/kuratu l-‘âliyah/ yang bermakna ‘bola voli’. Data (12)a. ﻗﺮﻋـﺔ
bermakna draw atau seri. Selanjutnya data (13)a. ﻇﻬـﲑ/zhahîr/ sinonimi dari
makna sinonimi yang bermakna ‘tim’. Contoh sinonimi lainnya adalah data
(15)a. ﻣﻬﺎﺟﻢ /muhâjim/ yang bersinonimi dengan data (15)b. ﻫـﺪاف/hadâf/
yang sama-sama memiliki makna ‘striker atau penyerang’. Terakhir pada data
(16)a. ﺗﻨﻴﺲ /tinis/ ‘tenis’ dan data (16)b. ﻛـﺮة اﳌﻀـﺮب/kuratu l-madhrib/, kedua
5.4.4 Antonimi
Secara harfiah antonim berarti nama lain untuk benda lain pula. Secara
semantik, antonimi dapat didefinisikan sebagai ungkapan (kata, frase, atau
kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna ungkapan lain.
Perhatikan data-data berikut:
83
Dalam bI berarti garis start (garis mulai) untuk dimulainya pertandingan seperti balap motor,
mobil, lari, dan sebagainya.
84
Dalam bI berarti garis finish (garis akhir) untuk tanda berakhirnya trek suatu lomba.
5.4.5 Hiponimi
Secara harfiah, hiponimi atau dalam bahasa Arab disebut dengan
اﻹﺷـﺘﻤﺎل/al-isytimâl diartikan dengan nama yang termasuk di bawah nama
lain. Secara semantik, hiponim ialah ungkapan (kata, frasa, atau kalimat)
yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan
lain (Chaer, 1995: 98). Singkatnya, hiponimi adalah relasi makna yang
berkaitan dengan peliputan makna khusus dalam makna umum. Hiponimi
dalam kosakata laras olahraga dalam dapat dilihat dalam data berikut,
‘bola voli’, (19) ﻛـﺮة اﻟﺴـﻠﺔ/kuratu s-salah/ ‘bola basket’, (20) ﻛـﺮة اﻟﺮﻳﺸـﺔ/kurat
l-rîsyat/ ‘bulu tangkis’, (21) ﻏﻮﻟﻒ/ghȗlf/ ‘golf’, dan (22) ﻛﺮة اﳌﻀﺮب /kuratu
اﻟﺮﻳﺎﺿﺔ hipernim
‘olahraga’
ﻛﺮة اﻟﻘﺪم ﻛﺮة اﻟﻄﺎﺋﺮة ﻛﺮة اﻟﺴﻠﺔ ﻏﻮﻟﻒ ﻛﺮة اﻟﺮﻳﺸﺔ ﻛﺮة اﳌﻀﺮب hiponim
sepak bola bola voli bola basket bulu tangkis golf tenis
Ko-hiponim
5.5 Idiom
Pada bab ini akan dijabarkan idiom yang terdapat pada kosakata bahasa
Arab laras olahraga. Sebelumnya akan dijelaskan tentang arti idiom yaitu suatu
ungkapan yang terdiri dari beberapa kata yang artinya tidak dapat diperoleh
dari masing-masing kata yang membentuknya (Nida, 1974: 202, dalam
Lesmana, 2010: 55). Contoh kata idiom dalam kosakata bahasa Arab laras
olahraga
Pada data (23) وﺿـﻊ ﻳـﺪﻩ ﻋﻠـﻰ/wada’a yadahu ‘ala/ ‘merebut’. Idiom pada
contoh tersebut terdiri dari empat kata yaitu وﺿــﻊ/wada’a/ yang berarti
‘meletakkan’, ‘ﻳـﺪyad’ yang berarti tangan, ه/hu/ yang berarti –nya (maskulin),
dan ﻋﻠـﻰ/’ala/ yang berarti di atas. Tapi sebagai idiom dalam laras olahraga
mempunyai arti ‘merebut’. Pada data (24) ﻣﻬـﺎرة اﳉـﺮي/mahâratu l-jarâ/, terdiri
dari dua kata yaitu ﻣﻬـﺎرة/mahâratu/ yang bermakna ‘keterampilan’ dan اﳉـﺮي
/al-jarâ/ yang bermakna ‘mengalirkan’. Akan tetapi sebagai idiom dalam laras
olahraga mempunyai arti ‘menggiring’.
5.6 Istilah
Selain bentuk idiom, kata-kata dalam bahasa Arab laras olahraga ada juga
yang berbentuk istilah. Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan
cermat mengungkapkan suatu makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang
khas dalam bidang tertentu (Kridalaksana dalam Lesmana, 2010: 56).
Perhatikan contoh istilah laras olahraga berikut ini;
(28) ﺗﺼﻮﻳﺒﺔ ﻋﻠﻰ ﺷﻜﻞ ﻣﻮزﻩ/tashwîbah ‘alâ syakli mawzihi/ ‘banana kick’ 86
P4F
85
Dalam bI juga berarti smash yang artinya pukulan keras.
86
Untuk mengistilahkan tendangan yang menjadikan arahan bola tidak lurus dan mirip dengan
pisang yang bengkok.
Pada data (25) ﺳـﺠﻞ/sajal/, arti kata tersebut sebenarnya adalah ‘mencatat’.
Akan tetapi sebagai istilah olahraga artinya berubah menjadi ‘mencetak gol’.
Sementara pada data (26) ﻫـﺪف/hadaf/, arti sebenarnya dari kata tersebut
adalah ‘sasaran’ atau ‘tujuan’, akan tetapi kata ini digunakan sebagai istilah
dalam olahraga menjadi kata yang bermakna ‘gol’ atau ‘skor’.
Selanjutnya pada data (27) ) ﺿـﺮﺑﺔ ﺳـﺎﺣﻘﺔ/dharbah sâḥiqah/, arti sebenarnya
adalah pukulan yang keras, akan tetapi dalam istilah olahraga menjadi kata
‘smash’. Data (28) ﺗﺼــﻮﻳﺒﺔ ﻋﻠــﻰ ﺷــﻜﻞ ﻣــﻮزﻩ/tashwîbah ‘alâ syakli mawzihi/, arti
sebenarnya adalah ‘ditembak dalam bentuk pisang’, akan tetapi dalam istilah
olahraga khususnya sepakbola, istilah itu digunakan untuk menggantikan
makna ‘banana kick’. Selanjutnya data (29) ﳌﺴﺔ ﻳﺪ/lamsah yad/ , sebenarnya
memiliki arti ‘sentuhan tangan’ akan tetapi kata tersebut dipakai untuk
menggantikan istilah ‘handball’ pada laras olahraga sepakbola. Yang terakhir
data (30) ﺿـﺮﺑﺔ رأس/dharbah ra?s/, yang arti sebenarnya adalah pukulan kepala,
Kosakata bahasa Arab laras olahraga termasuk dalam bahasa Arab modern
seperti halnya kosakata bahasa Arab dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi
dan komunikasi. Dilihat dari sisi morfologi, kosakata bahasa Arab laras olahraga
terbentuk melalui cara-cara berikut; arabisasi, derivasi, pluralisasi, gabungan
kata, hibrida, singkatan lambang huruf. Proses arabisasi ada yang dibentuk
melalui transliterasi, yaitu penggantian huruf demi huruf dari aksara Latin ke
aksara Arab tanpa mengindahkan lafal bunyi kata sebenarnya, ada juga yang
dibentuk melalui transkripsi atau penyesuaian lafal.
Selanjutnya bentukan derivasi kosakata bahasa Arab laras olahraga,
ditinjau dari jumlah radikal akar katanya, terbagi menjadi tiga bagian, yaitu akar
kata yang terdiri dari dua radikal, tiga radikal, dan lima radikal. Sementara itu,
penulis belum menemukan akar kata yang terdiri dari empat radikal. Pola-pola
kosakata bahasa Arab laras olahraga yang terbentuk melalui proses derivasi
adalah FaMaLa (FaMiLa, FaMuLa), FaMLa, FaMaL. Pola-pola tadi merupakan
pola yang berasal dari unaugmented verbal root, sedangkan yang berasal dari
augmented verbal root adalah taFMîL, taFMîLa, taFMîLâ, FiMâL, muFâMil,
taFaMMaL, dan taFaMMuL. Selain itu, ada juga yang berasal dari lima radikal,
polanya adalah FaSTâRaL. Pola-pola tersebut adalah pola-pola yang paling sering
digunakan dalam kosakata bahasa Arab laras olahraga.
Proses arabisasi dan derivasi kosakata bahasa Arab laras olahraga, jika
dilihat dari penggunaannya, ada dua kubu yang berlawanan. Para akademisi Arab,
lebih suka menggunakan derivasi dengan alasan untuk menjaga kemurnian bahasa
Arab, sementara itu masyarakat awam pada umumnya lebih suka menggunakan
arabisasi dari kosakata asing.
‘lompat jauh’, dan nomina-nomina, contoh : ﻛﺄﺱ ﺍﻟﻌﺎﻟﻡ /ka?su l-‘âlam/ ‘piala
dunia’.
Selain tersebut di atas, terdapat pula gabungan kata dalam kosakata laras
olahraga yang berupa hibrida, yaitu perpaduan antara kata yang bersumber dari
bahasa Arab (derivasi) dengan kata yang bersumber dari bahasa asing (arabisasi).
Kata yang merupakan hasil arabisasi letaknya bisa mendahului kata hasil derivasi,
bisa juga sebaliknya, atau bisa juga kata tersebut didahului oleh preposisi.
Selain itu, kosakata bahasa Arab laras olahraga juga ada yang berupa
abreviasi dan singkatan. Abreviasi adalah perpendekan bentuk sebagai pengganti
bentuk yang lengkap.
Selanjutnya, jika diteliti dari sisi semantik, pembentukan kosakata bahasa
Arab laras olahraga dilakukan melalui dua cara; metafora dan penerjemahan.
Metafora yaitu pemakaian kata atau ungkapan lain untuk konsep lain berdasarkan
persamaan. Sementara itu, pada penerjemahan, dapat dilakukan dengan partial
calque (diterjemahkan satu per satu), compound calque (tidak diterjemahkan satu
per satu), dan parafrase. Kedua cara tersebut menyebabkan adanya perubahan
makna pada kata bentukan.
Sama seperti kosakata di pelbagai laras dan bahasa pada umumnya,
kosakata bahasa Arab laras olahraga juga mengandung relasi makna, yaitu:
homonimi, polisemi, sinonimi, hiponimi, antonimi. Selain itu, kosakata bahasa
Arab laras olahraga ada juga yang berupa idiom dan istilah.
PANDU ARIFIN, lahir di Tegal pada 20 Februari 1990 dari pasangan suami-
istri Maksum dan Sumiatun. Pendidikan awalnya dimulai dari sebuah taman
kanak-kanak Aisyiyah 8 Tegal. Selanjutnya dia bersekolah di SD Negeri
Tegalsari 1 Tegal dan dilanjutkan ke sebuah SMP favorit di kota Tegal yaitu
SMP RSBI Negeri 7 Tegal. Kemudian anak kedua dari tiga bersaudara ini
melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 1 Tegal, sebuah SMA yang juga
favorit di kotanya. Setelah tiga tahun menempa pendidikan di SMA, ia lalu
melanjutkan pendidikan jenjang perguruan tinggi di Program Studi Arab,
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.