Anda di halaman 1dari 2

PURA DANG KAHYANGAN TAMAN PULE

Pura Taman Pule merupakan Pura Dang Kahyangan yaitu pura untuk memuliakan
orang suci yang sangat berjasa dalam mengemban serta menyebarkan ajaran dharma. Sejarah
Pura Taman Pule berkaitan erat dengan kedatangan seorang Maharesi ke Bali yaitu Dang
Hyang Nirartha. Sekitar tahun 1464 Masehi Beliau Dang Hyang Nirartha meninggalkan
kerajaan Majapahit. Pada tahun 1489 Masehi Dang Hyang Nirartha yang disertai istri dan
putra-putrinya, mendarat di pantai Purancak, yang dalam hal ini merupakan awal perjalanan
suci Beliau untuk menjadikan pulau Bali sebagai pusat agama dan budaya Hindu. Mulai dari
Purancak Dang Hyang Nirartha mulai menyebarkan ajaran Hindi (Siwa) kepada masyarakat,
yang dimana diabadikan dengan mendirikan sebuah pura yang dinamai Pura Purancak.

Kedatangan Beliau di Bali beritanya tersebar sampai di Desa Mas, Ubud, Gianyar.
Maka Ki Bandesa Mas menjemput Dang Hyang Nirartha ke Desa Gading Wani, untuk
diasramakan di desa Mas. Di Desa Mas, Dang Hyang Nirartha disambut dan diasramakan di
pertamanan beliau Bandesa Mas. Dari desa ini Dang Hyang Nirartha menyebarkan ajaran
Siwa Sidhanta. Ki Bandesa menyerahkan putrinya Ni Ayu Mas agar berkenan dijadikan istri
oleh Dang Hyang Nirartha, dari pernikahan ini melahirkan putra yang bernama Ida Kidul.

Selama Dang Hyang Nirartha menetap di desa Mas sangat aman, damai, seluruh
penduduk tidak ada yang tertimpa bahaya dan penyakit. Pada suatu hari Dang Hyang Nirartha
mengadakan pertemuan dengan Ki Bandesa Mas, tujaun Beliau Dang Hyang Nirartha untuk
mendirikan sebuah pura, dan tujuan ini disetujui oleh Ki Bandesa Mas dengan seluruh rakyat.
Pura ini dinamkan Pura Pule. Beliau Dang Hyang Nirartha memerintahkan kembali agar
membangun taman yaitu disebelah timur Pura Pule supaya ada dipakai untuk bercengkrama.
Seferalah selesai taman itu yang airnya dialirkan dari tamannya Ki Bandesa. Karena Pura
Pule berdekatan dengan taman, maka pura ini dinamakan Pura Taman Pule, yang diplaspas
pada hari Saniscara Kliwon (Tumpek) Kuningan, Tahun Saka 1411. Tahun 1489 Masehi.
Setelah berdiri Parahyangan di Taman Pule, pasraman Beliau Dang Hyang Nirartha dinamai
Griya Taman Pule.

Dalam Purana Pura Taman Pule, disebutkan tentang pendirian Pura Taman Pule
dengan Pura penyandingnya sebagai berikut:

Selama Dang Hyang Nirartha menetap di Desa Mas, sanagat aman damai serta rukun seluruh
wilayah Mas, tidak ada orang berpikiran iri hati atau dengki kepada sesama. Selalu saling
sayang menyayangi, saling tolong menolong, dalam keluarga, sanak saudara serta warga,
tidak ada warga yang kena penyakit berat, tidak ada yang melaksanakan ilmu hitam berupa
Teluh atau Taranjana, tidak ada yang memasang upas atau racun. Tidak ada yang berperilaku
jahat, atau mencuri. Segala yang ditanam tumbuh subur, murah segala yang dibeli. Setiap
rumah pada selamat, serta segala binatang ternak selamat.

Pada hari yang baik, beliau Dang Hyang Nirartha mengadakan sidang untuk
menyatukan pendapat.Dang Hyang Nirartha besabda menyampaikan isi hati terutama
ditujukan kepada Bandesa Mas, dan semua warga yang datang. Pokok pembicaraan Beliau
Dang Hyang Nirartha, Beliau ingin mendirikan Pura, di hulu pasraman Beliau. Supaya ada
sebagai peringatan, penyatuan pikiran Beliau bersama dengan Beliau Bandesa Mas. Sampai
kepada seluruh warga. Supaya ada diwariskan oleh anak cucu atau keturunan, supaya terjalin
hubungan yang erat sampai dikemudian hari. Setelah disampaikan pokok pikiran Beliau Dang
Hyang Nirartha, sangat bahagia disetujui oleh Beliau Bandesa Mas, atas kesepakatan bersama
dengan sujud bakti seluruh warga, sangat menyetujui seperti kehendak Beliau Dang Hyang
Nirartha. Maka segeralah dibangun Pura. Dengan cepat Pura tersebut dibangun di hulu
pasraman Beliau Dang Hyang Nirartha. Lagi Beliau Dang Hyang Nirartha memerintahkan
untuk membuat taman dibawah disebelah timur Pura, supaya ada dipergunakan untuk
bersuci, dan dipergunakan untuk bersenang senang menghibur pikiran. Lalu segeralah
dibangun taman itu, sampai dengan kelangkapan taman seperti telaga. Setelah lengkap selesai
taman dan Pura itu, kemudian segera diupacarai, sesuai dengan tingkatan upacara untuk
sebuah Pura yang utama, yaitu pada hari Saniscara Kliwon (Tumpek) Wuku Kuningan,
Tahun Saka 1411, Tahun 1489 Masehi.

Setelah selesai upacara itu, lalu Beliau Dang Hyang Nirartha bersabda berupa
pemberitahuan, kata Beliau: Ya Pura ini merupakan sesembahan Sang Brahmana, yang diberi
nama Pura Pule, yang berada di Desa Mas, disebelah timur jalan. Karena dikelilingi oleh
pertamanan, itu sebabnya dinamakan Pura Taman Pule. Yang patut disembah disungsung
oleh Beliau Bandesa Mas, dan seluruh keluarganya, sampai pada keturunanya dikemudian
hari. Kalau ada keturunanya yang tidak ingat, lupa menyungsung menyembah di Pura Taman
Pule, semoga yang begitu sampai pada semua keluarganya, tidak mendapatkan kebahagiaan
dan keselamatan, surut dalam keakhliannya, pendek usia, salah tingkah, cekcok dengan
keluarga, hilang ingatan, pertengkaran dengan saudara, selalu mendapat bencana.
Demikianlah isi bhisama Beliau Dang Hyang Nirartha. Lalu Beliau Bandesa Mas
menyampaikan kepada keturunanya semua, perihal isi bhisama Beliau Dang Hyang Nirartha;
Ya nasehat Bapakmu, kepada keturunanku kamu semua, janganlah kamu semua melupakan
pada bhisamanya Beliau Bhatara Dang Hyang Nirartha junjungan kita, kalaulah kamu
menentang pastilah kamu kena kutuk, dikutuk oleh bhisama Beliau Dang Hyang Nirartha.
Selalu engkau mendapat kesengsaraan. Demikianlah bhisama perintahnya Beliau Bandesa
Mas. Setelah berdiri Parhyangan di Taman Pule, Pasraman Beliau Dang Hyang Nirartha lalu
dinamai Griya Taman Pule.

Anda mungkin juga menyukai